Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kebutuhan biologi dan fisiologi 1
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
220201151
220201151
Eriani Septia
22020115120017
22020115120027
A.15.1
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Eliminasi
Bowel dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keterampilan Dasar
Dalam Keperawatan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Devi Nurmalia, S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing dan koordinator yang telah
memberikan bimbingan dan materi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes; Bapak Ns.M.Rofii,S.Kep.,M.Kep dan Bapak M. Hasib
Ardhani,S.Kp.,M.Kes selaku Tim Pengajar Mata Kuliah Keterampilan Dasar Dalam
Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan materi kepada kami.
4. Rekan-rekan yang ikut membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk
penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk
perbaikan dimasa yang akandatang.Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Semarang, 16 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI .
BAB I PENDAHULUAN .
A Latar Belakang ..
B Rumusan Masalah .
C Tujuan Penulisan ...
4
4
4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan dalam membantu
proses kelancaran proses defekasi (Hidayat, 2006).
e. Pengobatan
Pengobatan dapat memengaruhi proses defekasi, dapat mengakibatkan diare dan
konstipasi, seperti penggunaan laksansia atau antasida yang terlalu sering (Hidayat, 2006).
f. Gaya hidup
Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas buang air
besar, dan kebiasaan menahan buang air besar. Kebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi
proses defekasi. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan
melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet. Maka, ketika orang tersebut buang
air besar di tempat yang terbuka atau tempat yang kotor, ia mengalami kesulitan dalam proses
defekasi (Hidayat, 2006).
g. Penyakit
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-penyakit yang
berhubungan langsung pada sistem pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi
lainnya (Hidayat, 2006).
h. Nyeri
Adanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi, seperti pada
beberapa kasus hemoroid, fraktur ospubis, dan episiotomy akan mengurangi keinginan untuk
buang air besar (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi
Pengkajian
1) Pola defekasi dan keluhan selama defekasi
Pengkajian ini antara lain : bagaimana pola defekasi dan keluhannya selama defekasi. Secara
normal, frekuensi buang air besar pada bayi sebanyak 4-6 kali/hari, sedangkan pada orang
dewasa adalah2-3 kali/hari dengan jumlah rata-rata pembuangan per hari adalah 150 g.
2) Keadaan feses
No Keadaan Normal Abnormal Penyebab
No
Keadaan
Normal
Abnormal
Penyebab
Warna
Bayi :
Kuning
Putih,
hitam/tar,
atau
merah.
Kurangnya kadar
empedu,
perdarahan
saluran cerna
bagian atas, atau
perdarahan
saluran cerna
bagian bawah.
Malabsorbsi
lemak.
Dewasa :
Coklat.
Bau
Khas feses
dan
dipengaruhi
oleh
makanan.
Pucat
berlemak.
Amis dan
perubahan
bau.
Darah dan
infeksi.
Lunak dan
berbentuk.
Cair
Diare dan
absorbsi kurang.
Sesuai
diameter
rektum.
Kecil,
bentuknya
seperti
pensil.
Darah,
pus, benda
asing,
mukus,
atau
cacing.
Obstruksi dan
peristaltik yang
cepat.
Konsistensi
4
Bentuk
5
Konsituen
Makanan
yang tidak
dicerna,
bakteri yang
mati, lemak,
pigmen
empedu,
mukosa
usus, air.
Internal
bleeding, infeksi,
tertelan benda,
iritasi, atau
inflamasi.
d. Fecal impaction.
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Tidak terkontrolnya pengeluaran feses.
b. Baju yang kotor oleh feses.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Injury spinal cord.
b. Pembedahan usus.
c. Pembedahan ginekologi.
d. Stroke.
e. Trauma pada daerah pelvis.
f. Usia tua.
Perencanaan Keperawatan
a) Gangguan eliminasi fekal : konstipasi (actual/risiko)
Tujuan yang diharapkan :
a. Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel.
b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab konstipasi.
INTERVENSI
Catat dan kaji kembali warna,
konsistensi, jumlah, dan waktu
buang air besar
Kaji dan catat pergerakan usus
Jika terjadi fecal imfaction:
1. Lakukan pengeluaran
manual
2. Lakukan gliserin
Klisma
Konsultasikan dengan dokter
tentang :
1. Pemberian laksatif
2. Enema
RASIONAL
Pengkajian dasar untuk
mengetahui adanya masalah
bowel
Deteksi dini penyebab
Konstipasi
Membantu mengeluarkan feses.
Meningkatkan eliminasi
3. Pengobatan
Berikan cairan adekua
Berikan makanan tinggi serat
dan hindari yang banyak
mengandung gas dengan
konsultasi bagian gizi.
Bantuan klien dalam
melakukan aktivitas pasif dan
aktif
Berikan pendidikan kesehatan
tentang:
1. Personal hygiene
2. Kebiasaan diet
3. Cairan dan makanan
yang mengandung es
4. Aktivitas
5. Kebiasaan buang air
besar
Mengurangi/menghindari
inkontinens
RASIONAL
Dasar memonitor kondisi
istirahat cukup
Berikan pendidikan kesehatan
tentang :
1. Cairan
2. Diet
3. Obat-obatan
4. Perubahan gaya hidup
bowel
Meningkatkan pengetahuan
dan mencegah diare.
INTERVENSI
Tentukan penyebab
inkontinensia
Kaji penurunan masalah ADL
yang berhubungan dengan
masalah inkontinensia
Kaji jumlah dan karakteristik
Inkontinensia
Atur pola makan dan sampai
berapa lama terjadinya buang
air besar
Lakukan bowel training dengan
kolaborasi fisioterapis
Lakukan latihan otot panggul
Berikan pengobatan dengan
kolaborasi dengan dokter
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Anak Y
RASIONAL
Memberikan data dasar untuk
memberikan asuhan
keperawatan
Pasien terganggu ADL karena
takut buang air besar
Menentukan pola inkontinensia
Membantu mengontrol buang
air besar
Membantu mengontrol buang
air besar
Menguatkan otot dasar pelvis
Mengontrol frekuensi buang air
Besar
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasakan susah mengeluarkan feses dan
anaknya selalu mengedan dengan kuat jika ingin Buang Air Besar.
- Bagaiman dilihat
Pasien susah mengeluarkan fesesnya.
C. Region
- Dimana lokasinya
Di daerah usus.
- Apakah menyebar
Tidak menyebar.
D. Severity
Penyakit yang diderita pasien tidak mengganggu aktivitas pasien.
E. Time
Gejala yang terjadi pada pasien dirasakan pada 2 minggu yang lalu.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami sakit yang serius.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah sakit, jadi
pengobatan/tindakan belum pernah dilakukan kepada anaknya.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah dioperasi.
D. Lama dirawat
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit, ini adalah
pertama kalinya anaknya masuk rumah sakit.
E. Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak memiliki alergi terhadap apapun.
F. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan karena anaknya masih berumur 1 bulan, anaknya masih
mendapatkan imunisasi 2 kali yaitu Hepatitis B dan BCG.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Ibu pasien mengatakan bahwa beliau dan ayahnya tidak memiliki penyakit yang serius.
B. Saudara kandung
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien adalah anak pertamanya.
C. Penyakit keturunan yang ada
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ibu pasien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak adayang mengalami gangguan jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarga yang sudah meninggal adalah neneknya pasien.
F. Penyebab meninggal
Ibu pasien mengatakan bahwa penyebab nenek pasien meninggal adalah karena demam tinggi
yang mendadak.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Pada saat dikaji kesadaran pasien sadar penuh compos mentis.
B. Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 37 0C
- Tekanan darah : - Nadi : 106 x/i
- Pernafasan : 46 x/i
- Skala nyeri : -
-TB : 50 cm
- BB : 3 kg
C. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Bentuk kepala
pasien oval
- Ubun-ubun : Ubun-ubun lembek,
datar dan belum tertutup
- Kulit kepala : kulit kepala bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut pasien baik dan merata.
- Bau : Rambut pasien terawat, bersih
- Warna rambut : Hitam
Wajah
- Warna kulit : Kuning langsat
- Struktur wajah : Simetris, tidak ada
edema.
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata pasien lengkap dan simetris
- Palpebra : Tidak ada ptosis
- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak icterus
- Pupil : Isokhor
- Cornea dan iris : Transparan dan jernih
- Visus : Tidak dikaji
- Tekanan bola mata : Tidak dikaji
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung pasien ada dan posisi septum nasi berada
ditengah
- Lubang hidung : Lubang hidung simetris dan bersih
- Cuping hidung : Tidak ada cuping hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Bentuk telinga normal dan simetris
- Ukuran telinga : Normal
- Lubang telinga : Lubang telinga bersih dan tidak terdapat kotoran
- Ketajaman pendengaran : Pasien mendengar dengan baik.
Mulut dan Faring
- Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab.
- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada lesi dan gigi pasien belum ada.
- Keadaan lidah : Bersih
- Orofaring : Tidak ada peradangan.
Leher
- Posisi trachea : Medial
- Thyroid : Tidak ada pembengkakan di daerah thyroid.
- Suara : Jelas
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan.
- Vena jugularis : Vena tidak pembengkakan.
- Denyut nadi karotis : Teraba
Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Kebersihan kulit pasien terpelihara.
- Kehangatan : Kulit pasien terasa hangat ketika diraba.
- Warna : Kuning langsat
- Turgor : Turgor kulit kembali cepat.
- Kelembaban : Kulit pasien lembab
- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit pasien.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk : Ukuran dan bentuk payudara pasien normal dan simetris.
- Warna payudara dan areola : Warna payudara anak kuning langsat dan warna areola kecoklatan.
- Kondisi payudara dan putting : normal dan puttin belum menonjol.
- Aksilla dan clavicula : simetris
Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks : Normal
- Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi napas pasien 46 x/menit dengan irama teratur.
- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : Getaran suara paru sama kiri dan kanan.
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi : Vesikuler
Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : Normal
- Palpasi : Tidak ada pembengkakan.
- Perkusi : Dullnes
- Auskultasi : Suara jantung Lupdup
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Terjadi distensi abdomen.
- Auskultasi : Peristaltik usus pasien 9 x/menit.
- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen pasien.
- Perkusi (suara abdomen) : Timpani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia ( rambut pubis, lubang uretra) : Rambut pubis belum ada dan lubang uretra normal
(ada)
- Anus dan perineum : Lubang anus ada dan tidak ada kelainan pada anus.
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas : Ekstremitas pasien simetris, tidak terdapat edema.
Pemeriksaan neurologi : Tidak dilakukan pengkajian.
VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola Makan Dan Minum
- Frekuensi makan/hari : 8-12 kali/hari
- Nafsu /selera makan : Tidak ada masalah.
- Nyeri ulu hati : Tidak ada masalah.
- Alergi : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi.
- Mual dan muntah : Tidak pernah muntah.
E. Mekanisme Koping : Pasien masih bayi, jadi belum mampu melakukan mekanisme koping.
No.
1.
Data
S:
-Ibu
mengatakan
bahwa pasien
susah untuk
mengeluarkan
feses.
- Pasien BAB
1-2 kali per hari
O:
-Tampak
distensi
abdomen
-Bising usus 9
kali per menit
-Lingkar
perutnya 37 cm.
-Volume BAB
sedikit
-Pasien terlihat
mengedan
dengan kuat
jika ingin BAB
Etiologi
Tidak adanya sel
ganglion
Parasimpaik pada
dinding
usus
Distensi abdomen
Peristatik usus
menurun
Gangguan eliminasi
Masalah Keperawatan
Gangguan eliminasi
fekal
3. RUMUSAN MASALAH
Masalah Keperawatan
Gangguan Eliminasi Fekal; Konstipasi
Diagnosa Keperawatan
Gangguan eliminasi Fekal; konstipasi berhubungan dengan tidak adanya sel ganglion
parasimpatik pada dinding usus pasien ditandai dengan distensi abdomen, bising usus 9 x/menit,
dan lingkar abdomen 37 cm,volume BAB sedikit, pasien terlihat mengedan dengan kuat jika
ingin BAB, ibu pasien mengeluh bahwa anaknya susah untukmengeluarkan feses, dan pasien
BAB 1-2 kali perhari.
Hari/
Tanggal
No.
Dx
Senin/
17 Juni
2013
Hari/
tanggal
Selasa/
18 Juni
2013
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan
Rencana
Kriteria Hasil
Tindakan
Tujuan :
berkurang
Pasien akan
1. Anjurkan
mengalami
pemberian
defekasi yang
cairan/ASI
teratur.
adekuat.
Kriteria Hasil
2. Observasi
:
bising usus
1. BAB
3. Ukur lingkar
teratur.
abdomen.
3. Distensi
4. Observasi
abdomen
frekuensi,
berkurang
warna dan
4. Lingkar
karakteristik
abdomen
feses tiap
berkurang
BAB.
5. Konsultasikan
dengan dokter
tentang :
- Pemberian
laksatif
- Enema
- Pengobatan
No.
Dx
I
Implementasi
Keperawatan
1. Menganjurkan
pemberian
cairan/ASI adekuat.
2. Mengobservasi
bising usus.
3. Mengukur lingkar
abdomen
pasien.
4. Mengobservasi
frekuensi, warna,
dan konsistensi feses
Rasional
Membantu feses
lebih lunak.
Pengkajian yang
demikian
diperlukan untuk
memastikan
fungsi usus
dengan benar dan
terapi yang
diberikan tepat.
Pengukuran
lingkar abdomen
mendeteksi
distensi
Pengkajian dasar
untuk
mengetahui
adanya masalah
bowel/fekal.
Meningkatkan
eliminasi.
Evaluasi
S : ibu pasien
mengatakan
bahwa pasien
terlihat susah
mengeluarkan
feses
O:
- Pasien tampak
mengedan dengan
kuat jika ingin
BAB.
pasien.
- Bising usus 9
kali/menit.
- Lingkar
abdomen pasien
37 cm.
- Pasien BAB 1
kali, warna kuning
dan konsistensinya
lembek.
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan