Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

SITI NOR SHAHIRA


616080715043
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian


untuk mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat
Menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut
dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu:

1. Probability Sampling (Random Sample)

2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)


1. PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah Teknik Sampling yang memberikan


kesempatan/peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
dapat dipilih menjadi anggota sample. Disebut juga Random
Sampling, sehingga Sampel yang diperoleh disebut Sampel Random.
Teknik semacam ini Hanya boleh digunakan Apabila setiap unit atau
anggota populasi bersifat Homogen.
Teknik Probability Sampling atau Random Sampling ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya adalah :
1) Simple Random Sampling

Adalah Cara pengambilan sample dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
Keuntungan :
• Estimator yang tidak bias,

• Pelaksanaan yang sangat mudah,

Kelemahan :

• Sampel mengumpul di satu tempat atau bahkan


• tersebar kemana – mana.
• Kesulitan membuat Sample Frame (Daftar Anggota

• Populasi)
2.) Proportionate Stratified Random Sampling

Adalah Pengambilan Sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Teknik

ini biasa dilakukan bila anggota Populasinya Heterogen.

Keuntungannya :

aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat yang membentuk dasar unit-unit yang

mengklasifikasinya, sehingga mengurangi keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing

strata dapat diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan.

Kerugiannya :

membutuhkan informasiyang akurat pada proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut

diabaikan maka kesalahan akan muncul.


3) Disproportionate Stratified Random Sampling

Adalah Pengambilan sample dari anggota populasi secara acak dan


berstrata tetapi sebagian ada yang kurang Proposional Pembagiannya.
Strategi pengambilan sample sama dengan proporsional. Perbedaanya
ialah terletak pada ukuran sample yang tidak proporsional terhadap
ukuran unit sampling karena untuk kepentingan pertimbangan analisa
dan kesesuaian.
4) Cluster Sampling / Area Sampling

Adalah Teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil


wakil dari setiap Daerah atau Wilayah geografis yang ada. Teknik ini
digunakan apabila ukuran populasinya tidak diketahui dengan pasti,
sehingga tidak memungkinkan untuk dibuatkan kerangka
samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau

terhimpun dalam klaster-klaster yang berbeda-beda.


Keuntungan

jika kluster-kluster didasarkan pada perbedaan geografis maka biaya


penelitiannya menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan populasi
dapat diestimasi.

Kelemahannya

membutuhkan kemampuan untuk membedakan masing-masing


anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang akan
menyebabkan kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan
individu-individu tertentu.
2. Non Probability Sample (Selected Sample)

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip


probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang
diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta
segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar
gambaran umum saja.
Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :
1) Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan
penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki
telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
2) Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan
lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak
berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal
memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat
kasar dan sementara saja.
3) Sampel Berjatah (Quota Sampling).

Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja,


hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan
perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara
ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi
daerah dimana penelitian akan dilakukan.
4) Saturation sampling (SEMPEL JENUH)

Teknik pengambilan sempel bila semua anggota populasi di gunakan


sebagai sampel, ini syaratnya populasi tidak banyak, atau peneliti
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan sangat kecil.
5) Snowball sampling ( sampel bola salju)

Sampel di ambil secara berantai mulai dari ukuran kecil sampai ukuran
besar. Cara ini baanyak di pakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi hanya tahu satu atau dua orang berdasarkan penilaian
biasa di jadikan sebagai sampel.

Anda mungkin juga menyukai