Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR HOMECARE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Pada Semester VI

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Eka Oktaviani B (P1337420615044)


2. Devi Novitasari (P1337420615046)
3. Dwi Kusumadewi (P1337420615047)
4. Hanifah (P1337420615049)
5. Hayyan Nazri (P1337420615051)

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang
diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan
benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik
keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan,
maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan.
Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak
harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga
dilaksanakan di masyarakat maupun di rumah pasien. Pelayanan keperawatan yang
dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Di dalam makalah ini, penulis akan memberikan deskripsi/gambaran tentang konsep
dasar Home Care dalam keperawatan yang meliputi : sejarah perkembangan Home Care
di luar negeri dan dalam negeri, filososfi, pengertian, serta peran perawat dalam
keperawatan Home Care.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep keperawatan Home Care.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Home Care di luar negeri dan di
dalam negeri
b. Untuk mengetahui filosofi keperawatan Home Care
c. Untuk mengetahui pengertian keperawatan Home Care
d. Untuk mengetahui peran perawat dalam keperawatan Home Care
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini dapat menambah kajian pustaka mengenai konsep
keperawatan Home Care.
1.3.2 Manfaat Praktis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi mahasiswa
keperawatan atau tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya dapat dipraktikan di
lingkungan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Home Care


Perawatan di rumah merupakan aspek keperawatan komunitas yang
berkembang paling pesat. Antara tahun 1988-1992, jumlah perawat yang melakukan
perawatan di rumah meningkat menjadi 50%. Pada awalnya, keperawatan komunitas
dimulai dengan pelayanan yang diberikan bagi orang-orang miskin di rumah mereka.
William Rathbone memulai program perawat yang berkunjung ke rumah
(visiting nurse) pada tahun 1859, setelah istrinya meninggal dan dirawat oleh seorang
perawat di rumahnya. Selanjutnya di akhir tahun 1800-an, Amerika Serikat mendirikan
perkumpulan perawat yang datang ke rumah karena tingginya imigrasi di Amerika yang
menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit menular sampai dengan awal abad ke-19,
perawatan bagi orang sakit dan orang cacat di rumah-rumah mereka menjadi bentuk
tradisional dari pelayanan kesehatan bagi kebanyakan orang (Spiegel, 1987).
Di tahun 1940-an, rumah sakit mulai menunjukkan keberhasilannya pada
perawatan di rumah karena meningkatnya jumlah orang yang sakit kronis.
Perkumpulan-perkumpulan visiting nurse semakin menjamur di berbagai kota besar dan
kecil, sampai akhirnya di awal tahun 1980-an digunakan sistem Diagnostic – Related
Groups (DRGs) untuk menurunkan lama rawat inap dari seorang pasien. Pelayanan
perawatan di rumah selanjutnya dipandang bukan hanya sebagai cara yang terpilih
untuk memberikan perawatan pada klien, tetapi juga merupakan cara yang paling
murah.
Dalam kegiatan kongres ICN 13 July 2009 di Afrika Selatan dibahas Sharing
experience tentang Home Based Carre dan Primary Health care dimasing masing
negara. Permasalahan dinegara berkembang hampir sama yaitu communicable disease
dan kurangnya sumber daya baik tenaga perawat maupun fasilitas, termasuk teknologi
serta pentingnya kompetensi perawat dalam melaksanakan Home Based care dengan
aspek legal yang kuat dalam praktek.
Sejarah Perkembangan Home Care

1. Di Luar Negeri

Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar


tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan
angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah
sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan
masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara
professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh
USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga
miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk
melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan
asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L,
1993).

Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Careterus


meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi
perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan pemerintah,
kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan
yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan
perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar melalui pihak
ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai layanan kesehatan
termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan spesialisasi
dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)

Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad


19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh
para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek
mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin
yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam
Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada
tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :

a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri

b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai
c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat
digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.

Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV)
yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :

a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas
dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan


kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

2. Di Dalam Negeri

Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal


yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota
keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah
secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh
dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di
Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya
sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home Care (HC) yang disebut
dengan “Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi
Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian
diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat)
sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang
melaksanakan tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan
tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan.
Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan
organisasi pendidikan dengan pelayanan.

2.2 Filosofi Homecare

Home care adalah metode pelayanan dengan cara delivery atau memberikan
pelayanan keperawatan di rumah pasien. Tujuan akhir dari pelayanan home care adalah
kemampuan pasien meningkat sedemikian rupa mampu melakukan secara manajemen
di rumah dan pasien bisa mendapat pelayanan sesuai dengan yang diinginkan.
2.3 Pengertian Home Care
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu,
keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan
melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Homecare adalah perawatan pasien di rumah yang melibatkan anggota keluarga
dalam proses perawatan dan penyembuhan pasien. Perawatan ini dibantu oleh tim
kesehatan profesional (dokter, perawat atau fisiotherapist) yang bisa didatangkan ke
rumah pasien sewaktu-waktu, jika diperlukan.
Rumah Sakit di kota besar biasanya mempunyai fasilitas homecare, artinya
Rumah Sakit yang mempunyai pelayanan untuk menugaskan perawat atau tim
kesehatan profesionalnya (dokter, perawat atau fisiotherapist) melakukan kunjungan
perawatan ke rumah pasien. Umumnya pihak Rumah Sakit hanya menyediakan tenaga
medis) saja. Sedangkan alat kesehatan yang dibutuhkan perawatan pasien seperti
oksigen, kursi roda, nebulizer, suction pump harus disediakan oleh pasien.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan interaksi yang dilakukan di tempat
tinggal keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
keluarga dan anggotanya. Dari pengertian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa
tenaga kesehatanlah yang bergerak, dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang
datang ke tenaga kesehatan. Hampir semua pelayanan kesehatan dapat diberikan
melalui keperawatan di rumah, kecuali dalam keadaan gawat darurat. Diasumsikan
bahwa klien dan keluarga yang tidak dalam kondisi gawat darurat, untuk tetap tinggal
di masyarakatnya dan melakukan perawatan sendiri setelah ditinggal oleh perawat.

Tujuan Dasar :
a. Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif, serta mendorong
digunakannya pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan
c. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota
keluarga dan keluarga, serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan
d. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga
e. Meningkatkan kesehatan lingkungan
Tujuan tersebut digunakan untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah-
masalahnya yang oleh Simmons (1980) dikategorikan menjadi :
v Sikap hidup dan sumber-sumber pelayanan kesehatan.
v Penyimpangan status kesehatan.
v Pola dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan.
v Dinamika dan struktur keluarga
.
Manfaat Perawatan Pasien Di Rumah
a. Pasien lebih dekat dengan keluarganya sehingga menciptakan rasa aman dan
nyaman antara pasien dan keluarganya
b. Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien sehingga pasien tidak merasa
diabaikan.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien.
d. Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya (kamar)
RS, transport pp rumah-RS untuk menemani pasien di RS
e. Keluarga tidak kehilangan waktu dan tenaga untuk pergi-pulang ke rumah sakit.

Pasien Homecare
Umumnya pasien homecare adalah :
a. Penderita lanjut usia (lansia) yang tidak dirawat di Rumah Sakit tapi masih
memerlukan pelayanan kesehatan.
b. Bayi/Anak-anak yang berkebutuhan khusus dan memerlukan pelayanan kesehatan
khusus untuk tumbuh kembang mereka. Contoh: penderita Autis, Down Syndrome,
ADD/ADHD (Attention Defisit Disorders/ Attention Defisit Hyperactive Disorders),
keterlambatan bicara, Cerebral Palsy (CP), dll. Bagi orangtua yang sibuk bekerja,
biasanya mereka menyerahkan perawatan anak- anaknya kepada perawat
khusus/baby sitter, ada baiknya anak juga dilatih oleh therapist khusus tumbuh
kembang (developmental therapy); seperti terapi wicara, terapi okupasi, jika perlu.
c. Pasien pasca rawat inap dari Rumah Sakit yang mempunyai kondisi berat dengan
nyeri kronik seperti pasien stroke, hepatitis kronis, gagal ginjal, kanker stadium
lanjut namun atas permintaan keluarga pasien itu dibawa pulang untuk perawatan
lanjut di rumah.
d. Pasien yang dinyatakan oleh ahli medis bahwa penyakitnya parah dan secara medis
tidak dapat disembuhkan lagi. Andaikata pasien sudah tidak memiliki harapan untuk
hidup maka Dokter biasanya menyarankan agar pasien dirawat di rumah agar dekat
dengan keluarganya. Selain itu untuk membantu keluarga pasien untuk menekan
biaya Rumah Sakit (sewa kamar di RS, dll.) dan biaya pengobatan.
e. Khusus untuk perawatan pasien kronis atau penyakit yang secara medis tidak bisa
disembuhkan lagi, perawatan Homecare biasanya lebih fokus pada penanggulangan
rasa nyeri yang muncul akibat penyakit pasien. Nyeri yang diderita ini dapat
menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien.

2.4 Home Care Nursing


Home Care Nursing adalah area khusus dalam praktik keperawatan dimana
perawat memberikan perawatan di rumah klien, sekolah atau tempat kerja atau
lingkungan masyarakat lainnya. Individu yang menerima asuhan keperawatan saat ini
sering memiliki kebutuhan yang lebih akut dan kompleks, dan semakin banyak
perawatan mereka diberikan di rumah.

Home Care Nursing untuk orang-orang yang membutuhkan perawatan di rumah,


sementara atau tanpa batas waktu, karena berbagai alasan kesehatan termasuk:

- Dilepaskan dari rumah sakit setelah operasi atau kejadian mendadak seperti stroke
atau luka serius
- Memburuknya kondisi kronis yang membutuhkan tingkat perawatan lebih tinggi
daripada yang ada di rumah
- Hidup dengan masalah kesehatan berkelanjutan yang membuat sulit untuk berada di
rumah

2.5 Peran Perawat Pada Home Care


Peran perawat melakukan proses keperawatan dengan melakukan assessment,
menetapkan diagnosa, membuat suatu planning, melaksanakan rencananya,
implementasi, melakukan review hasil dari perencanaan dan membuat penyesuaian pada
hal-hal yang penting. Perawatan pasien dilakukan dengan cara:
a. Perawat menolong melahirkan dan merawat ibu-ibu baru sebelum dan setelah
persalinan
b. Perawat menolong orang yang sakit dan terluka untuk menjadi lebih baik, sehat dan
tetap sehat.
c. Perawat melakukan pemeriksan fisik
d. Perawat memberi obat dan treatmen yang telah diorder dokter
e. Perawat memperhatikan kondisi emosional, sosial dan spiritual pasien
f. Perawat meberi penkes pada pasien dan keluarga, menjelaskan apa yang dapat
mereka lakukan pada saat proses pemulihan.
g. Perawat memberi penkes dan konselling pada komunitas
h. Perawat mengobservasi, mengkaji, mengevaluasi dan mencatat kondisi pasien dan
perkembangannya, kemudian menginformasikan kepada dokter dan tim kesehatan
lainnya.
i. Perawat menolong pasien dan keluarganya untuk menentukan rumah sakit dan
pelayanan kesehatan yang terbaik, home care, rehabilitasi, terapi fisik dan lain-lain
j. Perawat mengatur aktivitas yang sesuai dengan kegiatan keperawatan.
k. Perawat menolong pasien terminal agar meninggal dengan tenang dan menolong
keluarga menghadapinya.

Standar Kualifikasi Tenaga Keperawatan Yang Dapat Memberikan Asuhan


Keperawatan Kesehatan di Rumah :
Ners Generalis bertugas mendidik dan memberikan asuhan langsung, mengelola
sumber-sumber untuk asuhan keperawatan, bekerja sama dengan disiplin yang lain, dan
menyelia tenaga pembantu keperawatan. Ners generalis yang dimaksud yakni perawat
dengan latar belakang pendidikan ners dan diploma III dengan pengalaman klinik.
Ners spesialis bertugas memberikan asuhan keperawatan langsung dengan
ketrampilan spesialistik, melakukan konseling, menyusun kebijakan terkait dengan
keperawatan dirumah, mengembangkan staf, menunjang atau mengembangkan sistem
keperawatan kesehatan di rumah, menerima konsultasi dari ners generalis dan tenaga
kesehatan lain terkait keperawatan di rumah.

Hak-Hak Klien Dalam Pelayanan “Home Health Care”


Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum pengobatan
diberikan. Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk saling menghargai
dan menghormati. Petugas dilarang menerima pemberian pribadi maupun meminjam
sesuatu dari klien.
Klien mempunyai hak untuk :
a. Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik
b. Memperoleh informasi tentang prosedur-prosedur yang harus diikuti
c. Mengekspresikan kesedihan dan ketakutannya
d. Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini klien
mempunyai hak untuk diberi tahu secara tertulis tentang pengaturan, jenis pelayanan
yang diberikan, dan jumlah kunjungan rumah yang akan dilakukan
e. Klien mempunyai hak untuk memperoleh nasehat-nasehat tentang rencana-rencana
perubahan yang akan dilakukan
f. Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam perencanaan pelayanan keperawatan,
perencanaan perubahan pelayanan serta nasehat-nasehat lainnya
g. Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan tersebut
h. Dalam hal “privacy”, klien mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaan kondisi
kesehatannya, hal-hal yang berhubungan dengan sosial ekonomi, serta hal-hal yang
dilakukan di rumahnya
i. Perawat atau petugas hanya akan memberikan informasi bila diperlukan secara
hukum atau bila diperlukan oleh klien atau keluarganya
j. Dalam hal finansial, klien mempunyai hak untuk diberi informasi tentang biaya
yang harus dikeluarkan, memberikan informasi pembiayaan dengan jelas.
k. Klien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dengan kualitas yang tinggi,
serta berhak mendapat informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan
emergensi.
DAFTAR PUSTAKA

Carr & Johnson. 2005. Prosedur Perawatan Di Rumah. Jakarta : EGC.

Hastings Diana. 2006. Pedoman Keperawatan Di Rumah. Jakarta : EGC.

Werner David. 2005. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yogyakarta :
Yayasan Essentia Medica.

Zang & Bailey. 2004. Manual Keperawatan Di Rumah (Home Care Manual). Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai