Anda di halaman 1dari 30

Konsep Home Care

Nursing center

OLEH :
Kelompok 6
1. Hasfiana anene 2119031
2. Asmawati yusuf 2119032
3. Fransiskawati bawole 2119033
4. Elan seftiana samai 2119034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini dikemudian hari.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3

A. Latar Belakang ....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................5
D. Manfaat ...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAAN ...............................................................................6

A. Defenisi Home Care...........................................................................6


B. Tujuan Home Care .............................................................................6
C. Prinsip Home Care .............................................................................7
D. Bentuk – Bentuk Layanan Home Care ..............................................7
E. Aspek Legal dan Etik dalam Home Care...........................................10
F. Kebijakan dalam Home Care .............................................................13
G. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care.....................................13
H. Pro dan Kontra Home Care ...............................................................14
I. Standar Praktik Pelayanan Home Care...............................................16
J. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah ( Home Care )............19
K. Standar Alat Home Care.....................................................................19
L. Pendekatan Interdisiplin dalam Pelayanan Home Care......................20
M. Konsep nursing center ……………………………………………...21
N. Pedoman penerapan nursing center……………………………........22
O. Penerapan nursing center………………………………………........23

BAB III PENUTUP ..........................................................................................24

A. Kesimpulan ....................................................................................25
B. Saran ..............................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................27


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak
anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di
rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang
mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah:
 Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,
 Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus
penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif
lama.
 Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi
kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal
karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
 Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan.

Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam sistem
pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah
dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool, England
dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan
memberikan pengobatan kepada pasien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama
terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan
lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi
yang umum ditemukan  di masyarakat.

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat


untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi
tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di
rumah.

Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi
tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di
rumah memerlukan ijin oprasional.

Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day Care atau pelayanan
rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu pendek (relatif singkat), yaitu
1 hari atau 24 jam.Menurut penelitian hampir 70% rumah sakit Indonesia menerapkan
sistem one day care. Pelayanan One Day Care menghindarkan pasien dari terjadinya infeksi
nosokomial karena pasien tidak perlu di rawat lama di rumah sakit sehingga dapat menekan
biaya yang dikeluarkan oleh pasien.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya antara lain :
1. Apa defenisi, tujuan dan prinsip dari home care?
2. Bagaimana bentuk – bentuk layanan home care?
3. Bagaiamana aspek legal dan perizinan home care?
4. Bagaimana standar praktik pelayanan homecare?
5. Apa saja standar alat home care?
6. Bagaimana pendekatan interdisiplin dalam pelayanan home care?
7. Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
8. Bagaimana pro dan kontra home care di Indonesia?
9. Bagaimana kepercayaan dan kebudayaan dalam home care?
C. Tujuan
Agar pembaca mendapatkan pengetahuan lebih dan memahami mengenai pelayanan
kesehatan di rumah ( home care )

D. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dibidang profesi
agar dapat menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai dalam home care. Pada
mahasiswa, untuk dapat menjadi sarana belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.Pada masyarakat, agar lebih memahami mengenai pelayanan kesehatan di
rumah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Home Care


Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk indiidu dan keluarga di
tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau memulihkan
kesehatan atau meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat dari ketidakmampuan dan
penyakit terminal.
Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari
pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu  individu, keluarga,
dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
mereka hadapi.
Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat kesehatan
masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari
kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat ibu
dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat medikal – bedah.
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah adala
pasien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional
(multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu pasien kembali
ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah beradasarkan kontrak
dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada tiap tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan.
B. Tujuan Home Care
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

2. Tujuan Khusus
 Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri
 Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan kesehatan
 Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah

C. Prinsip Home Care


Agar  pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan
beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.
Prinsip – prinsip tersebut diantaranya : 
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
4. Memberipelayananparipurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
5. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
6. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
7. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
8. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care.

D. Bentuk – Bentuk Layanan Home Care


1. Berdasarkan fokus masalah kesehatan
Berdasarkan jenis  masalah kesehatan yang dialami oleh pasien, pelayanan
keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu :
a. Layanan perawatan pasien sakit
Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu
di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di
rawat di rumah sakit.
b. Layanan berbasis promotif dan preventif
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan
lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik
Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit
terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hipertensi,
masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak. 
2. Berdasarkan institusi penyelenggara
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC),
antara lain:
a. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan
adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita
maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji
oleh pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan
menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
b. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak
memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan
penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan
kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian
kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri
baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan
menerima imbalan jasa baik secara langsung dari pasien maupun pembayaran melalui
pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak
berorientasi “not for profit service”
d. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumah sakit, karena
masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan
munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home
Care (HC) diatas, adalah :
 Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal
hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui
yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum
ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga
kemandirian ibu masih kurang.
 Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada pasien yang dirawat
dirumah sakit.
 Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya
yang besar
 Perlunya kesinambungan perawatan pasien dari rumah sakit ke rumah, sehingga
akan meningkatkan kepuasan pasien maupun perawat. Hasil penelitian dari
“Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di
RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung menerima
program HHC (Hospital Home Care) dengan alasan ; lebih nyaman, tidak
merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan
3. Berdasarkan pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
a. Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan
kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh
jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
b. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek
kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu
berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan
demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang
telah ditetapkan.

E. Aspek Legal dan Etik dalam Home Care


Seorang perawat dikatakan legal dalam menjalankan praktik home care apabila telah
memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat ( SIPP). Isu legal yang paling kontroversial
dalam praktik perawatan di rumah antaralain mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tinggi, seperti
pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.
2. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada pasien seperti pertanggungjawaban
terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan informasi dari
perawat.
3. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang perawatan di
rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di rumah, maka
perawat yang memberi perawatan di rumah harus menentukan apakah pelayanan akan
diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari
Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan pasien membutuhkan perawatan yang
terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya.

a. Aspek etik dalam home care


1. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak pasien
terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang bersifat rahasia.
2. Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu perawat wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang
berlaku.
Didalam praktik harus memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu seperti akses ke
layanan atau alokasi sumber daya, menajement kasus menjadi semakin pragmatis, serta
berbagai tanggapan dari masyarakat terhadap praktik mandiri.
b. Perizinan home care
Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Landasan Hukum :
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang izin dan
penyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/ 2013. Perizinan diatur SSI peraturan
yang ditetapkan pemerintah pusat maupun daerah . Perizinan yang menyangkut operasional
pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga
profesional dan non profesional diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
 Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris tentang yayasan di
badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas
Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi
b. Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Izin lingkungan
e. Izin usaha
f. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen
pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana
transportasi
g. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi pelayanan
kesehatan rumah.
3. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
4. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan kesehatan,
praktik perorangan dan/atau berkelompok
5. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan
harus memiliki SIK
6. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
7. Mendapatkan rkomendasi dari PPNI
F. Kebijakan dalam Home Care
1. Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan
berkewajiban mematuhi standar praktek
2. Perawat dalam menjalankan praktek harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan
oleh pemerintah maupun organisasi profesi.
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang
untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga. Pelayanan dalam keadaan
darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP diruang
prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktek.
Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk
kunjungan rumah. Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan
rumah harus membawa perlengkapan perawatan sesuai kebutuhan.

G. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care


Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikasi secara
alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya. Halini terkait
dengan sistem nilai dan kepercayaan yang mendasari interaksi dalam pola asuh keluarga.
Praktik mempertahankan kesehatan atau menyembuhkan anggota keluarga dari gangguan
kesehatan dapat didasarkan pada kepercayaan yang dianut.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya pasien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture
shock maupun culture imposition.Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (pasien)
sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam maupun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan
kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya
lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.

H. Pro dan Kontra Home Care


Pada saat pasien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan
keperawatan dirumah (home care nursing), maka pasien dan keluarga berharap mendapatkan
sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit. Adapun pasien
dan keluarga memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada
pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat. Dibawah
ini terdapat tentang pro dan kontra home care, yaitu :
Pro home care berpendapat :
1. Home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh
pasien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit pasien akan merasa asing dan perlu
adaptasi.
2. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus
pada satu pasien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
3. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi pasien, dimana
pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
4. Home care menjaga privacy pasien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan
hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
5. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
6. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor
kebiasaan pasien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami
perubahan pola dan perawatan pasien.
7. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan pasien.
8. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus
dalam home care.
9. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.
Kontra home care berpendapat :
1. Home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang
belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. Home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan tenaga kesehatan secara individu.
3. Pasien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-
unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
4. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
total, misalnya: pasien dengan koma.
5. Tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga
merasa bahwa semua kebutuhan pasien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
1. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :
a. Fasilitas resusitasi
b. Fasilitas defibrilator
2. Jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan
pasien dan keluarga pada perawat.

I. Standar Praktik Pelayanan Home Care


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesional. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi para
perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman efektif dan etis.
Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh Amerikan Nurse
Association(1986)yang memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan
standar  praktik.
1. Standar I (Organisasi)
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat
profesional tingkat master  yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan kesehatan
rumah dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun diorganisasi
kesehatan komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja bersama-sama, untuk
membuat rencana dan program yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelayanan
komunitas.
Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan agen yang akan
memutuskan jenis pelayan yang dibutuhkan pasiendan keluarganya di lingkungan
mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program dan
personal ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk memperbaiki
dan meningkat pelayanan yang diberikan.
2. Standar II-IV (Teori)
Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian,
intervensi, dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan, kesehatan
masyarakat, fisik, sosial dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab untuk mengkaji pasien dan kluarga pada sat kunjungan rumah
pertama kali dan kunjungan teratur berikutnya. Informasi ynga diprileh dari pasien dan
keluarga di  tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
3. Standar  V (Perencanaan)
Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. Tujuan berfokus pada unsur -unsur promosi dan pemeliharaan kesehatan,
pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi.
4. Standar VI (pelaksanaan / intervensi)
Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah, bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab membantu pasien kembali ketingkat fungsi optimal dan kesehatannya
dan menjamin pasien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam pelayanan kesehatan
rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet  dan evaluasi terhadap
Pengaturan pasien dengan diabetes.
5. Standar VII (evaluasi)
Secara bersama-sama pasien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah
melakukan penilaian terhadap status pasien dan kemajuan yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama perawat telah
menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang yang harus dicapai.

6. Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)


Perawat bertanggung jawab  untuk menyediakan system keperawatan yang
menyediakansuatu transisi  secara bertahap bag pasiendan keluarga, dari rumah sakit
kerumah. Hal ini dilakukan melalui  koordinasi dengan sumber daya lainyang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien.
7. Standar IX (kerja sama antar disiplin)
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar kerja tim
antar disiplin  ini sukses maka mereka harus bersama-sama merencanakan, menerapkan
dan melakukan  evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan.
8. Standar  X (pengembangan Profesional)
Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam
menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok, evaluasi diri
sendiri yang merupakan bagian dari tim kesehatan.
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya. Pengembangan professional adalah
suatu area pentiing karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang dengan pesat
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl dan ebutuhan
peleyanan kesehatan dirumah.
9. Standar XI (Riset)
Perawat pelayana kesehatan rumah berpartisipasi dalam berbagai kesempatan dalam
melakukan riset,walau belum pernah mempunyai pengalaman riset keperawatan terutama
dalam riset keperawatan komunitas, namun jika sumberdaya  dan faktor pendukung
dalam penelitian tersebut memadai,perawat kesehatan rumah dapat dilibatkan.
10. Standar XII (Etika)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna
membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat kilen,melakukan
promosi kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan kontrak pertama
untuk melihat sumber daya yang ada dimasyarakat. Dilema dan konflik diselesaikan
melalui suatu mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untukmencapai tujuan
tersebut perawat bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan
keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai untuk pemberian
pelayanan kesehatan.

J. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah ( Home Care )


1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan  pelayanan, dengan fungsi :
 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
 Menyusun rencana pelayanan
 Mengkoordinir akifitas tim
 Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :
 Melakukan pengkajian komprehensif
 Menyusun rencana keperawatan
 Melakukan tindakan keperawatan
 Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
 Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
 Melibatkan keluarga dalam pelayanan
 Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
 Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
 Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

K. Standar Alat Home Care


1. Alat kesehatan 2. Alat habis pakai
a) Tas/ kit a) Obat emergency
b) Pemeriksaan fisik b) Perawatan luka
c) Set perawatan luka c) Suntik/ pengambilan darah
d) Set emergency d) Set infus
e) Set pemasangan selang lambung e) NGT dengan berbagai ukuran
f) Set huknah f) Huknah
g) Set memandikan g) Kateter
h) Set pengambilan preparat h) Sarung tangan, masker
i) Set pemeriksaan lab. Sederhana
j) Set infus/ injeksi 3. Sarana lain
k)  Sterilisator a) Alat dan media pendidikan
l) Pot/ urinal kesehatan
m)Tiang infus b) Ruangan beserta
n) Tempat tidur khusus orang sakit perlengkapannya
o) Pengisap lendir c) Kendaraan
p) Perlengkapan oxigen d) Alat komunikasi
q) Kursi roda e) Dokumentasi
r) Tongkat/ tripot
s) Perlak/ alat tenun

L. Pendekatan Interdisiplin dalam Pelayanan Home Care


Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah. Tanpa kerja
sama yang efektif  tidak akan terjadi pelayana yang berkesinambungan, sehingga akan
terjadi kebingungan dan salah pengertian pada pasien dan keluarga. Proses kolaborasi di
mulai dari rumah sakit dengan rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang
mengidentifikasi akan kebutuhan pasien untuk pelayanan kesehatan rumah yang
merencanakan bersama dengan dokter untuk membuat program di rumah nanti. Peran dan
fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa faktor, faktor tersebut meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing-masing anggota tim harus
kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah adalah
dokter, Perawat, Apoteker, Ahli fisioterapi, ahli terapi wicara, ahli gizi, pekerja sosial dan
home health aide (pembantu kesehatan rumah)
1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter harus sudah
menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan kepada pasien. Rencana
perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe pelayanan dan peralatan yang
dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan
fungsional, aktivitas yang diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.
2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan tidak
langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang membutuhkan
kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk dalam direct
care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka, injeksi, pemasangan dan penggantian
kateter, dan terapi intravena. Direct care juga mencakup tindakan mengajarkan pada
pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect
care terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat. Tipe
perawatan ini terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan untuk personil
kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit.
3. Apoteker
Program Home Health Care atau yang dikenal dengan Homecare banyak di lakukan oleh
apoteker guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien. Program Homecare
adalah suatu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh apoteker dengan cara memberikan
pelayanan konsultasi, informasi dan edukasi kepada pasien langsung ke rumah pasien,
memonitoring terapi penggunaan obat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien dan kepatuhan penggunaan obatnya.
4. Ahli fisioterapi ( Physical therapist )
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan pada pasien di
rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan langsung dan tidak langsung.
Perawatan langsung meliputi: penguatan otot, pemulihan mobilitas, mengontrol
spastisitas, latihan berjalan, dan mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan
tidak langsung meliputi konsultasi dengan petugashome care lain dan berkontribusi
dalam konferensi perawatan pasien.
5. Ahli gizi
Peran ahli gizi dalam home care antara lain : melakukan pengkajian kebutuhan nutrisi,
menetapkan masalah nutrisi, menyusun rencana pemecahan masalah nutrisi,
memberikan bantuan tehnis tentang kebutuhan nutrisi, membimbing atau konseling
pada pasien dan semua anggota keluarga dalam masalah nutrisi, melakukan evaluasi
dan mendokumentasikan tindakan
6. Ahli terapi wicara ( Speech pathologist )
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien mengembangkan dan
memelihara kemampuan berbicara dan berbahasa. Speech pathologist juga bertugas
memberi konsultasi kepada keluarga agar dapat berkomunikasi dengan pasien, serta
mengatasi masalah gangguan menelan dan makan yang dialami pasien.
7. Pekerja social (Social wolker)
Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri dengan faktor
sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan mereka.
8. Pembantu kesehatan rumah( Homemaker/home health aide )
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level kemandirian
dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene. Tugas tambahan meliputi
pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga lain.
M. Konsep nursing center
1. Definisi nursing center
Nursing center merupakan pengolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian perawatan melalui pembrdayaan seluruh potensi yang ada secara
optimal. Dalam nusing center selalu di upayakan untuk memandang keperawatan
sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga nursing center memiliki karakteristik
tertentu.
2. Karakteristik nursing center
Suatu dengan batasan nursing center, maka yang menjadi cirri utama nursing
center adalah :
 Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program
pendidikan. Pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelola dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan di lakukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap langkah
pengelolaan
 Dengan keterpaduan pengelola maka akan menjadi pemberdayaan seluruh
potensi yang ada secara optimal. Untuk itu di perlakukan adanya
kesadaran, keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan
tugas pelayanan.
 Untukdapat megoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut, di
perlukan persamaan presepsi seluruh personal yang terlibat terhadap
keperawatan komunitas baik ekternal maupun internal keperawatan
komunitas.
 Secara internal keperawatan, persamaan presepsi dapat di peroleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik
dalam teori maupun praktik.
 Secara ekternal, persaman presepsi juga mutlak di perlukan dari seluruh
stake haldel yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat
melalui kolaborasi sektor.
3. Nursing center sebagai model keperawatan komunitas
Mode adalah suatu ide/gagasan yang di jelaskan dengan menggunakan symbol
dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan
terstruktur yang terdiri dari sebagai konsep yang memiliki hubugan spesifik yang
dapat di gunakan sebagai landasan dalam praktik keperawatan.
N. Pedoman penerapan nursing center
1. Tujuan nursing center
Tujuan umum nursing center adalah tercapainya masyarakat sehat dengan
indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan,pendidikan keperawatan yang
berkualitas secara efektif dan efisien. Untuk dapat mencapai tujuan umum
tersebut, maka nursing center memiliki tujuan sebagai berikut:
 Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan
evidence based
 Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya kesehatan
 Memperluas jangkaukan pelayanan kesehatan dalam menurunkan
mordibitas dan mortalitas secara peningkatan indeks pembangunan ilmu
keperawatan.
 Terselenggarannya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik
 Terselenggarannya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan
kualitas layanan, pendidikan dan pengembngan ilmu keperawatan.
 Terselenggarannya layanan informasi kesehatan masyarakat
 Meningkatakan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas
2. Kriterian nursing center yang baik
 Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan dan kebutuhan belajar
mahasiswa/peserta latihan secara terpadu
 Memberikan arahan pengkajian
 Memberikan arahan dalam analisa dan perencanaan
 Memeberikan arahan implementasi
 Memfasilitasi evaluasi
 Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini
pendidikan keperawatan komunitas)
 Reprentasi kerangka kerja penelitian untuk mengembnagkan teori maupun
praktik.
3. Peran perawat nursing center
 Member pelayanan kepada klien
 Pendidikan keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan
 Peneliti untuk pengembangan ilmu
 Praktik serta pengelola keperawatan
4. Factor pendukung dan penghambat pelaksanaan nursing center
 Factor pendukung
Yang menjadi factor pendukung utama dalam pelaksanaan nursing center
adalah :
1. Komitmen pengambilan kebijakan baik di institusi pendidikan maupun
dinas kesehatan provinsi kabupaten kota sehingga memperlancar dana,
fasilitas dan puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana
dan prasarana.
2. Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah dan
DPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait)
 Factor penghambat
Masih adanya presepsi yang keliru baik diri masyarakat luas, profesi
kesehatam lain maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi yang
relative baru.
5. Fokus intervensi nuring center
Merupakan cara atau alat untuk mencegah atau menghilalng masalah.dengan kata
lain focus intervensi merupakan pengukit yang dapat di gunakan untuk merubah
penyebab situasi kea rah hasil yang di harapkan.
6. Konsekuensi
Konsekuensi untama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan nursing center
adalah perubahan sikap dan pola piker yang sangat mendasar dimana pemikiran
tentang keperawatan yang terkotak-kotak (memisahkan antara pendidikan,
pelayanan, dan penelitian) menjadi harus berfikir system dengan melihat
keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh antara pendidikan, pelayanan dan
penelitian penegmabangan.
7. Tahap pengembangan Nursing center
Karena nursing center merupakan hal yang baru maka pengembangan nursing
center dilakukan mengukuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan
a) Intial/persiapan
Dalam tahap intial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentang
konsep nursing center kesemua pihak terkait untuk memperoleh
komitmen dan dukungan
b) Beginning\awal
Dalam tahap awal mulai didentiikasi dan dipersiapakan berbagai factor
pendukung pelaksanaan nursing center baik perangkat keras maupun
perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan,pendidikan,dan
penilitian keperawatan.
c) Working/kerja
Nursing center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan
sumber dan kebutuhan yang ada.pada tahun pertama biasanya kegiatan
difokuskan kepada pelayanan dan pendidikan.sedangkan kegiatan
penilitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan pendidikan
berlangsung.
d) Terminal
Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai
hasil tahap kerja yang telah dilakukan.evaluasi dan modifikasi dilakukan
baik terhadap perancaan maupun proses pelaksanaan hasil yang
didapat.dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak
yang terkait (pendidikan,dians kesehatan,puskesmas,pemda serta sektor
lainya.
e) Adoption
Nursing center telah berlangsung beberapa waktu yang telah di evaluasi
serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat,biasanya akan
dikembangkan di daerah lain.pada tahap ini nursing center yang
lamadapat melakukan fungsi pendampingan dan bimbingan bagi nursing
center yang baru memasuki tahap persiapan dari awal.
O. Penarapan Nursing center
1. Nursing center dipuskesmas
Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggrakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
Dari balasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggung jawab dalam
penyelenggraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat.
a. Peran minimal perawat meliputi:
1) Penemu kasus (case finder)
2) Pemveri pelayanan (care giver)
3) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
4) Coordinator dan kolaborator
5) Pemberi nasehat (counselor)
6) Panutan (rolmodel)
b. Pera ideal meliputi semua peran minimal di tambah
1) Peran sebgai manejer kasus
2) Konsultan
3) Pemodifikasi lingkungan
4) Peneliti
5) Advokat
Pempimpin/pembaharu untuk dapat melakukan kedua peran tersebut
perawat dituntut untuk mampu:
1) Melakukan pengkajian baik terhadap individu,kelompok,keluarga
maupun masyrakat
2) Mengajar klien dan menjegah terjadinya maslah kesehatan dan
memelihara serta menigkatkan status klien secara umum
3) Mengelola kasus
4) Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan
5) Mengarahkan motivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri
dalam mengatasi dan mencegah masalah kesehtatan
6) Mejadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat
7) Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ad di
masyarakat
2. Nursing center sebagai tempat praktek mandiri/berkelompok perawat
Ide penerapan nursing center sebagai model praktik mandiri muncul karena dua
alasan yang kuat yaitu:
a. Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepada
masyarakat dengan praktik keperawatan mandiri,ternyata dilapangan belum ada.
b. Disahkanya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatan yang
dilaukan oleh perawat tidak menjadi berlaku lagi
Kedua alas an tersebut membuat proyek percontohan praktik keperawatan
mandiri dalam bentuk praktik bersama (beberapa perawat bergabung disuatu
tempat praktik).pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk
menghadapi segala kendala yang ada,mengingat presepsi masyarakat luas tentang
perawat yang praktik mandiri pasti melakukan praktik pengobatan yang secara
hukumtelah dilarang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Home care merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan mempertimbangkan
aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan ekonomi secara komprehensip dengan mengutamakan
kepentingan dan kepuasan pasien yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ada
beberapa bentuk pelayanan home care di masyarakat sehingga home dapat menjadi upaya
terbaik bagi pasien – pasien penyakit kronik atau terminal untuk meningkatkan dan
mempertahankan kemampuan optimal.
Dalam pelaksanaan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti
aspek legal dan etik dalam home care, perizinan pendirian home care, kebijakan dalam home
care, dan kepercayaan dan budaya dalam home care. Hal ini di lakukan untuk menghindari
adanya saling menyalahkan dalam home care sehingga tidak ada pihak yang saling
merugikan. Sehingga pasien juga mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga
mengerti dan memahami peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam
menjalankan home care. Hal tersebut juga dapat menekan terjadinya pro dan kontra home
care di masyarakat.
Sebagai tenaga profesional, perawat harus mengerti standar pelayanan dan peran serta
fungsi perawat dalam home care sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
yang efektif dan etis kepada pasien.
Dalam home care juga diperlukan team kesehatan yang solid untuk memberikan
pelayanan yang komprehensif dan paripurna kepada pasien sehingga peningkatan kualitas
hidup pasien dapat tercapai.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca khususnya
kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya darah guna terwujudnya
pelaksanaan proses belajar yang baik. Kami menyadari Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali
sumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin, 2005. Makalah Seminar Alternatif Model Keperawatan Home Health Care. Akper

Karya Bakti Nusantara Magelang : Magelang.

Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC

Depkes. RI. 2002.  Pengembangan Model Praktik Pelayanan Mandiri Keperawatan .Jakarta :

Pusgunakes

Ainy, Nur. 2011. Makalah Keperawatan Komunitas - Home Nursing. Diakses tanggal pada
tanggal 4 September 2017

Jatiarso, Eko. 2012.Makalah Home Care.Diakses pada tanggal 4 September 2017

Elvina, Siska. 2015.Makalah Home Care. Diakses pada tanggal 4 September 2017

Marini, Hellen. 2015. Makalah Etik dan Legal Home Care.Diakses pada tangga 4 September
2017

Anda mungkin juga menyukai