Oleh:
RAHMI
P07124322020
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2023
i
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
DALAM KONTEKS CONTINUITY OF CARE (COC) DAN
KOMPLEMENTER
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “SR” UMUR 27
TAHUN MULTIGRAVIDA DARI UMUR KEHAMILAN
17 MINGGU SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS
Studi Kasus Dilaksanakan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah Puskesmas Kuta Selatan
Oleh:
RAHMI
P07124322020
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2023
ii
LEMBAR PERSEJUTUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “SR” UMUR 27 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI UMUR KEHAMILAN 17 MINGGU
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS
Diajukan oleh:
RAHMI
P07124322020
Pembimbing Utama
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
Diajukan oleh:
RAHMI
P07124322020
TIM PENGUJI:
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
Countinuity of care is one of the efforts that can be done to suppress the
occurrence of maternal mortality rate and infant mortality rate. The purpose of
this case study is to find out the results of the application of midwifery care to
mother "SR" 27 years old Multigravida from 17 weeks pregnancy to 42 days
postpartum. The method of determining the case used is interview, examination
and documentation. The midwifery care was provided from October 2022 to
March 2022. During this pregnancy mother “SR” received antenatal care
according to the minimum service standard of 10T as well as receive
complementary prenatal yoga and brain booster. Mother have birth with vaginal
delivery without any complication by receiving 60 steps of normal delivery care
with complementary back massage and breath relaxation. The baby was born
spontaneously, immediately cried, active movement, skin redness and get normal
birth weight. The baby received standard care for neonatal services as well as
complementary care of baby massage. The growth and development of the baby is
within physiological limits. During the postpartum, process of involution, lochea
expenditure, lactation and maternal psychology were within normal limits by
receiving standard of care four time postpartum visits and complementary care of
oxytocin massage and body massage. Providing midwifery care according to
standards is very important to prevent complications and early detection of
complications.
v
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “SR” UMUR 27
TAHUN MULTIGRAVIDA DARI UMUR KEHAMILAN 17
MINGGU SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS
ABSTRAK
Continuity of care adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan
terjadinya angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Tujuan dari studi kasus
ini untuk mengetahui hasil dari penerapan asuhan kebidanan pada ibu “SR” umur
27 tahun Multigravida dari umur kehamilan 17 minggu sampai 42 hari masa nifas.
Metode penentuan kasus yang digunakan adalah wawancara, pemeriksaan dan
dokumentasi. Asuhan diberikan dari bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023.
Selama kehamilan ini ibu “SR” mendapatkan asuhan antenatal sesuai dengan
standar pelayanan minimal 10T serta mendapatkan asuhan komplementer prenatal
yoga dan brain booster. Ibu bersalin secara pervaginam tanpa ada penyulit dan
komplikasi dengan mendapatkan 60 langkah asuhan persalinan normal serta
asuhan komplementer pijat punggung dan relaksasi napas. Bayi lahir spontan,
segera menangis, gerak aktif, kulit kemerahan dan berat badan lahir normal. Bayi
mendapatkan asuhan standar pelayanan neonatus serta asuhan komplementer pijat
bayi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas fisiologis. Selama masa
nifas proses involusi, pengeluaran lochea, laktasi dan psikologis ibu dalam batas
normal dengan mendapatkan asuhan standar kunjungan masa nifas sebanyak
empat kali dan asuhan komplementer pijat oksitosin serta body massage.
Memberikan asuhan kebidanan sesuai standar sangat penting untuk mencegah
komplikasi serta mendeteksi dini adanya penyulit dan komplikasi.
vi
RINGKASAN PENULISAN
Oleh: Rahmi
7
kerja Puskesmas Kuta Selatan. Ibu ”SR” merupakan ibu hamil yang sangat
kooperaktif serta memiliki antusias tinggi dalam mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan kehamilan sampai masa nifas. Kondisi kehamilan ibu “SR” saat
ini dalam keadaan fisiologis dengan skor Poedji Rochjati 2 dan dapat mengarah ke
kondisi patologis jika tidak ditata laksana dengan baik, sehingga perlu diberikan
asuhan kebidanan secara Continuity of Care. Informed Consent telah dilakukan
dan ibu beserta suami bersedia untuk diberikan asuhan kebidanan. Metode
penentuan kasus yang digunakan adalah wawancara, pemeriksaan dan
dokumentasi. Data yang diambil berupa data primer yang didapatkan dari
wawancara dan data sekunder dari pemeriksaan dan dokumentasi.
Asuhan kehamilan yang diperoleh ibu sudah sesuai dengan standar
pelayanan minimal yaitu memenuhi kriteria 10T. Selama masa kehamilan ibu
“SR” secara rutin dan teratur memeriksakan kehamilannya di dokter spesialis
kandungan dan di puskesmas. Ibu melakukan pemeriksaan laboratorium sebanyak
dua kali yaitu pada trimester pertama dan trimester ketiga. Ibu juga mendapatkan
asuhan kebidanan komplementer pada kehamilan yaitu prenatal yoga dan brain
booster.
Asuhan kebidanan persalinan pada ibu “SR” berjalan dengan normal tanpa
disertai penyulit dan komplikasi. Asuhan yang diperoleh sudah sesuai dengan
standar asuhan 60 langkah asuhan persalinan normal. Persalinan kala I ibu
berlangsung selama 12 jam yang dihitung dari awal kontraksi sampai tanda-tanda
gejala persalinan kala II. Persalinan kala II ibu berlangsung 30 menit, bayi lahir
spontan segera menangis, gerak aktif dan warna kulit kemerahan dengan jenis
kelamin perempuan. Persalinan kala III ibu berlangsung selama 10 menit.
Persalinan kala IV ibu dilakukan pemantauan selama dua jam yaitu setiap 15
menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua dengan
hasil dalam batas normal. Selama masa persalinan ibu memperoleh asuhan
kebidanan komplementer pijat punggung dan teknik relaksasi.
Asuhan kebidanan masa nifas yang diberikan pada ibu “SR” sudah sesuai
standar kunjungan masa nifas yaitu KF1, KF2, KF3 dan KF4. Proses involusi,
lochea, laktasi dan perubahan psikologis ibu sampai 42 hari dalam batas normal.
Asuhan kebidanan komplementer yang diberikan yaitu pijat oksitosin dan body
massage. Ibu sudah menggunakan metode KB suntik 3 bulan saat 42 hari masa
nifas
8
dan telah melakukan konseling serta melakukan pemilihan dengan alat bantu
KLOP KB.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi ibu “SR” selama neonatus
sampai bayi 42 hari sudah sesuai standar. Proses IMD dilakukan segera saat bayi
baru lahir dan diberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal. Kunjungan
neonatus dilakukan sesuai standar pelayanan neonatus yaitu KN1, KN2 dan KN3.
Bayi diberikan ASI dan berencana diberikan secara eksklusif. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi berjalan secara fisiologis.
Penulis memberikan asuhan pada Ibu “SR” dari masa kehamilan, proses
persalinan, masa nifas dan bayi Ibu “SR” sampai 42 hari dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai standar, da disarankan segala
asuhan yang diberikan dapat dilanjutkan untuk diterapkan oleh ibu dan keluarga
sehingga dapat menciptakan kehidupan yang sehat baik bagi ibu, bayi dan
keluarga.
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, laporan studi kasus ini yang berujudul “Asuhan
Kebidanan pada Ibu ‘SR’ Umur 27 Tahun Multigravida dari Umur
Kehamilan 17 Minggu sampai 42 hari Masa Nifas” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan studi kasus ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah Praktik Kebidanan Komunitas dalam Konteks
Continuity of Care (COC) dan Komplementer pada program studi Profesi Bidan.
Dalam laporan studi kasus ini penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Namun berkat
banyak pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah memberikan semangat, menambah
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang sangat berarti bagi penulis dalam
menyelesaikan laporan studi kasus ini.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghormatan kepada:
1. Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M.Biomed selaku Direktur Politeknik
Kesehatan
Kemenkes Denpasar.
2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
3. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
4. Ni Made Dwi Purnamayanti, S.Si.T.,M.Keb selaku Pembimbing Utama yang
telah banyak membimbing dalam penyusunan laporan studi kasus ini.
5. Seluruh staf di jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
yang telah membantu dalam pengurusan administrasi pelaksanaan studi
kasus.
6. Seluruh staf di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan yang telah
memberikan izin dan membantu memberikan informasi dalam pengasuhan
klien.
7. Ibu “SR” dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden dalam
studi kasus ini.
1
0
8. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan dan
motivasi.
9. Semua teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan serta
saran dalam menyelesaikan laporan studi kasus ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan studi
kasus ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkannya.
penulis
1
1
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Rahmi
P07124322020
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
hidup seorang wanita, namun bukan tanpa risiko. Upaya untuk mengatasi
dari masa kehamilan sampai 42 hari masa nifas. Hal ini dikarenakan pada
pelayanan kesehatan yang berkualitas dari masa sebelum hamil, masa hamil,
secara global diperkirakan 211 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka
31 per 1000 KH menjadi 18 per 1000 KH. Periode tahun 2016-2030 WHO
1
memiliki agenda pembangunan kesehatan yang berkesinambungan yaitu
Angka Kematian Bayi (AKB) di bawah 25 per 1000 KH (WHO, 2020). Dan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2020) terlihat bahwa AKI
mengalami peningkatan dari tahun 2019 menjadi 67,6 per 100.000 KH dan
1
6
tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 83,8 per 100.000 KH sedangkan
AKB dari tahun 2019-2020 berada di angka 5 per 1000 KH. Peningkatan AKI
pada tahun 2020 juga terjadi di kota Denpasar menjadi 49 per 100.000 KH
dibandingkan pada tahun 2019 dengan jumlah kejadian AKI sebesar 12 per
100.000 KH. Pandemi Covid-19 yang terjadi selama tahun 2020 telah
0,6 per 1000 KH dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah 0,7 per 1000
dan bayi dapat dicegah melalui manajemen kehamilan dan perawatan saat
(WHO, 2020).
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus
1
7
Asuhan kebidanan secara komprehensif dan berkesinambungan
dari awal kehamilan agar dapat mendeteksi lebih dini terkait komplikasi yang
kematian ibu maupun bayi baik selama proses kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
dini faktor risiko pada ibu hamil adalah dengan menggunakan Kartu Skor
Tinggi (KRT) dengan skor 6-10 (kuning) dan Kehamilan Risiko Sangat
secara Continuity of Care dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu ‘SR’
Hari Masa Nifas”. Ibu “SR” merupakan ibu hamil yang sangat kooperaktif
dengan kehamilannya. Kondisi kehamilan ibu “SR” saat ini dalam keadaan
patologis jika tidak ditata laksana dengan baik, sehingga perlu diberikan
dilakukan dan ibu beserta suami bersedia untuk diberikan asuhan kebidanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini dibagi menjadi dua, yaitu
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
1
9
d. Menjelaskan penerapan asuhan kebidanan pada bayi ibu “SR” selama
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
dalam perawatan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
Keluarga dapat berperan aktif untuk memantau dan mendampingi ibu “SR”
dengan bayinya.
2
0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Asuhan kebidanan
a. Pengertian
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
kepada bayi baru lahir (neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca keguguran, masa
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
1) Standar I: Pengkajian
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Kriteria pengkajian yaitu
data tepat, akurat, lengkap, terdiri dari data subjektif dan data objektif.
6
2) Standar II: Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan
yang ditegakkan.
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam
5) Standar V: Evaluasi
asuhan keidanan.
sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvensional medis.
Pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis baik pada masa
7
Republik Indonesia No. 37 Tahun 2017 menyatakan bahwa Pelayanan Kesehatan
3. Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan bila dihitung dari masa fertilisasi
internasional. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester satu usia
kehamilan 0-12 minggu, trimester dua usia kehamilan 13-27 minggu dan trimester
pada setiap wanita, kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu sampai
1) Uterus
pengukuran Mc. Donald yang menyebutkan bahwa ukuran tinggi fundus uteri ± 2
8
cm dari usia kehamilan dalam minggu. Selain pengukuran Mc. Donald,
pengukuran tinggi fundus uteri juga dapat dilakukan dengan palpasi Leopold
2) Serviks uteri
kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda Hegar. Serviks akan
selama masa kehamilan dan mengalami dilatasi sampai kehamilan trimester III.
merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah
menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6,5 sehingga
menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama infeksi
4) Payudara
mengeluarkan cairan putih agak jernih yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum
ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi, tetapi air susu belum dapat keluar
9
Hormone. Masa akhir kehamilan pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran
5) Kulit
warna kulit menjadi lebih gelap. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi. Hiperpigmentasi
pada perut menimbulkan garis tengah berwarna hitam kebiruan dari pusat ke
bawah sampai simpisis yang disebut linea nigra. Peregangan kulit pada ibu hamil
Garis– garis yang timbul pada perut ibu berwarna kebiruan disebut striae livide
6) Sistem respirasi
Ibu hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada umur
kehamilan 32 minggu atau lebih, hal ini disebabkan karena uterus yang semakin
membesar sehingga terjadi penekanan pada usus dan mendorong ke atas yang
7) Sistem pencernaan
lambung dan usus akan mengalami pergeseran posisi. Selian itu, peningkatan
dalam usus yang mengakibatkan sering terjadi konstipasi pada ibu hamil.
10
8) Sistem perkemihan
tonus otot-otot saluran kemih menurun. Pembesaran uterus hingga keluar dari
vaskularisasi pada vesca urinaria. Perubahan juga terjadi pada ureter bersamaan
dengan pembesaran uterus dan penurunan bagian bawah janin yang menekan
kandung kemih, sehingga ibu hamil mengalami peningkatan frekuensi buang air
kecil.
9) Sistem muskuloskeletal
penambahan berat badan dan besarnya janin yang menyebabkan postur dan cara
berjalan ibu hamil berubah. Bentuk tubuh lordosis menjadi bentuk tubuh paling
anterior.
pertumbuhan isi konsepsi dan volume dari berbagai organ. Metode untuk
IMT = BB/TB²
Keterangan:
Tubuh BB : Berat
Badan (m)
11
Tabel 1
Peningkatan Berat Badan selama Kehamilan yang
Direkomendasikan sesuai IMT
IMT prahamil
Kenaikan BB Laju kenaikan BB pada
(kg/m2)
total selama trimester III
kehamilan (kg) (rentang rerata kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK (<18,5) 12,71-18,16 0,45 (0,45-0,59)
Normal (18,5-24,9) 11,35-15,89 0,45 (0,36-0,45)
Kelebihan BB (25,0-29,9) 6,81-11,35 0,27 (0,23-0,27)
Obesitas (≥30,0) 4,99-9,08 0,23 (0,18-0,27)
Sumber: Kementerian Kesehatan RI (2020a)
serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran
minggu. Serum darah (volume darah) bertambah 25-30%, sedangkan sel darah
pertumuhan janin di dalam rahim. Jika peningkatan sel darah merah tidak
7-9,9 g/dL kategori anemia sedang dan di bawah dari 7 g/dL kategori anemia
12
c. Perubahan adaptasi psikologis pada kehamilan
1) Trimester II
2) Trimester III
kewaspadaan, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya, merasa takut akan proses persalinan, mulai timbul rasa khawatir apabila
bayi tidak lahir tepat waktu atau bayi lahir dalam keadaan tidak normal. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga ini. Selain
itu, trimester III juga merupakan periode untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai seorang ibu seperti pusat perhatian pada kehadiran bayinya
dan sering muncul perasaan sedih akan terpisah dengan bayinya serta hilangnya
2017a).
1) Nutrisi
Kebutuhan kalori ibu hamil saat memasuki trimester III meningkat menjadi 300-
2) Oksigen
13
diafragma
14
karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih
karena harus mencukupi kebutuhan oksigen untuk ibu dan janin. Kebutuhan
oksigen pada ibu hamil trimester III meningkat hingga 20% (Manuaba, 2013).
3) Pakaian
kesejahteraan ibu dan janin, namun tetap perlu dipertimbangkan beberapa aspek
kenyamanan dalam berpakaian agar tidak mengganggu fisik dan psikologis ibu.
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar, mudah dikenakan dan
nyaman. Tidak menggunakan sepatu dengan tumit yang tinggi dan menggunakan
kutang dengan ukuran yang sesuai agar dapat menyangga payudara. Pakaian
dalam yang digunakan sebaiknya berbahan katun yang mudah menyerap keringat.
4) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah sering buang air kecil dan konstipasi. Konstipasi terjadi karena adanya
pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos
salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga
5) Personal hygiene
penting dalam menjaga kebersihan diri. Kebersihan diri yang buruk dapat
15
6) Seksual
sepanjang kehamilan ibu tidak ada maslah dan tidak mengganggu kehamilannya.
7) Aktifitas fisik
Senam hamil adalah program latihan fisik yang penting bagi ibu hamil
untuk mempersiapkan persalinan baik secara fisik dan mental. Senam hamil
ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyulit yang
kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak) dan kehamilan
yang disertai anemia. Tujuan dari senam hamil untuk melenturkan otot,
memberikan rasa segar, meningkatkan self exteem dan self image serta sebagai
8) Persiapan persalinan
harus disiapkan oleh ibu hamil yang dijabarkan dalam Program Perencanaan
a) Tafsiran persalinan
persalinan.
16
b) Penolong dan tempat persalinan
c) Pendamping persalian
d) Transportasi
f) Pendanaan
Ibu hamil dan keluarga perlu menyiapkan dana untuk persalinan dan biaya
Ibu hamil dan suami perlu merencanakan mengenai alat kontrasepsi yang
kesehatan.
21 Tahun 2021 standar pelayanan kehamilan saat ini dilakukan paling sedikit
enam kali selama masa kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, dua kali
17
Standar pelayanan minimal asuhan antenatal menurut Kementerian
hamil diharapkan mengalami kenaikan berat badan sesuai dengan IMT dari
pertama untuk mendeteksi faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil
bertujuan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan. Bila tekanan darah
lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, maka terdapat risiko terjadinya
Pengukuran LiLA bertujuan untuk menentukan status gizi pada ibu hamil.
ditemukan LiLA ibu <23,5 cm, maka menunjukkan ibu hamil mengalami Kurang
Energi Kronik (KEK) yang dapat berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR).
Penentuan letak janin mulai dilakukan dari umur kehamilan 36 minggu pada
18
setiap kunjungan untuk mengetahui letak janin dan pemeriksaan denyut jantung
tambah darah sebanyak 90 tablet yang berguna untuk mencegah terjadinya anemia
8) Tes laboratorium
19
9) Konseling atau penjelasan
perawatan bayi baru lahir, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, KB dan imunisasi pada
bayi.
f. Brain booster
pemberian stimulasi otak janin dan pemenuhan nutrisi pada periode kehamilan
yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas otak pada janin sehingga
Prenatal yoga atau yoga selama kehamilan merupakan salah satu jenis
modifikasi dari Hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan
prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental dan spiritual
20
Prenatal yoga memberikan efek yang signifikan terhadap penurunan nyeri
punggung pada ibu hamil trimester III. Gerakan relaksasi dalam prenatal yoga
menyebabkan pikiran dan otot tubuh menjadi rileks, sehingga peredaran darah
bekerja dengan baik dan tubuh memproduksi hormon endorphin (Cahyani, 2020).
kehamilan seperti hearth burn, nyeri pinggul atau tulang rusuk, keram pada kaki
4. Persalinan
a. Pengertian persalinan
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit yang dimulai
dan meningkat hingga serviks membuka lengkap 10 cm. Menurt JNPK-KR (2017)
a) Fase laten
penipisan dan serviks membuka kurang dari 4 cm. Umumnya, fase laten
21
berlangsung hampir atau hingga 8 jam dengan his masih lemah dan frekuensi yang
jarang.
b) Fase aktif
secara bertahap. Kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Pembukaan serviks
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam pada primigravida atau lebih
Fase aktif dibagi menjadi tiga yaitu fase akselerasi (pembukaan 3 sampai 4
cm), fase dilatasi maksimal (pembukaan 4 menjadi 9 cm) dan fase deselerasi
bagian terbawah janin dan kontraksi. Pembukaan serviks dan penurunan bagian
dalam dilakukan setiap empat jam sekali atau apabila ada indikasi (meningkatnya
kontraksi dan ada tanda gejala kala II). Gunakan lembar observasi untuk
memantau fase laten dan dilanjutkan dengan partograf pada fase aktif.
Kesejahteraan ibu dinilai dari nadi, tekanan darah, suhu, hidrasi dan urine.
Pemeriksaan frekuensi nadi dilakukan setiap 1-2 jam pada fase laten dan setiap 30
menit pada fase aktif. Pemeriksaan suhu tubuh pada fase aktif dan laten dilakukan
22
setiap empat jam sekali. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap 2-4 jam
sekali pada fase aktif dan laten. Pencatatan volume urine paling sedikit dilakukan
janin secara continue setiap 30 menit dan pemeriksaan kondisi air ketuban,
dalam.
Persalinan kala II dimulai ketika serviks sudah membuka lengkap (10 cm)
dengan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Tanda persalinan kala II yaitu ibu merasakan ingin
pada rektum dan vagina, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka
bersih dan aman sesuai dengan 60 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN).
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Proses persalinan kala III ditandai dengan
23
a) Pemeberian oksitosin 10 IU secara intramuscular (IM) pada perbatasan 1/3
bawah dan tengah lateral pada aspektus lateralis segera dalam satu menit pertama
tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan lainnya menekan uterus ke
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir pada dua
jam post partum. Asuhan yang diberikan pada kala IV persalinan yaitu melakukan
massase dan mengevaluasi tinggi fundus uteri, estimasi kehilangan darah, periksa
(tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan jumlah darah yang
keluar). Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit sekali pada satu jam
pertama dan 30 menit sekali pada satu jam kedua. Pemantauan suhu tubuh
Panggul ibu sangat berperan dalam proses persalinan. Oleh karena itu,
ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum proses persalinan. Jaringan
lunak yang berperan dalam proses persalinan adalah segmen bawah rahim, vagina,
24
otot, jaringan dan ligamen yang menyokong.
2) Power (kekuatan)
a) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
b) Tenaga mengejan ibu yang serupa dengan tenaga mengejan waktu buang air
besar tetapi jauh lebih kuat. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila
merupakan akibat interaksi dari beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Plasenta juga termasuk passenger
4) Psikologis
wanita) dalam menghadapi persalinan, hal ini perlu diperhatikan oleh seseorang
5) Penolong
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan
bayi.
25
d. Perubahan fisiologis dalam persalinan
persalinan, yaitu:
1) Uterus
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke
bawah abdomen. Setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang uterus bertambah panjang
3) Perubahan serviks
servikalis dari 1-2 cm menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis dan
terjadi pembukaan serviks pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa
kadar sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100% dibandingkan dengan
kadar
26
sebelumnya. Peningkatan curah jantung ini terjadi karena pelepasan katekolamin
akibat nyeri karena kontraksi otot abdomen dan uterus. Seiring dengan kontraksi
uterus sekitar 300 sampai 500 ml darah dipindahkan ke volume darah sentral.
mmHg, kenaikan diastole 5-10 mmHg, diantara kontraksi tekanan kembali pada
perubahan tekanan darah selama proses kontraksi. Rasa sakit/nyeri, takut dan
dalam setiap napas. Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan kedalaman
makanan lebih lama tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu bersalin yang
mengalami obstivasi atau peningkatan getah lambung sehingga terjadi mual dan
muntah.
1) Dukungan emosional
kondisi tubuh seperti meningkatkan rasa nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu
27
cepat merasa lelah yang berdampak pada proses persalinan, sehingga dibutuhkan
proses persalinan aktif karena makanan padat lebih lama di dalam lambung yang
3) Kebutuhan eleminasi
Kandung kemih pada ibu bersalin dikosongkan setiap dua jam sekali
selama persalinan dengan waktu dan jumlah berkemih perlu dicatat. Kandung
4) Mengatur posisi
Posisi yang nyaman akan membuat ibu lebih tenang dalam persalinan.
Peran bidan mendukung dalam pemilihan posisi ibu selama proses persalinan dan
5) Peran pendamping
bersalin dapat membantu proses persalinan sehingga ibu lebih merasa nyaman,
pengaturan pernapasan, miring kiri dan tidak terlentang atau miring kanan terlalu
lama serta dapat dilakukan dengan mendengarkan musik yang disukai ibu atau
musik relaksasi. Khusunya untuk pemijatan dapat dilakukan dengan massase pada
28
lumbal sakralis dengan gerakan memutar atau mengusap perut ibu dengan lembut
7) Pencegahan infeksi
mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan janin serta dapat
Terdapat lima aspek dasar penting dan terkait yang dijabarkan dalam
JNPK-KR (2017) berkaitan dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman
masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh klien. Terdapat tujuh
kepercayaan dan keinginan ibu. Prinsip dari asuhan sayang ibu adalah
29
mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
3) Pencegahan infeksi
melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga
kesehatan lainnya.
5) Rujukan
jiwa ibu dan bayinya. Hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan antara lain:
B (Bidan) : pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong
K (Keluarga) : menjelaskan kepada ibu dan keluarga tujuan untuk merujuk ibu
dan bayi ke fasilitas rujukan dengan didampingi oleh suami atau anggota keluarga
lainnya.
identitas pasien, alasan rujukan dan uraian pemeriksaan, asuhan serta obat-obat
30
yang telah diterima ibu dan neonatus.
merujuk ibu ke fasilitas kesehatan dan atur posisi ibu agar cukup nyaman.
U (Uang) : ingatkan kepada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan selama
hari sebelum tafsiran persalinan atau sebelum tanda persalinan. Wilayah zona
merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang) dan kuning (risiko rendah) ibu hamil
dengan atau tanpa gejala Covid-19 dilakukan skrining pada H-14 sebelum tafsiran
anamnesa, pemeriksaan darah Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) atau rapid test
2020).
1) Pijat punggung
Menurut Potter dalam dalam Lubis (2020) teknik pijat punggung pada ibu
primigravida inpartu kala I ini dapat membantu menurunkan skala nyeri yang
dirasakan ibu primigravida, dengan teknik ini ibu primigravida akan lebih rileks
31
sehingga membantu mengurangi skala nyeri pasien. Selain itu, perasaan santai dan
serotonine.
membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman selama persalinan. Massage
2) Relaksasi napas
Teknik relaksasi napas efektif dalam upaya mengurangi rasa nyeri pada
ibu bersalin kala satu, sehingga hal ini dapat dilakukan oleh para tenaga kesehatan
guna memenuhi kebutuhan nyaman pada pasien bersalin. Ini merupakan teknik
nonfarmakologis yang dapat membantu ibu mengurangi rasa nyeri karena proses
persalinan. Hal ini sangat perlu diedukasikan kepada pasien dan keluarga dimulai
5. Masa Nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
selama kira-kira enam minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini
32
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 42 hari. Masa nifas merupakan masa penting bagi ibu
maupun bayi baru lahir karena dalam masa ini perubahan besar terjadi dari sisi
reproduksi pada masa nifas dibagi menjadi tiga tahap, antara lain:
1) Puerperium dini
tanpa komplikasi dalam enam jam pertama setelah kala IV dianjurkan untuk
konstipasi, menurunkan frekuensi thrombosis dan emboli paru pada masa nifas.
2) Puerperium intermedial
minggu.
3) Remote puerperium
dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau
setiap ibu akan berbeda, bergantung pada berat ringannya komplikasi yang
33
c. Perubahan fisiologis pada masa nifas
nifas yaitu:
1) Involusi
Involusi adalah kembalinya uterus pada ukuran, tonus dan posisi sebelum
hamil. Involusi uteri sangat mempengaruhi TFU dan berat uterus yang telah
Tabel 2
Involusi Uteri
Tinggi Fundus
Involusi Uteri Berat Uterus Diameter Uterus
Uteri
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm
dan simpisis
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Sumber: Baston dalam Kementerian Kesehatan RI (2018)
a) Lochea rubra merupakan lochea pertama yang mulai keluar setelah persalinan
dan berlanjut selama 2 hingga 3 hari masa nifas. Berwarna merah, terdiri dari
darah segar, sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan mekonium.
34
b) Lochea sanguinolenta merupakan lochea yang timbul setelah lochea rubra
selama 4 sampai 7 hari masa nifas. Berwarna merah kecokelatan, terdiri dari sisa
c) Lochea serosa merupakan lochea yang timbul pada hari ke-8 hingga
d) Lochea alba merupakan lochea yang mulai keluar pada hari ke-14. Berwarna
putih yang mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan
besar selama proses persalinan. Setelah tiga minggu vulva dan vagina kembali
dalam keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur–angsur akan
muncul kembali himen tampak carunculae mirtyformis yang khas pada ibu
karena teregang oleh gerakan kepala bayi yang bergerak maju dan kembali
mendapatkan tonusnya pada hari kelima setelah persalinan. Latihan otot perineum
tingkat tertentu.
4) Sistem Tubuh
a) Nadi
Frekuensi nadi ibu secara fisiologis pada kisaran 60-80 kali permenit.
Perubahan nadi yang menunjukkan frekuensi bradikardi (<60 kali permenit) atau
takikardi (>100 kali permenit) menunjukkan adanya tanda shock atau perdarahan.
Frekuensi dan intensitas nadi merupakan tanda vital yang sensitif terhadap adanya
35
b) Suhu
persalinan, yaitu terdapat sedikit kenaikan suhu tubuh pada kisaran 0,2-0,5°C,
kalori yang meningkat saat persalinan. Perubahan suhu tubuh berada pada kisaran
c) Pernapasan
pernapasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali/menit. Ibu post partum pada
umumnya pernapasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam masa
pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila pernapasan pada masa post partum
d) Tekanan Darah
Tekanan darah normal masa nifas adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Masa nifas pada kasus normal, tekanan darah biasanya
tidak berubah. Apabila terjadi perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pada
masa post partum dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah
tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya preeklampsia post partum.
e) Sistem pencernaan
konsumsi makanan, termasuk mengganti kalori, energi, darah dan cairan yang
mengalami
36
konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan
f) Sistem endokrin
sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta lahir.
berasal dari bayi, plasenta, air ketuban dan pengeluaran darah saat persalinan serta
2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan
cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah enam bulan,
h) Perubahan payudara
Setelah bayi lahir dilakukan proses IMD, hal ini dapat mencegah
perdarahan dan merangsang produksi ASI. Hari kedua hingga ketiga post partum
sudah mulai diproduksi ASI matur yaitu ASI berwarna. Semua ibu yang telah
melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Fisiologi menyusui mempunyai dua
mekanisme fisiologis yaitu produksi ASI dan sekresi ASI atau let down reflex.
i) Sistem eleminasi
pertama. Hal ini terjadi karena kadar hormon estrogen yang menahan urine akan
distensi
37
kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita
adaptasi sehingga ibu dapat melakukan perannya dengan baik. Fase-fase yang
akan dialami oleh ibu pada masa nifas menurut teori Reva Rubin dalam
1) Fase taking in
Fase ini berlangsung dari hari ke-1 sampai hari ke-2 setelah melahirkan.
Fase ini merupakan periode ketergantungan. Ibu masih terfokus dengan dirinya
Fase ini berlangsung dari hari ke-3 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
priode antara ketergantungan dan tidak ketergantungan. Ibu merasa khawatir dan
tidak mampu merawat bayinya. Selama fase ini, perasaan ibu menjadi lebih
3) Fase letting go
Fase ini berlangsung pada hari ke-10 masa nifas. Fase ini merupakan
periode saling ketergantungan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dan merasa
38
ketergantungan dengan bayinya. Keinginan ibu untuk merawat diri dan bayinya
meningkat.
diantaranya:
1) Kebutuhan nutrisi
Perubahan kalori pada enam bulan pertama post partum sebanyak 700
kalori dan menurun pada enam bulan kedua post partum yaitu menjadi 500 kalori.
Minum sedikitnya 3-4 liter setiap hari, suplemen zat besi selama 40 hari dan ibu
dan kedua minimal 24 jam setelah kapsul pertama sehingga bayi juga
2) Kebutuhan eleminasi
Seorang ibu nifas dalam keadaan normal dapat buang air kecil spontan
setiap 3-4 jam. Buang air kecil meningkat 24-48 jam pertama sampai hari kelima
setelah melahirkan. Awal masa nifas umumnya buang air besar mengalami
hambatan, agar buang air besar dapat dilakukan secara teratur dapat dilakukan
dengan diet teratur, pemberian cairan banyak, makanan yang cukup serat dan olah
raga.
3) Kebutuhan istirahat
keadaan fisiknya. Jika ibu nifas kekurangan istirahat dapat menurunkan jumlah
39
4) Kebutuhan ambulasi dan senam nifas
Ibu bersalin normal pada dua jam setelah persalinan sudah diperbolehkan
mobilisasi secara bertahap mulai miring kanan dan kiri, duduk, berdiri kemudian
berjalan. Mobilisasi dini pada ibu post partum disebut juga early ambulation yaitu
upaya sesegera mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbing berjalan.
Senam nifas juga sangat penting dilakukan selama masa nifas. Kebutuhan
exercise atau senam nifas mempunyai banyak manfaat yang esensinya untuk
bisa mendukung ketenangan serta kenyamanan ibu. Senam yang paling baik untuk
memperkuat otot dasar panggul adalah senam kegel yang dapat dilakukan pada
minimal empat kali sehari, membersihkan daerah genetalia dari depan ke belakang
serta cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah membersihkan alat
menjaga payudara tetap bersih, kering dan menggunakan Bustle Houder (BH)
6) Kebutuhan seksual
perdarahan sudah berhenti dan luka perineum sudah pulih. Hubungan seksual dapat
40
7) Keluarga Berencana (KB)
kontrasepsi saat ini dapat dilakukan pemilihan metode kontrasepsi dengan alat
terdampak dan tetap melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19 baik dari
Kunjungan masa nifas (KF) dilakukan sebanyak empat kali yang bertujuan
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi
1) Kunjungan masa nifas 1 dilakukan pada periode 6 jam sampai 2 hari masa
nifas. Bertujuan untuk memeriksa tanda bahaya yang harus dideteki secara dini
meliputi atonia uteri, robekan jalan lahir, adanya sisa plasenta, ibu mengalami
2) Kunjungan masa nifas 2 dilakukan pada periode 3-7 hari masa nifas.
Bertujuan untuk mengenali tanda bahaya seperti mastitis, abses payudara, metritis,
41
peritonitis, memastikan involusi uterus berjalan normal, pemenuhan nutrisi,
cairan, pola istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan
tanda- tanda penyakit serta membimbing cara perawatan bayi baru lahir.
3) Kunjungan masa nifas 3 dilakukan pada periode 8-28 hari masa nifas.
Bertujuan untuk mengenali tanda bahaya masa nifas, memastikan involusi uterus
4) Kunjungan masa nifas 4 dilakukan pada periode 29-42 hari masa nifas.
kontrasepsi.
1) Pijat oksitosin
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai keenam dan
(plugged/milk duct) dan membantu mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang
42
sehingga diharapkan ibu akan merasakan rileks dan kelelahan setelah melahirkan
43
akan hilang. Pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI, hal ini dipaparkan
pada saat pelaksaanaan pijat dan saat bayi menyusu langsung setelah pelaksanaan
pijat. Pijat dilakukan kurang lebih lima menit dengan lima kali tindakan atau
pijatan pada punggung. Hal ini juga didukung oleh penelitian Magdalena (2020)
2) Body massage
therapy pada ibu nifas dapat menurunkan kecemasan dan respon keinginan untuk
melakukan breastfeeding self efficacy pada ibu nifas meningkat. Hal ini
dikarenakan ibu merasa rileks dan membantu proses let down reflek yang mampu
a. Neonatus
1) Pengertian neonatus
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berumur 0-28 hari setelah kelahiran.
Masa neonatal dibagi menjadi dua yaitu neonatal dini (umur 0-7 hari) dan
neonatal lanjut (umur 8-28 hari). Neonatus normal adalah bayi baru lahir dari
umur kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram, segera
menangis,
44
gerak aktif, kulit bayi kemerahan dan bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
a) Sistem pernapasan
Bayi baru lahir mengalami usaha napas dan tangisan pertama yang
bayi sehingga cairan pada alveoli ditekan keluar dari paru-paru dan diserap oleh
b) Sistem sirkulasi
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
sedikit mengalir ke paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang adalah saat tali
pusat dipotong. Hal ini menyebabkan resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanannya.
c) Sistem thermoregulasi
Setelah masuk ke dalam lingkungan luar rahim dengan suhu yang lebih
dingin dari dalam rahim, bayi akan menggunakan lemak cokelat untuk
tubuhnya.
45
d) Sistem gastrointestinal
dan mengadsorpsi protein dan lemak. Kapasitas lambung pada bayi baru lahir
cukup bulan kurang dari 30 ml. Kapasitas lambung akan bertambah bersamaan
e) Sistem imunologi
Tiga bulan pertama kelahiran, bayi masih dilindungi oleh kekebalan pasif
f) Sistem ginjal
Urine pertama dibuang saat lahir dalam 24 jam dan akan semakin sering
dengan banyak cairan. Bayi akan berkemih 6-10 kali dengan warna urine yang
pucat. Hal ini menunjukkan bahwa asupan cairan yang cukup pada bayi.
(2017), yaitu:
bersentuhan dengan bayi dan menggunakan sarung tangan bersih pada saat
b) Penilaian awal pada bayi baru lahir meliputi, apakah bayi cukup bulan,
air ketuban jernih, bayi menangis, bernapas dan tonus otot baik.
c) Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir normal yaitu menjaga kehangatan
bayi, bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan tetap jaga kehangatan bayi,
potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun (kira-kira dua menit setelah
46
bayi lahir), melakukan IMD dan kontak kulit bayi dengan kulit ibu, beri suntikan
vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri anterolateral, beri salep mata antibiotika
pada kedua mata bayi, pemeriksaan fisik yang bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi, beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara
IM pada paha kanan setelah satu sampai dua jam pemberian vitamin K atau nol
sampai tujuh hari pada panduan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
cara, yaitu:
a) Asah
mainan.
b) Asih
47
setelah mengenal bayi. Berkomunikasi dengan bayi berumur 1-18 bulan melalui
c) Asuh
Pola asuh dilakukan dengan mamandikan bayi, perawatan mata, pijat bayi,
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai 48 jam setelah lahir. Asuhan
2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke-3 sampai hari ke-7. Asuhan yang
3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke-8 sampai 28 hari. Asuhan yang
diberikan adalah memeriksa tanda bahaya dan gejala sakit, menjaga kehangatan
b. Bayi
1) Pengertian bayi
48
2) Pertumbuhan dan perkembangan bayi
kemajuan pertumbuhan pada bayi. Bayi mengalami penurunan berat badan satu
minggu setelah lahir. Penurunan berat badan bayi terjadi secara fisiologis antara
5- 10%, setelah 10-14 hari berat badan akan kembali normal. Panjang badan bayi
akan bertambah 2,5 cm pada setiap bulannya (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
lingkar kepala untuk memantau Macrocephali (lingkar kepala lebih dari normal)
motorik kasar, motorik halus dan gaya bahasa (Kementerian Kesehatan RI,
2016a).
Pijat bayi merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia dan
efek fisiologis pada organ tubuh bayi. Pijat bayi memberikan banyak manfaat
sayang orang tua dan anak (bounding), memperlancar peredaran darah, membuat
kulit bayi terlihat lebih sehat, sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat serta
komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sangat bermanfaat dalam
meningkatkan penyerapan makanan sehingga bayi lebih cepat lapar dan bayi akan
49
lebih sering menyusu kepada ibunya, sehingga bisa meningkatkan berat badan
B. Kerangka Pikir
mengarah patologis seiring berjalannya dari masa kehamilan hingga masa nifas,
Kehamilan
Patologis
Asuhan kebidanan Masa nifas
secara
continuity of care Kolaborasi
dan Ibu dan
pada ibu “SR”
umur 27 tahun rujukan
multigravida Neonatus dan
bayi sampai
Gambar 1 . Bagan Kerangka Pikir Asuhan Kebidanan pada ibu ”SR” umur 27 tahun
Multigravida dari kehamilan trimester II sampai trimester III khususnya pada
umur kehamilan 17 minggu sampi 42 hari masa nifas.
BAB III
METODE PENENTUAN KASUS
A. Informasi Klien/Keluarga
dokumentasi. Data yang diambil berupa data primer yang didapatkan dari
1. Identitas
Ibu Ayah
Jaminan Kesehatan :- -
2. Keluhan utama
Ibu datang untuk kontrol kehamilannya dan ibu mengatakan tidak mengalami
keluhan.
49
3.Riwayat Menstruasi
teratur 28 hari, jumlah darah saat menstruasi 2-3 kali ganti pembalut ukuran sedang
dalam sehari, lama menstruasi 3-4 hari, saat menstruasi ibu tidak mengalami
keluhan, ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 17 Juni 2023
Ibu menikah secara sah pada umur 20 tahun, ini merupakan pernikahan ibu
Ini merupakan kehamilan yang kedua. Anak pertama lahir normal di Bidan tahun
2015, jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 3200 gram, menyusui selama dua
tahun.
pernah mengalami keguguran. Status TT Ibu saat ini TT5. Ibu sudah mendapatkan
vaksin Covid-19. Keluhan yang pernah dialami ibu pada Trimester I yaitu mual,
muntah dan pusing tetapi tidak mengganggu aktifitasnya. Pada Trimester II ibu
sakit kepala hebat, pusing dan pandangan kabur. Skor Poedji Rochyati ibu adalah
2 dengan dasar kehamilan ibu. Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali pada
trimester I di bidan kali,puskesmas 1kali dan di Dokter kandungan satu kali, hasil
50
7.Riwayat hasil pemeriksaan
51
Tanggal/ Hasil
No tempat Keluhan Diagnosa Terapi /tindakan
Pemeriksaan
periksa
1 2 3 4 5 6
1. 9/7/2022 mual TD : 110/70 G2P1A0 1. Melakukan
Bidan “R” muntah mmHg UK 4 pemeriksaan
N : 80 minggu 5 kehamilan sesuai
x/menit hari T/H ANC Terpadu
S : 36,9ᵒC IU 2. KIE keluhan
P: 20 x/menit fisiologis kehamilan
BB : 59 kg TW I
3. KIE nutrisi ibu hamil
4. KIE tanda bahaya
kehamilan trimester I
5. Terapi : Asam folat
1x400 mcg (30
tablet),B6 1x10
mg(30tab)
6. KIE pemeriksaan
Lab di puskesmas
52
1-9-2022/ Tidak ada BB: 61 kg, TD: G2P1A0 KIE tanda
UPTD keluhan 120/80 mmHg, S: UK 11 bahaya.
Puskesmas 36,3°C, N: 95
minggu KIE nutrisi dan
Kuta Selatan x/menit, RR: 19 hari istirahat.
x/menit, LiLA: 24
janin T/H Menganjurkan
cm, TB: 155 cm IU membaca buku
TFU: 2 jari di atas KIA.
simpisis,IMT 24,5 kg/m Lanjutkan
reflek patella: +/+ terapi dari
Golda: B dokter dan
Hb: 11,1 g/dL memberikan
PPIA: non reaktif terapi:
HbsAg: non SF 1x500 mg
reaktif (XXX)
8. Riwayat kontrasepsi
Tuberculosis (TBC) ataupun Penyakit Menular Seksual (PMS). Ibu tidak memiliki
benjolan pada leher rahim atau polip serviks dan kanker kandungan. Ibu juga
53
10.Riwayat penyakit keluarga
penyakit hipertensi, kanker, asma, DM, penyakit jiwa, kelainan bawaan, hamil
a. Data biologis
maupun istirahat. Pola makan ibu selama kehamilan yaitu ibu makan tiga kali
dalam sehari. Jenis dan komposisi makanan yang dikonsumsi ibu antara lain, ibu
makan dengan porsi sedang terdiri dari satu piring nasi, lauk bervariasi yang
terdiri dari ayam/tahu dan tempe/telur serta sayur secukupnya. Ibu mengkonsumsi
buah secara rutin setiap harinya. Tidak ada makanan pantangan bagi ibu dan tidak
ada alergi terhadap makanan. Pola minum ibu sebanyak 9-10 gelas air mineral
dalam sehari. Pola eleminasi ibu selama sehari yaitu BAK 6-7 kali/hari warna
kuning jernih dan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek dengan warna kuning
kecoklatan. Pola istirahat ibu selama hamil yaitu tidur malam selama 8 jam dari
pukul 22.00 WITA sampai pukul 06.00 WITA dan ibu tidak ada tidur siang
posisi tidak menekan perut. Pola aktivitas ibu selama hamil yaitu bekerja sebagai
17.00 WITA dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah,
b. Data psikososial
54
oleh ibu, suami dan keluarga.
c. Data spiritual
ditolong oleh bidan, ibu dan suami menyiapkan transportasi ke tempat bersalin
keputusan lain jika pengambil keputusan utama berhalangan yaitu kakak sepupu,
dana pribadi, calon donor yaitu kakak sepupu dan adik kandung, rumah sakit
rujukan jika terjadi kegawatdaruratan yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RS)
Surya Husada kota Badung, ibu bersedia melakukan IMD, kontrasepsi pasca
Ibu “SR” sudah mengetahui tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester
II, keluhan lazim selama kehamilan, aktivitas seksual dan protokol kesehatan. Ibu
sudah mendapatkan vaksin Covid-19 sebanyak dua kali saat sebelum hamil dan
sudah melengkapi P4K. Ibu belum mengetahui cara pemantauan kesejahteraan janin.
a. Pemeriksaan Umum
55
BB 63 kg, BB sebelumnya 62 kg (tgl 18/9/2022), BB sebelum hamil : 59 kg
b. Pemeriksaan fisik
6) Mulut : tidak ada sariawan, tidak ada gigi berlubang, mukosa bibir lembab warna
merah muda
8) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada
10) Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada pengeluaran, tidak ada
11) Perut : tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae albican
12) Ekstremitas: kuku jari merah muda, simetris, tidak ada oedema, tidak ada
c. Pemeriksaan Penunjang
Hb 11,7 gr/dL, PPIA NR, HbsAg Negatif, TPHA NR, Golongan Darah B, Protein
56
Uri
Berdasarkan pengkajian data subjektif pada tanggal 18 Oktober 2022, maka dapat
hidup intrauterine. Masalah ibu saat ini adalah ibu belum mengetahui cara
c.Jadwal Kegiatan
Penulis telah melakukan beberapa kegiatan yang dimulai dari bulan Oktober 2022
sampai bulan Maret 2023. Kegiatan dimulai dari pencarian pasien di puskesmas,
dengan pasien dan memberikan asuhan kepada ibu “SR” mulai umur kehamilan
57
Tabel 4
Rencana Kegiatan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “SR” Umur 27 Tahun Multgravida
dari Umur Kehamilan 17 Minggu sampai 42 Hari
Masa Nifas Tahun 2022-2023
Rencana Waktu
No. Rencana Asuhan Implementasi Asuhan
Kunjungan
1 2 3 4
1 18/11/2022 sampai Memberikan 1. Melakukan pemeriksaan
dengan minggu ke- asuhan kebidanan ANC di PMB “R”
4 bulan Februari pada kehamilan 2. Memberikan KIE kepada
2023 trimester II dan III ibu mengenai tanda bahaya
pada ibu hamil
3. Memberikan konseling
mengenai pencegahan
penularan COVID-19 pada
masa kehamilan dan
pentingnya melakukan
vaksinasi Covid-19.
4. Memfasilitasi ibu dalam
melakukan kelas ibu hamil
dan exercise selama
kehamilan.
5. Memberikan ibu KIE
terkait materi-materi pada
kelas ibu hamil yang
belum didapatkan ibu dan
terapi komplementer yang
dapat membantu
mengurangi keluhan ibu.
6. Menjelaskan pada ibu
tentang proses persalinan
serta memberikan
58
Rencana Waktu
No. Rencana Asuhan Implementasi Asuhan
Kunjungan
1 2 3 4
dukungan dan support agar
ibu termotivasi dan siap
menghadapi persalinan
7. Membantu ibu dalam
persiapan persalinan
8. Melakukan evaluasi
asuhan yang telah
diberikan selama masa
kehamilan.
59
Rencana Waktu
No. Rencana Asuhan Implementasi Asuhan
Kunjungan
1 2 3 4
6. Membantu melakukan
asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir.
3 Minggu ke-3 bulan Memberikan 1. Melakukan pemantauan
Maret 2023 asuhan kebidanan trias nifas (laktasi,
6 jam sampai 48 involusi dan lochea)
jam masa nifas 2. Memberikan KIE kepada
(KF 1) dan ibu mengenai tanda
neonatus 6 sampai bahaya selama masa nifas
48 jam (KN 1) dan bayi baru lahir
3. Mengingatkan kembali
kepada ibu mengenai
kebersihan diri (personal
hygiene), pemenuhan
nutrisi selama masa nifas,
dan membimbing suami
melakukan pijat oksitosin
pada ibu agar pengeluran
ASI tetap mencukupi
kebutuhan bayi.
4. Mengingatkan kembali
kepada ibu mengenai
perawatan bayi sehari-hari
dan pijat bayi.
5. Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk tetap
menyusui bayinya secara
on demand dan
sealnjutnya memberikan
ASI Ekslusif kepada
60
Rencana Waktu
No. Rencana Asuhan Implementasi Asuhan
Kunjungan
1 2 3 4
bayinya
4. Minggu ke-4 bulan Memberikan 1. Melakukan pemantauan
Maret 2023 asuhan kebidanan trias nifas (laktasi,
3 sampai 7 hari involusi dan lochea)
masa nifas (KF 2) 2. Memberikan asuhan
dan neonatus hari kebidanan pada neonatus
ke- 3 sampai ke-7 3. Membimbing ibu
(KN 2) menyusui bayinya
5. Minggu ke-5 bulan Memberikan 1. Melakukan pemantauan
Maret 2023 asuhan kebidanan trias nifas (laktasi,
8 sampai 28 hari involusi dan lochea)
masa nifas (KF 3) 2. Membimbing ibu untuk
dan neonatus hari melakukan senam kegel
ke- 8 sampai ke- dan exercise pemulihan
28 (KN 3) masa nifas ibu
3. Memberikan asuhan
kebidanan pada neonates
6. Minggu ke-3 bulan Memberikan 1. Melakukan pemantauan
April 2023 asuhan kebidanan laktasi
29 sampai 42 hari 2. Memberikan asuhan
masa nifas (KF 4) kebidanan pada neonatus
dan bayi umur 29- 3. Memberikan asuhan
42 hari keluarga berencana
4. Membimbing ibu untuk
melakukan senam kegel
dan exercise pemulihan
masa nifas ibu
BAB IV
61
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Responden dalam asuhan kebidanan ini adalah Ibu “SR” umur 27 tahun
tinggal bersama suami dan terdapat beberapa tetangga di sebelah kanan dan kiri
rumah ibu. Penulis pertama kali bertemu ibu “SR” di Wilayah Kerja Puskesmas
Kuta Selatan saat itu ibu melakukan pemeriksaan kehamilan untuk pertama
suaminya untuk memohon ijin menjadikan ibu sebagai responden laporan studi
kasus. Setelah ibu “SR” dan suaminya bersedia menjadi responden dan
nifas, neonatus dan bayi hingga 42 hari di fasilitas kesehatan dan melalui media
online. Asuhan kebidanan dari kehamilan sampai 42 hari masa nifas diuraikan
sebagai berikut:
62
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak lima kali dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 5
Catatan Perkembangan Ibu “SR” beserta Janinnya yang
Menerima Asuhan Kebidanan selama Masa Kehamilan secara
Komprehensif di PMB Rahmi
Hari/tanggal/
Catatan perkembangan Tanda tangan/
waktu/tempat
nama
1 2 3
Minggu/
S: Ibu mengatakan ingin kunjungan ulang Bidan
20 Desember 2022/
untuk memeriksakan kehamilan dan “R”
09.00 WITA/
saat ini tidak ada keluhan. Gerakan dan F
di PMB Rahmi
janin dirasakan aktif.
O: keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, BB: 64 kg, tekanan
darah: 110/80 mmHg, nadi: 84 x/menit,
suhu: 36,3°C, respirasi: 22 x/menit,
TFU 2 jari di atas pusat, MCD: 24 cm,
DJJ: 141 x/menit, oedema: -/-.
A: G2P1A0 UK 26 minggu 2 hari janin
tunggal hidup intrauterin
Masalah: tidak ada.
60
1 2 3
Hasail akumulasi 10 kali dalam 12 jam.
1. Mengingatkan ibu tentang menstimulasi
janin dengan cara mengajak
berkomunikasi dan mendengarkan
musik klasik, ibu sudah
melaksanakannya setiap hari selama 30
menit.
2. Memberikan KIE kepada ibu untuk
tetap menjaga pola nutrisi dan istirahat
yang baik, ibu bersedia, sudah
mengkonsumsi makanan yang bergizi,
menghindari junk food, minum susu ibu
hamil 2x/hari dan istirahat cukup selama
8 jam perhari.
3. Membimbing ibu melakukan prenatal
yoga, teknik relaksasi dan mengurangi
rasa nyeri saat persalinan, ibu
kooperaktif mengikuti setiap gerakan
yang diarahkan.
4. Memberikan ibu terapi
suplemen: SF 1x200 mg (XXX)
Vitamin C 1x50 mg (XXX)
Kalsium 1x500 mg (XXX)
Ibu bersedia mengkonsumsi kalsium
setiap pagi hari serta SF dan vitamin C
setiap malam hari.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan
ulang pada tanggal 24 Januari 2022
untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium, ibu bersedia untuk
kunjungan ulang.
Selasa/ Di PMB Rahmi S: Ibu mengatakan
ingin
24 Januari 2023/ memeriksakan
09.0 WITA/ kehamilan, saat
61
ini ibu merasakan nyeri Bidan “R”
punggung bagian dan FJ
bawah. Gerakan janin
dirasakan aktif.
O: keadaan umum:
baik, kesadaran:
composmentis, BB: 65
kg,
62
1 2 3
63
melakukan gerakan yoga atau senam
hamil,
64
1 2 3
ibu bersedia melakukannya.
6. Memberikan terapi suplemen:
SF 1x200 mg (XX)
Vitamin C 1x50 mg (XX)
Ibu bersedia mengkonsumsinya.
7. Memberitahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang pada tanggal 10
Februari 2022 atau jika ada keluhan, ibu
bersedia untuk kunjungan ulang.
Sabtu/ S: Ibu mengatakan ingin memeriksakan janin tunggal
25 Februai 2023/ kehamilan, nyeri punggung bawah ibu hidup
intrauterine
08.00 WITA/ sudah berkurang dan gerakan janin
PMB Rahmi aktif.
O: keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, BB: 65,5 kg, TD: 110/78
mmHg, nadi: 84 x/menit, suhu: 36°C,
respirasi: 20 x/menit,
Palpasi Leopld:
Leopold I: TFU 2 jari di bawah px, pada
fundus teraba bagian besar, bundar,
lunak dan tidak melenting.
Leopold II: bagian kiri perut ibu teraba
keras, datar dan memanjang serta bagian
kanan perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin.
Leopold III: bagian bawah perut ibu
teraba satu bagian keras, bulat,
melenting dan dapat digoyangkan.
Leopold IV: konvergen.
MCD: 30 cm, TBBJ: 2790 gram.
DJJ: 143x/menit, kuat dan teratur.
Oedema: -/-.
A: G2P1A0 UK 36 minggu 1 hari
presentasi kepala U punggung kiri
65
Bidan “R” dan
FJ
66
1 2 3
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu paham dan menerima kondisinya saat
ini.
2. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III, ibu paham dan
sudah membaca buku KIA.
3. Menyarankan ibu untuk jalan-jalan kecil
dan tetap melakukan senam atau yoga
hamil, ibu bersedia untuk jalan-jalan
kecil setiap pagi dan sudah rutin
melakukan senam atau yoga hamil.
4. Mengingatkan ibu untuk tetap memantau
gerakan janin, menjaga pola nutrisi dan
istirahat ibu, ibu sudah rutin memantau
gerakan janin, memantau nutrisi dan
istirahat 8 jam perhari.
5. Memberikan KIE kepada ibu tentang
tanda-tanda persalinan dan
mempersiapkan perlengkapan
persalinan, ibu dapat mengulang
penjelasan yang diberikan dan bersedia
merapikan perlengkapan persalinan
dalam satu tas besar.
6. Memberikan terapi
suplemen: SF 1x200 mg
(XX)
Vitamin C 1x50 mg (XX)
Ibu bersedia mengkonsumsinya.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan
ulang pada tanggal 10 Maret 2023 atau
sewaktu-waktu ada keluhan, ibu
bersedia untuk kunjungan ulang.
67
1 2 3
Jum’at/ ibu mengatakan ingin memeriksakan dr. MW,
Sp.OG
10 Maret 2023/ kehamilannya dan saat ini tidak ada
19.0 WITA/ keluhan. Gerakan janin dirasakan aktif.
dr. MW.SPOG O: keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, BB: 59 kg, tekanan
darah: 114/69 mmHg, nadi: 82 x/menit,
suhu: 36,2°C, respirasi: 20 x/menit.
Hasil pemeriksaan USG: kepala sudah
masuk pintu atas panggul, EFW: 3228
gram, EDD: 8-3-2022.
A: G1P0A0 UK 38 minggu presentasi
kepala U punggung kiri janin tunggal
hidup intrauterine.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III, ibu paham dan
sudah membaca buku KIA.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang
tanda-tanda persalinan, ibu dapat
mengulang penjelasan yang diberikan.
4. Memberitahu ibu untuk segera datang
ke tempat tujuan bersalin apabila ada
tanda- tanda persalinan, ibu bersedia.
5. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan
terapi suplemen yang diberikan dari
puskesmas, ibu sduah rutin
mengkonsumsi SF dan vitamin C setiap
malam hari.
68
1 2 3
Sabtu/
S: Ibu mengatakan ingin memeriksakan Bidan “R ”
11 Maret 2023/
kehamilan dan saat ini tidak ada dan FJ
18.30 WITA/
keluhan. Gerakan janin dirasakan aktif.
PMB Rahmi
O: keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, BB: 59 kg, tekanan
darah: 120/70 mmHg, nadi: 80 x/menit,
suhu: 36,1°C, respirasi: 22 x/menit.
Palpasi Leopld:
Leopold I: TFU 3 jari di bawah px, pada
fundus teraba bagian besar, bundar,
lunak dan tidak melenting.
Leopold II: bagian kiri perut ibu teraba
keras, datar dan memanjang serta
bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin.
Leopold III: bagian bawah perut ibu
teraba satu bagian keras, bulat dan tidak
dapat digoyangkan.
Leopold IV: divergen.
MCD: 31 cm, TBBJ: 3100 gram.
DJJ: 145x/menit, kuat dan
teratur. Oedema: -/-.
A: G1P0A0 UK 38 minggu 2 hari
presentasi kepala U punggung kiri janin
tunggal hidup intrauterine.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu paham dan menerima kondisinya
saat ini.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang
tanda-tanda persalinan dan melengkapi
perlengkapan persalinan, ibu dapat
mengulang penjelasan yang diberikan
69
1 2 3
dan sudah mendapatkan perlengkapam dalam satu tas besar.
3. Memberikan terapi
suplemen: SF 1x200 mg
(XX)
Vitamin C 1x50 mg (XX)
Ibu bersedia mengkonsumsinya.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk
kunjungan ulang pada tanggal 24 Maret
2022 dan segera datang ke tempat
tujuan bersalin jika ada tanda-tanda
persalinan, ibu bersedia.
Tanggal 13 Maret 2023 pukul 04.00 WITA, ibu “SR” datang ke PMB
Rahmi mengeluh sakit perut hilang timbul sejak pukul 19.00 WITA tanggal 12
Maret 2023 dan keluar lendir campur darah dari jam 02.00 WITA tanggal 13
Maret 2023. Penulis mengkaji data asuhan selama persalinan berdasarkan data
masa persalinan saat mendampingi ibu “SR” dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 6
Catatan Perkembangan Ibu “SR” beserta Neonatus yang Menerima Asuhan
Kebidanan selama Masa Persalinan secara Komprehensif di PMB Rahmi
Hari/tanggal/ Catatan perkembangan Tanda
waktu/tempat tangan/nama
1 2 3
Senin/ S: ibu mengatakan mengeluh sakit perut Bidan “R”
Dan
FJ
13 Maret 2023/ hilang timbul sejak pukul 19.00 WITA
04.30 WITA/ tanggal 13 Maret 2022 disertai keluar
PMB Rahmi lendir campur darah sejak pukul 02.00
WITA, tidak ada keluar air merembes
70
1 2 3
71
1 2 3
Leopold IV: divergen.
MCD: 31cm, TBBJ: 3100 gram, DJJ:
141 x/menit, kuat dan teratur, perlimaan:
3/5.
His: 4x/10’~35-40”, oedema: -/-.
Hasil pemeriksaan dalam: vulva dan
vagina tidak ada kelainan, terdapat
pengeluaran berupa lendir bercampur
darah, portio teraba lunak, dilatasi 4 cm,
effacement: 50%, selaput ketuban utuh,
presentasi kepala denominator ubun-
ubun kecil kiri depan, moulase: 0,
penurunan Hodge II, tidak teraba bagian
kecil janin dan tali pusat, kesan panggul
normal, pada anus tidak ada hemoroid.
A: G1P0A0 UK 38 minggu 3 hari
presentasi kepala U punggung kiri janin
tunggal hidup intrauterine + persalinan
kala I fase aktif.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Melakukan informed consent untuk
asuhan yang akan diberikan, ibu dan
suami sudah menandatanganinya.
3. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan ibu
72
1 2 3
bersalin dan melibatkan pendamping:
a. Membantu mengurangi rasa nyeri
dengan membimbing ibu relaksasi
mengatur napas dan membimbing
suami melakukan pijat punggung,
ibu dan suami kooperaktif serta
dapat mengikutinya.
b. Membantu pemenuhan nutrisi ibu,
ibu dapat minum teh manis ±150
cc.
c. Memfasilitasi kebutuhan mobilisasi
dan istirahat ibu, ibu dapat miring
kiri dan berjalan kecil di ruangan.
d. Menyiapkan alat dan bahan untuk
persiapan persalinan, alat sudah
siap dan diletakkan di dekat ibu.
4. Memantau kesejahteraan ibu, janin dan
kemajuan persalinan, hasil tertulis pada
lembar partograf.
Senin
S: ibu mengeluh sakit perut semakin kuat.
13 Maret 2023/
O: keadaan umum: baik, kesadaran:
08.30 WITA/
composmentis, TD: 110/70 mmHg,
PMB Rahmi
suhu: 36°C, nadi: 82 x/menit, RR: 21
x/menit, his 5x/10’~45- 50”, DJJ: 142
x/menit, perlimaan: 2/5,
skala nyeri: 6.
Hasil pemeriksaan dalam vulva dan
vagina tidak ada kelainan, terdapat
pengeluaran berupa lendir bercampur
darah, portio teraba lunak, dilatasi 8 cm,
effacement: 75%, selaput ketuban utuh,
presentasi kepala denominator ubun-
ubun kecil kiri depan, moulase: 0,
penurunan Hodge III, tidak teraba
73
b
a
g
i
a
n
kecil janin
dan tali
pusat, kesan
panggul
74
1 2 3
normal, pada anus tidak ada hemoroid.
A: G2P1A0 UK 38 minggu 3 hari
presentasi kepala U punggung kiri janin
tunggal hidup intrauterine + persalinan
kala I fase aktif.
Masalah: tidak ada.
compsmenti
P:
s,
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
ibu bersalin dan melibatkan
pendamping:
a. Membantu mengurangi rasa nyeri
dengan membimbing ibu teknik
relaksasi mengatur napas dan
membimbing suami untuk
melakukan massase punggung ibu,
ibu dan suami kooperaktif serta
dapat mengikutinya.
b. Membantu pemenuhan nutrisi ibu,
ibu dapat minum teh manis ±50 cc.
c. Memfasilitasi kebutuhan mobilisasi
dan istirahat ibu, ibu dapat miring
kiri dan berjalan kecil di ruangan.
d. Memfasilitasi ibu untuk BAK, ibu
BAK ±75 cc.
3. Memantau kesejahteraan ibu, janin dan
kemajuan persalinan, hasil tertulis pada
Senin/ lembar partograf
13 Maret 2022/ S: ibu mengeluh sakit perutnya semakin
09.30 WITA/ kuat, merasa ingin uang air besar dan
PMB Rahmi ada air mengalir dari jalan lahirnya.
O: keadaan umum: baik, kesadaran:
75
Bidan “R”
dan
FJ
76
1 2 3
77
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Menginformasikan kepada ibu bahwa
akan dilakukan tindakan selanjutnya,
ibu tampak tenang dan bersedia.
Pkl 10.03wita 3. Menginjeksikan oksitosin 10 IU pada
1/3 anterolateral paha kanan ibu secara
78
IM, tidak ada reaksi alergi.
4. Menjepit dan memotong tali pusat, tidak
79
1 2 3
ada perdarahan aktif pada tali pusat.
• Mendekatkan bayi pada dada ibu untuk proses IMD, ibu
dan bayi tampak nyaman serta bayi tampak berusaha
mencari puting susu ibu.
• Melakukan penegangan tali pusat terkendali, plasenta
lahir pukul 10.10 WITA, uterus berkontraksi dengan
baik, plasenta lahir kesan lengkap dan tidak terjadi
pengapuran.
• Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik,
kontraksi uterus baik.
Senin/ S: ibu merasa lega dan perut masih terasa Bidan “R”
13 Maret 2023/ mulas. dan
10.10 WITA/ O: keadaan umum: baik, kesadaran: FJ
PMB Rahmi composmentis, TFU: teraba 2 jari di
bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, terdapat
robekan pada mukosa vagina, kulit dan
otot perineum (derajat 2), jumlah
perdarahan ± 200 cc dan tidak ada
perdarahan aktif.
Keadaan bayi: bayi lahir segera
menangis, tangis kuat, gerak aktif dan
warna kulit kemerahan.
A: P2A0 PsptB + persalinan kala IV +
neonatus aterm vigerous baby dalam
masa adaptasi.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Melakukan informed consent bahwa
80
1 2 3
81
1 2 3
kuat dan tidak ada kelainan.
Perut: tidak ada distensi abdomen, tidak
ada perdarahan tali pusat dan tanda
infeksi.
Punggung: tidak ada kelainan.
Genetalia: jenis kelamin perempuan.
BB: 3.100 gram, PB: 50 cm, LK/LD:
33/34 cm.
A: neonatus aterm umur 1 jam vigerous baby
dalam masa adaptasi.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisi bayinya saat ini.
2. Melakukan informed consent untuk
tindakan yang akan dilakukan, ibu dan
suami bersedia.
3. Memberikan salep mata gentamicin
sulfate 0,1% pada kedua mata bayi,
sudah dioleskan dari arah dalam ke luar.
4. Menginjeksikan vitamin K 1 mg secara
IM pada 1/3 antero lateral paha kiri
bayi, tidak ada reaksi alergi.
5. Membimbing ibu dan suami untuk
menjaga kehangatan bayi, ibu dan
suami kooperaktif, bayi sudah
dipakaikan pakaian lengkap dan
didekatkan kepada ibu.
6. Membimbing ibu cara dan posisi
menyusui bayi, ibu kooperaktif dan
82
1 2 3
dapat menyusui dengan posisi miring,perlekatan Baik dengan
salah satunya dagu bayi menempel ke payudara ibu.
Senin/ S: ibu merasa senang proses persalinan Bidan “R”
13 Maret 2023/ berjalan lancar dan masih meraskan dan FJ
12.10 WITA/ mulas pada perutnya.
PMB Rahmi O:makan baik,minum baik,BAK dan BAB
(+),mobilisasi dan istirahat cukup
Ibu: keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, TD: 120/80 mmHg,
suhu: 36,3°C, nadi: 80 x/menit, RR: 21
x/menit. TFU: teraba 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih tidak penuh, perdarahan tidak
aktif, lochea rubra, tidak ada tanda
infeksi dan laktasi +/+.kolostrum sudah
keluar dan sudah di susukan kepada
bayinya.
83
1 2 3
SF 1x300 mg (X)
Vitamin A 200.000 IU 1x24 jam
(II) Ibu bersedia mengkonsumsinya.
4. Menginjeksikan HB0 0.5 ml pada 1/3
antero lateral paha kanan bayi, tidak ada
reaksi alergi.
5. Memfasilitasi ibu untuk melakukan
mobilisasi, ibu sudah dapat miring
kanan kiri, duduk dan berdiri.
6. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang
nifas, ibu dan bayi sudah dipindahkan.
3. Penerapan asuhan kebidanan pada ibu “SR” selama masa nifas sampai 42
hari masa nifas
Asuhan kebidanan masa nifas dimulai setelah persalinan yaitu tanggal 13
Maret 2023 sampai 42 hari masa nifas tanggal 23 April 2023. Selama masa nifas
kunjungan masa nifas sebanyak empat kali sesuai dengan standar asuhan
84
Tabel 7
Catatan Perkembangan Ibu “SR” yang Menerima Asuhan Kebidanan
selama Masa Nifas secara Komprehensif di PMB Rahmi,
Rumah Ibu
Hari/tanggal/ waktu/
Catatan perkembangan Tanda tangan/
tempat
nama
1 2 3
KF 1
S: ibu mengatakan nyeri pada luka jaritan, Bidan “R”
Senin/
bayi menyusu kuat. Ibu sudah makan dan
13 Maret 2023/
pukul 13.00 WITA, porsi sedang, FJ
16.10 WITA/
komposisi, nasi, sayur, satu potong
PMB Rahmi
ayam
dan 1 potong tempe dan tahu. Ibu sudah
mengerti. BAK 1 kali warna kuning
jernih dan belum ada BAB. Mobilisasi:
ibu sudah dapat miring kanan, kiri,
duduk, berdiri dan berjalan dengan hati-
hati. Ibu sudah dapat tidur selama 1
jam.O: keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, TD: 110/80 mmHg,
suhu: 36°C, N: 82x/menit, RR: 20
x/menit, wajah tidak pucat, konjungtiva
merah muda, sklera putih, mukosa bibir
lembab, payudara simetris,
pengeluaran: kolostrum, TFU: 2 jari di
bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, perdarahan
tidak aktif, pengeluaran lochea rubra
dan tidak ada oedema,bonding
attachment sudah dilakukan dan
berhasil.A: P2A0 PsptB 6 jam post
partum.Masalah: Tidak ada
85
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
tentang tanda bahaya masa nifas, ibu
dan suami paham serta dapat
mengulang penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan
cara menjaga kehangatan bayi, ibu dan
suami kooperaktif serta dapat
mengulang penjelasan yang diberikan.
4. Membimbing suami untuk melakukan
pijat oksitosin pada ibu, suami dapat
1 2 3
86
KF II S: ibu mengatakan tidak ada keluhan. mengetahui
Nyeri
Senin/ cara
pada luka jaritan tidak ada, ibu dan suami
20 Maret 2023/ melakukan
dapat melakukan pijat oksitosin dengan
09.0 WITA/ pijat bayi dan
baik dan produksi ASI lancar. Ibu dapat
Rumah ibu menstimulasi
menyusui dengan baik, ibu dapat istirahat
“SR” tumbuh
6 jam perhari (terbangun saat bayi
kembang
menyusu dan ikut istirahat saat bayi
bayi.
tidur), ibu sudah dapat mengurus bayinya
secara mandiri akan tetapi masih dibantu
Bidan”R” dan FJ
oleh suami dan mertua. Ibu makan 3
x/hari dengan porsi sedang, komposisi
nasi, sayur, 1 potong ayam/ikan, 2 potong
tahu/tempe, tidak ada makanan
pantangan. Pola minum ibu 3000 ml/hari
dan minum susu 2 x/hari. BAB: 1
kali/hari, BAK: 7-8 x/hari. Personal
hygiene baik, ibu menyusui secara on
demand atau setiap 2 jam jika bayi
tertidur. Pengetahuan yang belum
diketahui ibu adalah cara melakukan pijat
bayi dan cara menstimulasi tumbuh
kembang bayi. O: keadaan umum: baik,
kesadaran: composmentis, TD: 114/67
mmHg, suhu: 36,1°C, nadi: 88 x/menit,
RR: 24 x/menit, wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, sklera putih,
mukosa bibir lembab, payudara simetris,
pengeluaran: ASI, TFU: pertengahan
pusat simpisis, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, perdarahan
tidak aktif, pengeluaran lochea
sanguinolenta, luka jaritan terpaut rapi
dan tidak ada oedema.A: P1A0 PsptB 4
hari post partum. Masalah: ibu belum
87
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang
nutrisi dan pola istirahat untuk ibu nifas,
Ibu makan 3 x/hari, tidak ada makan
pantangan, minum menggunakan
takaran botol 3000 ml dan istirahat
disaat bayi tidur (istirahat 6 jam/hari).
3. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga
personal hygiene, ibu mencuci tangan
sebelum dan setelah beraktivitas,
mencuci organ genetalia dari arah depan
ke belakang, mengganti pembalut 4
x/hari dan mengganti pakaian dalam 4
x/hari.
4. Memberikan ibu terapi body massage
ibu nifas, ibu tampak rileks dan nyaman.
5. Membimbing ibu cara melakukan pijat
bayi dan menstimulasi tumbuh kembang
bayi, ibu dapat mengikutinya.
6. Memberitahu ibu untuk mengajak
bayinya kunjungan pada tanggal 10
Maret 2022, ibu bersedia.
88
1 2 3
KF 3 S: ibu mengatakan tidak ada keluhan. Bidan “R”
Nyeri
Senin/ dan
pada luka jaritan tidak ada, ibu dapat
10 April 2023/ FJ
menyusui dengan baik, sudah
08.30 WITA/
melakukan pijat bayi secara rutin, ibu
Rumah “SR”
dapat istirahat
6 jam perhari (terbangun saat bayi
menyusu dan ikut istirahat saat bayi
tidur), ibu sudah dapat mengurus
bayinya secara mandiri. Ibu makan
teratur 3 x/hari, prosi 1 piring sedang,
komposisi: nasi, sayur, 1 potong
ayam/telur, 2-3 potong tempe/tahu dan
buah. Ibu masih tetap mengkonsumsi
susu ibu menyusui 2 x/hari. Tidak ada
mkanan pantangan, nafsu makan baik.
Pola minum ibu sebanyak 2000-3000
ml/hari dengan takaran botol minum.
BAB: 1 x/hari, konsistensi lembek,
warna kuning kecoklatan. BAK: 7-8
x/hari warna jernih dan tidak ada
keluhan BAB dan BAK.
O: keadaan umum baik, kesadaran:
composmentis, TD: 114/78 mmHg,
suhu: 36,4°C N: 90 x/menit, RR:
23x/menit. Payudara simetris, tidak
ada bengkak, pengeluaran ASI, TFU:
tidak teraba, perdarahan tidak aktif,
lochea serosa, jaritan perineum utuh
sudah menyatu, tidak ada oedema dan
tanda infeksi.
89
A: P2A0 PsptB 19 hari post partum.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga
pola nutrisi dan istirahat, ibu paham dan
masih mengatur pola nutrisi serta
istirahatnya.
3. Mengingatkan ibu untuk tetap
memberikan ASI secara eksklusif, ibu
Mengatakan ingin memberikan ASI
secara eksklusif untuk bayinya.
4. Mengingatkan ibu untuk segera
menggunakan KB, ibu bersedia untuk
kunjungan ulang untuk menggunakan
KB suntik 3 bulan.
5. Memberitahu ibu untuk segera datang
ke fasilitas kesehatan jika ada keluhan
yang dirasakan, ibu paham dan bersedia.
S: ibu mengatakan tidak ada keluhan dan
KF4 Bidan “R”
berencana menggunakan KB hari ini.
Minggu/ dan
Ibu dapat menyusui dengan baik, ibu
23 April 2023/ FJ
dapat istirahat 6 jam perhari (ikut
08.00 WITA/
istirahat saat bayi tidur). Ibu sudah
PMB Rahmi
dapat merawat bayinya secara mandiri.
Ibu makan teratur 3 x/hari, prosi 1
piring sedang, komposisi: nasi, sayur, 1
potong
90
1 2 3
buah. Ibu masih tetap mengkonsumsi
susu ibu menyusui 2 x/hari. Tidak ada
mkanan pantangan, nafsu makan baik.
Pola minum ibu sebanyak 2000-3000
ml/hari dengan takaran botol minum.
BAB: 1 x/hari, konsistensi lembek,
warna kuning kecokelatan. BAK: 5-6
x/hari, warna jernih, tidak ada keluhan
BAB dan BAK.
O: keadaan umum baik, kesadaran:
composmentis, TD: 110/69 mmHg,
suhu: 36,1°C N: 83 x/menit, RR: 20
x/menit. Payudara simetris, tidak ada
bengkak, pengeluaran ASI +/+, TFU:
tidak teraba, lochea alba, jaritan
perineum utuh dan sudah menyatu,
tidak ada oedema dan tanda infeksi.
A: P2A0 PsptB 42 hari post partum
akseptor baru KB suntik 3 bulan.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham serta menerima
kondisinya saat ini.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang
keuntungan dan efek samping dari KB
suntik 3 bulan, ibu dapat mengulang
penjelasan yang diberikan dan tetap
memilih KB suntik 3 bulan.
3. Melakukan informed consent untuk
tindakan yang akan dilakukan, ibu dan
suami bersedia serta sudah
menandatangani form informed consent.
4. Menginjeksikan KB depoprogestin pada
91
1 2 3
4. Penerapan asuhan kebidanan pada bayi ibu “SR” dari neonatus sampai
bayi 42 hari
Bayi ibu “SR” lahir pada tanggal 13 Maret 2023 pukul 10.00 WITA,
segera menangis, tangis kuat, gerak aktif, waran kulit kemerahan dan jenis kelamin
perempuan. Penulis mengkaji data asuhan neonatus sampai bayi berdasarkan data
Tabel 8
Catatan Perkembangan Bayi Ibu “SR” yang Menerima Asuhan
Kebidanan selama Neonatus sampai Bayi 42 Hari secara Komprehensif di
PMB Rahmi Dan Rumah Ibu
Hari/ tanggal/ jam/
Tanda tangan/
Catatan perkembangan
tempat nama
1 2 3
KN1 S: ibu mengatakan tidak ada keluhan. Bayi Bidan “R”
Senin/ menyusu kuat, bayi sudah BAK sekali dan
13 Maret 2023/ dan belum BAB, FJ
16.30 WITA/ O: keadaan umum baik, tangis kuat, gerak
PMB Rahmi aktif, warna kulit kemerahan, suhu:
36,9°C, HR: 135 x/menit, RR: 46
x/menit.
92
1 2 3
Pemeriksaan fisik:
Kepala: simetris, ubun-ubun datar, tidak
ada cepal hematoma, tidak ada caput
succedaneum.
Wajah: simetris, tidak pucat, tidak
oedema, mata simetris, tidak ada
pengeluaran.
Hidung: tidak ada kelaianan, tidak ada
pengeluaran, tidak ada napas cuping
hidung.
Bibir: mukosa lembab, palatum ada,
tidak ada kelainan.
Pemeriksaan dada: simteris, tidak ada
benjolan pada payudara, tidak ada
kelainan.
Abdomen: tidak ada distensi, tidak ada
perdarahan tali pusat, tidak ada tanda-
tanda infeksi.Punggung: tidak ada
kelainan.
Pemeriksaan genetalia: labia mayora
sudah menutupi labia minora, orifsium
uretra dan lubang uretra ada, tidak ada
pengeluaran.
Anus: lubang anus ada.
Ekstremitas: bentuk simetris, jumlah jari
masing-masing lima pada kedua tangan
dan kaki, gerak aktif, tidak ada kelainan.
Refleks: glabella: positif, morrow:
positif, tonic neck: positif, sucking:
positif, rooting: positif, swallowing:
positif,, graps: positif, babinski: positif,
stapping: positif dan gallant: positif.
A: neonatus aterm umur 6 jam sehat.
Masalah: tidak ada.
93
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
paham serta menerima kondisi bayinya
saat ini.
2. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
tentang tanda bahaya bayi baru lahir, ibu
dan suami paham serta dapat mengulang
penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan KIE kepada ibu dan bayi
cara menjaga kehangatan bayi dan cara
merawat tali pusat, ibu dan suami paham,
bayi diselimuti memakai topi, popok
kain tetap diperiksa, tali pusat dibungkus
dengan kasa steril.
4. Membimbing ibu menyusui bayinya
secara on demand atau setiap 2 jam
sekali jika bayi tertidur, ibu kooperaktif
bayi dibangunkan untuk disusui.
5. Membimbing ibu dan suami cara
perawatan tali pusat bayi, ibu dan suami
dapat melakukannya tali pusat dijaga
agar tetap kering.
6. Menganjurkan ibu dan suami untuk
menjemur bayinya setiap pagi selama 15
menit, ibu kooperaktif dan sudah
menyiapkan penutup mata untuk
menjemur bayi setiap pagi. kain, BAB 2
x/hari
KN 2 S: ibu mengatakan bayi sehat, bayi konsistensi
Senin/ menyusu kuat secara on demand. Bayi lembek,
94
Bidan “R” dan
FJ
95
1 2 3
96
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima kondisi
bayinya saat ini.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang
jenis imunisasi dan efek samping dari
imunisai yang akan diberikan, ibu dapat
97
mengulang penjelasan yang diberikan.
98
1 2 3
3. Melakukan informed consent untuk
tindakan yang akan dilakukan, ibu dan
suami bersedia.
4. Menginjeksikan vaksin BCG pada 1/3
lengan kanan bayi secara intracutan,
tidak ada reaksi alergi.
5. Memberikan imunniasi polio secara oral
sebanyak 2 tetes, bayi tidak ada muntah
atau gumoh.
6. Menganjurkan ibu untuk mengajak
bayinya imunisasi Pentabio 1 dan Polio
2 saat bayi berumur 2 bulan, ibu bersedia
untuk datang.
7. Memberitahu ibu untuk segera datang ke
fasilitas kesehatan jika ada keluhan atau
tanda bahaya pada bayi, ibu paham dan
bersedia.
Bayi S: ibu mengatakan tidak ada keluhan, bayi
Minggu/ sehat bayi menyusu kuat secara on
23 April 2022/ demand. Bayi BAK 8-9 kali ganti popok
11.30 WITA/ kain, BAB 1 x/hari konsistensi lembek,
Rumah ibu “SR” warna kuning. Bayi tidur selama 15-16
jam perhari
O: keadaan umum: baik, tangis kuat, gerak
aktif, tidak ada sianosis, tidak ada tanda
ikterus. Suhu: 36,7°C, HR: 133 x/menit,
RR: 43 x/menit, BB: 4000 gram, PB: 59
cm, LK/LD: 38/39 cm.
A: Bayi umur 42 hari sehat.
Masalah: tidak ada.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu paham dan menerima kondisi
bayinya saat ini.
99
1 2 3
100
B. Pembahasan
1. Hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu “SR” dari umur kehamilan
kebidanan yang diberikan untuk mendampingi ibu dari awal kehamilan agar dapat
mendeteksi lebih dini terkait komplikasi yang dapat terjadi, sehingga terhindar
dari kemungkinan kecacatan bahkan kematian ibu maupun bayi baik selama
proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Asuhan pada ibu “SR”
dimulai dari umur kehamilan 17 minggu . Ibu “SR” merupakan ibu yang bekerja
dan mulai berhenti bekerja saat satu bulan sebelum tafsiran persalinan. Ibu rutin
kandungan sebanyak dua kali. Trimester kedua ibu juga melakukan pemeriksaan
sebanyak tiga kali yaitu dua kali di dokter spesialis kandungan dan satu kali di
puskesmas. Hal ini sudah sesuai dengan standar minimal kunjungan ibu hamil
pelayanan kehamilan saat ini dilakukan paling sedikit enam kali selama masa
kehamilan yaitu satu kali pada rimester pertama, dua kali pada trimester kedua
minimal 10T. Hasil pemeriksaan LiLA: 24 cm, TB: 155 cm TFU: 2 jari di atas
101
+/+, golongan darah: O, Hb: 11,1 g/dL, PPIA: non reaktif, HbsAg: non reaktif,
VDRL: non reaktif, protein urine : negatif dan glukosa urine: negatif. Pengukuran
LiLA dilakukan cukup sekali diawal kunjungan ANC pada trimester pertama yang
bertujuan untuk mengetahui status gizi pada ibu hamil. Satus gizi pada ibu “SR”
dikategorikan normal karena ukuran LiLA lebih dari 23,5 cm. Bila ditemukan
LiLA ibu <23,5 cm, maka menunjukkan ibu hamil mengalami Kurang Energi
Kronik (KEK) yang dapat berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
(Kementerian Kesehatan RI, 2021b). Tinggi badan ibu “SR” 155 cm maka faktor
risiko panggul sempit tidak ada karena tinggi badan di atas 145 cm, kemungkinan
masalah, hal ini sejalan dengan Elda (2017) yang menyatakan jika hasil tripel
eliminasi pada ibu hamil tidak mengalami masalah maka tidak perlu adanya
proses rujukan. Pemeriksaan Hb pada ibu “SR” dilakukan dua kali yaitu pada
kehamilan trimester pertama dengan hasil 11,1 g/dL dan kehamilan trimester
ketiga dengan hasil 12,1 g/dL. Hal ini sesuai dengan (Kementerian Kesehatan RI,
pada trimester I dan trimester III untuk mengetahui status anemia ibu. World
jika kadar Hb 10-10,9 g/dL, hal ini menunjukkan bahwa ibu “SP” tidak
Penimbangan berat badan pada ibu “SP” dilakukan secara rutin setiap
kunjungan. Berat badan ibu “SR” sebelum hamil adalah 48 kg. Indeks Masa
Tubuh (IMT) pada ibu “SP” yaitu 20 (tergolong normal). Kenaikan berat badan
ibu “SP”
102
selama masa kehamilan sebnayak 12,5 kg. Hal ini sesuai dengan Kementerian
Kesehatan RI (2020a) yang menayatakn bahwa ibu hamil yang memiliki IMT
normal, total kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah 11,35-15,89 kg.
imunisasi saat bayi dan saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 1, 2 dan
(Kementerian Kesehatan RI, 2021a). Selama kehamilan ini ibu “SP” mendapatkan
tablet tambah darah lebih dari 90 tablet. Jumlah zat besi yang dibutuhkan oleh
kehamilan tunggal dan normal adalah 900 mg. Kebutuhan ini dibagi menjadi dua
yaitu 400 mg untuk pertumbuhan janin dan plasenta serta 500 mg untuk
Selama kehamilan ini ibu memiliki riwayat keluhan mual muntah pada
awal kehamilan. Memasuki kehamilan trimester III ibu sempat mengeluh mulai
merasakan nyeri punggung. Keluhan nyeri punggung pada ibu disebabkan oleh
yang disarankan oleh bidan untuk mengatasi nyeri punggung adalah rutin
103
melakukan prenatal yoga dan senam hamil. Hal ini sejalan dengan Cahyani (2020)
mengurangi keluhan nyeri punggung pada ibu hamil. Davenport (2019) juga
menopang beban tubuh yang semakin bertambah. Ibu juga dibimbing cara
mengelus perut dan mengajak mendengarkan musik klasik setiap hari. Stimulasi
pelayanan minimal 10T asuhan antenatal. Hal ini sudah sesuai dengan
2. Hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu “SR” selama masa persalinan
Ibu “SR” mulai memasuki proses persalinan pada tanggal 4 Maret 2023.
Umur kehamilan ibu “SR” saat itu 39 minggu 4 hari yang menunjukkan bahwa
kehamilan ibu sudah cukup bulan dan dapat bersalin secara normal. Hal ini sesuai
jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu).
Persalinan ibu “SR” berlangsung normal secara pervaginam tanpa ada tanda
bahaya dan komplikasi pada ibu maupun janinnya. Bayi lahir spontan pukul 10.00
WITA segera menangis, tangis kuat, gerak aktif dan warna kulit kemerahan.
104
a. Asuhan persalinan kala I
Ibu “SR” datang ke PMB Rahmi pukul 04.00 WITA mengeluh nyeri perut
semakin kuat dan disertai pengeluaran lendir bercampur darah. Bidan sudah
hasil dalam batas normal. Ibu juga dilakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal dan SARS Covid antigen dengan hasil negatif.
dengan his: 4x/10’~35-40”. Pukul 08.30-09.30 WITA his ibu semakin kuat
kontraksi secara bertahap dan kontraksi ibu adekuat. Kontraksi dianggap adekuat
jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan kesejahteraan janin. Hasil dari asuhan
bungkus roti dan 50 ml teh manis. Tujuan pemberian makanan lembek untuk
Selama proses persalinan ibu didampingi untuk BAK. Ibu BAK sebanyak dua kali
yaitu pada pukul 05.30 WITA dan 08.30 WITA. Selama proses persalinan ibu
105
Selama persalinan juga dibutuhkan dukungan dan peran pendamping.
Mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan, ibu “SR” dibantu oleh bidan dan
pada ibu “SR” dan membuat ibu lebih merasa nyaman. Selain itu, dengan
relaksasi napas membuat ibu merasa rileks dalam menjalani fase aktif persalinan
kala I. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan
endorfin yang merupakan pereda sakit alami (Puspitasari, 2017). Menurut Potter
dalam Lubis (2020) teknik pijat punggung pada ibu primigravida inpartu kala I
Asuhan yang diperoleh ibu “SR” selama persalinan kala I sudah sesuai
kesejahteraan ibu dengan menilai nadi, tekanan darah, suhu, hidrasi dan
pengeluaran urine ibu serta pemantauan kesejahteraan janin yang diukur melalui
frekuensi denyut jantung janin secara continue setiap 30 menit, memeriksa kondisi
menit
106
(JNPK-KR, 2017). Faktor-faktor yang memengaruhi persalinan adalah passage,
Selama kala II ibu merasa nyaman, ibu dapat miring kiri dan saat dipimpin
persalinan yang bersih dan aman sesuai dengan 60 langkah APN. Penanganan
persalinan kala II pada Ibu “SR” dilakukan pertolongan persalinan sesuai dengan
APN.
IM, penegangan tali pusat terkendali dan melakukan massase fundus uteri
selama 15 detik setelah plasenta lahir. Hal ini menunjukan persalinan kala III ibu
berlangsung secara fisiologis tidak lebih dari 30 menit dengan asuhan sesuai
standar. Manajemen aktif kala III bertujuan untuk mempercepat kelahiran plasenta
KR, 2017). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) juga dilakukan segera setelah bayi lahir,
bayi diletakkan tengkurap di dada ibu untuk skin to skin dan dipasangkan topi
serta selimut. Inisasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan kurang lebih selama satu
jam.
Jangka waktu untuk dilakukan IMD adalah sesegera mungkin setelah bayi lahir
(JNPK-KR, 2017).
Proses persalinan kala IV ibu “SR” berlangsung secara fisiologis dan tidak
ada komplikasi. Ibu mengalami laserasi grade II yaitu pada mukosa vagina, kulit
107
dan otot perineum, kemudian dilakukan penjahitan dengan anastesi lidocain 1%.
Pemantauan persalinan kala IV dilakukan selama dua jam yaitu pada satu jam
pertama setiap 15 menit dengan hasil tidak ada masalah, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh dan tidak ada perdarahan aktif, TFU dua jari di bawah
pusat, kolostrum sudah keluar. Dilanjutkan pemantauan satu jam kedua setiap 30
menit dengan hasil tidak ada tanda bahaya dan komplikasi. Proses IMD sangat
membantu mempercepat proses involusi setelah 2 jam dan 12 jam pasca persalian
(Putri, 2020). Hal ini juga didukung oleh Arwiyantasari (2019) yang menyatakan
bahwa inisiasi menyusu dini mempengaruhi proses involusi uterus saat bayi mulai
mengakibatkan kontraksi uterus ibu sehingga proses involusi uterus ibu dapat
berjalan normal.
yang hilang selama proses persalinan. Selama kala IV ibu dan suami dibimbing
yang dapat dicegah dengan melakukan massase fundus uteri. Berdasarkan hal
tersebut, asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan standar asuhan persalinan
kala IV dengan melakukan pemantauan selama dua jam yaitu setiap 15 menit pada
satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua (JNPK-KR, 2017).
3. Hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu “SR” selama masa nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-
kira enam minggu (Saifuddin, 2020). Selama masa nifas ibu mendapat asuhan dari
dua jam post partum sampai 42 hari. Asuhan diberikan melalui kunjungan ke
108
fasilitas kesehatan dan kunjungan ke rumah ibu sebanyak empat kali yaitu KF1,
KF2, KF3 dan KF4. Masa nifas ibu berlangsung secara fisiologis dan sudah
proses IMD saat bayi baru lahir untuk merangsang produksi ASI. Jumlah
pengeluaran ASI masih sedikit saat awal masa nifas dan semakin bertambah pada
hari kedua masa nifas. Hal tersebut sesuai dengan Kementerian Kesehatan RI
(2018) yang menyatakan bahwa pada hari kedua atau ketiga post partum sudah
mulai diproduksi ASI matur yaitu ASI berwarna. Setyowati (2017) memaparkan
bahwa dilaksanakannya inisiasi menyusu dini pada satu jam pertama maka sangat
bermanfaat bagi bayi dan ibu selain sebagai ikatan batin anatara ibu dan bayi juga
dapat melancaran proses pengeluaran ASI. Selain itu, ibu juga diberikan asuhan
Sejak awal masa nifas (enam jam post partum) ibu “SR” dibimbing untuk
bahwa senam kegel dapat mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu
post partum. Hal ini juga didukung oleh Rahmawati (2018) yang menyatakan
intervensi senam kegel merupakan metode yang tepat untuk menurunkan tingkat
setelah melahirkan yang memperkuat otot dasar panggul. Selain senam kegel, ibu
juga diberikan terapi komplementer body massage pada hari keempat tujuannya
untuk memberikan rasa rileks dan menurunkan rasa cemas pada ibu.
Massage
109
therapy pada ibu nifas dapat menurunkan kecemasan dan meningkatkan respon
keinginan untuk melakukan breastfeeding self efficacy karena ibu merasa rileks
dan membantu proses let down reflek yang mampu meningkatkan produksi ASI
(Nazilah, 2021).
berbagai jenis metode kotrasepsi seperti metode pil, suntikan, implant dan Alat
suntik tiga bulan. Metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi
Neonatus normal adalah bayi baru lahir dari umur kehamilan 37-42
minggu
dengan berat lahir 2500-4000 gram, segera menangis, gerak aktif, kulit bayi
kemerahan dan bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat (Kementerian
Kesehatan RI, 2016a). Berdasarkan hal tersebut, bayi Ibu “SR” tergolong
neonatus normal dengan berat lahir 3100 gram, segera menangis, gerak aktif, kulit
dilakukan oleh petugas kesehatan dan penilaian awal pada bayi baru lahir. Asuhan
yang diberikan pada bayi baru lahir normal yaitu jaga kehangatan bayi, bersihkan
jalan napas (bila perlu), keringkan dan tetap jaga kehangatan bayi, potong dan ikat
tali pusat tanpa membubuhi apapun, lakukan IMD dan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu, beri suntikan vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri anterolateral, beri
salep mata antibiotika pada kedua mata bayi, pemeriksaan fisik yang bertujuan
110
untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi, beri imunisasi
Hepatitis B 0,5 ml secara IM pada paha kanan setelah satu sampai dua jam setelah
pemberian vitamin K atau nol sampai tujuh hari pada panduan buku KIA (JNPK-
KR, 2017). Bayi ibu “SR” lahir pukul 10.00 WITA sudah dilakukan pemotongan
tali pusat dua menit setelah lahir yaitu pukul 10.02 WITA, diberikan salep mata
gentamicin sulfate 0,1% pada kedua mata untuk mencegah infeksi mata,
pemberian vitamin K1 di paha kiri setelah IMD untuk mencegah perdarahan dan
imunisasi hepatitis B 0,5 ml pada enam jam setelah kelahiran bayi untuk
Bayi diberikan kebutuhan asah, asih dan asuh. Perawatan bayi sehari-hari
dibantu oleh suami dan ibu mertua, sehingga semua anggota keluarga turut serta
merawat bayi. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bayi
juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi tiga kebutuhan dasar yaitu
yaitu KN1, KN2 dan KN3 (Kementerian Kesehatan RI, 2021b). Bayi ibu “SR”
KN1 saat bayi berumur enam jam, KN2 saat bayi berumur enam hari dan KN3
saat bayi berumur 19 hari. Bayi menyusu secara on demand dan ibu berencana
memberikan bayi ASI eksklusif selama enam bulan. Kunjungan KN2 pada hari
keenam dan ibu dibimbing untuk melakukan pijat bayi. Berat badan bayi
mengalami peningkatan sebanyak 200 gram menjadi 3100 gram pada hari keenam
dan pada hari ke-42 menjadi 4000 gram. Pijat bayi atau stimulus touch merupakan
111
perkembangan bayi seperti meningkatkan penyerapan makanan sehingga bayi
lebih cepat lapar dan sering menyusu (Marni, 2019). Bayi yang diberikan pijat
akan lebih rileks dan beristirahat dengan efektif, sehingga pada saat bangun
membawa energi cukup untuk beraktifitas. Secara optimal bayi akan cepat lapar
sehingga nafsu makan meningkat dan kenaikan berat badan terjadi secara optimal
(Elvira, 2017).
imunisasi BCG dan Polio oral 1, hal ini menunjukkan bahwa asuhan sudah sesuai
diberikan dalam rentang waktu 0 sampai dua bulan (Kementerian Kesehatan RI,
2021a).
112
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan bayi hingga 42 hari pada ibu
1. Hasil penerapan asuhan kebidanan kehamilan pada ibu “SR” dari umur
2. Hasil penerapan asuhan kebidanan persalinan pada ibu “SR” sesuai dengan
standar 60 langkah APN serta berlangsung tanpa adanya penyulit dan komplikasi
sehingga proses persalinan dapat berlangsung normal, ibu dan bayi sehat.
3. Hasil penerapan asuhan kebidanan masa nifas pada ibu “SR” sampai 42
hari dilakukan kunjungan KF1, KF2, KF3 dan KF4. Masa nifas ibu berlangsung
4. Hasil penerapan asuhan kebidanan masa neonatus dan bayi pada bayi ibu
“SP” dilakukan kunjungan KN1, KN2 dan KN3. Tidak ada tanda bahaya dan
komplikasi. Asuhan kebidanan bayi ibu “SR” sampai 42 hari sudah sesuai dengan
normal.
B. Saran
Ibu “SR” diharapkan dapat menerapkan asuhan yang telah diberikan dan
mendeteksi dini penyulit dan komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi.
kebidanan sehingga dapat mendeteksi dini faktor risiko dan komplikasi, sehingga
fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Armini, S. dan M. 2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. ANDI.
Cahyani, P. 2020. Intensitas Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III yang
Melakukan Prenatal Yoga. Jurnal Sehat Mandiri. http://jurnal.poltekkes
padang.ac.id/ojs/index.php/jsm/article/view/252. Diakses tanggal 20 Maret
2022.
Davenport, M. 2019. Exercise for the prevention and treatment of low back,
pelvic girdle and lumbopelvic pain during pregnancy: a systematic review
and meta-analysis. BMJ. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30337344/.
Diakses tanggal 22 Maret 2022.
Dewi, S., Erildy dan Astrid. 2016. Studi Komparatif Prenatal Yoga dan Senam
Hamil terhadap Kesiapan Fisik. Akademi Kebidanan Yayasan Perguruan
Djubleg Ranuatmadja Jakarta. https://journals.stikim.ac.id/index.php/
jikm/article/view/124. Diakses tanggal 20 Maret 2022.
Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2021. Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar
Tahun 2020. Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Bali. Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.
Elvira, M. 2017. Baby Massage Giving Effect To The Weight Gain In Infants 0-6
Months At BPS Bunda Bukittinggi. Jurnal Pembangunan Nagari.
https://ejournal.sumbarprov.go.id/index.php/jpn/article/view/16. Diakses
tanggal 22 Maret 2022.
Fitri. E. 2019. Pengaruh Senam Kegel Terhadap Penyembuhan Luka Pada Ibu
Post Partum. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik.
https://ejurnal.poltekkes- tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/1844. 6
April 2022.
Hastuti, P. 2018. Kartu Skor Poedji Rochjati untuk Skrining Antenatal. Jurnal
LINK. https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link/article/view/
3710. Diakses tanggal 20 Maret 2022.
Husanah. 2019. Pelaksanaan Pijat Oksitosin Pada Ibu Post Partum di BPM Dince
Syafrina Pekanbaru Tahun 2018. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Multidisiplin. http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jpm/article/view/820.
Diakses tanggal 24 Maret 2022.
Kauziyah. 2020. Paket Edukasi Ibu Hamil untuk Mewujudkan Anak Sehat dan
Cerdas Melalui Pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik. Jurnal Berdikari.
https://journal.umy.ac.id/index.php/berdikari/article/view/8331. Diakses
tanggal 24 Maret 2022.
Kementerian Kesehatan RI. 2016a. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Prasekolah. Jakarta: BPPSDMK.
. 2021a. Buku kia kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Magdalena. 2020. Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui
di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Jalan Pekanbaru. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. http://ji.unbari.ac.id/index.php/
ilmiah/article/view/939. Diakses tanggal 28 Maret 2022.
Putri. R. 2020. Inisiasi Menyusu Dini dan Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu
Postpartum. Faletehan Health Journal. https://journal.lppm-
stikesfa.ac.id/index.php/FHJ/article/download/136/65. Diakses tanggal 28
Maret 2022.
Rahayuningsih, T., Mudigdo, A., dan Murti, B. 2016. Effect of Breast Care and
Oxytocin Massage on Breast Milk Production: A study in Sukoharjo
Provincial Hospital. Journal of Maternal and Child Health. Diakses
tanggal 5 April 2022.
Suparni, S. 2019. Paket Edukasi Brain Booster pada Ibu Hamil di Kabupaten Pekalongan.
Jurnal Siklus. https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/
siklus/article/view/1095/pdf_15. Diakses tanggal 28 Maret 2021.
Undang-undang RI. 2019. Undang-undang RI No. 4 Tahun 2019. Tentang Kebidanan, 10,
2–4. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/104274/uu- no-4-tahun-
2019#:~:text=Undang-undang (UU) NO,%2C LL SETKAB
%3A 36 HLM.&text=ABSTRAK%3A,Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Diakses tanggal 5 Maret 2022.
Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru. WHO.
Widiyanto, A. 2021. Literatur Review : Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam (Deep
Breathing Relax) pada Ibu Bersalin Kala I. Journal of Health Research.
https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/avicenna/article/view/
538. Diakses tanggal 5 April 2022.