Anda di halaman 1dari 47

HOME HEALTH CARE

15 Desember 2008 oleh Ramadhan

OLEH : ERFANDI, S.Kep, Ners

PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang


diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis)

dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik
keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang

kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan


demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah

merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun
2010.

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya

tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat
juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan

yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.

Di dalam makalah yang sederhana ini, saya akan memberikan

deskripsi/gambaran tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan yang


meliputi : pengertian, sejarah perkembangan Home Care di luar dan dalam negeri,

alasan mengapa Home Care perlu dikembangkan, dan bagaimana penyelenggaraan


Home Care yang baik.

A. PENGERTIAN

Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga
home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang
telah melalui sejarah yang panjang.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN HOME CARE

1. DI LUAR NEGERI

Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun

1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka
kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit

modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan


masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara

professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh
USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada

keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi
untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang

melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D.


& Eric B.L, 1993).

Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus
meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh
organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan

pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary


Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi seiring
dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar
melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai

layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang


merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley,

2001)
Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad

19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai
oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian

merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat
orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson,

1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang
sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :

a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri

b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan

damai

c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar

dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.

Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang
berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :

a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat

luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

2. DI DALAM NEGERI

Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang

baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota
keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan

rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.
Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana RS
Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di

Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program
Home Care (HC) yang disebut dengan Partus Luar. Dalam layanan Partus
Luar, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan
persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas

dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput
(lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas Partus Luar

dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang


kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti

seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi


pendidikan dengan pelayanan.

C. MENGAPA HOME CARE (HC) DIPERLUKAN ?

Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena berbagai alasan, antara

lain yaitu :

1. Bagi Klien dan Keluarga

a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap
yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien,
transportasi dan konsumsi keluarga

b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat


anggoa keluarga ada yang sakit

c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri

d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat

orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu
kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat

a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan

lingkungan yang tetap sama

b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan


kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien,

dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.

Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC) mulai

diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak rumah
sakit.

D. JENIS INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC),

antara lain:

1. Institusi Pemerintah

Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan

adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi,
balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan

puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas


biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan

oleh Visiting Nurse (VN)

2. Institusi Sosial

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan

tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi


keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala
Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang

membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.

3. Institusi Swasta

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik
mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan

pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien
maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya

layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi not for profit service

4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)

Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit,

karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan


dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah

dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :

a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan


untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post

partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan

bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi,
memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum, dll)

belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih


kurang.

b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang

dirawat dirumah sakit.

c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan


biaya yang besar
d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah,

sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil


penelitian dari Suharyati staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ.

Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen


RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan

alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta
lebih mempercepat tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)

E. POPULASI, JENIS DAN PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)

1. Populasi layanan

Populasi layanan Home Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita (66,8%).

Meskipun program Home Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur, tetapi
mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).

Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh Suharyati staf dosen keperawatan

komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung (yang dimulai sejak
1995) juga menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada triwulan I tahun 2002 klien

wanita lebih banyak dari pria dan kelompok usia lanjut juga mendominasi layanan HHC
di RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin disebabkan karena populasi

wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita lebih panjang dari pria serta para
lansia yang cenderung untuk lebih mudah terserang penyakit.

2. Jenis layanan
Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan

komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan
keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi

masalah kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan


dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier).

Di Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001
adalah :

a. Penyakit jantung

b. Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan pengikat

c. Penyakit Diabetes Mellitus

d. Penyakit system pernafasan

e. Luka

f. Keracunan

g. Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus palliative dirawat di


Hospice

Sedangkan jenis kasus yang dirawat di unit HHC RS Al-Islam Bandung dalam triwuln I

tahun 2002 (Maya H, 2002) adalah :

a. Pasca stroke

b. Pasca bedah

c. Diabetes Mellitus

d. Terminal ill
Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa

perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di

rawat di rumah sakit.


2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan

prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat


bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak,

mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.

3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-


penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke,

hpertensi, masalah-masalah kejiwaan dan asuhan paa anak.

3. Pemberi layanan

Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :

a. Tenaga informal

Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan

layanan kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika
dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)

b. Tenaga formal

Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua
aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut

untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus
seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat memberikan

layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

F. STANDAR PRAKTIK HOME HEALTH NURSING (HHN)

Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home
Health Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja

professional (Allender & Spradley, 2001)

1. Standard Asuhan Keperawatan

Standard I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien

Standard II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat

melakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul

Standard III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien

maupun lingkungannya

Standard IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan


dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil

yang diharapkan

Standard V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di

tetapkan dalam perencanaan

Standard VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang


mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.

2. Standard Kinerja Profesional (professional performance)


Standard I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi

terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis

Standard II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri sendiri


terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan dengan

standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang


berlaku

Standard III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan

pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan

Standard IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam

pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan


lainnya sebagai sejawat

Standard V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien

berdasarkan pada landasan etika profesi

Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat


berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.

Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil


penelitian

Standard VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau

keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan


pelaksanaan asuhan keperawatan .

Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan disepakati oleh
pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan dari Depkes RI.

G. BAGAIMANA MERENCANAKAN INSTITUSI HOME CARE (HC) SWASTA ?


Institusi HC swasta dapat didirikan baik secara individu maupun kelompok, baik

untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan

kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan


internal.

Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis

maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya


kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar

membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi,


bayi serta balita. Analisa eksternal juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah

tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun kondisinya.

Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik
yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa

komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi HC.


Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk

mengawali suatu bisnis yang baru .

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan
hal-hal berikut :

Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk membuat


janji)

Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada


institusi HC

Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri

professional

Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien


Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk

memperbaiki kualitas layanan

Untuk keseragaman dokumentasi HC di Amerika telah dirumuskan Home Health Care


Classification (HHCC) toksonomi (Saba, August, 2002) yang merupakan hasil penelitian
berdasarkan diagnosa dan intervensi keperawatan. Untuk masa yang akan dating
dapat digunakan untuk dokumentasi, pelacakan elektronik, evaluasi hasil dan analisa

HHC setiap saat baik yang berhubungan dengan setting, kelompok populasi maupun
letak geografi.

Taksonomi tersebut terdiri dari 20 komponen asuhan keperawatan antara lain :

1. Komponen perilaku kesehatan

1) medication

2) safety

3) health behavior

2. Komponen fungsional

4) activity

5) fluid volume

6) nutritional

7) self-care

8) sensory

3. Komponen fisiologis

9) cardiac
10) respiratory

11) metabolic

12) physical regulation

13) skin integrity

14) tissue perfusion

15) bowel elimination

16) urinary elimination

4. Komponen psikologis

17) cognitive

18) coping

19) role relationship

20) self concept

Dengan telah jelasnya konsep dan peraturan praktik keperawatan, termasuk di

dalamnya adalah HC, maka perawat telah dapat melakukan praktik keperawatan
professional dengan optimum, demi terwujudnya masyarakat dan Indonesia sehat

2010.

Pilihan untuk layanan Home Care (HC) keperawatan sebagai industri jasa yang
MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS - HOME NURSING

BAB I
PENDAHULUAN
Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam

sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini
sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of

Liverpool, England dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di


rumah dengan memberikan pengobatan kepada klien (masyarakat) yang mengalami

sakit terutama terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi,
kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap

berbagai jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan di masyarakat (Smith & Maurer,
2000). Kunjungan rumah juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat serta meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta


mencegah terjadinya kekambuhan penyakit, seperti: perawatan nifas pada ibu paska

melahirkan, perawatan anak diare, pemantauan klien dengan Tuberculosis, hipertensi,


kardiovaskuler, penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope

& Lancaster, 2001).

Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia

kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga semakin


meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik

menjdai kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan


penyakit terminal. Di samping itu perawatan di rumah menjadi alternative bagi

keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit dengan
kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang.

Hali ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens

dan interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi
perawatan di rumah yang relative lebih murah dibandingkan dengan perawatan di

rumah sakit sehingga di rumah lebih cost effective.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan


yang komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk indiidu dan

keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau


memulihkan kesehatan atau meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat dari

ketidakmampuan dan penyakit terminal (Warhola, 1980).

Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral


dari pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu,

keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah


kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991).

Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat


kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis

yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat
psikiatri, perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat medikal

bedah.

Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan


tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerja sama dengan

keluarga dan tim kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan rumah adalah sebuah
spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan

rumah untuk memulihkan ketidak mampuan dan membantu klien menyembuhkan


yang menderita penyakit kronik (NAHC, 1994).

Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah
adala klien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional
(multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu klien kembali

ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah beradasarkan


kontrak dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada tiap tingkat

fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2. Perkembangan Pelayan Kesehatan Rumah


Bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang populer dan banyak dikenal

masarakat adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Karena berbagai
pertimbangan terpaksa perawatan dilakukan di rumah. Faktor faktor yang

mendorong perkembanagan kesehatan rumah adalah:

o kasus kasus penyakit terminal dianggap tidak efisien lagi jika dirawat di institusi
pelayanan kesehatan, misal klien mengidap penyakit keganasan (kanker) stadium

akhir.
o Keterbatasan masyarakat untuk membiayai kasus penyakit degeneratif yang

memerlukan perawatan relatif lama, misal klien pasca stroke yang mengalami
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi dalam jangka waktu yang cukup

lama.

o Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, dengan asumsi bahwa
perawatan klien yang lama (> 1 minggu) tinggal di rumah sakit tidak menguntungkan.

o Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian besar klien jika
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat proses

penyembuhan.
Pelayanan kesehatan rumah bertujuan:

a. Meningkatkan kemandirian klien dalam pencegahan komplikasi penyakit kronik

membantu mengurangi efek penyakit dan ketidakmampuan akibat penyakit.


b. Biaya kesehatan akan lebih terkendali, kesinambungan pelayanan yang diberikan

akan mencegah terjadinya komplikasi.


c. Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam memberikan

pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat melakukan suatu penelitian


pada aspek aspek yang membutuhkan pengembangan.

Menurut Suharyati, (2004) program home care mempunyai dampak yang

menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat
dalam pelayanan home care. Bagi klien dan keluarga dapat membantu secara efisien

dalam mengurangi beben biaya rawat inap dirumah sakit yang makin mahal dan
semakin tidak terjangkau, disamping pula meningkat kemandiri keluarga dalam

perawatan klien dirumah. Sedangkan bagi para petugas yang terlibat terutama dalam
pelayanan langsung dirumah klien program ini dapat memberikan variasi lingkungan

kerja dan mampu menambah pengasilan bagi para perawat yang bekerja dirumah
sakit.

Karakteristik home care adalah memprioritaskan preventif dan promotif tanpa


mengabaikan kuratif dan rehabilitative, cara pelayanan tidak terkotak-kotak, terpadu

dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara menyeluruh, sedangkan


manfaat yang dapat diambil dari pelayanan home care adalah terpernuhinya

kebutuhan dan tuntutan keperawatan dan kesehatan, biaya kesehatan akan lebih
terkendali, mutu pelayanan akan lebih meningkat dan keluarga akan lebih terlibat

secara aktif.
Strategi penggelolaan home care. Untuk mengelola home care dibutuhkan

komitmen dari berbagai pihak yang terkait baik dari penggelola, rumah sakit maupun
dari para pemberi pelayanan. Karena dalam pelaksanaannyahome care tidak lepas dari

berbagai masalah diantaranya adalah image masyarakat masih berorientasi pada


medis, praktek mandiri belum tersosialisasi.

Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala atau hambatan dalam mencapai
sukses dalam pengelolaan HHC (Home Health Cere) yaitu dilihat dari aspek internal

dan aspek eksternal. Hubungan dari aspek internal terdiri dari product lifecycle,wage
and benefits,administrivia, dan hospital large-scale mind set. Sedangkan hambatan
eksternal menyangkut system pembayaran yang tidak ancer, meliputi : reimbusment

changes, propective payment dan case management yang tidak hati-hati. Untuk
menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HHC menurut Lerman and

Linne, (1993) diarahkan pada :


a. Menetapkan strategi MIA (Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi

hambatan internal.
M = Mission

Antara agen / unit home cere dan rumah sakit harus saling bersinergi dan mempunyai
kesamaan pandangan dalam hal:

Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama berusaha secara aktif dan


proaktif, sehingga akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pelayanan

program HHc sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan kerumah sakit
(klien Rawat jalan), penghematan biaya : HHC didesain untuk memaksimalkan

penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkan Length of stay (LOS)


I = Innovation

Agensi atau hospitalisasi Bassed Home Care harus dapat mendorong menciptakan
inovasi inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran dan pelayanan. Dalam konteks

ini rumah sakit harus mendukung kegiatan HHC tersebut dengan memberikan reward
yang positif dan memedai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk

mengembangkan hal tersebut, yaitu :


Jika rumah sakit memiliki program inovasi yang dapat diimplementasikan tanpa

mengganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program RS


tersebut.

Dan sebaliknya jika agensi atau unit HHc memiliki proses dan system inovasi sendiri dan
tidak mengganggu system RS, maka RS sebaiknya mengadaptasi system HHC

tersebut.

A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsure bisnis (profit

oriented), maka sebaiknya penggelolaan HHC diberi otonomi dalam


mengembangkan teknik-teknik euntrepreneurship (kewirausahaan), oleh karena itu

sebaiknya yang menjadi admistratur HHC adalah seorang euntrepreuneur. Dengn


demikian akan mampu meningkatkan penampilan HHC yang professional.

b. Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendasikan 4 hal yang perlu


diperhatikan :

Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan oleh staff dan
tersedia dengan lengkap, meliputi akunting, laporan pelayanan, dan monitor

produktiftas pelayanan.
Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka penggelola HHC harus mampu

mengembangkan system pembiayaan yang efektif dan efisien ( dihitung berdasarkan


unit cost/ kunjungan).

Program HHC harus mampu menciptakan system referral (rujukan) sebagai upaya
mengembangkan net working yang mendukung peningkatan kinjungan ke HHC.

Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan serive atau pelayanan yang
berorientasi pada costume / pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis harus

berubah dan keuntungan (profit) = Rev-enue-biaya (cost) menjadi long term profit (
dari customer yang puas)-biaya= profil plus.

Secara umum jenis pelayanan yang dapat diberikan dalam pelayanan kesehatan rumah

dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan


2. Pelayanan rehabilitasi

3. Pelayanan informasi dan rujukan


4. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik

5. Pendidikan dan latihan


6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
Langkah langkah Home Care menurut Smith (1995) ada empat aktifitas atau fase
dalam melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:

1. Fase Permulaan

Perawatan merupakan kasus kasus yang perlu ditidak lanjuti dirumah, melelui seleksi
kasus dipuskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadual kunjungan,

kontrak waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan keluarga tentang


waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambilan keputusan. Selama

fase ini pula perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan mengetahui
bagaimana keluarga menangapi suatu masalah kesehatan. Selain itu juga perawat

menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan


seperti mempelajari riwayat penyakit klien (individu atau anggota keluarga) dari rekan

kesehatan anggota keluarga (family folder) dipuskesmas dan pencatatan lain (unit
pelayanan kesehatan) yang ada kaitannya dengan klien tersebut, membuat catatan

singkat tentang masalah klien dan keluarga tersebut.


2. Fase implementasi

Fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan


masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana,

eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan


pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannya dan sediakan pula informasi

tertulis.
3. Fase terminasi

Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan


yang telah ditetapkan bersama keluarga. Menyususn rencana tindak lanjut terhadap

masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin
dialami keluarga. Tinggal nama dan alamat perawat serta nomor telpon yang bisa

dihubungan oleh keluarga.


4. Aktivitas post visit
Fase terakhir adalah pendokumentasian, dimana perawat melakukan pencatatan

secara lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan,


tempat perawat bertugas.

Karakteristik pelayanan kesehatan rumah antara lain

a. Pelayanan kesehatan rumah memiliki karakteristik sebagai bentuk pelayanan

kesehatan promotif dan preventif yang menjadi prioritas utama dengan tidak
mengabaikan upaya pengobatan, pencegahan kecacatan yang dilakukan dalam

bentuk kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi.


b. Tatacara pelayanan tidak diselenggarakan secara terpisah pisah, namun dilkukan

secara terpadu (interdisiplin) dalam rangka memenuhi kebutuhan klien.


c. Pendekatan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh.

Agen adalah pengelola yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan


pelayanan kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana dan peralatan serta

mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Sejak awal berdirinya pelayanan
kesehatan rumah, banyak organisasi yang telah membuat program pelayanan

kesehatan untuk memenuhi kebutuhan klien.

Berdasarkan pada administrasi dan struktur organisasi, agen kesehatan rumah dibagi

dalam lima jenis yaitu:

1. Agen pemerintahan
2. Agen voluntir/sukarela

3. Agen kombinasi
4. Agen rumah sakit

5. Agen proprietary/swasta

Tiap tipe berbeda satu dengan yang lain baik dari segi administrasi maupun
struktur organisasi, namun sama dalam kaitan dengan standar yang harus dipenuhi
seperti lisensi (izin), sertifikasi dan akreditasi.
Agen pemerintahan

Baik perawat maupun profesi lain yang bekerja dibayar oleh pemerintah daerah
maupun pemerntah pusat (departemen kesehatan). Sumber pembiayaan dengan

menggunakan dana pajak, tidak mencari keuntungan. Kegiatan yang dilakukan tidak
hanya melakukan pelayanan kesehatan rumah secara umum tetapi juga terlibat dalam

pelayanan kesehatan pencegahan seperti program imunisasi, klinik anak sehat dan
pendidikan kesehatan.

Agen sukarela
Tim pelayanan kesehatan yang bekerja secara sukarela tidak memperoleh bayaran dari

klien yang dilayani. Namun kadang kadang dibantu oleh charity (donatur). Jasa yang
mereka terima tergantung dari jenis pelayanan yang diberikan mencakup program

rehabilitasi, jenis pelayanan lain yang dilaksanakan apabila mereka bekerja di agent
pemerintahan.

Agen kombinasi
Pada agen jenis ini petugas merupakan gabungan antara agen pemerintah dan agen

sukarelayang memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat dengan penghasilan di


bawah standar. Pelayanan kesehatan yang diberikan dengan memperhatikan peran

seperti halnya mereka bekerja dengan agen pemerintah.


Agen berbasis rumah sakit

Agen ini berbeda dan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan agen
pelayanan kesehatan rumah lainnya. Dewan Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab

dan mengatur pelayanan kepada klien ini. Lebih dari itu klien yang dirawat di Rumah
Sakit telah mempunyai akses ke petugas kesehatan di rumah sakit tersebut apakah

agen pemerintah, voluntir, swasta maupun kombinasi, tergantung dari struktur rumah
sakit terkai.

Kegiatan ini merupakan salah satu sumber pendapatan bagi rumah sakit, sehigga
mereka akan lebih berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan siap

bersaing dengan agen lain yang berbasis komunitas.


Agen swasta
Pendirian agen jenis ini atas perolehan izin dari pemerintah. Untuk melakukan kegiatan

pelayanan kesehatan rumah mereka harus memiliki lisensi, sertifikat dan akreditasi.
Pemilikan usaha ini bertanggung jawab kepada pemerintah menerima pembayaran

dari pihak ketiga dan klien sebagai individu, jika tidak menjadi peserta asuransi.
Pelayanan yang diberikan harus sesuai standar, tidak hanya mementingkan unsur

keuntungan.
Jika klien memiliki bukti bukti pelayanan di bawah standar, klien dapat mengajukan

klaim/komplain. Munculnya berbagai jenis agen yang menyediakan pelayanan


kesehatan rumah di masyarakat dengan perhatian utama ditujukan kepada pelayanan

yang berkwalitas, hal ini merupakan suatu isu emosional terutama orang orang yang
bekerja pada agen yang bersangkutan. Agar pelayanan yang mereka berikan tetap

berkwalitas, maka pemerintah melakukan pengaturan yang merangsang proses


kompetisi secara sehat, di antara aen yang ada sehingga dapat mengembangkan dan

memelihara program pelayanan kesehatan yang mereka janjikan.


Aspek lain yang menjadi perhatian pemerintah adalah biaya yang terjangkau oelh

individu dan keluarga. Manajemen dan penampilan di samping administrasi yang rapi
merupakan ukuran lain pada aspek penilaian.

Akreditasi

Akreditasi adalah penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang


diterima masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang

akan mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar


seluruh komponen pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi

penyalahgunaan serta penyimpangan. Komponen evaluasi meliputi:

1. Pelayanan masyarakat

2. Organisasi dan admnistrasi


3. Program
4. Staf/personal

5. Evaluasi
6. Rencana yang akan datang

2.3. Kebutuhan Pendidikan Untuk Bidang Praktek

Instituti pendidikan keperawatan bertanggung jawab untuk menghasilkan tenaga


perawat yang mahir dan berkompeten. Kompetensi profesional adalah kebutuhan

utama bagi perawat kesehatan rumah yang berasal dari berbagai tingkat pendidikan
dan mempunyai pengalaman praktik yang berbeda. Kedua aspek ini harus disiapkan

dengan baik selama masa pendidikan karena mempunyai konstribusi dalam


;pelanyanan kesehataan rumah. Kelak perawat harus dididik dan dilatih untuk

memperoleh pengalanman dan mencapai kemamnpuan yang lebih tertinggi sehingga


selain dapat bekerja dengan rekan seprofesi maupun profesi, lain mampu bekerja

sama dengan klien daan anggota masyarakat. Lulusan serjana keperawatan


merupakan tingkat minimum untuk bergabung daalam profesi perawat kesehatan

masyaraka.

Kualitas pendidikan merupakan dasar untu mengembangkan karakteristik


penting dalam pelayanan kesehatan rumah. Pengalaman hidup, empati dan kesadaran

diri adalah faktor yang tidak dipisahkan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas pada klien. Didalam pelayanan kesehatan rumah, lulusan sarjana

keperawataan (SI) merupakan tenaga perawat tingkat minumum yang akan teribat
hanya sebagai perawat staf, sedang tenaga perawat lulusan pascaserjana (spesialis)

(S2) yang telah dipersiapkan dengan baik,akan bertindak sebagai perencanaan,


pengatur program dan dapat pula berfungsi sebagai tenaga pengajar. Jika pelayanan

kesehatan rumah berkembang , maka kebutuhan akan perawat akan spesialis klinin
akan meningkat terutama dalam keperawatan tekhnologi tinggi yang dipindahkan dari

rumh sakit kesituasi rumah. Pengaturan pelayanan keperawtan rumah lebih


dibutuhkan perawat klinis spesialis untuk mengatur dan mengembangkan program
dalam memenuhi kebutuhan poulasi yang dilayani melalui jaringan yang ada.
2.4. Lingkup Praktik

Hal penting yang perlu diingat bahwa pelayan kesehatan rumah adalah bagian
dari perawat kesehatan masyarakat, yang menitip beratkan kegiatan promosi

kesehatan. Kegiatan promosi kesehatan adalah komponen dasar dari praktik


kesehatan yang dilakukan pada klien dengan tujuan utama memfasilitas

(mempermuda) klien melakukan perawaan diri sendiri. Menurut Orem (1995) perawata
mandiri adalah aktifitas aktifitas praktik individu yang meliputi pemeliharaan

kesehatan dan kesejatraan klien tampa mengabaikan kecactan mereka. Contoh, klien
dengan pasca strok tidak mampu melakukan kegatan sehari hari tanpa bantuan.

Walupun demekian klien dapat dilatih dan diajarkan me;akukan kegiatan dengan
modifikasi sehingga secra bertahap klien menuju ketahap pelaksanaan prinsip

perawatan diri sendiri secara sempurna.


Pada dasarnya perawatan diri sendiri adalah suatu tindakan yang dipilih leh

konsumen dan klien terhadap diri mereka sendiriuntuk memelihara kehdupan


kesehatan kesejatraan mereka (Goeppengor, 1992). Tujuan utama untuk membantu

mencega terjadinya penyakit dan untuk menngkatkan kesejatraan klien pada area
kesehatan rumah. Klien yang menentukan dan mengontrolpelayanan yang diberiakan

kepadanya dan rencana pelayanan yang akan diberikan harus ditetapkan bersama
sama. Perawat hanya bertindak sebagai pasilitator untuk mengembangkaan prilaku

kesehatan positif kepada individu yang mengidap penyakit tertentu, setelah kembali
ke rumah sakit / instansi kesehatan lain.

Aplikasi proses keperawatan difokuskan pada kepada kebutuhan klien individu


dan pemberi perawatan mereka. Menurut American Nurses Credentialing center,

kerangka kerja praktik kesehatandi rumaha adalah manajemen perawatan, yang


mencakup: penggunaan proses keperawatan untuk mengkaji, mendiagnosis,

merencanakan, dan mengevaluasi perawatan; pelaksanaan intervensi keperawatan,


termasuk penyuluhan; koordinasi dan penggunaan rujukan dan sumber; pemberian

dan pemantauan semua tingkat perawatan semua teknis; kolaborasi dengan disiplin
lain dan pemberi perawatan lai; identifikasi masalah klinis dan penggunaan
pengetahuan penelitian; sepervisi personel tambahan; dan advokasi hak klien untuk

determinasi diri.

Perbedaan antara keperawatan kesehatan di rumah berbeda dengan peran


perawat di perawatan akut. Stackhouse (1998) mengidentifikasi beberapa

pertimbangan utama pada keperawatan kesehatan rumah:

Perawat bekerja dalam lingkungan klien. Perawat adalah tamu di rumah klien. Di rumah
sakit, sering kali ada perasaan bahwa perawat dan dokter adalah pemilik rumah sakit

dan klien adalah tamu.


Kebuuhan akan komunikasi yang jelas dan lengkap penting karena anggota tim

kesehatan lain biasanya tidak hadir bersama perawat.


Pengetahuan mengenai sistem reimbursement sangatlah pentng. Klien harus

mengetahui layanan apa yang tersedia karena sebagian besar orang tidak membayar
langsung atas layanan.

Perawat kesehatan rumah bekerja sendiri. Perawat di ruah sakit dikelilingi oleh rekan
kerja yang lain, sedangkan perawat kesehatan rumah hanya memiliki telepon.

Perawat di rumah sakit memiliki berbagai suplai dan peralatan. Perawat kesehatan rumah

sering kali harus membuat atau mengadaptsi peralatan untk disesuaikan dengan
rumah.

Pengetahuan mengenai sumer komunitas itu penting. Sumber komunitas sering kali
dapat menimbulkan banyak perbaikan pada kualitas hidup klien. Perawat kesehatan di

rumah sebaiknya memiliki berkas sumber untuk dibagikan ke klien dan keluarga klien.
2.5. Hubungan Perawat Klien Dengan Keluarga

Perawat perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap


seluruh masalah kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu atau sekelompok

keluarga. Perawat tersebut memiliki kemapuan klinik yang general dan dapat bekerja
dengan klien dari seluruh kelompok usia.

Prinsip hubungan perawat klien dengan keluarga :


1. Focus intervensi perawat adalah keluarga

2. Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan
meliputi tiga level pencegahan.
3. Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatan.
4. Perawat adalah tamu di rumah keluarga

Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga

1. Fase premisiasi atau persiapan

Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi
dari puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk

kunjungan yang dilakukan. Baik perawat yang sudah berpengalaman fase ini di
perpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk dilakukan fase ini adalah kontrak
waktu kunjungan dengan keluarga.
2. Fase inisiasi atau perkenalan

Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini, perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu

masalah kesehatan.
3. Fase implementasi

Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan

keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan


persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai

dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.


4. Fase terminasi

Difase ini, perawat membuat kesimpulan hasi kunjungan berdasarkan pada


pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak lanjut

terhada masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang
mungkin dialami keluarga penting dilakukan fase terminasi. Tinggalkan nama dan

nomor telpon.
5. Fase paska kunjungan

Fase terakhir ini sering terabaikan. Difase ini hendaknya membuat dokumentasi
lengkap tentang hasil kunjunagan untuk di simpan di pelayanan kesehatan, tempat

perawat bertugas.

2.6. Kontrak Kerja

Kontrak adalah elemen utama dari hubungan perawat klien melipyuti ketetapan
/ peratutan maupun petunjuk : permintaan pihak III yang akan membayar jasa bagi

pemberi pelayana kesehatan. Kontrak dapat direpisisesuai dengan perawatan yang


dilakukan dirumah, dilakukan tergantung dari setiap fase/ tahap proses kesetahan.

Sebagai contoh, pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengujungan rumah


untuk mengumpulkan data dan menentukaan komponen persetujuan dan rencana

tindakan yang akan dilakukan bersama klien dan keluarga.


Apabila terjadi kesesuaian pada saat pertama kali kunjungan rumah kontrak

dapat dlakukan, jika belum maka perawat harus mencari peluang lain untuk
meyakinkan klien dan keluarga pada kunjunan rumah berikutnya.

Pada kasus manapun bukanlh jenis kontrak yang dipermasalhkan namun aspek

penting adalah keikitsertaan / keterlibatan klien dan keluarga dalam menetapkan dan
mengevaluasi proses. Penentuan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dilakukan

yang bertujuan tidak hanya untuk melakukan perawatan berkelanjutan akan tetapi
untuk mengevaluasi kemajuan kondisi klien.

Penelitian dalam bidang kesehatan masyarakat menemukan bahwa sebagian

besar kunjungan rumah tidak dikenal oleh klien karena perawat tidak menjelaskan
dengan baik tentang tujuan kunjungan mereka dengan klien dan keluarga. Sebagian

besar dialog gagal yang menunjukan kegagalan pembinaan hubungan antara perawat
dan klien dan keluarga.

2.7. Sistem Kontark Kerja


Kontrak kerja dalam pelayanan kesehatanrumah adalah perjanjian kerja sama

antara dua pihak (unsur) yang berkepentingan seperti tecantum dalam mekanisme
pelayanan kesehatan di rumah. Bentuk kontrak kerja meliputi : perjanjian kerja sama

antara pihak pihak yang melakukan kerja sama tertulis (kontrak kerja) yang bentuk
perjanjiannya meliputi :

a. Perjanjian kerja sama antara penggelola dan rumah sakit


b. Perjanjian kerja sama antara penggelola dan pengelola lainnya ( penyediaan tenaga,

pengadaan atau penyewaan alat kesehatan, penyewaan ambulans dan sarana


transportasi lainnya dan lain sebagainya.
c. Perjanjian kerja sama antara pengelola dan perusahaan penjamin klien termasuk

ansuransi.
d. Perjanjian kerja antara pengelola dan pelaksana pelayanan

e. Perjanjian antara konsumen dan pengelola.

Hal-hal yang harus termuat dalam kontrak kerja

1. Judul kontra kerja

2. Hari dan tanggal penandatanganan kontrak kerja


3. Pihak-pihak yang melakukan kerja sama dan penandatanganan kontrak kerj. Jelas

disebutkan nama, alamat dan tanda tangan masing-masing pihak.


4. Hak masing-masing pihak

5. Kewajiban masing-masing pihak


6. Sanksi terhadap pengingatan /pembatalan kontrak kerja secara sepihak

7. Jangka waktu/ masa kontrak kerja


8. Kontrak kerja dibuat diatas kertas bermaterai ( yang mempunyai kekuatan hukum).

2.8. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah


Perawat pelayanan kesehatan, terlibat dalam perawtan langsung dan perawatan
tidak langsung. Dalam melaksakan tugasnya, perawat pelayanan kesehatan rumah

menjalankan beberapa macam perAN.

Perawatan Langsung
Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang diperoleh

melalui intraksi perawat klien. Kegiatan pelayanan secara langsung yang diberiakan
pada klien meliputi pengkajian fisik klien, mengganti balutan luka, memberikan injeksi,

memasang kateter dan atau memberi injeksi ntravena. Selain itu perawat memberiakn
pendidikan kesehatan pada klien dan anggota kluarga yang memberikan pelayanan

kesehatan ( Caregiver), tentang cara cara melakukan prosedur tertentu.


Perawat dapat membantu klien dan keluatga mengembangkan sikap yang positif.

Kemampuan dan kecakapan tehnis harus diperhatikan oleh perawat pelayanan


kesehatan rumah sehinga dapat menerima pembayaran jasa yang telah diberikan oleh

pihak ke III. Untuk menentukan tindakan apa saja yang telah dilakukakan leh perawat
maka berikut ini terdapat beberapa hal yang harus dicatat secara ade kuat yaitu :

Apakah pelayan kompleks, diberiakan oleh perawat yang terekistrasi (RN)


Apakah yang dapat dilakukan perawat yang terampil sesuai dengan kondisi klien

Dapatkan pelayanan yang diberikan dilakukan oleh seseorang yang bukan petugas
kesehatan

Apakah instruksi yang diberikan dalam merawat klien melipuyi pengetahuan, instruksi
(perawatan) dilakukan oeh seorang perawat RN

Guna menjawab pertayaan tersebut, perawat pelayanan kesehatan rumah harus


memiliki dasar pengetahuan yang cukup untuk mengetahui dan menafsirkan /

menginterprestasikan kata keterampilan. Klien dan keluarga mempunyai penafsiran


terhadap pelayan yang diberikan data subyektif atau obyektif. Beberapa contoh dari

pelayanan kesehatan berikut ini, akan membantuk petugas keperawatan untuk


menyakinkan mereka tentang objektifitas pelayanan yang diberikan.

Obsevasi dan evaluasi keadaan fisik dan emosional.


Meyediakan perawatan langsng seperti aturan dalam keperawatan, latihan rehabilitasi,

pemasangan kateter, irigasi kolostomi dan petawatan luka


Membantu klien dan keluarga megembangkan prilaku positif dalam kesehatan

Membantu klien dan keluarga untuk memberikan pengobatan jika diperlukan


Ajarkan klien dan keluarga untuk menjalakan diet yang dianjurkan dokter,

mempertimbangkan masalah budaya, keungan dan hal yang terksit dengan privasi.
Lapotkan kedokter jika muncul tanda dan gejala yang berhubungan dengan status

kesehatan klien dan kelanjutan pengobatan yang sedang dijalani


Membantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi sumber daya yang akan

membantu klien mencapa fungsi kesehatan optimal.


Perawatan Tidak Langsung

Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai kontak langsung
dengan perawat. Perawatan cenderung pada perawatan tidak langsung lebih kearah

kegiatan konsultasi. Perawat pelayanan kesehatan rumah dihubungi oleh perawat


rumah sakit untuk melanjutkan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan klien dan

keluarga misalnya dalam hal merawat ostomi.


Perawat pelayanan kesehatan rumah berfungsi sebagai tenaga konsultan, nasehat

yang diberikan tentang bagaimana cara mengatur klien dengan masalah tertentu
melalui kerja sama dengan anggota lain dalam tim. Pertemuan tim secara berkala yang

memberikan perawatan tidak langsung dipelayanan kesehatan rumah dilakukan


secara teratur. Ini merupahkan waktu yang ideal untuk meni ngkatkan koordinasi dan

kesinambungan pelayanan perawatan klien dan menggunakan sumber daya secara


optimal.

Pengawasan terhadap asisten atau pembantu perawatan kesehatan rumah dilakukan


secara tidak langsung, melalui evaluasi yang dilakukan terhadap klien, dilakukan dua

minggu sekali. Banyak tindakan keperawatan yang dilakukan di rumah, mungkin tidak
secara langsung kelihatan oleh klien, tetapi dapat dinilai melalui kualitas pelayanan

kesehatan rumah.
Sebagai perawatan klinis, pendidik, peneliti, administrator dan konsultan dapat

menerapkan ilmu dan pengalaman mereka sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Dikatakan sebagai pendidik karena mereka mengajarkan klien dan keluarga

bagaimana cara melakukan sesuatu dan mengajarkan cara tahapan perawatan diri
sendiri secara formal mereka mengajar topik-topik pendidikan kesehatan kepada

kelompok masyarakat. Peran peneliti dapat diterapkan pada penelitian untuk


meningkatkan asuhan keperawatan dimasa medatang.

2.9. Standar Praktik Pelayanan Kesehatan Rumah

Standar praktik merupakan salasatu prangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesinal. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi para
perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman efektif dan

etis. Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh Amerikan
Nurse Association(1986)yang memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan

standar praktik .

Standar I (Organisasi)
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat profesional

tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan kesehatan rumah
dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun diorganisasi kesehatan

komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja bersama-sama, untuk membuat


rencana dan program yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelayanan komunitas.

Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan agen yang akan


memutuskan jenis pelayana yang dibutuhkan klien adan keluarganya di lingkungan

mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program dan
personal ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk

memperbaiki dan meningkat pelayanan yang diberikan.

Standar II-IV (Teori)


Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian

,intervensi,dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan,kesehatan


masyaraka,fisik,sosial dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan kesehatan rumah

bertanggung jawab untuk mengkaji klien dan kluarga pada sat kunjungan rumah
pertama kali dan kunjungan teratur brikutnya. Informasi ynga diprileh dari klien dan

keluarga di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
Sebagai contoh:

Data subjektif : meliputi informasi klien,keluarga,dokter dan perawat dalam bentuk


komuniksai verbal.informasi diperoleh melalui pertanyaan langsung untuk

me\lengkapi data dasar guna mendirikan diagnosis keperawatan yang akurat meliputi:
1. Diagnosis
2. Status kesehatan

3. Riwayat keluarga
4. Tinjauan terhadap riwayat kesehatan dan penyakit yang terkait dengan

sistenkardiopaskuler, paru -
paru,muskuloskeletal,gastrointestinal,genitourinaria,endokrin,neurologi dan

integumen
5. Kondisi sosial ekonomi,meliputi: sumber pengahasilan,besarnya

penghasilan,agama,sistem pendukung,keamanan lingkungan dan ketergantungan


terhadap pekerjaan.

6. Pola hidup sehari-hari yang mencakup diet,pola makan,eliminasi,istirahat dan


tidur,latihan,aktivitas,rekreasi dan kebersihan.

Data objektif: diperoleh dari tijaun seluruh sistem tubuh melalui pengkajian

/pemeriksaan fisik secara terampil dari kepala hingga kaki.dari data lain yang tercatan
pada format diklinik pelayanan rumah,diidentifikasi dan dikembangkan menjadi

diagnosis keperawatan.
Pada tahap pengkajian parawt pelayanan kesehatan rumah menentukan profesi lain

yangg dibutuhkan klien seperti ahli terapi okupasi,ahli terapi wicara,pekerja


sosial,dibidangkesehatan.ahli gizi keluargaharus dilibatkan dalam secaraa keseluruhan

dalam proses keperawatan.

Standar V (Perencanaan)
Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan jangka

panjang. Tujuan berfokus pada unsure-unsur promosi dan pemeliharaan kesehatan,


pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi.

Standar VI (pelaksanaan / intervensi)

Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah., bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab membantu klien kembali ketingkat fungsi optimal dan

kesehatannya dan menjamin klien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam
pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet

dan evaluasi terhadap Pengaturan klien dengan diabetes.

Standar VII (evaluasi)


Secara bersama-sama klien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah

melakukan penilaian terhadap status klien dan kemajuan yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama perawat

telah menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang yang harus dicapai.

Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)

Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang


menyediakansuatu transisi secara bertahap bag kliendan keluarga, dari rumah sakit

kerumah.hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lainyang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan klien.

Standar IX (kerja sama antar di-siplin)


Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting karena
banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar kerja tim
antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama merencanakan,

menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan.

Standar X (pengembangan Profesional)


Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam

menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok, evaluasi


diri sendiri yang merupakan bagian dari tim keehatan.

Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan


pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya. Pengembangan professional
adalah suatu area pentiing karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang
dengan pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl

dan ebutuhan peleyanan kesehatan dirumah.

Standar XI (Riset)
Perawat pelayana kesehatanrumah berpartisifasi daalam berbagai kesempatan dalam

melakukan riset,walau belum pernah mempunyai pengalaman riset keperawatan


terutama dalam riset keperawatan komunitas.namun jika sumberdaya dan faktor

pendukung dalam penelitian tersebut memadai ,perawat kesehatan rumah dapat


dilibatkan.

Standar XII (Etika)

Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna membuat
pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat kilen,melakukan promosi

kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan kontrak pertama untuk


melihat sumberdaya yang ada dimasyarakat.dilema dan komflik diselesaikan melalui

suatu mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untu kmencapai tujuan tersebut
perawat bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan

keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai untuk

pemberian pelayanan kesehatan.

2.10. Pendekatan Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan Rumah


Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah. Tanpa

kerja sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang berkesinambungan, sehingga
akan terjadi kebingungan dan salah pengertian pada klien dan keluarga. Proses

kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan rrencana pulang, perawat di rumah sakit
yang mengidentifikasi akan kebutuhan klien untuk pelayanan kesehatan rumah yang

merencanakan bersama dengan dokter untuk membuat program di rumah nanti.


Rencana pulang (Discharge planning) yang telah di buat, kemudian di

kordinasikan dengan pelayanan kesehatan rumah dan secara khusus di minta untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan permintaan dari dokter. Jika personal yang
terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah terdiri atas bebwrapa disiplin
maka di rektur dari agen yang memberikan pelayanan kesehatan rumah tersebut harus

maelakukan pengawasan dari proses kolaborasi.


Dalam pelayanan kesehatan rumah para anggota profesional stress karena

perubahan peran dan tumpang tindi tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap anggota
profesi secara hati- hati menganalisis peranannya untuk menghingdari kerangcungan

maupun kebingungan dalam memberikan pelayanan kesehatan rumah pada klien


sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Yang bertanggung jawab terhadap klien

adalah dokter yang merawat sebelumnya, harus menjamin pengobatan untuk klien.
Dalam pelaksanaannya, tiap anggota profesional yang bekerja di pelayanan

kesehatan rumah melakukan evaluasi ulang terhadap status kesehatan klien dan
melaporkannya kepada dokter pengelolah kemudian di modifikasi rencana

pengobatan klien tersebut. Pelayanan telah di berikan, memerlukan


pendokumentasian. Hal ini selain untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah di

lakukan dalam menjamin kesinambungan, sebagai bukti suksesnya kerja sama antar
disiplin. Peran dan fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa faktor, faktor

tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing-


masingv anggota tim harus kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di

bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah adalah

dokter. Ahli fisioterapi, ahli okupasi, ahli terapi wicara.


Dokter

Klien sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter langsung. Perawat yang


menjalankan rencana program di rumah memerlukan persetujuan dokter yang

merawat klien sebelumnya. Rencana ini harus dievaluasi sedikitnya setiap 62 hari
(kurang lebih 2 bulan) atau jika kondisi klien berubah, maka waktu kunjung akan

ditinjau kembali.
Rencana keperawatan yang dibuat meliputi diagnosis, status kejiwaan, jenis pelayanan

dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, aktivitas yang boleh
dilakukan, kebutuhan gizi, pengobatan dan perawatan, unsur unsur keselamatan
untuk melindungi klien terhadap terhadap seluruh pelaksanaan rencana program di

rumah (NAHC, 1994).


Dokter komunitas juga memberikan konsultasi kepada agen pelayanan kesehatan

rumah baik mengenai prosedur maupun kebijakan, merencanakan dan menjelaskan


tentang manfaat pelayanan kesehatan rumah kepada masyarakat.

Ahli fisioterapi

Tenaga ahli fisioterapi yang bekerja di pelayanan kesehatan rumah adalah lulusan S1
dn S2 (Master). Sebagaimana halnya perawat, ahli fisioterapi dapat bekerja secara

langsung maupun tidak langsung. Pelayanan langsung yang diberikan meliputi


memperkuat otot otot, memulihkan pergerakan kontrol kekuatan otot, latihan beban

(gaya) disertai latihan aktif dan pasif. Cara perawatan yang digunakan meliputi
stimulasi saraf permukaan secara elektris (TENS), panas, air, cahaya ultrasuara, drainase

postural dan latihan penguatan paru paru. Ahli fisioterapi bertanggung jawab untuk
mengajar klien dan keluarga cara cara perawatan mandiri.

Aktivitas tidak langsung dari ahli fisioterapi disepakati dengan asisten (lulusan Diploma
III) untuk melakukan tindakan latihan sesuai kondisi klien di bawah pengawasan ahli

fisioterapi lulusan S1 atau master.

Ahli terapi okupasi


Ahli terapi okupasi membantu klien untuk mencapai tingkat optimal agar dapat

berfungsi, dengan jalan mengajar mereka untuk mengembangkan dan memelihara


kemampuan yang ada guna melakukan aktivitas sehari hari di rumah. Tenaga ahli

terapi okupasi dengan tingkat pendidikan sarjana bekerja melatih klien, mengevaluasi
tingkat kemampuan otot, mengajarkan kegiatan mandiri, memodofikasi alat alat

yang digunaka untuk disesuaikan sehingga klien dapat beradaptasi dengan


kondisinya.

Ahli terapi Wicara


Tenaga ahli terapi wicara, di amerika serikat merupakan lulusan dari Asosiasi Bahasa

dan Pendengaran. Ahli terapi wicara bekerja membantu anggota masyarakat yang
bermasalah yang berkaitan dengan suara, bahasa dan pendengaran. Kebanyakan klien

mendapat latihan langsung dari ahli terapi wicara yang diawali dengan evaluasi suara
dam kemampuan bahasa. Rencana spesifik yang diajarkan kepada klien dan keluarga

untuk mengembangkan kemampuan bahasa ahli terapi wicara dapat mengajarkan


perawat maupun keluarga klien tentang bagaimana cara mendorong

mengembangkan metode komunikasi yang teraik bagi klien.


Pekerja sosial

Pekerja sosial di pelayanan kesehatan rumah adalah tenaga yang berijazah sarjana dan
minimal memiliki satu tahun pengalaman dalam bidangnya. Tenaga ini bekerja

membantu keluarga berkaitan dengan masalah masalah sosial, emosional, dan faktor
faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mereka. Pekerja sosial membatu

klien secara langsung atau merujuk klien ke sumber daya yang sesuai.
Masalah yang sering dialami klien, pembayaran, pengadaan alat maupun intervensi

krisis yang sesuai dengan kondisi klien setelah kembali dari rumah sakit.

Pembantu kesehatan rumah/ibu rumah tangga


Sejak dimulainya pelayanan kesehatan rumah, tenaga pembantu kesehatan rumah

merupakan bagian dari tim pelayanan kesehatan rumah. Tenaga ini diawasi langsung
oleh perawat pelayanan kesehatan rumah atau tenaga profesi lain seperti ahli terapi

wicara.
Peran pembantu kesehatan rumah adalah membantu klien untuk meningkatkan

kemandirian secara bertahap terutama dalam higiene personal, membersihkan


ruangan atau ketrampilan lain yang dapat dilakukan di rumah. Mereka harus memiliki

sertifkat yang diperoleh melalui pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan


pengalaman tentang pelayanan kesehatan rumah. Dalam melaksanakan tugasnya

mengacu pada rencana pelayanan yang telah ditetapkan oleh perawat atau profesi lain
secara bersama sama. Pengawasan dilakukan tiap dua minggu terutama untuk
tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan khusus, pengawasan yang

dillakukan setiap 60 hari terhadap asisten ahli fisioterapi dan lain - lain.
Klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter

untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di tempat tinggal mereka
atau tidak. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak untuk

dirawat di ru mah, dilakukan pengkajian oelh manajer kasus yang merupakan staf dari
Agensi pelayanan kesehatan rumah ke tempat tinggal rumahnya. Bersama sama klien

dan keluarganya, akan melakukan perencanaan dan membuat kesepakatan mengenai


pelayanan apa saja yang aka diterima oleh klien. Kesepakatan tersebut juga mencakup

jenis pelayanan, jenis peralatan dan sistem pembayaran serta jangka waktu pelayanan.
Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan kesehatan

rumah baik dari pelaksana yang dikontrak atau pelaksana pelayanan yang direkrut
oleh pengelola pelayanan kesehatan rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan

oleh manajer kasus, setiap tindakan yang diberikan kepada pasien oleh semua kategori
tenaga pelaksana pelayanan, harus diketahui oleh manajer kasus. Secara periodik

manajer kasus melakukan pemantauan dan evaluasi tentang pelayanan yang diberikan
dan dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan atau belum.

2.11. Mekanisme Perizinan

Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan


rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional

diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.

Persyaratan perizinan

1. Berbadan hukum yang ditetapkan dal di badan kesehatan akte notaris tentang
yayasan di badan kesehatan.

2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas


Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi

b. Izin lokasi bangunan


c. Izin lingkungan

d. Izin usaha
e. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen

pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana transportasi
f. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi pelayanan

kesehatan rumah.

2.12. Pembayaran Dan Pola Tarif


Kebijaksanaan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah mengacu pada prinsip

prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:

a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus memperhatikan kemampuan keuangan


dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

c. Penerapan tarif pelayanan kesehatan rumah meskipun dimungkinkan untuk


mencari laba, namun harus secara seimbang mempertimbangkan kepentingan

masyarakat berpenghasilan rendah.


d. Tarif pelayanan kesehatan rumah untuk golongan masyarakat yag pembayarannya

dijamin oleh pihak penjamin, ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu
ikatan tertulis.

e. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara
proporsioanal.

f. Berdasarkan tarif ditetapkan setiap tahun selambat lambatnya satu bulan


sebelum tahun kalender dimulai (1 Desember).

Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah selain
memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan
berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari

yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan mewah. Semua
itu dapat dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak. Jenis

pelayanan yang dikenakan tarif meliputi:

a. Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan, adalah imbalan yang diterima
pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka pelayanan

meliputi:
Pelayanan medik meliputi konsultasi dan tindakan medik.

Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan


keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.

Pelayanan penunjang medik (laboratorium, radiologi, fisioterapi, terapi wicara,


refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.

Pelayanan penunjang non medik meliputi konsultasi oelh petugas sosial


profesional dan pelayanan psikologi dan jiwa.

b. Jasa pelayanan sarana/peralatan adalah imbalan yang diterima oleh pengelola atas
pemakaian sarana, alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai yang digunakan

langsung terhadap klien baik dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya
meliputi sewa peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya;

transportasi klien, konsultasi per telepon dan sarana komunikasi lainnya; tindakan
perbaikan lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan terapeutik.

2.13. Pemantauan Dan Evaluasi

Secara teratur, pengelola akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi


terhadap pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk

pelayanan terhadap klien, setelah kesepakatan antara pengelola ( melalui manajer) dan
klien beserta keluarganya, maka manajer akan melakukan kegiatan pemantauan dan

evaluasi terhadap kinerja pelaksana pelayanan.


Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang

diperoleh dari klien (melalui telepon atau kunjungan rumah) maupun memantau
kepatuhan pelaksana pelayanan terhadap standar yang ditetapkan dengan

menggunakan berbagai instrumen pemantauan.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3585

Koenig Kathleen Blais dkk, 2006, Pratik Keperawatan Profesional, Edisi 4, EGC,

Jakarta

Effendy Nasrul, 1998, dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,Edisi 2,

EGC, Jakarta

Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan
di rumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC

Setyowati Sri dkk, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikas

kasus, Edisi Revisi, Mitra Cendikiaa, jogyakarta

Sumijatu dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatn Komunitas, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai