PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Keperawatan
professional diterapkan dengan mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan
dalam praktek, pendidikan dan riset keperawatan. Dalam memberikan asuhan
diperlukan pengetahuan tentang perilaku dan kesehatan manusia sebagai individu
yang unik dan holistik (Potter and Perry, 2009).
Model Keperawatan menurut Betty Neuman ini disebut The Newman Health
Care System. Model Newman menggambarkan peran dan fungsi perawat yang
bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan dalam satu sistim yang nterbuka
uang merupakan rangkaian input dan output yang berarti bahwa sistim berfungsi
sebagai penyaring untuk fungsi tertentu. Komponen dari sitem ini adalah stress
dan reaksi terhadap stress. Stressor mempengaruhi keseimbangan homeostatis,
jika keseimbangan ini terganggu maka energy dikeluarkan untuk mengatasinya.
Misalnya bila terjadi atropi maka energy mengalir untuk mengatasi
keseimbangan menuju kondisi stready state (Neuman, 1989)
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Beliau dan Donna Aquilina dua orang perawat mengembangkan Peran
Perawat konselor dalam Community Crisis Center di Los Angeles
Ia mengembangkan, mengajar dan memperbaiki Program Kesehatan
Komunitas untuk perawat pada setingkat Post Master Pada UCLA
Telah mengembangkan praktik dan pengajaran secara explicit untuk
Konsultan Kesehatan Mental pada akhir tahun 1960an
Model Pengajaran dan Praktik dikutip dalam buku Pertamanya yang
dipublikasikan: Consultation and community Organization in Community
mental Health Nursing
1970 Menciptakan Model Konseptual Keperawatan untuk Mahasiswa
Keperawatan UCLA. Tujuannya untuk memperluas pemahaman mengenai
Variabel-variabel klien diluar Model Medikal.
Model Neuman meliputi Pengetahuan Konsep Perilaku seperti
mengidentifikasi masalah dan Pencegahannya
Awal tahun 1970 Pertama kali Neuman mempublikasikan modelnya.
Pada tahun 1982 Selanjutnyan mendefinisikan dan menyaring berbagi aspek
dari model dalam menyiapkan edisi pertamanya yaitu : Neuman System
Model: Aplication Nursing Education and practice.
3
Neuman tinggal di Ohio dan memelihara kepimimpinannya pada Neuman
System Model Trustees Group (Kemompok Kepercayaan Sistem Neuman.
“Sistem model Neuman adalah pandangan terhadap system terbuka yang unik
ketika sistem ini menggunakan suatu kesatuan pendekatan terhadap berbagai
hal. Suatu sistem bekerja dengan ruang lingkup klien, kelompok atau bahkan
sejumlah kelompok, yang merupakan isu social yang berkembang pada saat
itu. Suatu system klien yang melibatkan proses interaksi dengan
lingkungannya merupak suang lingkup keperawatan” (hal.3)
4
4) negentropy
5) stabilitas
3. Lingkungan (Penciptaan lingkungan),
4. System klien.
System klien memiliki beberapa komponen: 1) struktur dasar 2) Garis
perlawanan 3) Garis pertahanan normal 4) Garis pertahanan fleksibel
5. Konsep kesehatan. Yang termasuk dalam konsep kesehatan ada dua,
yaitu: 1) Sehat/ sejahtera 2) Sakit
6. Konsep stressor. Stressor dapat berupa: 1) Kekuatan Intrapersonal 2)
kekuatan Interpersonal 3) kekuatan ekstrapersonal
7. Konsep Tingkat reaksi
8. Konsep Pencegahan sebagai Intervensi: Neuman mengidentifikan 3
level Intervensi, yaitu: 1)Pencegahan Primer 2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier
9. Konsep Rekonstitusi
5
2. Sistem terbuka meliputi :
Yaitu adanya umpan balik dari output untuk input untuk memperbaiki
tindakan untuk merubah, meningkatkan atau menstabilkan sistim.
4) Negentropy yaitu:
5) Stabilitas
4. Sistem klien.
Konsep sistim klien menyatakan bahwa klien atau sistim klien terdiri dari lima
variable klien (Fisiologi, social budaya, perkembangan dan spiritual) dalam
berinteraksi dengan lingkungan menjadi klien sebagai struktur dan fungsi tubuh.
Variable social cultural maksudnya adalah efek dan pengaruh kondisi
sosialkultural. Variable perkembangan ditujukan pada usia yang berkaitan dengan
aktifitas dan proses. Variable spiritual ditujukan pada kepercayan-kepercayaan
spiritual dan pengaruhnya.
1) Struktur dasar:
struktur dasar menyatakan klien sebagai sistim terdiri dari pusat inti yang
dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat diagram dari lingkaran
mempersentasikan factor-faktor kehidupan dasar atau sumber energy dasar
yang umum untuk seluruh anggota spesies. Seperti sebuah factor bawaan atau
genetic.
2) Garis perlawanan
7
Garis perlawanan yaitu garis lingkaran putus-putus yang mengelilingi
struktur inti dasar, disebut garis perlawanan. Lingkaran ini mempersentasikan
factor-faktor sumber daya yang membantu klien mempertahankan melawanan
suatu stressor. Sebagaicontoh adalah respon sistim tubuh. Ketika garis
perlawana efektif, sistim klien dapat stabil kembali. Jika tidak efektifmaka
kematian dapat terjadi. Kekuatan perlawanan terhadap stressor ditentukan
oleh hubungan saling berkaitan kelima variable pada sistim klien
2) Garis pertahanan normal
Garis pertahanan normal adalah garis lingkaran utuh terluar dari model yang
mempersentasikan suatu keadaan stabil untuk individu atau sistim. Keadaan
ini dipelihara dari waktu-kewaktu dan dijadikan sebagai suatu standar untuk
mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Garis pertahanan normal
meliputi variable sistim dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang,
gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran dari garis normal
merefleksikan suatu peningkatan status kesehatan dan pengecilan berarti
status kesehatan dan pengecilan berarti suatu turunan status kesehatan.
8
meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu
yang singkat terhadap invasi stressor. Demikian sebaliknya, akan memberikan
lebih sedikit pertahanan.
5. Konsep kesehatan. Yang termasuk dalam konsep kesehatan ada dua, yaitu:
1) Sehat/ sejahtera :
Sehat yaitu kondisi ketika tiap bagian dari sistim klien berinteraksi secara
harmoni dengan seluruh sistim atau dengan kata lain kebutuhan sistim
terpenuhi.
2) Sakit
6. Konsep stressor.
stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan keadaan
tidak seimbang dan penurunan energy yang stabil. Stressor dapat berupa:
9
8. Konsep Pencegahan atau Intervensi:
1) Pencegahan Primer
2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier
10
sistim yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan resistensi
terhadap stressor untuk membantu mencegah terjadi kembali reaski atau
regresi. Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus
kepencegahan primer. Sebagai contoh akan dihindarinyasuatu stressor
yang telah diketahui akan membahayakan klien.
9. Konsep Rekonstitusi
11
12
Asumsi dasar dari kerangka konsep Neuman adalah:
a. Setiap individu klien atau grup sebagai system adalah unik.
b. Stressor lingkungan berpotensi mengganggu keadaan fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual klien (yang biasanya stabil).
c. Setiap individu klien mengembangkan jarak normal respon terhadap lingkungan
yang disebut garis pertahanan yang normal atau keadaan yang sehat / stabil.
d. Bila bantalan perlindungan/garis pertahanan yang fleksible tidak mampu
melindungi klien terhadap stressor maka stressor akan menerobos kegaris
pertahanan normal. Hubungan timbal balik dari variable-variabel fisiologis,
psikologis, social budaya dan perkembangan menentukan tingkat reaksi terhadap
stessor.
e. Klien merupakan individu yang dinamis dalam pertukaran energi yang konstan
dengan lingkungan
f. Rentang sehat-sakit klien adalah gabungan hubungan timbal balik yang dinamis
antara fisiologis, psikologis, social budaya, perkembangan dan spiritual. Sehat
adalah rangkaian kesatuan energi yang tersedia untuk mendukung system ke status
yang optimal.
g. Pada setiap klien terdapat faktor-faktor resisten internal, yang disebut garis
perlawanan, yang fungsinya menstabilkan dan mengembalikan klien ke status
sehat/ ke garis pertahanan normal.
h. Pencegahan primer didapat dari pengetahuan umum yang diterapkan pada saat
pengkajian dan intervesi untuk mengidentifikasi dan menurunkan atau
meringankan faktor-faktor resiko sehubungan dengan stressor lingkungan untuk
mencegah kemungkinan reaksinya.
i. Pencegahan sekunder sehubungan dengan gejala-gejala sebagai reaksi terhadap
stressor. Intervensi dan treatment yang tepat dapat mengurangi efek-efek yang
berbahaya.
13
j. Pencegahan tersier sehubungan dengan proses perbaikan/rehabilitasi, menjaga agar
kembali ke pencegahan primer.
Tujuan keperawatan pada Teori Betty Neuman ini adalah membantu individu,
keluarga, kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang
optimal (Neuman & de Young, 1972)
a. Keperawatan
Model sistim Neuman menyatakan konsep klien sebagai sistim yang dapat
berupa individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok social
tertentu. Sistim klien adalah gabungan hubungan yang dinamik antara fakto
fisiologi, psikologi, sosialbudaya, perkembangan dan spiritual. Sistim klien
digambarkan sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup
sebagai sistim terbuka dalam hubungan timbale balik dengan lingkungan.
c. Kesehatan
14
Neuman menamakan hasil penelitiannya sebagai model sehat. Dia
memandang kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat
menuju sakit yang secara alamiah, dinamis dan secara kontan seseorang
dapat berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang
dindikasikan seluruh kebutuhan sistim terpenuhi. Menurunnya kondisi
sehatmerupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistim. Klien berada
dalam kondisi sistim dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap
yang diberikan oada waktu itu.
d. Lingkungan
1) Internal
2) Ekternal
3) Lingkungan yang diciptakan
15
klien untuk membantu mekanmisme pertahanan. Hal ini merupakan
komponen utama pada interpersonal. Lingkungan yang diciptakan
adalah kondisi yang dinamis yang diatur atau memobilisasi variable-
variabel sistim untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga dapat
membantu klien mengatasi stressor lingkungan yang mengancam
dengan melakukan perubahan pada diri sendiri atau sendiri. Contohnya
respon menolak (Variabel fisologi), dan semangat untuk survive pada
siklus kehidupan (variable perkembangan ). Penciptaan lingkungan
yang secara terus menerus mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
perubahan keadaan sehat yang dipersepsikan.
16
BAB III
A. CLARITY (KEJELASAN)
Konsep Neuman telah dikenal oleh para perawat. Esensi konsep model ini
terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan perawatan, sama dengan
pemahaman konsep-konsep keperawatan tradisional. Konsep-konsep Neuman
diambil dari disiplin ilmu lain yang digunakan untuk model ini.
Padateori Neuman, penjelasan definisidari konsep mayor seperti pendekatan
wholistik, sistim terbuka (meliputi fungsi atau proses, input atau output,
feeback, negentropy dan stabilitas) lingkungan (penciptaan lingkungan), sistim
klien (meliputi lima komponen klien, struktur dasar, garis perlawanan, garis
pertahanan normal, garis ppertahanan fleksibel) kesehatan (sehat, sakit),
stressor, tingkat reaksi, pencegahan sebagai intervensi (pencegahan primer,
sekunder, dan tersier) dan reconstitution dan sudah jelas digambarkan oleh
yang lebih konkrit, sehingga masih sedikit abstrak dalam meberikan gambaran
terkait hubungan antara klien, stressor dam lingkungan.
