Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

“ANALISIS PELAKSANAAN TRIAGE DAN ALUR PELAYANAN PASIEN”

DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD RA KARTINI JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Gawat

Darurat Dosen Pengampu : Noor Faidah S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Nadia Mazaya 2019012190


2. Novan Korneawan P 2019012195
3. Rizal Firdaus P 2019012204
4. Shafia Dwi W 2019012207
5. Shinta Widiastuti 2019012211
6. Triyas Septiana F 2019012212

PSIK 7B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Pengamatan “Analisis Pelaksanaan Triage dan Alur Pelayanan Pasien” di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD RA Kartini Jepara telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing
akademik dan ruangan.

Telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Pengamatan yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Triage dan
Pelayanan Pasien” di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD RA Kartini Jepara ini tepat pada
waktunya.

Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang telah memberikan tugas. Tidak lupa juga
Kami berterimakasih kepada pembimbing ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang telah
membantu membimbing dalam penyelesaian tugas ini.

Kami menyadari bahwa laporan tugas yang Kami buat masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan penulis agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan tugas ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Rembang, 29 November 2022


Mahasiswa

Kelompok 1

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II ANALISIS PELAKSANAAN TRIAGE

A. Pelaksanaan Triage IGD RSUD RA Kartini Jepara.........................................2

BAB III ANALISIS ALUR PELAYANAN PASIEN

A. Alur Pelayanan................................................................................................16

B. Analisa dan Pembahasan.................................................................................18

BAB IV SETTING RUANGAN

A. Denah Ruangan...............................................................................................21

B. Analisa dan Pembahasan.................................................................................23

BAB V SIMPULAN SARAN

A. Simpulan.........................................................................................................24

B. Saran................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu rumah sakit untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang memberikan tindakan yang cepat
dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan
mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan di tempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Instalasi Gawat Darurat (IGD) membuat suatu
Pedoman Pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien IGD RSUD RSUD RA Kartini Jepara.

B. Tujuan
Tujuan Laporan Hasil Pegamatan yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Triage dan Pelayanan
Pasien” di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD RA Kartini Jepara adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui pelaksanaan triage di IGD RSUD RA Kartini Jepara
b. Mengetahui alur pelayanan pasien di IGD RSUD RA Kartini Jepara

1
BAB II

ANALISIS PELAKSANAAN TRIAGE

A. Pelaksanaan Triage RSUD Dr. R. Soetrasno


Pelayanan triage di IGD adalah sebuah tindakan pengelompokan pasien berdasarkan
berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai
dengan standar pelayanan IGD yang dimiliki. Triage dirancang untuk menempatkan pasien
yang tepat, diwaktu yang tepat dengan pemberi pelayanan yang tepat.
Di IGD RSUD RA Kartini Jepara triage menggunakan ATS (Australia Triage Scale). Di
IGD RSUD d R Soetrasno Rembang, proses triage dilakukan oleh dokter dan perawat gawat
darurat. Karena triage sangat diperlukan untuk alur pasien dalam UGD yang lancar dan
aman, IGD RSUD RA Kartini Jepara memiliki pelatihan resmi triage untuk perawat dan
dokter. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan konsistensi peserta dalam menetapkan
kategori triage dan menurunkan lama pasien berada di UGD.
Dalam sistim triage ATS, dikembangkan mekanisme penilaian khusus kondisi urgen
untuk pasien-pasien pediatri, trauma,triage di daerah terpencil, pasien obstetri, dan gangguan
perilaku.
Untuk memudahkan triage (orang yang melakukan triage) mengenali kondisi pasien,
maka di ATS terdapat kondisi-kondisi tertentu yang menjadi deskriptor klinis seperti yang
tertera di tabel 3, tujuan deskriptor ini adalah memaparkan kasus-kasus medis yang lazim
dijumpai sesuai dengan kategori triage sehingga memudahkan untuk menetapkan kategori.

Kategori ATS Respon Deskripsi Kategori Deskripsi Klinis


Kategori 1 Segera, Kondisi yang  Henti Jantung
penilaian dan mengancam nyawa  Henti nafas
tatalaksana atau berisiko  Sumbatan jalan nafas
diberikan mengancam nyawa mendadak yang
secara bila tidak segera di berisiko menimbulkan
simultan intervensi henti jantung
Pernafasan < 10x/menit
 Distres pernafasan
berat

2
 Tekanan darah sistole <
80 (dewasa) atau anak
dengan klinis shock
berat
 Kesadaran tidak ada
respon atau hanya
berespon dengan nyeri
 Kejang berkelanjutan
 Gangguan perilaku
berat yang mengancam
diri pasien dan orang
lain
Kategori 2 Penilaian dan  Risiko  Jalan nafas : ada stridor
tatalaksana mengancam disertai distres
diberikan nyawa, dimana pernafasan berat
secara kondisi pasien  Gangguan sirkulasi -
simultan dapat memburuk Akral dingin - Denyut
dalam waktu dengan cepat, nadi < 50 kali per menit
10 menit dapat segera atau lebih dari
menimbulkan 150x/menit pada
gagal organ bila dewasa - Hipotensi
tidak diberikan dengan gangguan
tatalaksana hemodinamik lain -
dalam waktu 10 Banyak kehilangan
menit setelah darah
datang atau  Nyeri dada tipikal
Pasien memiliki Nyeri hebat apapun
kondisi yang penyebabnya
memiliki periode  Delirum atau gaduh
terapi efektif gelisah
seperti  Defisit neurologis akut

3
trombolitik pada (hemiparesis, disfasia)
ST Elevation  Demam dengan letargi
Myocard Infark  Mata terpercik zat asam
(STEMI), atau zat basa
trombolitik pada  Trauma multipel yang
stroke iskemik membutuhkan respon
baru, dan tim
antidotum pada  Trauma lokal namun
kasus keracunan berat (traumatic
 Jalan nafas : ada amputation, fraktur
stridor disertai terbuka dengan
distres perdarahan)
pernafasan berat  Riwayat medis berisiko
 Gangguan - Riwayat tertelan
sirkulasi - Akral bahan beracun dan
dingin - Denyut berbahaya
nadi < 50 kali  Riwayat tersengat
per menit atau racun binatang tertentu
lebih dari  Nyeri yang diduga
150x/menit pada berasal dari emboli
dewasa - paru, diseksi aorta,
Hipotensi kehamilan ektopik
dengan  Gangguan perilaku -
gangguan Perilaku agresif dan
hemodinamik kasar - Perilaku yang
lain - Banyak membahayakan diri
kehilangan darah sendiri dan orang lain
 Nyeri dan membutuhkan
dada tindakan restrain
tipikal
 Nyeri hebat
apapun
4
5
penyebabnya
 Delirum atau
gaduh gelisah
 Nyeri hebat
(VAS 7-10)
nyeri harus
diatasi dalam
waktu 10 menit
setelah pasien
datang
Kategori 3 Penilaian dan  Kondisi potensi  Hipertensi berat
tatalaksana berbahaya, Kehilangan darah
dapat mengancam moderat Sesak nafas
dilakukan nyawa atau Saturasi oksigen 90-
dalam waktu dapat menambah 95%
30 menit keparahan bila  Paska kejang
penilaian dan  Demam pada pasien
tatalaksana tidak immunokompromais
dilaksanakan (pasien AIDS, pasien
dalam waktu 30 onkologi, pasien dalam
menit Atau terapi steroid), Muntah
Kondisi segera, menetap dengan tanda
dimana ada dehidrasi Nyeri kepala
pengobatan yang dengan riwayat
harus segera pingsan, saat ini sudah
diberikan dalam sadar
waktu 30 menit  Nyeri sedang apapun
untuk mencegah penyebabnya
risiko  Nyeri dada atipikal
perburukan Nyeri perut tanpa
kondisi pasien tanda akut abdomen

6
 Hipertensi Pasien dengan usia >
 Nyeri sedang 65 tahun
yang harus  Trauma ekstremitas
diatasi dalam moderat (deformitas,
waktu 30 menit laserasi, sensasi
perabaan menurun,
pulsasi ekstremitas
menurun mendadak,
mekanisme trauma
memiliki risiko tinggi
 Neonatus dengan
kondisi stabil
 Gangguan perilaku
yang sangat tertekan,
menarik diri, agitasi,
gangguan isi dan
bentuk pikiran akut,
potensi menyakiti diri
sendiri
Kategori 4 Penilaian dan  Kondisi  Perdarahan rigan
tatalaksana berpotensi  Terhirup benda asing
dapat dimulai jatuh menjadi tanpa ada sumbatan
dalam waktu lebih berat jalan nafas dan sesak
60 menit apabila nafas
penlaian dan  Cedera kepala ringan
tatalaksana tanpa riwayat pingsan
tidak segera  Nyeri ringan-sedang
dilaksanakan  Muntah atau diare
dalam waktu tanpa ehidrasi
60 menit  Radang atau benda
 Kondisi segera, asing di mata,

7
dimana ada penglihatan normal
pengobatan  Trauma ekstremitas
yang harus minor (keseleo, curiga
segera fraktur, luka robek
diberikan sederhana, tidak ada
dalam waktu gangguan
60 menit untuk neurovaskular
mencegah ekstremitas) sendi
risiko bengkak
perburukan  Nyeri perut non
kondisi pasien spesifik
 Kondisi medis
kompleks,
pasien
membutuhkan
pemeriksaan
yang banyak,
konsultasi
dengan
berbagai
spesialis dan
tatalaksana
diruang rawat
inap
 Nyeri ringan
Kategori 5 Penilaian dan  Kondisi tidak  Nyeri ringan
tatalaksana segera, yaitu  Riwayat penyakit
dapat dimulai kondisi kronik tidak berisiko dan
dalam waktu atau minor saat ini tidak
120 menit diama gejala bergejalan
tidak berisiko  Keluhan minor yang

8
memberat bila saat berkunjung masih
pengobatan dirasakan
tidak segera  Luka kecil (luka lecet,
diberikan luka robek kecil)
 Masalah klinis  Kunjungan ulang
administratif untuk ganti verban,
Mengambil evaluasi jahitan
hasil lab dan  Kunjungan untuk
meminta imunisasi
penjelasan,  Pasien kronis psikiatri
meminta tanpa gejala akut dan
sertifikat hemodinamik stabil
kesehatan,
meminta
perpanjangan
resep

SAAT DALAM BENCANA / BANYAK KORBAN:


Memberikan pelayanan paling efektif untuk sebanyak mungkin pasien.
START TRIAGE (Simple Triage and Rapid Treatment) Triage dan Sistem Tag SMART.
Metode ini dikembangkan pada tahun 1983 oleh anggota stafdari Newport Beach Dinas
Pemadam Kebakaran yang berlokasi di Hoag Memorial Hospital di Newport Beach,
California. Sistem ini digunakan karena mudah digunakan, fokus pada tanda atau gejala dan
cepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem ini adalah:
1. Upaya pernapasan (Respiration)
2. Nadi/sirkulasi (Perfusion)
3. Status Mental (Mental Status)
Disingkat dengan “RPM‟S”.
Untuk memperjelas cara triase yang sederhana, cepat dan efektif dalam keadaan banyak
pasien dalam waktu singkat, maka digunakan system START.

9
START Triage harus dilakukan kurang dari 30 detik dengan melakukan tindakan:
1. Membebaskan jalan nafas secara manual
2. Hapus napas dengan sapuan jari
3. Kontrol bila terjadi perdarahan massif

Keuntungan menggunakan penandaan triase adalah:

1. Ada tanda untuk memprioritaskan pelayanan


2. Mencegah re-triase
3. Sistem Pelacakan

Kategori Triage

 Immediate : pasien yang kritis


 Delayed : pasienyang bisamenunggu sampai semuapasien kategori merah selesai
 Minor : rawat jalan/luka ringan
 Deceased : meninggal
START bertujuan untuk memperjelas cara triase yang sederhana, cepat dan efektif dalam
keadaan banyak pasien dalam waktu singkat.

PROSEDUR START TRIAGE:


1. Prosedur dimulai dari tempat petugas berdiri kemudian berjalan searah jarum jam atau
berlawanan, sampai seluruh pasien telah diprioritaskan.
2. Untuk memudahkan prosedur, petugas dapat mengidentifikasi pasien yang bisa berjalan
tidak terluka atau berjalan terluka dengan memindahkan mereka dari bahaya (sampai
bantuan tiba) serta mengontrol perdarahan dan mempertahankan jalan nafas.
3. Lanjutkan ke korban yang tidak bisa bergerak dengan cara menilai:
Tahap I : Respirasi
a. Tidak ada nafas, saluran napas dibuka, masih tidak bernapas, tandai meninggal
(deceased)
b. Respirasi yang lebih dari 30 kali/mnt atau kurang dari 10 kali/mnt tandai immediate
c. Respirasi antara10-30 kali/mnt, lanjutkan ke tahap

II. Tahap II : Cek perfusi jaringan atau dengan tes CRT

10
a. Jika warnanya kembali lebih dari 2 detik atau tidak ada nadi tandai immediate
b. Jika warna kembali dalam waktu kurang dari 2 detik atau memiliki nadi tandai
delayed
c. Jika perdarahan hebat, lakukan tehnik verban cepat yang dapat mengurangi terjadinya
perdarahan pada luka
d. Mengangkat kaki untuk mengembalikan darah ke jantung jika waktu

memungkinkan Tahap III : Status Mental adalah kemampuan untuk mengikuti perintah

sederhana.

a. Mampu mengikuti perintah tandai delayed


b. Jika korban tidak sadar tandai immediate

Modifikasi START Triage pada anak menggunakan JUMP START


Metode ini dirancang untuk anak usia 1-8 tahun.
Modifikasi Pediatric –RPM
Tahap I : Respirasi : bila tidak bernapas, bebaskan jalan napas
a. Jika pasien mulai bernapas diberi tanda immediate
b. Jika apnoe dan tidak ada nadi diberi tanda deceased
c. Jika apnoe dengan nadi teraba lemah berikan bantuan napas, jika masih apnoediberi
tanda deceased
d. Jika mulai bernapas diberitanda immediate
e. Respirasi <15 kali/mnt atau >45 kali/mnt diberi tanda immediate
f. Respirasi 15-45 kali/mnt lakukan tahap II (Nadi)

Tahap II : Nadi

a. Tidak ada nadi diberitanda immediate


b. Ada nadi lanjutkan ke tahap III (Mental)

Tahap III : Status Mental

a. Menggunakan AVPU (Alert, Respon to verbal, or respon to pain). Jika pasien sadar,
dapat merespon lisan atau merespon rasa sakit diberi tanda delayed
b. Pasien memberi respon berlebihan atau tidak respon diberi tanda immediate
11
Kriteria Pasien Instalasi Gawat Darurat

Pasien yang memenuhi kriteria sebagai pasien gawat darurat adalah :

1. Nyeri dada.
(EKG, jika hasil menunjang sebagai Acute Coronary Syndrome cek →Troponin I)
2. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
(Darah lengkap, Golongan darah, BT/CT dan atau PT/Aptt)
3. Nyeri yang tidak tertahankan.
4. Batuk darah atau muntah darah.
(Darah lengkap, Golongan darah, BT/CT dan atau PT/Aptt, X-ray Thorax)
5. Sesak nafas atau kesulitan bernafas.
(Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Ureum, Kreatinin, Analisa Gas Darah, EKG, X-
Ray Thorax)
6. Pusing yang disertai adanya kelemahan otot atau penglihatan kabur.
(Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Elektrolit, EKG, CT scan Kepala tanpa kontras)
7. Diare dan muntah yang hebat. (Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Elektrolit)
8. Penurunan kesadaran yang tiba-tiba. (Darah lengkap, Gula darah sewaktu, Elektrolit,
Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, EKG, CT scan Kepala tanpa kontras)
9. Kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran. (Darah lengkap, Gula darah sewaktu,
Elektrolit, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, EKG, CT scan Kepala tanpa kontras)
10. Korban kecelakaan atau kekerasan. (X-ray sesuai area yang bermasalah, USG dapat
dilakukan jika ada perdarahan intraabdomen, CT scan dapat dilakukan jika ada
penurunan kesadaran atau perdarahan intratorakal atau perdarahan intraabdomen)

Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses triage untuk dipilah beradasarkan
tingkat kegawatdaruratannya. Pasien yang memenuhi kriteria resusitasi akan dibawa ke
ruang resusitasi (sesuai SPO triage).

Kriteria kegawatdaruratan pasien masuk IGD untuk obstetri mengacu pada pelayanan
Gawat Darurat Obstetri.

12
Jenis Pelayanan

Memberikan pelayanan sebagai berikut:

1. Diagnosis & penanganan Permasalahan pada:


a. A: Jalan nafas(airway problem),
b. B: Pernafasan (breathing problem) dan
c. C: Sirkulasi pembuluh darah (circulation problem)
2. Penilaian disability, penggunaan obat, EKG, defibrilasi (observasi HCU)
3. Bedah Cito.

Respon Time Pelayanan IGD

Respon time pelayanan IGD adalah : rentang waktu yang digunakan untuk memberikan
pelayanan oleh petugas pemberi pelayanan di IGD. Respon time pelayanan IGD sejak masuk
sampai diberikan atau diperiksa dokter adalah 5 menit.

Kebutuhan waktu yang di butuhkan guna melengkapi rekam medis, asessment awal di IGD
membutuhkan waktu 3 jam, dengan pertimbangan pemeriksaan penunjang laborat, rontgen.
Kemudian respon time yang dibutuhkan setelah pasien diberikan pelayanan oleh petugas
kesehatan di IGD, diperiksa dokter sampai dinyatakan pasien pulang, rawat inap, atau rujuk
membutuhkan waktu 3 jam.

Setelah dinyatakan rawat inap atau rujukan waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer pasien
ke IRNA atau rujuk membutuhkan waktu 60 menit setelah observasi di IGD selesai. Apabila
respon time tidak tercapai maka dibuatkan penundaan pelayanan dengan edukasi alasan kepada
pasien, dan dilakukan asessment ulang di lembar integrasi.

Apabila tempat tidur Rumah Sakit Habis .

1. Petugas TPPRI atau Admisi memberitahukan kepada pasien atau keluarga bahwa ruangan
yang dituju atau diharapkan untuk sementara penuh.
2. Jika pasien atau keluarga tetap mengharapkan dirawat di rumah sakit, petugas TPPRI atau
Admisi memberitahukan untuk sementara pasien di rawat di IGD, dan dipindah diruang
perawatan jika sudah ada tempat tidur yg kosong.

13
3. Jika pasien atau keluarga tidak mau dirawat di ruang IGD, Perawat atau Dokter jaga IGD
menayakan kepada pasien atau keluarga mau dipindahkan atau dirujuk kemana atau dibawa
pulang
4. Jika pasien atau keluarga menghendaki dirujuk Dokter IGD membuatkan surat rujukan,
Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang dituju untuk konfirmasi.
5. Jika pasien atau keluarga menghendaki pasien dibawa pulang, dokter atau perawat IGD
meminta tanda tangan kepada pasien atau keluarga di form permintaan tidak melanjutkan
pelayanan (pulang paksa).

Observasi Pasien di IGD

1. Penderita gawat harus di observasi


2. Observasi dilakukan selama 5 sampai 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh dokter, perawat, bidan IGD.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi:
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :
1) Tensi
2) Nadi
3) Respirasi / pernafasan
4) Suhu
f. Kelancaran tetesan infuse
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka Dokter,
perawat harus lapor kepada DPJP yang Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuanRumah
Sakit maka perlu dirujuk
6. Observasi dilakukan maksimal 3 jam, selanjutnya Lakukan asessment ulang Perkembangan
penderita selama observasi dicatat di rekam medis / lembar observasi.
7. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk

14
15
BAB III

ANALISIS ALUR PELAYANAN PASIEN

A. Alur Pelayanan

Pasien Datang (umum, JKN,


asuransi lain)

Datang sendiri Rujukan

Skrining

Triage
Pendaftaran IGD

Bedah Ponek Pediatric


Non Bedah
Rawat Jalan
ICU / HND
Rawat Jalan

PICU / NICU
Rawat Jalan

Kamar Operasi

Ruang Obs.Gin

Rawat Inap
Rawat Inap
Rawat Inap

VK

Uraian :
Ketika pasien datang maka dilakukan pemilahan apakah pasien datang sendiri atau
berdasarkan rujukan. Kemudian dilakukan skrining (bisa dilayani di RSUD Rembang/tidak,
infeksi/tidak, dll). Terdapat 2 skrining yaitu diluar : melalui telepon atau aplikasi dan skrining
didalam : skrining awal. Setelah dilakukan skrining lalu dilakukan triase berupa ATS.
Kemudian pasien dikategorikan masuk mana contoh : bedah atau non bedah, anak atau jiwa.

16
Kemudian dilakukan assesment awal oleh perawat atau dokter. Setelah assesment,
diladilakukan rencana tindakan oleh perawat atau dokter. Apabila kondisi stabil maka pasien
dapat dikirim di ruang rawat inap, rujuk atau mati atau pulang.
Respon time pelayanan IGD adalah : rentang waktu yang digunakan untuk memberikan
pelayanan oleh petugas pemberi pelayanan di IGD. Respon time pelayanan IGD sejak masuk
sampai diberikan atau diperiksa dokter adalah 5 menit. Kebutuhan waktu yang di butuhkan
guna melengkapi rekam medis , asessment awal di IGD membutuhkan waktu 3 jam, dengan
pertimbangan pemeriksaan penunjang laborat, rontgen.Kemudian respon time yang
dibutuhkan setelah pasien diberikan pelayanan oleh petugas kesehatan di IGD, diperiksa
dokter sampai dinyatakan pasien pulang, rawat inap, atau rujuk membutuhkan waktu 3 jam.
Setelah dinyatakan rawat inap atau rujukan waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer
pasien ke atau rujuk membutuhkan waktu 60 menit setelah observasi di IGD selesai. Apabila
respon time tidak tercapai maka dibuatkan penundaan pelayanan dengan edukasi alasan
kepada pasien, dan dilakukan asessment ulang di lembar integrasi.

17
B. Analisa dan Pembahasan
Pada alur pelayanan pasien di IGD RSUDRA Kartini Jepara, terdapat alur rancu pada
proses triage. Dalam hal ini alur pelayanan pasien dibuat dalam bagan yang sama sehingga
tidak terjadi perbedaan antara pasien priortas utama dengan pasien priotitas lain. Seharusnya
dibuat alur pelayanan pasien sesuai dengan masing-masing prioritas. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sofiyanti (2019) sebagai berikut:

Alur Pelayanan Pasien Prioritas 1 (ATS 1 dan ATS 2)

Uraian :
Setelah dilakukan skrining dan dilakukan proses triage dan didapatkan hasil pasien prioritas 1
(ATS 1 dan ATS 2) maka dilakukan resusitasi dan stabilisasi. Apabila gagal maka tindakan
darurat selesai dan pasien dipindahkan ke kamar jenasah. Apabila stabil, maka pasien akan
dipindahkan ke ATS 3 dan dilakukan pelayanan sesuai alur pasien ATS 3. Apabila pasien
masih membutukan observasi > 2 jam, maka pasien dipindahkan ke rawat inap intensif (HND
atau HCU) kemudian rawat darurat selesai. Apabila pasien membutuhkan kamar perasi maka
pasien dilakukan tindakan darurat di IBS yang kemudian dilakukan pelayanan sesuai IBS.
Apabila pasien membutuhkan ventilator, maka pasien di transfer ke ICU dan dilakukan
pelayanan sesuai pasien ICU.

18
Alur Pelayanan Pasien Prioritas 2 (Kategori ATS 3 dan ATS 4)

Uraian :
Setelah dilakukan skrining dan triage, apabila pasien didapatkan ATS 3 dan ATS 4 (Pasien
Prioritas 2) maka dilakukan stabilisasi. Apabila setelah dilakukan stabilisasi pasien stabil
maka dilakukan diagnostik kemudian rawat darurat lanjutan, apabila pasien kondisi stabil,
maka dilakukan observasi yang kemudian diberikan resep dan rawat jalan atau apabila
membutuhkan observasi lebih maka pasien tetap di IGD. Apabila setelah dilakukan stabilisasi
pasien tidak stabil maka dimasukkan ke dalam ATS 1 atau ATS 2 (Prioritas 1) yang kemudian
dilakukan sesuai alur pelayanan pasien prioritas 1.

19
Alur Pelayanan Pasien Prioritas 3 (ATS 5)

Uraian :

Setelah dilakukan skrining dan triage, apabila pasien didapatkan ATS 5 (Pasien Prioritas 3) maka
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan perawat. Apabila stabil maka pasien bisa diarahkan
untuk rawat jalan.

20
BAB IV

SETTING RUANGAN

A. Denah Ruang IGD

Pintu darurat

Ruang
Ruang
kepala Gudang
kohort
ruang IGD

R. R.
R.Tindakan Obgyn Gudang KM
Resusitasi Observasi

R. Tindakan Bedah Ruang Koas

ATS 2 Lorong Ruang Admin

ATS 2 ATS 3
Ruang
Perawat
dan dokter
ATS 1 ATS Kamar
ATS 3 ATS 4
5 dokter

ATS Timbangan
1

Tempat alat
KM TPP Apotek
medis

Pintu masuk

Teras IGD (Tempat masuk mobil dan pasien

21
Persyaratan fisik bangunan :
1. Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja rumah sakit dengan
memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal
2. Lokasi gedung harus berada dibagian depan rumah sakit, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan luar rumah sakit
3. Mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama (alur masuk
kendaraan / pasien tidak sama dengan alur keluar)
4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu yang
areanya terlindung dari panas dan hujan
5. Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar
6. Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2 ambulans
7. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak ada
cross infection, dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan rumah
sakit, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh Koordinator
Perawat juga
8. Area dekontaminasi ditempatkan di depan / di luar IGD atau terpisah dengan IGD
9. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar
10. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien
11. Apotik 24 jam tersedia dekat IGD
12. Memiliki ruang urrtuk istirahat petugas (dokter dan perawat)

Standar fasilitas yang harus tersedia selain ditentukan oleh level IGD RS juga oleh jumlah
kasus yang ditangani. Fasilitas–fasilitas yang harus tersedia sebagai berikut :
1. Ruang penerimaan
a. Ruang tunggu (public area)
Ruang dimana keluarga / pengantar pasien menunggu. Di dalam ruangan ini
disediakan tempat duduk dengan jumlah yang sesuai dengan aktivitas pelayanan.
Unsur penting dalam ruangan ini adalah adanya Bagian Informasi dan kamar
mandi penunggu pasien (toilet) untuk IGD Level 2
b. Ruang administrasi

22
Ruangan ini digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi meliputi
pendataan pasien IGD baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilayani oleh
petugas Rekam Medis Kebutuhan fasilitas meja, kursi, berkas / arsip, intercom /
telepon dan peralatan kantor lainnya
c. Ruang Triase
Ruang tempat memilah-milah tingkat kegawatdaruratan pasien dalam rangka
menentukan tindakan selanjutnya terhadap pasien, dapat berfungsi sekaligus
sebagai ruang tindakan. Kebutuhan fasilitas tempat periksa, wastafel, kit
pemeriksaan sederhana, label.
2. Ruang Tindakan
a) Ruang resusitasi
b) Ruang tindakan
3. Ruang Operasi
4. Ruang Observasi
5. Ruang Khusus
Ruang khusus di IGD level 2 hanya untuk kasus umum. IGD RSUD RA Kartini Jepara
tidak memiiki ruang khusus yang dimaksud, tetapi bila ada pasien yang membutuhkan
maka pasien tersebut akan ditempatkan di sisi ruangan paling utara kemudian diberi
sekat gordyn

B. Analisa dan Pembahasan


Ruang IGD di RSUD RA Kartini Jepara sudah sesuai dengan kriteria IGD pada
umumnya karena sudah terdapat fasilitas seperti apotek, laboratorium dan radiologi. Penataan
ATS sesuai dengan kriteria ATS 1 dan 2 dekat dengan ruang perawat dan dokter, sementara
ATS 3,4, dan 5 berada di sebelah ATS 1 dan 2. Penataan trolley emergency sesuai terdapat
pada ATS 1 sehingga memudahkan pelaksanaan tindakan pada pasien prioritas 1. Alat-alat
yang dibutuhkan terdapat pada tempat yang mudah dijangkau sehingga tidak mempersulit
pelaksanaan tindakan keperawatan. IGD juga sudah dilengkapi toilet yang berada di belakang
untuk pasien dan keluarga.

23
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Di IGD RSUD RA Kartini Jepara triage menggunakan ATS (Australia Triage Scale)
yang terdiri dari ATS 1, ATS 2, ATS 3, ATS 4 dan ATS 5 dimana proses triage dilakukan
oleh dokter dan perawat gawat darurat.
Pada alur pelayanan pasien di IGD RSUD RA Kartini Jepara, terdapat alur rancu pada
proses triage. Dalam hal ini alur pelayanan pasien dibuat dalam bagan yang sama sehingga
tidak terjadi perbedaan antara pasien priortas utama dengan pasien priotitas lain.
Ruang IGD di RSUD RA Kartini Jepara sudah sesuai dengan kriteria IGD pada
umumnya karena sudah terdapat fasilitas seperti apotek, laboratorium dan radiologi. Penataan
ATS sesuai dengan kriteria ATS 1 dan 2 dekat dengan ruang perawat dan dokter, sementara
ATS 3,4, dan 5 berada di sebelah ATS 1 dan 2. Penataan trolley emergency sesuai terdapat
pada ATS 1 sehingga memudahkan pelaksanaan tindakan pada pasien prioritas 1. Alat-alat
yang dibutuhkan terdapat pada tempat yang mudah dijangkau sehingga tidak mempersulit
pelaksanaan tindakan keperawatan. IGD juga sudah dilengkapi toilet yang berada di belakang
untuk pasien dan keluarga.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan setelah melakukan pengamatan di IGD RSUD RA Kartini
Jepara adalah alur pelayanan pasien dapat dibuat dengan bagan berbeda sehingga dapat
dibedakan pasien prioritas utama dengan pasien lainnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyani, V.M., Andri, M.T., dan Eko, R. 2015. Analisis Peran Perawat Triase Terhadap Waiting

Time dan Length of Stay Pada Ruang Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
dr.Saiful Anwar Malang. Jurnal CARE 3 (1): 39- 50.

Astuti, E. 2016. Kebijakan Standar Layanan dan Fasilitas IGD. Pelatihan Triase Keperawatan

Gawat Darurat di Rumah Sakit. Optimalisasi Pelaksanaan Triase Keperawatan Gawat


Darurat Sebagai Upaya Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan Pasien di IGD Untuk
Mendukung Pelayanan yang Berkualitas Serta Menunjang Akreditasi KARS-JCI. 13-15
Mei 2016. Yogyakarta.

Ayuningtyas, D. 2014. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Edisi 2. Rajawali Pers. Jakarta:

8. Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Binarupa Aksara. Jakarta:


17-25, 78-82. Bounds, G., Yorks, L., Adams, M., dan Ranney, G. 1994. Beyond Total
Quality Management, Toward The Emerging Paradigm. Mc Graw-Hill Inc. Singapore:
30,34,31,79.

Firdaus, M. N. (2017) „Penerapan ATS terhadap Waiting Time Klien‟,Prosinding Seminar


Nasional.

25

Anda mungkin juga menyukai