Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Konsep Keperawatan Keluarga

Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari


keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan
sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.

Home care merupakan penyediaan layanan dan peralatan professional perawat bagi klien
dan keluarganya di rumah untuk mnjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit, diagnosis
dan penanganan penyakit, tetapi paliatif, dan rehabilitatif. (Depkes,2002) menyebutkan
bahwa home care merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambunhan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk
meningkatkan,mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat penyakit. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
Depeartemen Kesehatan RI dalam makalahnya pada seminal nasional 2007 tentang”Home
Care; bukti kemandirian perawat”. Home Care merupakan sintesis dari pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknis perawatan klinik yang berasal dari
spesialisasi keperawatan tertentu.(Falsalado candra widyanto,2014)

2. Tujuan Home Care

Home care mencakup upaya untuk menyembuhkan,mempertahankan,memelihara, dan


meningkatkan kesehatan fisik, mental atau emosi klien. Pelayanan diberikan dirumah dengan
melibatkan klien dan keluarganya atau pemberi pelayanan yang lain.

Tujuan khusus home care antara lain :

a. Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi klien secara bio, psiko, sosio, spiritual.
b. Meningkatnya kemandrian klien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan
anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
c. Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan klien.
Home care merupakan salah satu jenis perawtan jangka panjang(long term care) yang
dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun tenaga non profesional yang telah
mendapat pelatihan. Home care merupakan lanjutan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan di rumah sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning)
dan dapat dilaksanakan oleh perawat rumah sakit semula, oleh perawat komunitas
dimana klien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani klien di rumah.
Pelayanan home care merupakan suatu komponen tentang keperawatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka. (Falsalado candra widyanto,2014)
3. Manfaat Home Care

Manfaat dari pelayann home care bagi klien menurut Triwibowo (2012) ntara
lain :

a. Pelayanan akan lebih sempurna,holistik, dan komprehensif


b. Pelayanan lebih professional
c. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan
legal dan etik keperawatan
d. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan
puas dengan asuhan keperawatan yang professional.
(Falsalado candra widyanto,2014)
4. Prinsip Home Care

Prinsip-prinsip home care menurut Triwibowo (2012) adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh


perawat/ TIM yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut.
b. Mengaplkasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
c. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat, dan
komprehensif secara terus menerus.
d. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa keperawatan
e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan
yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan.
f. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan mencegah komplikasi.
g. Mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarganya terhadap
intervensi keperawatan.
h. Bertanggung jawab terhadap klien dan keluarganya akan pelayanan yang
bermutu melalui manajemen kasus,rencana penghentian asuhan keperawatan
(discharge planning), dan koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas.
i. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik
keperawatan. (Falsalado candra widyanto,2014)

5. Faktor pendorong perkembangan Home Care

Bentuk pelayanan kesehatan yang saat ini dikenal masyarakat dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota
masyarakat yang menderita sakit di berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah
dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor- fator yang mendorong
perkembangan home care menurut Triwibowo (2012) adalah :

a. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya klien kanker stadium akhir
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakuka untuk mencapai
kesembuhan. Contoh lain pada klien dengan gagal ginjal kroni yang harus
mejalani terapi hemodialisa, kini sudah berkembang pelayanan hemodialisa
dengan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) yang
memungkinkan klien dapat melakukan cuci darah sendir dirumah.
b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-
kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Hal
itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak
lanjut perawatan di rumah. Misalnya klien pasca stroke yang mengalami
komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi waktu yang
relatif lama. Contoh lain klien dengan ulkus diabetikum yang memerlukan
perawatan luka kronis yang relatif lama.
c. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa
perawatan klien yang lama (lebih dari 1 minggu ) tidak menguntungkan dan
menjadi ebeban manajemen.
d. Banyak orang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak menikmati kehidupan
secara optimal karena terkait denfan aturan-aturan yang ditetapkan.
e. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan denganperawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan.
(Falsalado candra widyanto,2014)
6. Sejarah Keperawatan Keluarga

Konsep keperawatan keluarga selalu ada dalam keperawatan (ford,1979,hlm 4) akan


tetapi keperawatan keluarga tampak mengalami pasang surut.Pada era sebelum masa industri
dan kolonial saat anggota keluarga bekerja di rumah dalam industri rakyat atau perkebunan,
perawatan keluarga tampak menonjol.

Kemudian datang era industrialisasi,saat anggota keluarga berpindah bekerja di pabrik.


Pelayanan kesehatan secara bertahap berpindah dari rumah ke rumah sakit.

Di inggris, Florance Nightingale menyadari betapa pentingnya keluarga dan


lingkungan rumah dalam perawatan individu yang sakit. Nightingale menyatakan adanya
kebutuhan akan anggota keluarga dalam kamp militer dan kebutuhan untuk menjaga seluruh
keluarga agar terhindar dari kemiskinan dengan cara memberikan perawatan kepada pencari
nafkah agar kembali sehat (Beard,1915, seperti yang dikutip dalam Whall,19861, hlm 242-
243)

Selama tahun 1800-an dan awal 1900-an di Amerika Serikat, perawat kesehatan masyarakat
dan petugas kesehatan di inggris melayani keluarga di rumah. Dengan adanya birokrasi di
dalam masyarakat,spesialisai dan praktik kedokteran keluarga serta keperawatan yang
berorientasi pada keluarga tidak lagi digunakan. Keterbatasan cakupan asuransi,kebijakan
perujukkan dan pembayaran lembaga pemerintah maupun swasta, dan kurangnya pendanaan
untuk hal yang bersifat preventif juga merupakan kebijakan yang kemudian mengurangi
perawatan yang berfokus pada keluarga (Ford,1979).

Keperawatan kesehatan masyarakat, keshatan ibu dan anak, dan kebidanan berusaha
untuk menjembatani kesenjangan dalam beberapa hal dan berdiri sebagai contoh, baik
perawatan yang berpusat pada keluarga maupun perawatan fraksional. Sebagai contoh,
obstetri membatasi perawatanya hanya pada ibu , perawatan bayi diserahkan kepada penyedia
perawatan yang lain, dan hanya sedikit perhatian yang diberikan kepada anggotta keluarga
yang lain, dan layanan kesehatan masyarakat untuk penyakit menular biasanya melibatkan
keluarga berkelanjutan adalah Frontier Nursing service. Di sini, Frontier Nursing Service
menyediakan layanan, baik layanan kebidanan maupun layanan kesehatan masyarakat bagi
keluarga.

Keempat kelompok spesialisasi keperawatan yang paling bersemangat memfokuskan diri


pada keluarga adalah pelayanan kesehatan komunitas yang memandang keluarga sebagai
klien, keperawatan orang tua – anak, yang menilai keluarga sebagai konteks dan klien,
pelaynan kesehatan jiwa psikiatri, yang memandang keterlibatan keluarga yang luas tercakup
dalam spesialisasi terapi keluarga, dan keperawatn primer keluarga atau perawat praktisi
spesialisasi, yang kadang memandang keluarga sebagai kumpulan dari anggotanya, tetapi
juga memandang keluarga sebagai konteks.

Selain pengaruh spesifik yang dilami oleh area spesialisasi ini, beberapa faktor umum
tertentu telah meningkatkan pertumbuhan keparawatan keluarga. Faktor-faktor tersebut
adalah :

a. Peningkatan pemahaman dalam keperawatan dan masyarakat terhadap kebutuhan


akan promosi kesehatan dan fokus kesehatan, tidak hanya berorientasi pada
penyakit
b. Populasi lansia yang ada dalam komunitas kita dan petumbuhan penyakit kronik,
menyebabkan tingginya biaya perawatan diri dan kebutuhan akan penyedia
perawatan bagi keluarga.
c. Adanya kesadaran yang luas akan banyakanya keluarga yang bermsaalh dalam
komunitas kita
d. Penyebaran dan penerimaan umum teori interpersonal dan teori yang berbasis
keluarga tertentu, seperti teori bonding and attachment dan teori sistem umum,
serta teori stress dan koping keluarga.
e. Gerakan terapi pernikahan dan keluarga, perkembangan pedoman membesarkan
anak, pernikahan, serta pelayanan dan klinik keluarga.
(M.Friedman, Marilyn dkk, 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi 5,
EGC Kedokteran,Jakarta)
7. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga
Berdasarkan buku (M.Friedman, Marilyn dkk, 2014. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga Edisi 5, EGC Kedokteran,Jakarta)
Terdapat beberapa trend dalam keperawatan keluarga saat ini yaitu :

1. Perubahan Bidang Profesi Keperawatan


a.Perubahan ekonomi
Perubahan ekonomi membawa dampak terhadap pengurangan berbagai anggaran untuk
pelayanan kesehatan, sehingga berdampak terhadap orientasi manajemen kesehatan atau
keperawatan dari lembaga sosial ke orientasi bisnis.

b. Kependudukan

Sedangkan perubahan kependudukan dengan bertambahnya jumlah penduduk di


Indonesia dan bertambahnya umur harapan hidup, maka akan membawa dampak terhadap
lingkup dari praktik keperawatan. Pergeseran tersebut terjadi yang dulunya lebih
menekankan pada pemberian pelayanan kesehatan atau perawatan pada “hospital-based”
ke “comunity based”.

c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Atau Keperawatan

Era kesejagatan identik dengan era komputerisasi, sehingga perawat di tuntut untuk
menguasai teknolgi komputer di daam melaksanakan MIS (Manajemen Information
System) baik di tatanan pelayanan maupun pendidikan keperawatan

d. Tuntutan Profesi Keperawatan


Karakteristik Profesi yaitu:
1. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetehuan (body of knowledge)
melalui penelitian
2. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
3. Pendidikan yang memenuhi standar
4. Terdapat pengendalian terhadap praktik
5. Bertanggungjawab dan bertanggung gugat(Accounttable) terhadap
tindakan keperawatan yang dilakukan gabung
6. Merupakan karier seumur hidup
7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi
2. Dampak Perubahan

Praktik keperawatan
a. Pengurangan anggaran
Perawat indonesia saat ini di hadapkan pada suatu dilema,di satu sisi dia harus
terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan, dilain pihak pemerintah
memotong alokasi anggaran untuk pelayan keperawatan. Keadaan ini dipicu dengan
menjadikan rumah sakit swadan dimana juga berdampak terhadap kinerja perawat. Dalam
melaksanakn tugasnya perawat sering jarang mengadakan hubungan interpersonal yang
baik karena mereka harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh waktu.

b. Otonomi dan akuntabilitas


Dengan melibatkan perawat dalam pengambilan suatu keputusan di pemerintahan,
merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan otonomi dan akuntabilitas perawat
indonesia. Peran serta tesebut perlu di tingkatkan terus dan di pertahankan. Kemandirian
perawat dalam melaksanakan perannya sebagai suatu tantangan. Semakin meningkatnya
otonomi perawat semakin tingginya tuntutan kemampuan yang harus di persiapkan.

c. Teknologi
Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan IPTEK dalam praktek
keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan suatu keharusan.

d. Tempat praktik
Tempat praktik keperawatan di masa depan meliputi pada tatanan
klinik(RS);komunitas;dan praktik mandiri di rumah/berkelompok (sesuai SK MENKES
R.I.647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan).

e. Perbedaan batas kewenangan praktik


f. Belum jelasnya batas kewenangan praktik keperawatan pada setiap jenjang
pendidikan, sebagai suatu tantangan bagi profesi keperawatan.

Terdapat beberapa isu dalam keperawatan keluarga saat ini yaitu :


a. Isu praktik: kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta praktik
klinis. Kesenjangan antara pengetahuan yang ada dan penerapan pengetahuan
ininjelas merupakan masalah di semua bidang dan spesialisasi di keperawatan,
meskipun kesenjangan ini lebih tinggi di keperawatan keluarga.
b. Isu praktik :kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga lebih mudah untuk
diintegrasikan ke dalam praktik. dalam beberapa tahun belakangan ini, terjadi
restrukturisasi pelayanan kesehatan besar-besaran, yang mencakup perkembangan
pesat sistem pengelolaan perawatan berupa sistem pemberian layanan kesehatan yang
kompleks, multiunit, dan multilevel sedang dibentuk.
c. Isu praktik : peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan
kesehatan kepada keluarga. Berdsarkan perbincangan dengan perawat dan tulisan
yang disusun oleh perawat keluarga terdapat kesepakatan umum bahwa peralihan
kekuasaan dan kendali dari penyedia layanan kesehatan ke pasien/keluarga perlu
dilakukan.
d. Isu praktik : globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru
yang menarik bagi pegawai keluarga. Dengan makin kecilnya dunia akibat proses
yang dikenal sebagai globalisasi perawat keluarga disuguhkan dengna kesempatan
baru dan menarik untuk belajar mengenai intervensi serta pogram yang telah
ditetapkan oleh negara lain.
e. Isu pendidikan : muatan apa yang harus diajarkan dalam kurikulum
keperawatan keluarga dan bagaimana cara menyajikannya?. Menurut Hanson
dan Heins (1997) yang melaporkan sebuah survei pada sekolah keperawatan di
Amerika Serikat yang mereka lakukan terkait cakupan keperawatn keluarga di
sekolah tersebut, terdapat perkembangan pemaduan muatan keperawatan keluaraga
dan keterampilan klinis ke dalam prgram keperawatan keluarga.
(M.Friedman, Marilyn dkk, 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi 5,
EGC Kedokteran,Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai