Anda di halaman 1dari 31

Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) Dengan Siklus mentruasi pada remaja

PROPOSAL SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

Neng Sri Krismayanti


6221543

FAKULTAS KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “ HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)
DENGAN SIKLUS MENTRUASI PADA REMAJA”
Proposal penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
mahasiswa Program Studi S 1 Kebidana alih jenjang dalam Tugas Akhir.
Proposal penelitian ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dosen pembimbing utama dan pembimbing penunjang
2. Orang tua yang sudah mendukung
3. Teman- teman seperjuangan
Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya
Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca
sekalian.

Sagaranten, juli 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................1
1.2 IDENTIFIKASI MASLAH .............................................................2
1.3 RUMUSAN MASALAH.................................................................2
1.4 TUJUAN PENELITIAN .................................................................2
1.5 MANFAAT PENELITIAN .............................................................3
BAB II TNJAUAN TEORI
2.1 MENSTRUASI .............................................................................4
2.1.1. PENGERTIAN ...................................................................4
2.1.2 SIKLUS MENSTRUASI .....................................................4
2.1.3 FASE MENSTRUASI .........................................................5
2.1.4 KELAINAN PADA SIKLUS MENSTRUASI ...................7
2.1.5 PENYEBAB GANGGUAN PADA SIKLUS
MENSTRUASI .............................................................................8
2.1.6 FAKTOR RESIKO GANGGUAN MENSTRUASI ...........9
2.2 INDEK MASA TUBUH ..............................................................12
2.2.1 PENGERTIAN ....................................................................12
2.2.2CARA MENGUKUR INDEKS MASA TUBUH ................12
2.3 KERANGKA TEORI ...................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RENCANA PENELITIAN............................................................15
3.2 KERANGKA KONSEP................................................................15
3.3 DEVINISI OPRASIONAL ...........................................................15
3.4 POPULASI DAN SAMPEL .........................................................16
3.5 TEJNIK PENGAMBILAN DATA DAN PROSEDUR
PENELITIAN ...............................................................................17
3.6 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ......................18
3.7 LOKASI PENELITIAN ...............................................................18
3.8 WAKTU PENELITIAN ...............................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL

TABEL 2.2 INDEKS MASA TUBUH REMAJA ...........................................12


TABEL 3.3 DEFINISI OPRASIONAL ...........................................................14
LITERATUR RIVIEW.....................................................................................21

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk yang
memiliki rentang usia 10-19 tahun, di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun
dan menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) dalam Adjie
(2013) remaja memiliki rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah.
Menurut WHO tahun 2014 dalam Kemenkes RI (2015), kelompok remaja di
dunia diperkirakan berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia.
Sensus Penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 dalam Kemenkes RI (2015),
jumlah kelompok remaja usia 10-19 tahun di Indonesia sebanyak 43,5 juta atau
sekitar 18% jumlah penduduk.
Menstruasi yaitu tahap yang terjadi secara alami pada seorang wanita.
Menstruasi dapat diartikan sebagai keluarnya darah secara teratur dari Rahim
setiap bualannya dan sebagai pertanda organ kandungan seseorang sudah
berfungsi dengan baik atau sudah siap untuk bereproduksi. Umumnya, para
wanita yang s edang menstruasi untuk yang pertama kali (menarche) aialah
pada umur 12-16 tahun. Siklus menstruasi yang normal akan terjadi setiap 22
sampai 35 hari dengan lamanya menstruasi kira kira selama 2 sampai 7 hari
(Kusmiran, 2012).
Remaja putri sering mengalami gangguan menstruasi terutama pada tahun
pertama setelah menarche.Gangguan terbanyak berupa keterlambatan siklus
menstruasi (80%).Faktor risiko gangguan siklus menstruasi adalah hormonal,
status gizi, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tingkat stres.
Penelitian dari Yuliati Amperaningsih dan Nurul Fathia pada tahun 2018
mengatakan bahwa Hasil penelitian dari 62 orang responden, diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki status gizi normal yaitu 38 responden
(61,3%) dan mengalami siklus menstruasi teratur sebanyak 39 responden
(62,9%). Hasil uji statistik Chi Square dengan derajat kepercayaan (CI) 95%

1
dan nilai α (0,05) didapatkan hasil perhitungan ρ value (0,01) < α (0,05) yang
menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara status gizi dengan siklus
menstruasi pada remaja di Bandar Lampung.
Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi
reproduksi (Noviana,2016). Kekurangan nutrisi sampai terjadi berat badan
rendah ataupun malnutrisi dapat menyebabkan terjadinya perubahan hormonal
berupa gangguan siklus ovulasi, hal ini yang dapat memicu terganggunya
fertilita (Purwitasari dan Maryanti, 2011). Hollingworth (2012) menyatakan
bahwa 22% berat badan perempuan harus tersusun atas lemak untuk menjamin
lancarnya siklus ovulasi.
Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang
anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian
ternyata wanita gemuk mempunyai resiko tinggi terhadap ovulasi infertile, dan
fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjadi tidak subur (Noviana,2016). Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Primastuti di Surakarta pada
tahun 2012 yang berjudul “Hubungan obesitas dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi” yaitu terdapat hubungan signifikan antara obesitas dan siklus
menstruasi pada wanita usia subur. Dan obesitas meningkatkan factor resiko
dari ketidakteraturan siklus menstruasi hingga 3,5 kali lipat.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
“Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri”
mengingat status gizi merupakan masalah global yang memberikan berbagai dampak
bagi kesehatan manusia, terutama bagi kesehatan reproduksi wanita.
1.3 RUMUSAN MASALAH

Adakah hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi pada
Remaja Putri ?

1.4 TUJUAN PENELITIAN


1.4.1 Tujuan Umum

2
Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja

1.4.2 Tujuan Khusus


1.4.2.1 Untuk mengetahui gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) Remaja
Putri
1.4.2.2 Untuk mengetahui gambaran siklus menstruasi remaja putri

1.5 MANFAAT PENELITIAN


1.5.1 Manfaat Teoritis
Memperkaya ilmu pengetahuan khususnya tentang hubungan Indeks Massa
Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi pada remaja putri.
1.5.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Di masyarakat umum
Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada
remaja putri mengenai hubungan IMT dengan siklus menstruasi
sehingga lebih memperhatikan status gizinya.
1.5.2.2 Di bidang pengembangan penelitian
Memberikan data bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai
hubungan IMT dengan siklus menstruasi pada remaja
putri.Menganalisis hubungan IMT dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mentruasi
2.1.1. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari
uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Proverawati dan Misaroh , 2016). Ditambahkan oleh Irianto (2014),
menstruasi atau haid merupakan perdarahan yang terjadi akibat
luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak
mengandung pembuluh darah. Kus m iran (2013) menyatakan bahwa
menstruasi merupakan tanda bahwa organ kandungan reproduks i
sudah matang.
Dalam keadaan normal, setiap bulan seorang wanita yang telah
memasuki usia subur akan melepaskan satu sel telur (ovum). Ovum
akan dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Ovum
yang dilepaskan tersebut akan berjalan masuk ke dalam rahim
melalui saluran telur. Bila pada saat itu ada sel sperma yang masuk
dan bertemu, dapat terjadi pembuahan yang berlanjut menjadi
kehamilan. Untuk mempersiapkan kehamilan yang mungkin terjadi,
dinding rahim akan menebal. Penebalan yang disebabkan oleh faktor
hormonal ini berguna agar rahim siap menerima mudigah yang akan
tertanam di sana.
Bila kehamilan tidak terjadi, kadar hormon (yang membuat
rahim menebal) akan turun. Akibatnya d inding rahim sebelah dalam
akan luruh, dan terjadilah menstruasi. Datangnya menstruasi pertama
kalinya (menarche) tidak sama pada setiap remaja (Proverawati dan
Misaroh , 2016). Namun, usia mulai menstruasi normalnya 12 atau
13 tahun. Sebagian perempuan mengalami haid lebih awal (usia 8
tahun) dan lebih lambat (18 tahun) (Sibagariang etal., 2013)
4
2.1.2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah jumlah hari antara periode menstruasi
yang satu dengan periode menstruasi yang berikutnya (Laila, 2016).
Dengan kata lain, siklus haid adalah jumlah hari sebelum haid
berikutnya terjadi. Hari pertama perdarahan dihitung sebagai
permulaan siklus haid (Sibagariang et al., 2013). Siklus menstruasi
terjadi selama masa reproduksi dari masa pubertas hingga masa
menopause sebagai reaksi terhadap variasi-variasi gerak hormon
(Proverawati dan Misaroh, 2016). Siklus haid yang normal terjadi
setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar 3-7 hari. Jumlah
darah haid normal berkisar 30-40 mililiter (mL) (Sibagariang et al.,
2013).
2.1.3. Fase menstruasi
Mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu
siklus terdiri atas 4 fase (Proverawati dan Misaroh, 2016) :
1) Fase Folikuler/ Proliferasi
Fase ini terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14. Pada masa
ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari
hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena
pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat
sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang
masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel
yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap
penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali
membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Pada akhir dari
5
fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormone LH yang sangat
meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi.
2) Fase Luteal/ Fase Sekresi/ Fase Pramenstruasi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase
ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus
luteum dari sisa-sisa folikel folikel de Graaf yang sudah
mengeluarkan sel ovum pada saat terjadinya proses ovulasi.
Pada fase ini terjadi peningkatan hormone progesterone yang
bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone- hormon
FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai
penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding
rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan,
dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi
pada akhir fase ini.
3) Fase Menstruasi
Fase ini terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3. Pada
fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari
lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari
dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas
hormone-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak
adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksinya telah
dihentikan oleh peningkatan kadar hormone progesterone secara
maksimal.
4) Fase Regenerasi/ Pasca Menstruasi
Fase ini terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5. Pada fase ini
terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan
endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas
kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung didalamnya
melalui pengaruh hormone-hormon FSH dan estrogen yang
sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

6
2.1.4. Kelainan Pada Siklus Menstruasi
Karena beberapa penyebab, haid mengalami penyimpangan.
Akibat penyimpangan ini perempuan bisa menderita anemia hingga
kurang subur. Namun, penyimpangan ataupun gangguan haid dinilai
masih dalam batas normal bila terjadi selama dua tahun pertama
setelah haid pertama kali (Sibagariang et al., 2013). Menurut
Kumalasari dan Andhyantoro (2013), gangguan menstruasi dan
siklusnya dalam masa reproduksi berdasarkan kelainan siklus terbagi
menjadi tiga, yaitu polimenorea, oligomenorea dan amenore. Baik
siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan
ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal
(Proverawati dan Misaroh, 2016)
1) Polimenorea
Siklus menstruasi yang lebih memendek dari biasa yaitu
kurang dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama
atau lebih banyak dari biasa. Polimenorea merupakan gangguan
hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga
siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat
stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau
karena keduanya.
Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat
menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang
keluar terus menerus. Disamping itu,polimenorea dapat juga
akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena
gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan
ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan
ovulasi seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan
keturunan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
2) Oligomenorea
Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan
jumlah perdarahan tetap sama. Oligomenorea biasanya terjadi
7
akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus - hipofisis-ovarium. Gangguan hormone tersebut
menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi
memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi
(Purwoastuti dan Walyani, 2015).
3) Amenore
Keadaan tidak datang menstruasi selama tiga bulan berturut-
turut. Amenore dikatakan fisiologis jika terjadi sebelum
menarche, pada saat kehamilan, menyusui ataupun menopause.
Sedangkan amenore patologis terdiri dari dua macam, yaitu
amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer jika
sampai umur 18 tahun menstruasi belum pernah datang.
Sementara dikatakan amenore sekunder jika menstruasi berhenti
setelah menarche atau pernah mengalami menstruasi tetapi
berhenti berturut-turut selama tiga bulan.
2.1.5. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi
Proverawati dan Misaroh (2016) menyebutkan beberapa
penyebab mengapa siklus menstruasi menjadi panjang atau pendek.
1) Fungsi Hormon Terganggu
Menstruasi terkait erat dengan sistem hormone yang diatur di
otak, tepatnya di kelenjar hifofisa. Sistem hormonal ini akan
mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur.
Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi
pun akan terganggu.
2) Kelainan Sistemik
Ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini
bisa memengaruhi siklus menstruasinya karena sistem
metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik. Atau
yang menderita penyakit diabetes, juga akan m emengaruhi
sistem metabolisme sehingga siklus menstruas inya pun tak
teratur.
8
3) Stres
Stres jangan dianggap enteng sebab akan mengganggu sistem
metabolism di dalam tubuh. Karena stress, wanita jadi mudah
lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga
metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus
menstruasi pun ikut terganggu.
4) Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa
menjadi penyebab tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan
bisa berupa produksi kelenj ar gondok yang terlalu tinggi
(hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid). Pasalnya, s
istem hormonal tubuh ikut terganggu.
5) Hormon Prolaktin Berlebih
Pada wanita menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup
tinggi. Hormone prolaktin ini sering kali m embuat wanita tak
kunjung menstruas i karena memang hormon ini menekan
tingkat kesuburan wanita.
2.1.6. Faktor Resiko Gangguan Menstruasi
Menurut Kusmiran (2013), faktor resiko dari variabilitas siklus
m enstruas i adalah sebagai berikut :
1) Berat badan
Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi
fungsi m enstruas i. Penurunan berat badan akut dan sedang
menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium, tergantung
derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat
badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang
kurang/kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan
penurunan berat badan yang berat dapat menimbulkan
amenorea.
2) Aktivitas Fisik

9
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat
membatasi fungsi menstruasi. Atlet wanita seperti pelari,
senam balet memiliki faktor risiko untuk m engalami
amenorea, anovulasi, dan defek pada fase luteal. Aktivitas
fisik yang berat m erangsang inhibisi Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH) dan aktivitas gonadotropin sehingga
menurunkan level dari serum estrogen.
3) Stres
Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh,
khususnya sistem persarafan dalam hipotalamus melalui
perubahan proklatin atau endogenous opiat yang dapat
mempengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan
hormone lutein (LH) yang menyebabkan amenorea.
4) Diet
Diet dapat mempengaruhi fungsi menstruasi.
Vegetarian berhubungan dengan anovulasi, penurunan
respons hormon pituitari, fase folikel yang pendek, tidak
normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet
rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus
menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti
daging merah dan ren dah lemak berhubungan dengan
amenorea.
5) Paparan lingkungan dan kondisi kerja
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak
menstruasi yang panjang dibandingkan dengan beban kerja
ringan dan sedang. Paparan agen kimiawi dapat
mempengaruhi/ meracuni ovarium, seperti beberapa obat
anti-kanker (obat sitotoksik) merangsang gagalnya proses di
ovarium termasuk hilangnya folikel-folikel, anovulasi,
oligomenorea, dan amenorea.

10
Tembakau pada rokok berhubungan dengan gangguan
pada metabolisme estrogen sehingga terjadi elevasi folikel
pada fase plasma estrogen dan progesteron. Faktor tersebut m
enyebabkan r isiko infertilitas dan menopause yang lebih
cepat. Hasil penelitian pendahu luan dari merokok dapat juga
menyebabkan dismenorea, tidak normalnya siklus
menstruasi, serta perdarahan menstruasi yang banyak.
6) Sinkronisasi proses menstrual (interaksi sosial dan
lingkungan)
Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan
siklus yang sinkron/ berirama. Proses interaksi tersebut
melibatkan fungsi hormonal. Salah satu fungsi hormonal
adalah hormon-hormon reproduksi. Adanya pherohormon
yang dikeluarkan oleh setiap individu yang dapat
mempengaruhi perilaku individu lain melalui persepsi dari
penciuman baik melalui interaksi dengan individu jenis
kelamin sejenis maupun lawan jenis, serta dapat menurunkan
variabilitas dari siklus menstruasi dan sinkronisasi dari onset
menstruasi.
7) Gangguan endokrin
Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes,
hipotiroid, serta hipertiroid yang berhubungan dengan
gangguan menstruasi. Prevalensi amenorea dan oligomenorea
lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit polystic ovarium
berhubungan dengan obesitas, res istens i insulin, dan
oligomenorea. Am enorea dan oligom enorea pada
perempuan dengan penyakit pol ystic ovarium berhubungan
dengan insensitivitas hormon insulin dan menjadikan
perempuan tersebut obesitas. Hipertiro id berhubungan
dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi am enorea.

11
Hipotiroid berhubungan dengan pol im enorea dan m
enorraghia.

2.2 Indeks Masa Tubuh


2.2.1. Pengertian
Indeks Massa Tubuh merupakan alat sederhana untuk memantau status
gizi orang dewasa khususnya yang ber kaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan (Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Jarvis (2004) dalam
Patimah (2017) mengartikan status gizi adalah tingkat keseimbangan antara
asupan gizi dan kebutuhan gizi. Par’i (2016) menambahkan status gizi
adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi
dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Setiap
individu m emerlukan asupan zat gizi yang berbeda tergantung usia, jenis
kelamin, aktivitas, dan sebagainya.
Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan
umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi
tubuh dan densitas tubuh (WHO, 2007). Karena itu, pada anak-anak dan
remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa disimbolkan dengan
IMT/U. Penentuan status gizi dengan menggunakan indeks massa tubuh
menurut umur (IMT/U) adalah menilai status gizi dengan cara
membandingkan nilai IMT anak dengan IMT pada standar (median)
menurut umur anak tersebut (Par’i, 2016).
2.2.2. Cara Mengukur Indeks Masa Tubuh
Indeks Massa Tubuh adalah angka yang menunjukkan proporsi berat
badan menurut panjang/tinggi badan (Pari, 2016). Menurut Patimah (2017),
mengukur IMT dapat menggunakan rumus :

Berat Badan (kg)

IMT = _____________________
Tinggi Badan (meter)2

12
Kemudian menggunakan baku antropometri anak 5-19 tahun WHO
2007 dapat dihitung nilai Z-skor TB/U dan IMT/U anak remaja, dengan rumus
sebagai berikut ( tabel nilai median terlampir) :

1. Bila Nilai Riil IMT dan TB di Atas Nilai Median


Nilai Riil - Nilai Median
Nilai (+1 SD) - Nilai Median

2. Bila Nilai Riil IMT dan TB di Bawah Nilai Median

Nilai Riil - Nilai Median

Nilai Median - Nilai (-1 SD)

3. Bila Nilai Riil IMT, TB Sama Dengan Nilai Median

Nilai Riil - Nilai Median

Nilai Median

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan nilai Z-skor tersebut, maka


status gizi anak remaja dapat dikategorikan sebagai berikut : (Kemenkes,
2010).
Tabel 2.2

Indeks Massa Tubuh Remaja

Z-skor < -3 SD Sangat kurus


Z-skor > -3 SD s.d. < -2 SD Kurus
IMT/U Z-skor > -2,0 SD s.d 1 SD Normal
Z-skor > 1 SD s.d 2 SD Gemuk
Z-skor > 2 SD Obesitas

13
2.3 Kerangka teori

IMT

Kurus Normal Gemuk

Jaringan adiposa Jaringan adiposa Jaringan adiposa


(sumber (sumber (sumber
estrogen)
estrogen) ↓ normal estrogen) ↑

Estrogen ↓ Estrogen normal Estrogen ↑

Gangguan siklus Fungsi ovarium normal Gangguan fungsi


] ovarium

Lama siklus menstruasi


Normal : 21-35 hari
Tidak normal : Faktor luar yang
Polimenorea : <21 hari mempengaruhi
Oligomenorea : >35 hari siklus menstruasi
Amenorea : tidak mens selama 3 bulan :
Stress

Keterangan

Di teliti Tidak di teliti

14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rencana Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian analitik kuantitatifdengan
menggunakan rancangan crosssectional.
3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependen

Indeks Massa Tubuh Siklus Menstruasi

3.3 Definisi Operasional Variabel


Tabel Definisi Operasional 2.3

No Variab Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


. el operational ukur
Kadar gizi IMT remaja
1. Berat badan di diklasifikasikan menurut
seseorang yang ukur
1. Indeks dihitung dari kemenkes R, 2010 :
Masa mrngguanakan 1. Z-skor < -3 SD s.d. < Ordinal
perbandingan timbangan
Tubuh antara berat badan 2 SD ; kurus
(IMT) injak 2. Z-skor ≥ -2,0 SD s.d
dalam kiligram di
bagi tinggi badan 2. Tinggi madan 1 SD ;normal
di ukur 3. Z-skor > 1 SD s.d > 2
dakam meter
kuadrat . menggunakan SD;gemuk
microtoice
Jarak antara Siklus menstruasi di
2. Siklus tanggal mulai nya Kuesioner kategorikan menjadi 2 Ordinal
menstruas mentruasi tang yaitu :
i lalu dengan 1. Normal :
menstruasi Rentang siklus berada
berikutnya pada 21- 35 hari dan
lama haid berada pada
interval 3-7 hari
2. Tidak normal : rentang

15
siklus
a. <21 hari
b. >35 hari
c.>3 bulan lama haid
<3 hari atau >7 hari

3.4 Populasi dan sampel


3.4 .1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswi di SMP
Negeri 4 satap.
3.4.2 Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik probability sampling dengan cara simple random
sampling dan dilakukan uji 19 kriteria (inklusi dan eksklusi).
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2017).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswi SMP
Negeri 4 Satap. Sampel yang diambil lalu diuji dengan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan, yaitu :
a. Kriteria Inklusi
1. Siswi SMP Negeri 4 Satap
2. Sudah menstruasi lebih dari 2 tahun
3. Bersedia menjadi sampel penelitian
b. Kriteria Eksklusi
1. Sedang mengkonsumsi obat-obatan hormonal
2. Menderita penyakit reproduksi
3. Sedang menghadapi ujian
4. Merokok
16
3.5 Teknik pengumpulan data dan presedur penelitian
3.5.1 Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah data IMT (Indeks
Massa Tubuh) dan siklus menstruasi
3.5.2 Data Skunder
Data sekunder pada penelitian ini berupa jumlah siswi
SMp Negeri 4 Satap tahun ajaran 2021/2022
3.5.3 Cara Pengumpulan Data
Data Indeks Massa Tubuh (IMT) diukur melalui
antropometri tubuh dengan mengukur ber at badan dalam
kilogram dan tinggi badan dalam sentimeter. Selanjutnya
data diolah menurut rumus pengukuran indeks massa tubuh
menurut umur dan dibedakan dalam kategori kurus, norm al
dan gemuk.
Data siklus menstruasi diperoleh dengan menggunakan
kuesioner yang berisi data responden, kriteri a retriksi dan
pola menstruasi . Selanjutnya data diolah dan dikategorikan
menjadi normal dan tidak normal. Siklus menstruasi
dikategori kan normal apabila rentang siklus menstruasi 21-
35 hari dan lama menstruasi 3-7 hari, menstruasi tidak
normal apabila rentang siklus menstruasi kurang dari 21
hari dan lebih dari 35 hari serta lama m enstruasi kurang
dari 3 hari dan lebih dari 7 hari. Data berupa jumlah siswi
diperoleh dari bagian kesiswaan di SMP Negeri 4 Satap
3.6 Pengolahan dan analisis data

Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu data harus diolah

dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Informasi yang

diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan.

Langkahlangkah proses pengolahan data :

17
a. Editting

Editting merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

data yang telah terkumpul apakah sudah sesuai dengan tujuan awal

penelitian.

b. Coding

Pada tahap ini yaitu tahap memberikan kode pada data yang telah di

kumpulkan. Dengan memberikan kode sehingga mempermudah

pengolahan data.

c. Tabulasi

Tabulasi merupakan kegiatan membuat tabel-tabel data sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan peneliti.

d. Pembersihan Data (cleaning)

Cleaning merupakan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan.

3.7 Lokasi penelitian


Tempat penelitian akan dilakukan di SMP Negeri 4 Satap ,
Kecamatan curugkembar, Kabupaten sukabumi, jawa barat
3.8 Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan dari bulan dari bulan agustus
sampai dengan selesai

18
DAFTAR PUSTAKA

Hollingworth, T. 2012. Diagnosis Banding Dalam Obstetri & Ginekologi: A-Z.


EGC. Jakarta
Irianto, K. 2014. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia Untuk Paramedis
dan Nonmedis. Alfabeta. Bandung
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta
Kumalasari.I dan Iwan. 2013. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan
dan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
Kusmiran,E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika.
Jakarta
Laila, N. 2016. Buku Pintar Menstruasi. Bukubiru. Jogjakarta
Notoatmodjo,S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta. Jakarta
Noviana, N. 2016. Konsep HIV/AIDS, Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi. Edisi
Pertama. TIM. Jakarta
Par’i.H. 2016. Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar.
EGC. Jakarta
Patimah,S. 2017. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kelahiran. Refika
Aditama. Bandung
Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Siswi SMA Negeri 1 Mojolaban. KTI. Program Studi D-IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka. Jakarta
Purwitasari, D dan D. Mbryanti. 2011. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta
Purwoastuti, E dan E. Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan
Keluarga Berencana. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. 2017. Data dan Informasi Profil
Kesehatan Indonesia 2016
Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2013.

19
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Sarwono, J. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. ANDI.
Yogyakarta

Sibagariang. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. TIM. Jakarta

, R Pusmaika dan Rismalinda. 2013. Kesehatan Reproduksi Wanita. TIM. Jakarta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung


, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi. Alfabeta.
Bandung

Suhardjo. 2007. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta


Thapa, B. dan T. Shrestha. 2015. Relationship between Body Mass Index and
Menstrual Irregularities among the Adolescents. International Journal of
Nursing Research and Practice 2(2)
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta
World Health Organization. 2014. World Health Statistics. Switzerland
. 2007. WHO Reference 2007 for Child and Adolescent. WHO, Geneva

20
LITERATUR REVIEW
Tahun 2012-2022
No Nama peneliti dan Metode Tujuan penelitian Populasi dan Hasil penelitian
judul peneliti penelitian sample penelitian
1. Farida Desain Adapun tujuan populasi dari Berdasarkan hasil penelitian dan
Judul : Faktor- Faktor penelitian penelitian penelitian adalah teori,
yang Mempengaruhi adalah untuk mengetahui seluruh didaptkan kesimpulan bahwa
Siklus Menstruasi cross- faktor yang paling mahasiswi terdapat
Pada Remaja Putri sectional dominan Tingkat III hubungan yang signifikan antara
Tingkat III Program study. mempengaruhi siklus Program Studi S1 tingkat stres dengan siklus
Studi S1 Keperawatan menstruasi pada remaja Keperawatan menstruasi pada remaja putri
STIKes Hutama Abdi putri tingkat III di STIKes Hutama tingkat III di STIKes Hutama Abdi
Husada Tulungagung. STIKes Hutama Abdi Abdi Husada Husada Tulungagung
Husada Tulungagung. Tulungagung Analisis bivariate antara stres dan
Teknik sampel siklus menstruasi pada mahasiswi
yang digunakan tingkat IIIi STIKes Hutama Abdi
adalah total Husada Tulungagung tahun 2018,
sampling dengan menunjukkan bahwa mahasiswi
kriteria inklusi yang mengalami stres berisiko 4,7
adalah berusia ≤ kali untuk mengalami siklus
21 tahun. menstruasi tidak teratur (95% CI:
1,1 – 20,0). Analisis bivariate
antara status gizi dan siklus
menstruasi pada mahasiswi tingkat
III STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung tahun
2018,menunjukkan bahwa
mahasiswi yang memiliki status

21
gizi tidak normal
(overweight/underweight) berisiko
2,8 kali untuk mengalami siklus
menstruasi tidak teratur (95% CI:
1,6 – 4,8). Analisis multivariate
menunjukkan bahwa status gizi dan
stres merupakan faktor yang paling
dominan mempengaruhi siklus
menstruasi dengan nilai Pseudo
R2=40,2%.
2. Yuliati Rancanga Tujuan dari penelitian Populasi dalam Hasil penelitian dari 62 orang
Amperaningsih dan n ini untuk mengetahui penelitian responden, diketahui bahwa
Nurul Fathia penelitian Hubungan Status Gizi ini adalah seluruh sebagian besar responden memiliki
Judul :Hubungan adalah Dengan siklus siswi kelas XI status gizi normal yaitu 38
Status Gizi Dengan observasio Menstruasi Pada remaja pada salah satu responden (61,3%) dan mengalami
siklus Menstruasi nal di Bandar lampung MAN di Bandar siklus menstruasi teratur sebanyak
Pada remaja di Bandar analitik Lampung yang 39 responden (62,9%). Hasil uji
lampung dengan berjumlah 161 statistik Chi Square dengan derajat
pendekata siswi dan sudah kepercayaan (CI) 95% dan nilai α
n mengalami (0,05) didapatkan hasil perhitungan
Cross menstruasi lebih ρ value (0,01) < α (0,05) yang
Sectional. dari 2 tahun. menunjukan bahwa ada hubungan
Pengambilan bermakna antara status gizi dengan
sampel dengan siklus menstruasi pada remaja di
menggunakan Bandar Lampung.
rumus Hasmer
dan Klar
didapatkan hasil
62 orang
22
responden dengan
besar
penyimpangan
(d=0,05) dan
tingkat
kepercayaan 95%.
3. Asniya rakhmawati Penelitian Tujuan penelitian ini Populasi Hasil penelitian ini kejadian
Judul : hubungan ini untuk mengetahui penelitian adalah gangguan siklus menstruasi pada
Obesitas dengan merupaka hubungan obesitas seluruh wanita wanita yang mengalami obesitas
Kejadian Gangguan n dengan kejadian muda di 10 desa 1,89 kali lebih besar dibandingkan
Siklus Menstruasi penelitian gangguan siklus kecamatan dengan status gizi normal
pada Wanita Dewasa obsevasio menstruasi pada wanita tuntang kabupaten sedangkan subjek yang mengalami
nal dewasa muda semarang. Cara setres 2 kali lebih besar
analitik pengambilan dibandingkan dengan subjek yang
dengan subjek sebanyak tidak mengalami setres ,
pendekata 60 (30 yang oligomenore merupakan jenis
n cross- mengalami gangguan siklus menstruasi yang
sectiaonal obesitas dan 30 paling tinggi terjadi pada kelompok
yang status subjek yang mengalami obesitas
gizinya normal) (30,8%) dan pada subjek yang
mengalami setres pada polimenore
(23,1%). Obesitas dan setres
merupakan faktor yang dapat
menyebab kan terjadinya gangguan
siklus menstruasi. Setelah dikontrol
dengan setres, pengaruh obesitas
dalam menyebabkan gangguan
siklus menstruasi menjadi lebih
kecil (OR=1 : OR=2,8)
23
4. Enno Fitriningtyas, Desain Tujuan penelitian ini Jumlah sampel
Hasil penelitian adalah sebagai
Endang Sri Redjeki, penelitian untuk mengetahui adalah 50 orangberikut: pertama, 74% mengalami
Agung Kurniawan yang hubungan usia yang dipilih
menarche kategori usia normal (11-
Judul :Usia Menarche, digunakan menarche dan status dengan teknik
13 tahun), 76% memiliki status gizi
Status Gizi dan Silkus adalah gizi dengan siklus purposive kategori normal (IMT 18,5-25,0)
Menstruasi santri putri kuantitatif menstruasi santri putri sampling. dan 68% memiliki siklus
korelasion di Pondok Pesantren Analisis data
menstruasi kategori normal (21-35
al dengan Nurul Huda. menggunakan ujihari). Kedua, uji korelasi
pendekata alternatif chi-
menunjukkan bahwa tidak ada
n cross square yaitu uji
hubungan yang signifikan antara
sectional. fisher. usia menarche dengan siklus
menstruasi santri putri, diketahui
nilai p-value = 0,082, sedangkan
ada hubungan yang signifikan
antara status gizi dengan siklus
menstruasi santri putri p-value =
0,001 (α = 0,05).
5. Raham Design: A Our goal is to determine 84 female Our goal is to determine
Hasan Mostafa,  prospectiv occurrence and severity undergoing occurrence and severity of propofol
Mohamed Kamalh, M e of propofol injection surgeries under injection pain among female
arwa observatio pain among female general patients, whether they are obese or
Mamdouh Mohamed nal study. patients, whether they anesthesia, non-obese, during different
and Mohamed are obese or non-obese, classified as menstrual cycle phases
Abdulmohsen Ismaiel during different American Society
menstrual cycle phases of
Anesthesiologists
Judul : The influence (ASA) physical
of female body mass status I–II,
index, menstrual cycle between 18 and
24
65 years of age
were enrolled.
phase and age on
propofol injection
pain

25

Anda mungkin juga menyukai