Anda di halaman 1dari 18

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sejauh ini, bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat


dalam system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat
jalan. Pada sisi lain, banyak anggota masyarakat yang menderita sakit dan
karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat inap
di institusi pelayanan kesehatan, seperti kasus-kasus penyakit terminal,
keterbatasan kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan,
manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, banyak orang merasakan
bahwa di rawat inap membatasi kehidupan manusia, lingkungan di rumah yang
dirasakan lebih nyaman ( Depkes RI,2002 ). Maka dari itu diperlukan pelayanan
kesehatan yang murah serta aman di rumah seperti home care.
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan
jangka panjang (long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional
maupun non-profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan
kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
adalah suatu komponen tentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka dengan tujuan meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan, serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan klien individual dan keluarga harus direncanakan, dikoordinasikan,
dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisasi untuk memberi
perawatan kesehatan dirumah (homecare), melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (C. Warhola, 1980)
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer,sekunder, dan
tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerja sama dengan
keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah
spectrum kesehatan yang luas dari pelayanan social yang ditawarkan pada
lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang
menderita penyakit kronis ( NAHC,1994 )

Di Amerika Home care sudah terorganisasi mulai sekitar tahun 1880 an, di mana
pada saat itu banyak sekali pasien penyakit infeksi dengan angka kematian yang
tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun
pemanfaatannya masih sangat rendah, karena masyarakat lebih menyukai
perawatan di rumah. Kondisi ini berkembang secara profesional, sehingga pada
tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (visiting nurse/VN)
memberikan asuhan keperawatan di rumah pada keluarga miskin, public health
nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan
masyarakat, serta perawat praktik mandiri yang melakukan asuhan keperawatan
pasien di rumah sesuai dengan kebutuhannya
(Lerman D dan Eric B.L, 1993).Di Indonesia layanan home care sebenarnya
bukan merupakan hal yang baru karena merawat pasien di rumah sudah
dilakukan oleh anggota keluarga maupun oleh perawat sejak jaman dahulu
melalui kunjungan rumah. Dengan jasa layanan home care ini banyak
kemudahan yang akan dirasakan oleh keluarga pasien, misalnya, keluarga
pasien dapat dengan mudah memantau perkembangan kesehatan pasien setiap
harinya, tanpa perlu bolak balik ke rumah sakit. Setidaknya pihak keluarga akan
lebih tenang untuk dapat mengerjakan hal lain. Dalam hal ini, seorang tenaga
perawat profesional akan menggantikan keluarga pasien sehari-harinya dalam
menemani dan merawat pasien di rumah, secara profesional, sabar, telaten,
penuh dedikasi dan bertanggung jawab.
Khitanan merupakan suatu tindakan yang wajib pada laki-laki muslim
sehingga banyak dari masyarakat yang mengadakan khitanan masal sebagai
bentuk ibadah dari seorang muslim Banyak kepentingan masyarakat untuk
melakukan itu tapi belum ada wadah yang mengurus dan memfasilitasi hal
tersebut di masyarakat sehingga pelaksanaan tidak terorganisir dan kurang
Bertanggungjawab.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Home Care dan Khitanan RSUD Majalaya
meliputi kegiatan Pelayanan Home Care dan Khitanan yang terbatas di
Kabupaten Bandung.

C. Batasan Operasional
1. Kriteria Pasien yang dengan Indikasi Home Care
2. Kriteria pasien Khitanan Minimal Umur 1 Tahun, tidak ada penyulit
seperti: Haemophilia, Thalasemia, Hyposphadia,

D. Landasan Hukum
1. UU No 12 Tahun 1992
2. UU No 2009 Tahun 2004

2.Tujuan

a. Tujuan Umum RSUD mempunyai gambaran tentang mendirikan home


care sebagai bentuk pelayanan antara dokter perawat maupun bagian lain
kepada klien secara komprehensif.

b. Tujuan Khusus
1. Dokter,Perawat dan Staf Lain mampu mengetahui Definisi home
care
2. Dokter,Perawat dan Staf Lain mampu mengetahui Tujuan home
Care
3. Dokter,Perawat dan Staf Lain mampu mengetahui Manfaat home
care
4. Dokter,Perawat dan Staf Lain mampu mengetahui Ruang lingkup
home care
5. Dokter,Perawat dan Staf Lain mampu mengetahui Bentuk
pelayanan home care
6. Dokter,Perawat dan Staf Lain mampu mengetahui siapa Pemberi
pelayanan home care
7. Dokter,Perawat dan Staf Lain mengetahui manfaat dan tanggung
jawab dalam proses Khitanan

TINJAUAN TEORI

1. Definisi home care

Home care (HC) menurut Habbs dan Perrin (1985) merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D dan Eric B.L, 1993)
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care
adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit.
Menurut Sherwen ( 1991 ) mendefenisikan perawatan kesehatan di rumah
sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang di lakukan oleh
perawat untuk membantu individu, keluarga, dan masyarakat mencapai
kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Sedangkan menurut Stuart ( 1998 ) menjabarkan perawatan kesehatan di
rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang
merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan ( discharge planning ), bagi
klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini
biasanya dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, perawat
komunitas dimana klien berada, atau tim khusus yang menangani perawatn di
rumah. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home
health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang
harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.

2. Tujuan home care (Ferry Efendi- Makhfudli,2009)

a. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan


kualitas hidup klien.
b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota
keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
c. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.
d. Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan
perawatan yang diperlukan, rehabilitasi, atau perawatan paliatim.
e. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

3. Manfaat pelayanan home care

Menurut Ferry Efendi – Makhfudli,2009 Perawatan kesehatan di rumah juga


memiliki manfaat baik untuk keluarga maupun perawat.
Manfaa tersebut adalah sebagai berikut:
•Manfaat untuk keluarga.
a. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
b. Mempererat ikatan keluarga karena dapat berdekatan dengan anggota
keluargayanglainsaatsakit

Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri


• Manfaat untuk perawat
Memberikan variasi lingkungan kerja sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang
sama.
Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik sehingga pendidikan
kesehatan yang
diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien.

4. Ruang lingkup pelayanan home care

Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home


care adalah: pelayanan medik; pelayanan dan asuhan keperawatan;
pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik; pelayanan
rehabilitasi medik dan keterapian fisik; pelayanan informasi dan rujukan;
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan; higiene dan sanitasi
perorangan serta lingkungan; pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial.

5. Bentuk pelayanan home care

Berbagai bentuk pelayanan home care yang dapat dilakukan di rumah.


Tindakan tersebut antara lain: pengukuran tanda-tanda vital; pemasangan
atau penggantian selang lambung (NGT); pemasangan atau penggantian
kateter; pemasangan atau penggantian tube pernafasan; perawatan luka
dekubitus atau ulcer dan jenis luka lainnya; penghisapan lendir dengan atau
tanpa mesin; pemasangan peralatan oksigen; penyuntikan (IM, IV, Sub kutan);
pemasangan atau penggantian infus; pengambilan preparat laboratorium (urin,
darah, tinja, dll); pemberian huknah; perawatan kebersihan diri (mandi,
keramas, dll); latihan atau exercise, fisioterapi, terapi wicara, dan pelayanan
terapi lainnya; transportasi klien; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan
perawatan kesehatan; konseling pada kasus-kasus khusus; konsultasi melalui
telepon; memfasilitasi untuk konsultasi ke dokter; menyiapkan menu makanan;
menyiapkan dan membersihkan tempat tidur; memfasilitasi terhadap kegiatan
sosial atau mendampingi; memfasilitasi perbaikan sarana atau kondisi kamar
atau rumah.

6. Pemberi pelayanan home care

Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para professional yang tergabung


dalam tim
homecare. Menurut Setyawati (2004) tim home care tersebut antara lain:
1) Kelompok profesional kesehatan, termasuk di dalamya adalah ners atau
perawat
profesional, dokter, fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli terapi wicara, ahli
gizi, ahli
radiologi, laboratorium, dan psikolog.
2) Kelompok profesional non kesehatan, yaitu pegawai sosial dan
rohaniawan atau ahli
agama.
3) Kelompok non profesional, yaitu nurse assistant yang bertugas sebagai
pembantu yang
menunggu untuk melayani kebutuhan atau aktivitas sehari-hari dari klien.
Kelompok ini
bekerja di bawah pengawasan dan petunjuk dari perawat.

Sedangkan menurut Allender (1997) pemberi pelayanan dalam home health


care meliputi:
1. pelayanan keperawatan dapat diberikan oleh registered nurse, perawat
vokasional, pembantu dalam home health yang disupervisi oleh perawat;
2. suplemental therapiest meliputi terapi fisik, terapi wicara, terapi
okupasional, dan terapi rekreasi;
3. pelayanan pekerja sosial.
7. Unsure perawatan kesehatan di rumah(Ferry Efendi-Makhfudli,2009)

Perawatan kesehatan di rumah terdiri atas 3 unsur, yaitu : pengelolah


pelayanan, pelaksana
pelayanan, dan klien.

• Pengelolah pelayanan. Merupakan individu, kelompok, ataupun


organisasi yang
bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan pelayanan
kesehatan rumah baik
penyediaan tenaga, sarana dan peralatan, serta mekanisme
pelayanan sesuai standar
yang ditetapkan.

• Pelaksana pelayanan. Merupakan tenaga keperawatan profesional


bekerja sama dengan
tenaga profesional lain terkait dan tenaga non-profesional. Pelaksana
pelayanan terdiri
atas koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

• Klien. Merupakan penerima perawatan kesehatan di rumah dengan


melibatkan salah
Satu anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili
klien. Apabila

Diperlukan keluarga dapat juga menunjuk sesorang yang akan menjadi


pengasuh yang melayani kebutuhan sehari-hari klien.

8. Mendirikan Home Care


A. Kelembagaan Home Care

Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran)


sebagai salah satu bentuk layanan medis yakni Rawat Inap yang memiliki hirarki
baku. Dalam institusi layanan kesehatan (dalam hal ini milik pemerintah) semua
sistem ada aturannya, dan sudah tentu kompetensi medis diserahkan kepada
dokter. Selanjutnya dokter dapat mendelegasikan tindakan medis kepada
paramedis berdasarkan indikasi dan protap (prosedur tetap). Ini dimaksudkan
untuk melindungi pasien dan petugas, sehingga jika terjadi sesuatu berkenaan
dengan tindakan medis, dapat dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang
dan kompetensi. Kecuali jika Homecare tidak ada tindakan medis, maka
perawatan bersifat follow up, bisa jadi tidak diperlukan penanggung jawab dokter.
Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12 Tahun 1992 dan
UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan medis (praktek, homecare, klinik,
balai pengobatan, RS dan lain-lain) adalah seorang dokter sesuai Ketentuan
Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung jawabnya seorang dokter atau
dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut).
Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga berwenang, yaitu:
Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (certified home health agency /
CHHA); Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-
term home health care program (LTHHCP); dan Lembaga Berlisensi. Rinciannya
adalah sebagai berikut:
1). Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (CHHA)
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang mengalami
penyakit akut untuk menerima perawatan terampil yang dibutuhkan di rumah
mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan individu dengan memberi berbagai
jenis pelayanan, termasuk pelayanan keperawatan terampil, terapi wicara, terapi
fisik dan terapi okupasi, pelayanan sosial medis, asisten perawatan kesehatan di
rumah (HHA), konseling nutrisi, transportasi, peralatan, dan terapi pernapasan.
CHHA juga memiliki program khusus, seperti pelayanan kesehatan mental,
pelayanan pediatrik, program untuk anak dan ibu, dan program AIDS, terdapat
juga pelayanan berteknologi tinggi seperti terapi intravena, kemoterapi di rumah,
dan penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai program jangka pendek
karena pelayanan yang diberikan biasanya singkat.
2). Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (LTHHCP)
Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan individu yang menderita penyakit kronis di rumah.
Merupakan program yang memberikan pelayanan sosial dan kesehatan kepada
masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan di rumah dalam waktu
yang lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh lebih dari 75% biaya
rata-rata perawatan institusional jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan
keperawatan yang diberikan meliputi terapi fisik, okupasi, dan wicara, pelayanan
sosial medis, dukungan nutrisi serta pelayanan perawatan personal.

B. Struktur Organisasi Home Care


Adapun susunan dari organisasi home care ini adalah:
1. Penanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas sagala bentuk pelayanan home cara
b. Menerima konsultasi dari pelaksanaan home care
c. Mengetahui segela bentuk perawtan bagi klien

2. Ketua Umum
a. Mengkoordinasikan tim pelayanan
b. Mengelola segala bentuk pelayanan yang diberikan
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
kinerja pelayanan.
d. Membuat laporan kegiatan pelayanan
3. Ketua Pelayanan
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan
b. Menjalin komunikasi antar ketua pelaksanaan Home Care
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pelayanan
Home Care.

4. Ketua Pelaksana 1, 2 dan 3


a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan dengan
timnya
b. Mengatur proses pelayanan Home Care
c. Menjalin kerjasama antar tim
d. Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah

5. Pelaksana Pelayanan 1
a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan
b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
c. Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditentukan
d. Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dg. berpedoman pada
renpra.
e. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai
melaksanakan tugas
f. Memberikan pendidikan kesehatan
g. Melakukan usaha promotif, preventif dan edukasi.

6. Pelaksana Pelayanan 2
a. Memberikan terapi pada klien
b. Memantau perkembangan dan kemampuan klien
c. Memberikan pengetahuan keluarga dan klien tentang gizi yang tepet bagi
klien
7.Pelaksana Pelayanan 3
a. Memberikan terapi medis yang sesuai
b. Menerima konsulan dari tim perawat
c. Mendiagnosa kemajuan klien.

8. Struktur organisasi tim Home Care & Khitanan

Pelindung : Direktur
Ketua Umum :WakildirekturKemedikandankeperawatan
Sekertaris : Ade Sunindar, S.Kep. MM
Bendahara : Pipih Pitaloka, S.Sos
Ketua Pelaksana Tim Home Care : dr. Dadan Hermawan
Pelaksana Pelayanan : H. Wawan Siswanto, S.Kep. MM
Keperawatan :
Penanggung jawab pelayanan
Spesialis : Seluruh Ka.SMF Spesialis
Penanggung jawab Pelayanan :
Dokter umum : dr.Erwin Oktaviadi
Penanggung jawab Penunjang : dr. Hj. Diah Wijayanti Putri Utami
Medis :
Penanggung jawab Pelayanan : H. Firman Taufik, S.Kep. Ners
Khitanan
Administrasi : Nur Siti Hamidah,Amd.Kom

C. Rencana Kegiatan Pelayanan Home Care (Ferry Efendi- Makhfudli,2009)

Rencana kegiatan meliputi beberapa fase, sebagai berikut :


1. Fase persiapan :
Pada Fase pertama ini,perawat mendapatkan data tentang keluarga yang
akan dikunjungi dari
Puskesmas atau Ibu Kader.Perawat perlu membuat laporan pendahuluan
untuk kunjungan
yang akan dilakukan.Kontrak waktu kunjungan perlu dilakukan pada fase
ini.
2. Fase Inisiasi (perkenalan)
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase
ini,perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga
menanggapi suatu
masalah kesehatan.
3. Fase implementasi :
Pada Fase ini,Perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
mengatasi masalah
kesehatan yang dimiliki oleh klien dan keluarga. Lakukan intervensi sesuai
rencana.
Eksplorasi Nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap
kebutuhannya. Berikan
pendidikan kesehatan sesuai tingkat Pendidikan Klien dan keluarga serta
sediakan pula
informasi tertulis.
4. Fase terminasi :
Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada
pencapaian tujuan
yang ditetapkan bersama keluarga.Menyusun rencana tindak lanjut
terhadap masalah
kesehatan yang sekarang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkin
di alami oleh
keluarga sangat penting dilakukan pada fase terminasi.
5. Fase pasca kunjungan :
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokomentasi lengkap
tentang hasil
kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan ,dokumentasi tersebut
harus memenuhi
aspek lengkap(komplit),jelas(clear),dan dapat dibaca(legible). Adapun cara
untuk melakukan
kunjungan yaitu:
- Angket
- Pertelepon
- Lewat Email
- Kunjungan

D. Penjadwalan Kunjungan

Penjadwalan kegiatan ditetapkan berdasarakan kesepakatan bersama


dengan klien. Jadwala pelaksanaan kegiatan ini bisanya lebih sering dilakuakn
pada saat pertama kemudian secara bertahap akan berkurang seiring dengan
kemajuan klien. Akan tetapi pemantau perkembangan klien tidak dibiarka begitu
saja melainkan melalui via telepon dan kunjungan bulanan saja. Mengenai
jadwal kunjungan kami cantumkan padalampiran

E. Jenis Pelayanan

F. Alur Pasien Home Care

Laporan Biodata
pasien
DPJP menuliskan
Perawat Ruangan
Home Care/Ranap

Perawat
Koordinasi dengan
Menghubungi Ketua
Dokter Umum
Dokter, Tim Home Care
Perawat/Gizi
Berangkat ke
tempat pasien
Koordinasi yang
terkait untuk
mengirim perawat

Edukasi pasien
mengenai biaya dll

Sarana dan Prasarana


a. Sekertariat Home Care
b. KIT Home Care
c. Kendaraan Operasional

Pelayanan Home Care


a. Stroke
b. GEA
c. DAI
d. Perawatan Luka/Postop
e. Baksos bayar / tidak bayar
f. Rehabilitasi Medik
g. Perawatan untuk tali pusar
h. Breast Care
i. S
j. Memandikan Bayi / Perawatan Bayi
k. Pijat Bayi
l. Konsultasi Gizi
m. Khitanan masal / Pribadi

Pembayaran
- Daftar Tarif Terlampir
- Sistem Paket
Daftar Harga :
Visite Dokter Spesialis 150.000-200.000
Visite Dokter Umum 100.000
Perawat 50.000
Jasa Oncall Konsul 100.000
20 Orang @200.000/orang
Pelayanan Masal
>50 Orang @150.000/orang
Biaya Transportasi/Perjalanan 15.000/petugas

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Home care merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang akan sangat


dibutuhkan pada masa depan karena dengan home care, pasien dapat dirawat
dirumahnya sendiri dengan ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga
kecemasan pasien dapat diminimalkan.Dengan melakukan Perawatan di rumah
selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat biaya dari beberapa
segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-lain yang terkait dengan
penjaga yang sakit. Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat layanan home
care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah
dengan kondisi rumah yang memadai.

B. SARAN

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan haruslah mampu


memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif kepada klien salah
satunya dengan mendirikan Home Care dan mengembangkan Home Care
tersebut dengan terus secara aktif melihat dan mampu menanggapi secara tepat
perubahan kebutuhan kesehatan dimasyarakat. Dengan adanya home care ini di
harapkan Klien mendapatkan beberapa keuntungan, seperti:

a) Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprehensif


b) Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah
naungan legal dan
etik Keperawatan

c) Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman
dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai