Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA

KELUARGA TENTANG CARA TEKNIK MENYUSUI


YANG TEPAT DAN BENAR DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD KOTA TANGERANG

Diajukan sebagai Tugas Akhir Stase


Praktik Profesi Keperawatan Anak untuk
Menyelesaikan Program Studi Profesi Ners

Dosen Pembimbing :
Ns. Mursiah, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok Ruang Perinatologi
1. Dea Ananda (23030085)
2. Devia Nurdiyanti (23030091)
3. Intan Amalia Ningsih (23030166)
4. Elfiana Yusronah (23030183)
5. Muhammad Fajri (23030188)
6. Novitasari (23030190)
7. Nopela (23030212)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TANGERANG-BANTEN
TAHUN 2023-2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Pendidikan Kesehatan ini telah disetujui dan diperiksa untuk


dipertahankan dihadapan CI Akademik dan CI Lahan
Program Studi Profesi Ners
Universitas Yatsi Madani

Tangerang, 18 Desember 2023

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Wahdaniyah, S.Kep Ns. Mursiah, S.Kep., M.Kep

Mengetahui

Kaprodi Profesi Ners

Ns. Cicirosnita J. Idu, S.Kep., M.Kep

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA


KELUARGA TENTANG CARA TEKNIK MENYUSUI
YANG TEPAT DAN BENAR DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

Kelompok Ruang Perinatologi

1. Dea Ananda (23030085)


2. Devia Nurdiyanti (23030091)
3. Intan Amalia Ningsih (23030166)
4. Elfiana Yusronah (23030183)
5. Muhammad Fajri (23030188)
6. Novitasari (23030190)
7. Nopela (23030212)

Telah dipertahankan di hadapan Pembimbing

Tangerang, 18 Desember 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Ns. Wahdaniyah, S.Kep Ns. Mursiah, S.Kep., M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal pendidikan
kesehatan yang berjudul “Proposal Pendidikan Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Teknik Menyusui Yang Tepat dan Benar Di Ruang Perinatologi
RSUD Kota Tangerang”. Proposal Pendidikan Kesehatan ini dapat terselesaikan
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ns. Mursiah, S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing Akademik


2. Ns. Wahdaniyah, S.Kep selaku Pembimbing Lahan Ruang Perinatologi
3. Seluruh rekan-rekan Kelompok Ruang Perinatologi

Proses penyusunan proposal pendidikan kesehatan ini juga tidak terlepas


dari kesalahan baik dari segi isi maupun dari segi penulisan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembimbing demi kesempurnaan
proposal pendidikan kesehatan ini tersusun dengan baik dan pendidikan kesehatan
ini dapat menjadi indikasi untuk menambah pengetahuan tentang Teknik
Menyusui yang Tepat dan Benar.
Demikian kata pengantar, supaya penulis selalu berusaha untuk meningkatkan
kinerjanya terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Terima kasih.

Tangerang, 18 Desember 2023

Kelompok Ruang Perinatologi

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Kegiatan ........................................................................... 3
E. Luaran Kegiatan ............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4


A. Deskripsi Teori ............................................................................... 4
1. ASI
a. Definisi ASI ....................................................................... 4
b. Komposisi ASI .................................................................... 4
c. Volume ASI ........................................................................ 6
d. Manfaat Pemberian ASI ...................................................... 6
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produksi ASI ....................................................................... 8
f. Pemberian ASI Eksklusif .................................................... 10
g. Cara Menyusui yang Benar ................................................. 10
h. Tahap Tatalaksana Menyusui yang Benar ............................ 10
2. Prosedur dan Tata cara Memerah ASI dan Menyimpan ASI
a. Alat dan Bahan Memerah ASI ............................................. 12
b. Teknik Memerah ASI .......................................................... 14
c. Teknik Menyimpan ASI Perahan (ASIP) ............................. 15

iv
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................... 17
A. Bentuk Kegiatan ............................................................................. 17
B. Waktu dan Tempat Kegiatan .......................................................... 17
C. Peserta dan Sasaran......................................................................... 17
D. Satuan Acuan Acara (SAP) ............................................................. 17
E. Jadwal Kegiatan ............................................................................. 20
F. Rancangan Evaluasi ........................................................................ 21
G. Rencana Anggaran .......................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 23

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan, tanpa tambahan makanan lain
(kecuali obat, vitamin, dan mineral). Bayi yang tidak diberikan ASI
eksklusif, memiliki risiko kematian lebih besar karena terjadinya malnutrisi.
Salah satu tujuan dari program Sustainable Development Goals (SDG’s)
adalah mengakhiri segala bentuk malnutrisi dengan meningkatkan
persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dari
40% menjadi 50% pada tahun 2019.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan salah satu usaha dunia untuk
mempersiapkan penerus yang sehat sejak usia dini. World Health
Organization (WHO), 2020) dan United Nation Childrens Fund (UNICEF)
menyarankan kepada setiap ibu yang melahirkan untuk dapat memberikan
ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Pemberian ASI eksklusif
kepada setiap bayi dipandang dapat mencegah terjadinya infeksi dan diare
pada anak serta menghemat pengeluaran pada keluarga miskin. Terbukti
bahwa ASI eksklusif mencegah penyakit seperti diare, pneumonia yang
menyebabkan 40% dari kematian balita di Indonesia.
Profil data kesehatan Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan
pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% yang berarti hasil tersebut masih
dibawah target nasional yaitu sebesar 80%. Hasil capaian pemberian ASI
eksklusif masih rendah karena kesadaran masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI eksklusif masih relatif rendah (Kemenkes RI,
2020). Hasil penelitian Februhartanty (2019) menyatakan bahwa kegagalan
dalam pemberian ASI eksklusif karena tingkat pengetahuan ibu yang rendah
dan rendahnya pengetahuan ibu salah satu penyebabnya kurangnya
informasi dari petugas kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusif dan ibu yang sudah mengetahui pentingnya ASI eksklusif tetapi

1
2

tidak diterapkan sehingga ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif


kepada bayinya.
Menyusui merupakan suatu cara dalam memberikan makanan ideal
bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai
pengaruh biologis dan kejiwaan terhadap kesehatan ibu dan bayi. Dalam
Asi,ada tiga zat penting yang berkaitan dengan perkembangan otak dan
kecerdasan anak yaitu asam lemak decosahexaenoic acid (DHA) dan
arachinoid acid (AA),serta laktosa.DHA dan AA telah terbukti dapat
membantu meningkatkan penglihatan dan beberapa respon motorik pada
bayi dan balita.Kandungan laktosa yang merupakan golongan
karbohidrat,memproduksi zat galaktolipid yang berperan penting dalam
perkembangan saraf pusat.Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI
membantu melindungi bayi terhadap berbagai penyakit. Bayi yang
mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam
enam bulan pertama kehidupan dibandingkan anak yang tidak disusui
(Muchtadi, 2021).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siallagan & Mutiara (2013)
laporan anak dunia 2011 yaitu dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan
hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan
pertama. Sedangkan di negara industri, bayi yang tidak diberi ASI lebih
besar meninggal dari pada bayi yang diberi ASI. Pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan dihubungkan dengan penurunan kasus diare (53,0%) dan
ISPA (27,0%). Sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang
memberikan ASI.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pendidikan kesehatan ini adalah “Bagaimana
Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar?”
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan Ibu dapat memahami Teknik Menyusui yang Tepat dan
Benar.
3

b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga
mampu:
1. Menjelaskan pengertian menyusui
2. Menyebutkan tujuan menyusui
3. Menyebutkan langkah-langkah menyusui yang benar
4. Menyebutkan macam-macam posisi menyusui.

D. Manfaat Kegiatan
1. Secara Teoritis
Memberikan masukan dan meningkatkan pengetahuan di bidang ilmu
kesehatan masyarakat terutama tentang Kesehatan Ibu dan Anak
khususnya mengenai Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar.
2. Secara Praktis
a) Bagi Perawat di Ruang Perinatologi
Menambah literature sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar
b) Bagi Profesi Keperawatan
Menambah literature profesi keperawatan secara mandiri mengenai
manfaat Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar
c) Bagi Keluarga Pasien
Sebagai informasi bagi ibu pekerja tentang Teknik Menyusui yang
Tepat dan Benar.
E. Luaran Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar Di
Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Air Susu Ibu (ASI)
a. Definisi Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2019).
Menurut WHO tahun 2011 masa pemberian ASI diberikan
secara eksklusif pada 6 bulan, kemudian dianjurkan untuk tetap
diberikan setelah 6 bulan bersamaan dengan makanan pendamping
ASI sampai anak 2 tahun.
b. Komposisi Air Susu Ibu (ASI)
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini
berdasarkan stadium laktasi (Proverawati dan Rahmawati, 2020).
Komponen ASI dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Kolostrum Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara ibu pada hari pertama sampai hari keempat-
delapan setelah bayi lahir yang berbeda karakteristik fisik dan
komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300
ml/hari. Kolostrum berwarna kuning keemasan atau krem
(creamy), lebih kental dibandingkan dengan cairan susu tahap
berikutnya. Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi
protein, vitamin yang terlarut dalam lemak, mineral dan
imunoglobulin. Imunoglobulin ini merupakan antibodi dari
ibu untuk bayi yang juga berfungsi sebagai imunitas pasif
untuk bayi. Imunitas pasif akan melindungi bayi dari berbagai
bakteri dan virus yang merugikan. Kolostrum juga merupakan
pembersih usus bayi yang membersihkan mikonium sehingga

4
5

mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan
feses berwarna hitam.
2) ASI Peralihan ASI peralihan ASI yang dihasilkan setelah
kolostrum (8 – 20 hari) dimana kadar lemak, laktosa, dan
vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih
rendah, serta mengandung lebih banyak kalori daripada
kolostrum.
3) ASI Matur ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 21 hari
setelah melahirkan dengan volume bervariasi 300 – 850
ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. ASI
matur 90% nya adalah air yang diperlukan untuk memelihara
hidrasi bayi. Sedangkan 10% kandungannya adalah
karbohidrat, protein dan lemak yang diperlukan untuk
kebutuhan hidup dan perkembangan bayi. ASI matur
merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun
pertama adalah 400 – 700 ml/24 jam, tahun kedua 200 – 400
ml/24 jam, dan sesudahnya 200ml/24 jam Ada 2 tipe ASI
matur, yaitu:
a) Foremilk: jenis ini dihasilkan selama awal menyusui dan
mengandung air, vitamin-vitamin dan protein.
b) Hind-milk: jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saat
menyusui dan mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat
diperlukan untuk pertambahan berat bayi.
Kedua jenis tersebut di atas sangat dibutuhkan ketika ibu menyusui
yang akan menjamin nutrisi bayi secara adekuat yang diperlukan
sesuai tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu sebaiknya menyusui
dilakukan sampai bayi terpuaskan (kenyang), sehingga terpenuhi
semua kebutuhan gizinya. Lebih sering bayi menghisap, lebih banyak
ASI yang diproduksi. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi
6

menyebabkan produksi ASI berkurang. Mekanisme ini disebut


mekanisme supply and demand (Proverawati dan Rahmawati, 2020).
c. Volume ASI
Dalam kondisi normal, pada hari kedua setelah melahirkan
volume ASI yang keluar kira-kira 100 ml, dan jumlahnya akan
meningkat sampai kira-kira 500 ml dalam minggu kedua. Secara
normal, produksi ASI yang efektif dan terus menerus akan dicapai
pada kira-kira 10-14 hari setelah melahirkan (Muchtadi, 2021).
Sedangkan menurut Sjahmien Moehji (2019), apabila tidak ada
kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan terus bertambah
mencapai 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu
kedua. Dalam masa usia satu sampai tiga bulan, apabila ibu sehat
maka produksi ASI mencapai 600 ml sehari. Ukuran payudara
tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang dapat
diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat
kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa
kehamilan, hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. Emosi, seperti
tekanan (stres) atau kegelisahan, merupakan faktor penting yang
mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu-minggu
pertama menyusui (Muchtadi, 2021).
d. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Marmi (2019), manfaat pemberian ASI adalah sebagai
berikut:
a) Manfaat bagi bayi
1) ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi,
mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan
terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh.
2) Komposisi ASI sangat baik karena mempunyai kandungan
protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang seimbang.
7

3) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh


usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan
seperti diare atau sembelit.
4) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki
berat badan yang ideal.
5) ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi termasuk untuk kecerdasan bayi.
6) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi
gigi dari kerusakan.
7) Menyusui akan melatih daya hisap bayi dan membantu
membentuk rahang dan otot pipi yang baik.
8) ASI bermanfaat untuk perkembangan otak dan IQ bayi.
9) ASI memberikan keuntungan psikologis.
10) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
b) Manfaat Bagi Ibu
1) Aspek kesehatan ibu
 Membantu mempercepat pengembalian uterus ke
bentuk semula dan mengurangi perdarahan post partum
karena isapan bayi pada payudara akan merangsang
kelenjar hipofise untuk mengeluarkan hormon oksitosin.
Oksitosin bekerja untuk kontraksi saluran ASI pada
kelenjar air susu dan merangsang kontraksi uterus.
 Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan
secara bertahap karena pengeluaran energi untuk ASI dan
proses pembentukannya akan mempercepat kehilangan
lemak.
 Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil
kejadian karsinoma payudara dan karsinoma ovarium.
 Pemberian ASI mudah karena tersedia dalam keadaan
segar dengan suhu yang sesuai sehingga dapat diberikan
kapan dan di mana saja.
8

2) Aspek Keluarga Berencana Pemberian ASI secara eksklusif


dapat berfungsi sebagai kontrasepsi karena isapan bayi
merangsang hormon prolaktin yang menghambat terjadinya
ovulasi sehingga menunda kesuburan.
3) Aspek psikologi Menyusui memberikan rasa puas, bangga
dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya dan
memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.
4) Aspek ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif ibu tidak
perlu mengeluarkan biaya dan makanan bayi sampai
sedikitnya umur 6 bulan, dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
1. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun
jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan
berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu
diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak
akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap produksi ASI.
2. Ketentraman jiwa dan pikiran
Pembentukan dan pengeluaran air susu ibu sangat
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam
keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.
3. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengungkapkan adanya pengaruh yang kurang
baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang
9

melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin karena lebih


menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung
dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan sehat. Masalah
pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan
pertama yang diberikan justru susu buatan. Hal ini memberikan
kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan
bahwa susu sapi lebih baik dari ASI.
4. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan
progesterone
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan
menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon
estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI
bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan
oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD (Intra
Uterine Device) atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang
uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang
produksi ASI.
10

f. Pemberian ASI Ekslusif


Umumnya bayi akan menyusu antara 8-12 kali sehari atau
setiap 1-3 jam karena volume perut yang sangat kecil. Susui bayi
sesuai kehendaknya (on demand). Untuk bayi yang termasuk
kategori bayi kuning biasanya memerlukan frekuensi menyusu
yang sangat sering untuk menormalkan kembali kadar bilirubinnya
(Roesli, 2019).
g. Cara Menyusui yang Benar
Menurut Marmi (2019), cara menyusui yang benar adalah sebagai
berikut:
1. Posisi madona atau menggendong Bayi berbaring menghadap
ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah
lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk
memegang payudara jika diperlukan.
2. Posisi football atau mengepit Bayi berbaring atau punggung
melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah
dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia mungkin menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.
3. Posisi berbaring miring Ibu dan bayi berbaring miring saling
berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi
ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan
melalui pembedahan.
h. Tahap Tatalaksana Menyusui yang Benar
Menurut Marmi (2020), tahap dan tata laksana menyusui yang
benar adalah sebagai berikut:
a) Posisi badan ibu dan badan bayi
1. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
2. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3. Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
4. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah
payudara ibu
11

5. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu


6. Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu
garis dengan leher dan lengan bayi
7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
b) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
1. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting dan areola
2. Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf
C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari di bagian atas dan
jari yang lain menopang di bawah atau dengan pegangan
seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari
telunjuk dan jari tengah seperti gunting) di belakang areola
3. Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting reflek
(reflek menghisap)
4. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan lidah menjulur
ke bawah
5. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan
menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
6. Posisikan puting susu di atas bibir atas bayi dan berhadapan
dengan hidung bayi
7. Kemudian arahkan puting susu ke atas menyusuri langit-
langit mulut bayi
8. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit
yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak
(palatum molle)
9. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan
gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
10. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
12

11. Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan


hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi
bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah
dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
2. Prosedur dan Tata Cara Memerah ASI dan Menyimpan ASI
a. Alat dan Bahan Memerah ASI
Alat dan bahan yang digunakan untuk memerah asi yang
dapat digunakan ibu sebelum bekerja adalah:
1) Pompa ASI Pompa ASI terdiri dua tipe yaitu manual dan
elektrik.
 Pompa Manual
 Kelebihan
a. Bisa memompa dimana saja
b. Harga terjangkau
c. Mudah dipakai
d. Mudah dibersihkan
e. Perlengkapan pompa sedikit dan lebih simple
f. Tidak menimbulkan suara
 Kekurangan
a. Tangan terasa pegal
b. Kesulitan dalam menentukan ritme memompa.
 Pompa Elektrik
 Kelebihan
a. Membuat tangan tidak pegal saat memompa
b. Ibu bisa multitasking melakukan pekerjaan ringan lain
saat memompa.
 Kekurangan
a. Harga yang cukup mahal
b. Jika ada sparepare yang rusak harus diservice dan
cukup memakan waktu.
13

2) Wadah penyimpan ASI Wadah ASI bisa menggunakan wadah


stoples (jer) , botol kaca , botol plastik, klip atau plastik ,
collegbag
3) Coler Bag atau Ice bag Cooler Bag digunakan untuk
menyimpan stok ASIP saat bepergian atau saat di kantor. ASIP
yang disimpan dalam cooler bag biasanya tahan sampai dengan
dua belas jam. Di dalam cooler bag terdapat insulator dan Ice
Gel beku yang berfungsi untuk menjaga suhu ASIP agar tetap
dingin
4) Kulkas Kulkas digunakan untuk menyimpan wadah ASIP di
rumah. ASIP yang disimpan pada freezer kulkas satu pintu
dapat bertahan selama dua minggu
5) Media Pemberian ASIP Media pemberian ASIP ini bisa
beraneka ragam, terdiri dari botol dot, cup feeder, soft feeder,
sendok, atau pipet.Pilihlah media sesuai kemampuan bayi
sehingga asupan ASIP yang diminum bayi cukup untuk
memenuhi kebutuhannya.
6) Sterilizer digunakan untuk mensterilkan perlengkapan pompa
dan wadah ASIP, sterilizer dapat digunakan untuk mengehemat
waktu. Harga sterilizer memang cukup mahal, namun kita
dapat mensterilkan peralatan ASIP dengan cara lain yaitu
direbus di dalam panic
7) Sikat botol dan sabun cair Untuk mencuci botol yang telah
dipakai
8) Breast pad Pada awal-awal menyusui jika kita memompa
payudara sebelah kiri, maka ASI akan keluar juga dari
payudara sebelahnya maka breast pad ini digunakan untuk
mencegah ASI merembes ke baju. Breast pad terdiri dari
berbagai tipe, ada yang sekali pakai dan ada yang dapat dicuci
(washable). Jika tidak ada bisa menggunakan spu tangan bersih
atau tissue
14

9) Appron Pada awal-awal menyusui jika kita memompa


payudara sebelah kiri, maka ASI akan keluar juga dari
payudara sebelahnya maka breast pad ini digunakan untuk
mencegah ASI merembes ke baju. Breast pad terdiri dari
berbagai tipe, ada yang sekali pakai dan ada yang dapat dicuci
(washable).
b. Teknik Memerah ASI
Kegiatan memerah ASI merupakan metode yang utama dalam
mempertahankan pruduksi ASI selain menyusui banyi.
Pengetahuan terkait cara mengeluarkan ASI dari panyudara
penting untuk dipelajari oleh para ibu yang akan bekerja agar tetap
dapat memberi ASI eksklusif bagi banyinya. selain bagi ibu
bekerja, pengetahuan ini pada dasarnya penting untuk dipelajari
oleh semua ibu karena dapat bermanfaat pada kondisi-kondisi
tertentu. Misalnya saat-saat ibu dan banyinya harus terpisah selama
beberapa waktu. Proses Memerah ASI dapat dilakukan dengan
menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat, semisal pompa
ASI. Memerah dengan tangan memiliki beberapa keuntungan,
antara lain lebih mudah, murah, aman, dan praktis. Teknik
memerah terdapat 2 cara yaitu:
Cara memerah ASI dengan tangan

1) Menyiapkan Wadah ASI


2) Mensterilkan wadah ASIP
3) Mecuci tangan dengan benar
4) Mengkondisikan emosi dalam keadaan baik
15

5) Memijat sekeliling payudara secara ringan


6) Memosisikan ibu jari dan telunjuk pada tepi areola
7) Menekan ke arah dada ASI
8) Memeras ASI keluar
9) Mengulang gerakan menekan dan memeras dari semua sisi.
Cara Memerah ASI dengan Pompa

1) Cuci tangan
2) Gunakan pompa ASI yang benar, elektrik atau manual
yang berbentuk seperti piston atau suntikan karena bagian
dari pompa tersebut bisa dibersihkan
3) Pompa yang berbentuk corong atau bohlam tidak
dianjurkan karena sulit dibersihkan dan tidak bisa
disterilisasi
4) Minum air putih setelah memerah ASI
5) Masukkan ASI perah kedalam botol yang steril masukkan
dalam kulkas atau cooler bag sebelum dimasukkan ke
freezer (UNISA, 2016).
c. Teknik menyimpan ASI Perahan (ASIP)
ASIP dapat diberikan kepada bayi segera setelah diperah atau
dapat disimpan, bila ASIP akan disimpan untuk jangka waktu
lama, asip sebaiknya diletakan dalam suatu wadah penyimpanan
yang terbuat dari kaca atau gelas dan tertutup rapat, serta tidak
terkena paparan matahari secara langsung. Saat ini telah banyak
alternative wadah penyimpanan ASIP baik yang terbuat dari kaca
16

maupun dari plastik (botol/kantung) dengan ukuran dan harga yang


sangat bervariasi, namun, perlu diperhatikan petunjuk penggunaan
masing-masing wadah, yang bersifat sekali pakai sebaiknya tidak
digunakan kembali.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Bentuk Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
B. Waktu dan Tempat
1. Tempat Pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dilaksanakan
di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang
2. Lama Pelaksanaan
Lama pelaksanaan 30 menit
3. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 8 Desember 2023
Pukul : 09.00 – Selesai
C. Peserta dan Sasaran
Peserta pada Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang ini dihadiri
oleh 6 peserta dengan kriteria yang telah ditentukan.
D. Satuan Acuan Pendidikan (SAP)
A. Latar belakang
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan suatu program yang
dilakukan pemerintah sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi (Hidayantı, 2019) Pemberian ASI eksklusif
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan tumbuh kembang
dan kesehatan bayi (Eka dkk, 2019). Menyusui merupakan cara
terbaik untuk memberi nutrisi kepada bayi. World Health
Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
dimulai dari sata jam pasca lahir sampai dengan bayi berusia
minimal 6 bulan dan dapat dilanjut dengan diberikan makanan yang
bergizi sebagai pendamping ASI (WHO 2021). Pemerintah
memberian dukungan resmi untuk pemberian ASI eksklusif yaitu

17
18

dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun


2012 mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Peraturan tersebut dikeluarkan karena cakupan pemberian ASI
eksklusif masih dikatakan rendah dan angka kematian bayi cukup
tinggi (Purwanti, 2020).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan Ibu dapat memahami Teknik Menyusui yang Tepat
dan Benar.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga
mampu:
1) Menjelaskan pengertian menyusui
2) Menyebutkan tujuan menyusui
3) Menyebutkan langkah-langkah menyusui yang benar
4) Menyebutkan macam-macam posisi menyusui.
C. Waktu dan Tempat
1. Tempat Pelaksanaa
Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang
2. Lama Pelaksanaan
Lama pelaksanaan 30 menit
3. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 8 Desember 2023
Pukul : 09.00 – Selesai
4. Sasaran
Orang tua pasien atau keluarga pasien
5. Metode
Pendidikan Kesehatan Tentang Cara Pemberian ASI Ekslusif
6. Media/alat bantu
Lembar Balik dan Leaflet
19

7. Rencana Pelaksana
TERAPI WAKTU SUBJEK TERAPI
1. Pembukaan : 10 menit Menjawab salam
- Membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri, dan
mengucapkan salam kontrak waktu
- Memperkenalkan diri
- Kontrak waktu
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang
akan disampaikan pada
penyuluhan
2. Pelaksanaan : 10 menit Mendengarka dan
- Menjelaskan pengertian memperhatikan
manjemen laktasi
- Menjelaskan tujuan
manajemen laktasi
- Menjelaskan cara menyusui
yang benar
- Menjelaskan manfaat
menyusui
3. Diskusi : 5 menit Mengajukan pertanyaan
- Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab
pertanyaan
4. Evaluasi : Menjawab dan
menjelaskan pertanyaan
20

- Menayakan kepada peserta


materi yang diberikan dan
reinforcement kepada
peserta bila dapat menjawab
dan menjelaskan kembali
pertain/materi

5. Terminasi : 2 menit Mendengarkan dan


- Mengucapkan terimakasih menjawab salam
pada peserta
- Mengucapkan salam

8. Evaluasi
a. Standart
1) Kesiapan Materi
2) Kesiapan SAP
b. Kesiapan Media: Lembar Balik
c. Proses
1) Fase dimulai sesuai waktu yangtelah disepakati
2) Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
D. Jadwal Kegiatan
1. Acara Pembuka
Acara terdiri dari persiapan, dan pembukaan oleh ketua panitia
2. Acara Inti
Acara inti terdiri dari penyampaian materi, cara Pemberian Air
Susu Ibu (ASI).
21

E. Rancangan Evaluasi
a. Standart
1) Kesiapan Materi
2) Kesiapan SAP
b. Kesiapan Media: Lembar Balik dan Leaflet
c. Proses
1) Fase dimulai sesuai waktu yangtelah disepakati
2) Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
F. Rencana Anggaran
Rincian Anggaran Biaya
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Kepada Keluarga Tentang
Cara Teknik Menyusui Yang Tepat Dan Benar
Di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang
No Keterangan Vol Jumlah Harga Jumlah
Kegiatan Satuan (Rp) Harga (Rp)
PUBLIKASI KEGIATAN
1 Proposal 1 1 21.000 21.000
2 Lpj 1 1 21.000 21.000
3 Leaflet 10 1 2.000 20.000
4 Lembar Balik 1 1 11.000 11.000
KEBUTUHAN KEGIATAN
1 Sovenir 8 1 9.625 77.000
2 Konsumsi 2 1 40.000 80.000
3 Peralatan 2 1 10.000 20.000
TOTAL Rp. 114.625 Rp. 250.000
22

DAFTAR PUSTAKA
(Roesli, 2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan cara pemberian
ASI. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2), 64–71.
https://doi.org/10.36418/cerdika.v1i2.7

Marmi (2019). Cara Penyimpanan ASI, 1–21.

Andriani, W., & Zairinayati. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi


ASI Di Kedu Madang Timur. Stikes Muhammadiyah Palembang, 7(1), 1–12.

Aulia, A., Nurjazuli, N., & Darundiati, Y. H. (2021). Manfaat Pemberian ASI Di
Desa Kamal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 9(2), 166–174. https://doi.org/10.14710/jkm.v9i2.29411

Azzarrah, I. J., & Kurniawan, B. (2021). Cara menyusui yang benar. Publika, 573–
586. https://doi.org/10.26740/publika.v9n4.p573-586
23

LAMPIRAN-LAMPIRAN
24

Anda mungkin juga menyukai