TINJAUAN PUSTAKA
Home care merupakan penyediaan layanan dan peralatan professional perawat bagi klien
dan keluarganya di rumah untuk mnjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit, diagnosis
dan penanganan penyakit, tetapi paliatif, dan rehabilitatif. (Depkes,2002) menyebutkan
bahwa home care merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambunhan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk
meningkatkan,mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat penyakit. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
Depeartemen Kesehatan RI dalam makalahnya pada seminal nasional 2007 tentang”Home
Care; bukti kemandirian perawat”. Home Care merupakan sintesis dari pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknis perawatan klinik yang berasal dari
spesialisasi keperawatan tertentu.(Falsalado candra widyanto,2014)
a. Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi klien secara bio, psiko, sosio, spiritual.
b. Meningkatnya kemandrian klien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan
anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
c. Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan klien.
Home care merupakan salah satu jenis perawtan jangka panjang(long term care) yang
dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun tenaga non profesional yang telah
mendapat pelatihan. Home care merupakan lanjutan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan di rumah sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning)
dan dapat dilaksanakan oleh perawat rumah sakit semula, oleh perawat komunitas
dimana klien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani klien di rumah.
Pelayanan home care merupakan suatu komponen tentang keperawatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka. (Falsalado candra widyanto,2014)
3. Manfaat Home Care
Manfaat dari pelayann home care bagi klien menurut Triwibowo (2012) ntara
lain :
Bentuk pelayanan kesehatan yang saat ini dikenal masyarakat dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota
masyarakat yang menderita sakit di berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah
dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor- fator yang mendorong
perkembangan home care menurut Triwibowo (2012) adalah :
a. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya klien kanker stadium akhir
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakuka untuk mencapai
kesembuhan. Contoh lain pada klien dengan gagal ginjal kroni yang harus
mejalani terapi hemodialisa, kini sudah berkembang pelayanan hemodialisa
dengan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) yang
memungkinkan klien dapat melakukan cuci darah sendir dirumah.
b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-
kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Hal
itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak
lanjut perawatan di rumah. Misalnya klien pasca stroke yang mengalami
komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi waktu yang
relatif lama. Contoh lain klien dengan ulkus diabetikum yang memerlukan
perawatan luka kronis yang relatif lama.
c. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa
perawatan klien yang lama (lebih dari 1 minggu ) tidak menguntungkan dan
menjadi ebeban manajemen.
d. Banyak orang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak menikmati kehidupan
secara optimal karena terkait denfan aturan-aturan yang ditetapkan.
e. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan denganperawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan.
(Falsalado candra widyanto,2014)
6. Sejarah Keperawatan Keluarga
Selama tahun 1800-an dan awal 1900-an di Amerika Serikat, perawat kesehatan masyarakat
dan petugas kesehatan di inggris melayani keluarga di rumah. Dengan adanya birokrasi di
dalam masyarakat,spesialisai dan praktik kedokteran keluarga serta keperawatan yang
berorientasi pada keluarga tidak lagi digunakan. Keterbatasan cakupan asuransi,kebijakan
perujukkan dan pembayaran lembaga pemerintah maupun swasta, dan kurangnya pendanaan
untuk hal yang bersifat preventif juga merupakan kebijakan yang kemudian mengurangi
perawatan yang berfokus pada keluarga (Ford,1979).
Keperawatan kesehatan masyarakat, keshatan ibu dan anak, dan kebidanan berusaha
untuk menjembatani kesenjangan dalam beberapa hal dan berdiri sebagai contoh, baik
perawatan yang berpusat pada keluarga maupun perawatan fraksional. Sebagai contoh,
obstetri membatasi perawatanya hanya pada ibu , perawatan bayi diserahkan kepada penyedia
perawatan yang lain, dan hanya sedikit perhatian yang diberikan kepada anggotta keluarga
yang lain, dan layanan kesehatan masyarakat untuk penyakit menular biasanya melibatkan
keluarga berkelanjutan adalah Frontier Nursing service. Di sini, Frontier Nursing Service
menyediakan layanan, baik layanan kebidanan maupun layanan kesehatan masyarakat bagi
keluarga.
Selain pengaruh spesifik yang dilami oleh area spesialisasi ini, beberapa faktor umum
tertentu telah meningkatkan pertumbuhan keparawatan keluarga. Faktor-faktor tersebut
adalah :
b. Kependudukan
Era kesejagatan identik dengan era komputerisasi, sehingga perawat di tuntut untuk
menguasai teknolgi komputer di daam melaksanakan MIS (Manajemen Information
System) baik di tatanan pelayanan maupun pendidikan keperawatan
Praktik keperawatan
a. Pengurangan anggaran
Perawat indonesia saat ini di hadapkan pada suatu dilema,di satu sisi dia harus
terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan, dilain pihak pemerintah
memotong alokasi anggaran untuk pelayan keperawatan. Keadaan ini dipicu dengan
menjadikan rumah sakit swadan dimana juga berdampak terhadap kinerja perawat. Dalam
melaksanakn tugasnya perawat sering jarang mengadakan hubungan interpersonal yang
baik karena mereka harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh waktu.
c. Teknologi
Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan IPTEK dalam praktek
keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan suatu keharusan.
d. Tempat praktik
Tempat praktik keperawatan di masa depan meliputi pada tatanan
klinik(RS);komunitas;dan praktik mandiri di rumah/berkelompok (sesuai SK MENKES
R.I.647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan).