Disusun Oleh :
1. Muslikah Ida M. R.
(P1337420614016)
(P1337420614032)
3. Putri Pancali H
(P1337420614033)
(P1337420614034)
Penghidung
Membau bau-bauan tertentu seperti bau-bauan darah, urine atau feses, umumnya
bau-bauan
yang
tidak
menyenangkan.Halusinasi
penghidung
sering
Pengucapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.
e.
Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
f.
Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makanan atau pembentukan urine.
g.
Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Mengapa perlu terapi aktivitas kelompok tersebut karena untuk mengatasi gangguan
pada klien jiwa sering dilakukan terapi aktivitas kelompok dalam praktek keperawatan
kesehatan jiwa karena merupakan ketrampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok
merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien
yang mengalami masalah keperawatan yang sama. Adapun tujuan dari terapi aktivitas
meliputi terapeutik meliputi menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi,
mendorong sosialisasikan dengan lingkungan, meningkatkan stimulus realitas dan respon
individu, meningkatkan rasa percaya diri. Sedangkan tujuan rehabilitaif meliputi
meningkatkan kemampuan ekspresi diri, empati, meningkatkan ketrampilan social dan
pola penyeselaikan masalah.
Fenomena yang terjadi tentang halusinasi di ruangan ini cukup banyak. Atas dasar
tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktivitas kelompok ( TAK ) klien
dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya. Jika TAK tidak dilaksanakan sesuai topic kemungkinan akan
terjadi ketidakmampuan pasien mengontrol dirinya dari halusinasi dan tidak bekerja sama
dalam jalannya TAK.
3. Tujuan
a. Tujuan umum : Klien mampu melatih konsentrasi dan menstimulasi persepsi terhadap
permainan pesan berantai dan tindakan yang dilakukan peserta.
b. Tujuan Khusus :
1) Klien mampu menyampaikan pesan berantai dan melakukan tindakan yang telah
ditentukan
2) Klien mampu berkonsentrasi terhadap rangsangan yang diberikan oleh terapis
3) Klien mampu menyampaikan pesan berantai ke klien yang lain dengan tepat
4) Klien mampu menghafal pesan berantai yang disampaikan.
4. Seleksi klien
a. Kriteria pasien
Pasien dengan halusinasi
b. Jumlah peserta TAK
8 (Delapan)
c. Nama peserta TAK
1. Ny. Zaidatun Milah
2. Ny. Ika
3. Ny. Ita
4. Ny. Teja
5. Ny. Warsiatun
6. Ny. Turni
7. Ny. Wiwik
8. Ny. Tubiyah
d. Proses seleksi klien
Berdasarkan pengamatan kajian status klien yang sudah mampu mengontrol dirinya
dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak
5.
6.
7.
8.
9. Setting tempat
Keterangan :
: Leader
: Peserta
: Co. Leader
: Fasilitator
10. Langkah kegiatan TAK
a. Persiapan
1) Memilih klien dengan indikasi, yaitu Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Menjelaskan tujuan TAK
3) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan peraturan permainan pesan berantai
2) Terapis memulai menyampaikan permainan pesan berantai kepada satu peserta
dengan cara membisikkan di dekat telinga klien
3) Peserta melakukan tindakan pesan berantai yang sudah disampaikan oleh terapis
kepada peserta selanjutnya sampai ke peserta yang terakhir.
4) Terapis menguji atau menunjuk setiap peserta untuk menyampaikan pesan
berantainya didepan semua peserta.
5) Terapis meminta peserta tepuk tangan setiap peserta menyampaikan pesan
berantai.
6) Terapis memberikan reinforcement positif pada setiap usaha yang dilakukan
peserta
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk belajar berpikir sesuai dengan peristiwa yang
dapat dipersepsikan dan melihat sesuatu yang nyata
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
Menyepakati waktu dan tempat
11. Program antisipasi
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat TAK
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan TAK
Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press.
Stuart G.W, 2006. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.
Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC.