Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

A DENGAN DIAGNOSA

GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RUANG ANGGREK 3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG

Laporan ini disusun oleh memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktik Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing:

Ns. Helza Risdianti, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh:

Nadila Dyah Lestari

201913056

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DIAGNOSA

GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RUANG ANGGREK 3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG

Laporan ini disusun oleh memenuhi persyaratan

Mata Kuliah Kerja Praktik Keperawatan Anak

Pada Program Studi S1 - KEPERAWATAN

Tingkat IV/ Semester VIII

Disusun Oleh :

Nadila Dyah Lestari

201913056

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

......................................... .............................................

Mengetahui,

Ketua STIKes,

.........................................
A. TINJAUAN KASUS
Pasien datang ke IGD dibantu oleh ibunya dengan keluhan BAB cair selama 4 hari
smrs dengan frekuensi 5-10x perhari, muntah 2x saat masuk rumah sakit, demam 4
hari smrs, badan tampak lemas, klien banyak menangis air mata, BAK normal, saat
dikasi suhu 37,6 C, akral teraba hangat, tugor sedang, bibir tampak kering, disertai
batuk namun tidak ada sesak.
Tanda – tanda vital:
Suhu : 37,6 C Respirasi : 20 x/min BB : 8,5 kg
SpO2 : 98% Nadi : 120 x/min

B. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Penyakit
a. Definisi
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi). Gastroenteritis akut,
dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 -200 ml per jam
tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat
pula disertasi frekuensi defekasi yang meningkat.

b. Klasifikasi
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor:
1) Berdasarkan lama waktu
a) Akut : berlangsung < 5 hari
b) Persisten: berlangsung 15-30 hari
c) Kronik berlangsung > 30 hari
2) Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a) Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b) Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3) Berdasarkan derajatnya
a) Diare tanpa dehidrasi
b) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c) Diare dengan dehidrasi berat
4) Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a) Infektif
b) Non infeksif

c. Etiologi
Etiologi dari GE di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1) Infeksi interal; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab GE
a) Infeksi bakteria: vibrio, E. coli, salmonella, campylobacter, shigella.
b) Infeksi Virus: Rotavirus, Calcivirus, Enterovirus, Adenovirus,
Astrovirus
c) Infeksi Parasit: Cacing (Ascariasis, Trichuris, Oxyuris), Protozoa
( Entamoeba Histolcya, Tricomonas hominis, Giardia Lambia),
Jamur (Candiida Albicans).
2) Infeksi Parental: infeksi diluar alat pencernaan seperti: Tonsilitis,
Encephalitis, Broncopneumonia.
3) Faktor Malabsorpsi:
a) Karbohidrat, gejalanya seperti tinja berbau asam, sakit daerah perut.
b) Malabsorpsi lemak. Lemak terdapat dalam makanan yaitu yang
disebut dengan triglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase,
triglyserida mengubah lemak menjadi miccless yang bisa diserap
usus. Tetapi karena kegagalan penyerapan sehingga lemak tidak
dapat diproses akibat tidak ada lipase karena kerusakan dinding usus
sehingga terjadi GE. Pada kasus ini fesesnya berlemak.
c) Malabsorpsi Protein. GE yang terjadi akibat mukosa usus tidak dapat
menyerap protein.
4) Faktor Makanan: makanan yang sudah basi, alergi makanan tertentu,
makanan kurang matang, makanan tercemar atau beracun.
5) Faktor Psikis: rasa takut dan cemas

d. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis GE antara lain:
1) Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer
2) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek, elastisitas kulit
menurun, ubun – ubun dan mata cekung, membrane mukosa mulut dan
bibir kering).
3) Kram abdominal.
4) Demam, mual, muntah dan anorexia
5) Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas cepat)
6) Urine menurun atau tidak ada pengeluaran (un-uria)

e. Patofisiologi
Gastroenteritis adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja.
Gastroenteritis dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat
diserap dalam tinja, yang disebut diare osmotik, atau karena iritasi saluran
cerna. Penyebab terjadinya iritasi adalah infeksi virus atau bakteri di usus
halus distal atau usus besar. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel
mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal. Iritasi
usus oleh suatu patogen memengaruhi lapisan mukosa usus, sehingga terjadi
peningkatan produk-produk sekretorik, termasuk mukus.
Iritasi oleh mikroba juga memengaruhi lapisan otot sehingga terjadi
peningkatan motilitas. Peningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan
elektrolit terbuang karena mikroba juga memengaruhi lapisan otot sehingga
terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motilitas menyebabkan banyak air
dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat
tersebut di kolon berkurang. Individu yang mengalami diare berat dapat
meninggal akibat syok hipovolemik dan kelainan elektrolit.
Gangguan absorpsi cairan dan elektrolit dapat menyebabkan
peradangan dan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorpsi
cairan dan elektrolit. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada
intestinal merupakan gangguan dari absorbsi dan sekresi cairan elektrolit
yang berlebihan. Kekurangan elektrolit dapat mengakibatkan asidosis
metabolik. Gastroenteritis akut ditandai dengan muntah dan diare terkait
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Penyebab utama diare adalah virus
(adenovirus enterik dan robavirus) serta parasit (biardia lambiachristopodium)
patogen ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel menghasilkan
enterotoksin atau kristotoksin yang melekat pada dinding usus. Alat
pencernaan yang terganggu pada pasien yang mengalami gastroenteritis akut
adalah usus halus.

f. Pathway

Infeksi
Makanan
Malabsorpsi
Kuman masuk dan
berkembang dalam Toksin tidak dapat
usus Tekanan osmotic diabsorpsi
meningkat

Toksin dakam
dinding usus Pergeseran air dan Hiperperistaltik
halus elektrolit ke rongga
usus

Hipersekresi air dan Kemampuan


elektrolit usus absorpsi
meningkat Isi rongga usus meningkat menurun

Gastroenteritis akut
(GEA)

Diare / inkontenensia Inflamasi saluran


defekasi pencernaan
Frekuensi BAB meningkat Agen pirogenic

Peningkatan kehilangan Suhu tubuh meningkat


cairan dan elektrolit

Kekurangan volume cairan Hipertermia


(hipovolemia)

g. Pemeriksaan diagnostic
Menurut Lestari (2016) diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik :
1) Pemeriksaan tinja: makrosopis/mikroskopis, pH dan kadar gula dalam
tinja, uji bakteri
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan
jumlah sel darah putih.
4) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dengan menentukan pH
keseimbangan Analisa gas darah atau astrup
5) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
6) Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik
atau parasite secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.

h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara media meliputi, menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi diperlukan, bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral.
Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi tirah baring,
mengurangi stress, diet air, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian
diberikan per oral pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan
seperti pudding dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12-24 jam dan
kemudian makanan berikutnya ditambahkan secara bertahap. Hal yang
penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:
1) Jenis Cairan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena
tersedia cukup banyak di pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih
rendah bila dibandingkan dengan kadar Kalium cairan tinja. Apabila
tidak tersedia cairan ini, boleh diberikan cairan NaCl isotonik. Sebaiknya
ditambahkan satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap satu liter
infus NaCl isotonik. Asidosis akan dapat diatasi dalam
1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang ringan, tersedia di pasaran
cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum sebagai usaha awal agar tidak
terjadi dehidrasi dengan berbagai akibatnya. Rehidrasi oral (oralit) harus
mengandung garam dan glukosa yang dikombinasikan dengan air.
2) Jumlah Cairan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Rehidrasi cairan dapat
diberikan dalam 1-2 jam untuk mencapai kondisi rehidrasi
3) Jalur Pemberian Cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan
intravena. Untuk pemberian per oral diberikan larutan oralit yang
komposisinya berkisar antara 29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Na
bikarbonat dan 1,5g KCI setiap liternya. Cairan per oral juga digunakan
untuk memperlahankan hidrasi setelah rehidrasi inisial
4) Dosis
a) Pada anak yang mengalami BAB tanpa dehidrasi (kekurangan
cairan) tandanya:
- berak cair 1-2 kali sehari
- muntah
- nafsu makan tidak berkurang
- masih ada keinginan bermain

b) Pada anak yang mengalami BAB dehidrasi ringan/sedang, tandanya:


- berak cair 4-9 kali sehari
- muntah 1-2 kali sehari
- suhu tubuh meningkat
- tidak nafsu makan, haus, badan lemah

i. Komplikasi
Muntah dan diare akibat gastroenteritis menyebabkan tubuh
kehilangan banyak cairan dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu munculnya
gejala dehidrasi, yang meliputi:
1) Pusing
2) Mudah lelah dan mengantuk
3) Rasa haus terus-menerus
4) Mulut kering
5) Urine berwarna pekat atau gelap

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
nomor register, diagnose medis, tanggal MRS.
2) Keluhan Utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3x (diare) yang mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam kadang disertai muntah.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu
peningkatan frekuensi BAB dari biasanya dengan konsistensi cair,
nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam, lidah kering,
turgor kulit menurun serta suara menjadi serak, bisa disebabkan oleh
terapi obat terakhir, masukan diit, atau adanya masalah psikologis (rasa
takut dan cemas)
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan dengan
perjalanan karena geografis lain.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang pernah
di derita anggota keluarga.
6) Pola Fungsi Kesehatan
- Pola Eliminasi Urin
Biasanya pada diare ringan fliminasnya normal, sedang (oliguri),
berat (anuria).
- Pola Eliminasi Alvi
Pada klien dengan diare akut biasanya BAB cair lebih banyak atau
sering dari kebiasaan sebelumnya.
- Pola Nutrisi dan metabolisme
Pada klien diare akut terjadi peningkatan bising usus dan peristaltik
usus yang menyebabkan terganggunya absorbsi makanan akibat
adanya gangguan mobilitas usus. Sehingga menimbulkan gejala
seperti rasa kram pada perut, perut terasa mual atau tidak enak dan
malas makan, maka kebutuhan nutrisi menjadi terganggunya karena
asupan yang kurang.
- Pola istirahat tidur
Pada umumnya pola istirahat menjadi terganggu akibat gejala yang
ditimbulkan seperti mendadak diare, muntah, nyeri perut.
7) Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan umum, pengkajian head to toe.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Hypovolemia berhubungan deengan kehilangan cairan aktif
2) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)

c. Intervensi
1) Hypovolemia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan Status
Cairan membaik. Dengan kriteria :
a) Perasaan lemah meningkat
b) Frekuensi nadi membaik
c) Intake cairan membaik
d) Suhu tubuh membaik
Manajemen Hipovolemia (1.03116)
Observasi:
- Periksa tanda dan gejala hypovolemia
Rasional: Untuk mengetahui bagaimana tanda tanda kekurangan
cairan
- Monitor intake dan output cairan
Rasional: Untuk memantau intake dan outpun cairan pada pasien
Terapeutik :
- Berikan asupan cairan oral
Rasional: Untuk memenuhi kebutuhan dasar cairan dan menurunkan
risiko kekurangan cairan
Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Rasional: Untuk pemenuhan kebutuhan dasar cairan dan
menurunkan risiko kekurangan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
Rasional: Untuk membantu mempercepat dalam pemenuhan
kebutuhan cairan
2) Hipertermia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan
Termoregulasi membaik. Dengan kriteria:
- Menggigil menurun
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
Manajemen Hipertermia (1.15506)
Observasi:
- Monitor KU dan TTV
Rasional: Untuk mengetahui perkembangan KU dan TTV pasien
- Identifikasi penyebab hipertermia
Rasional: Untuk mengidentifikasi adanya perubahan terhadap tanda
dan gejala pasien
- Monitor suhu tubuh
Rasional: Untuk mencegah terjadinya peningkatan suhu tubuh
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
Rasional: Untuk mengetahui faktor yang dapat memperburuk dan
memperbaiki hipertermi
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang dingin
Rasional: Untuk mencegah hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
Rasional: Untuk mencegah munlnya bakteri dari keringat yang
menempel pada linen
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring
Rasional: Untuk memberi kenyamanan pasien
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Rasional: Untuk menambah suplai cairan dalam tubuh dan
mempercepat pemulihan.

d. Implementasi
Setelah menyusun rencana asuhan keperawatan, maka tugas perawat
adalah menerapkan rencana asuhan keperawatan tersebut dalam tindakan
yang nyata.

e. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan, gunanya untuk
mengukur tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sejauh mana
masalah dapat dipecahkan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : An. A
Tempat Tanggal Lahir : 18 Juni 2022
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Roda Pembangunan RT 06 RW 05
Tanggal Masuk : 10 Mei 2023
Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2023
Diagnosa Medik : Gastroenteritis Akut (GEA)
b. Identitas Orang Tua
1) Ayah
Nama : Tn. S
Usia : 26 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Security
Agama : Islam
Alamat : Jl. Roda Pembangunan RT 06 RW 05
2) Ibu
Nama : Ny. R
Usia : 21 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Pasien datang ke IGD dibantu oleh ibunya
dengan keluhan BAB cair selama 4 hari smrs dengan frekuensi 5-10x
perhari, muntah 2x saat masuk rumah sakit, demam 4 hari smrs, badan
tampak lemas, klien banyak menangis air mata, BAK normal, saat dikasi
suhu 37,6 C, akral teraba hangat, tugor sedang, bibir tampak kering,
disertai batuk namun tidak ada sesak.
Keluhan Pada Saat Pengkajian : BAB cair, muntah, badan tampak lemas,
akral teraba hangat
2) Riwayat Kesehatan Lalu
a) Prenatal Care
- Ibu memeriksakan kehamilannya hanya 2x selama hamil
- Keluhan yang dialami ibu klien selama hamil yaitu perut mulas,
flek kecoklatan yang hilang timbul.
- Klien belum pernah imunisasi TT
b) Natal
- Tempat melahirkan : Bidan
- Jenis persalinan : Normal (pervaginam)
- Penolong persalinan : Bidan
- Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melahirkan : Nyeri pada perineum setelah melahirkan
c) Post Natal
- Kondisi bayi : saat lahir bayi menangis kuat, bergerak aktif,
pernapasan baik, dan kulit berwarna merah muda
- Klien pernah mengalami penyakit : radang paru pada umr 4 bulan
dan diberikan obat oleh dokter
- Riwayat kecelakaan : tidak ada
- Riwayat mengonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran
dokter : tidak pernah
- Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : klien adalah
anak pertama
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien memiliki riwayat penyakit radang paru dan flek pada paru
akibat perokok aktif.
d. Riwayat Imunisasi

No Jenis Waktu Frekuensi Reaksi Frekuensi


imunisasi pemberian setelah
pemberian
1. BCG - - - -
2. DPT (I, II, - 1x (I) Demam -
III)
3. Polio (I, II, - 1x (I) Demam -
III, IV)
4. Campak - - - -
5. Hepatitis - - - -

e. Riwayat Tumbuh Kembang


1) Pertumbuhan Fisik
a) Berat badan : 2900 gr
b) Tinggi badan : 47 cm
c) Waktu tumbuh gigi : pertama tumbuh gigi saat usia 6 bulan , jumlah
gigi sekarang ada 4
2) Perkembangan tiap tahap usia anak saat
a) Berguling : 7 bulan
b) Duduk : 5 bulan
c) Merangkap : -
d) Berdiri : 9 bulan
e) Berjalan : -
f) Senyum kepada orang pertama kali : 3 bulan
g) Bicara pertama kali : -
f. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI : 2 minggu lahir
2) Pemberian susu formula
a) Alasan pemberian : bibir bayi kecil, ASI ibu cepat kering dan seret
b) Jumlah pemberian : 50cc
c) Cara pemberian : melalui breast pump
g. Riwayat Psikososisal
1) Anak tinggal bersama : orang tuanya di rumah
2) Lingkungan berada di : perumahan
3) Kamar klien : kamar klien cukup bersih dan ventilasi baik
4) Rumah ada tangga : tidak ada
5) Hubungan antar keluarga : cukup baik
6) Pengasuh anak : tidak ada, diasuh oleh ibunya
h. Riwayat Spiritual
1) Support system dari keluarga : saat anaknya sakit, ayah dan ibunya selalu
membawa anaknya berobat ke klinik atau bidan terdekat
2) Kegiatan keagaamaan : keluarga klien rutin beribadah
i. Reaksi Hospitalisasi
1) Pengalaman keluaga tentang sakit dan rawat inap
a) Ibu membawa anaknya ke RS karena : anaknya sakit dan tak kunjung
sembuh walaupun sudah memakai cara tradisional
b) Perasaan orang tua saat ini : ibu klien merasa cemas dan bingung saat
anaknya sakit
c) Orang yang selalu berkunjung ke rs : orang yang selalu berkunjung
adalah tante dan nenek klien
d) Yang akan tinggal dengan anak : dengan orang tuanya
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat
Klien terkadang menangis jika didekati oleh perawat atau doker yang
berseragam putih, dan sudah mulai memahami lingkungan sekitar rumah
sakit.
j. Aktivitas Sehari Hari
1) Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Selera makan Baik Kurang baik
2. Menu makan/diit Nasi lembek dan Bubur nasi, buah,
lauk pauk sayur, lauk pauk
3. Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
4. Makanan pantangan Tidak ada Makanan olahan,
makanan berminyak
5. Pembatasan pola Tidak ada Tidak ada
makan
6. Cara makan Disuapi oleh ibu Disuapi oleh ibu klien
klien
7. Keluhan Tidak ada BAB cair setiap
masuk makanan

2) Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Air putih, susu Air putih,, susu
formula formula dari rumah
sakit
2. Frekuensi minum 3-4x susu 4x susu formula/hari
formula/hari
3. Kebutuhan cairan 800 ml air putih/hari 500 ml air putih/hari,
infus KA-EN 3B 500
ml
4. Cara pemenuhan Melalui botol minum Melalui botol minum
(dot) (dot) dan cairan infus

3) Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Tempat pembuangan Pampers Pampers
2. Frekuensi (waktu) BAB 2 x/hari BAB 6-10 x/hari
BAK 6-7 x/hari BAK 7-8 x/hari
3. Konsistensi Lunak cenderung Cair
padat
4. Kesulitan Tidak ada BAB cair
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada

4) Istirahat Tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur
- Siang 13.00 WIB 12.00 WIB
- Malam 23.00 WIB 21.00 WIB
2. Pola tidur Baik Baik
3. Kebiasaan sebelum Bermain dengan Bermain dan diajak
tidur orang tua berjalan-jalan di
koridor bangsal
4. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

5) Olahraga

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3. Kondisi setelah Tidak ada Tidak ada
olahraga

6) Personal Hygine

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandi
- Cara Dimandikan Dimandikan/di lap
- Frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
- Alat mandi Sabun Sabun
2. Cuci rambut
- Frekuensi 1 x/hari 2 hari sekali
- Cara Dibantu oleh ibu Dibantu oleh ibu klien
klien
3. Gunting kuku
- Frekuensi 1 x/minggu 1 x/minggu
- Cara Dibantu oleh ibu Dibantu oleh ibu klien
klien
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
- Cara Dibantu oleh ibu Dibantu oleh ibu klien
klien

7) Aktivitas/Mobilitas Fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Kegiatan sehari- Bermain, menonton Tidur, duduk di
hari tv Kasur, menonton tv
2. Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
harian
3. Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu aktivitas
4. Kesulitan Tidak ada Lemas
pergerakan tubuh

k. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Sedang
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Tanda – tanda vital
Denyut nadi : 120 x/min
Suhu : 37, 6 C
Pernapasan : 20 x/min
SpO2 : 98%
4) Berat badan : 8,5 Kg
5) Tinggi badan : 71 cm
6) Kepala
Inspeksi :
Keadaan rambut & hygine kepala
a) Warna rambut : hitam
b) Penyebaran : tipis dan merata
c) Mudah rontok : tidak mudah rontok
d) Kebersihan rambut : bersih, tidak ada ketombe
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tekstur rambut halus
7) Muka
Inspeksi :
a) Simetris : simetris antara bentuk wajah
b) Bentuk wajah : bulat
c) Gerak abnormal : normal (tidak ada)
d) Ekspresi wajah : normal, klien dapat mengekspresikan saat senang
dan menangis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
8) Mata
Inspeksi :
a) Pelpebra : tidak ada edema dan tidak ada radang
b) Sklera : tidak ikterik
c) Konjungtiva : tidak anemis
d) Pupil : isokor (kedua pupil sama besar), refleks pupil
mengecil saat diberi cahaya (normal)
e) Posisi mata : simetris antara kanan dan kiri
f) Gerakan bola mata : normal mengikuti objek
g) Penutupan kelopak mata : normal
h) Keadaan bulu mata : bersih dan tidak rontok
i) Keadaan visus : baik
j) Penglihatan : baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan saat diberi tekanan bola mata
9) Hidung & Sinus
Inspeksi
a) Posisi hidung : normal (di antara tulang pipi)
b) Bentuk hidung : simetris
c) Keadaan septum : tidak ada lesi, septum nasal simetris
d) Sekret/cairan : tidak ada sekret atau sumbatan
10) Telinga
Inspeksi
a) Posisi telinga : simetris kanan dan kiri
b) Ukuran/bentuk telinga : normal
c) Aurikel : normal
d) Lubang teling : bersih
e) Alat bantu : tidak memakai alat bantu (normal)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11) Mulut
Inspeksi
a) Gigi : keadaan gigi bersih, gigi ada 4 di depan, tidak ada karang gigi
b) Gusi : gusi merah muda, lidah bersih, tidak terdapat lesi
c) Bibir : pucat, sedikit kering
12) Tenggorokan
a) Warna mukosa : merah muda
b) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
c) Nyeri menelan : tidak ada nyeri menelan
13) Leher
Inspeksi
Kelenjar tiroid : tidak membesar
Palpasi
a) Kelenjar tiroid : teraba
b) Kaku kuduk : tidak ada kaku kuduk
c) Kelenjar limfe : tidak membesar
14) Thorax dan pernapasan
a) Bentuk dada : normal, simetris
b) Irama pernapasan : vesikuler
c) Pengembangan waktu bernapas : normal, tidak terlalu cepat
d) Tipe pernapasan : pernapasan dada
e) Perkusi : pekak/redup
f) Vocal premitus : normal kanan dan kiri
g) Massa nyeri : tidak terdapat massa
h) Suara napas : vesikuler (tidak ada suara
tambahan)
15) Jantung
Palpasi : ictus cordis tidak terlihat
Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : lup-dup
16) Abdomen
Inspeksi
a) Membuncit : abdomen normal, tidak membuncit, dan tidak ada
distensi abdomen
b) Luka : tidak ada luka
Palpasi
a) Hepar : normal (tidak membesar, sudut tajam, permukaan
rata, tidak tampak massa)
b) Lien : normal (tidak ada pembesaran)
c) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi peristaltic 20 x/menit
Perkusi : suara abdomen timpani
17) Genitalia dan anus
Tidak dilakukan pengkajian
18) Ektremitas
Ekstremitas atas
a) Motorik : pergerakan kanan dan kiri normal
b) Refleks : tidak dilakukan pengkajian
c) Sensori : respon nyeri normal, rangsang suhu normal, rasa raba normal
Ekstremitas bawah
a) Motorik : pergerakan kanan dan kiri normal
b) Refleks : tidak dilakukan pengkajian
c) Sensori : respon nyeri normal, rangsang suhu normal, rasa raba normal
l. Tes Diagnostic
1) Laboratorium
- Hematologi & Darah Rutin (10 Mei 2023)

Nama test Flag Hasil Satuan Nilai rujukan Metode


HEMATOLOGI
Hitung Jenis (DIFF)
Basofil 0 % 0-1 Elek Impedance
Eosinofil 1 % 1–3 Elek Impedance
Batang L 0 % 2–6 -
Segmen L 39 % 50 – 70 Elek Impedance
Limfosit H 54 % 20 - 40 Elek Impedance
Monosit 6 % 2-8 Elek Impedance
DARAH RUTIN
Hemoglobin L 10.6 gr/dL 13.7 – 17.5 Cyanment
Leukosit 16480 /ul 5000 – 10000 Elek Impedance
Trombosit H 458000 /ul 150000 - Elek Impedance
450000
Hematokrit L 33.0 % 40 – 48 Kalkulasi
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 94 mg/dL 70 – 200 GOD – PAP
ELEKTROLIT
Natrium L 132 mEq/L 135 – 155 ISE
Kalium 4.2 mEq/L 3.6 – 5.5 ISE
Chloride 105 mEq/L 95 – 108 ISE

- Faeces (10 Mei 2023)

Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode


FAECES
- PUS Negatif Negatif Manual
MISKROSKOPIS
- Leukosit 1-3 /LPB 0-5 Manual
- Erotrosit 1-2 /LPB 0-3 Manual
- Epitel + Manual
- Warna Kuning Manual
- Konsistensi Lembek Manual
- Lendir + Negatif Manual
- Darah Negatif Negatif Manual
FAECES LENGKAP
MAKROSKOPIS
- Amilum Negatif Negatif Manual
- Lemak + Negatif Manual
- Serat Tumbuhan Negatif Negatif Manual
- Telur Cacing Negatif Negatif Manual
- Yeast Cell + Negatif -1+ Manual
- Amoeba Negatif Negatif Manual
- Darah Samar Negatif Negatif Manual
- Ph 5.5 Manual
- Gula Negatif Negatif Manual
- Lain-lain - Manual

m. Terapi Saat Ini

No. Nama Terapi Dosis Jalur Indikasi


1. IVFD RL 85 cc/jam IV Menambah elektrolit tubuh untuk
selama 3 jam mengembalikan keseimbangan tubuh
2. KA-EN 3B 850 cc/24 IV Mensuplai cairan dan elektrolit
jam
3. Ceftriaxone 1 x 500 mg IV Mengobati infeksi bakteri
4. PCT drop 3 x 0,9 ml Oral Pereda nyeri dan juga obat Antipiretik atau
obat penurun demam
5. Zinc 1 x 20 mg Oral Mengaktifkan sel darah putih yang disebut
limfosit sel T (meningkatkan system
kekebalan tubuh)
6. Nystatin 4 x 1 ml Oral Mengatasi infeksi jamur, khususnya infeksi
jamur Candida.

2. Klasifikasi dan Analisa Data


Nama Pasien : An. A

Tangga Kelompok Data Penyebab Masalah TTD


l Pathway
10-Mei DS : Infeksi Hipovolemia
-2023 - Ibu pasien mengatakan anaknya (D.0023)
BAB cair selama 4 hari Berkembang di
- Ibu pasien mengatakan frekuensi Usus
BAB cair dalam sehari sampai 5-
10 x Hiperekskresi Air

- Ibu pasien mengatakan anaknya dan Elektrolit

muntah 2x
DO : Isi usus

- Tingkat kesadaran : Compos


Frekuensi BAB
mentis
meningkat
- Keadaan umum : Sedang
- Pasien tampak lemas
Hilangnya cairan
- Mukosa bibir tampak kering
dan elektrolit
- TTV
berlebih
Denyut nadi : 120 x/min
Suhu : 37, 6 C
Ganggguan
Pernapasan : 20 x/min
keseimbangan
SpO2 : 98%
cairan dan
elektrolit

Dehidrasi

Hipovolemia
10-Mei DS : Proses penyakit Hipertermia
-2023 - Ibu pasien mengatakan anaknya (infeksi) (D.0130)
demam 4 hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya Reaksi inflamasi
tampak lemas saluran
DO : pencernaan
- Tingkat kesadaran : Compos
mentis Agen pirogenic
- Kesadaran umum : Sedang
- Pasien tampak lemas Peningkatan suhu
- Akral teraba hangat tubuh
- Bibir tampak kering
- TTV Demam

Denyut nadi : 120 x/min


Suhu : 37, 6 C Hipertermia

Pernapasan : 20 x/min
SpO2 : 98%

3. Diagnose Keperawatan
Nama Pasien : An. A

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal TTD


Ditemukan Teratasi
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan 10 Mei 12 Mei
cairan aktif dibuktikan dengan pasien BAB cair 2023 2023
selama 4 hari dengan frekuensi 5-10 x/hari.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit 10 Mei 12 Mei
(infeksi) dibuktikan dengan akral pasien hangat, 2023 2023
suhu 37,6 C.
4. Intervensi

Tangga Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional Ttd


l Keperawatan Hasil
10 Mei Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia Manajemen Hipovolemia (1.03116)
2023 (D.0023) tindakan keperawatan 3 (1.03116) Observasi
x 24 jam, diharapkan Observasi: 1. Untuk mengetahui bagaimana tanda tanda
Status Cairan membaik. 1. Periksa tanda dan gejala kekurangan cairan
Dengan kriteria : hipovolemia 2. Untuk memantau intake dan outpun cairan
1. Perasaan lemah 2. Monitor intake dan output pada pasien
meningkat cairan Terapeutik :
2. Frekuensi nadi Terapeutik : 1. Untuk memenuhi kebutuhan dasar cairan
membaik 1. Berikan asupan cairan dan menurunkan risiko kekurangan cairan
3. Intake cairan oral Edukasi :
membaik Edukasi : 1. Untuk pemenuhan kebutuhan dasar cairan
4. Suhu tubuh 1. Anjurkan memperbanyak dan menurunkan risiko kekurangan cairan
membaik asupan cairan oral Kolaborasi
Kolaborasi 1. Untuk membantu mempercepat dalam
1. Kolaborasi pemberian pemenuhan kebutuhan cairan
cairan IV isotonis
10 Mei Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia Manajemen Hipertermia (1.15506)
2023 (D.0130) tindakan keperawatan 3 (1.15506) Observasi
x 24 jam, diharapkan Observasi: 1. Untuk mengetahui perkembangan KU dan
Termoregulasi 1. Monitor KU dan TTV TTV pasien
membaik. Dengan 2. Identifikasi penyebab 2. Untuk mengidentifikasi adanya perubahan
kriteria: hipertermia terhadap tanda dan gejala pasien
1. Menggigil 3. Monitor suhu tubuh 3. Untuk mencegah terjadinya peningkatan
menurun 4. Monitor komplikasi akibat suhu tubuh
2. Suhu tubuh hipertermia 4. Untuk mengetahui faktor yang dapat
membaik Terapeutik : memperburuk dan memperbaiki hipertermi
3. Suhu kulit 1. Sediakan lingkungan yang Terapeutik :
membaik dingin 1. Untuk mencegah hiperhidrosis (keringat
2. Ganti linen setiap hari berlebih)
atau lebih sering jika 2. Untuk mencegah munlnya bakteri dari
mengalami hiperhidrosis keringat yang menempel pada linen
(keringat berlebih) Edukasi
Edukasi: 1. Untuk memberi kenyamanan pasien
1. Anjurkan tirah baring Kolaborasi
Kolaborasi: 1. Untuk menambah suplai cairan dalam tubuh
1. Kolaborasi pemberian dan mempercepat pemulihan.
cairan dan elektrolit
intravena.
5. Implementasi
Nama Pasien : An. A
Hari 1 (Rabu, 10 Mei 2023)

Diagnosa Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan TTD


Keperawatan
Hipovolemia 10 Mei Manajemen Hipovolemia (1.03116)
(D.0023) 2023 / - Memonitor KU pasien dan TTV
berhubungan 11.00 S: Ibu pasien mengatakan anaknya tampak lemas
dengan O: KU: Sedang
kehilangan TTV
cairan aktif Suhu : 36,5 C
Nadi : 146 x/menit
RR : 32 x/menit
SpO2 : 97%
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
S : Ibu pasien mengatakan BAB masih sering dan cair
O : Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering
- Monitor intake dan output cairan
S : Ibu pasien mengatakan BAB masih sering dan cair, BAK lancar
O : Pasien terlihat lemas, mukosa bibir kering
- Memberikan asupan cairan oral
S : Ibu pasien mengatakan sudah banyak minum
O : Pasien tampak sudah minum 4 botol (120 ml) dan susu formula yang diberi sesuai resep
- Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
S : Ibu pasien mengatakan sudah memahami anjuran yang diberikan
O : Pasien tampak minum 4 botol (120 ml) dan susu formula yang diberi sesuai resep
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (RL 85 cc/jam)
S:-
O : Pasien tampak terpasang infus pada tangan kanan
Hipertermia 10 Mei Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) 2023 / - Memonitor KU pasien dan TTV
berhubungan 11.00 S: Pasien mengatakan masih merasa lemas
dengan O: KU: Sedang
proses TTV
penyakit Suhu : 36,5 C
(infeksi) Nadi : 146 x/menit
RR : 32 x/menit
SpO2 : 97%
- Mengidentifikasi penyebab hipertermia
S : Ibu pasien mengatakan demam anaknya naik saat malam, turun kembali saat pagi
O : Pasien terlihat masih lemas
- Memonitor suhu tubuh
S : Ibu pasien mengatakan demamnya masih naik turun
O : Pasien tampak masih lemas
- Memonitor komplikasi akibat hipertermia
S : Ibu pasien mengatakan anaknya suka menangis saat demam naik
O : Pasien tampak meringis
- Menyediakan lingkungan yang dingin
S : Ibu pasien mengatakan lingkungan sekitar sudah cukup nyaman
O : AC kamar klien tampak sudah menyala
- Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah nyaman
O : Linen pasien tampak sudah diganti
- Menganjurkan tirah baring
S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah lebih tenang
O : Pasien terlihat sedang istirahat
- Memberikan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit melalui infus, obat oral dan injeksi IV
S : Ibu pasien mengatakan sudah banyak minum air mineral dan susu formula yang diresepkan
O : Pasien terlihat terpasang infus RL dan sudah diberikan obat oral & injeksi IV

Hari 2 (Kamis, 11 Mei 2023)

Diagnosa Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan TTD


Keperawatan
Hipovolemia 11 Mei Manajemen Hipovolemia (I.03116)
(D.0023) 2023 / 11.00 - Memonitor KU dan TTV
berhubungan
dengan S:-
kehilangan O : KU : Sedang
cairan aktif TTV :
Suhu : 36,5 C
Nadi : 115 x/menit
RR : 24 x/menit
SpO2 : 98%
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
S : Ibu pasien mengatakan BAB anaknya tidak sering tetapi masih cair
O : Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering
- Monitor intake dan output cairan
S : Ibu pasien mengatakan BAB sudah tidak sering dan cair, BAK lancar
O : Pasien terlihat lemas, mukosa bibir kering
- Berikan asupan cairan oral
S : Ibu pasien mengatakan sudah minum 5 botol (120 ml) air mineral
O : Pasien tampak mulai banyak minum
- Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
S : Ibu pasien mengatakan sudah memahami anjuran yang diberikan
O : Pasien tampak minum 5 botol (120 ml) air mineral dan susu formula yang diberi sesuai
resep
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (RL 85 cc/jam)
S:-
O : Pasien tampak terpasang infus pada tangan kanan
Hipertermia 11 Mei Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) 2023 / 11.00 - Memonitor KU pasien dan TTV
berhubungan S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
dengan O: KU: Sedang
proses TTV
penyakit Suhu : 36,5 C
(infeksi) Nadi : 115 x/menit
RR : 24 x/menit
SpO2 : 98%
- Mengidentifikasi penyebab hipertermia
S : Ibu pasien mengatakan demamnya anaknya sudah mulai turun
O : Pasien terlihat sudah tenang
- Memonitor suhu tubuh
S : Ibu pasien mengatakan badan anaknya sudah tidak panas
O : Suhu : 36,5 oC
- Memonitor komplikasi akibat hipertermia
S : Ibu pasien mengatakan mulai merasa rileks, tidak terlalu lemas
O : Pasien tampak sudah banyak duduk
- Menyediakan lingkungan yang dingin
S : Ibu pasien mengatakan AC ruangan sudah cukup dingin
O : AC tampak sudah menyala
- Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
S : Ibu pasien mengatakan sudah lebih nyaman
O : Linen pasien tampak sudah diganti
- Memberikan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit melalui infus, obat oral dan injeksi IV
S : Ibu pasien mengatakan sudah banyak minum air mineral 2 Liter/hari
O : Pasien terlihat terpasang infus RL dan sudah diberikan obat oral & injeksi IV

Hari 3 (Jumat, 12 Mei 2023)

Diagnosa Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan TTD


Keperawatan
Hipovolemia 12 Mei Manajemen Hipovolemia (I.03116)
(D.0023) 2023 / 17.00 - Memonitor KU dan TTV
berhubungan S:-
dengan O : KU : Sedang
kehilangan TTV :
cairan aktif Suhu : 36,8 C
Nadi : 118 x/menit
RR : 26 x/menit
SpO2 : 98%
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
S : Ibu pasien mengatakan BAB sudah tidak cair
O : Pasien tampak lebih rileks, mukosa bibir tampak lembab
- Memonitor intake dan output cairan
S : Ibu pasien mengatakan BAB sudah tidak sering (2x /hari), BAK lancar
O : Pasien terlihat nyaman, tidak tampak lemas
- Memberikan asupan cairan oral
S : Ibu pasien mengatakan sudah minum 5 botol (120 ml) air mineral
O : Pasien tampak mulai banyak minum
- Kolaborasi pemberian cairan IV (RL dan KA-EN 3B)
S:-
O : Pasien tampak terpasang infus pada tangan kanan
Hipertermia 12 Mei Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) 2023 / - Memonitor KU pasien dan TTV
berhubungan 17.00 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
dengan O: KU: Sedang
proses TTV
penyakit Suhu : 36,8 C
(infeksi) Nadi : 118 x/menit
RR : 26 x/menit
SpO2 : 98%
- Mengidentifikasi penyebab hipertermia
S : Ibu pasien mengatakan a naknyasudah tidak demam
O : Pasien terlihat rileks
- Memonitor suhu tubuh
S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
O : Suhu : 36,8 0C
- Memonitor komplikasi akibat hipertermia
S : Ibu pasien mengatakan sudah lebih nyaman
O : Pasien tampak tenang
- Menyediakan lingkungan yang dingin
S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah lebih tenang
O : AC kamar tampak menyala
- Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah lebih nyaman
O : Linen pasien tampak sudah diganti
- Memberikan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit melalui infus, obat oral dan injeksi IV
S : Ibu pasien mengatakan sudah banyak minum air mineral
O : Pasien terlihat terpasang infus RL

6. Evaluasi
Nama Pasien : An. A

Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD


Jam
10 Mei 2023 Hipovolemia (D.0023) berhubungan S :
dengan kehilangan cairan aktif
- Ibu pasien mengatakan BAB cair anaknya 5-10 x/hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya muntah 2x/hari
O:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Keadaan umum : Sedang
- Pasien tampak lemas
- TTV
Suhu : 36,5 C
Nadi : 146 x/menit
RR : 32 x/menit
SpO2 : 97%
A : Masalah hipovolemia belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
11 Mei 2023 Hipovolemia (D.0023) berhubungan S :
dengan kehilangan cairan aktif - Ibu pasien mengatakan BAB cair anaknya sudah berkurang
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak muntah
O:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Keadaan umum : Sedang
- Pasien tampak lemas
- TTV
Suhu : 36,5 C
Nadi : 115 x/menit
RR : 24 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah hipovolemia teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
12 Mei 2023 Hipovolemia (D.0023) berhubungan S :
dengan kehilangan cairan aktif - Ibu pasien mengatakan BAB anaknya sudah normal tidak cair
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai rileks
O:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Keadaan umum : Sedang
- Bibir pasien sudah tampak lembab
- Akral sudah tidak teraba hangat
- Pasien tampak rileks
- TTV
Suhu : 36,8 C
Nadi : 118 x/menit
RR : 26 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah hipovolemia teratasi
P : Intervensi dihentikan dan dipertahankan
10 Mei 2023 Hipertermia (D.0130) berhubungan S : Ibu pasien mengatakan demam anaknya naik turun
dengan proses penyakit (infeksi) O:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Keadaan umum : Sedang
- Bibir pasien terlihat kering
- Akral masih teraba hangat
- Pasien tampak masih lemas
- TTV
Suhu : 36,5 C
Nadi : 146 x/menit
RR : 32 x/menit
SpO2 : 97%
A : Masalah hipertermi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
11 Mei 2023 Hipertermia (D.0130) berhubungan S : Ibu pasien mengatakan demam anaknya masih naik turun
dengan proses penyakit (infeksi) O:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Keadaan umum : Sedang
- Bibir pasien tampak lembab
- Akral teraba hangat
- Pasien tampak sudah nyaman duduk dan tidak lemas
- TTV
Suhu : 36,5 C
Nadi : 115 x/menit
RR : 24 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah hipertermi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
12 Mei 2023 Hipertermia (D.0130) berhubungan S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
dengan proses penyakit (infeksi) O:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Keadaan umum : Sedang
- Bibir pasien sudah tampak lembab
- Akral sudah tidak teraba hangat
- Pasien tampak rileks
- TTV
Suhu : 36,8 C
Nadi : 118 x/menit
RR : 26 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah hipertermi teratasi
P : Intervensi dihentikan dan dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, I. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Diare Akut Dengan
Pemberian Madu Murni Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2015. Sararinda.

Chasanah, R. (2018). Universitas Muhammadiyah Semarang.

Khalid Fredy Saputra, M., Nasution, R., & et. al. (2023). Keperawatan Penyakit Tropis. (R. M.
Neila Sulung, Ed.) Global Eksekutif Teknologi.

Mujasyaroh. (2019). Universitas Muhamadiyah Ponorogo.

My Doctors. (2021). Retrieved from Gastroenteritis.


Disahkan oleh,
Cap+Nama Pebimbing Mahasiswa

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai