TINJAUAN KASUS
PKL Terpadu Tahun 2020 melalui metode IPE – CP yang kali ini dilakukan secara daring /
online dengan menggunakan aplikasi dari mata kuliah masing-masing jurusan program studi
diploma 3 dan program studi Sarjana Terapan dari 5 (lima) jurusan : Kesehatan Lingkungan,
Gizi, Keperawatan, Kebidanan, dan Keperawatan Gigi. PKLT IPE-CP dilakukan karena kondisi
lapangan yang tidak kondusif dikarenakan wabah penyakit COVID-19 yang mengharuskan
pihak institusi pendidikan me.lakukan kegiatan PKLT menjadi daring dan menyiapkan kasus
yang memiliki situasi dan kondisi yang menyerupai lapangan
A. Analisa Situasi
Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berumur 24 bulan ke posyandu. Ibu
menceritakan ke kader posyandu bahwa anaknya tidak mau makan beberapa minggu terakhir,
lebih menyukai makanan jajanan yang dijual di warung serta kelihatan malas bermain. Hasil
pennimbangan di posyandu satu bulan yang lalu BB nya tidak naik dan TB tidak sesuai dengan
umur. Hasil penimbangan BB saat ini adalah 9,5 Kg dan TB 78,9 cm. Ibu adalah seorang ibu
rumah tangga yang mempunyai pendidikan terakhir SMA, sedangkan ayah seorang petani yang
berpendidikan SMP dengan riwayat malaria klinis. Mereka tinggal di jorong yang mempunyai
rumah dengan pekarangan yang luas. Memiliki kandang sapi dan kolam ikan yang tidak
produktif dan jamban di pinggirnya.
Dari soal di atas dapat kami simpulkan terdapat 6 masalah yang dihadapi keluarga yang terdiri
dari Ibu, Ayah, dan Anak Perempuan pada soal di atas yaitu:
1. Stunting
Dapat dilihat dari anak perempuan usia 24 bulan dengan BB tidak bertambah dari bulan lalu
dan TB tidak sesuai dengan umur anak tersebut. Hasil penimbangan BB anak saat ini 9.5 kg
dan TB 78.9 cm. kemungkinan kurang terpantaunya ANC ibu selama kehamilan seperti
ukuran LILA ibu untuk memastikan ibu tidak mengalami KEK, penambahan BB selama
kehamilan dan.kurangnya asupan nutrisi ibu saat menyusui atau. Dapat dilihat juga anak
mengalami penurunan nafsu makan 1 minggu terakhir dan memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan di warung.
2. Sanitasi dan hygiene yang buruk (PHBS)
Ditandai adanya kolam ikan dan jamban dipinggirnya dan terdapat kandang sapi didekatnya.
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang dampak dari jamban yang tidak sehat dan PHBS.
3. Riwayat penyakit malaria klinis
Dapat dilihat dari riwayat ayah pernah menderita malaria klinis, terdapat kolam yang tidak
produktif yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Adanya kandang sapi di dekat rumah
yang menjadi tempat kesukaan nyamuk. Riwayat malaria menandakan bahwa di dekat rumah
ada sarang nyamuk anophelles.Sp. sertakurangnya hygiene keluarga agar terhindar dari
berbagai penyakit.
4. Pengetahuan Kesehatan Rendah
Pendidikan terakhir Ibu adalahSMA dan ayah lulusan SMP membuat orang tua si anak
memiliki pendidikan dan pengetahuan yang terbatas terhadap tumbuh kembang anaknya,
sehingga tidak mengetahui tumbuh kembang yang tidak sesuai seperti anaknya yang
kelihatan malas bermain.
5. Rendahnya ekonomi keluarga
Dapat dilihat dari ayah sebagai kepala keluarga bekerja sebagai petani dan ibu yang tidak
bekerja yang mana terdapat keterbatasan akses pangan dikarenakan ekonomi rendah,
sehingga asupan makanan tidak terpenuhi.
B. Identifikasi Masalah
Masalah adalah suatu keadaan dimana antara yang diharapkan dengan kenyataan tidak
sesuai, diperlukan penentuan prioritas masalah dan penentuan alternatif pemecahan
masalah. Berikut ini identifikasi masalah kesehatan berdasarkan kasus diatas dalam
PKLT IPE-CP Poltekkes Kemenkes RI Padang Tahun 2020 sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Identifikasi Masalah PKLT IPE-CP Poltekkes Kemenkes RI Padang
Tahun 2020
C. Prioritas Masalah
Prioritas masalah kesehatan merupakan mengurutkan masalah-masalah utama untuk
dikaji faktor risikonya. Prioritas masalah dapat dilakukan menggunakan beberapa
metode salah satunya adalah metode pembobotan. Pembobotan adalah proses pemberian
nilai terhadap kriteria yang telah dipilih. Hal ini dimaksudkan agar dapat
membandingkan satu kriteria dengan kriteria lainnya dengan melihat nilai bobotnya.
Tabel 1.2 Prioritas Masalah PKLT IPE-CP Poltekkes Kemenkes RI Padang
Tahun 2020
1. Balita Stunting 5 5 5 2 5 4 4 4 3 3 40 1
3. Penyakit Malaria 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 33 3
4. Pendidikan rendah 3 2 3 2 4 4 3 3 2 3 29 4
5. Keterbatasan ekonomi 3 3 3 2 2 4 4 2 2 2 28 5
Keterangan:
1. Sangat rendah A = Risiko terjadi F = Tempat
2. Rendah B = Risiko keparahan G = Waktu
3. Cukup C = Potensi untuk pendidikan kesehatan H=Fasilitas kesehatan
4. Tinggi D = Minat masyarakat I = Dana
5. Sangat tinggi E = Sesuai dengan program pemerintah J = Sumber daya
Berdasarkan prioritas masalah di atas, hanya satu masalah kesehatan yang akan di angkat
kasusnya yaitu stunting dan diketahui penyebab masalah serta penanggulangannya. Masalah
kesehatan yang lain juga berhubungan dengan masalah kesehatan (stunting) sehingga
penyebab masalah nantinya dapat dikembangkan secara lebih luas lagi.
1. Asupan gizi a. Kurangnya gizi seimbang a. Ibu yang KEK berisiko untuk melahirkan
dan pola dari sang ibu sejak dalam bayi dengan berat badan lahir rendah
konsumsi kandungan atau ibu (BBLR) dan berpengaruh pada kognitif
mengalami kekurangan anak.
energi kronik (KEK) b. Anak yang kurang makan sayur dan buah
b. Kurangnya asupan gizi pada dapat mengalami gangguan kesehatan
balita (sayur dan buah) pencernaan sehingga anak mudah sakit
yang kurang c. Pertumbuhan anak terganggu sehingga
c. Asupan protein balita yang fungsi tubuh juga tidak berfungsi
kurang termasuk konsumsi sebagaimana mestinya dan kemampuan
protein hewani yang tidak kognitif anak berkurang
baik d. Pangan yang kurang dapat menyebabkan
d. Ketersediaan pangan yang ketidaksesuaian pemberian makanan pada
kurang anak sehingga gizi anak tidak seimbang
e. Pola makan yang salah e. Pola makan yang tidak baik menjadikan
dimana makanan yang anak kekurangan energi dan pertumbuhan
diberikan tidak sesuai anak terganggu. Anak yang suka
dengan anak seusianya mengkonsumsi makan atau minuman
(ketidaksesuaian MP-ASI yang manis dan tidak sehat dibandingkan
dengan umur balita) jajan makan makanan yang berserat sehingga
sembarangan terjadi karies gigi yang disebut juga
f. Kurangnya asupan air susu rampan karies. Rampan karies adalah
ibu (ASI) ketika hamil atau masalah perlubangan gigi yang terjadi
tidak ASI Eksklusif sangat cepat dan tiba-tiba, serta menyebar
luas sehingga langsung mengenai pulpa
(bagian tengah gigi). Jika gigi anak
bermasalah maka anak akan merasakan
sakit gigi dan anak akan sulit untuk
makan serta nafsu makan anak menurun
Anak kekurangan energi dan
pertumbuhan anak terganggu
2. Penyakit a. Kebersihan lingkungan a. Anak yang terkena diare apabila tidak
Infeksi yang buruk diatasi lama-lama akan mengakibatkan
b. Sanitasi yang tidak sehat dehidrasi dan kurangnya asupan
(pengolaan air bersih, makanan dan akan mengakibatkan anak
pegelolaan sampa, limbah) stunting.
c. Hygiene yang kurang b. Risiko Penyakit infeksi akan
(CTPS, mandi dan sikat mengakibatkan anak kehilangan nafsu
gigi yang benar, dll) makan sehingga berpengaruh
pertumbuhan anak akibatknya anak
akan menderita gizi buruk ataupun
stunting.
Penyebab Tidak Langsung
1. Pola asuh a. Kurangnya pengetahuan a. Jika kebutuhan gizi pada janin kurang,
ibu akan kebutuhan gizi maka akan berdampak buruk pada
bayi ketika hamil perkembangannya termasuk lambatnya
b. Kurangnya pengetahuan pertumbuhan janin dan juga janin dapat
terhadap nutrisi anak mengalami berat badan lahir rendah
c. Kurangnya perhatian (BBLR)
membawa anak ke b. Kurangnya pengetahuan terhadap nutrisi
posyandu untuk di anak dapat mengakibatkan gangguan
imunisasi perkembangan dan pertumbuhan anak
d. Kurangnya pantauan c. Orang tua atau keluarga yang kurang
kondisi kesehatan dan perhatian akan menyebabkan
tumbuh kembang balita pertumbuhan dan perkembangan anak
e. Tingkat pendidikan serta ikut terganggu dikarenakan berkaitan
pengetahuan ibu, pengasuh, dengan pola asuh dalam keluarga dengan
dan keluarga rendah ayah yang berprofesi sebagai petani dan
ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga.
d. Jika tingkat pendidikan serta pengetahuan
ibu, pengasuh, dan keluarga rendah maka
akan berdampak terhadap keputuhan yang
ada di dalam keluarga termasuk
keputusan dalam mengasuh anak di
keluarga tersebut.
2. Personal a. Keluarga (termasuk balita a. Sehingga jika tidak mencuci tangan,
hygiene / dan ibu/pengasuh) tidak tangan tersebut memiliki kuman dan
PHBS melakukan cuci tangan dapat masuk ketubuh sehingga
pakai sabun dan air menimbulkan penyakit diare dan
mengalir (CTPS) dengan cacingan pada balita.
baik dan benar, sebelum
makan, sesudah BAB,
sebelum memegang bayi,
sesudah memegang bayi,
sesudah membersihkan
BAB bayi, sebelum
menyiapkan makan
3. Sanitasi a. Pekarangan yang luas a. Jika memiliki kandang sapi yang tidak
Lingkungan b. Memiliki kandang sapi produktif dalam artian tidak baik maka
dan kolam ikan yang dapat menyebabkan penyakit menular.
Diantaranya Malaria yang dapat
tidak produktif
disebabkan karena lingkungan yang
c. Memiliki jamban yang tidak bersih.
terletak di pinggir b. Kolam ikan yang tidak produktif
kandang sapi dan kolam memungkinkan tertampungnya air hujan
ikan di dalam kolam sehingga dapat menjadi
tempat bagi nyamuk untuk berkembang
biak dan menyebabkan penyakit
malaria.
c. Jamban yang terletak di pinggir
kandang sapi dan juga kolam ikan
menandakan bahwa jamban tidak
memenuhi syarat sehingga pembuangan
limbah kotoran dan juga sumber air
bersih yang tidak diketahui dapat
menyebabkan penyakit diare.
Berdasarkan analisis penyebab masalah di atas, diperoleh penyebab permasalahan
sebagai berikut :
1. Masalah dasar
Kondisi ekonomi yang rendah mengakibatkan keluarga ayah mencari pendapatan dengan
bertani. Kondisi ekonomi yang rendah memiliki risiko terjadinya stunting karena dapat
menggambarkan kemampuan keluarga dalam memenuhi asupan makanan yang bergizi.
2. Masalah utama
Pendidikan anggota keluarga yang rendah berpengaruh terhadap pengetahuan anggota
dalam mendidik dan mengasuh anak.
3. Penyebab Langsung
a) Asupan gizi dan pola konsumsi
Pemenuhan zat gizi pada masa balita memiliki pengaruh pada tinggi badan yang
akan terlihat pada waktu yang relatif lama sehingga indeks tinggi badan per umur
(TB/U) dapat menggambarkan status gizi masa lalu dan asupan zat gizi yang tidak
adekuat (tidak memadai) merupakan penyebab langsung terjadinya stunting.
b) Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang bisa dibebabkan oleh bakteri, virus,
maupun mikroorganisme lainnya yang menginfeksi tubuh manusia. Penyakit infeksi
yang mungkin terjadi di keluarga tersebut terutama pada balita yaitu diare dan
Malaria. Penyakit infeksi yang paling dominan terhadap kejadian stunting yaitu
diare. Diare dapat menyebabkan anak muntah-muntah dan kehilangan cairan serta
sejumlah zat gizi. Seorang anak yang mengalami diare akan terjadi mal absorbsi zat
gizi dan hilangnya zat gizi dan bila tidak segera ditindak lanjuti dan di imbangi
dengan asupan yang sesuai makan terjadi gagal tumbuh.
4. Penyebab tidak langsung
a) Pola Asuh
Pola asuh sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,
dimana anak sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang
memadai. Menurut penelitian Bella (2019) terdapat hubungan yang erat antara pola
asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kota
Palembang Tahun 2019
b) PHBS
Balita yang mengonsumsi makanan sebagai hasil praktik Hygiene yang buruk dapat
meningkatkan resiko terkena penyakit infeksi maupun menular. Penyakit ini dapat
ditandai dengan gejala gangguan nafsu makan, mual muntah sehingga supan nutrisi
pada balita tidak dapat terpenuhi secara baik dan maksimal. Kondisi ini dapat
berdampak buruk bagi balita yang dapat menyebabkan gangguan terhadap tumbuh
kembangnya.
c) Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan sangat erat kertekaitannya dengan penyakit ifeksi terutama
diare, di Negara - Negara berkembang sehingga dapat menimbulkan malnutrisi
seperti gizi kurang, stunting, marasmus, hingga kejadian gizi buruk. Selain diare
sanitasi lingkungan yang tidak baik juga dapat menimbulkan penyakit menular
lainnya yaitu Malaria, penyakit tersebut dapat menyebabkan risiko kematian pada
semua kalangan umur terutama balita.
E. Perencanaan Pemecahan Masalah
Tabel 1.4 Perencanaan Pemecahan Masalah PKLT IPE-CP Poltekkes Kemenkes RI
Padang Tahun 2020
No Masalah Kesehatan Rencana Intervensi
1. Stunting a. Penyuluhan mengenai stunting
b. Penyuluhan tumbuh kembang anak
c. Penyuluhan pola asuh anak
d. Demonstrasi memasak makanan menu
seimbang
e. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
3. Demonstrasi Meningkatkan Peralatan Seluruh ibu 13 April Rumah Rp. Elsa Anggaraini
memasak kemampuan masak, nasi, yang 2020 Ibu 150.000 Mona Melisa
makanan menu ibu untuk ikan, tempe, memiliki Jorong Dina Rahmatul
seimbang memasak kangkung, anak usia 7- 08.00- Aufa
menu buah papaya, 59 bulan 10.00 Assyifa Hirza
seimbang Qalbi
dengan biaya Oryza Sativa
terjangkau Della Tasya
Sriwahyuni Safira
4. Penyuluhan Meningkatkan SAP Anak-anak 14 April Sekolah Rp. Refli Rahmad
tentang pengetahuan Video cara kelas 4-6 2020 Dasar 100.000 Rizka Farhaty
kesehatan gigi tentang menggosok Sriwahyuni Safira
dan mulut. kesehatan gigi gigi dengan 08.00- Serlin Marta
dan mulut benar 10.00 Lovita
Infocus
Gelas
Sikat gigi
Odol /pasta
gigi
7. Melakukan kegiatan Waktu : Jumat 17 April 1. Perkenalan dan Masyarakat dapat Menurunnya kejadian
sanitasi total berbasis 2020/ 08.00 WIB penyampaian tujuan meningkatkan penyakit Malaria dan
masyarakat (STBM) Dana : Rp.200.000,- 2. Bina suasana kemampuan untuk bisa penyakit berbasis
tentang pengelolaan Tenaga : Mahasiswa 3. Kesepakatan istilah yang mengelola sampah rumah lingkungan lainnya,
sampah rumah tangga Fasilitas : Balai Desa digunakan tangga dengan baik serta mecegah
Peralatan : 4. Pengkajian pokok terjadinya sanitasi
Keranjang Sampah bahasan yang buruk
Kertas Karton 5. Simulasi cara
Kompos Jadi pengolahan sampah
Sampah Organik masyarakat
Bantal Sekam 6. Pemicuan cara
EM4 pengolahan sampah
rumah tangga dengan
memanfaatkan sampah
organic untuk dijadikan
kompos
7. Kesepakatan pemicuan