Anda di halaman 1dari 14

FISIOLOGI

PLASENTA
Here is where your presentation begins
IMPLANTASI
Implantasi merupakan saat yang paling kritis untuk mendapatkan
kehamilan. Proses ini membutuhkan perkembangan yang sinkron antara
hasil konsepsi, uterus, transformasi endometrium menjadi desidua dan
akhirnya pembentukan plasenta yang definitif. Blastosis berada dalam
kavum uteri selama lebih kurang 2 hari sebelum terjadi implantasi. Selama
waktu ini makanan diambil dari hasil sekresi kelenjar endometrium. Proses
implantasi terjadi kemudian, meliputi beberapa proses yaitu : penghancuran
zona pelusida, aposisi dengan endometrium dan perkembangan dini
tropoblas.
Zona pelusida mengalami kehancuran sebelum
mulainya implantasi akibat adanya factor litik
yang terdapat dalam kavum uteri. Faktor litik

01
ini (diduga adalah plasmin) berasal dari
prekursor yang berada pada reseptor di
uterus, menjadi aktif akibat pengaruh dari
sejenis zat yang dihasilkan oleh blastosis.
Hancurnya zona oelusida menyebabkan
terjadinya reduksi muatan elektrostatik.
Kondisi ini memudahkan perlengketan blatosis
(lapisan tropektoderm) dengan epitel
Zona Pelusida endometrium, yang terjadi pada kripti
endometrium. Penyatuan ini adalah seperti
“ligandreceptor binding”.
Aposisi blastosis dengan endometrium terjadi pada hari ke

02
6 setelah fertilisasi. sel-sel bagian luar blastosis
berproliforasi membentuk trophoblast primer.
Trophoblast berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi 2
bentuk yaitu sitotrophoblas di bagian dalam dan
sinsitiotrophoblas di bagian luar.
proses yang terjadi pada sinsitiotrophoblas meluas
melewati epitel endometrium, untuk kemudian
menginvasi stroma endometrium. Sel stroma di sekitar

Aposisi
‘implantation site’ , menjadi kayu dengan lemak dan
glikogen, bentuknya berubah menjadi polihedral dan
dikenal dengan sel desidua. Sel desidua berdegenerasi
pada daerah invasi dan memenuhi nutrisi untuk embrio
yang sedang berkembang, Sinsitiotrophoblas mengandung
zat yang dapat menghancurkan jaringan maternal dan
Blastolisis
memudahkan invasi ke endometrium dan miometrium,
sehingga akhirnya 82 blastosis menancap (embedded)
secara sempurna dalam desidua. Proses mplantasi
sempurna pada hari ke 10 – 11 pasca ovulasi
ENDOKRINOLOGI PLASENTA
Sebagai kelanjutan dari proses fertilisasi dan implantasi/nidasi adalah terbentuknya
plasenta. Plasenta adalah organ endokrin yang unik dan merupakan organ endokrin
terbesar pada manusia yang menghasilkan berbagai macam hormon steroid, peptida,
faktor-faktor pertumbuhan dan sitokin. Pada trimeseter I plasenta berkembang sangat
cepat akibat dari multiplikasi sel-sel sitotrofoblas. Villi korialis primer terususun oleh sel-
sel sitotrofoblas yang proliferatif di lapisan dalam dan sel-sel sinsiotrofoblas di lapisan
luar. Sel-sel mesenkim yang berasal dari mesenkim ekstraembrional akan menginvasi
villi korialis primer sehingga terbentuk viili koriales sekunder, sedangkan villi koriales
tersier terbentuk bersamaan dengan terbentuknya pembuluh darah-pembuluh darah
janin. Sinsiotrofoblas umumnya berperanan dalam pembentukan hormon steroid,
neurohormon/neuropeptida, sitokin, faktor pertumbuhan dan pitiutary-like hormones,
sedangkan sitotrofoblas lebih berperanan dalam sekresi faktor-faktor pertumbuhan.
SINTESIS HORMON
STEROID
Plasenta mensintesis sejumlah besar hormon steroid selama kehamilan. Dua ormon
steroid utama adalah progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan
(maintenance) kehamilan dan estrogen yang berguna untuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi. Keduanya juga diperlukan untuk perubahan-perubahan metabolik yang
terjadi selama kehamilan. Dalam sintesis hormon steroid, plasenta bukanlah organ
yang autonom tetapi memerlukan prekursor-prekursor untuk sekresi estrogen maupun
progesteron. Prekursor tersebut berasal dari adrenal janin dan maternal untuk sekresi
estrogen serta kolesterol maternal untuk sekresi progesteron
SINTESIS HORMON POLIPEPTIDA
Hormon-hormon polipeptida plasenta mempunyai karakteristik yang mirip
dengan hormon yang dihasilkan organ endokrin lain. Human chorionic
gonadotropin (hCG) mempunyai aktifitas biologik yang sama dengan luteinizing
hormone (LH), demikian juga terdapat kesamaan antara human placental lactogen
(hPL) dengan prolaktin (PRL) dan growth hormon (GH). Walaupun mempunyai
kesamaan, baik hCG maupun hPL mempunyai determinan antigenik yang
berbeda dengan hormon-hormon yang dihasilkan hipofisis sehingga karena
adanya perbedaan ini kadar keduanya dapat diukur secara radioimmunoassay.
Hormon-hormon peptida lain seperti gonadotropin-releasing hormone (GnRH),
somatostatin, thyrotropin-releasing hormone (TRH), gastrin, vasoactive intestinal
polypetida (VIP) dan nerve growth factor (NGF) juga ditemukan pada plasenta
ersamasama dengan pituitary-like polypeptides seperti adrenocorticotropic
hormone (ACTH), thyroid-stimulating hormone (TSH) dan follicle stimulating hormone
(FSH).
NUTRISI JANIN
DAN TRANSFER
PLASENTA
Pada dasarnya ibu merupakan sumber nutrisi bagi janin, namun apa
yang dimakan akan disimpan, sehingga akan dipakai secara kontinu
manakala diperlukan dalam hal energi, perbaikan jaringan dan
pertumbuhan baru. Ada 3 depot makanan – hati, otot, dan lemak, dan
hormon insulin yang berperan dalam metabolisme nutrisi yang diserap
oleh usus ibu. Pada pokoknya cadangan glukosa sebagai glikogen
disimpan di hati dan otot, menyimpan protein untuk asam amino, dan
lemak. Cadangan lemak terakumulasi pada trimeser dua dan cadangan
ini menyusut pada saat janin membutuhkannya pada akhir kehamilan
(Pipe dkk, 1979). Dalam kondisi puasa, dibuat glukosa dari glikogen,
namun cadangan glikogen tidaklah banyak serta tak akan mampu
memenuhi glukosa yang dibutuhkan untuk energidan pertumbuhan.
Pemecahan triacyl glycerols, tersimpan dalam jaringan adiposa, sebagai
cadangan energi dalam bentuk asam lemak. Proses lipolisis dipacu oleh
sejumlah hormon langsung maupun tidak, termasuk glukagon,
norepinephrin, hPL, glukokortisteroid, dan thiroxin.
Glukosa
Pasokan D-glukosa melewati plasenta dicapai penengah, sterophilik,
setereospecific, non concentrating yang dapat tersaturasi – disebtu Facilitated
idffusion – Protein pembawa D-glukosa telah dapat diisolasi dari membran
mikrovilli trofoblas (Morris dan Boyd, 1988).
Sebaliknya penggunaan glukosa dan pembatasan pasokan oleh ibu dihindari,
karena glukosa merupakan bahan nutrisi terbesar bagi janin. Kerja metabolik
hPL, yang banyak di dalam darah dan tidak pada janin, merupakan penghambat
pengambilan (uptake) perifer, dan penggunaan glukosa oleh ibu ; sementara
mendorong mobilisasi dan pemakain asam lemak. Sementara itu hPL dianggap
tidak mutlak diperlukan untuk kehamilan normal. Sebenarnya janin tidak
memerlukan pasokan konstan glukosa, dan dapat menerima perbedaan 75% dan
fetus bukan pasif sebaliknya berusaha memenuhi 95 kebutuhan nutrisinya. Pada
kehamilan kadar glukosa janin bersifat indenpenden dan pada 20 minggu dapat
melebihi kadar ibu (Boztti dkk, 1988). Laktat disalurkan melalui plasenta melalui
mekanisme difusi aktif. Dengan bantuan ion hidrogen, laktat dibawa dalam
bentuk asam laktat. Janin manusia memsperti juga mamalia lain, mengandung
banyak lemak (16%), ini artinya cukup banyak lemak yang dipasok.
Asam Lemak dan Trigliserida
Lemak (triacylglycerols) tidak melewati plasenta namun glycerol melewati
banyaknya asam lemak bebas yang melalui plasenta belum diketahui, namun
asam
palmitat telah dilaporkan oleh Szabo dkk, 1969. Enzim lipoprotein lipase ada
dipermukaan maternal plasenta namun tidak pada permukaan janin. Pengaturan
tersebut memungkinkan hidrolisis tricyglycerol pada ruang intervilli sementara
menjaga lemak alam ini dalam darah janin. Plasenta sebenarnya mampu
mengambil LDL dan terjadinya asimilasi asam lemak esensial dan asam amino
esensial. Partikel LDL dari plasma maternal menempel pada reseptor pada
mikrovilli trofoblas. Kemudian partikel ini masuk secara endositosis ke dalam
peredaran darah janin. Ester apoprotein dan kolesterol dari LDL mengalami
hidrolisa oleh enzim lisosom pada trofoblas, yang akan digunakan dalam 1.
Sintesa progesteron 2. Asam amino 3. Asam lemak esensial, asam linoleik.
Memang kadar arakhidonat dalam plasma janin lebih tinggi dari kadar darah ibu;
kebanyakan asam arachidonat berasal dari asam linoleic yang di dapat dari
makanan
Asam Amino
Disamping menggunakan LDL, plasenta juga mampu mengumpulkan asam amino
di intraseluler (Lemons, 1979) asam amino dari ibu diambil oleh trofoblas melalui
difusi.
Protein dan Molekul besar
Umumnya transfer protein besar ke plasenta sangat terbatas, kecuali IgG. Pada
manusia IgG masuk dalam jumlah besar. Menjelang aterm kadar IgG dalam janin
hampir sama dengan kadar maternal, namun kadar IgA dan IgM janin lebih
endah.
Reseptor Fc ditemukan dalam trofoblas dan transpor IgG dimungkinkan dengan
adanya reseptor ini melalui proses endositosis.
Ion dan Mineral Langka
Transpor jodium ke plasenta dilakukan dengan prosen aktif, plasenta menimbun
iodium. Demikian pula besi ditimbun melalui proses membutuhkan energi. Kadar
seng pada plasma janin lebih tinggi dari plasma ibu.
Kalsium
Kalsium dan fosfor dimasukkan plasenta melalui proses aktif, ditemukan protein
pengikat kalsium pada plasenta. Parathyroid hormone-related protein (PTHrP)
mempunyai kerja seperti hormon parathyroid pada berbagai sistem, termasuk
mengaktifkan adenylate cyclase dan pergerakan ion kalsium (Ca++). Pada dewasa
PTHrP tidak ada, ditemukan hanya pada parathyroid janin dan plasenta serta
jaringan janin. 96 Sebaliknya PTH tak ditemukan pada janin. Hormon PTHrP
dikenal pula sebagai parathormone janin (Abbas dkk, 1990). Hormon ini
merangsang transpor Ca++ melalui plasenta pada domba. Demikian pula
ditemukan reseptor Ca++ pada trofoblas, sebagaimana terdapat pula pada
kelenjar parathyroid. Konsentrasi Ca++ akan mempengaruhi pembentukan PTHrP
pada sitrofoblas.
Vitamin
Vitamin A (retinol) pada janin lebih tinggi dibandingkan pada plasma ibu. Pada
janin vitamin ini beruikatan dengan protein pengikta dan prealbumin. Vitamin C
dibawa melalui plasenta melalui proses yang membutuhkab energi. Vitamin D
(cholecalcierol). Kadar vitamin D termasuk 1.25 dihydroxycalciferol lebih tinggi
pada plasma ibu dibandingkan pada janin. Proses la-hydroxylation dari 25- ydroxy
vitamin D3 berlangsung di plasenta dan desidua.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai