Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH,PERSPEKTIF

DAN PHILOSOFI HOME CARE

DI SUSUN OLEH :

NAMA : SACHRUL
NIM : 123712226
PROGRAM STUDI : S1 KEPERAWATAN
SEMESTER : 2022 / 2023 ( GANJIL )

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


FAMIKA MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas segala berkah, rahmat, taufiq serta hidayahNya,

shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW sehingga saya

dapat menyelesaikan makalah “SEJARAH, PERSPEKTIF dan PHILOSOFI HOME CARE.

Makalah ini bertujuan untuk memahami Sejarah, Perspektif dan Philosofi Home Care. Makalah

ini disusun dan diajukan sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan tugas pertama dari Mata

Kuliah Home Care di Kampus STIK Famika Makassar.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga Makalah ini bisa

lebih sempurna. Semoga makalah ini berkesan dihati pembaca serta dapat memberi manfaat bagi

semuanya.
PEMBAHASAN
SEJARAH, PERSPEKTIF DAN PHILOSOFI HOME CARE

A. Sejarah Home Care

Perkembangan industri home care dewasa ini cukup pesat sehubungan dengan makin

banyaknya kebutuhan tentang kualitas pelayanan keperawatan yang bermutu,

pertimbangan biaya, pertimbangan sosial dan kemajuan sistem teknologi informasi dan

pendukung jasa pelayanan keperawatan (Rice, 2001). Analisis pengguna pelayanan

kesehatan tentang makin tingginya biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit pada tahun

1980-an menyebabkan adanya pola fikir kearah model pelayanan kesehatan yang semakin

terjangkau namun tetap berkualitas.

Bila kembali melihat sejarah konsep home care berkembang sejak tahun 1700-an

yang pada awalnya lebih ditujukan pada konsep melakukan pelayanan home visit pada

keluarga yang tidak mampu. Pada tahun 1796 Boston Dispensary, sebagai lembaga yang
pertama kali memberikan pelayanan dengan konsep home di Amerika Serikat. Home care

berkembang dari konsep Nursing Home Visit yang dikenal dengan istilah dengan District

Nurse yang didedikasikan kepada Florence Nightingale yang ditujukan kepada para pasien

yang dirawat di rumah.

Pada tahun 1877 The Women’s Branch yang ada di New York yang memulai

memperkerjaan lulusan perawat untuk merawat orang sakit di rumah. Sedangkan di Boston

sejak tahun 1886 telah berdiri kumpuan kelompok relawan yang selanjutnya menjadi cikal

bakal dari terbentuknya Visiting Nurse Associations (VNAs).

Sejak 1893 Lillian Wald dan Mary Brewster mengembangkan home care yang

bekerja untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di wilayah New York City. Hingga tahun

1909 di New York saja sudah ada hampir 565 lembaga pelayanan home care yang

menyerap hampir 1416 perawat home care. Sejak berakhirnya perang dunia II home care

berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi kebutuhan masyarakat.

Di Indonesia istilah home care baru berkembang sejak tahun 2001 sejak

dikeluarkannya SK Dirjen YAN MED Nomor :  HK. 00.06.5.1.311. Namun jauh sebelum

regulasi tersebut turun, penggunaan model dan sistem pelayanan home care sudah dikenal

sejak lama dengan dikenalnya istilah parawat keliling, yang memberikan pelayanan

kesehatan dari rumah-kerumah. Di Indonesia, Pelaksanaan home care berkembang cukup

pesat khususnya di Bali. Hal ini ditandai dengan lahirnya Lembaga Home care Graha Bali

yang terintegrasi dengan praktek mandiri perawat ( Cakra, 2006).

Sejak lahirnya Permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktek keperawatan

telah memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan praktek perawat di rumah yang

bisa dilakukan oleh perawat. Dalam Permekes No 28 tahun 2011 secara ekplisit home care
menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari klinik. Dengan demikian dari konsep history

home care merupakan bagian yang sangat penting dalam pengembangan pelayanan

keperawatan yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan dalam pelayanan kesehatan.

B. Perspektif Home Care

Home merupakan suatu model pelayanan keperawatan yang terus berkembang

sebagai dampak semakin banyaknya pandangan yang positif terkait model pelayanan ini

baik dari konteks sosial, regulasi maupun teknologi. Ke depan home care akan semakin

berkembang seiring dengan semakin banyaknya demand (Rice,2001).

1. Perspektif Sosial

Home care menjadi sebuah pilihan yang cukup baik sebagai salah satu model

dalam pemberian pelayanan kesehatan yang cepat, terjangkau yang akan memberikan

dampak luas dalam peningkatan pelayanan sehingga dapat mempengaruhi mutu

pelayanan kesehatan. Sebelum tahun 1960an home care masih digolongkan sebagai

pelayanan sosial pemerintah yang berbasis komunitas yang lebh focus pada upaya

pencegahan yang ditujukan pada keluarga misikin serta rentan. Namun saat ini home

care merupakan model pelayanan yang lebih banyak mengarah ke private service

yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan sebagai dampak dari

perubahan demografi dan epidemiologi. Makin banyaknya lansia, makin

meningkatnya penyakit degeratif kronis dan makin terbatasnya kesempatan keluarga

untuk mendampingi anggota keluarga yang sakit akibat pergeseran sosial dan

budaya, seperti tuntutan pekerjaan, tuntutan jarak tinggal dan keterbatasan waktu
menyebabkan semakin banyak memerlukan tenaga perawat untuk menggantikan

posisi keluarga tersebut ( Suardana,2013). Ilustrasi :Jika dibandingkan penderita

penyakit kronis yang dirawat di rumah sakit kelas VIP diestimasikan biaya yang

dikeluarkan untuk akomodasi dan jasa sekitar Rp.800.000,- sehari sehingga dalam

sebulan keluarga akan mengeluarkan hampir 24 Juta. Belum lagi jasa pendamping,

kehilangan waktu kerja dan stress. Namun jika dirawat dengan pendekatan home care

estimasi pengeluaran sebulan hanya 15 juta, itupun dengan perawatan penuh dan

keluarga tidak perlu takut kehilangan waktu dan pekerjaan.

2. Perspektif regulasi dan kebijakan pemerintah tentang home care

Perkembangan home care hampir diseluruh dunia sebagian besar akibat adanya

dukungan regulasi yang sangat kuat. Berbicara tentang home care identik

keperawatan. Kebijakan tentang bentuk continuing care, dukungan dalam bentuk

regulasi praktek dan pembiyaan yang bersumber pada asuransi perorangan dan

pemerintah menjadikan home care diberbagai Negara berkembang dengan pesat.

Disamping itu pengembangan home care juga sangat didukung oleh pengembangan

kurikulum home care dalam pendidikan keperawatan.

Regulasi yang bisa dijadikan acuan dalam mengembangan Home Care di

Indonesia :

a. UU Nomor 29 tahun 2004  tentang praktik kedokteran

b. UU Nomor 32 tahun 2004  tentang pemerintahan daerah

c. UU  Nomor 36  tahun 2009  tentang kesehatan

d. PP Nomor  32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

e. PP Nomor  25 tahun 2000  tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,

ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian,

administrator kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan,

perawat, radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis

g. SK Menpan Nomor  94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.

h. Kepmenkes Nomor  128  tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas

i. Kepmenkes Nomor  279  tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan

Perkesmas.

j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional

k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap reformasi

kes.masy.

l. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik

keperawatan

m. Permenkes No 28 tahun 2011 tentang Klinik

n. Permenkes 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan

o. SK Dirjen YAN MED Nomor :  HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan

kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri.

3. Perspektif teknologi dalam home care

Kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi pelayanan kesehatan

memungkinkan pelayanan home care semakin berkembang. Perkembangan teknologi

komunikasi memungkinkan pasien, keluarga dan perawat dapat melakukan aktivitas

pelayanan dengan semakin baik. Penggunaan Personal Digital Assistance sangat

membantu dalam melakukan telemonitoring, konsultasi dan dokumentasi tindakan


perawatan yang dilakukan ( Rice,2001). Kemajuan dalam teknologi pelayanan

kesehatan memungkinkan melakukan beberapa tindakan ( Rise,2001) antara lain:

a. Meningkatkan kualitas tingkat layanan pada pasien dengan penyakit kronis di

rumah. Contoh : peritonial hemodialisis.

b. Kemanjuan teknologi dapat membantu dalam memberikan pelayanan pada pasien

dengan keterbatasan fisik dan financial. Contoh : penggunaan berbagai model bed

pasien.

c. Mengurangi kerugian sosial dan ekonomi akibat pelayanan kesehatan. Contoh :

keluarga tidak perlu kehilangan pekerjaan karena harus menjaga pasien di rumah

sakit.

d. Melakukan manajemen pemenuhan berbagai kebutuhan pasien di rumah. Contoh :

Seluruh kebutuhan dasar pasien bisa dipenuhi secara professional

e. Melakukan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan terhadap

pelayanan home secara personal. Contoh : Pasien bisa memilih perawat yang

berkualitas sesuai dengan standar yang dibutuhkan pasien.

C. Filosofi home care

Home care adalah metode pelayanan dengan cara delivery atau memberikan

pelayanan keperawatan di rumah pasien. Suatu komponen ttg pelayanan kesehatan yg

berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kpd individu dan keluarga di tempat

tinggal mereka yg bertujuan utk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan

kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari

penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yg sesuai dg kebutuhan pasien individu

dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang
diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau peraturan berdasarkan

perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Dee,1994)

Tujuan akhir dari pelayanan home care adalah kemampuan pasien meningkat

sedemikian rupa mampu melakukan self-care manajemen di rumah dan pasien bisa

mendapat pelayanan sesuai dengan yang diinginkan. Home Care diharapkan dapat

merefleksikan kondisi pengetahuan terkini sesuai dengan kondisi pasien dilapangan, secara

legal, tidak membahayakan dan tidak merugikan yang diselengarakan secara multidisiplin

dengan menjadikan perawat sebagai case manajer yang mengatur semua tindakan

kesehatan. Tindakan yang dilakukan dalam bentuk :

1. Restorasi, rehabilitasi dan palliative

2. Edukasi kepada pasien dan caregiver terkait tindakan dan pencegahan akibat

penyakit yang dialami pasien.

3. Meningkatkan kemampuan pasien dan caregiver

4. Memperbaiki koping mekanisme pasien dan keluarga terkait gaya hidup, peran,

konsep diri dan konsekwensi dari penyakit.

5. Mengembalikan pasien dan keluarga dalam kehidupan keluarga komunitas dan

pendukung sosial lainnya.

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan

keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus

pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan

menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi

pasien.
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka

panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non

profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang

merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang

pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu

dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian

dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai

dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan

disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf

atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C, 1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian

integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu

individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan

kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang

merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang

sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh

perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien

berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.

Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif

yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan

tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit ( Depkes, 2002 ). 

Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) dalam Avicenna ( 2008 )

menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan

sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus

tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.

Tidak berbeda dengan kedua definisi di atas, Warloha ( 1980 )  mendefinisikan home

care sebagai  pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,

direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir

untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian

kerja (kontrak).

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan di

rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang

terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,

perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.


KESIMPULAN

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :

Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan

keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan

keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,

pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek

pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non

profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002). Pelayanan keperawatan

yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan

keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan

kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan

pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang

menderita penyakit kronis (NAHC, 1994)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa home care sebagai seni dan praktek dan dedikasi

dalam meningkatkan kualitas kesehatan pasien di rumah. Tindakan dilakukan sebagai bentuk
pengembangan pengetahuan, praktek dan riset sebagai salah satu pilihan hospitalisasi dengan

menggunakan home care agency, kebijakan klinik dan pengambilan keputusan yang terbaik

sesuai dengan etika keperawatan yang diperkuat melalui dukungan kebijakan yang ada

( Rise,2001).

Anda mungkin juga menyukai