Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANAJEMEN HOME CARE

“KONSEP MANAJEMEN HOME CARE”

DISUSUN OLEH :
SITI NOR SHAHIRA
616080715043

DOSEN PENGAJAR :
Ns. AFIF D.ALBA, M.Kep

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, kami akhirnya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini, yang bertujuan untuk memenuhi syarat mengikuti mata
kuliah “ Manajemen Home Care”. Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Ns,Afif
D.Alba, M,Kep yang telah membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih
mudah menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah diberikan, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang juga membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang
sempurna. Untuk ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan
untuk menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat di
manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.

Batam, 17 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan
cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh
masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia
harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang,
sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka
ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga diperlukan perawatan yang
meminimalkan biaya perawatan bagi masyarakat ekonomi rendah dengan diadakannya home
care.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang diorganisir
untuk memberi pelayanan rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja
atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di
Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan
pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana
dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah
memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan
keperawatan kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK
bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan makalah ini adalah:
1. Faktor apa yang mempengaruhi home care?
2. Apa tujuan home care?
3. Apa manfaat home care?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang
berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah

D. Manfaat Penulisan
Manfaat bagi Pasien :
1. Agar pasien mengetahui bagaimana pelayanan dalam program home care
2. Agar pasien mampu melakukan perawatan secara individu/mandiri untuk mempertahankan
kesehatan dan meminimalkan terjadinya sesuatu yang menimbulkan penyakit bagi dirinya
dan keluarganya
3. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah
sakit

Manfaat bagi Perawat :


1. Untuk menambah wawasan perawat
2. Agar mengurangi pandangan buruk masyarakat terhadap perawat
3. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya dengan baik
Manfaat bagi Rumah Sakit :
1. Untuk mempromosikan rumah sakit
2. Untuk memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/ memperbaharui program–
program rumah sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap mas
3. Agar rumah sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat
E. Landasan Hukum
1. UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Permenkes No. 148 tahun 2010 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.

F. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.

G. Prinsip Home Care


Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan beberapa
prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.
Prinsip – prinsip tersebut diantaranya :
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan diagnosa.
6. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan.
7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
8. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan
lainnya.
9. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
10. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
11. Mengembankan kemampuan profesional.
12. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien
di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus
pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam
keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah
yang panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home care
yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas.

Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah :


1. Klien dengan COPD
2. Klien dengan penyakit gagal jantung
3. Klien dengan gangguan oksigenas
4. Klien dengan mengalami perlukaan kronis
5. Klien dengan diabetes
6. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )
8. Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10. Klien dengan AIDS
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1. Klien dengan post partum
2. Klien dengan gangguan kesehatan mental
3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut
4. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)

B. Tujuan Diadakannya Home Care


1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Home Care


1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat
2. Upaya promotif atau preventif
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana

D. Manfaat Home Care


1. Bagi Klien dan Keluarga :
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin
mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada
yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit
yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk
menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap
sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan
yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja
perawat akan meningkat.
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan home care
yang dilakukannya.
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat

E. Perkembangan Pelayanan Kesehatan Dirumah


Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system
pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak
anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di
rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang
mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
1. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di
rawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara
medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit
degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian berdampak pada
makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.
Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan
pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative lama
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien
yang sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban
manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi
kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal
karena terikat aturan-aturan yang ditetapkan.
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan
dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (DEPKES,
2002).

F. Lingkup Keperawatan Di Rumah


Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan
keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara
langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan
tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-
tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi
ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan
sebagai bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap
klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup
berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

G. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan
pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah.
mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi.
Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah
melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi
terhadap proses menua, serta tentang diet mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit
terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi,
masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak.

H. Peran dan Fungi Perawat Home Care


1. Manajer kasus: mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi:
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c. Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

I. Standart Alat Home Care


a. Alat kesehatan
1) Tas/ kit
2) Pemeriksaan fisik
3) Set perawatan luka
4) Set emergency
5) Set pemasangan selang lambung
6) Set huknah
7) Set memandikan
8) Set pengambilan preparat
9) Set pemeriksaan lab. Sederhana
10) Set infus/ injeksi
11) Sterilisator
12) Pot/ urinal
13) Tiang infus
14) Tempat tidur khusus orang sakit
15) Pengisap lendir
16) Perlengkapan oxigen
17) Kursi roda
18) Tongkat/ tripot
19) Perlak/ alat tenun
b. Alat habis pakai
1) Obat emergency
2) Perawatan luka
3) Suntik/ pengambilan darah
4) Set infus
5) NGT dengan berbagai ukuran
6) Huknah
7) Kateter
8) Sarung tangan, masker
c. Sarana lain
1) Alat dan media pendidikan kesehatan
2) Ruangan beserta perlengkapannya
3) Kendaraan
4) Alat komunikasi
5) Dokumentasi

J. Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care


1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan
Home Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi. Jarak
wilayah yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari pihak rumah
sakit serta keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah susun yang
berkaitan dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk proses
penyembuhan dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat kurang
baik terhadap keberadaan home care.
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu, tenaga
dan biaya,
7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga
8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang
diperlukan.

K. Kelebihan Pelayanan Home Care


1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan
kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
3. Pembiayaan yang lebih murah

L. Kekurangan Pelayanan Home Care


1. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif
2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis
3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pro dan Kontra Home Care di Indonesia


Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan yang
sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah yang tidak mampu
berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di
rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial
yang dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama yang care
terhadap merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal
dengan istilah perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa
kuratif dan rehabilitatif.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan
dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang
tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit, adapun klien dan keluarga
memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-
pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat, dibawah ini terdapat
tentang pro dan kontra home care di Indonesia.

Pro home care berpendapat :


2. home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh klien
dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu adaptasi.
3. home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus
pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
4. home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana
pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
5. home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan
hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
6. home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah daripada
biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
7. home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor
kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami perubahan
pola dan perawatan klien.
8. home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
9. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam
home care.
10. pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan perawatan
yang dilakukan keluarga.
Kontra home care berpendapat :
1. home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang
belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan
tenaga kesehatan secara individu.
3. klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit
yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
4. pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total,
misalnya: klien dengan koma.
5. tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga
merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
6. pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya:
b. fasilitas resusitasi
c. fasilitas defibrilator
7. jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan klien
dan keluarga pada perawat

B. Sejarah Perkembangan Home Care


1. Di Luar Negeri
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an,
dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.
Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya
masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah.
Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000
perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan
dirumah pada keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi
untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan
asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Careterus meningkat sekitar
10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung
rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang layanan
yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based
Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan
Home Care (dapat dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di
berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan
spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)
Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dengan
mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang
merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari
kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan
Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini
terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peranDistrict Nurse (DN) adalah :
a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri
b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai
c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat
digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV)yang berperan
sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :
a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam
upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
2. Di Dalam Negeri
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena
merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau
oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal
biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas,
dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di
Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan programHome
Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan
siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien,
kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat)
sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan
tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang
kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring dengan
perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
C. Mengapa Home Care (Hc) Diperlukan ?
Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena berbagai alasan, antara lain
yaitu:
1. Bagi Klien dan Keluarga
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin
mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada
yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit
yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk
menggantikannya
2. Bagi Perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap
sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan
yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja
perawat akan meningkat.
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC) mulai diminati baik
oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak rumah sakit.
D. Jenis Institusi Pemberi Layanan Home Care (Hc)
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care(HC), antara lain:
1. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah
dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia)
yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien
yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal
ini dilakukan olehVisiting Nurse (VN)
2. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut
biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang
dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
3. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik
perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima
imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga
(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi “not for
profit service”
4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih
memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya
jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas,
adalah :
a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya
dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara
merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum,
dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.
b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat dirumah
sakit.
c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang
besar
d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan
meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil penelitian dari “Suharyati” staf dosen
keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan
bahwa konsumen RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan
alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat
tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan
program home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan
suatu program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup baik
dari kebutuhan boi-psiko social dan spiritual

B. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care
dimasyarakat selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan
partisipasinya dan untuk perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan.
 Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP dan SIPP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
 Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care,
mengikuti anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat
bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka
CiptaHidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html
Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
Permenkes No.148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik perawat
UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Anda mungkin juga menyukai