Anda di halaman 1dari 18

MODUL XIX

TUMBUH KEMBANG, GERIATRI DAN DEGENERATIF

SKENARIO I
GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN

DISUSUN OLEH :
SGD 7

NURJANNAH BR RITONGA
71190811062

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr,Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Janin”
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kaliat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamua’alaikum Wr.Wb

Medan, 07 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan Pembelajaran..............................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 IUGR .....................................................................................................3

2.1.1. Defenisi .......................................................................................3

2.1.2. Etiologi ........................................................................................3

2.1.3. Klasifikasi ....................................................................................4

2.1.4. Pemeriksaan Penunjang Kehamilan ............................................5

2.1.5. Pencegahan ..................................................................................7

2.1.6 Penatalaksanaan ..........................................................................8

2.2 Tipe Abnormalitas Pada Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan


Janin ....................................................................................................12

2.3 Pemeriksaan Dan Diagnosis Pada Gangguan Pertumbuhan Dan


Perkembangan Janin ............................................................................14

BAB III. PENUTUP


3.1. kesimpulan .........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah
Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data World Health Organization (WHO)
AKB di dunia terus meningkat mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
2015 (WHO, 2017). Sedangkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2015 menyebutkan AKB di Indonesia adalah 22,23 per 1000 kelahiran hidup.
Walaupun mendekati target Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia
yaitu pada tahun 2015 terjadi penurunan AKB sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup,
tetapi angka tersebut masih tergolong tinggi. (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016).
Penyebab utama tingginya angka kematian bayi ini, khususnya pada masa
perinatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang terlahir dengan
BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang berat
badan lahirnya diatas 2500 gram (Pantiawati dalam Trihardiani I dan Puruhita N,
2011).
BBLR berkontribusi 60-80% dalam kematian neonatal. Prevalensi global dari
BBLR adalah 15,5%, sekitar 20 juta bayi BBLR lahir per tahunnya dan 96,5 % dari
mereka berasal dari negara berkembang (WHO, 2017). Presentase BBLR untuk
provinsi Sumatera Barat adalah 11 % dan di kota Padang angka kejadian
BBLR adalah sebesar 1,74% (297 bayi). Jumlah ini meningkat dari tahun
sebelumnya yaitu 1% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2015) di negara
berkembang, BBLR terutama disebabkan oleh hambatan pertumbuhan janin atau
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) karena kekurangan gizi selama kehamilan
(Gibney et al, 2009). IUGR adalah salah satu penyebab terjadinya kesakitan dan
kematian perinatal (Visnjevac et al, 2011). Prevalensi kejadian IUGR di negara
berkembang 40 % lebih tinggi dari negara maju. IUGR memberikan efek jangka
pendek berupa peningkatan resiko kematian janin, neonatus dan bayi, gangguan
pertumbuhan setelah lahir, gangguan fungsi kekebalan dan perkembangan
intelektual (Fall et al, 2003).
1
1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungannya dengan berkurangnya berat badan ibu dengan


pertumbuhan dan perkembangan pada janin?

2. Mengapa dokter memutuskan untuk persalinan segera ?

3. Apa yang menyebabkan ibu mengalami perdarahan setelah persalinan ?

4. Mengapa sejak hamil mudah merasakan lelah setelah melakukan aktivitas


sehari=hari dan kadang -kadang pitam?

5. Apakah TFU 28 normal sesuai dengan umur kehamilan pada ibu tersebut?

6. Apa yang menyebabkan pertumbuhan pada bayi <5 persentil?

1.3 Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan :

1. IUGR

2. Tipe abnormalitas pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin

2
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. IUGR ( Intra Uterine Growth Restriction)


2.1.1.Defenisi
IUGR ( Intra Uterine Growth Restriction) adalah suatu diagnosis bahwa janin
memiliki berat badan kurang dari persentil ke-10 pada usia kehamilannya. IUGR
mengacu pada penyimpangan dan penurunan pertumbuhan janin yang diharapkan
(UCSF Children’s Hospital, 2004).
Kriteria IUGR
1. TFU 3 cm atau lebih dibawah normal
2. Pertambahan berat badan < 5 kg pada UK 24 minggu atau < 8
kg pada UK 32 minggu (untuk ibu dengan BMI < 30)
3. Estimasi berat janin < 10 persentil
4. HC/AC > 1
5. AFI 5 cm atau kurang 6.
6. Sebelum UK 34 minggu plasenta grade 3
7. Ibu merasa gerakan janin berkurang

2.1.2. Etiologi
Menurut Harper,T (2004) penyebab terjadinya IUGR terbagi pada tiga kategori
mayor yaitu pengaruh dari maternal, janin dan plasenta :

a.Faktor maternal
1) Hipertensi dan penyakit vaskuler (hipertensi gestasional, autoimun).
2) Diabetes Miletus
3) Infeksi HIV, TORCH dan Syphilis.
4) Hipoksemia maternal (penyakit pulmonal, penyakit jantung sianotik, anemia
berat).
5) Malformasi uterine atau fibroid.
6) Thrombofilia (sindrom antifosfolipid).
7) Malnutrisi
8) Variasi sosiodemografi

3
9) Merokok dan narkotika.
10)Wanita dengan pertumbuhan terhambat, mempunyai Riwayat kehamilan IUGR.

b. Faktor janin
1) Kelainan bawaan (termasuk mereka dengan infeksi maternal).
2) Kelainan kromosom (contoh Sindrom Turner dan Sindrom Down), kelainan
genetik lainnya yang tidak disebabkan oleh masalah kromosom adalah seperti
Sindrom Russell-Silver, pertumbuhan tulang skeletal abnormal dan beberapa
sindrom lain.
3) Sindrom transfusi kembar ke kembar.
4) Gestasi multiple

c. Faktor plasenta
1) Plasenta infark.
2) Trombosis pada pembuluh darah janin.
3) Gangguan kronis prematur.
4) Vili plasenta oedema.
5) Anomali cord.

2.1.3. klasifikasi
Menurut Sastrawinata (2004) klasifikasi IUGR dibagi menjadi 3:
a. IUGR tipe I atau tipe Simetrik
Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi tubuh janin untuk
memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom
atau infeksi janin.

b. IUGR tipe II atau tipe Asimetrik


Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk
memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi pada kehamilan disertai
dengan insufisiensi plasenta.

c. IUGR tipe III atau diantara kedua tipe tersebut


Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara
gangguan hiperplasi dan hipertrofi sel, misalnya pada malnutrisi ibu,

3
kecanduan obat atau keracunan.

2.1.4. Pemeriksaan Penunjang Kehamilan


Tanda Pasti
1)  Fetal elektrocardiograph UK 12 minggu
2)  Sistem Doppler UK 12 minggu
3)  Stetoskop Laennec UK 18 minggu
Pemeriksaan Penunjang IUGR:
Skrinning
Suspek PJT menurut POGI (2011), yaitu:
a. TFU 3 cm atau lebih dibawah normal
b. Pertambahan berat badan < 5 kg pada UK 24 minggu atau < 8 kg pada UK
32 minggu (untuk ibu dengan BMI < 30)
c. Estimasi berat janin < 10 persentil
d. HC/AC > 1
e. AFI 5 cm atau kurang 6.
f. Sebelum UK 34 minggu plasenta grade 3
g. Ibu merasa gerakan janin berkurang

Menurut POGI (2011) dan Harkness (2004)


a. Pengukuran Ultrasonographic (USG)

menentukan etiologi, derajat beratnya PJT, prognosis janin, jenis kelamin dan waktu
tindakan yang harus diambil.

3
b. Non Stres Test (NST)

memantau detak jantung janin dalam merespons gerakan.dilakukan setiap minggu, dua
kali perminggu atau setiap hari, tergantung berat ringannya Pertumbuhan Janin
terhambat (PJT).

2.1.5. Pencegahan
Pencegahan untuk IUGR setiap ibu hamil sebagai berikut :
a. Usahakan hidup sehat
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa
ditambah ekstra 300 kalori/hari.
b. Hindari stress selama kehamilan
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
c. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan. Setiap akan
mengkonsumsi obat, harus dengan resep dokter kandungan.
d. Olah raga teratur
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi
keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
e. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
f. Periksakan kehamilan secara rutin sesuai dengan usia kehamilan atau sesuai anjuran
dokter /bidan.

3
2.1.6. Penatalaksaan

3
2.2. Tipe Abnormalitas Pada Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan
Janin
Pertumbuhan janin terhambat dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu
(Himpunan Fetomaternal POGI, 2006) :
1) Tipe Simetris
Gambaran pertumbuhan janin berupa pengurangan ukuran organ-organ
janin yang sifatnya menyeluruh, ukuran badannya secara proporsional kecil,
gangguan pertumbuhan janin terjadi sebelum umur kehamilan 20 minggu,
sering disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi.
Jika faktor yang menghambat pertumbuhan terjadi pada awal kehamilan,
saat hiperplasia (biasanya karena kelainan kromosom atau infeksi), akan
menyebabkan PJT simetris. Jumlah sel berkurang dan secara permanen akan
menghambat pertumbuhan janin dan prognosisnya jelek. Penampilan klinis
proporsinya tampak normal karena berat dan panjangnya sama-sama
terganggu, sehingga ponderal indeksnya normal.
2) Tipe Asimetris
Gangguan pertumbuhan janin terjadi pada kehamilan trimester III, ukuran
badannya tidak proporsional, sering disebabkan oleh insufisiensi plasenta. Jika
faktor yang menghambat pertumbuhan terjadi pada saat kehamilan lanjut, saat
hipertrofi (biasanya gangguan fungsi plasenta, misalnya preeklamsia), akan
menyebabkan ukuran selnya berkurang dan menyebabkan PJT yang asimetris
yang prognosisnya lebih baik. Lingkaran perutnya kecil,
2.3. Pemeriksaan Dan Diagnosis Pada Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan
Janin

2.3.1. Internal Electronic Fetal Monitoring


Pemeriksaan denyut jantung janin ini dilakukan langsung dari kulit kepala
janin. Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit ketuban.
Hasilnya berupa grafik gambar EKG (elektrokardiografi) berupa gelombang P,
QRS, dan T. Dari grafik ini dapat dilhat kondisi denyut jantung janin normal atau
abnormal.
2.3.2 Internal Electronic Contraction Monitoring
Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit
ketuban.Pemeriksaan tekanan intra uterin langsung didalam ketuban. Teknologi ini

3
digunakan apabila dokter tidak mendapatkan bacaan yang baik dari pemeriksaan
eksternal electronic monitoring biasa dikenal dengan Non Stress Test. Dokter akan
memasang elektroda kebagian tubuh bayi yang paling dekat dengan pembukaan
serviks biasanya adalah kepala bayi. Dokter juga menyisipkan kateter tekanan
kedalam rahim untuk memantau kontraksi.
2.3.3 Non Stress Test
Pemeriksaan Non Stress Test (NST). NST adalah cara pemeriksaan janin
dengan menggunakan kardiotokografi (CTG). Merupakan tindakan non-invasif.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat interaksi antara perubahan denyut jantung
dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan
maupun persalinan. Pemeriksaan frekuensi denyut nadi melalui Doppler
ultrasound, bersamaan dengan tekanan otot rahim.
2.3.4 Auskultasi
Untuk teknologi auskultasi digunakan untuk pemeriksaan frekuensi denyut
jantung janin bisa menggunakan stetoskop manual ataupun stetoskop digital.
Stetoskop manual ada 2 tipe yang biasa digunakan untuk pemeriksaan janin yaitu
stetoskop pinard dan fetoscope [6], sedangkan untuk stetoskop digital akan
menghasilkan yang dinamakan fPCG.
2.3.5 Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki
frekuensi yang tinggi (250 kHz 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan
dalam layar monitor [9].Pemantauan menggunakan USG ini dapat dilakukan pada
kehamilan 12 minggu. Tetapi pemantauan menggunakan USG ini disarankan untuk
tidak dilakukan seringkali. Biasanya dianjurkan pada awal kehamilan dan akhir
kehamilan.

1) USG 2 Dimensi
a. Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang).
Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2) USG 3 Dimensi
a. Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam

3
hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi
yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya
yang diputar).
3) USG Doppler
a. USG Doppler atau Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi
detak jantung janin di dalam kandungan sang ibu. Gunanya untuk memeriksa
apakah sang janin tumbuh dengan normal, dengan ditandai adanya denyut
jantungnya. Umumnya teknik yang digunakan untuk deteksi detak jantung janin
adalah dengan ultrasound (frekuensi 2 MHz).Pemeriksaan menggunakan USG
Doppler ini dapat dilakukan pada usia kehamilan 12 minggu.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara
kemudian gelombang mekanik ini diubah mejadi impuls pulsa listrik dan
diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran (Gabriel, 1988).
Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia
menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut
akan di analisa dan di intrepretasikan.
Telinga manusia terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam).
Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga
dalam yang berisi cairan, mengamplifikasi energi suara dalam proses ini. Telinga
dalam berisi dua sistem sensorik: koklea, yang mengandung reseptor untuk
mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga kita dapat mendengar,
dan aparatus vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan (Sherwood L,
2014).
Tekanan di dalam telinga akan menyesuaikan dengan tekanan di dunia luar
melalui saluran yang terhubung dengan hidung (tuba Eeustachius). Bila tuba
Eustachius tersumbat, misalnya ketika sedang pilek atau mengalami otitis media,
risiko terjadinya barotrauma akan meningkat.

3
DAFTAR PUSTAKA

1. Suhag A, Berghella V, ”Intrauterine growth restriction (IUGR): etiology


and diagnosis”,Current Obstetrics and Gynecology Reports.
2013;2(2):102.
2. 2. Lausman A, McCarthy FP, Walker M, Kingdom J. “Screening,
diagnosis, and management of intrauterine growth restriction”, Journal of
Obstetrics and Gynaecology Canada. 2012;34(1):17.
3. 3. Departemen Kesehatan. “Upaya Percepatan Penurunan Angka
Kematian Ibu”, [Internet]. 2018 [cited 2018 Nov 8]. Available from:
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/201
3/01 /Factsheet_Upaya-PP-AKI.pd.
4. 4. Suyitno, H, dan Narendra, M. B. 2003. Pertumbuhan Fisik Anak.
Jakarta: EGC.
5. 5. Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta:
EGC.Riyadi, S.R. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. 2 ed.
Surabaya: Lakesla; 2016.

3
Lembar Penilaian Makalah

NO BAGIAN YANG DINILAI SKOR NILAI


1. Ada Makalah 60

2. Kesesuaian dengan LO 0-10

3. Tata cara penulisan 0-10

4. Pembahasan materi 0-10

5. Cover dan penjilidan 0-10

Total :

NB :

LO = Learning Objective

Medan, 07 Maret 2022

Dinilai oleh:

Tutor

dr. Efriyandi, M.Ked. (Paru), Sp.P (K)

Anda mungkin juga menyukai