Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Imobilisasi
Immobilisasi atau tirah baring adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara aktif

atau bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan

(aktivitas ). Misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai
fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya. Imobilisasi secara fisik, merupakan
pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan
komplikasi pergerakan.
B. Jenis Imobilisasi
1. Imobilisasi fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan
tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan.
2. Imobilisasi intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
keterbatasan pikir seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat
suatu penyakit
3. Imobilitas emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba
dalam menyesuaikan diri seperti keadaan stress berat dapat disebabkan
karena bedah amputasi .
4. Imobilitas social, merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan
dalam melakukan interaksi social karena keadaan penyakitnya sehingga
dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan social.
C. Pengantar Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletel
dan system saraf dalam mempertahankan keseimbangan , postur ,dan kesejajaran
tubuh selama mengangkat , membungkuk , bergerak , dan melakukan aktivitas seharihari.Pengunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera system
muskuloskeletel.
1. Kesejajaran Tubuh
Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama , dan
mengacu pada posisi sendi,tendon,ligament,dan otot selama berdiri,duduk
dan berbaring.Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
struktur musculoskeletal,mempertahankan tonus otot secara adekuat,dan
menunjang keseimbangan.

2. Keseimbagan Tubuh
Kesejajaran
tubuh

menunjang

keseimbangan

tubuh.Tanpa

keseimbangan ini,pusat gravitasi akan berubah ,menyebabkan peningkatan


gaya gravitasi,sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cidera.Keseimbangan
tubuh

dapat

ditingkatkan

dengan

postur

dan

merendahkan

pusat

gravitasi,yang dapat dicapai dengan posisi jongkok.


3. Koordinasi Gerakan Tubuh
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan
dengan gerakan benda.Jika perawat bergerak,berpindah,atau menggerakkan
klien di atas tempat tidur maka akan terjadi friksi,Perawat dapat mengurangi
friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar .Semakin besar area
permukaan suatu objek yang bergerak ,semakin besar friksi.Friksi dapat juga
dikurangi

dengan

mengangkat

bukan

mendorong

klien.Mengangkat

merupakan komponen gerakan ke atas dan mengurangi tekanan antara klien


dan tempat tidur atau kursi.Pemakaian kain sprai yang dapat ditarik mampu
mengurangi friksi karena klien lebih mudah bergerak diatas permukaan
tempat tidur.
D. Pengaturan Gerakan
1. Sistem Skeletal
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang :
panjang,pendek,pipih,dan ireguler (tidak bias beraturan).Tulang panjang membentuk
tinggi tubuh (misalnya: femur,fibula,dan tibia pada kaki).Tulang pendek ada dalam
bentuk berkelompok dan ketika dikombinasikan dengan ligament dan kartilgo,akan
menghasilkan gerakan pada ekstremitas.Dua contoh tulang pendek adalah tulang karpal
dikaki dan tulang patella di lutut.Tulang pipih mendukung struktur bentuk seperti tulang
di tengkorak dan tulangrusuk ditoraks.Tulang ireguler membentuk kolumna vertebra dan
beberapa tulang tengkorak,seperti mandibula.Skelet tempat melekaknya otot dan
ligament.Ikatan ini menyebabkan gerakan dari bagian skelet,seperti membuka dan
menutup atau meluruskan lengan atau kaki. Skelet juga melindungi organ
vital.Misalnya,tengkorak melindungi otak dan rusuk melindungi jantung dan paru.
a. Sendi
Sendi adalah hubungan diantara tulang.Ada empat klasifikasi sendi :
1. Sendi sinostostik mengacu pada ikatan tulang dengan tulang.

2. Sendi

kartilaginus

atau

sendi

sinkondrodial,memiliki

sedikit

pergerakan,tetapi elastic dan menggunakan kartilago untuk menyatukan


permukaannya.
3. Sendi fribosa

adalah

sendi

tempat

kedua

permukaan

tulang

disatukandengan ligamen atau membrane.


4. Sendi synovial adalah sendi yang dapat digerakkan bebas karena
permukaan tulang yang berdekatan dilapisi oleh kartilango artikular dan
b.

dihubungkan oleh ligamen sejajar dengan membrane synovial.


