Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU HAMIL

DENGAN INTERA UTERINE GROWTH RESTRICTION


(IUGR)

Dosen Pengampu: Suci Utami, S. SiT, M. Pd

Disusun oleh:
1.      Ainan Tajriani Lutfiah (200113001)
2.      Khilyatul Aulia (200113014)
3.      Putri Dewi (200113020)
4. Rendita Widia Sari (200113022)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BREBES
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Intera Uterine
Growth Retriction (IUGR)” dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta
menambah wawasan tentang IUGR pada ibu hamil dari pengertian, klasifikasi, factor
resiko dan penata laksanaannya. Penulisan makalah ini di dasarkan pada data
sekunder dari beberapa informasi baik dari buku maupun internet yang membahas
tentang preeklamsi berat yg terjadi pada ibu hamil.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan
dapat manambah wawasan kita mengenai lebih dalam tentangmasalah IUGR terutama
pada ibu hamil. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Brebes, 06 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4

B. Rumusan masalah............................................................................................................................4

C. Tujuan Umum..................................................................................................................................4

D. Manfaat...........................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

A. Pengertian IUGR..............................................................................................................................5

B. ETOLOGI...........................................................................................................................................6

C. PATOFISIOLOGI................................................................................................................................8

D. TANDA DAN GEJALA............................................................................................................................8

E. DIAGNOSIS.......................................................................................................................................9

F. KOMPLIKASI.....................................................................................................................................9

G. PENATALAKSANAAN.......................................................................................................................10

H. FAKTOR DAN RESIKO......................................................................................................................12

I. PENCEGAHAN................................................................................................................................13

BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................................................14

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................23

A. KESIMPULAN..................................................................................................................................23

B. SARAN............................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................24

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, jumlah anak di dalam satu keluarga dianjurkan untuk tidak melebihi
dua anak untuk menjamin kelangsungan hidup yang optimal, fisik, sosial dan mental bagi
setiap anak yang dilahirkan. Untuk itu secara nasionaldi Indonesia telah sampai pada
gerakan keluarga berencana yang mandiri.
Besarnya angka kelahiran disuatu  negara atau daerah ditentukan oleh budaya, tingkat
pendidikan masyarakatnya, kemajuan memanfaatkan alat kontrasepsi, bagaiman sikap
dan keinginan masyarakat tentang besarnya sebuah keluarga dan adanya gerakan yang
disporposi Pemerintah maupun masyarakat sendiri untuk melaksanakan keluarga
berancana dengan tujuan kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga di masa depan.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan IUGR?
2. Apakah klasifikasi IUGR?
3. Apakah tanda dan gejalaIUGR?
4. Bagaimanakah penatalaksanaan IUGR?
5.  Bagaimana pencegahan IUGR?  

C. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran dan pengetahuan dalam mendeteksi dini serta penanganan
dalam IUGR.

D. Manfaat
1. Bagi institusi
Institusi mampu memberikan pengarahan yang tepat mengenai  IUGR.
2. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan mampu mengetahui tanda-tanda pada persalinan premature dengan
IUGR sehingga dapat mengantisipasi hal tersebut serta penanganannya dan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat.
3. Bagi mahasiswa dapat mengetahui mengenai persalinan premature dengan
IUGR pada bayi baru lahir dan mengetahui cara penatalaksanaannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IUGR
Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau
ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan
berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Menurut Gordon, JO (2005) pertumbuhan janin terhambat-PJT (Intrauterine Growth
Retardation) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering
diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age).
Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya
janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan
yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau
dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu).
IUGR adalah ketidaknormalan pertumbuhan dan perkembangan dari fetus, yang
mana terjadi 3-7% dari persalinan, tergantung pada criteria diagnose yang dipergunakan.
Pertumbuhan fetus yang terhambat beresiko tinggi untuk terjadinya kesakitan dan
kematian. Diperkirakan kematian perinatal 5-10 lebih tinggi pada neonatus yang
mengalami pertumbuhan terhambat dibandingkan dengan yang memiliki ukuran atau
berat badan yang sesuai dengan usia kehamilan.

KLASIFIKASI IUGR

Secara Klinis IUGR dibagi 3, berdasarkan waktu kapan mulai dan berapa lamanya
pengaruh yang menghambat pertumbuhan itu berlangsung.
Type 1. Simetrik IUGR
Type 1 IUGR menunjuk pada bayi dengan potensi penurunan pertumbuhan. Type IUGR
ini dimulai pada gestasi yang lebih awal, dan semua fetus ini menurut perbandingan
SGA.
Type 2. Asimetrik IUGR 
IUGR ini jumlahnya kira-kira 70 % dari semua kasus IUGR. Gangguan pertumbuhan
janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan
janin simetris.  Akibat dari kekurangan nutrisi dan defisiensi plasenta pada trimester

6
kedua dan ketiga kehamilan menyebabkan berbagai macam gangguan maternal yang
meliputi hypoxic, vascular, renal hematologic, dan gangguan kesehatan lingkungannya.

Intermediate IUGR 
IUGR Intermediate menunjuk pada hambatan pertumbuhan yang merupakan kombinasi
Type 1 dan Type 2. Gangguan pertumbuhan pada type ini diperkirakan terjadi selama
fase pertengahan pertumbuhan- pada fase hyperplasia dan hipertropi- yang mana terjadi
pada usia kehamilan 20-28 minggu. Pada fase ini, terjadi penurunan kecepatan mitosis
dan peningkatan yang progesif secara menyeluruh pada ukuran sel. Bentuk IUGR ini
keadannya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan type1 dan 2, diperkirakan sekitar 5-
10%, dari semua hambatan pertumbuhan fetus. Hipertensi kronis, Lupus Nepritis, atau
penyakit vascular ibu yang lainnya, menjadi berat dan jika terjadi lebih awal pada timeser
II akan mengakibatkan Intermediate IUGR dengan pertumbuhan simetrik dan tidak
memberikan efek Brain Sparring.

B. ETOLOGI
1. Faktor Ibu
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium
trophoblas masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi
tanpa hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang
terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam
uterus.
b. Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.
c. Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh
pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin
tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen
bayi kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin
mengalami penurunan berat badan yang signifikan Janin dari wanita yang tinggal
di dataran tinggi biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada mereka.
e. Keadaan gizi
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk
cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang
kurus memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang
gemuk dalam masa kehamilan.
f. Perokok

7
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang
lebih kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir
ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di
dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin.
2) Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan
vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran
darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.

1. Faktor Anak
i. Kelainan congenital
ii. Kelainan genetik
iii. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela,
sitomegalovirus, dan herpes).

Infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan


intrauterine.banyaktipe seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan
intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut laporan bisa
mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan dengan bayi-bayi yang
lahir sebelum terkena infeksi itu.

Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin


tanpa kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan
janin menjadi subnormal atau dismatur.

2. Faktor Plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta
dapat dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta
yang khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya
berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta.
Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi PJT ketidaksesuaian usia
gestasi dengan besar uterus, laju pertumbuhan terhambat, atau pertambahan berat badan

8
ibu yang kurang. Kejadian yang terbukti dengan cara ini hanya 10-25%, sehingga perlu
digabung dengan pemeriksaan dan USG Doppler.

a. Manajemen pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin terhambat lakukan


pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.
b. Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan pengakhiran
kehamilan.
c. Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per abdominam.

C. PATOFISIOLOGI
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblasdipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi
sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan
nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sedbaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi
hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga
terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran
plasenta yang luas.
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada
kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi
yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses
perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.

D. TANDA DAN GEJALA


a. Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4 minggu.
b. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia kehamilan
dari pengukuran TFU sebelumnya.
c. Kekurangan penambahan berat badan ibu.
d.Gerakan janin yang kurang.
e. Kekurangan volume cairan amnion.
f. Lingkaran abdomen kecil (ukuran hepar yang kecil)
g. Tungkai yang kurus (masa otot ↓)
h. Kulit keriput (lemak subkutis ↓)
Bila penyebab PJT asimetrik berlangsung lama maka janin akan kehilangan
kemampuan untuk melakukan kompensasi → terjadi PJT simetrik.

9
Terhentinya pertumbuhan dan perkembangan kepala akan berdampak besar
terhadap proses tumbuh kembang anak nantinya. PJT patut diduga bila ukuran uterus
tidak sesuai dengan usia kehamilan → konfirmasi dengan pemeriksaan ultrasonografi.

E. DIAGNOSIS
1. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada
kehamilan ganda.
2. Tinggi Fundus Uteri
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada kehamilan kecil.
Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis pubis
sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus
uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan
itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan
pertumbuhan
3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka
kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang
tidak normal maka dapat kita sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar
perut kita dapat mendeteksi apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak,
khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar
kepala dengan lingkar perut untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik
yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.

F. KOMPLIKASI
1. Pada janin
a. Antenatal              : gagal nafas dan kematian janin
b. Intranatal               : hipoksia dan asidosis
c.  setelahlahir :
1). Secara Langsung
a.      Asfiksia
b.      Hipoglikemi
c.      Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang
diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. SAM
seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada
keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya
10
oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya
peningkatan aktivitas usus disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka
lepaslah mekonium ke dalam cairan amnion.
a. DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga dikenal sebagai konsumtif
coagulopathy, adalah patologi aktivasi pembekuan (darah), mekanisme yang
terjadi dalam respon terhadap berbagai penyakit.
b. Hipotermi
c. Perdarahan pada paru
d. Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah
merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.
Polisitemia menyebabkan darah menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya
kecepatan aliran darah ketika darah melalui pembuluh yang kecil. Jika
penyakitnya berat, bisa menyebabkan pembentukan bekuan darah di dalam
pembuluh darah. Kulit bayi tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak lemas,
pernafasannya cepat, refleks menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.
e. Hiperviskositas sindrom

Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental.  Kekebalan
dapat terjadi karena volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih kental.
Mata terlihat merah dengan pembuluh darah konjungtiva bertambah. Fundus
refleks berwarna merah tua dan fundus memperlihatkan pengisian pembuluh
darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri dan vena melebar, dismal
peningkatan perkelokan.

f. Gangguan gastrointestinal
2). Tidak langsung

Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat


dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di
mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk
ialah IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.

2. Pada Ibu
a. Preeklampsi
b. Penyakit jantung
c. Malnutrisi

G. PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang
mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah

11
membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah
ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien
PJT dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling efektif
sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya
dan meminimalisasi risiko pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila
kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan

a. Tatalaksana umum :
setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom.  serta infeksi
dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang
baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah
300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi
alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa
kasus IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera
dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah
melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4
minggu.

b. Tatalaksana khusus :
pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya terapi suportif
yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat
maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,penggunaan
narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan.
c. Proses melahirkan :
pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan ketat
selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah
melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan
intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.  
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT
karena  umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi  plasenta yang
diperparah dengan proses melahirkan.
1. Mortalitas dan Morbiditas
Pertumbuhan janin terhambat berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas.
Kematian janin, asfiksia lahir,aspirasi mekonium, serta hipoglikemia janin meningkat,

12
demikian juga prevalensi kelainan perkembangan saraf. Hal ini berlaku baik bagi bayi
aterm maupun prematur.
Pertumbuhan dan perkembangan pascanatal pada janin dengan hambatan
pertumbuhan bergantung pada kausa hambatan, gizi selama masa bayi,dan lingkungan
sosial. Bayi dengan hambatan pertumbuhan akibat faktor konstitusional ibu,
kromosom,virus atau kongenital akan tetap kecil seumur hidupnya. Merka yang
mengalami hambatan pertumbuhan in utero akibat insufisiensi plasenta sering dapat
tumbuh mengejar ketertinggalannya setelah lahir mendekati potensi pertumbuhan
herediternya jika berada di lingkungan yang optimal.

H. FAKTOR DAN RESIKO


1. Ibu yang secara konstitusional kecil

Wanita berpostur kecil biasanya memiliki bayi yang lebih kecil. Tidak jelas
apakah fenomena ibu kecil melahirkan bayi kecil bersifat alami atau karena
lingkungan, tetapi lingkungan yang disedia kan oleh ibu lebih penting dalam
menentukan berat badan lair dari pada konstribusi genetiknya. Pada wanita yang berat
badannya rata-rata atau rendah, kurangnya peningkatan berat selama kehamilan
mungkin berkaitan dengan hambatan pertumbuhan janin. Akan tetapi,jika ibu yang
bersangkutan bertubuh besar dan sehat, pertambahan berat yang kurang dari rata-rata
tanpa penyakit ibu, kecil kemungkinan dengan hambatan pertumbuhan janin yang
signifikan

2. Deprivasi sosial
Efek deprivasi sosial pada berat badan lahir berkaitan dengan efek faktor gaya
hidup yang menyertainya seperti merokok, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, dan
kurang gizi. Wanita yang paling mengalami deprivasi sosial memiliki bayi paling kecil
dan tidak adanya sumber daya psikososial, meningkatkan resiko hambatan
pertumbuhan pada janin.
3. Penyulit Medis pada Ibu
Penyakit vaskular kronis, terutama jika diperberat oleh adanya preeklamsia
sering menyebabkan hambatan pertumbuhan. Preeklamsia itu sendiri juga dapat
menyebabkan kegagalan pertumbuhan janin, terutama jika kehamilannya sebelum 37
minggu. Penyakit ginjal dapat disertai oleh hambatan pertumbuhan janin. Janin dari
wanita yang tinggal didaerah ketinggian biasanya lebih ringan dibandingkan dengan
mereka yang lahir dari ibu yang tinggal didaerah yang lebih rendah. Janin dari wanita
dengan penyakit jantung sianotik sering mengalami hambatan pertumbuhan yang
parah. Pada segian besar kasus, anemia tidak menyebabkan hambatan pertumbuhan.
Pengecualiannya antar lain adalah anemia sel sabit atau anemia herediter lain yang
berkaitan dengan penyakit serius pada ibu.
4. Kelainan plasenta dan tali pusat

13
Sulosio plasenta parsial kronis, infark luas, atau  korioangioma cenderung
menyebabkan hambatan pertumbuhan janin. Insersi marginal tali pusat dan terutama
insersi velamentosa lebih besar kemungkinannya disertai oleh hambatan
pertumbuhan janin.
5. Janin Multipel
Kehamilan dengan dua atau lebih janin lebih besar kemungkinannya
mengalami penyulit hambatan pertumbuhan satu atau lebih janin dibandingkan
dengan kehamilan tunggal. Memang, hambatan pertumbuahn dilaporkan terjadi pada
10 sampai 15 persen janin kembar.
6. Kehamilan ekstrauterus
Janin yang tumbuh diluar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.
Malformasi uterus ibu juga diaporkan berkaitan dengan gangguan pertumbuhan
janin.

I. PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor
seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi
yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari
dokternya; makan makanan yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan
menggunakan narkotik; mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur
yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik
dikonsumsi. 
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu
hamil sebagai berikut :
a.       Usahakan hidup sehat.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa
ditambah ekstra 300 kalori/hari.
b.      Hindari stress selama kehamilan.
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
c.       Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan.
2.  Olah raga teratur.
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi
keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6. Periksakan kehamilan secara rutin.
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu
dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui sedini
mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sampai
dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari minggu ke 28-36, pemeriksaan
dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1
minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan,
14
semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi, pemeriksaan harus
dilakukan lebih sering seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Kasus
Seorang Ny.Humur 23 tahun G1P0A0Ah0 umur kehamilan 32 minggu, datang ke RB Suka
Cita Cinta mengeluh tidak nafsu makan dan gerakan janinnya berkurang, tidak seperti
biasanya.berdasarkan hasil pemeriksaan: TFU 26 cm, BB ibu hanya naik 5kg dari awal
kehamilan, KU ibu baik dan pemeriksaan penunjang : hasil USG: IUGR.

2. Asuhan Kebidanan   

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS


Ny.H UMUR 23 TAHUN G1P0A0Ah0 UMUR KEHAMILAN 32 MINGGU
DI RB SUKA CITA CINTA, SLEMAN, YOGYAKARTA

No.Register                                                     : 10096
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul            : 25-09-2012/09.00 WIB
Dirawat di ruang                                             : periksa

I.PENGKAJIAN, Tanggal/Pukul :25-09-2012/09.00 WIB        Oleh : Bidan M

A. Biodata
1.Nama Klien : Ny.H Nama Suami : Tn. T
2.Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
3.Suku/ Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/ Kebangsaan : Jawa/Indonesia

15
4.Agama : Islam Agama : Islam
5.Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6.Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
7.Alamat : Lumbungrejo Alamat : Lumbunggrejo

B. Data Subyektif

1.      Alasan  datang / di rawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan pergerakan janinnya berkurang dan tidak nafsu makan.

3.       Riwayat menstruasi
Menarche              : 13tahun                                Siklus              : 28 hari
Lama                     : 6 hari                                     Teratur            : ya
Sifat darah             : cair                                       Keluhan           : tidak ada
4.      Riwayat perkawinan
Status perkawinan  : sah                                 Menikah ke      :1
Lama                      :1 tahun                           usia menikah pertama kali : 22

5.      Riwayat obstetrik  : G1P0A0Ah0


Hami Persalinan nifas
Tangga Umur Jenis Komplikas J BB laktas komplikas
ke l kehamila persalina i lahi i
n n
Hami - - - - - - - -

6.      Riwayat kontrasepsi yang digunakan


No Jenis Pasang Lepas
Kontrasepsi
tanggal Oleh Tempat keluhan tanggal Oleh Tempat alasan

1. Belum - - - - - - - -
pen

16
ah
me
mak
ai
kont
rase
psi
7.   Riwayat kehamilan sekarang
a.       HPM    : 13 Februari 2012                          HPL    : 20 November 2012
b.      ANC pertama umur kehamilan  :   10  minggu
c.       Kunjungan ANC

Trimester I
Frekuensi     : 1x
Keluhan       : mual muntah sering
Komplikasi : tidak ada
Terapi          : Tablet Fe dan B6
Trimester II
Frekuensi    :           -
Keluhan      :           -
Komlikasi   :           -
Terapi           :        -
Trimester III
Frekuensi     :         -
Keluhan        :        -
Komplikasi   :         -
Terapi           :        -
d. Imunisasi TT :   1  kali
TT 1 : TT caten
TT 2 :         -
TT 3 :         -
TT 4 :         -
TT 5 :         -
e.Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya berkurang ± 8x dalam sehari.

8.   Riwayat kesehatan
17
  a.  Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)
-          Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis
B,TBC
-          Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi,
-          Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-
paru
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
-          Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-          Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan
Hipertensi
-          Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung,
ginjal, paru-paru.
c.       Riwayat keturunan kembar
-          Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar

d.      Riwayat operasi
-          Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun seperti seksio sesaria.
e.       Riwayat alergi obat
-          Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun seperti amoxicillin.

9. Pola pemenuhan kebutuhan


Sebelum hamil                                                                   saat hamil
a.  Nutrisi
Makan
Frekuensi         : 3 x sehari                                           2 x sehari        
Jenis                : nasi,lauk,sayur                                    nasi,lauk, sayur
Porsi                : 1 piring                                               ½ - 1 piring
Keluhan           : tidak ada                                            tidak nafsu makan
Pantangan       : tidak ada                                            tidak ada
Minum
Frekuensi         : 5 kali sehari                                       7 kali sehari
Jenis                : air putih,teh                                        air putih,teh, susu
Porsi                : 1 gelas                                                1 gelas
Keluhan           : tidak ada                                            cepat haus
Pantangan       : tidak ada                                            tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi         2 xsehari                                              1xsehari
Warna              : kuning                                               kuning
Konsistensi      : lembek                                               lembek
18
Keluhan           : tidak ada                                            tidak ada

BAK
Frekuensi         : 6xsehari                                              8-9 xsehari
Warna              : kuning                                                kuning,jernih
Konsistensi      : cair                                                    cair
Keluhan           :tidak ada                                             tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang     
Lama               : 1-2 jam                                              lama                 : 1  jam
Keluhan           : tidak ada                                           keluhan            : tidak ada                  
Tidur malam
Lama               : 8  jam                                                         7 jam              
Keluhan           : tidak ada                                           tidak ada

d. Personal hygiene                                                        
Mandi              : 2        x/hari                                       2          x/hari                          
Ganti pakaian  : 3        x/hari                                       3          x/hari
Gosok gigi       : 3        x/hari                                       3          x/hari
Keramas          : 3        x/minggu                                  3          x/minggu

e. Pola seksualitas
Frekuensi: 3     x/ minggu                                             2          x/ minggu
Keluhan: tidak ada                                                   tidak ada
f. Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu,
memasak dan tidak melukukan aktifitas lain seperti berolahraga.
10.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang mengganggu
kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
11.  Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran,dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan
bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga.
-          Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan menginginkan kehamilan ini
-          Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
-          Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
-          Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
-          Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah
19
-          Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
-          Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari
12.  Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan sebelumnya,
tetapi ibu belum mengetahui tentang persalinan dan nifas.
13.  Lingkungan yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-          Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan nyaman
-          Ibu mengatakan memelihara binatang seperti kucing di dalam rumah.

3. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
             Keadaan umum           : baik
Kesadaran                   : composmentis
Status emosional         : stabil
Tanda vital
Tekanan darah             :120/90 mmHg                        Nadi    :80x/menit
Pernafasan                   :20 x/menit                              Suhu    :37 oC
BB sebelum hamil       : 45 kg                                     TB       :155cm
BB saat hamil              : 51 kg
2. Pemeriksaan Fisik
             Kepala            :mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri tekan,
Wajah              :terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
Mata                :tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva merah muda
Hidung             :hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut               :bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga  :simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher               :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,dan
vena  jugularis
Dada                : datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara         :simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi ,tidak
ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran kolostrum.
Abdomen        : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I        :TFU 3 jari diatas pusat. Pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II       :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan lemah(ekstremitas)
                        Pada perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)
Leopold III     : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, melenting(kepala)
20
Leopold IV     : kedua tangan bertemu/ konvergen(bagian terendah janin belum masuk panggul)
Osborn test      : tidak dilakukan Pemeriksaan Mc. Donald
TFU                 : 26      cm                   TBJ      : (26-12)x 155= 2170 gram Auskultasi
Djj                   :100     x/menit
Ekstremitas Atas         : simetris, jumlah jari lengkap,tidak ada odema. LILA :22 cm
Ekstremitas Bawah     : simetris,jumlah jari lengkap, tidak ada odema, tidak ada varises.
Genitalia Luar    : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul  :tidak dilakukan
(bila perlu)

3. Pemeriksaan Penunjang      
  Tanggal:25-09-12         pukul: 09.20 WIB
USG, hasilnya IUGR
4. Data Penunjang
Tidak ada

4. INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.H G1P0A0Ah0  hamil 32 minggu umur 23 tahun janin tunggal  hidup intra uteri
preskep,puka dengan IUGR ( Intera Uterine Growth Restriction).
Ds:
-          Ibu mengatakan usianya 23 tahun
-          Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus
-          Ibu mengatakan tidak nafsu makan
-          Ibu mengatakan pergerakan janinnya melemah

Do:
Keadaan umum           : baik
Kesadaran                   : composmentis
Status emosional         : stabil\
Tanda vital
Tekanan darah             :120/90 mmHg            Nadi    :80 x/menit
Pernafasan                   :20 x/menit                  Suhu    :37 oC
BB sebelum hamil       :45 kg                          TB       :155 cm
BB saat hamil              : 51 kg                         TFU     : 26 cm           
Hasil USG                   : IUGR           
Palpasi Leopold
21
Leopold I        : kepala                                   
Leopold II       : bagian kanan perut ibu (punggung)
                         Bangian kiri perut ibu (ekstremitas)
Leopold III     : Bokong
Leopold IV     : bagian terendah janin belum masuk panggul.

B.     Masalah
Ibu mengatakan cemas terhadap kondisi janinnya.
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan nafsu maknnya berkurang dan derakan janinnya melemah.
Do: ibu tampak lemah.

5. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL


       Gawat janin

6. TINDAKAN SEGERA
A.    Mandiri
Tidak ada
B.     Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan dokter specialis obstetric ginekologi dan ahli gizi.,
C.     Merujuk
Tidak ada

7. PERENCANAAN             
Tanggal:25-09-2012                pukul: 09.35    WIB
1.      Beritahu ibu hasil pemeriksaannya.
2.      Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan.
3.      Anjurkan ibu untuk menjaga jarak dengan hewan peliharaan.
4.      Ingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
5.      Ingatkan ibu tentang pola aktifitas dan kebutuhan istirahat.
6.      Ingatkan ibu tentang personal hygiene.
7.      Anjurkan ibu kunjungan ulang.

8. PELAKSANAAN          
 Tanggal: 25-09-2012               pukul: 09.45    WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya yaitu TD: 120/90 mmHg, N: 80x/menit, R: 20
x/menit, S: 370 C, BB: 51 kg, TFU : 26 cm.
22
2.  Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu tidak nafsu makan. Pada
kehamilan lanjut/TM III biasanya ibu mengalami tidak nafsu makan hal ini dapat
disebabkan karena masalah psikologis dari ibu, karena kehamilan ibu sudah mendekati
proses persalinan.  Keluhan yang dirasakan ibu dapat juga terjadi karena pada TM III
penyerapan makanan pada usus juga berkurang, sehingga ibu bermasalah pada BAB,
yang menyebabkan perut ibu terasa penuh dan ibu tidak nafsu makan. Ibu juga mengeluh
gerakan janin ibu berkurang hal ini disebabkan bisa karena pemenuhan nutrisi pada janin
ibu terganggu, karena porsi makan ibu berkurang dan ibu jarang makan.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga jarak dengan hewan peliharaan di dalam rumah, karena
hewan peliharaan ibu (kucing) dapat menyebabkan TORCH dan dapat menyebabkan
kecacatan bawaan pada janin ibu, hal ini didapatkan dari kotoran kucing yang mencemari
lingkungan rumah.
4. Mengingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada kehamilan yaitu menu seimbang, dapat
didapatkan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, dapat didapkan
dari daging, telur,kacang-kacangan. Karbohidrat, dapat didapatkan dari nasi, gandum.
Vitamin,didapatkan dari buah-buahan yang segar dan sayuran segar.Ibu juga memenuhi
kebutuhan cairan dengan minum minimal 8 gelas dan bila perlu susu satu gelas.
Sebaiknya ibu memenuhi kebutuhan kalori selama kehamilan dengan cara makan
makanan selingan di sela-sela waktu makan pagi-siang dan siang-malam. Ibu juga
diharapkan makan makanan yang manis supaya pada saat janin ibu lahir tidak berat bayi
lahir rendah (BBLR).
5. Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas dan kebutuhan istirahat yaitu ibu boleh
melakukan pekerjaan yang tidak memberatkan serta membuat ibu kelelahan, ibu
disarankan untuk tidak mengangkat barang yang berat-berat, serta ibu memenuhi
kebutuhan istirahat yaitu tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam per hari.
6. Mengingatkan ibu tentang personal hygiene yaitu selama kehamilan sebaiknya ibu menjaga
personal hygiene yaitu dengan mandi 2x dalam sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x/minggu,
ganti pakaian 2x/hari, dang ganti pakaian dalam minimal 3x dan selesai BAB/BAK, serta saat
lembab.
7.  Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua minggi/ saat ibu ada keluhan.

9. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya.
2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang ibu rasakan dan ibu bersedia mengikuti saran
bidan untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
3. Ibu bersedia menjaga jarak dengan hewan peliharaannya dirumah.
4. Ibu sudah mengetahui tentang kebutuhan nutrisi, cairan dan kebutuhan kalori dan ibu
bersedia memenuhinya.
5. Ibu sudah mengetahui tentang pola aktifitas dan istirahat pada ibu hamil.
6. Ibu sudah mengetahui tentang kebutuhan diri/ personal hygiene dan akan menerapkannya
dirumah.
23
7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dua minggu/ saat ada keluhan.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan
berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Penyebab pertumbuhan terhambat ini dapat dilihat dari penyebab ibu, janin dan plasenta.
Untuk penanganannya dapat dilakukan langkah pertama dalam menangani PJT adalah
mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.
Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil
tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin
pada pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.

B. SARAN
Agar dapat mengurangi angka kejadian IUGR, disaran kepada setiap ibu hamil agar lebih
memperhatikan kehamilannya, terutama pada asupan gizinya, istirahat yang cukup seperti
berbaring miring, dll.

24
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC

Prawiroharjo, Sarwono.2003. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC

Pranoto, Ibnu dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

http://khanzima.wordpress.com/2011/03/10/asuhan-kebidanan-kehamilan-dengan-iugr/

http://windakusumawardini.blogspot.com/2012/04/manajemen-asuhan-kebidanan-pada-iugr.html

25
26

Anda mungkin juga menyukai