Dosen Pembimbing :
Ns. Mursiah, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok Ruang Perinatologi
1. Dea Ananda (23030085)
2. Devia Nurdiyanti (23030091)
3. Intan Amalia Ningsih (23030166)
4. Elfiana Yusronah (23030183)
5. Muhammad Fajri (23030188)
6. Novitasari (23030190)
7. Nopela (23030212)
Menyetujui
Mengetahui
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal pendidikan
kesehatan yang berjudul “Proposal Pendidikan Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Teknik Menyusui Yang Tepat dan Benar Di Ruang Perinatologi
RSUD Kota Tangerang”. Proposal Pendidikan Kesehatan ini dapat terselesaikan
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................... 17
A. Bentuk Kegiatan ............................................................................. 17
B. Waktu dan Tempat Kegiatan .......................................................... 17
C. Peserta dan Sasaran......................................................................... 17
D. Satuan Acuan Acara (SAP) ............................................................. 17
E. Jadwal Kegiatan ............................................................................. 20
F. Rancangan Evaluasi ........................................................................ 21
G. Rencana Anggaran .......................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 23
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan, tanpa tambahan makanan lain
(kecuali obat, vitamin, dan mineral). Bayi yang tidak diberikan ASI
eksklusif, memiliki risiko kematian lebih besar karena terjadinya malnutrisi.
Salah satu tujuan dari program Sustainable Development Goals (SDG’s)
adalah mengakhiri segala bentuk malnutrisi dengan meningkatkan
persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dari
40% menjadi 50% pada tahun 2019.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan salah satu usaha dunia untuk
mempersiapkan penerus yang sehat sejak usia dini. World Health
Organization (WHO), 2020) dan United Nation Childrens Fund (UNICEF)
menyarankan kepada setiap ibu yang melahirkan untuk dapat memberikan
ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Pemberian ASI eksklusif
kepada setiap bayi dipandang dapat mencegah terjadinya infeksi dan diare
pada anak serta menghemat pengeluaran pada keluarga miskin. Terbukti
bahwa ASI eksklusif mencegah penyakit seperti diare, pneumonia yang
menyebabkan 40% dari kematian balita di Indonesia.
Profil data kesehatan Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan
pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% yang berarti hasil tersebut masih
dibawah target nasional yaitu sebesar 80%. Hasil capaian pemberian ASI
eksklusif masih rendah karena kesadaran masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI eksklusif masih relatif rendah (Kemenkes RI,
2020). Hasil penelitian Februhartanty (2019) menyatakan bahwa kegagalan
dalam pemberian ASI eksklusif karena tingkat pengetahuan ibu yang rendah
dan rendahnya pengetahuan ibu salah satu penyebabnya kurangnya
informasi dari petugas kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusif dan ibu yang sudah mengetahui pentingnya ASI eksklusif tetapi
1
2
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga
mampu:
1. Menjelaskan pengertian menyusui
2. Menyebutkan tujuan menyusui
3. Menyebutkan langkah-langkah menyusui yang benar
4. Menyebutkan macam-macam posisi menyusui.
D. Manfaat Kegiatan
1. Secara Teoritis
Memberikan masukan dan meningkatkan pengetahuan di bidang ilmu
kesehatan masyarakat terutama tentang Kesehatan Ibu dan Anak
khususnya mengenai Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar.
2. Secara Praktis
a) Bagi Perawat di Ruang Perinatologi
Menambah literature sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar
b) Bagi Profesi Keperawatan
Menambah literature profesi keperawatan secara mandiri mengenai
manfaat Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar
c) Bagi Keluarga Pasien
Sebagai informasi bagi ibu pekerja tentang Teknik Menyusui yang
Tepat dan Benar.
E. Luaran Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui yang Tepat dan Benar Di
Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Air Susu Ibu (ASI)
a. Definisi Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2019).
Menurut WHO tahun 2011 masa pemberian ASI diberikan
secara eksklusif pada 6 bulan, kemudian dianjurkan untuk tetap
diberikan setelah 6 bulan bersamaan dengan makanan pendamping
ASI sampai anak 2 tahun.
b. Komposisi Air Susu Ibu (ASI)
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini
berdasarkan stadium laktasi (Proverawati dan Rahmawati, 2020).
Komponen ASI dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Kolostrum Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara ibu pada hari pertama sampai hari keempat-
delapan setelah bayi lahir yang berbeda karakteristik fisik dan
komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300
ml/hari. Kolostrum berwarna kuning keemasan atau krem
(creamy), lebih kental dibandingkan dengan cairan susu tahap
berikutnya. Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi
protein, vitamin yang terlarut dalam lemak, mineral dan
imunoglobulin. Imunoglobulin ini merupakan antibodi dari
ibu untuk bayi yang juga berfungsi sebagai imunitas pasif
untuk bayi. Imunitas pasif akan melindungi bayi dari berbagai
bakteri dan virus yang merugikan. Kolostrum juga merupakan
pembersih usus bayi yang membersihkan mikonium sehingga
4
5
mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan
feses berwarna hitam.
2) ASI Peralihan ASI peralihan ASI yang dihasilkan setelah
kolostrum (8 – 20 hari) dimana kadar lemak, laktosa, dan
vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih
rendah, serta mengandung lebih banyak kalori daripada
kolostrum.
3) ASI Matur ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 21 hari
setelah melahirkan dengan volume bervariasi 300 – 850
ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. ASI
matur 90% nya adalah air yang diperlukan untuk memelihara
hidrasi bayi. Sedangkan 10% kandungannya adalah
karbohidrat, protein dan lemak yang diperlukan untuk
kebutuhan hidup dan perkembangan bayi. ASI matur
merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun
pertama adalah 400 – 700 ml/24 jam, tahun kedua 200 – 400
ml/24 jam, dan sesudahnya 200ml/24 jam Ada 2 tipe ASI
matur, yaitu:
a) Foremilk: jenis ini dihasilkan selama awal menyusui dan
mengandung air, vitamin-vitamin dan protein.
b) Hind-milk: jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saat
menyusui dan mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat
diperlukan untuk pertambahan berat bayi.
Kedua jenis tersebut di atas sangat dibutuhkan ketika ibu menyusui
yang akan menjamin nutrisi bayi secara adekuat yang diperlukan
sesuai tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu sebaiknya menyusui
dilakukan sampai bayi terpuaskan (kenyang), sehingga terpenuhi
semua kebutuhan gizinya. Lebih sering bayi menghisap, lebih banyak
ASI yang diproduksi. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi
6
1) Cuci tangan
2) Gunakan pompa ASI yang benar, elektrik atau manual
yang berbentuk seperti piston atau suntikan karena bagian
dari pompa tersebut bisa dibersihkan
3) Pompa yang berbentuk corong atau bohlam tidak
dianjurkan karena sulit dibersihkan dan tidak bisa
disterilisasi
4) Minum air putih setelah memerah ASI
5) Masukkan ASI perah kedalam botol yang steril masukkan
dalam kulkas atau cooler bag sebelum dimasukkan ke
freezer (UNISA, 2016).
c. Teknik menyimpan ASI Perahan (ASIP)
ASIP dapat diberikan kepada bayi segera setelah diperah atau
dapat disimpan, bila ASIP akan disimpan untuk jangka waktu
lama, asip sebaiknya diletakan dalam suatu wadah penyimpanan
yang terbuat dari kaca atau gelas dan tertutup rapat, serta tidak
terkena paparan matahari secara langsung. Saat ini telah banyak
alternative wadah penyimpanan ASIP baik yang terbuat dari kaca
16
A. Bentuk Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
B. Waktu dan Tempat
1. Tempat Pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dilaksanakan
di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang
2. Lama Pelaksanaan
Lama pelaksanaan 30 menit
3. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 8 Desember 2023
Pukul : 09.00 – Selesai
C. Peserta dan Sasaran
Peserta pada Pendidikan Kesehatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang ini dihadiri
oleh 6 peserta dengan kriteria yang telah ditentukan.
D. Satuan Acuan Pendidikan (SAP)
A. Latar belakang
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan suatu program yang
dilakukan pemerintah sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi (Hidayantı, 2019) Pemberian ASI eksklusif
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan tumbuh kembang
dan kesehatan bayi (Eka dkk, 2019). Menyusui merupakan cara
terbaik untuk memberi nutrisi kepada bayi. World Health
Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
dimulai dari sata jam pasca lahir sampai dengan bayi berusia
minimal 6 bulan dan dapat dilanjut dengan diberikan makanan yang
bergizi sebagai pendamping ASI (WHO 2021). Pemerintah
memberian dukungan resmi untuk pemberian ASI eksklusif yaitu
17
18
7. Rencana Pelaksana
TERAPI WAKTU SUBJEK TERAPI
1. Pembukaan : 10 menit Menjawab salam
- Membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri, dan
mengucapkan salam kontrak waktu
- Memperkenalkan diri
- Kontrak waktu
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang
akan disampaikan pada
penyuluhan
2. Pelaksanaan : 10 menit Mendengarka dan
- Menjelaskan pengertian memperhatikan
manjemen laktasi
- Menjelaskan tujuan
manajemen laktasi
- Menjelaskan cara menyusui
yang benar
- Menjelaskan manfaat
menyusui
3. Diskusi : 5 menit Mengajukan pertanyaan
- Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab
pertanyaan
4. Evaluasi : Menjawab dan
menjelaskan pertanyaan
20
8. Evaluasi
a. Standart
1) Kesiapan Materi
2) Kesiapan SAP
b. Kesiapan Media: Lembar Balik
c. Proses
1) Fase dimulai sesuai waktu yangtelah disepakati
2) Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
D. Jadwal Kegiatan
1. Acara Pembuka
Acara terdiri dari persiapan, dan pembukaan oleh ketua panitia
2. Acara Inti
Acara inti terdiri dari penyampaian materi, cara Pemberian Air
Susu Ibu (ASI).
21
E. Rancangan Evaluasi
a. Standart
1) Kesiapan Materi
2) Kesiapan SAP
b. Kesiapan Media: Lembar Balik dan Leaflet
c. Proses
1) Fase dimulai sesuai waktu yangtelah disepakati
2) Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
F. Rencana Anggaran
Rincian Anggaran Biaya
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Kepada Keluarga Tentang
Cara Teknik Menyusui Yang Tepat Dan Benar
Di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tangerang
No Keterangan Vol Jumlah Harga Jumlah
Kegiatan Satuan (Rp) Harga (Rp)
PUBLIKASI KEGIATAN
1 Proposal 1 1 21.000 21.000
2 Lpj 1 1 21.000 21.000
3 Leaflet 10 1 2.000 20.000
4 Lembar Balik 1 1 11.000 11.000
KEBUTUHAN KEGIATAN
1 Sovenir 8 1 9.625 77.000
2 Konsumsi 2 1 40.000 80.000
3 Peralatan 2 1 10.000 20.000
TOTAL Rp. 114.625 Rp. 250.000
22
DAFTAR PUSTAKA
(Roesli, 2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan cara pemberian
ASI. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2), 64–71.
https://doi.org/10.36418/cerdika.v1i2.7
Aulia, A., Nurjazuli, N., & Darundiati, Y. H. (2021). Manfaat Pemberian ASI Di
Desa Kamal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 9(2), 166–174. https://doi.org/10.14710/jkm.v9i2.29411
Azzarrah, I. J., & Kurniawan, B. (2021). Cara menyusui yang benar. Publika, 573–
586. https://doi.org/10.26740/publika.v9n4.p573-586
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
24