Ligamen
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat,
fleksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan
kartilago.

c. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih ,mengilat,yang
menghubungkan otot dengan tulang.
d. Kartilago
Kartilago adalah jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler,yang
terletak terutama di sendi dan toraks,trachea,laring,hidung, dan telingga.
2. Otot skeletal
Gerakan tulang dan sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi secara hatihati untuk mencapai koordinasi.Otot skelet ,karena kemampuannya untuk berkontraksi dan
berrelaksasi merupakan elemen kerja dari pergerakkan .Elemen kontraktil otot skelet dicapai
oleh strutur anatomis dan ikatanya pada skelet.Ada dua tipe kontraksi otot:isotonic dan
isometric.Pada kontraksi isotonic,peningkatan tekanan otot menyebabkan peningkatan
tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak a pemendekan atau pergerakan aktif dari otot
.Misalnya ,menganjurkan klien latihan kuadrisep.Gerakan volunteer adalah kombinasi dari
kontraksi isotonic dan isometric.Misalnya ,ketika perawat mengangkat klien diatas tempat
tidur ,berat klien menyebabkan peningkatan tegangan otot dilengan perawat sampai tegangan
tersebut sama (isometrik) dengan beban diangkat dan beban lengan bawah.Ketika
keseimbangan dicapai ,stimulasi berlanjut ke otot memendek (isotonik) dan menekuk siku
(gerakan aktif),kemudian klien terangkat dari tempat tidur.meskipun kontraksi isometric tidak
menyebabkan otot memendek,tetapi pemakaian energy meningkat.
3. Sistem saraf

Pergerakkan dan postur tubuh diatur oleh system saraf.Area motorik volunteer
utama,berada di korteks serebral,yaitu digiris prasentral atau jaringan motorik.Umumnya
serabut motorik turun dari jalur motorik dan bersilangan pada tingkat medulla.Sehingga
serabut motorik dari jalur motorik kanan mengawali gerakan volunteer untuk tubuh
bagian kiri ,dan serabut motorik dari jalur motorik kiri mengawali gerakan volunteer
untuk tubuh bagian kanan.
a. Propriosepsi
Propriosepsi adalah sensasi yang didapat melalui stimulasi dari dalam
tubuh mengenai posisi dan aktivitas otot tertentu.Propriosepsi di dalam tubuh
dipantau oleh proprioseptor,yang merupakan tempat ujung-ujung saraf di
otot,tendon,dan sendi.
b. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan
postur tubuh tetap tegak melawan gravitasi (duduk atau berdiri) untuk mengatur
seluruh ketrampilan aktivitas motorik.
E. Prinsip Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh penting bagi perwat dan klien.Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung
kesehatan dan mencegah kecacatan.
Perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan,seperti berjalan selama ronde keperawatan,memberikan
obat,mengangkat dan memindahkan klien,dan menggerakkan objek.Gaya fisik
dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakkan tubuh.Jika digunakan
dengan benar,kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat.Penggunaan
yang tidak benar dapat menggangu kemampuan perawat untuk
mengangkat,memindahkan,dan mengubah posisi klien.Perawat juga
menggabungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada
mobilisasi dan kesejajaran tubuh.
F. Pengaruh Patologis Pada Kesejajaran Tubuh Dan Mobilisasi
Banyak kondisi patologis yang mempemgaruhi kesejajaran tubuh dan
mobiliasi. Ada empat pengaruh patologis pada kesejajaran tubuh dan mobilisasi

yaitu kelainan postur,gangguan perkembangan otot ,kerusakan system saraf pusat,


dan trauma langsung pada system musculoskeletal.
1. Kelainan Postur
Kelainan postur yang didapat atau congenital mempengaruhi efisiensi
system musculoskeletal,seperti kesejajaran tubuh,keseimbangan ,dan
penampilan.Selama

pengkajian

fisik

perawat

mengobservasi

kesejajaran tubuh dan rentang gerak.Kelainan postur menggangu


kesejajaran tubuh dan mobilisasi keduanya
2. Gangguan Perkembangan Otot
Distrofi muscular adalah sekumpulan gangguan yang menyebabkan
oleh degenerasi serat otot skelet.Prevalensi penyakit otot terbanyak
pada anak ,karakteristik disterifi muscular adalah progresif,kelemahan
simetris

dari

kelompok

otot

skelet,dengan

peningkatakan

ketidakmampuan dan deformitas.


3. Kerusakan Sistem Saraf Pusat
Kerusakan komponen system saraf pusat yang mengatur pergerakkan
volunteer

mengakibatkan

gangguan

kesejajaran

tubuh

dan

mobilisasi.Jalur motorik pada serebrum dapat dirusak oleh trauma


karena cidera kepala, iskemia karena cidera serebrovaskuler(stroke),
atau infeksi bakteri karena meningitis.Gangguan motorik langsung
berhubungan dengan jumlah kerusakan pada jalur motorik.Misalnya
,sesorang yang mengalami hemoragik serebral kanan disertai nekrosis
total,mengakibatkan kerusakan jalur motorik kanan dan hemiplegia
pada tubuh bagian kiri.
4. Trauma Langsung Pada Sistem Muskuloskeletal
Trauma

langsung

pada

system

musculoskeletal

menyebabkan

memar,kontusio,salah urat dan fraktur.Fraktur adalah terputusnya


kontinuitas jarinagan tulang.Fraktur terjadi karena deformitas tulang
(misalnya: fraktopatologis karena osteoporosis,penyakit plaget dan
ostoe genesis imperfekta)
G. Dampak Fisiologis Pada Imobilisasi
Apabila ada perubahan mobilisasi,maka setiap system tubuh berisiko terjadi
gangguan.Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur
klien,kondisi,dan kesehatan.Secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang

dialami.Misalnya,perkembangan pengaruh imobilisasi lansia berpenyakit kronik


lebih cepat dibandingkan dengan klien yang lebih muda.
1. Perubahan Metabolik
Sistem endokrin , merupakan produksi hormone sekresi kelenjar,
membantu mempertahankan dan mengantur funsi vital seprti: 1.(respon
terhadap stress dan cidera) 2.(pertumbuhan dan perkembangan) 3.
(reproduksi)4.(homeostatis ion)5.(metabolisime energi). Cidera atau
sters terjadi, system endokrin memicu serangkain respon yang
bertujuan mempertahankan tekanan darah dan memelihara hidup.
Sistem endokrin penting dalam mempertahankan homeostatis ion
2. Perubahan Sistem Resopiratori
Klien pasca operasi dan imobilisasi berisiko lebih tinggi mengalami
komplikasi paru-paru.Komplikasi paru-paru yang paling umum adalah
antelektasis dan pneumonia hipostatik.Pada atelektasis,bronkeolus
menjadi tertutup oleh adanya sekresi dan kolab alveolus distal karena
udara yang diabsosbsi,sehingga menghasilkan hipoventilasi.Bronkus
utama atau beberapa bronkeolus kecil dapat terkena.Luasnya
atelektasis ditentukan oleh bagian yang tertutup.Pneumonia hipostatik
adalah peradangan paru-paru pada skibat statisnya sekresi.Atelekstatis
dan pneumonia hipostatik , kedunya sma-sama menurunkan oksigenasi
,memperlama penyembuhan ,dan menambah kenyamanan klien.
3. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler juga dipengaruhi oleh imobilisasi.Ada tiga
perubahan utama yaitu : hipotensi ortostatik,peningkatan beban kerja
jantung,dan pembentukan thrombus.
4. Hipotensi Ortostatik
Adalah penurunan tekanan darah sitolik 25 mmhg dan diastolic 10
mmhg ketika klien bagun dari posisi berbaring atau duduk keposisi
berdiri.
5. Perubahan Muskuloskeletal
Pengaruh imobilisasi pada system musculoskeletal meliputi gangguan
mobilisasi permanen keterbatasan imobilisasi mempengaruhi otot klien
melalui daya tahan. Penurunan masa otot,atrofi dan penurunan
stabilitas.Pengaruh

lain

dari

keterbatasan

mobilisasi

yng

mempengaruhi system skeletal adalah gangguan metabolism kalsium


dan gangguan mobilisasi sendi
6. Pengaruh Otot
Akibat pemecahan protein.Klien mengalami kehilangan masa tubuh
,yang membentuk sebagian otot oleh karena itu,penurunan masa otot
tidak mampu mempertahankan aktivitas tanpa peningkatan kelelahan.
7. Pengaruh Skelet
Imobilisasi menyebabkan dua perubahan terhadap skelet:gangguan
metabolism kalsium dan kelainan sendi.Karena imobilisasi berakibat
pada resorbsi tulang,sehingga jaringan tulang menjadi kurang padat
dan terjadi osteoporosis.
8. Kontraktur sendi
Adalah kondisi abnormal dan biasa ditandai oleh sendi fleksi dan
terfiksasi.Hal

ini

disebabkan

tidak

digunakanya

,atrofi

dan

pemendekan serat otot.Jika terjadi kontraktur maka sendi tidak dapat


mempertahankan rrentan gerak dengan penuh.Sayangnya kontraktur
sering menjadikan sendi pada posisi yang tidak berfungsi
9. Perubahan Sistem integument
Dekubitus terjadi akibat iskemia dn anaksia jaringan.Jarinagan yang
tertekan ,darah membelok,dan konstriksi kuat pada pembuluh darah
akibat tekanan persisten pada kulit dan sturktur dibawah kulit,sihingga
respirasi selular terganggu,dan sel menjadi mati.Dekibitus adalah salah
satu penyakit iatrogenic paling umum dala perawatan kesehatan
dimana berpengaruh terhadap populasi klien khusus lansia dan
imobilisasi.
10. Perubahan Eliminasi Urine
Eliminasi urine klien berubah adanya imobilisasi.Pada posisi tegak
lurus,urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk kedalam
ureter dan kandung kemih akibat gravitasi
11. Batu Ginjal
Adalah batu kalsium yang terletak didalam pelvis ginjal dan melewati
ureter.Klien imobilisasi berisiko terjadi pembentukan batu karena
gangguan metabolisme kalsium dan akibat hiperkalsemia
H. Pengaruh Psikologi Dari Imobilisasi
Imobilisasi
menyebabkan
respon

emosional,intelektual,sensori,dan

sosikultural.Perubahan status emosional biasa terjadi bertahap.Bagaimanpun juga


lansia lebih rentan terhadap perubahan-perubahan tersebut.Sehingga perawat
harus mengobservasi lebih dini.Perubahan emosional paling umum adalah

depresi,perubahan

perilaku,perubahan

siklus

tidur

bangun,dan

gangguan

koping.Perkembangan pertumbuhan terjadi pada:


1. Bayi
Tulang belakang bayi baru lahir berkurangnya garis antero-posterior
yang ada pada orang dewasa .Garis tulang belkang pertama kali
muncul ketika bayi memanjangkan leher pada posisi prone.Sejalan
dengan pertumbuhan dan peningkatan stabilitas,tulang belakang
torakal

menjadi

tegak,dan

garis

tulang

belakang

lumbal

muncul,sehingga memungkinkan duduk dan berdiri


2. Todler
Postur toddler agak bepunggung lentur dengan perut menonjol
3. Anak usia pra sekolah atau sekolah
Pada usia 3 tahun tubuh lebih ramping,lebih tinggi dan lebih baik
keseimbangan.Perut yang menonjol lebih berkurang
4. Anak usia pra sekolah atau sekolah
Pada usia 3 tahun tubuh lebih ramping,lebih tinggi dan lebih baik
keseimbangan.Perut yang menonjol lebih berkurang
5. Lansia
Lansia kehilangan total massa tulang progresif terjadi

pada

lansia.Beberapa kemungkina untuk penyebab kehilangan ini meliputi


aktivitas

fisik

,perubahan

hormonal

,dan

resorbsi

tulang

actual.Pengaruh kehilangan tulang adalah tulang menjadi lebih lemah :


tulang belakang lebih lunak dan tertekan ,tulang panjang kurang
resisten untuk membungkuk.
I. Upaya Pencegahan Akibat Immobilisasi
Beberapa upaya dapat dilakukan pengasuh pasien untuk mencegah timbulnya
penyakit akibat immobilisasi. Bila memungkinkan berkonsultasilah selalu dengan
dokter atau perawat.
Hal hal yang dapat dilakukan oleh pengasuh, sebagai berikut :
a.
Infeksi saluran kemih
Pada keadaan tersebut pasien harus dimotivasi untuk minum cukup banyak cairan.
b.
Sembelit
Mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, serta minum cukup
dapat membantu mencegah atau paling tidak mengurangi kemungkinan
timbulnya masalah sembelit akibat immobilisasi.
c.
Infeksi Paru
Perubahan posisi dan tepuk-tepuk dada atau punggung secara teratur dapat
membantu memindahkan sputum tersebut sehingga mudah dikeluarkan.
d.
Masalah Sirkulasi atau Aliran Darah
Diperlukan fisioterapi dan mungkin kaos kaki khusus.
e.
Luka Tekan

Untuk mencegah terjadinya luka tekan ini pasien yang mengalami immobilisasi
harus diubah- ubah posisinya ( miring kanan-kiri ) sekitar setiap dua jam.
J. Pengaturan Posisi pada Immobilisasi
Pada kasus immobilisasi ada beberapa posisi yang bisa dilakukan untuk membantu
pasien, yaitu :
a. Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau dinaikkan.. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.

b. Posisi Sims
Posisi sims adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat supositoria melalui anus.
c.

Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak.

d. Posisi Dorsal Recumbent


Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik
atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa
genitalia serta proses persalinan.
e.

Posisi Lithotomic
Posisi lithotomic adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

f.

Posisi Genu Pectoral

Posisi genu pectoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah
rectum.

Corwin, Elizabeth (2009) Buku Saku Patofisiologi. Ed 3. ( Terj. Nike Budhi Subekti).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Potter, P. A and Perry, A. G (2006). Fundamental of Nursing Consepss, Process, and
Practice. Ed. 7 (Terj. Ardina ferdika). Eds Dripa Sjabana. Jakarta : Salemba Medika.

Materi Dari Buku Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2 (POTTER dan


PERRY),pada bab 37.

Anda mungkin juga menyukai