B. SIMPLICITY (KESEDERHANAAN)
Model neuman terdiri dari konsep-konsep yang sesuai dengan logika.
Hubungan antara konsep-konsep dan variable-variabel cenderung saling
melengkapi. Perbedaan antara konsep-konsep cenderung tidak jelas pada
beberapa poin, tetapi hilangnya suatu teori akan terjadi bila benar-benar ada
pemisahan. Neuman mengatakan bahwa konsep-konsep dapat dipisah untuk
menganalisa, tujuan khusus dan intervensi. Model ini biasa digunakan untuk
menambah teori bagi keperawatan, juga untuk profesi kesehatan lain. Teori
model ini dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan keseimbangan dinamis
17
klien dan reaksi atau kemungkinan bereaksi terhadap stressor. Konsep preventif
sebagai intervensi dapat digunakan untuk menggambarkan dan memperkirakan
fenomena keperawatan. Model ini cukup rumit namun para perawat
menggunakan model ini karena mudah untuk dimengerti dan berguna antar
budaya.
Menurut analisa, teori Neuman merupakan teori yang komprehensif, dimana
Neuman telah menjelaskan komponen-komponen dan variable-variabel dengan
jelas dan mudah untuk dimengerti seperti sistim klien dengan sumber energy
yang menjadi dasar dan inti dari pusat diagram dari lingkaran yang
mempresentasikan factor kehidupan dasar atau sumber energy stressor yang
dating adri luar atau lingkungan. Teori dapat mempermudah perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan bagi pasien. Format proses keperawatan
Neuman terdiri dari beberapa tahap : 1) Diagnosa Keperawatan, 2) Tujuan
Keperawatan, 3) Hasil Keperawatan, belum cukup komprehensif dalam
mengkaji pasien dengan bermacam masalah keperawatan.
C. GENERALITY (GENERALISASI/KEUMUMAN)
Model system Neuman telah digunakan untuk bermacam-macam situasi
keperawatan baik yang komprehensigf atau adaptasi. Beberapa konsep meluas
dan menampilkan klien yang mungkin seorang atau suatu sistim yang lebih
besar. Konsep lainnya lebih pasti dan mengidentifikasi tindakan khusus seperti
pencegahan primer, sehingga model ini bermanfaat untuk para perawat dan
profesi kesehatanlainnya yang bekerja antar individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam lingkungan kesehatan. Cakupan, sasaran dan tujuan dalam
teori Neuman sangat luas dan umum, dimana terdapat berbagai macam bentuk
intervensi sehingga dapat diaplikasikan kedalam proses keperawatan baik itu
klinik maupun komunitas.
18
D. EMPIRICAL PRECISION (PRESISI EMPIRIS)
Meskipun model ini belum benar-benar diuji, para ahli keperawatan benar-
benar menunjukkan ketertarikan pada model ini dan menggunakannya sebagai
petunjuk penelitian keperawatan yang dimulai oleh Hoffman (1982), Louis dan
Koervelyessy (1989).
Menurut pendapat bahwa teori Neuman masih belum cukup konkrit karena
belum disertai oleh contoh pada tiap komponen konsep mayor, tetapi terkait
padaa konsep mayor, tetapi terkait pada proses pengujian, jadi teori Neuman ini
baik dan mudah untuk dilakukan pengujian karena teori bersifat komprehensif.
19
Teori Neuman merupakan teori yang komprehensif dan mudah untuk dipahami,
oleh karena itu penggunaan teori Neuman dalam proses keperawatan sangatlah
penting karena dalam teori Neuman dibahas mulai dari struktur dasar yaitu
sumber energy yang dimiliki pasien hingga kemampuannya dalam menghadapi
stressor baik dari lingkungan intrapersonal, interpersonal ataupun
ekstrapersonal sehingga apabila proses keperawatan didilakukan dengan
menggunakan teori neuman dapat memberikan kemudahan bagi perawat dalam
melakukan proses keperawatan.
20
BAB IV
PEMBAHASAN APLIKASI
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah :
a. Care atau inti
b. Delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk tidak, bagaimana
penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi
penduduk.
2) Pendidikan komunitas. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
21
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan
di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan upah minimum regional, dibawah atau diatas
sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk
mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi. Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah
terjangkau komunitas atau tidak.
2. Diagnosis keperawatan komunitas dan kelompok
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor
yang ada. Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :
a. P = problem atau masalah
b. E = etilogi atau penyebab
c. S symtom atau menifestasi/ data penunjang
3. Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
a) Lakukan pendidikan kesehatan tentang masalah kesehatan atau
keperawatan yang ditemukan pada masyarakat
b) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi sesuai dengan masalah.
c) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan sesuai masalah yang
ditemukan.
22
d) Lakukan kerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral
e) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor
f) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya :
a) Bantuan untuk mengatasi masalah sesuai dengan masalah yang
ditemukan di komunitas
b) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan
peningkatan kesehatan, yang sakit untuk pemulihan kesehatannnya;
c) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
sesuai dengan masalah
d) Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Kasus :
Di satu masyarakat Desa di Kampung Atuka tepatnya di Kabupaten Mimika Propinsi
Papua dengan Berpenduduk 4000 jiwa. Tinggal dipemukiman terisolasi karna pulau
itu dikelilingi oleh laut dan sungai Dengan komposisi: 5% bayi, 10% balita. 35%
usia sekolah, 45% usia Produktif dan 15% lansia. Hidup di pemukiman yang
penduduknya tetinggal dan kumuh, tidak ada air bersih oleh karna hanya ada air hujan
dan air payau, tidak ada listrik jadi penerangan menggunakan lilin,kayu bakar atau
23
lampu botol dan sirkulasi udara kurang baik karna hawa panas air laut. Sarana
pendidikan tersedia adanya l gedung sekolah dasar, 1 gedung SMP. Bayi dan balita
di desa/kampung Atuka tidak mendapatkan/jarang Imunisasi Sarana kesehatan
puskesmas desa tersebut kurang memadai oleh karena jarak Ibu kota Kabupaten
harus ditempuh dengan speedboat 3 sampai 4 jam ke pelabuhan, lalu harus
dilanjutkan dengan kendaraan umum 2 jam lebih perjalanan menuju ke Dinas
Kesehatan dan RSUD Timika, serta sulitnya transportasi dan medan melewati arus
sungai yang luas, sepi dan menyeramkan yang harus ditempuh dalam perjalanan jauh.
Kurang lebih 30 % bayi dan balita tidak mendapatkan imunisasi setiap bulan. Dalam 6
bulan sekali petugas Puskesmas datang melakukan pengobatan pada masyarakat
Atuka mendapati 16 orang anak-anak SD dan SMP dengan kasus Frambusia di desa
Atuka.
Pada kali kedua 6 bulan kemudian dilakukan penjaringan terjadi peningkatan kasus
Frambusia didesa Atuka sebanyak 35 kasus Frambusia. Masyarakat desa Atuka
kurang mendapatkan penyuluhan dan pengobatan dari petugas kesehatan. Masyarakat
juga selalu mengabaikan penyakitnya bila ada timbul luka pada kaki dan seluruh
tubuh, karena mereka mengganggap itu luka biasa. 90% masyarakat sudah memiliki
kartu berobat Jamkespa dan BPJS tapi tidak menggunakannya oleh karena mereka
tidak bisa membaca.
Keluarga tidak dapat merawat anak-anak mereka dengan benar, karena orang tuapun
tidak bisa mengurus diri mereka apalagi anak-anak. Ditemukan pada orang muda dan
dewasa dengan kasus lepra/kusta 3 kasus diakibatkan oleh karena bertahun-tahun
telah membiarkan luka/borok tidak diobati.
1. Pengkajian :
a. Stresor :
24
- Masyarakat Desa Atuka tinggal di pemukiman terisolasi penduduk,
tidak tersedia air bersih dan kumuh serta tidak ada penerangan dan
sirkulasi udara yang kurang baik daerah yang dikelilingi hutan.
- Jarak sarana kesehatan kurang lebih sangat jauh 3-4 jam dengan
speedboat dan kendaraan umum 2 jam lebih waktu tempuh perjalanan.
- 30% bayi dan balita di desa Atuka tidak jarang/ mendapatkan
Imunisasi.
b. Flexibel Line :
- 1 kali dalam enam bulan petugas kesehatan melakukan pelayanan
pengobatan mendapati 16 kasus Frambusia di desa Atuka
- Jarang mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan,
- Tidak memanfaatkan sarana dan fasilitas kesehatan untuk berobat
c. Normal Line :
- 6 bulan kemudian waktu melakukan penjaringan yang kedua kegiatan
pelayanan pengobatan oleh petugas kesehatan terjadi peningkatan
kasus Frambusia di desa Atuka sebanyak 35 kasus.
- Oramg tua/keluarga tidak dapat merawat anak-anak mereka dengan
benar oleh karenapun tidak mengerti.
d. Resistance Line
Resisten penyakit Frambusia menjadi tiga stadium.
Stadium Pertama/Primer
Setelah masa inkubasi 9-90 hari (rata-rata 3 minggu), lesi primer atau tinduk
frambusia berkembang pada sisi yang terkena penularan berupa gigitan,
goresan dan gesekan dengan kulit yang terkena Frambusia. Umunya terjadi
didaerah anggota gerak, (lengan dan kaki) lesi kemerahan, tidak nyeri dan
kadang-kadang gatal, bentol, kutil (papul). Akan meluas sampai 1-5 cm untuk
kemudian menjadi ulkus/borok (luka terbuka) warna spr buah berry. Lesi akan
bersatu membentuk plak karna jumlah treponema yang banyak maka lesi
25
sangat menular dan berakibat sampai pada pembesar kelenjar limfa, dengan
demam serta rasa nyeri merupakan tanda dari stadium ini. Induk Frambusia
akan pecah dalam 2-9 bulan dan meninggalkan bekas pada bagian tengah yang
bersifat hipopigmentasi.
Stadium sekunder
Sekitar 6-16 minggu setelah stadium primer lesi kulit/lesi anakan menyerupai
lesi induk berukuran lebih kecil dari induk akan berbiak ke bagia tubuh
lainnya seperti rongga mulut, hidung. Lesi anakan membentuk ulkus
menghasilkan cairan fibrin yang berisi treponema kemudian mengering
menjadi Kusta. Cairan tersebut menarik lalat untuk hinggap mengisap dan
menyebarkan ke orang lain dimulai dari bentuk seperti jamur yang tidak
terlihat
Stadium tersier
Dari 10% kasus setelah 5-15 tahun akan kembali kambuh dengan lesi kulit
destruktif, lesi pada tulang sampai pada saraf dan penglihatan penderita.
Semakin bertambah ukuran, tidak nyeri, pada kulit akan tampak nanah dan
ulkus serta nekrosis. Dan menyerang tulang dan persendianterutama kaki dan
tangan dan bila tidak dikendalikan maka menyebabkan hancurnya struktur
tulang menjadi cacat dan lumpuh total.
2. Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi Penularan atau peningkatan kasus Frambusia berhubungan
dengan kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat desa Atuka tentang
penyakit Frambusia
3. Intervensi :
a. Primery prevention :
- Berikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat desa Atuka tentang
penyakit morbili yang mencakup : pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
26
penangan keperawatan dan medis, komplikasi serta pencegahan penyakit
Frambusia.
- Lakukan kolaborasi program kegiatan yakni dengan tenaga keperawatan
komunitas di Puskesmas untuk menemukan penderita secara dini
menangani lebih cepat sehingga tidak terjadi peningkatan kasus dan
komplikasi yang tidak diharapkan.
- Lakukan skrining/penjaringan untuk menemukan anak yang belum terserang
penyakit Frambusia yang belum diimunisasi untuk memberikan imunisasi
sesuai sasaran.
- Lakukan kerja sama lintas sektor dan pemerintah guna perbaikan lingkungan
pemukiman.
b. Pencegahan sekunder :
- Mencari dan memberikan perawatan dan pengobatan bagi anak yang
sudah terserang penyakit Frambusia
- Memberikan penyuluhan atau mengajari keluarga/orang tua cara merawat luka
Frambusia
c. Pencegahan Tersier :
Merujuk penderita yang sudah mengalami komplikasi ke sarana kesehatan
untuk mendapatkan penanganan semestinya.
4. Implementasi Keperawatan
a. Untuk pencegahan primer :
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa Atuka, tentang penyakit
Frambusia yang meliputi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penangan
keperawatan dan medis, komplikasi serta pencegahan penyakit Frambusia.
- Melakukan kerja sama lintas program yakni dengan tenaga keperawatan
komunitas di Puskesmas untuk menemukan penderita secara dini ditangani
lebih cepat sehingga tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan.
27
- Melakukan penjaringan untuk menemukan anak yang belum terserang
penyakit Frambusia yang belum diimunisasi untuk segera diberikan
imunisasi sesuai sasaran.
- Melakukan kerja sama lintas sektor dan pemerintah guna perbaikan
lingkungan pemukiman, pengadaan air bersih.
b. Pencegahan sekunder :
- Menemukan dan memberikan perawatan dan pengobatan bagi anak yang
sudah terserang penyakit Frambusia
- Mengadakan penyuluhan perawatan luka kepada masyarakat.
c. Pencegahan tersier:
Merujuk penderita yang sudah mengalami komplikasi ke sarana kesehatan
untuk mendapatkan penangan semestinya.
5. Evaluasi :
- Dalam memberikan penyuluhan dan Masyarakat desa Atuka mengikuti
dengan antusias sampai penyuluhan selesai memahami materi yang
disampaikan dengan bisa menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
penyuluh.
- Dapat mendemonstrasikan cara perawatan luka frambusia
- Memahami bahwa penyakit Frambusia dapat dicegah dengan imunisasi
- Bersedia memanfaatkan fasilitas kesehatan
- Bersedia memelihara kebersihan lingkungan.
28
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Model Neuman berfokus pada individu dan respon atau reaksi individu
terhadap stress termasuk factor-faktor yang mempengaruhinya dan
kemampuan adaptasi pasien. Menurut neuman manusia merupakan system
terbuka yang saling berinteraksi dengan lingkungan internal maupun eksternal
yang dapat merupakan penyebab stres (stressor) dalam kehidupan individu
selalu berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan fisiologi,
psikologi, sosialkultural, dan spiritual.
Adanya stressor seperti penyakit, menyebabkan seseorang nereaksi untuk
mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau
koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal pada diri sendiri,dari luar
individu atau karena infeksi dengan orang lain. Pengaruh stressor pada
seseorang tergantung pada tingkatanv stressor, lamanya stressor, serta
kemampuan dan keefektifan koping yang digunakan. Jadi menurut Neuman
untuk mencegah dan mengurangi stressor adalah dengan asuhan keperawatan.
Peran pencegahan ini ada tiga yaitu Pencegahan Primer meliputi indikasi
adanya stressor, Pencegahan Sekunder yaitu mengurangi atau menghilangkan
gejala penyakit dari stressor dan Pencegahan Tersier yakni dengan
pengobatan rutin serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikaasi.
B. SARAN
Kewajiban kita sebagai perawat adalah melayani klien/individu, keluarga, masyarakat
ataupun kelompok kita harus cepat untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan,
memberikan penyuluhan, pencegahan terhadap stressor dan pengobatan kepada klien
supaya dengan tindakan yang kita lakukan dapat mengurangi stressor sehingga
masyarakat mencapai pelayanan maksimal dan masyarakat yang sehat.
29