Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN Virus HPV PENYEBAB

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang


umumnya disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV), Virus HPV (Human papilloma virus).
berasal dan tumbuh pada serviks, khususnya epitel atau lapisan luar Prosesmetaplasi
permukaan serviks . Kanker servik adalah kanker yang terjadi pada
servik uterus (Irwan, 2016).
CA SERVIKS FAKTOR PREDIPOSISI ( Faktor resiko)

Tahap awal Tahap lanjut Pembesaran massa 1. Wanita yang belum menikah, tetapi melakukan
Terapi hubungan seks.
2. Umur (hubungan pertama dilakukan pada usia dini
Nekrosis jaringan serviks Menyebar ke Penipisan sel epitel kurang dari 20 tahun).
pelvik 3. Jumlah kehamilan atau partus.
Malu 4. Jumlah perkawinan.
Rusaknya permeabilitas 5. Berganti – ganti pasangan seksual (multipatner).
Tekanan intrapelviks
pembuluh darah 6. Infeksi virus (virus herpes aimpleks dan virus
naik
Hambatan interaksi sosial papilloma virus.

Tekanan intra Perdarahan PEMERIKSAAN PENUNJANG


Nyeri Akut abdomen naik MANIFESTASI KLINIS (TANDA DAN GEJALA) 1. Sitologi dengan cara tes pap’s smear.
2. Biopsi (contoh jaringan diambil secara
1. Keputihan yang terus menerus dan bewarna kekuningan , konisasi) .
Resiko kekurangan berbau busuk.
Metabolism anaerob Suplai O2 Anemia 3. MRI / CT san abdomen atau pelvis.
volume cairan 2. Perdarahan dari jalan lahir.
turun
3. Perdarahan saan atau setelah berhubungan seks.
4. Anemia akibat perdarahan berulang.
kelelahan 5. Cepat lelah.
Resiko
Hb turun Imunitas menurun infeksi 6. Kehilangan berat badan.

PENATALAKSANAAN
Radiasi Kemoterap Pembedahan / histerektomi
i 1. PENGOBATAN
Pre Post a. Operasi.
Pre Post Pada stadium dini dilakukan tindakan mengangkat sebagian leher Rahim yang terkena kanker atau pegangkatan
Rahim.
b. Pada stadium lanjut dapat dilakukan dengan pemberian Radiadi, Kemoterapi dan terapi biologis.
Kurang Aktifitas fisik
Defisiasi Peningkatan Gastrointestin penngetahuan terbatas 2. PENCEGAHAN
pengetahuan pemanasan pada al a. Tidak berganti – ganti pasangan seksual.
epidermis kulit b. Menjaga hygiene alat kelamin dan jalan lahir agar terhindah dari infeksi.
Peningkatan Ansietas Intoleransi c. Tidak menikah di usia muda (<20tahun).
tekanan gaster aktivitas d. Rutin untuk melakukan pemeriksaan Pap’s smear 2 kali dalam setahun.
Ansietas Eritema, Pecah – e. Penggunaan kondom saat melakukan hubungan seks.
pecah dan kering
Mual dan Muntah

Kerusakan intragitas KOMPLIKASI


kulit Anoreksia 1. Komplikasi akibat pengobatan
a. Menopause dini.
b. Mual muntah akibat penggunaan obat kemoterapi.
Ketidak Seimbangan Nutrisi 2. Komplikasi kanker serviks akibat stadium lanjut.
kurang dari kebutuhan tubuh a. Rasa sakit akibat penyebaran kanker.
b. Perdarahan berlebih, bisa terjadi jika kanker menyebar hingga usus atau kandung kemih. Perdarahan bisa muncul di vagina.
c. Gagal ginjal. Karena kanker bisa menekan ureter dan bisa menyebabkan terhalangnya urin di ginjal.
Tingkat Kriteria PENGKAJIAN
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh 1. Identitas klien. 11. Neurosensori
I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri 2. Keluhan utama. 12. Pernapasan
Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak 3. Riwayat penyakit sekarang 13. Keamanan
tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah. 4. Riwayat penyakit terdahulu. 14. Seksualitas
5. Riwayat penyakit keluarga 15. Interaksi sosial
Ib Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan
6. Riwayat psikososial 16. Penyuluhan
invasi stroma melebihi Ia
7. Aktivitas dan istirahat
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding
8. Integritas ego
panggul
9. Eliminasi
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
10. Makanan dan minuman
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul. DIAGNOSA KEPERAWATAN
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi 1. Nyeri Akut.
2. Resiko Ketidakseimbangan volume cairan.
keluar panggul ketempat yang jauh
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi 4. Resiko infeksi.
IV b Telah terjadi metastasi jauh. 5. Resiko gangguan intregitas kulit.
6. Ansietas.
7. Intoleransi aktivitas

Dx. 1 Nyeri Akut Dx. 2 Resiko Ketidakseimbangan Volume cairan. Dx. 3 Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Dx. 4 Resiko Infeksi
Kebutuhan Tubuh.
Tujuan : Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri hilang kekurangan volume cairan teratasi. status nutrisi dipertahankan untuk memenuhi pasien tidak terjadi penyebaran infeksi dan dapat
atau berkurang. Kriteria Hasil : kebutuhan tubuh. menjaga diri dari infeksi .
Kriteria : a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan Kriteria hasil : Kriteria hasil :
a. pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang BB, BJ urine normal, Ht normal. a. Pasien menghabiskan makanan yang telah a. Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar
b. Tekanan darah, nadi , suhu tubuh dalam batas normal.
dengan skala nyeri 0 diberikan oleh petugas. serviks.
c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, turgor kulit baik,
b. Ekspresi wajah rileks. membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebih.
b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. b. Tanda - tanda vital dalam batas normal.
c. Tanda - tanda vital dalam batas normal. Intervensi : c. Berat badan klein normal. c. Tidak terjadi nasokomial hilang, baik dari perawat
Intervensi : a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. d. Hasil hemoglobin dalam batas normal. ke pasien, pasien.
a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, b. Monitor vital sign. Intervensi : d. keluarga, pasien ke pasien lain dan klien ke
intensitas, dan skala nyeri. c. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake a. Kaji status nutrisi pasien pengunjung.
b. Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, kalori harian. b. Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi. e. Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari
distraksi, imajinasi, message. d. Dorong masukan oral. c. Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi leukosit.
c. Awasi dan pantau TTV. e. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan. kalori, kaya protein dan tetap sesuai diit ( Rendah Intervensi :
d. Berikan posisi yang nyaman. f. Kolaborasi dengan dokter. Garam ). a. Kaji adanya infeksi disekitar area serviks.
e. Kolaborasi pemberian analgetik. g. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan. d. Pantau masukan makanan setiap hari. b. Tekankan pada pentingnya personal hygiene.
e. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering. c. Pantau tanda - tanda vital terutama suhu.
d. Berikan perawatan dengan prinsip aseptik dan
antisepik.
e. Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar
dari infeksi.
f. Koloborasi pemeberian antibiotik
Dx. 5 Resiko gangguan intregitas kulit Dx. 6 Ansietas Dx. 7 Intoleransi Aktivitas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan intoleransi
tidak terjadi kerusakan intergritas kulit. kecemasan hilang atau berkurang. aktifitas dapat teratasi.
Kriteria hasil : Kriterial hasil : Kriteria Hasil :
a. Pasien atau keluarga dapat mempertahankan a. Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang a. Mampu melakukan aktivitas sehari – hari secara
keberhasilan pengobatan tanpa mengiritasi kulit. atau berkurang. mandiri.
b. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan.
b. Pasien dan keluarga dapat mencegah terjadi b. Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman
c. Tanda – tanda vital normal.
infeksi atau trauma kulit. bagi pasien. d. Kebutuhan ADL bisa terpenuhi.
c. Pasien keluarga beserta TIM medis dapat c. Pasien tampak rileks, tampak senang karena Intervensi :
meminimalkan trauma pada area terapi radiasi. mendapat perhatian. a. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
d. Pasien, keluarga beserta tim medis dapat d. Keluarga atau orang terdekat dapat mengenai mampu dilakukan.
menghindari dan mencegah cedera dermal karena dan mengklarifikasi rasa takut. b. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai.
kulit sangat sensitif selama pengobatan dan e. Pasien mendapat informasi yang akurat, c. Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi
setelahnya. serta prognosis dan pengobatan dan klien kekurangan dalam beraktifitas.
Intervensi : mendapat dukungan dari terdekat. d. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi dan
a. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan. Intervensi : penguat.
b. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk a. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan e. Monitor respon fisik, emosi , sosial dan spiritual
dan menepuk kulit yang kering dari pada perasaannya.
menggaruk. b. Beri lingkungan terbuka dimana pasien
c. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang merasa aman untuk mendiskusikan perasaan
mendapat terapi radiasi. atau menolak untuk bicara.
d. Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan c. Pertahankan bentuk sering bicara dengan
longgar pada, biarkan pasien menghindari pasien, bicara dengan menyentuh klien.
penggunaan bra bila ini memberi tekanan d. Bantu pasien atau orang terdekat dalam
mengenali dan mengklarifikasi rasa takut.Beri
informasi akurat, konsisten mengenai prognosis,
pengobatan serta dukungan orang terdekat.

DAFTAR PUSTAKA
Andrijono. 2009. Sinopsis Knker Ginekologi. Jakarta : Pustaka Spirit.
Baughman, Diane C. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku untuk Brunner dan Suddarth. Cetakan I. Jakarta : EGC.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajarar Keperawatan Maternitas. Edisi. 4. Jakarta : EGC.
Emilia, O, dkk. 2010. Bebas Ancamman Kanker Serviks. Yogyakarta : Media Pressindo.
Faizah, SA. 2010. Waspada Kanker Serviks. Yogyakarta : Lintang Aksara.
Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menula.Edisi 1. Yogyakarta : Deepublish.
Kumalasari, I. Iwan. 2014. Kesehatan Reproduksi Untuk mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Keperawatan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Jilid 2. Yogyakarta : MediAction.

Anda mungkin juga menyukai