Anda di halaman 1dari 17

PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL

“Polyhidramnion, Olygohidramnion, Perdarahan Kehamilan TM III,


Malposisi dan Malpresentasi.

Dosen :
Diah Eka Nugraheni, SST,M.Keb.

Oleh:
Lovia Angraini
P05140521019
A. Polyhidramnion

A. Pengertian
Hidramnion adalah Suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih
banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter (Amriewibowo, 2010).
Hidramnion adalah suatu jumlah cairan amnion yang berlebihan (lebih
dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap
selama kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34
sampai 36 minggu (Admin,  2011).

B. Klasifikasi
1. Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa
minggu atau bulan,dan  biasanya terjadi pada kehamilan lanjut
2. Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke-4
atau ke-5 (Amriewibowo, 2010).
C. Tanda dan Gejala
1. Pembesaran uterus, lingkar
abdomen, dan tinggi fundus jauh
di bawah usia kehamilan yang
seharusnya.
2. Tekanan dinding uterus yang
membuat terasa sulit atau tidak
mungkin untuk: D.Penatalaksanaan
•Auskultasi denyut jantung janin.
•Palpasi gambaran dan bagian- Terapi hidramnion dibagi menjadi 3
bagian janin. fase:
3. Saat auskultasi terdengar getaran 1. Pada masa kehamilan
cairan uterus 2. Pada masa persalinan
4. Bila berat, terdapat , masalah
3. Pada masa nifas
mekanik seperti:
•Dispnea berat
•Edema ekstremitas bawah dan
vulva
•Nyeri tekan pada punggung,
abdomen, dan/atau paha.
Mual dan muntah
B. Olygohidramnion

A. Pengertian
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu
sedikit. Jika volume cairan kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36
minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa
terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah saat trimester
ketiga.

B. Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis
janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik
pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban
pecah dini.
C. Penyebab Rendahnya Cairan Ketuban
Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran
kemih, seperti; ginjal tidak berkembang secara normal, atau terjadi penyumbatan
saluran kemih.
Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah dan
nutrisi yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang
cairan.
Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban keluar
dari rahim.
Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi
plasenta yang membuat cairan ketuban berkurang.
Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, preeklamsia,
diabetes dan hipoksia kronis.
Proses menelan. Janin bisa menelan cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam atau
kurang lebih setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi, jumlah cairan
yang ditelan ini hampir sebanding dengan produksi urin janin.
D. Gejala Yang Muncul Jika Cairan Ketuban Sedikit Adalah :
•Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam Rahi
•Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau
bahkan tidak ada sama sekali serta merasa sangat sakit pada saat
kontraksi.
•Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang ditimbulkan janin.
•Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas seiring berjalannya usia kehamilan.
•Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
•Sering berakhir dengan partus prematurus.
•Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
•Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.
•Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi.
E. Penanganan
•Tirah baring.
• Hidrasi.
•Perbaikan nutrisi.
•Pemantauan kesejahteraan janin (hitung
pergerakan janin, NST, Bpp).
•Pemeriksaan USG yang umum dari
volume cairan amnion.
•Amnion infusion.
Induksi dan kelahiran.
C. Perdarahan Kehamilan Trimester III

a. Perdarahan trimester III adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28


minggu atau lebih dan biasa disebut dengan perdarahan antepartum
Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan awal pada seorang pasien dengan perdarahan trimester III harus
mencakup riwayat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan khusus yang dirancang untuk
menetapkan penyebab perdarahan .
Riwayat
Setiap riwayat cedera atau hubungan seksual sebelum permulaan perdarahan harus
ditentukan, lama berlangsungnya dan jumlah perdarahan harus ditetapkan
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital dan jumlah perdarahan harus diperiksa dengan segera begitu juga
status jiwa pasien.Pemeriksaan perut harus mencakup pengukuran tinggi fundus dan
penilaian nyeri tekan rahim.Pemeriksaan pelvis tidak boleh dilakukan sebelum plasenta
previa telah disingkirkan dengan ultrasonografi.
Penyelidikan
Cara yang paling tepat untuk menentukan penyebab perdarahan trimester III adalah
dengan ultrasonografi.Aktifitas rahim dan frekuensi denyut jantung janin harus
dipantau untuk menangani persalinan dan menetapkan kesehatan janin
b. Pembagian
Perdarahan trimester III dikelompokkan atau dibagi menjadi :
•Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah lahir,
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum. Secara teoritis
plasenta previa dibagi dalam bentuk klinis
•Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersinya di fundus uteri sebelum waktu
persalinan.
•Perdarahan
Pada Plasenta Letak Rendah Plasenta letak rendah dimaksudkan bila pada pemeriksaan
dalam jari tangan yang dimasukkan dapat mencapai tepi bawah plasenta.
•Pecahnya Vasa Previa
Yang dimaksud dengan vasa previa adalah menyilangnya pembuluh darah plasenta yang
berasal dari insersio vilamentosa pada kanalis servikalis.
•Pecahnya Sinus Marginalis
Pecahnya sinus marginalis merupakan pedarahan yang sebagian besar baru diketahui
setelah persalinan.Pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit dan menjelang
pembukaan lengkap perlu dipikirkan kemungkitan perdarahan karena sinus marginalis
yang pecah
D. Malposisi dan Malpresentasi

a. Defenisi
Pengertian Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain
vertex,sedangkan Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan
oksiput sebagai titik referensi,masalah: janin yang dalam keadaan malpresntasi dan
malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet.

b. Etiologi
1. Sering dijumpai pada panggul andropoid, endroid dan kesempitan midpelvis.
Letak
2. punggung janin dorsoposterior
Putar paksi salah satu tidak berlangsung pada :
a. Perut gantung
b. Janin kecil
c. anin mati
d. Arkus pubis sangat luas
e. Dolichocephali
f. Panggul sempit
A. Konsep Dasar Malpresentasi
1. Presentasi puncak kepala
•Pengertian
Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala merupakan bagian
terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan. Presentasi puncak kepala
adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan
bagian terendah
•Etiologi
Menurut statistik hal ini terjadi pada 1% dari seluruh persalinan. Letak defleksi ringan
dalam buku synopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi (2002) biasanya disebabkan:
1. Kelainan panggul (panggul picak)
2. Kepala bentuknya bundar
3. Anak kecil atau mati
4. Kerusakan dasar panggul
c. Penanganan
•Dapat ditunggu kelahiran spontan
•Episiotomi
•Bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan kepala bayi sudah didasar panggul, maka
dilakukan ekstraksi forcep. Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75 % bisa
lahir spontan. Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep.
2. Presentasi dahi
a. Pengertian
Persentase dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara
fleksi maksimal,sehingga dahi merupakan bagian terendah. Pada umumnya
presentasi dahi ini hanya bersifat sementara, dan sebagian besar akan
berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.
b. Etiologi
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab
terjadinya presentasi muka yaitu:
•Panggul sempit
•Janin besar
•Multiparitas
•Kelainan janin (anansefalus)
c. Penanganan
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan
dapat lahir spontan per vaginam, sehingga harus dilahirkan dengan seksio
sesarea.
3. presentasi muka Letak muka
a. Pengertian
adalalah letak kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiput mengenai punggung
dan muka terarah kebawah. Presentasi muka dikatakan primer apabila sudah terjadi
sejak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu
persalinan.
b. Etiologi
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaan- keadaan yang
memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang menghalangi
terjadinya defleksi kepala. Yaitu karena:
1. Panggul sempit
2. Janin besar
3. Multiparitas
4. Perut gantung
5. Kelainan janin (anensefalus)
6. Lilitan tali pusat
c. Penanganan
Pada persalinan dengan presentasi muka harus dilakukan pemeriksaan yang teliti
untuk menentukan adanya disproporsi sefalopelvik dan apabila ada harus dilakukan
seksio sesarea.
A. Konsep Dasar Malposisi

1.Letak sungsang

Defenisi dan kiteria


Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian
yang terendah (persentasi bokong ) di bagi menjadi:
a. Letak bokong murni (franch breech) : bokong yang menjadi bagian
depan ,kedua tungkai lurus keatas
b. Letak bokong kaki (complete breech) : di samping bokong teraba
kaki,biasa disebut letak bokong kaki sempurna jika di samping bokong teraba
kedua kaki atau tidak sempurna jika di samping bokong teraba satu kaki
c. Letak bokong tak sempurna: teraba bokong dan disamping bokong teraba
kaki.
d. Letak kaki ( incomplete brech presentation ) : bila bagian terendah teraba
salah satu dan kedua kaki atau lutut. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki
terendah, letak lutut bila lutut yang terendah.
c. Konsep penatalaksanaan letak
b. Etilogi sungsang
•1 .Sudut ibu
Pertolongan persalinan letak sungsang
a. Keadaan rahim memerlukan perhatian karena dapat
- Rahim arkuatus menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat
- Septum pada rahim permanen sampai dengan kematian bayi.
- Uterus dupleks Persalinan diselesaikan dengan:
- Mioma bersama kehamilan. 1. Pertolongan persalinann pervaginam
b. Keadaan plasenta 2. Pertolongan fisiologis secara Brach
- Plasenta letak rendah 3. Ekstraksi pasial
- Plasenta previa a. Secara Klasik
c. Keadaan jalan lahir b. Secara Muller
- Kesempitan panggul c. Secara Loevset
- Deformitas tulang panggul 4. persalinan kepala
- Terdapat tumor menghalangi jalan lahir a. Secara Mauriceuw veit Smellie
dan perputaran ke posisi kepala b. Mempergunakan ekstraksi forsep
. 2. Sudut janin 5. Ekstraksi bokong murni
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat a. Ekstraksi bokong
- Hidrosefalus atau anensefalus b. Ekstraksi kaki
- Kehamilan kembar 6. pertolongan persalinan dengan seksio
- Hidramnion atau oligohidramnion sesarea
- Prematuritas
3. Letak Lintang c. Penanganan
a. Definisi dan Kriteria 1. Pada kehamilan
Letak lintang adalah sumbuh memanjang janin a. Pada primigravida umur kehamilan kurang
menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada,
lurus mendekati 90o. jika sudut yang dibentuk jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar,
kedua sumbuh ini tajam disebut Obligue lie, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai
terdiri dari :deviated head presentation ( letak persalinan.
kepala mengolak) dan deviated breech b. Pada multigravida umur kehamilan kurang
presentation ( letak bokong mengolak). dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari
b. Etiologi 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal
1). Sudut ibu posisi lutut dada sampai persalinan.
(a) Multiparitas 2. Pada persalinan
(b) CPD Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih
(c) Tumor di dasar panggul ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm,
(d) Kelainan rahim (uterus arkuatus atau uterus dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4
subseptus) cm pada primigravida dengan janin hidup
2). Sudut janin dilakukan sectio caesaria, jika janin mati,
(a) Prematuritas tunggu pembukaan lengkap, kemudian
(b) Hidroamnion dilakukan embriotomi. Pada multigravida
(c) Gemeli dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik
(d) Plasenta previa dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti
(e) Kelainan janin (hidrosepalus, ansefalus) jelek dilakukan SC
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai