Dr.dr., SpOG(K)1
Dr., SpOG(K)1
1
Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
(ALAMAT KORESPONDENSI)
(NOMOR TELEPON/FAX)
(ALAMAT EMAIL)
I. PENDAHULUAN
secara spontan dan siklik berupa perdarahan yang berasal dari uterus sebagai
oleh karena itu fisiologi menstruasi sangat terkait dengan kontrol neuroendokrin
2. Fase ovulasi.
3. Fase Luteal
1. Fase Proliferasi
3. Menstruasi.
1. FASE FOLIKULER
ovulasi. Tujuan utama dari fase ini adalah mengembangkan folikel yang viable
yang mampu mencapai tahap ovulasi. Perubahan pada awal fase folikuler
diinisiasi oleh meningkatnya kadar FSH pada transisi luteal-folikuler yang
diakibatkan oleh menurunnya kadar progesteron, estrogen dan inhibin pada akhir
sejumlah tertentu konsentrasi minimum FSH yang disebut FSH threshold. Lama
waktu dari threshold ini, yang harus dipertahankan melebihi kadar FSH yang
Folikel Primordial
Sel germinal primordial berasal dari endoderm yolk sac, allantois dan
hindgut dari embryo dan pada umur gestasi 5-6 minggu, bermigrasi ke genital
ridge. Selanjutnya germ cells membelah secara mitosis dengan cepat, dimulai
pada kehamilan 6-8 minggu, dan pada usia kehamilan 16-20 minggu, tercapai
Folikel primordial tidak tumbuh (nongrowing) dan terdiri dari satu oosit,
atresia, yang tidak terputus oleh keadaan kehamilan, ovulasi, atau periode
anovulasi, berlanjut sejak bayi sampai menopause, saat folikel habis. Kecepatan
berkurangnya jumlah folikel bersifat proporsional dengan jumlah total yang ada,
sehingga berkurangnya jumlah folikel paling cepat terjadi sebelum bayi lahir yang
menghasilkan 2 juta oosit saat lahir dan 300.000 saat pubertas. Disamping itu,
sekitar 400 folikel akan berovulasi selama usia reproduksi wanita (gambar 4).
menstruasi, yaitu sekitar 85 hari. Folikel yang akan berovulasi adalah satu dari
kohort folikel yang direkruit pada saat transisi luteal-folikuler. 27 Sampai stadium
akhir, pertumbuhan bersifat independent terhadap regulasi hormonal.28 Akhirnya,
kohort folikel ini mencapai stadium dimana (kecuali di selamatkan oleh FSH)
death.29
dalam seleksi folikel dominan. Tanda awal dari berkembangnya folikel adalah
bertambahnya ukuran oosit, sel granulosa berubah dari bentuk pipih menjadi
berbentuk kubus, dan diantara sel granulosa dan oosit terbentuk gap junctions
yang penting bagi jalur pertukaran nutrisi, metabolit dan sinyal (gambar 10).
Folikel Primer
primordial menjadi folikel primer. Lapisan sel granulosa menjadi terpisah dengan
sel-sel stroma oleh basal membran yang disebut lamina basalis. Sel-sel stroma
Folikel Preantral
androgen dan progestin. Oosit sangat membesar dan dikelilingi oleh zona
estrogenik.30 FSH dan estrogen secara bersama sama dan sinergis dengan cepat
Androgen pada fase folikuler dini memiliki peran yang kompleks. Pada
yang diinduksi oleh FSH serta mempertinggi kerja enzim. Tetapi, pada
terjadi pada sel granulosa folikel preantral adalah konversi androgen menjadi
bentuk yang lebih poten yaitu 5αreduced androgens.31 Androgen ini menghambat
aktifitas aromatase dan pembentukan reseptor LH yang diinduksi oleh FSH karena
androgen ini tidak dapat dirubah menjadi estrogen yang menyebabkan terjadinya
dominan androgen menjadi keadaan dominan estrogen agar tetap survive (kotak
1).
perkembangan folikel dan oosit. Sebagai akibatnya, oosit bergantung kepada sel-
transport asam amino, dan sintesis kolesterol di sel sel granulosa melalui sinyal
di ditingkatkan oleh FSH dan ditekan oleh LH. 36 Disamping itu, FSH
menutupnya.37 Setelah ovulasi, gap junctions tetap penting bagi Corpus Luteum,
Folikel Antral
bersatu membentuk rongga/ cavity yang disebut antrum. Cairan ini kaya hormon,
growth faktors dan sitokin, yang diperlukan oosit. Sel-sel granulosa yang
cell system.
hanya terdapat pada sel theka.40 Tahapan final proses maturasi dioptimalkan oleh
LH. Produksi estrogen yang distimulasi oleh FSH di sel granulosa diproduksi oleh
androgen yang distimulasi oleh LH di sel theka. Keadaan ini tidak sepenuhnya
berjalan sampai tahap akhir perkembangan antral. Sel theka ditandai dengan
ekspresi reseptor LH receptors, 3β hydroxy steroid dehydrogenase dan cyp-P450c
menjadi estrogen.41
FSH dan cyp-450 aromatase untuk mengkonversi substrat androgen (dari sel
maturitas folikel yang meningkat. Fungsi eksklusif P450c 17 di sel theka dan
aromatase di sel granulosa merupakan prinsip dasar dari teori two-cell, two-
gonadotropin.42
Hanya folikel dengan reseptor FSH yang lebih banyak, aktifitas aromatase yang
tinggi, dan steroidogenesisi yang kuat yang terseleksi sebagai folikel dominan.
(gambar 6)
seleksi terhadap folikel yang akan berovulasi. Estrogen berperan dalam proses ini.
estrogen berpengaruh positif terhadap FSH dalam maturasi folikel dan berperan
dalam umpan balik negatif terhadap FSH pada level hipothalamus-hipofise yang
reseptor FSH yang tinggi, tetap mendapatkan FSH yang lebih sekalipun kadar
FSH menurun. Folikel folikel lainnya, yang memiliki sedikit reseptor FSH segera
yang meningkat, yang esensial bagi proses maturasi yang lengkap. Pada tahap
yang kritis ini, estrogen menimbulkan umpan balik positif pada LH,
Seleksi folikel dominan sudah terjadi pada hari 5 sampai hari 7, sebagai
terdapatnya jumlah reseptor FSH yang lebih banyak karena tingkat proliferasi sel
granulosa yang melebihi kohortnya dan juga meningkatnya kerja FSH karena
lokal. Sehingga, folikel dominan bersifat lebih sensitif terhadap FSH, dan
lonjakan LH dan menjadi korpus luteum, sel granulosa harus memiliki reseptor
telah distimulasi FSH (FSH primed granulosa cells). LH berperan penting pada
Hipervaskularisasi folikel
Dikutip dari (sumber)
Sekresi FSH sangat sensitif terhadap efek inhibisi negatif estrogen pada
kadar rendah, dan pada kadar yang lebih tinggi efek estrogen ini ditambah oleh
estradiol memenuhi dua hal penting, yaitu kadar estradiol meningkat di atas 200
pg/mL dan bertahan selama 50 jam, biasanya terjadi saat folikel dominan
Folikel Preovulatori
Folikel preovulatori tampak hiperemis, sel granulosa membesar dan
terdapat inklusi lipid serta sel theka menjadi bervakuola dan hipervaskularisasi.
terjadi saat kadar puncak estradiol tercapai. Dalam memberi stimulus ovulasi ke
dan FSH yang lebih rendah, dengan terus meningkatkan superioritas androgen.
estrogen terhadap LH. Apabila diberikan? sebelum stimulus estrogen, atau pada
dosis yang cukup untuk mencapai kadar darah melebihi 2 ng/mL, progesteron
yang tepat dan rendah yang dihasilkan oleh berkembangnya folikel kearah matur
Sejalan dengan folikel yang lebih kecil mengalami atresia, sel sel theka
growth factor (IGF)-1 pada sinthesis androgen theka dan inhibin dapat mengatasi
kerja penghambatan activin. Pada sel granulosa folikel immatur fase folikuler
dini, activin meningkatkan aktifitas FSH - ekspresi reseptor FSH, aromatisasi dan
ekspresi reseptor LH, disamping secara simultan menekan sintesis androgen tekha
puncak pada fase folikuler madya, memperkuat penarikan FSH dari folikel lain
yang memungkinkan munculnya folikel dominan. Pada fase folikuler lanjut,
LH. Di sel granulosa matur dari folikel dominan preovulatori, activin berperan
dominan memiliki protease IGFBP-4 dan jumlah growth factors yang meningkat.
Peran IGF-2 dalam folikulogenesis menjadi lebih jelas karena pada dwarfisme tipe
IGF-2, IGF yang paling banyak terdapat di folikel manusia, berperan penting
2. FASE OVULASI
Ovulasi adalah fase dalam sIklus menstruasi dimana telur yang matur
dikeluarkan dari folikel ovarium ke dalam tuba fallopii. Pada manusia, ovulasi
terjadi sekitar pertengahan siklus, setelah fase folikuler. Hari-hari disekitar saat
ovulasi (kurang lebih mulai hari10-hari18 dari siklus 28 hari), merupakan fase
yang paling fertil. Dimusim semi ovulasi terjadi di pagi hari, dan malam hari pada
musim gugur dan dingin. Ovulasi 55% terjadi dari ovarium kanan. Oosit dari
ovarium kanan berpotensi lebih besar bagi terjadinya kehamilan. 59 Kehamilan
usia. 60
hipofise mensyaratkan adanya sekresi GnRH yang pulsatil. Respon umpan balik
yang mengatur kadar gonadotropin terutama dikontrol oleh umpan balik steroid
yang mengakibatkan terbebas dari penekanan.? Hal ini mungkin disebabkan oleh
menurunnya opioid receptor binding dan pelepasan opioid sebagai respon yang
diinduksi estrogen.
Oosit pimer ada pada keadaan tertahan di late-prophase dari meiosis I.26
disrupsi gap junctions dan transportasi cAMP dari sel sel granulosa ke oosit
menjadi terhenti. Integritas gap junction di oosit juga dipertahankan oleh nitric
prostaglandin. Pada saat ovulasi, oosit sekunder (arrested pada metaphase meiosis
dikeluarkan ke kavum peritonii. Oosit melekat pada ovarium dan kontraksi otot
tuba falopii membawa oosit berkontak dengan epitel tuba dan memulai migrasi
berakhir dalam 48-50 jam.62 Kadar nilai ambang LH harus dipertahankan selama
setelah puncak LH dan 24-36 jam setelah puncak estradiol. 64,65 Lonjakan LH
cenderung terjadi sekitar pukul 3.00; dimulai antara tengah malam dan pukul 8.00
pada lebih dari dua pertiga wanita.66 LH mungkin dapat terdeteksi di urin malam
sebelum dan sesudah ovulasi mencegah disrupsi dinding folikel yang tidak tepat.
folikuler yang disebut stigma. Prostaglandin utamanya PGE2 tetapi juga PGF2α
kontraksi otot polos pada proses ekstrusi massa oosit-kumulus. Lonjakan FSH,
reseptor LH yang adekuat untuk menjamin fungsi fase luteal yang adekuat. Hal ini
menjelaskan kenapa picu ovulasi dengan GnRH agonist lebih fisiologis karena
Dalam berapa jam setelah peningkatan LH, terjadi penurunan cepat kadar
3. FASE LUTEAL
yang optimal. Sel-sel lutein yang berasal dari granulosa dan theka berlanjut
vaskularisasi yang baik. Terjadi vaskularisasi cepat yang dimediasi oleh vascular
endothelial growth factor (VEGF).75 Pada hari ke 8 atau 9 setelah ovulasi, tercapai
estradiol di darah. Corpus luteum (CL) memiliki aliran darah tertinggi (per unit
mass of body) dan dapat terjadi perdarahan spontan khususnya pada pasien dengan
Pengaruh utama lonjakan LH adalah konversi sel-sel granulosa dari sel yang
ikatan reseptor LDL dan proses internal.76 Induksi reseptor LDL di sel granulosa
menurunnya sekresi FSH dan LH. Corpus Luteum selanjutnya kehilangan reseptor
FSH dan LH nya. Pada keadaan tidak adanya stimulasi FSH dan LH, setelah 14
hari, korpus luteum mengalami atresia. Dengan menurunnya kadar estrogen dan
progesteron, umpan balik negatif yang penting bagi kontrol terhadap FSH
dihilangkan dan kadar FSH meningkat lagi untuk memulai siklus berikutnya. Bila
apoptosis dan menjadi korpus albikan, yang berbentuk scar putih. Apoptosis luteal
Usia korpus luteum bergantung pada adanya sekresi tonik LH yang terbukti
dilanjutkan pada siklus ?. Produksi estrogen dan progesteron oleh Corpus Luteum
berada dibawah kontrol LH. Kadar tinggi estrogen, progesteron, dan inhibin A
menekan pertumbuhan folikel yang baru. Korpus luteum tidak homogen karena
terdiri dari sel- sel luteal, sel-sel endotel, leukosit dan fibroblas. 77 Sel-sel non-
menyusun komponen vasoaktif.78 Sel-sel luteal terdiri dari dua tipe sel —large
cells dan small cells.77 Large cells, dibentuk dari sel granulosa dan merupakan
tempat steroidogenesis sedangkan small cells dibentuk dari sel theka, memiliki
reseptor dan memberikan stimulus pada large cells untuk berfungsi.79 Lonjakan
LH sampai menstruasi rata rata selama 14 hari dengan rerata antara 11-17 hari,
dengan fase luteal pendek terjadi pada 5-6 % wanita.80 Fase luteal tidak dapat
mekanisme luteolitik yang aktif. Korpus luteum dengan cepat menghilang 9-11
luteolisis.81
menyelamatkan CL. Messenger RNA untuk hCG dapat dideteksi pada embrio
manusia 6-8 sel, yaitu sebelum implantasi dan dapat dideteksi di ibu sekitar 6-7
praimplantasi dan kadar estradiol dan progesteron yang lebih tinggi dapat diukur
TRANSISI LUTEAL-FOLIKULAR
■ Menurunnya efek umpan balik negatif steroid luteal dan inhibin (khususnya
inhibin A)
sinyal-sinyal hormon klasik (the endocrine events of the menstrual cycle) (gambar
10).
terjadinya fertilisasi dan menuju menstruasi jika tidak terjadi fertilisasi. Siklus
fungsional yang merupakan tempat proliferasi dan sekresi yang penting bagi
pada saat menstruasi sementara lapisan basal tetap konstan selama siklus
Sisanya sebagai residu bersifat stabil, komponen basalis dan sejumlah kecil, yang
siklus uterus
sampai ovulasi terjadi. Sejalan dengan terjadinya sekresi estrogen, fase ini
didominasi oleh mitosis dan pseudostratifikasi. Dalam 24-48 jam dengan cepat
dimulai re-epitelialisasi dan proliferasi sel sel dari sisa-sisa kelenjar lapisan
basalis, khususnya di regio isthmic dan ostium tuba. Pada hari ke 5-6, terjadi onset
lambat tetapi kemudian semakin cepat. Fase folikuler ovarium berkaitan dengan
fase proliferasi. Pada fase folikuler madya, meningkatnya kadar estrogen yang
dari stem cell basalis, proliferasi kelenjar endometrium dan proliferasi jaringan
ikat stroma. Kelenjar endometrium memanjang dengan lumen yang sempit dan sel
sel epitelnya mengandung sedikit glikogen. Akan tetapi, glikogen tidak
tubuler, epitel menjadi berbentuk silindris dengan inti berada di basal. Sel-sel
tetapi tetap tidak bercabang. (gambar 13 ?). Proliferasi mencapai puncaknya pada
estrogen.86 Tebal endometrium pada fase folikuler madya sekitar 4-6 mm dan pada
trilaminar pada USG. Pseudostratifikasi lapisan sel epitel kelenjar juga mencapai
Fase sekresi atau luteal phase dimulai saat ovulasi dan berakhir sampai fase
Kelenjar ini menjadi berlipat lipat dan memiliki lumen yang lebar karena
mitosis menurun. Epitel permukaan menjadi lebih silindris dan pada beberapa
Gambar 11. Perubahan histologi endometrium pada setiap tahap yang berbeda
2. FASE IMPLANTASI
didominasi oleh kelenjar sekresi yang berkelok kelok dengan sedikit stroma.
growth factors, desidualisasi sel-sel stroma, dan sejumpah peptida dan sitokin
menandai fase ini dengan tujuan menerima dan menutrisi blastokis. Kelenjar
endometrium pada fase sekresi madya-lanjut menjadi lebih berlipat lipat, stroma
menjadi edematus dan hipervaskularisasi. Jika tidak terjadi implantasi, dan tidak
ada hCG, kelenjar mulai terpecah dan kolaps pada fase luteal lanjut. Pada hari ke-
23 siklus, jika tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum mengalami degenerasi dan
spiralis. Iskemia yang ditimbulkannya dapat menyebabkan gejala kram pada awal
menstruasi. Pada hari ke-28, vasokontriksi yang semakin intens dan iskemia yang
Jika tidak terjadi kehamilan, usia korpus luteum terbatas dan turunnya
Terjadi stasis darah, spasme arteriolar, nekrosis jaringan, iskemia, dan enzymatic
Fase menstruasi dimulai karena pecahnya arteria spiralis sekunder akibat iskemia,
dan biasanya berlangsung empat hari. Menstruasi dimulai diarea yang berbeda-
atau kornu dan titik pemisahan alamiah adalah antara lapisan basalis dan
hematome. Darah menstruasi terdiri dari darah arterial dan vena, sisa sisa stroma
dan kelenjar endometrium, leukosit, dan sel darah merah. Darah dan lapisan
dimulai dari lamina basalis. Regenerasi endometrium dimulai 36 jam setelah onset
masih berlanjut didaerah lainnya. Perdarahan berhenti biasanya pada hari ke-5
1.
2.
3.
PEMAHAMAN ?)
1.
2.
3.
wanita. Telah terbukti bahwa hal ini melibatkan kerjasama yang kompleks
hormon hormon yang dihasilkan oleh hipothalamus, hipofise dan ovarium selama
bersifat kompleks dan sangat penting bagi fungsi gonad yang tepat (oogenesis dan
wanita sejalan dengan fertilitas baik pada laki laki maupun wanita. Tidak dapat
dihindari, para klinisi dan spesialis infertilitas harus memiliki pengertian yang
1.
2.
3.
4.
5.