Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.D

DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:

RITA AFYANTI

P1337420517015

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

2019
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan dalam Laporan Joint National Committee
On Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure yang ke tujuh (JNC 7) sebagai tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg berdasarkan rata-
rata dari dua atau lebih pengukuran serta valid oleh penyedia layanan
kesehatan. Tekanan darah pada fase sistolik menunjukkan darah yang
sedang dipompa oleh jantung sedangkan fase diastolic adalah fase dimana
darah kembali ke jantung. Peningkatan tekanan darah mengakibatkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas (Triyanto, 2014).
Hipertensi mempunyai julukan “the silent killer” yang artinya
pembunuh diam-diam karena pada sebagian besar kasus tidak
menunjukkan gejala apapun hingga stoke, serangan jantung, dan berakhir
pada kematian. Selain itu juga mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit
jantung koroner, gagal jantunng, gagal ginjal, penyakit pembuluh darah
(aneurisma arteri), dan penyakit saraf (Agoes, 2010; Nurrahmi, 2012).

2. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu
primer dan sekunder. Hipertensi primer yaitu apabila tidak diketahui
penyebabnya, dimana presentasi kasusnya 90%. Terjadi karena beberapa
faktor seperti genetic, lingkungan, stress, dan diet (peningkatan konsumsi
garam dan berkurangnya asupan kalium/kalsium). Selain itu faktor yang
dapat meningkatkan resiko antara lain obesitas, merokok, alcohol, dan
polisitemia. Sedangkan pada sekunder, penyebabnya sudah diketahui
dengan pasti, dimana presentasi kasusnya sebesar 10%. Penyebab yang
pertamma adalah penyakit, seperti gagal ginjal kronik, sindroma cushing,
diabetes militus, penyakit paratiroid, dan obesitas. Selain itu juga obat-
obatan jenis prednisolon, fludrokortison, triamsinolon, obat-obatan yang
mengandung bahan cocaine, narcotil, nicotine, dan makanan yang
mengandung sodium, etanol, licorice, pemakaian obat-obatan kontrasepsi
(Setiati, 2014; Wijaya & Putri, 2013).
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Diklasifikasikan menjadi dua, tanpa gejala spesifik dan disertai
gejala yang lazim. Tanpa gejala dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah atau penentuan tekanan arteri. Swdangkan gejala yang
mudah diamati seperti sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas,
mudah lelah, mata berkunng-kunang, dan mimisan. Menurut Crowin,
beberapa gejala klinis yang muncul antara lain nyeri kepala, kadang
disertai mual dan muntah, penglihatan kabur, nokturia, dan edema (Arumi,
2011).

4. Patifisiologi Hipertensi
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada faktor cardiak
output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan
peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun. Konsumsi
sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan kardiak output.
Dalam sistim renin - angiotensien - aldosteron pada patogenesis
hipertensi, glandula supra renal juga menjadi faktor penyebab oleh
karena faktor hormon. Sistim renin mengubah angiotensin menjadi
angiotensin I kemudian angoitensin I menjadi angiotensin II oleh
Angitensi Convertion Enzym (ACE). Angiotensin II mempengaruhi
Control Nervus Sistim dan nervus perifer yang mengaktifkan sistim
simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat .
Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap
vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang
adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra
fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan
meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan kardiak output
(Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).

5. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan Non Farmakologi
1) Mempertahankan berat badan ideal
2) Kurangi asupan natrium (sodium)
3) Batasi konsumsi alcohol
4) Makan makanan mengandung kalium dan kalsium
5) Menghindari rokok
6) Penurunan stress
7) Terapi masase (pijat)
b. Penatalaksanaan Farmakologi
1) Diuretic (hidroklorotiazid)
2) Penghambat simpatetik (metildopa, klonidin, reserpin)
3) Betabloker (metoprolol, propanolol, dan atenolol)
4) Vasodilator (prasosin, hidralasin)
5) ACE Inhibitor (captopril)
6) Penghambat reseptor Angiotensin II (valsartan)
7) Antagonis kalsium (diltiasem dan verapamil)

6. Komplikasi Hipertensi
Organ- organ tubuh yang sering terserang akibat hipertensi antara
lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal, dan pecahnya pembuluh darah otak
yang beresiko terhadap stroke.

B. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Keluarga menurut Dunphy (dalam Friedman, 2010) adalah dua
atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau pengangkatan, membentuk sebuah system social kecil
yang terbuka, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi dan saling
bergantung dengan pengaruh struktur internal maupun eksternal untuk
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan sesuai peran masing-
masing.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyetakan keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan sekumpulan orang yang tinggal dalam satu atap dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi, atau kelahiran yang saling bergantung dengan tujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta social melalui pola interaksi (Achjar, 2010).

2. Karakteristik Keluarga Sehat


a. Menunjukkan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi
dalam menghadapi masalahnya secara terus-menerus.
b. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan
mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan.
c. Menghargai perasaan dan memotivasi otonomi anggotanya.
d. Mengharapkan anggota untuk bertanggungjawab, berperilaku afiliatif,
yaitu kedekatan dan kehangatan antar anggota keluarga.

3. Tipe Keluarga
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
2) The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll.
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll).
10) Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother : keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family : keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family : keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners).
6) Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family : beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
4. Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu
keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-
macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif (the affective function)
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orag dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga. Komponen yang dipenuhi oleh
anggota keluarga antara lain memelihara saling asuh (mutual
nurturance), saling mencintai, menghargai, kekuatan pertalian dan
identifikasi, serta keterpisahan dan kepaduan.
b. Fungsi sosialisasi (the socialization function)
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif dan memberikan status
pada anggota keluarga. Sosialisasi merujuk pada proses perkembangan
seseorang sebagai hasil dari interaksi social dan pembelajaran peran-
peran social. Keluarga merupakan tempat individu melakukan
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta
perilaku melalui hubungan dan interaksidalam keluarga sehingga
individu mampu berperan di masyarakat (Friedman, 2010).
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi untuk
berlangsunngnya kehidupan masyarakat serta menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi (the economic function)
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
Keluarga memerlukan sumber keuangan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti makanan, pakaian, dan perumahan.
e. Fungsi perawatan kesehatan (the health care function)
Fungsi keluarga yang memerlukan penyediaan kebutuhan fisik seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan. Keluarga
merupakan system dasar dimana perilaku sehat dan perawatan
kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan (Mubarak, 2012).

6. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval
adalah:
a. Pasangan Pemula Atau Pasangan Baru Menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui
pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada
tahapan perkembangan keluarga pemula antara lain saling memuaskan
antara pasangan, beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-
masing pihak, merencanakan dengan matang jumlah anak,
memperjelas masing-masing peran pasangan.
b. Keluarga Dengan “Child Bearing” (kelahiran anak pertama)
Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan.
Tugas keluerga pada tahapan ini antara lain : mempersiapkan biaya
persalinan, mempersiapakan mental calon oransg tua dan
mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir
tugas keluarga antara lain : memberikan ASI sebagai kebutuhan utama
bayi (minimal 6 bulan), memberikan kassih sayang, mulai
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan, pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran
anggota keluarga termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan
hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
c. Keluarga Dengan Anak Prasekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak
prasekolah diantaranya : menanamkan nilai-nilai dan norma
kehidupan, mulai menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan
kultur keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak, membantu anak
dalam bersosialisasi, dengan lingkungan sekitar, menanamkan
tanggung jawab dalam lingkup kecil, memperhatikan dan memberikan
stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.
d. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak
berusia 12 tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia
sekolah antara lain: memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat
sekolah maupun biaya sekolah, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya,
memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting
untuk mas depen anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas
dengan lingkungan sekitar.
e. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi
dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap
orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini
seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak
remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada
hubungan selanjutnya.Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain :
memberikan perhatian lebih pada anak remaja, bersama-sama
mendiskusikan tentang rencana sekolah ataupun kegiatan diluar
sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Keluarga Dengan Melepas Anak Ke Masyarakat
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan
kedua orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja, dan
berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:
mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri,
mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara
orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggalkan anak-anak.
g. Keluarga Dengan Tahapan Berdua Kembali
Tugas keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai
kehidupan baru antara lain : menjaga keintiman pasangan,
merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap menjaga komunikasi
dengan anak-anak dan cucu, mempertahankan kesehatan masing-
masing pasangan.
h. Keluarga Dengan Masa Tua
Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga
tugas keluarga pada tahapan ini adalah : saling memberikan perhatian
yang menyenangkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan
masing-masing pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada
masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang
kekal setelah kehidupan ini. (Santun & Dermawan, 2008).
C. PATHWAY KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga


(Bagi Mahasiswa Keperawatan dan Praktisi Perawat Puskesmas).
Jakarta: CV Sagung Seto.

Agoes, Azwar, Dkk. 2010. Penyakit Di Usia Tua. Jakarta: EGC.

Aini, Nur. 2016. Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M dengan
Hipertensi pada Ny. K di Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara
Kota Magelang. Magelang.

Arumi, Sekar. 2011. Menstabilkan Darah Tinggi & Darah Rendah Panduan
Hidup Sehat dengan Tekanan Darah Normal. Yogyakarta: Araska.

Friedman, Marilyn M, Dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
& Praktik, Edisi 5. Jakarta: EGC.

Setiati, Siti, Dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II. Jakarta:
Interna Publishing.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

World Health Organization. 2014. Hypertension Fact Sheet. Department of


Sustainable Development and Healthy Environtments 2014.
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 17.00 WIB di rumah
Tn. L

I. Data Umum
1. Nama kepala Keluarga : Tn.L
2. Umur :
3. Pendidikan : Sd
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Alamat : Kajoran
7. Komposisi keluarga
N Nam Umu Jenis Hubunga Agam Pendidika Pekerjaa
o a r Kelami n dengan a n n
n KK
1 Tn.L L Kepala Islam Sd Petani
keluarga
2 Ny.D P Istri Islam Sd Petani
Genogram

Keterangan

Perempuan

Laki-laki

Klien
Meninggal
Menikah
Serumah
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny. D adalah tipe keluarga pasangan suami istri
9. Suku bangsa
Kelaurga Ny. D bersuku bangsa jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa jawa. Tidak ada kepercayaan yang dianut berkaitan dengan
kesehatan atau bertentangan dengan kesehatan ketika sakit keluarga Ny. D
langsung memeriksakan ke puskesmas atau poli desa
10. Agama
Keluarga Ny. D beragama islam dan rutin dalam menjalankan ibadahnya
11. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Ny. D Rp. 1500.000,00 setiap bulan, yang diperoleh
dari hasil pertaniannnya. Penghasilan Ny. D digunakan untuk memenhi
kebutuhana shari0hari seperti makan, membayar listrik dan periksa ke
puskesmas serta membeli obat.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Sehari-hari keluarga Ny. D yaitu bertani karena pekerjaan Ny. D adalah
petani, klien berangkat pukul 7.00 WIB dan pulang jam 14.00 WIB

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga dengan usia lanjut, dengan tugas perkembangan yaitu menjaga
kesehatan, menjaga kedamaian rumah
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
Pada keluarga Ny. D tidak ada riwayat penyakit menurun seperti
hipertensi, DM atau riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Sebelmnya tidak ada anggota keluarga Ny. D yang memiliki penyakit
keturunan maupun menular. Sebelumnya Ny. D pernah di rawat di Rumah
Sakit 6 bulan yang lalu karena hipertensi tekanan darahnya mencapai
240/120 mmHg

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah yang ditempati sekarang adalah rumah pribadi dengan
luas 13h meter persegi yang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga,
kamar, dapur, dan kamar mandi. Jenis bangunan permanen dengan rumah
yang terbuat dari tembok batu yang sudah dilapisi semen dan dicat. Lantai
terbuat dari keranik, ventilasi rumah cukup, pencahayaan siang dari sinar
matahari yang masuk melalui jendela. Sampah dibakar menngunakan
tungku. Sumber air berasal dari mata air alamiyang digunakan untuk
mandi, mencuci, memasak dan air minum. Karakteristik tidak berwarna
tidak berbau, dan tidak berasa. Keadaan lingkungan rumah bersih,
penataan barang maupun perabotan cukup tertata dan rapi sehingga tidak
beresiko menimbulkan cedera pada klien.
2. Denah keluarga Ny. D

3. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga Ny. D tinggal dipemukiman yang jarak rumah dengan tetangga
dekat, hubungan sosial keluarga dengan baik, sering bekumpul jika ada
acara pengajian.
4. Mobilitas geografis keluarga
Ny. D telah tinggal menetap setelah Ny. D menikah dengan Tn. L
5. Interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny. D sering berinteraksi dengan masyarkat dengan tetangga
karena Ny. D adalah orang yang ramah dan mudah bergaul.
6. System pendukung keluarga
Keluarga Ny. D memiliki kart BPJS dan rumah klien dengan poli desa
berjarak hanya 1 Km.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Ny. D mnggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari.
Keluarga menerapkan komunikasi terbuka untuk mengatasi masalah
2. Struktur kekuatan keluarga
Didalam keluarga Ny. D anak-anak sudah menikah dan berumah tangga,
mereka sering membantu memecahkan masalah bersama. Hubungan Ny.
D dengan anak-anaknya dan cucunya terjalin dengan baik, harmonis dan
saling menyayangi.
3. Struktur peran
Tn.L sebagai suami dan kepala keluarga
Ny. D sebagai istri
4. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Ny. D selalu membiasakan untuk berbuat baik dan sopan sesuai
norma dan agama

V. Fungsi keluarga
1. fungsi afektif
Ny. D tinggal bersama suaminya, rumah salah satu anaknya dekat dengan
rumah Ny. D terkadang anak-anak yang lain sering menjenguknya
bersama cucu-cucunya
2. fungsi soisalisasi
Meskipun hanya tinggal berdua anaknya yang tinggal dekat dengan
rumahnya sering datang dan cucunya sering menginap di rumah Ny.D
3. fungsi perawatan kesehatan
Kelaurga Ny. D mengetahui bahwa Ny. D memiliki hipertensi, setiap 15
hari sekali Ny. D selalu di periksa ke puskesmas. Ketika ditanya
penyakitnya Ny. D mengatakan penyakitnya karena stress, gejalanya
pusing, nyeri tengkuk, kesemutan pada tangan, namun belum tahu
mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi, pencegahan,
pengobatan tradisional.
4. fungsi reproduksi
Ny. D memnpunyai 2 orang anak, Ny. D sekarang sudah menopause dulu
menjalani KB.
5. fungsi ekonomi
enghasilan setiap bulan diperoleh dari hasil bertani dan terkadang di
berinolah anak-anaknya.

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dihadapi
Stressor jangka pendek yaitu keluarga khawatir dengan kesehatan Ny. D
Stressor jangka panjang yaitu keluarga bersiap dalam membiayai
pengobatan Ny. D
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/masalah
Jika ada masalah Ny. D selalu menceritakan masalahnya dengan suaminya
dan anak-anaknya untuk meneyelesaikan masalah bersama, keluarga
berusaha menangani masalah kesehatan yang muncul dengan
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Ny. D selalu meneyelesaikan masalah dengan musyawarah
bersama.

VII. Harapan keluarga


Keluarga berharap perawat dapat menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga Ny. D keluarga menginginkan banyak informasi mngenai
kesehatan demi menjaga kesehatan keluarga.

VIII. Data tambahan


1. Nutrisi
Ny. D mengatakan masih sulituntuk mengurangi garam saat memasak Ny.
D menyukai makanan yang asin-asin. Ny. D juga masih menggunakan
penyedap rasa, kecap dan suka makan goring-gorengan.
2. Eliminasi
BAB dan BAK tidak mengalami gangguan, BAB 1 kali sehari, dan BAK
4-8 kali sehari.
3. Istirahat tidur
Ny. D mengatakan biasanya tidur mulai jam 21.00-5.00wib
4. Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari-hari Ny. D adalah bertani dari pukul 7.00-14.00
5. merokok
Suami Ny. D merokok.

IX. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik Ny. D Tn.L
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis
Tanda-tanda vita;
TD 170/100 mmHg 130/90 mmHg
Nadi 80 x./menit 75x/menit
RR 20x/menit 21x/menit
Suhu 36,80c
Berat badan 75 kg 70 kg
Tinggi badan 145 cm 165 cm
Kepala Kepala mesocepal, Kepala mesocepal,
tidak terdapat lka kulit tidak terdapat lka kulit
kepala bersih. kepala bersih.
Rambut Rambut bersih, Rambut bersih, rambut
panjang sepunggung, cepak, beberapa
beberapa beruban, beruban, mudah rontok
mudah rontok
Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
secret, tidak ada polip secret, tidak ada polip
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva
tak anemis, sclera tak tak anemis, sclera tak
ikterik ikterik
Mulut Mukosa bibir Lembab, Mukosa bibir Lembab,
tidak ada stomatitis tidak ada stomatitis
Telinga Simetris, bersih, tidak Simetris, bersih, tidak
ada serumen ada serumen
Leher Tidak tampak Tidak tampak
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid tyroid
Dada
Paru-paru I: simetris taka da lesi I: simetris taka da lesi
P: vocal fremitus terasa P: vocal fremitus
kanan kiri sama terasa kanan kiri sama
P: resonan P: resonan
A: vesikuler A: vesikuler

Jantung I:tidak ada lesi, ictus I:tidak ada lesi, ictus


cordis tampak cordis tampak
P: ictus cordis IC 4,5 P: ictus cordis IC 4,5
P: sonor P: sonor
A: si dan sa reguler A: si dan sa reguler
abdomen I: tidak ada lesi, datar I: tidak ada lesi, datar
tidak ada asites tidak ada asites
A: bising usus A: bising usus
12x/menit 10x/menit
P: tidak ada nyeri P: tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tekan, tidak ada
pembesaran hepar pembesaran hepar
P: Tympani P: Tympani
ekstremitas Tidak ada lsi, tidak ada Tidak ada lsi, tidak ada
edema, dapat bergerak edema, dapat bergerak
bebas bebas
Integument Warna coklat, bersih, Warna coklat, bersih,
tidak ada bercak- tidak ada bercak-
bercak, akral hangat bercak, akral hangat

B. Analisis Data
No. Data Masalah Etiologi
Ds: keluarga mengatakan Defisiensi Ketidakmampuan
penyakitnya karena stress, pengetahuan keluarga mengenal
gejalanya pusing, nyeri masalah kesehatan
tengkuk, kesemutan pada keluarga
tangan, namun belum tahu
mengenai pengertian,
penyebab, tanda gejala,
komplikasi, pencegahan,
pengobatan tradisional.
Ketika ditanya makanan
yang harus dihindari klien
hanya menjawab makanan
asin
DO: keluarga tampak
ingin mengetahui tentang
penyakit hipertensi.
Keluarga binging saat
ditanya-tanya seputar
hipertensi, klien juga
mengajukan beberapa
pertanyaan terkait
penyakit.
2. Ds: keluarga mengatakan Ketidakpatuhan Ketidakmampuan
diit hipertensi yaitu penatalaksanaan keluarga
mengurangi makanan diit hpertensi memeliharra/
yang asin tapi ketika klien memodifikasi
masak klien mengatakan lingkungan
masih menggunakan
garam yang berlebih,
penyedap rasa, kecap dan
masih suka makan
gorengan
Do: masih terdapat bahan
makanan seperti penyedap
rasa, kecap dan terdapat
gorengan di meja makan.

C. Skoring
Defisiensi pengetahuan tentang hipertensi pada Ny.D berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
No. Kriteria Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1= 1 Masalah ini adalah masalah
Scala: yang nyata/actual sehingga
Tidak/kurang sehat termasuk dalam kategori
tidak/kurang sehat
2. Kemungkinan 2/2x2=2 Masalah dapat diubah dengan
masalah mudah karena keluarga yang
Dapat diubah kurang tahu tentang hipertensi
Skala: mudah menjadi sepenuhnya tahu
dengan jelas
3. Potensial masalah 2/3x1=2/3 Masalah defisiensi
untuk dicegah pengetahuan dapat dicegah
Skala: cukup dengan penyuluhan/
pemberian informasi
kesehatan tentang hipertensi
4. Menonjolnya 1/2x1=1/2 Keluarga mengetahui sedikit
masalah tentang gejala dan penyebab
Skala: ada masalah hipertensi
tetapi tidak perlu
segera ditangani
Total score 4 1/6

Ketidakpatuhan penatalaksanaan diit hipertensi berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga memeliharra/ memodifikasi lingkungan
No. Kriteria Skoring Pembenaran
Sifat masalah 3/3 x 1= 1 Masalah ini adalah masalah
Scala: yang nyata/actual sehingga
Tidak/kurang sehat termasuk dalam kategori
tidak/kurang sehat
Kemungkinan 1/2x 2=1 Masalah dapat diubah dengan
masalah kepatuhan penatalaksanaan
Dapat diubah siit penderita hipertensi
Skala: hanya
sebagian
Potensial masalah 2/3x1=2/3 Masalah lebih lanjut dapat
untuk dicegah dicegah dengan pola hidup
Skala: cukup sehat bagi pendrita hipertensi
Menonjolnya 1/2x1=1/2 Keluarga cukup tahu
masalah mengenai diit hipertensi tetapi
Skala: ada masalah masih belum patuh
tetapi tidak perlu melakukannya.
segera ditangani
3 1/6

D. Diagnosis keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan tentang hipertensi pada Ny.D berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Ketidakpatuhan penatalaksanaan diit hipertensi berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga memeliharra/ memodifikasi lingkungan

Rencana keperawatan
Hari/ Diagnose Tujuan Tujuan Evaluasi Intervensi
tgl keperawatan umum khusus Kriteria Standar
Defisiensi Setelah Setelah Verbal Hipertensi 1. kaji
pengetahuan dilakukan dilakuka adalah tekanan tingkat
tentang tindakan n darah tinggi pengetahuan
hipertensi keperawata pendidik lebih dari klien dan
pada Ny.D n berupa an 160/95 mmHg keluarga
berhubunga penyuluhan kesehata tentang
n dengan kesehatan n selam Verbal menyebutkan 4 penyakit
Ketidakma tentang 30 menit dari 8 hipertensi
mpuan hipertensi diharapk penyebab 2. jelaskan
keluarga diharapkan an hipertensi yaitu pengertian
mengenal klien dan keluarga makanan asin, dan factor
masalah keluarga mampu gorengan, penyebab
kesehatan mengetahui menjelas merokok, 3. jelaskan
keluarga secara kan stress, kurang tanda gejala
menyeluruh kembali olahraga, yang muncul
tentang mengena factor dari
penyakit i keturunan, hipertensi
hipertensi pengertia usia, 4. jelaskan
n kegemukan cara
penyeba nonfarmakol
b, tanda- menyebutkan 4 ogi untuk
tanda dari 8 tanda menurunkan
gejala, gejala hipertensi
komplika hipertensi yaitu 5. jelaskan
si, pusing, mudah komplikasi
pencegah marah, sulit dari
an dan tidur, rasa hipertensi
pengobat berat di 6. berikan
an tengkuk, reinforcemen
hipertens kelelahan, psitif
i. mata terhadap
berkunang- klien dan
kunang, wajah keluarga
merah, mual
muntah.

Verbal Menyebutksn 3
dari 5 csrs non
farmakologi
ysitu olshraga
teratur,
mengurangi
kegemukan,
diit rendah
garam dan
lemak
menghindari
stress, tidak
merokok dan
minum
alcohol.

Verbal Menyebutkan
3 dari 4
komplikasi
dari hipertensi
yaitu penyakit
jantug, ginjal,
stroke,
gangguan
penglihatan
2 Ketidakpatu Setelah Setelah Verbal Meniyebutkan 1. beri
han dilakukan dilakuka mengenai diit informasi
penatalaksa tindakan n hipertensi yait kepada
naan diit keperawata pendidik diit rendah kelaurga
hpertensi n berupa an garam dengan mengenai
berhubunga pendidikan kesehata penggunaan diit rendah
n dengan kesehatan n selam garam ½-1 garam
Ketidakma tentang diit 30 menit sendok the. 2. jelaskan
mpuan hipertensi diharapk pada
keluarga diharapkan an Verbal Menyebutkan keluarga
memelihara/ keluarga keluarga 4 dari 8 makanan
memodifika mampu mampu makanan yang yang
si melaksanak menjelas dianjurkan dianjurkan
lingkungan an diit kan seperti beras, 3. jelaskan
hipertensi. hipertens singkong, ubi, pada
i kacang, sayur keluarga
segar, buah makanan
segar, jus buah, yang tiak di
susu kedelai, anjurkan
ikan 4. jelaskan
mengenai
Verbal Menyebutkan pentingnya
4 dari 8 kepatuha diit
makanan yang hipertensi
tidak 5. jelaskan
dianjurkan kepada
seperti garam keluarga
berlebih, ikan untuk
asin, makanan mendukung
kalengan, kepatuhan
kafein, kecap, diit
terasi, hipertensi
daging/makana 6. jelaskan
n berlemak akibat jika
tidak patuh
Verbal Pentingnya terhadap diit
kepathan diit hipertensi
hipertensi yaitu 7. berikan
agar teknan reinforcemen
darah tetap t positif pada
terkontrol keluarga

Verbal Dukungan
keluarga
sangat
berpegaruh
bagi klien
dalam
menerapkan
diit hipertensi

Verbal Akibat jika


tidak patuh
terhadap diir
hipertensi yait
tekanan darah
akan
meningkat
sehingga
rentan terjadi
komplikasi

Defisiensi Setelah Setelah Verbal Menyebutkan 1. kaji


pengetahuan dilakukan dilakuka pengertian, pemahaman
tentang tindakan n penyebab, klien dan
hipertensi keperawata pendidik tanda gejala, keluarga
pada Ny.D n berupa an komplikasi, tentang
berhubunga pendidikan kesehata pencegahan, hipertensi
n dengan kesehatan n selam dan 2.
Ketidakma tentang 30 menit pengobatan demonstrasi
mpuan hipertensi diharapk hipertensi cara
keluarga diharapkan an pembuatan
mengenal keluarga keluarga Verbal Melaksanakan obat
masalah memahami mencega demonstrasi alternative
kesehatan tentang h pembuatan hipertensi
keluarga hipertensi. kenaikan obat alternative menggunaka
tekanan hipertensi n daun
darah menggunakan seledri
dengan daun seledri 3. berikan
pembuat reinforcemen
an obat t positif pada
tradision keluarga
al
E. Implementasi keperawatan
Tgl/ Diagnose Implementasi Evaluasi paraf
hari keperawatan
Defisiensi 1. Mengkaji S: Ny. D perawat
pengetahuan tingkat mengatakan
tentang hipertensi pengetahuan hipertensi adalah
berhubungan klien dan tekanan darah
dengan keluarga tentang tinggi lebih dari
Ketidakmampuan penyakit 160/95 mmHg
keluarga hipertensi yang disebabkan
mengenal 2. Mejelaskan oleh makanan
masalah pengertian dan asin, gorengan,
kesehatan factor penyebab merokok, stress,
keluarga 3. Menjelaskan usia, kegemukan.
tanda gejala yang Ny.D
muncul dari mengatakan
hipertensi tanda gejala
4. Menjelaskan hipertensi yaitu
cara pusing, mudah
nonfarmakologi marah, sulit
untuk tidur, rasa berat
menurunkan di tengkuk, mata
hipertensi berkunang-
5. Menjelaskan kunang,.
komplikasi dari Ny D dan
hipertensi keluarga
6. Memberikan Mengatakan
reinforcemen pencegahan non
psitif terhadap farmakologi
klien dan yaitu olahraga
keluarga teratur,
mengurangi
kegemukan, diit
rendah garam
dan lemak
menghindari
stress, dan
minum alcohol.

Ny D dan
keluarga
Mengatakan
komplikasi dari
hipertensi yaitu
penyakit jantug,
ginjal, stroke,
gangguan
penglihatan

O: Ny D dan
keluarga
Mengikuti
pendidikan
kesehatan
dengan seksama,
aktif bertanya
disela-sela materi
yang
disampaikan,
mampu
menjawab
pertanyaan
dengan benar.

A: klien dan
keluarga paham
mengenai
masalah
hipertensi

P: motivasi klien
dan kleuarga
untuk memahami
kembalimateri
hipertensi yang
telah diajarkan
dan selalu
menigingatnya.
Ketidakpatuhan 1. Memberi S: Ny D perawat
penatalaksanaan informasi kepada Mengatakan
diit hpertensi kelaurga berusaha patuh
berhubungan mengenai diit dalam diit
dengan rendah garam hipertensi
Ketidakmampuan 2. Menjelaskan berusaha akan
keluarga pada keluarga mengurangi
memelihara/ makanan yang penggunaan
memodifikasi dianjurkan garam menjadi
lingkungan 3. Menjelaskan ½-1 sendok teh,
pada keluarga dan akan
makanan yang berupaya untuk
tidak di anjurkan membatasi
4.Menjelaskan penggunaan
mengenai penyedap rasa,
pentingnya kecap.
kepatuha diit Menghindari
hipertensi makanan yang
5.Menjelaskan tidak dianjurkan
kepada keluarga sperti jeroan,
untuk kambing,
mendukung makanan
kepatuhan diit kalengan, kopi,
hipertensi mengurangi
6. Menjelaskan makan gorengan
akibat jika tidak serta akan rajin
patuh terhadap mengkonsumsi
diit hipertensi buah, sayur dan
7.Memberikan rajin berolahraga.
reinforcement O: Ny D dan
positif pada keluarga
keluarga mendengarkan
engan antusias
dan aktif
bertanya
A: klien dan
keluarga sudah
tahu tentang diit
hipertensi,
makanan yang
dianjurkan dan
makanan yang
tidak dianjurkan
dan akibat jika
tidak patuh.
P: motivasi Ny D
supaya patuh
terhadap diit
hipertensi yang
perlu diterapkan
dalam kehidupan
sehari-hari
Defisiensi 1. Mengkaji S: Ny D dan Perawat
pengetahuan pemahaman klien keluarga
tentang hipertensi dan keluarga Mengatakan
berhubungan tentang sudah mengerti
dengan hipertensi bagaimana cara
Ketidakmampuan 2. pembuatan obat
keluarga Mendemonstrasi tradisional untuk
mengenal cara pembuatan menurunkan
masalah obat alternative tekanan darah
kesehatan hipertensi dari seledri
keluarga menggunakan O: Ny D dan
daun seledri keluarga sangat
3. Memberikan antusias dalam
reinforcement mengikuti
positif pada penyuluhan, ikut
keluarga berpartisipasi
dalam
pembuatan obat,
mampu
menjawab
pertanyaan
dengn benar
A:klien sudah
paham cara
pembuatan obat
tradisional untuk
menurunkan
tekanan darah
dari seledri
P: motivasi klien
untuk rutin
mengkonsumsi
seledri sesuai
anjuran dari
perawat, rutin
control tekanan
darah di faskes
terdekat.

Anda mungkin juga menyukai