Anda di halaman 1dari 27

SERIAL OPTEK

OP TEK
MOW
EPIDEMIOLOGI

Angka kegagalan rata-rata 18,5 per 1000 kehamilan


(dengan laparoskopi angka keberhasilan 99.8%)

metode no 2 paling banyak digunakan

Mengurangi angka kejadian ca ovarium


sebanyak + 30%

Meningkatkan risiko terjadinya KE


PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASING2
METODE

Handbook of Contraception: A Guide


for Practical Management, Ed 1 Bab 1, hal 9, Th 2006
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASING2 MOW

Handbook of Contraception: A Guide


for Practical Management Ed 1, Bab 13, Hal 217, Th 2006
SYARAT SUKARELA DAN BAHAGIA

Tindakan
Mengetahui
bedah Kontrasepsi
adanya Yakin
memiliki permanen
metode lain
resiko

Nilai ukur keluarga bahagia: terikat dalam perkawinan


sah, harmonis, sekurang2nya punya 2 anak dengan
umur terkecil 2 tahun, umur istri minimal 25 th
PSSI (perkumpulan untuk Sterilisasi
Sukarela Indonesia)

Umur 25 – 30 Umur 30 – 35 Umur 35 – 40


tahun dengan 3 tahun dengan 2 tahun dengan 1
anak atau lebih anak atau lebih anak atau lebih
Handbook of Contraception: A Guide
for Practical Management, Ed 1, Bab 13 hal 207, Th 2006
DEFINISI
• MOW ialah setiap tindakan pada kedua saluran bibit wanita, yang
mengakibatkan pasangan yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan lagi, atas permintaan suami istri yang
bersangkutan (ilmu bedah kebidanan, Ed 1 Bab 24, hal 239)

• Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falopii


wanita, sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil (ilmu Kandungan Ed 2, Bab
20, Hal 563)
PERSIAPAN ALAT
PERALATAN DAN OBAT INSTRUMEN
• Meja operasi • 1 Tang tampon
• Lampu operasi • 1 Kateter
• Sterilisator • Spuit
• Usungan • 1 Skalpel
• Kamar pulih • 4 doekklem
• Alat dan obat darurat • 1 Gunting lengkung panjang 15 cm
• Antisepsis • 1 Gunting benang
• Anestesi lokal • 1 Pinset bedah
• Perlengkapan lain • 1 Pinset anatomi
• 6 Klem arteri kecil
• 2 Retraktor kecil (interval)
• 2 Klem Babcock
• 1 Pemegang Jarum
Abortus • Jarum KE
• Benang Chromic/Plain Catgut/Silk
PENDEKATAN MENUJU TUBA

Sterilisasi tuba saat SC atau saat


pembedahan abdomen lainnya

Minilaparotomi post partum paska


persalinan pervaginam

Minilaparotomi interval

Laparoskopi
Novak's Gynecology, Ed 13, Bab 10, th 2002
MINILAPAROTOMI POST PARTUM
1. Persiapan • Pasien dalam posisi telentang
• A dan antisepsis lapangan operasi dengan betadine,
Pasien persempit dengan doek steril

• Insisi semilunar(infra umbilikus) sepanjang 3 – 5 cm; atau


2. Metode Insisi • Insisi midline sepanjang 3-5 cm
• Perdalam sampai dengan menembus peritoneum

3. Identifikasi • Identifikasi uterus


organ genitalia • Identifikasi tuba; dengan menggunakan klem Babcock,
tuba dipegang pada bagian midportion telusuri hingga
interna fimbrae dapat di-identifikasi

Williams Obstetrics, Ed 23, Bab 33 , Th 2010


TEKNIK MOW
PARKLAND

POMEROY/MODIFIKASI POMEROY

IRVING

UCHIDA

KROENER

ALDRIDGE

MADLENER
METODE PARKLAND
Parkland method ialah partial salpingectomy yang melibatkan ligasi tuba pada 2 tempat,
diikuti oleh eksisi tuba diantaranya sehingga terdapat separasi segera pada ujung tuba
METODE PARKLAND
Pada pertengahan tuba terdapat ruang avaskuler
mesosalfing, lubangi lalu lakukan diseksi tumpul
menggunakan hemostat untuk membebaskan tuba, pegang
tuba yang telah dilepaskan dengan klem babcock

Lakukan pengikatan pada ujung proksimal dan distal tuba


yang telah dibebaskan dengan menggunakan benang
chromic 2.0 (Te-Linde; Williams Obstetric menggunakan
Chromic 0)

Potong bagian proksimal tuba melalui robekan mesosalfing


dengan gunting metzenbaum, sisakan pedikel sepanjang 0.5
cm, ujung distal disayat diatas jahitan sehingga segmen
tuba yang di-diseksi sekitar 2 cm
METODE POMEROY
Pomeroy method ialah partial salpingectomy dengan melakukan ligasi tuba yang diikuti
dengan eksisi tanpa usaha untuk mengubur ujung tuba

Lakukan penjepitan dan pengangkatan mid


segmen tuba (menggunakan klem), lakukan
ligasi (satu atau dua kali) menggunakan
chromic 2.0 (William’s Obstetric ed 23
menggunakan plain catgut no 1)

Lakukan fenestrasi secara tumpul pada


lengkung tuba, segmen tuba dipotong pada
masing2 sisi. Evaluasi perdarahan pada tuba
yang telah dipotong
METODE MODIFIKASI POMEROY
Lakukan penjepitan dan
pengangkatan mid segmen tuba
(menggunakan klem), lakukan
ligasi (satu atau dua kali) pada
bagian dasar tuba tsb
menggunakan plain catgut no. 1

Jendela
Buat jendela avaskuler pada avaskuler
mesosalfing pada titik
pertengahan tuba. Melalui
jendela ini dilakukan penjahitan
seperti yang dilakukan pada
metode Pomeroy
METODE IRVING
Irving method ialah partial salpingectomy yang mengubur ujung dari stomp
proksimal tuba pada miometrium uterus yang bertujuan untuk mencegah fistula
tubaperitoneal
METODE IRVING
Buat jendela avaskuler pada mesosalfing + 4cm pada utero-tubal junction
menggunakan gunting atau hemostat, tuba dipegang dengan klem Babcock

Ligasi pada tuba distal dan proksimal diatas jendela avaskuler dengan chromic
no 1, panjangkan benang pada bagian proksimal kemudian potong/ reseksi
bagian tuba diantaranya. Buat insisi + 1cm pada bagian serosa posterior uterus
dekat utero-tubal junction, gunakan hemostat untuk memperdalam insisi secara
tumpul , menciptakan kantung miometrium sedalam 1-2 cm

Masing2 kedua ujung benang pada bagian proksimal, menggunakan jarum


lengkung (curved), dimasukkan dari kantung miometrium keluar ke lapisan
serosa kemudian jarum dilepas

Penarikan pada kedua ujung benang tersebut akan menyebabkan ujung tuba
proksimal tertarik kedalam kantung, ikat jahitan diluar serosa uterus untuk
memfiksasi ujung tuba pada lokasi tertanamnya. Celah kantung ditutup dengan
chromic 2.0
(METODE UCHIDA)
Uchida method ialah partial salpingectomy yang mengubur ujung stomp proksimal tuba yang
menyisakan mesosalfing dalam usaha mengurangi kejadian tuboperitoneal fistula
(METODE UCHIDA)
• Pegang bagian tengah tuba (ampula) dengan klem Babcock, sekitar 6-7 cm dari uterotubal
junction, kemudian injeksi epinefrin 1:1000 pada subserosa
A • Buat insisi pada permukaan serosa yang dikembungkan yang membelakangi mesosalfing

• Serosa dibebaskan dari tuba , sehingga tuba ter-ekspos + 5 cm


• Pasang dua hemostat untuk menjepit bagian tuba tsb
B

• tuba bagian proksimal di ikat dengan chromic No 0, digunting, sehingga akan masuk
dengan sendirinya dibawah serosa, bagian distal tidak perlu di ikat
C

• Tutup mesosalfing dengan benang diserap, menggunakan purse string stich dari proksimal
kedistal, dimana bagian stump tuba proksimal yang diligasi tertanam didalamnya. Ikat
D pada distal tuba. Kemudian hemostat tuba distal dapat dilepas
METODE KROENER
FIMBREKTOMI
METODE KROENER
FIMBREKTOMI
METODE ALDRIDGE

PERITONEUM DARI LIGAMENTUM LATUM DIBUKA,


KEMUDIAN TUBA BAGIAN DISTAL BERSAMA2 DENGAN
FIMBRIAE DITANAM KE DALAM LIGAMENTUM LATUM
METODE MADLENER

Bagian tengah dari tuba di pegang dan diangkat dengan


pean sehingga terbentuk suatu lipatan terbuka

Dasar dari lipatan tersebut di jepit dengan pean, kemudian


dasarnya diikat dengan benang yang tidak diserap

Tidak dilakukan pemotongan tuba


STATISTIK

Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetric & Gynecology, Ed 10 Bab 31 hal 849 th 2001
LAPAROSKOPI

LIGASI DAN RESEKSI • Parkland


SEPERTI
MINILAPAROTOMI • Pomeroy/modifikasi Pomeroy

• Unipolar koagulasi
ELEKTROKOAGULASI
• Bipolar koagulasi

• Silastic band (falope ring)


• Spring clip/ hulka clip
MEKANIK
• Filshie clip
• Essurea
KOMPLIKASI
JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG
Kematian Gangguan menstruasi
Cedera pembuluh darah, saluran
pencernaan, saluran kemih
Nyeri abdomen dan disparenia

Emboli udara Kehamilan

Gejala tromboemboli Obstruksi usus akibat adhesi

Infeksi luka operasi Penyesalan!

Data mortalitas dari Te-Linde operative Ed 10, Bab 27, th 2008


- 13.4 per 100,000 (interval)
- 53.3 per 100,000 (postaborsi)
-43.4 per 100,000 (postpartum)

Anda mungkin juga menyukai