Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “HN” UMUR 30 TAHUN


MULTIGRAVIDA DARI USIA KEHAMILAN 33 MINGGU
2 HARI SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Studi Kasus dilaksanakan di Wilayah Kerja


Unit Pelaksana Teknis Daerah
Puskesmas Kuta Selatan
Kabupaten Badung
Tahun 2021

Oleh:
Dewa Ayu Ketut Cahyani
NIM. P07124018026

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “HN” UMUR 30 TAHUN


MULTIGRAVIDA DARI USIA KEHAMILAN 33 MINGGU
2 HARI SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Laporan Tugas Akhir
Pada Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh:
Dewa Ayu Ketut Cahyani
NIM. P07124018026

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

ii
JURUSAN KEBIDANAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “HN” UMUR 30 TAHUN


MULTIGRAVIDA DARI USIA KEHAMILAN 33 MINGGU
2 HARI SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN

Pembimbing Utama: Pembimbing Pendamping:

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed Ni Made Dwi Purnamayanti, S.Si.T.,M.Keb.


NIP. 19700218 198902 2 002 NIP. 198002012008122001

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

iii
Dr. Ni Nyoman Budiani,S.Si.T.,M.Biomed
NIP. 197002181989022002

LAPORAN TUGAS AKHIR DENGAN JUDUL:

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “HN” UMUR 30 TAHUN


MULTIGRAVIDA DARI USIA KEHAMILAN 33 MINGGU 2
HARI SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI


PADA HARI :
TANGGAL :

TIM PENGUJI
1. Ni Ketut Somoyani, SST., M.Biomed (Ketua) …………...

2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed (Sekretaris) …...………

3. I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, S.ST., M.Kes (Anggota) …………...

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

iv
Dr. Ni Nyoman Budiani,S.Si.T.,M.Biomed
NIP. 197002181989022002

MIDWIFERY CARE FOR MOTHER “HN” AGE 30 YEARS


OF MULTIGRAVIDA FROM PREGNANCY 33 WEEKS
2 DAYS TO 42 DAYS POSTPARTUM

Case held in Regional Technical Implementation Unit of Puskesmas Kuta Selatan


Working area in 2021

ABSTRACT

The role of midwives in reducing maternal mortality and infant mortality is


provide comprehensive midwifery care (continuity of care). Care comprehensive
and mutually sustainable starting from pregnancy, childbirth, childbirth, newborn
babies, and quality family planning services from a variety of causes death of
pregnant women, childbirth, childbirth, newborns and family planning services.
The purpose of This report is to find out the results of the care given to the `` HN
'' Mother age 30 years Multigravida from 33 weeks gestation 2 days to 42 days
the postpartum period. the method of determining the case used is through
interviews, examination, observation and documentation. Pregnancy development
of "HN" mothers walk physiologically. Mothers give birth vaginally without
complications. Stage I lasts for 1 hour, second time 5 minutes while III 10
minutes and monitoring time IV within normal limits. The baby was born at 11.30
a.m, immediately started crying actively, moving active, skin redness and birth
weight 3400 grams. In the puerperium the involution process uterine, discharge,
treatment and psychology are within normal limits. The growth and development
of the baby runs physiologically. Can be concluded midwifery care given to the
"HN" mother of the IIII trimester of pregnancy up to 42 days of the puerperium in
accordance with the standards.

Keywords: pregnancy, labour, postpartum, and newborn.

v
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “HN” UMUR 30 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI USIA KEHAMILAN 33 MINGGU
2 HARI SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Asuhan dilakukan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas


Kuta Selatan Kabupaten Badung Tahun 2021

ABSTRAK

Peran bidan dalam menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi yaitu
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity of care). Asuhan
komprehensif yang saling berkesinambungan mulai dari kehamilan, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB yang berkualitas dari berbagai penyebab
kematian ibu hamil, besalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan KB. Tujuan dari
laporan ini adalah untuk mengetahui hasil asuhan yang diberikan pada Ibu ''HN"
umur 30 tahun Multigravida dari usia kehamilan 33 minggu 2 hari sampai 42 hari
masa nifas.metode penentuan kasus yang digunakan yaitu melalui wawancara,
pemeriksaan, observasi serta dokumentasi. Perkembangan kehamilan ibu "HN"
berjalan secara fisiologis. Ibu bersalin pervaginam tanpa komplikasi. Kala I
berlangsung selama 1 jam, kala II 5 menit kala III 10 menit dan pemantauan kala
IV dalam batas normal. Bayi lahir pukul 11.30 WITA, segera menangis aktif,
gerak aktif, kulit kemerahan dan berat lahir 3400 gram. Pada masa nifas proses
involusi uterus, pengeluaran lokhea, aktasi dan psikologis berlangsung dalam
batas normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi berjalan secara fisiologis.
Dapat disimpulkan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ibu "HN" dari
kehamilan Trimester IIII sampai 42 Hari masa nifas sudah sesuai dengan standar.

Kata kunci : kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir.

vi
RINGKASAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “HN” UMUR 30 TAHUN


MULTIGRAVIDA DARI USIA KEHAMILAN 33 MINGGU 2 HARI
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS.

Kasus ini diambil di Wilayah Kerja Unit Pelaksan Teknis Daerah Puskesmas
Kuta Selatan Tahun 2021

Oleh :

DEWA AYU KETUT CAHYANI

NIM P07124018026

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

indikator penting yang menunjukan derajat kesehatan suatu negara khususnya

dalam pelayanan kebidanan. Peran bidan sangat penting dalam memberikan

asuhan kebidanan, pada siklus kehidupan seorang wanita. Siklus wanita yaitu dari

hamil, persalinan, nifas merupakan proses yang alami dan fisiologis bagi setiap

wanita, namun jika tidak dipantau dengan baik dari masa kehamilan,persalinan

dan nifas dalam perjalanannya 20% dapat menjadi patologis yang mengancam

vii
ibu dan janin dikandungnya, sehingga diperlukan asuhan kebidanan sesuai

dengan standar pelayanan. Peran bidan dalam menurunkan angka kematian ibu

dan kematian bayi yaitu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

(continuity of care). Asuhan komprehensif adalah asuhan yang saling

berkesinambungan mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan

pelayanan KB yang berkualitas dari berbagai penyebab kematian ibu hamil,

besalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan KB (Kemenkes RI, 2017b).

Asuhan ini bertujuan untuk memantau dan mengetahui hasil penerapan

asuhan kebidanan pada Ibu “HN” umur 30 tahun multigravida dari usia

kehamilan 33 minggu 2 hari sampai 42 hari masa nifas. Penulis memberikan

asuhan kepada Ibu “HN” dalam keadaan fisiologis sehingga memenuhi syarat

untuk diberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan berkesinambungan.

Ibu “HN” beralamat di Perumahan Taman Penta, Jimbaran yang berada di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuta Selatan.

Asuhan kehamilan pada Ibu “HN” dimulai dari usia kehamilam 33 minggu 2

hari dengan melakukan kunjungan ke rumah ibu. Pada saat itu ibu mengatakan

tidak ada keluhan yang dialami ibu. Hasil penulisan selama masa kehamilan

menunjukan perkembangan kondisi ibu masa kehamilan tidak mengalami

permasalahan, kesejahteraan janin baik ditandai dengan DJJ dan gerak janin

dirasakan aktif.

Asuhan kebidanan yang diberikan selama proses persalinan Ibu “HN”

berjalan dengan normal. Kala I berlangsung selama 1 jam yang dihitung dari awal

kontraksi sampai tanda-tanda gejala kala II. Kala II berlangsung 5 menit tanpa

viii
komplikasi. Bayi lahir pukul 11.30 WITA segera menangis, tangis kuat dan gerak

aktif, kulit kemerahan dan jenis kelamin perempuan. Kala III berlangsung selama

10 menit dan tidak ada komplikasi, plasenta lahir lengkap. Pemaantauan kala IV

dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua dengan

hasil dalam batas normal.

Asuhan yang diberikan pada Ibu “HN” selama masa nifas sudah sesuai

dengan standar. Pelayanan masa nifas telah dilakukan kunjungan KF 1, KF 2,

KF3, KF4. Proses involusi, lokhea, laktasi dalam batas normal. Ibu berencana

akan menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan pada 42 hari pasca melahirkan

di PMB “N”.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi Ibu “HN” telah sesuai dengan

standar pelayanan neonatal esensial. Bayi baru lahir telah dilakukan IMD, dan

mendapatkan Vitamin K pada satu jam pertama, HB-0 pada 6 jam pertama

setelah lahir, dan imunisasi BCG dan Polio 1 hari ke 19. Pertumbuhan dan

perkembangan bayi berjalan secara fisiologis. Bayi diberikan ASI secara

eksklusif.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat

pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu

“HN” Umur 30 Tahun Multigravida Dari Usia Kehamilan 33 Minggu 2 Hari

Sampai 42 Hari Masa Nifas” di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah

Puskesmas Kuta Selatan Kabupaten Badung. Laporan Tugas Akhir ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada

Mata Kuliah Laporan Tugas Akhir Jurusan Kebidanan Program Studi Diploma III

Kebidanan.

Penulis mendapatkan banyak dukungan, bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak dalam penyusunan laporan tugas akhir. Melalui kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH., selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Denpasar.

2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed., selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar dan selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan.

3. Ni Made Dwi Purnamayanti,S.Si.T.,M.Keb. Selaku pembimbing pendamping

yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan.

4. Ibu “HN” dan keluarga, selaku responden dalam laporan tugas akhir yang telah

memberikan ijin dan bersedia berpartisipasi.

x
5. Seluruh staf Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kebidanan yang telah

banyak membantu dalam proses penyusunan usulan laporan tugas akhir ini.

6. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

penyusunan Laporan tugas akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, sudah tentu banyak

kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu,

diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran dan kritik yang membangun

sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik.

Denpasar, April 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................xii
DAFTAR TABEL....................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................5
D. Manfaat...............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori........................................................................................8
1. Konsep Asuhan Kebidanan.................................................................8
2. Kehamilan Trimester III.....................................................................10
3. Persalinan............................................................................................25
4. Masa Nifas..........................................................................................33
5. Bayi Baru Lahir, Neonatus, Bayi........................................................43
B. Kerangka Konsep...............................................................................52
BAB III METODE PENENTUAN KASUS
A. Informasi Klien/Keluarga..................................................................53
B. Diagnosa dan Rumusan Masalah......................................................60
C. Jadwal Pengumpulan Data/Pemberian Asuhan Pada Kasus.............60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil....................................................................................................66
B. Pembahasan........................................................................................90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................................100
B. Saran...................................................................................................100

xii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................102
Lampiran

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT dan Lama perlindunganya.....................23

Tabel 2 Riwayat Hasil Pemeriksaan ANC Ibu “HN” Berdasarkan Buku KIA....................55

Tabel 3 Rencana Kegiatan Asuhan......................................................................................61

Tabel 4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun Multigravida Beserta

Janinnya Dari Usia Kehamilan 33 Minggu 2 Hari Sampai Persalinan...............................67

Tabel 5 Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun Multigravida Beserta

Bayi Baru Lahir Selama Persalinan....................................................................................70

Tabel 6 Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun Selama Masa Nifas..............78

Tabel 7 Asuhan Kebidanan Bayi Ibu “HN” Dari Bayi Baru Lahir (BBL) Sampai

Umur 42 Hari......................................................................................................................85

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadikan Subjek Laporan Kasus

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

indikator penting yang menunjukan derajat kesehatan suatu negara khususnya

dalam pelayanan kebidanan. Peran bidan sangat penting dalam memberikan

asuhan kebidanan, pada siklus kehidupan seorang wanita. Siklus wanita yaitu dari

hamil, persalinan, nifas merupakan proses yang alami dan fisiologis bagi setiap

wanita, namun jika tidak dipantau dengan baik dari masa kehamilan,persalinan

dan nifas dalam perjalanannya 20% dapat menjadi patologis yang mengancam ibu

dan janin dikandungnya, sehingga diperlukan asuhan kebidanan sesuai dengan

standar pelayanan. Indikator keberhasilan upaya kesehatan ibu dan anak adalah

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)(Kemenkes RI,

2017a).

Profil Kesehatan Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2019 sebesar 28,15

per 100.000 kelahiran. 28,15 per 100.000 kelahiran hidup lebih rendah

dibandingkan tahun 2018 sebesar 28,56 per 100.000 kelahiran hidup, dilihat dari

target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hasil

pencapaian AKI di Kabupaten Badung lebih rendah dari capaian Provinsi Bali

yang sebesar 67,6 per 100.000 kelahiran hidup serta target SDGs sebesar 70 per

100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Kabupaten Badung cenderung

menurun setiap tahunnya. Hasil pencapaian indikator AKB tahun 2019 dan 2018

1
sebesar 2,9 per 1.000 kelahiran hidup lebih rendah dibandingkan 2017 sebesar 3

per 1.000 kelahiran hidup. Realisasi tersebut sudah mencapai target dibawah

angka capaian di Provinsi Bali sebesar 4,5 per 1.000 KH dan target SDGs sebesar

12 per 1.000 kelahiran hidup. (Dinkes Kabupaten Badung, 2019).

Penyebab kematian ibu didominasi oleh masalah non obstetri 56,52% dan

masalah obstetri antara lain perdarahan 26,09% dan eklamsia19,09%. Kasus non

obstetri yang terjadi pada ibu hamil setiap tahunnya rata-rata di atas 50%.

Sedangkan Penyebab kematian bayi di Provinsi Bali antara lain adalah penyebab

kematian masih didominasi oleh pneumonia, diare dan kelainan saluran cerna

serta penyebab lainnya, masih adanya disparitas angka kematian bayi antar

kabupaten/kota.(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019).

Salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) kehamilan beresiko yang

salah satunya jarak terlalu dekat (<2tahun) . jarak kehamilan merupakan jarak

interval waktu antar dua kehamilan yang beruntun dari seorang wanita. Seorang

wanita setelah bersalin membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk memulihkan

tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk kehamilan dan persalinan berikutnya.

Jarak kehamilan yang pendek secara langsung akan memberikan efek terhadap

kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang dikandungnya salah satunya

menyebabkan terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). (Podji

Rochjati,2013).

Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan upaya untuk menurunkan

AKI dan AKB diantaranya: 1. Menerapkan Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K); 2. Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal

2
Emergency Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency

Komprehensif (PONEK). Program perencanaan perencanaan dan pencegahan

komplikasi (P4K) merupakan terobosan dalam menurunkan angka kematian ibu

dan bayi. Program ini menitik beratkan pada kepedulian dan peran keluarga serta

masyarakat dalam upaya deteksi dini, menghindari risiko Kesehatan kepada ibu

hamil serta menyediakan akses dan pelayanan Kegawatdaruratan obstetrik dan

neonatal dasar di tingkat puskesmas (PONED) (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,

2019).

Kebijakan layanan KIA pada masa pandemi dengan pembatasan

kunjungan dan waktu tatap muka untuk menurunkan risiko terpapar covid di

sarana layanan kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke bidan, bidan tetap

melakukan pelayanan antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter

untuk dilakukan skrining. Sebelum secara tatap muka, dilakukan janji temu atau

teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media media komunikasi secara

daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).

Dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak

bidan berwewenang dalam memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum

hamil, kehamilan normal, persalinan dan menolong persalinan normal, pada masa

nifas, melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil,bersalin,nifas

dan rujukan dan mendeteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa

kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan

pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan. (UU No 4 Tahun 2019 tentang

kebidanan).

3
Peran bidan dalam menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi

yaitu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity of care).

Asuhan komprehensif adalah asuhan yang saling berkesinambungan mulai dari

kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB yang berkualitas

dari berbagai penyebab kematian ibu hamil, besalin, nifas, bayi baru lahir dan

pelayanan KB (Kemenkes RI, 2017b).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis sebagai kandidat bidan diwajibkan

untuk membuat usulan laporan tugas akhir, yang didalamnya akan memuat hasil

asuhan kebidanan pada seorang ibu hamil trimester III sampai 42 hari masa nifas

beserta bayinya. Untuk memenuhi kewajiban tersebut penulis memilih ibu “HN”

yang sudah melakukan pemeriksaan di Praktik Mandiri Bidan dan melakukan

pemeriksaan di Puskesmas Kuta Selatan. Berdasarkan wawancara dan dari hasil

dokumentasi yang telah dilakukan pada tanggal 05 Februari 2021, dapat diketahui

bahwa ibu “HN” berusia 30 tahun, multigravida, dengan Skor Poedji Rochjati 6

yang dapat dilihat dari jarak persalinan terakhir dengan kehamilan ini adalah satu

tahun. Kehamilan ini tidak direncanakan namun ibu dan suami dapat menerima

kehamilan ini, Ibu “HN” belum menentukan alat kontrasepsi pasca bersalin, serta

belum mengikuti kelas ibu hamil dan senam hamil, diperlukan pemantauan

kepada Ibu “HN” dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB serta

tetap dapat berlangsung secara fisiologis. Penulis akan melakukan asuhan pada

ibu “HN” di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Kuta

Selatan dari usia kehamilan 33 minggu 2 hari sampai 42 hari masa nifas beserta

bayinya.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam kasus ini adalah “Bagaimana hasil penerapan asuhan kebidanan yang

diberikan sesuai standar, secara komprehensif dan berkesinambungan kepada ibu

“HN” umur 30 tahun Multigravida beserta bayinya dari usia kehamilan 33 minggu

2 hari sampai 42 hari masa nifas di wilayah Puskesmas Kuta Selatan?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan tugas akhir ini

adalah untuk mengetahui hasil penerapan dari asuhan kebidanan yang diberikan

sesuai standar secara komprehensif dan berkesinambungan pada Ibu “HN” umur

30 tahun multigravida dari usia kehamilan 33 minggu 2 hari sampai dengan 42

hari masa nifas.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan tugas akhir ini

sebagai berikut:

a. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan kepada ibu ”HN” umur 30

tahun dari usia kehamian 33 minggu 2 hari.

b. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu dan bayinya selama

masa persalinan dan kelahiran

5
c. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu “HN” umur 30 tahun

selama masa 42 hari masa nifas.

d. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan pada neonatus dan bayi ibu

“HN” dari Bayi Baru Lahir (BBL) sampai umur 42 hari.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan oleh penulis ini dibagi menjadi dua yaitu

manfaat praktis dan manfaat teoritis

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis:

Diharapkan hasil dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat menambah

pengetahuan, wawasan dan keterampilan penulis dan memberikan asuhan

kebidanan secara berkesinambungan pada ibu hamil sampai masa nifas.

b. Bagi Ibu dan Keluarga:

Diharapkan dengan diberikannya asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu

dan keluarga memiliki pengetahuan lebih tentang asuhan yang dapat diberikan

kepada keluarga memiliki pengetahuan lebih tentang asuhan yang dapat diberikan

kepada ibu hamil sampai dengan masa nifas beserta dengan bayinya.

c. Instalasi Kesehatan:

Diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang asuhan

kebidanan berkesinambungan dari kehamilan trimester III, Persalinan, masa nifas

dan neonatus sehingga dapat membantu program KIA.

6
2. Manfaat Teoritis

Laporan tugas akhir ini diharapkan untuk menambah wawasan bagi bidan

atau tenaga kesehatan lainnya mengenai ilmu kebidanan yang berhubungan

dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III sampai dengan masa nifas

dan bayi baru lahir dan dapat memberikan gambaran, tentang rencana asuhan

kebidanan yang akan diberikan sesuai standar secara komprehensif.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Asuhan Kebidanan

a. Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan bidan sesuai

dengan wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu kebidanan dengan

memperhatikan pengaruh sosial budaya, psikologis, emosional, spiritual serta

hubungan interpersonal dan mengutamakan keamanan ibu, janin dan penolong

serta kebutuhan klien (Heryani, 2011).

b. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan

ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan yang telah diatur

dalam Kepmenkes No.938/Menkes/SK/VIII/2007. Standar ini dibagi menjadi

enam yaitu:

1) Standar I : Pengkajian

bidan mengumpulkan informasi yang akurat,relevan dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Standar II : Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan

8
bidan menganalis data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikan nya

guna menegakan diagnosa dan masalah kebidanan.

3) Standar III : Perencanaan

bidan merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa dan masalah yang di tegakkan.

4) Standar IV : Implementasi

bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif dan aman

berdasarkan evidence based kepada klien, dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan

rujukan.

5) Standar V : Evaluasi

bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

6) Standar VI : Pencatatan

asuhan kebidanan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan atau kelainan yang ditemukak serta tindakan yang dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan (Departemen Kesehatan RI, 2007).

c. Wewenang Bidan

Izin dan penyelenggaraan praktisi bidan diatur dalam Permenkes No.28

Tahun 2017. Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan

1) Pelayanan kesehatan ibu

2) Pelayanan kesehatan anak

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

9
Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

pasal 46 juga terdapat tugas dan wewenang bidan dalam menyelenggarakan

praktik kebidanan, bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi

pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana, pelaksanaan tugas berdasarkan

pelimpahan wewenang atau pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan

tertentu.

2. Kehamilan Trimester III

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan nidasi atau implementasi(Saifuddin, A.B.,

2010). Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambung dan terdiri dari

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi, dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm. Kehamilan dbagi menjadi tiga trimester, trimester pertama

berlangsung 12 minggu, yaitu dari usia kehamilan 0 hingga 12 minggu, trimester

kedua berlangsung selama 15 minggu yaitu dari usia kehamilan 13 minggu hingga

27 minggu, trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, yaitu dari usia 28

minggu hingga 40 minggu (Manuaba, 2010).

kehamilan trimester tiga merupakan kehamilan dengan usia 28-40 minggu

dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang

tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga

sebagai periode penantian (Vivian, 2011).

10
b. Perubahan Anatomi Fisiologis Dan Psikologis Selama Masa Kehamilan

1) Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

Terjadinya kehamilan menyebabkan seluruh sistem genetalia wanita

mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan

dan pertumbuhan janin dalam rahim (Manuaba, 2010).

a) Uterus

Uterus yang semulanya hanya berukuran sebesar jempol atau seberat 30

gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000

gram diakhir masa kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hyperplasia dan

hipertrofi sehingga dapat menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti

pembesaran janin karena pertumbuhan janin (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

b) Vagina/Vulva

Vagina ibu hamil akan mengalami hipervaskularisasi yang menimbulkan

warna merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil

berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga

menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama infeksi

jamur. Hipervaskularisasi pada vagina dapat menyebabkan hipersensitivitas

sehingga dapat meningkatkan libido atau keinginan atau bangkitan seksual

terutama pada kehamilan trimester II (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

c) Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta terutama

fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang atau

11
berisitrahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi

ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

d) Payudara

Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu perkembangan

duktus (saluran) air susu pada payudara. sedangkan hormon progesterone

menambah sel-sel asinus pada payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya

somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus

payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,

laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Pada ibu hamil payudara membesar dan

tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery,

terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor, puting susu

membesar dan menonjol. Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul pada aeola

mamae disebut tuberkel Montgomery yang kelihatan di sekitar puting susu.

Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu, kelembutan puting

susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci dengan sabun. Puting susu

akan mengeluarkan kholostrum yaitu cairan sebelum menjadi susu yang berwarna

putih kekuningan pada trimester ketiga (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

e) Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,

kusam dan kadang-kadang akan mengenai daerah payudara dan paha, perubahan

ini dikenal dengan nama Striae Gravidarium. Banyak perempuan, kulit di garis

pertengahan perutnya (linea alba)akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang

disebut juga dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang

12
bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan Closma atau Melasma

Gravidarium (Prawirohardjo, S., 2016).

f) Sistem Kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena cava

inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena

cava inferior ini akan mengurangi darah balik ke jantung. Selama trimester

terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan

posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi

terlentang pada akhir kehamilan (Prawirohardjo, S., 2016).

g) Sistem Respirasi

Pada Trimester III yaitu pada usia kehamilan 32 minggu ke atas, karena

usus tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma sehingga terjadi

desakan yang mengakibatkan diafragma kurang leluasa bergerak yang

mengakibatkan wanita hamil kesulitan bernafas atau sesak nafas (Romauli, S.,

2011).

h) Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat

persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.

Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone

testosterone dan kortisol akan meningkat (Prawirohardjo, S., 2016).

13
i) Sistem Pencernaan

Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus

berkurang. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering

kembung dan konstipasi. Aliran darah ke panggul dan tekanan darah ke vena

meningkat, menyebabkan terjadinya hemoroid pada akhir kehamilan

(Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

j) Sistem Perkemihan

Pada akhir kehamilan, yaitu pada trimester III kepala janin mulai turun ke

pintu atas panggul. Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung

kencing akan mulai tertekan kembali (Romauli, S., 2011).

k) Sistem Musculoskeletal

Pada trimester III, sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak.

Perubahan tubuh secara perlahan dan peningkatan berat wanita hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah. Peningkatan distensi

abdomen yang membuat panggul miring ke depan dan biasanya ibu hamil

mengalami lordosis (Romauli, S., 2011).

l) Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolism tubuh mengalami perubahan

yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin

dan persiapan memberikan ASI. Memperhatikan hal tersebut bahwa ibu hamil

memerlukan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu

14
perlu diperhatikan susunan makanan yaitu B2SA (Berimbang, Beragam,

Seimbang dan Aman) (Manuaba, 2012).

m)Plasenta

Plasenta merupakan akar janin untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam

bentuk oksigen, asam amnio, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan

membuang sisa metabolism janin, dan CO 2. Fungsi Plasenta antara lain alat

pembuangan sisa metabolism. Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil

O2 dan membuang O2, menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan

pemberian ASI, sebagai alat penyalur antibody ke tubuh janin, sebagai barier atau

filter (Manuaba, 2012).

n) Air Ketuban

Jumlah air ketuban sekitar 1000 ml- 1500 ml pada kehamilan aterm. Air

ketuban terdiri dari 2,3% bahan organik (Protein, vernik kaseosa, rambut lanigo,

zat lemak, lesitin, dan spingomielin) dan 79% sampai 98% bahan organik (air

garam). Fungsi air ketuban saat kehamilan yaitu memberikan kesempatan

berkembangnya janin dengan bebas ke segala arah, sedangkan fungsi air ketuban

saat melahirkan yaitu sebagai pelican saat persalinan (Prawirohardjo, S., 2016).

2) Perubahan Psikologis Pada Trimester III

Trimester III disebut periode menunggu dan waspada, karena ibu tidak

sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut

merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu

merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu

meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya

15
persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayinya yang akan

dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi

bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya

membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit

dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman

akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang

merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan

berpisah dari bayinyadan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama

hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan dari

suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk

kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

c. Kebutuhan Dasar Pada Trimester III

1) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

a) Oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim

dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini

akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru olehkarena selain

untuk mencukupi kebutuhan O2ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2janin.Ibu

hamil kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika berada di keramaian

misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan O2. Untuk menghindari

kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan banyak

orang. Untuk memenuhi kecukupan O2yang meningkat, supaya melakukan jalan–

16
jalan dipagi hari, duduk–dudukdi bawah pohon yang rindang, berada di ruang

yang ventilasinya cukup. (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

b) Nutrisi

Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira

84.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Dianjurkan penambahan 300

kkal/hari untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari

asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.

Penambahan jumlah protein dianjurkan sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada

trimester III atau sekitar 1,3 g/kg per hari. Vitamin dan mineral diperlukan untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel,

seperti vitamin c, asam folat, zat besi, kalsium, zink, dan air (Edelweishia, 2016).

c) Istirahat

Istirahat dan tidur sangat dianjurkan bagi ibu hamil terutama ibu dengan

usia kehamilan lanjut dengan tujuan perkambangan janin dan menjaga kesehatan

ibu. Karena pada kehamilan trimester III ibu mudah mengalami kelelahan akibat

faktor beban dari janin. Pada ibu hamil dianjurkan untuk istirahat secara teratur

pada malam hari ± delapan jam dan bersantai ataupun tidur dalam siang hari

selama ± satu jam. Istirahat yang baik dilakukan oleh ibu hamil yaitu tidur miring

ke kiri agar tidak menganggu sirkulasi darah ke janin, melemaskan semua otot,

melakukan pernafasan secara teratur dan berirama dan hindari tidur dengan posisi

terlentang (Romauli, S., 2011).

17
d) Aktivitas Fisik

Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari dengan

memperhatikan kondisi ibu dan keamanan janin yang dikandungnya. Kegiatan

fisik atau olah raga yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk

ketenangan, relaksasi, latihan otot ringan dan mendapatkan udara segar. Hindari

melakukan gerakan peregangan berlebihan pada otot perut, punggung serta rahim.

Ikuti senam hamil sesuai anjuran petugas kesehatan, senam hamil merupakan

suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk

mempersiapkan persalinan baik secara fisik maupun mental. Gerakan yang

dilakukan memang dikonsentrasikan pada organ-organ kehamilan yang diperlukan

untuk melancarkan proses kehamilan dan persalinan (Tyastuti,Wahyuningsih,

2016).

e) Personal Hygiene

Mandi dianjurkan setidaknya dua kali sehari kebersihan gigi dan mulut,

perlu mendapatkan perhatian karena sering kali ibu hamil mudah mengalami gigi

berlubang, terutama ibu yang kekurangan kalsium (Romauli, S., 2011).

f) Seksual

Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan bobot janin

semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan intim. Di sini

diperlukan pengertian suami untuk memahami keengganan istri berintim-intim.

Banyak suamiyang tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu

diberikan penjelasan tentang kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur,

pasti tidak akan ada masalah. Hubungan intim tetap bisa dilakukan tetapi dengan

18
posisi tertentu dan lebih hati-hati. Pada trimester ketiga, minat dan libido menurun

kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh

berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah beratdengan cepat,

nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan

kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi

jika ibu termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu

adalah hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan.

Hubungan seks selama kehamilan juga mempersiapkan ibu untuk proses

persalinan nantinya melalui latihan otot panggul yang akan membuat otot tersebut

menjadi kuat dan fleksibel (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

g) Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Ada beberapa komponen penting dalam rencana persalinan yaitu memilih

tempat persalinan, siapa yang akan mendampingi saat persalinan nanti, membuat

rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan (Romauli, S.,

2011).

2) Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Ibu hamil trimester akhir akan lebih berorientasi pada realitas untuk

menjadi orang tua dan menantikan kelahiran anaknya. Perlunya dukungan dari

suami dan anggota keluarga serta dukungan dari tenaga kesehatan kepada ibu

membererikan rasa aman dan nyaman selama kehamilan (Tyastuti, S. dan

Wahyuningsih, 2016).

19
d. Keluhan Pada Kehamilan Trimester III

1) Edema (Bengkak)

Edema adalah pembengkakan yang terjadi akibat keluarnya cairan

ekstraseluler. Edema yang timbul dapat dikurangi dengan pembatasan makanan

yang mengandung tinggi natrium seperti garam. Cara mengatasi odema yaitu

dengan cara istirahat dan pada saat tidur kaki ditinggikan atau diganjal dengan

bantal (Fikawati,2015).

2) Sering Kencing

Sering kencing disebabkan karena pembesaran uterus dan terjadi

penurunan bagian bawah janin yang menekan kandung kemih. Cara mengatasi

dengan mengurangi minum di malam hari, membatasi minuman yang

mengandung diuretik seperti the,kopi,cola dengan caffeine (Tyastuti,

Wahyuningsih, 2016).

3) Nyeri Punggung

Nyeri punggung, faktor penyebabnya seperti keletihan, posisi tubuh

membungkuk ketika mengangkat barang, peningkatan kadar hormon, dan posisi

tulang belakang hiperlordosis. Cara mengatasinya dengan selalu berusaha

mempertahankan postur tubuh yang baik, hindari sikap membungkuk, tekuk lutut

saat mengangkat barang dan lakukan senam hamil atau yoga hamil (Tyastuti,

Wahyuningsih, 2016).

20
4) Sembelit

Peningkatan hormon progesteron menyebabkan gerakan peristaltik usus

lambat dan terjadi sembelit. Cara mengatasinya dapat dilakukan dengan olah raga

secara teratur, meningkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari, konsumsi buah

dan sayur, dan jangan menahan buang air besar (Tyastuti,Wahyuningsih, 2016).

e. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak (2016a) ada beberapa tanda

bahaya kehamilan yaitu muntah terus dan tidak mau makan, demam tinggi,

bengkak pada kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai dengan kejang,

gerakan janin berkurang, perdarahan pada hamil muda dan tua, air ketuban keluar

sebelum waktunya.

f. Standar Pelayanan Kebidanan

Selain kunjungan minimal empat kali selama masa kehamilan, ibu juga

mendapatkan pelayanan sesuai standar yang disebut dengan 10 T. Menurut buku

Kesehatan Ibu dan Anak (2016a) pelayanan ini diberikan untuk memantau kondisi

ibu dan janin serta perkembangan kehamilan ibu, yaitu:

1) Pengukuran tinggi dan berat badan

Tinggi badan diukur pada kunjungan pertama. Bila tinggi ibu kurang dari

145 cm, maka faktor risiko panggul sempit. Kemungkinan sulit melahirkan secara

normal, penimbangan berat badan dilakukan setiap kali ibu periksa hamil dengan

penambahan berat badan sesuai IMT.

21
2) Pengukuran tekanan darah

Dilakukan setiap kali kunjungan, tekanan darah normal 120/80 mmHg.

Bila tekanan darah lebih besar atau sampai dengan 140/90 mmHg, ada faktor

risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran LILA dilakukan hanya pada kunjungan pertama, jika LILA

ibu hamil kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil akan dikatakan Kekurangan Energi

Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

4) Pengukuran tinggi rahim

Pengukuran tinggi rahim atau Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan setiap

kali kunjungan dengan tujuan untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai

dengan usia kehamilan. Pengukuran TFU menggunakan pita ukur dimulai pada

umur kehamilan 24 minggu.

5) Penentuan letak janin (presentase janin) dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Trimester III dilakukan penentuan presentase janin dengan tujuan untuk

mengetahui letak janin pada usia kehamilan 36 minggu. Penghitungan denyut

jantung janin dapat dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali

kunjungan dengan rentang DJJ normal 120-160 kali per menit.

6) Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian imunisasi TT bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum,

pemberian imunisasi ini ditentukan sesuai dengan status imunisasi ibu saat

kunjungan pertama kali dimana akan dilakukan skrining sebelum ibu diberikan

22
imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT tidak dilakukan jika hasil skrining

menunjukkan wanita usia subur yang telah mendapatkan imunisasi TT5 yang

harus dibuktikan dengan buku KIA, rekam medis atau kohort.

Tabel 1

Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT dan Lama Perlindungannya


Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan

TT 1 Langkah awal pembentukan


kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus

TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun

TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun

Sumber. Kementerian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak 2016a

7) Pemberian tablet penambah darah

Pemberian tablet penambah darah untuk mencegah anemia pada ibu hamil,

ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal

selama 90 hari.

8) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan golongan darah,

pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan protein dan glukosa dalam urine,

pemeriksaan HIV dilakukan wajib dengan adanya program Pencegahan Penularan

23
dari Ibu ke Anak (PPIA), dan pemeriksaan darah lainnya seperti malaria, sifilis,

HbsAg.

9) Konseling

Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan

imunisasi pada bayi, serta Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K), tatalaksana pengambilan keputusan yang tepat dan cepat bila terjadi

komplikasi selam kehamilan, persalinan, dan nifas. Penjelasan ini diberikan secara

bertahap sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu.

10) Tatalaksana atau pengobatan

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan

laboratorium, bila ditemukan kelainan atau masalah pada ibu hamil maka harus

ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani dapat dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

g. Pelayanan antenatal pada masa pandemi COVID-19

Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal

minimal enam kali dengan rincian dua kali di trimester I, satu kali di trimester II,

dan tiga kali di trimester III. Minimal dua kali diperiksa oleh dokter saat

kunjungan pertama di trimester I dan saat kunjungan ke-5 di trimester III.

1) ANC ke-1 di trimester I : skrining faktor risiko dilakukan oleh dokter dengan

menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke bidan, bidan tetap

melakukan pelayanan antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter

untuk dilakukan skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal secara

24
tatap muka, dilakukan janji temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui

media komunikasi (telepon) / secara daring untuk mencari fktor resiko dan gejala

COVID-19.

2) ANC ke-2 di trimester I, ANC ke-3 di trimester II, ANC ke-4 di trimester III,

dan ANC ke-6 di trimester III : dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap

muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa

melalui media komunikasi (telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan

gejala COVID-19.

3) ANC ke-5 di trimester III : skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh

dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan untuk

menetapkan :

a) Faktor risiko persalinan,

b) Menentukan tempat persalinan, dan

c) Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak.

Tatap muka didahului janji temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa

melalui media komunikasi (telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan

gejala COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan

swab atau jika sulit mengakses RS rujukan maka dilakukan rapid test (Kemenkes

RI, 2020).

3) Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan

25
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada

servik ( membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara

lengkap. Ibu belum dapat dikategorikan in partu jika kontraksi uterus tidak

mengakibatkan perubahan atau pembukaan serviks (JNPK-KR, 2017).

b. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan

Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling

terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut

melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis, Lima Benang

Merah tersebut adalah membuat keputusan klinis, asuhan sayang ibu dan sayang

bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (Rekam Medik) asuhan persalinan, rujukan

(JNPK-KR, 2017).

c. Tahapan Persalinan

1) Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat

(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap 10 cm, kala ini

terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten berlangsung hingga

serviks membuka kurang dari 4 cm, umumnya berlangsung 6-8 jam. Fase aktif

dimulai dari pembukaan 4-10 cm, kecepatan rata-rata 1 cm per jam (primigravida)

atau 1-2 cm perjam (multigravida) (JNPK-KR, 2017).

2) Kala II

Dimuali dari pembukaan lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya

bayi, kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala

dua yaitu ibu ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu

26
merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum, perineum menonjol, vulva

dan sfingter ani membuka dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

(JNPK-KR, 2017).

3) Kala III

Dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

selaput ketuban, tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi

fundus, tali pusat memanjang dan semburan darah yang mendadak dan singkat.

Untuk mencegah angka morbiditas dan mortalitas ibu di Indonesia yang

disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri dan retensio

plasenta maka harus dilakukan manajemen aktif kala III (MAK III). MAK III

terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam satu

menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali dan

masase fundus uteri (JNPK-KR, 2017).

4) Kala IV

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelahnya. Sebagian besar kesakitan dan kematian ibu terjadi dalam empat jam

pertama adalah kelahiran bayi. Karena alasan ini, sangatlah penting untuk

memantau ibu secara ketat setelah persalinan. Jika tanda-tanda vital dan kontraksi

uterus masih dalam batas normal setelah dua jam pertama pasca persalinan,

mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan (JNPK-KR,

2017).

27
d. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Persalinan

1) Asuhan Kala I

Kala I dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan aktif. Fase laten yang

dimulai dari pembukaan kurang dari 4 cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan

4 cm sampai 10 cm. Pada Multigravida pembukaan serviks akan terjadi rata-rata

dari 1 cm hingga 2 cm per jam. Persalinan merupakan momen yang menegangkan

sekaligus ibu merasakan rasa sakit ketika kontraksi semakin sering. Tindakan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa sakit yang dialami dengan melakukan

pemberian pijatan. Pemberian metode pijat efektif terhadap penurunan nyeri

persalinan kala I. Teknik counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan

memberikan tekanan yang terus-menerus pada tukang sakrum pasien dengan

pangkal atau telapak tangan (Paseno, M., 2019).

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan

dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Pada partograf hal yang dapat

dijadikan pengambilan keputusan klinik yaitu identitas ibu, pemantauan

kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan. Penggunaan partograf

secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang

aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah terjadinya penyulit dan

pemantauan dengan partograf dimulai saat kala I fase aktif (JNPK-KR, 2017).

2) Asuhan Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Asuhan persalinan kala II dapat dilakukan

asuhan sayang ibu seperti menganjurkan agar ibu selalu didampingi oleh

28
keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya, memberikan

dukungan dan semangat selama proses persalinan dan melahirkan bayi. Penolong

harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan berlangsung agar aman dan

nyaman selama proses pertolongan persalinan.

Setelah pembukaan lengkap bimbing ibu untuk meneran, membantu

kelahiran bayi, dan membantu posisi ibu saat bersalin, mencegah terjadinya

laserasi. Indikasi untuk melakukan episiotomi untuk mempercepat kelahiran bayi

jika terjadi gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan, penyulit

kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi Cuma (forsep) dan

ekstraksi vakum). Kondisi ibu dan bayi harus dipantau selama proses persalinan

berlangsung (JNPK-KR, 2017).

3) Asuhan Kala III

Kala tiga persalinan disebut juga kala uri atau pengeluaran plasenta, tanda-

tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat

memanjang, adanya semburan darah. Segera (dalam satu menit pertama setelah

bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit 1M pada 1/3 bagian atas paha bagian luar

(aspektus lateralis). Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk

membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap. Jika setelah

15 menit melakukan penegangan tali pusat terkendali dan dorongan dorso-kranial,

plasenta belu lahir ulangi pemberian oksitosin 10 IU IM dengan dosis kedua.

Tunggu kontraksi yang kuat kemudian ulangi tindakan melahirkan plasenta

hingga dapat dilahirkan.

29
Jika belum lahir dan mendadak terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta

manual untuk segera mengosongkan kavum uteri hingga uterus segera

berkontraksi secara efektif dan perdarahan dapat dihentikan. Plasenta belum lahir

setelah 30 menit bayi lahir, coba lagi melahirkan plasenta dengan melakukan

penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya. Jika plasenta tetap tidak lahir, rujuk

segera. Tetapi jika fasilitas kesehatan rujukan sulit dijangkau dan kemungkinan

timbul perdarahan maka sebaiknya dilakukan tindakan plasenta manual untuk

melaksanakan hal tersebutt pastikan bahwa petugas kesehatan telah terlatih dan

kompeten untuk melaksanakan tindakan atau prosedur yang diperlukan (JNPK-

KR, 2017).

4) Asuhan Persalinan Kala IV

Pemantauan perdarahan pada kala IV sangat penting dilakukan karena

perdarahan paling sering terjadi pada dua jam pertama. Lakukan evaluasi

kemungkinan terjadinya robekan jalan lahir, jika terdapat robekan lakukan

penjahitan dengan anastesi. Pemantauan pada kala IV dilakukan setiap 15 menit

pada satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua.

Cara tidak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah

melalui penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan

ibu lemas, pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih

dari 10 mmHg dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari

500 ml, hal ini lebih mencerminkan asuhan sayang ibu. Selama dua jam pertama

pasca persalinan lakukan pemantauan tekanan darah, nadi tinggi fundus, kandung

kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap

30
30 menit selama satu jam kedua kala empat dan pemantauan temperatur tubuh

setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan (JNPK-KR, 2017).

e. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Persalinan

1) Perubahan fisiologis ibu selama persalinan

Selama proses persalinan akan terjadi perubahan-perubahan fisiologis pada

ibu bersalin antara lain:

a) Tekanan darah, selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15

mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini terjadi

karena nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran menghadapi persalinan.

b) Metabolisme, peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu

tubuh 0,5-1ºC, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.

c) Perubahan pada ginjal, poliuria sering terjadi selama persalinan yang

diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan

peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal.

d) Perubahan pada saluran cerna, motilitas dan absorpsi lambung terhadap

makanan padat jauh berkurang. Mual dan muntah umum terjadi selama fase

transisi, yang menandai akhir fase pertama persalinan. Untuk itu dianjurkan

mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti susu, the hangat, dan roti.

(Varney, 2007).

2) Perubahan psikologis pada ibu bersalin

Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami

persalinan sangat bervariasi. Salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan

psikologis wanita dalam persalinan adalah dengan memberikan asuhan sayang ibu

31
(JNPK-KR, 2017). Kondisi psikologis ibu bersalin tergantung pada persiapan dan

bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan,

dukungan oleh suami, keluarga terdekat, lingkungan serta pemberian perawatan.

f. Pelayanan asuhan persalinan di masa pandemi COVID-19

1) Semua persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Pemilihan tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan :

a) Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko persalinan.

b) Kondisi ibu saat inpartu.

c) Status ibu dikaitkan dengan COVID-19.

d) Pasien dengan kondisi inpartu atau emergency harus diterima di semua

fasilitas pelayanan kesehatan walaupun belum diketahui status COVID-19.

Kecuali bila ada kondisi yang mengharuskan dilakukan rujukan karena

komplikasi obstetri.

3) Rujukan terencana untuk ibu yang memiliki risiko pada persalinan, dan ibu

hamil dengan status suspek dan terkonfirmasi COVID-19.

4) Ibu hamil melakukan isolasi mandiri minimal 14 hari sebelum taksiran

persalinan atau sebelum tanda persalinan.

5) Pada zona merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang), dan kuning (risiko

rendah), ibu hamil dengan atau tanpa tanda dan gejala COVID-19 14 hari

sebelum taksiran persalinan dilakukan skrining untuk menentukan status

COVID-19.

6) Pada zona hijau (tidak terdampak atau tidak ada kasus), skrining COVID-19

pada ibu hamil jika memiliki kontak erat dan atau gejala.

32
7) Ibu dengan status kontak erat tanpa penyulit obstetri, persalina dapat

dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama tanpa melonggarkan

pemakaian alat perlindungan diri (APD).

8) Apabila ibu datang dalam keadaan inpartu dan belum dilakukan skrining,

fasilitas pelayanan kesehatan harus tetap melayani tanpa menunggu hasil

skrining dengan menggunakan APD sesuai standar.

9) Hasil skrining COVID-19 dilampirkan dibuku KIA.

10) Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur, diutamakan

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) (Kemenkes RI,

2020).

4. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari

bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti

melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan

atau setelah melahirkan (Anggraini, 2010).

Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu

atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan

pada keadaan yang normal (Ambarwati, 2010).

33
Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-

alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6

minggu.

b. Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:

1) Puerperium Dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama

hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Anggraini, 2010).

c. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan

kondisi post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah

melahirkan antara lain (Anggraini, 2010):

34
1) Perubahan sistem reproduksi

a) Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum

hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi

untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).

b) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokheaberbau

amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea

yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokheamempunyai

perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan

menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :

(1) lokhea rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.

Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa

plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

(2) Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung

dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

(3) Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum,

leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-

14.

35
(4) Lokhea alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir

serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama

2-6 minggu post partum.

Lokhea yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan

adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh

tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut

dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada

abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk

yang disebut dengan“lokhea purulenta”. Pengeluaran lokheayang tidak lancar

disebut “lokhea statis”.

c) Perubahan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah

proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu,

vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugaedalam vagina

secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih

menonjol.

d) Perubahan Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partumhari ke-5,

36
perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih

kendur daripada keadaan sebelum hamil.

2) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan

karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada

waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas

tubuh.

3) Perubahan sistem perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk

buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat

spasme sfinkterdan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi

(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.

Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan

yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.

4) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang

berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan

menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang

meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

5) Perubahan sistem kardiovaskuler

37
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,

sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.

Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada

umumnya, hal ini terjadi padahari ketiga sampai kelima postpartum.

6) Perubahan tanda-tanda vital

Pada masa nifas, tanda –tanda vital yang harus dikaji antara lain :

a) Suhu tubuh

Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badanakan naik sedikit (37,50 –

38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.

Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada

hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila

suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.

b) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi

sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/

menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post

partum.

c) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan

lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi

pada saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post partum.

38
d) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut

nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali

apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post

partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

d. Adaptasi psikologi pada masa nifas

Adaptasi psikologi masa nifas menutut Rubin dalam Varney (2007) dibagi

menjadi 3 fase :

1) Taking in

Ketergantungan ibu yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua

pasca melahirkan. Ibu berfokus kepada dirinya sendiri sebagai akibat

ketidaknyamanan seperti rasa mulas, nyeri luka jahitan, kurang tidur dan

kelelahan. Peran bidan yaitu memperhatikan pola istirahat yang cukup,

berkomunikasi dengan ibu.

2) Taking hold

Fase ini berlangsung dari hari ketiga sampai hari keempat pasca

melahirkan, ditandai dengan sikap ibu yang selalu merasa khawatir atas

ketidakmampuan merawat anak, perasaan sensitif, gampang tersinggung, dan

bergantung pada orang lain tertutama pada dukungan keluarga dan bidan (tenaga

kesehatan). Hal yang perlu dilakukan bidan fase ini adalah komunikasi, dukungan

dan pemberian pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan ibu dan bayinya.

39
3) Letting go

Fase ini merupakan fase penerimaan tanggung jawab akan peran barunya,

yang berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah bisa

menyesuaikan diri dari ketergantungannya, keinginan merawat diri sendiri dan

bayi sudah semakin meningkat pada fase ini, ibu merasa lebih nyaman, secara

bertahap ibu mulai mengambil alih terhadap tugas dan tanggung jawab perawatan

bayi dan memahami kebutuhan bayi. Peran bisan pada fase ini adalah

mengobservasi perkembangan psikologis ibu.

e. Kebutuhan dasar ibu nifas

Kebutuhan dasar ibu nifas menurut (Sulistyawati, 2009):

1) Nutrisi, penambahan kalori pada ibu menyusui yaitu dianjurkan sebanyak 500

kkal tiap hari dari kebutuhan sebelum hamil 2200 kkal. Nutrisi yang diberikan

harus bermutu tinggi dan bergizi tinggi, minum sedikit 3 liter setiap hari,

suplemen besi 40 tablet satu kali sehari selama masa nifas dan vitamin 200.000

IU.

2) Mobilisasi, ibu yang bersalin normal dua jam postpartum sudah diperbolehkan

miring kanan atau kiri, kemudian secara bertahap apabila kondisi ibu sudah baik,

ibu diperbolehkan duduk, berdiri dan berjalan.

3) Eliminasi, pengeluaran air kencing akan meningkat 24-48 jam pertama sampai

sekitar hari kelima setelah melahirkan. Buang air besar akan sulit karena

ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terlepas atau karena adanya hemoroid.

4) Kebersihan diri ibu postpartum dianjurkan untuk menjaga kebersihan alat

kelaminnya dengan mencucinya menggunakan air kemudian dikeringkan setiap

40
kali buang air besar atau kecil. Pembalut diganti minimal 3 kali sehari, cuci tangan

dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah

genetalia. Menginformasikan pada ibu tentang cara membersihkan daerah kelamin

dari depan ke belakang.

5) Istirahat, ibu postpartum membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk

mengembalikan keadaan fisik dan memperlancar ASI.

6) Kebutuhan seksual, secara fisik aman untuk memulai melakukan hubungan

suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan suami

istri.

7) Senam kegel dan senam nifas, senam yang pertama paling baik dan aman

untuk memperkuat dasar panggul adalah senam kege. Segera lakukan senam kegel

sejak hari pertama postpartum bila memungkinkan, senam nifas berguna untuk

mengencangkan otot, terutama otot-otot perut yang longgar setelah kehamilan.

Tujuan senam nifas adalah untuk memperbaiki peredaran darah dan mempercepat

involusi.

8) Metode kontrasepsi, beberapa metode kontrasepsi yang dapat digunakan adalah

metode kontrasepsi alami, ibu yang menyusui bayi secara eksklusif, suntik

hormonal, implant, Alat Kontrasepsi Dalam Rahin (AKDR) dan kontrasepsi

mantap.

f. Tanda bahaya nifas

Tanda bahaya pada ibu, yaitu pendarahan lewat jalan lahir, keluar cairan

berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan

kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, merah disertai rasa

41
sakit, ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi). Segera bawa

ibu nifas ke fasilitas kesehatan jika ditemukan tanda bahaya tersebut (Kemenkes

RI, 2016a).

g. Standa pelayanan nifas

Menurut (Kemenkes RI, 2020) tentang pelayanan kesehatan ibu pada masa

nifas dilakukan minimal 4 kali yaitu:

1)Kunjungan nifas pertama (KF 1) diberikan pada 6 jam sampai 2 hari setelah

persalinan. Asuhan yang diberikan berupa pemeriksaan tanda-tanda vital,

pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari

vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif selama 6 bulan,

pemberian kapsul vitamin A dua kali, dan minum tablet tambah darah setiap hari.

2)Kunjungan nifas kedua (KF 2) diberikan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah

persalinan. Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital,

pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari

vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif selama 6 bulan, minum

tablet tambah darah setiap hari.

3)Kunjungan nifas ketiga (KF 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28

setelah persalinan. Pelayanan yang diberikan sama dengan KF 2.

4)Kunjungan nifas keempat (KF 4) dilakukan pada hari ke-29 sampai 42 hari

setelah persalinan. Pelayanan yang diberikan yaitu menanyakan penyulit-penyulit

yang ibu alami dan memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini.

42
h.Asuhan masa nifas selama pandemic covid-19

Pelaksanaan kunjungan nifas dapat dilakukan dengan metode kunjungan

rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan media online

(disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak covid-19), dengan melakukan

upaya-upaya pencegahan penularan covid-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.

Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian

dengan petugas kesehatan (Kemenkes RI, 2020).

5.Bayi baru lahir, Neonatus dan bayi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram

(Armini, Sriasih, dan Marhaeni, 2017)Neonatus adalah individu yang baru saja

mengalami proses kelahiran dan baru menyelesaikan diri dari kehidupan

intrauterin kekehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah individu

yangsedang bertumbuh (Sembiring, 2019).

a.Adaptasi bayi baru lahir

1)Sistem pernapasan

Upaya rangsangan napas pertama pada bayi berfungsi untuk mengeluarkan

cairan (surfaktan) dalam paru-paru untuk pertama kali. Setelah pernapasan

berfungsi nafas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur (bervariasi 30-60

kali/menit) disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Bayi baru lahir biasanya

bernapas melalui hidung(Bobak, Lowdermilk dan Jensen,2005).

43
2)Termoregulasi

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena

perubahan suhu lingkungan . BBL dapat kehilangan panas mealui empat

mekanisme yaitu evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi(JNPK-KR, 2017).

Salah satu cara untuk menghasilkan panas yang biasa dilakukan oleh neonatus

adalah dengan penggunaan lemak cokelat (brown fat) yang terdapat sekitar tulang

belakang bagian atas, klavikula, sternum, ginjal dan pembuluh darah besar.

3)Sirkulasi darah

Napas pertama pada bayi baru lahir mengakibatkan perubahan tekanan

pada arteri kiri dan kanan mengakibatkan tertutupnya foramen ovale. Selain itu,

tindakan umbilicus dan duktus venosus segera menutup dan menjadi ligamentum

(Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005).

4)Perubahan berat badan

Hari-hari pertama berat badan akan turun karena pengeluaran (mekonium,

urine, keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan

tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke-4 sampai hari ke-

10. Cairan yang diberikan pada hari pertama sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari

ditambah sehingga pada hari ke-14 dicapai 200 ml/kg BB setiap hari

(Bobak, ,Lowdermilk dan Jensen, 2005).

b.Perawatan bayi baru lahir

Menurut JNPK-KR (2017) perawatan bayi baru lahir sebagai berikut:

44
1)Penilaian yaitu apakah bayi cukup bulan, air ketuban jernih, tidak bercampur

mekonium, bayi menangis atau bernafas, tonus otot bayi baik.

2)Asuhan bayi baru lahir

a)Jaga kehangatan.

b)Bersihkan jalan nafas (bila perlu).

c)Keringkan dan tetap jaga kehangatan.

d)Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira dua menit setelah

lahir.

e)Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan kontak kulit bayi dengan kulit ibu.

f)Beri salep mata antibiotik pada kedua mata.

g)Beri suntikan vitamin K 1 mg secara intramuscular (IM) dipaha kiri

anterolateral setelah IMD.

h)Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml secara IM pada paha kanan bayi, berikan kira-

kira satu sampai dua jam setelah pemberian Vitamin K atau nol sampai tujuh hari

sesuai pedoman buku KIA.

i)Penimbangan berat badan bayi.

c.Bounding attachment

Bounding attachment adalah suatu kegiatan yang terjadi diantara orang tua

dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan

perhatian pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi.

(Marliandiani dan Ningrum, 2015). Cara melakukan bounding attachment:

1)Pemberian ASI eksklusif

2)Rawat gabungan

45
3)Kontak mata (eye to eye contact)

4)IMD

5)Memandikan

6)Melakukan perawatan tali pusat

7)Memenuhi kebutuhan nutrisi

Nutrisi yang diberikan neonatus umur 6 jam adalah kolostrum, karena ASI

baru akan keluar pada hari ke-3 pasca persalinan. ASI yang keluar pertama keluar

yaitu berupa kolostrum sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup bayi

selanjutnya.

d.Standar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu pencegahan infeksi, penilaian

segera setelah lahir, pencegahan kehilangan panas, asuhan tali pusat, IMD,

manajemen laktasi, pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemeriksaan

bayi baru lahir(JNPK-KR, 2017). Buku Kesehatan Ibu dan Anak (2016a)

memaparkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan yang

kompeten dilaksanakan minimal tiga kali, yaitu:

1) Kunjungan neonatal pertama (KN 1) dilakukan pada 6-48 jam setelah

kelahiran bayi, asuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi,

memberikan ASI eksklusif, pencegahan infeksi, perawatan mata, perawatan tali

pusat, injeksi Vitamin K1, dan imunisasi Hepatitis B-0.

2) Kunjungan neonatal kedua (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7

setelah bayi lahir. Asuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi,

46
memberikan ASI eksklusif, memandikan bayi, perawatan tali pusat, dan

imunisasi.

3) Kunjungan neonatal lengkap (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai 28 hari

setelah bayi lahir. Asuhan yang diberikan kepada bayi adalah memeriksa tanda

bahaya dan gejala sakit, menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI

eksklusif, dan imunisasi.

e. Bayi usia 29-42 hari

Bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan tiap bulannya.

Pertumbuhan bayi tentunya diiringi dengan perkembangan motorik kasar, motorik

halus, komunikasi dan sosial.

1) Pertumbuhan

Usia 0-6 bulan berat badan bayi akan mengalami perubahan setiap minggu

sekitar 140-200 gram. Penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap badannya.

Berat badan bayi perempuan normal usia satu bulan adalah 3200-5500 gram dan

berat bayi laki-laki normal adalah 3300-5700 gram. Panjang badan bayi

perempuan 49,8-57,6 cm dan laki-laki 50,8-56,8 cm. Lingkar kepala bayi

perempuan dan laki-laki normal 34-38 cm (Kemenkes RI, 2016a).

2) Perkembangan

Bayi usia satu bulan mempunyai kemampuan melihat dan mengikuti

gerakan dalam rentang 90ºC, dapat melihat sesuatu secara terus menerus dan

kelenjar air mata sudah berfungsi. Bayi sudah dapat merespon suara yang keras

dengan refleks, perkembangan bayi umur satu bulan meliputi motorik kasar yaitu

tangan dan kaki mulai bergerak aktif, perkembangan motorik halus meliputi

47
kepala bayi dapat menoleh ke samping, perkembangan komunikasi yaitu bayi

mulai merespon terhadap suara lonceng, perkembangan sosial yaitu bayi mulai

menatap wajah ibu atau pengasuh.

3) Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan

menjadi tiga kebutuhan dasar (Armini,Sriasih, dan Marhaeni, 2017):

a) Kebutuhan fisik biomedis (Asuh)

Meliputi nutrisi, pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir atau neonatus

ialah ASI. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap yang dapat memenuhi

nutrisi yang diperlukan bayi. Pada bayi juga diberikan ASI, pemberian ASI

eksklusif 6 bulan pertama artinya tidak boleh memberikan makanan apapun pada

bayi selain ASI pada masa tersebut.

Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi. Pemberian imunisasi

hepatitis B sebanyak 3 kali, pada masa neonatus imunisasi ini hanya diberikan

saat bayi berusia 12 jam setelah lahir. Vaksin ini diberikan dengan satu kali

suntikan dosis 0,5 ml. imunisasi BCG diberikan pada semua bayi baru lahir atau

neonatus sampai usia kurang dari 2 bulan. Penyuntikan dilakukan pada lengan

kanan bagian atas dengan dosis 0,05 ml secara intrakutan. Imunisasi BCG

diberikan untuk mencegah timbulnya penyakit tuberculosis (TBC).

Imunisasi polio dasar (polio 1,2,3) diberikan 2 tetes per oral dengan

interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio berguna untuk mencegah

penularan penyakit polio yang menyebabkan lumpuh layu. Selain itu, pemenuhan

kebutuhan asuhan juga meliputi pemberian ASI, penimbangan bayi setiap bulan,

48
pengobatan bayi sakit, tempat tinggal yang layak, kesehatan jasmani, hygiene

perorangan dan lingkungan, sandang, rekreasi dan lain-lain.

b) Kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan

kepercayaan dasar. Hubungan yang erat dan selaras antara orang tua dengan anak

merupakan syarat yang mutlak guna menjamin tumbuh kembang yang selaras

baik fisik, mental maupun psikososial. Ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi

atau bounding attachment dapat dilakukan sejak bayi baru dilahirkan dengan

pemberian IMD. Prinsip-prinsip Bounding attachment meliputi :

(1) Dilakukan di menit dan jam pertama.

(2) Orang tua adalah orang yang menyentuh bayi pertama kali.

(3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis.

(4) Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan.

(5) Persiapan (prenatal care)

(6) Cepat melakukan proses adaptasi.

(7) Kontak sedini mungkin, sehingga dapat membantu dalam memberikan

kehangatan pada bayi, menrunkan rasa sakit ibu serta memberikan rasa nyaman.

(8) Tersedia fasilitas untuk kontak lebih lama.

(9) Penekanan pada hal-hal positif.

(10) Adanya perawat maternitas khusus (bidan).

(11) Libatkan anggota keluarga lainnya.

49
Dampak positif bounding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan,

merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi.

c) Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah)

Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses

pendidikan dimana bertujuan untuk menggembangkan mental, kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, produktivitas, dan lain-lain.

Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan.

(2) Memeluk, menggendong dan menatap bayi.

(3) Mengajak tersenyum dan berbicara.

(4) Membunyikan berbagai suara atau musik bergantian.

(5) Menggantung dan menggerakan benda berwarna mencolok, benda-benda

berbunyi, serta dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.

Stimulasi pada bayi merupakan kelanjutan dari stimulasi neonatus.

Beberapa stimulasi yang dapat dilakukan bentu bayi duduk sendiri, mulai

mendudukan bayi di kursi yang mempunyai sandaran. Latih kedua tangan bayi

masing-masing memegang benda dalam waktu yang bersamaan. Latih bayi

menirukan kata-kata dengan cara menirukan suara bayi dan buat agar bayi

menirukan kembali.

f. Pelayanan bayi baru lahir secara umum pada masa pandemi COVID-19

50
1) Penanganan bayi baru lahir ditentukan oleh status kasus ibunya. Bila dari

hasil skrining menunjukkan ibu termasuk suspek, probable, atau terkonfirmasi

COVID-19, maka persalinan dan penanganan terhadap bayi baru lahir dilakukan

di rumah sakit.

2) Bayi baru lahir dengan ibu yang bukan suspek, probable, atau terkonfirmasi

COVID-19 tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam),

yaitu pemotongan dan perawatan tali pusat, inisiasi menyusu Dini (IMD), injeksi

vitamin K1, pemberian salep/tetes mata antibiotic, dan imunisasi hepatitis B.

3) Kunjungan neonatal dilakukan bersamaan dengan kunjungan nifas. KIE yang

disampaikan pada kunjungan pasca salin (kesehataan bayi baru lahir) adalah ASI

eksklusif, perawatan tali pusat, menjaga badan bayi tetap hangat, dan cara

memandikan bayi, khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

apabila ditemukan tanda bahaya atau permasalahan, bayi harus segera dibawa ke

rumah sakit, serta apabila tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang

tercantum di buku KIA) maka bayi harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan

kesehatan (Kemenkes RI, 2020).

51
B. Kerangka Konsep

Asuhan Kebidanan Ibu “HN”,


30 Tahun Multigravida
Trimester III Sampai 42 Hari

Kehamilan Persalinan Kala Nifas BBL dan Bayi


Trimester III I-IV

Fisiologis Patologis

Mandiri/Kolaborasi Ibu dan Bayi Sehat Rujuk

Gambar 1. Bagan kerangka konsep Asuhan Kebidanan Ibu HN pada Kehamilan Trimester
III sampai dengan 42 hari masa nifas.

52
BAB III

METODE PENENTUAN KASUS

A. Informasi Klien/Keluarga

Informasi terkait Ibu “HN” dan keluarga penulis dapatkan dengan

melakukan pendekatan dan pengkajian. Sebelumnya Ibu dan Suami bersedia

untuk didampingi dan diasuh baik ibu dan bayinya dari kehamilan trimester III

sampai 42 hari masa nifas. Pengkajian data dilakukan pada tanggal 05 Februari

2021 pukul 15.10 Wita penulis mengantar ibu “HN” kontrol kehamilan dengan

tetap menerapkan protokol kesehatan dan data yang diperoleh penulis dari hasil

wawancara dan pendokumentasian pada buku KIA.

I. Data Subjektif (tanggal 05 Februari 2021 pukul 15.10 Wita)

a. Identitas

Ibu Suami

Nama : Ibu “HN” : Bp “SR”

Umur : 30 Tahun : 40 Tahun

Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia

Agama : Islam : Islam

Pendidikan : SMP : SMP

Pekerjaan : Guru Ngaji : Wiraswasta

Penghasilan : ±Rp. 1.000.000 : ±Rp. 3.000.000

Jaminan kesehatan :- :-

Alamat Rumah : Perumahan Taman Penta,Jimbaran

53
No Tlp : 082337374xxx

b. Keluhan Utama

Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan saat ini

c. Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan menstruasi pertama pada umur 12 tahun, siklus

menstruasi teratur, lama menstruasi 4-5 hari, dan tidak ada keluhan saat

menstruasi. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya pada tanggal 18-06-

2020. Taksiran persalinanya 25-03-2021.

d. Riwayat pernikahan

Ibu mengatakan menikah secara sah saat umur 21 tahun dan ini merupakan

pernikahan pertama dengan usia pernikahan 9 tahun.

e. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ketiga, tidak pernah mengalami

abortus. Pertama kali melahirkan pada tahun 2012 di Praktik Mandiri Bidan, lahir

cukup bulan, lahir spontan dibantu oleh bidan dengan berat lahir 3100 gram, jenis

kelamin laki-laki. Riwayat laktasi ibu memberikan ASI selama 2 tahun dan

kondisi anak saat ini dalam keadaan normal dan sehat. Melahirkan anak kedua

Juni 2019 di RS Bali Jimbaran, lahir cukup bulan, lahir spontan dibantu oleh

dokter dengan berat lahir 2700 gram, jenis kelamin laki-laki. Riwayat laktasi ibu

memberikan ASI selama 0-6 bulan dan 6-24 bulan ASI terkadang susu

formula+MPASI

54
f. Riwayat Kehamilan ini

Kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga Ibu “HN”. Hari Pertama Haid

(HPHT) pada tanggal 18-06-2020, Tapsiran Persalinan (TP) pada tanggal 25-03-

2021. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan Ibu “HN” sebanyak 4 kali di PMB

Bidan “N”, 1 kali di Puskesmas Kuta Selatan 3 kali di Dokter SpOG. Obat atau

suplemen yang pernah di konsumsi atau sedang di komsumsi ibu adalah Kalk,

Hufabion, Prenatal, Calcifar, Vitabion, Etabion. Status imunisasi TT ibu adalah

TT5 dengan riwayat imunisasi terakhir pada kehamilan pertama.

Tabel 2

Riwayat Hasil Pemeriksaan ANC Ibu “HN” Berdasarkan Buku KIA dan Buku
Dokter Sp.OG

Tanggal, Keluhan Hasil Diagnosa Penatalaksa Pemerik


Tempat Pemeriksaan naan saan
1 2 3 4 5 6
24/07/20 Telat BB: 57 kg, TD: Ibu “HN” - Saran Dokter
20 Haid 120/90 mmHg, umur 30 Tahun pemeriksaan Sp.OG
Dr.M.W G3P2A0 UK 5 hamil secara
SpOG. TP: 25-03- minggu 1 hari rutin
2021 - Kunjungan
PP Test positif ulang 1
bulan lagi

31/08/20 Tidak ada BB: 55 kg, TD: Ibu “HN” - Saran Dokter
20 120/80 mmHg umur 30 Tahun pemeriksaan Sp.OG
Hasil USG: G3P2A0 UK
Dr.M.W CRL 9w5d 10 minggu 4 kehamilan
SpOG FHB:+ hari T/H secara rutin
Intrauterine

55
1 2 3 4 5 6
- Kunjungan Bidan
ulang 1
bulan lagi
BB: 57 kg, TB:
30/09/20 Tidak ada 154 cm TD: Ibu “HN” - KIE nutrisi
20 110/60 mmHg, umur 30 Tahun yang cukup
PMB Lila: 24 cm, G3P2A0 UK - KIE
“N” TFU: ½ pusat 14 minggu 6 Istirahat
sympisis T/H - Terapi:
DJJ: (+) Intrauterine Kalsium 10
138x/menit 1x500 mg
Hufabion 10
1x1

07/11/20 Tidak ada BB: 59 kg, TD: Ibu “HN” - KIE Bidan
20 110/80 mmHg, umur 30 Tahun Istirahat
PMB TFU: 1 jari G3P2A0 UK cukup
“N” bawah pusat 20 minggu 8 - Mengingat
DJJ: (+) hari T/H kan kembali
142x/menit Intrauterine mengenai
konsumsi
makanan
- Terapi:
Prenatal 30
(xxx) 1x1

17/12/20 Tidak ada BB: 61 kg, TD: Ibu “HN” - Saran cek Bidan
20 100/60 mmHg, umur 30 Tahun laboratorium
PMB TFU: Setengah G3P2A0 UK - Terapi:
“N” Pusat 25-26 minggu Calcifar 20
1x500 mg

56
1 2 3 4 5 6
DJJ: 140 T/H Vitabion 10 Bidan
x/menit Intrauterine 1x1

07/01/20 Tidak ada BB: 60 kg, TD: - KIE


21 100/70 mmHg, Ibu “HN” Istirahat
Puskesm MCD: 25 cm, umur 30 Tahun cukup
as Kuta DJJ: G3P2A0 UK - Terapi:
Selatan 155x/menit 28-29 minggu Terapi lanjut
Hasil T/H
Pemeriksaan Intrauterine
Laboratorium:
Hb: 11,1 g/dl
Protein Urine:
Negatif
HBSAg:
Negatif
TPHA: Non
Reaktif
HIV: Non
Reaktif
24/01/20 Tidak ada BB: 62 kg, TD: Ibu “HN” - KIE Bidan
21 110/70 mmHg umur 30 Tahun istirahat
PMB TFU: setengah G3P2A0 UK cukup
“N” pusat px, DJJ: 31-32 minggu - Mengingat
150x/menit T/H kan kembali
Intrauterine mengenai
konsumsi
makanan
Terapi:
Etabion

57
1 2 3 4 5
5/02/202 Tidak ada BB: 63 kg, TD: Ibu “HN” - KIE
1 110/80 mmHg Umur 30 mengatur
Dr.M.W DJJ: Tahun pola makan
SpOG. 155x/menit G3P2A0 UK
Hasil USG: 33 minggu 2
Janin tunggal hari T/H
hidup, TBBJ: Intrauterine
2256 gram

g. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 bulan

setelah melahirkan anak pertama dan ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi

suntik KB 3 bulan selama 5 tahun dan tidak ada keluhan selama pemakaian. Dan

ibu tidak menggunakan kontrasepsi apapun setelah melahirkan anak kedua.

h. Riwayat penyakit dan operasi

Ibu tidak pernah atau sedang menderita penyakit diabetes militus,

hipertensi, hepatitis, paru-paru, dan penyakit jantung serta ibu tidak pernah

melakukan operasi apapun.

i. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun dari keluarga.

58
j. Data bio-psikososial

1) Bernafas

Ibu tidak memiliki keluhan saat bernafas.

2) Nutrisi

Ibu mengatakan makan dengan teratur 3-4 kali sehari dengan porsi sedang.

Komposisi makanan ibu bervariasi yaitu satu piring nasi putih, daging atau tempe

atau tahu kadang telor dam ditambah sayuran. Ibu biasa makan roti atau buah-

buahan dan minum air putih ±10 gelas per hari.

3) Eliminasi

Ibu buang air kecil sebanyak 5-7 kali per hari dengan warna kuning jernih

dan buang air besar sebanyak 1 kali sehari konsistensi lembek.

4) Istirahat

Pola tidur ibu cukup, sekitar 8 jam per hari. Ibu terbiasa istirahat siang dan

tidak memiliki keluhan saat tidur maupun istirahat.

5) Psikososial dan Spiritual

Ibu tinggal dirumah kos bersama suami dan kedua anaknya. Kehamilan ini

merupakan kehamilan yang tidak direncanakan oleh ibu dan suami tetapi ibu dan

suami dapat menerima kehamilan ini. Tidak ada kepercayaan dan budaya yang

dapat membahayakan kehamilan ibu dan ibu mengatakan tidak ada kesulitan saat

beribadah.

59
k. Pengetahuan

Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan dan

proses persalinan. Ibu sudah mempersiapkan dan menentukan beberapa hal

bersama suami, yaitu merencanakan tempat persalinan yaitu PMB “N” dan

dibantu oleh bidan, transportasi yang digunakan untuk menuju tempat bersalin

yaitu sepeda motor milik pribadi, pendamping persalinan ibu adalah suami, biaya

persalinan menggunakan dana pribadi. Ibu belum menentukan alat kontrasepsi

yang akan digunakan setelah bersalin, ibu belum melengkapi P4K yaitu calon

donor, dan ibu belum pernah mengikuti senam hamil.

B. Diagnosa dan rumusan masalah

Berdasarkan data yang telah diuraikan, pada tanggal 05 Februari 2021

dapat dirumuskan diagnosis kebidanan pada kasus ini adalah ibu “HN” umur 30

tahun G3P2A0 UK 33 minggu 2 hari T/H intrauterine. Beberapa permasalahan

yang ditemukan pada ibu “HN” adalah sebagai berikut:

1. Ibu belum melengkapi P4K yaitu calon donor darah.

2. Ibu belum merencanakan penggunaan alat kontrasepsi setelah bersalin.

3. Ibu belum pernah mengikuti senam hamil.

C. Jadwal pengumpulan data/pemberian asuhan pada kasus

Dalam laporan kasus ini, penulis melakukan beberapa kegiatan yang

dimulai dari bulan Januari sampai Mei 2021 dimulai dari kegiatan penyusunan

usulan laporan tugas akhir, konsultasi proposal dilanjutkan dengan pelaksanaan

seminar proposal dan perbaikan proposal. Setelah mendapat ijin, penulis akan

60
memberikan asuhan pada ibu “HN” selama kehamilan trimester III hingga 42 hari

masa nifas. Rencana kegiatan asuhan yang akan penulis berikan pada ibu “HN”

sebagai berikut:

Tabel 3

Rencana Kegiatan Asuhan


No Rencana Waktu Rencana Implementasi Asuhan
Kunjungan Asuhan
1 2 3 4
1 Kehamilan Memberikan 1. Memberikan KIE mengenai manfaat
Trimester III asuhan kelas ibu hamil dan pengetahuan yang
pada tanggal 10 kehamilan didapatkan pada kelas ibu hamil.
Maret, 26 Maret normal 2. Memberikan KIE tentang manfaat
2021 senam hamil.
3. Mengingatkan ibu tentang
pencegahan virus COVID-19 dan
mematuhi protokol kesehatan.
4. Mendampingi ibu melakukan
pemeriksaan antenatal care dan
pemeriksaan laboratorium.
5. Memberikan KIE kepada ibu tentang
pentingnya mempersiapkan calon donor
darah sebelum persalinan
6. Memberikan KIE kepada ibu tentang
pentingnya memiliki kartu jaminan
kesehatan.
7. Mengingatkan ibu untuk
memperhatikan pola nutrisi dan pola
istirahat.
8. Mengingatkan kembali pada ibu
tentang tanda-tanda persalinan.

61
1 2 3 4
9. Memberikan KIE kepada ibu
pentingnya memasang stiker P4K.
Memberikan KIE kepada ibu untuk
Rapid test sebelum persalinan.
10. Memberikan dukungan kepada ibu
agar siap menghadapi proses persalinan.
11. Memberikan KIE mengenai KB.

2 Pada tanggal 27 Memberikan 1. Memberikan KIE kepada ibu dan


Maret 2021 asuhan suami tentang upaya pencegahan
persalinan COVID-19.
normal dan 2. Menemani ibu selama proses
bayi baru persalinan.
lahir 3. Membimbing ibu melakukan teknik
relaksasi dan latihan pernafasan pada
saat proses persalinan.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan
suami cara mengatasi rasa nyeri saat
persalinan.
5. Memantau kemajuan persalinan,
kesejahteraan ibu dan janin dengan
partograf.
6. Membantu proses persalinan ibu
bersama bidan di tempat ibu melahirkan
sesuai 60 langkah APN.
7. Memberikan KIE kepada ibu dan
suami tentang inisiasi menyusu dini
(IMD) yang dilakukan segera setelah
bayi lahir.
8. Memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal.

62
1 2 3 4
9. Mengevaluasi keberhasilan IMD pada
bayi.

3 6 jam sampai 48 Memberikan 1. Melakukan pemantauan tanda-tanda


jam postpartum asuhan vital dan kegawatdaruratan.
pada tanggal 27 kebidanan 2. Memberikan KIE kepada ibu tentang
Maret 2021 KF 1 dan tanda bahaya masa nifas seperti
KN1 perdarahan akibat atonia uteri.
3. Mengingatkan ibu untuk selalu
memperhatikan personal hygiene.
4. Membimbing ibu mengenai cara
menyusui yang benar dan pelekatan yang
benar.
5. Memberikan KIE kepada ibu tentang
perawatan bayi sehari-hari.
6. Memberikan KIE kepada ibu untuk
menyusui bayinya secara on demand dan
menyendawakan bayinya.
7. Mengingatkan ibu tentang
pencegahan penularan COVID-19 pada
ibu nifas dan neonatus.

4 Pada tanggal 30 Memberikan 1. Memantau tanda-tanda vital dan


Maret 2021, 03 asuhan kegawatdaruratan.
April 2021 kebidanan 2. Mengajarkan ibu untuk melakukan
KF 2 dan senam kegel
KN 2 3. Mengajarkan ibu perawatan payudara.

63
1 2 3 4
4. Mengingatkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan mencukupi kebutuhan cairan serta
istirahat yang cukup.
5. Memberikan KIE kepada ibu untuk
menyusui bayinya secara on demand dan
menyendawakan bayinya.
6. Mengingatkan ibu tentang
pencegahan penularan COVID-19 pada
ibu nifas dan neonatus.
7. Membimbing ibu cara perawatan bayi
sehari-hari (Pijat bayi, memandikan
bayi, perawatan tali pusat).

5 24 April 2021 Memberikan 1. Memantau tanda-tanda vital dan


asuhan kegawatdaruratan.
kebidanan 2. Memberikan KIE kepada ibu untuk
KF 3 dan menyusui bayinya secara on demand dan
KN 3 menyendawakan bayinya.
3. Memastikan ibu menyusui bayinya
dengan benar serta tidak ada tanda
penyulit dalam menyusui.
4. Mengingatkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan mencukupi kebutuhan cairan serta
istirahat yang cukup.

64
1 2 3 4
5. Mengingatkan ibu untuk mengantar
bayinya ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan imunisasi.
6. Mengingatkan ibu tentang
pencegahan penularan COVID-19 pada
bu nifas dan neonatus.
7. Membimbing ibu cara perawatan bayi
sehari-hari (pijat bayi, memandikan bayi,
dan perawatan tali pusat).

6 01 Mei 2021, 08 Memberikan 1. Memantau tanda-tanda vital dan


Mei 2021 Asuhan kegawatdaruratan.
Kebidanan 2. Membimbing ibu cara perawatan bayi
Masa Nifas sehari-hari.
29 s/d 42 3. Mengingatkan ibu tentang KB pasca
hari (KF 4) persalinan (apabila ibu belum
dan Asuhan menggunakan KB).
Kebidanan 4. Mengingatkan ibu untuk mengantar
Pada bayi imunisasi dan memantau kenaikan
Neonatus berat bedan bayi setiap bulan.
Akhir Umur 5. Mengingatkan ibu tentang pentingnya
29 s/d bayi ASI eksklusif untuk bayinya.
umur 42 6. Memberikan KIE kepada ibu tentang
hari tanda-tanda anak sakit.

65
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penulis memberikan asuhan kebidanan pada ibu ”HN” umur 30 Tahun

multigravida yang merupakan responden dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir

ini. Asuhan Kebidanan diberikan dari usia kehamilan 33 minggu 2 hari sampai 42

hari masa nifas. Ibu “HN” berumur 30 tahun beralamat di Perumahan Taman

Penta, Jimbaran yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuta Selatan. Ibu

“HN” dan suami serta kedua anaknya tinggal di rumah kos permanen, kondisi kos

rapi dengan lingkungan kos nyaman dan bersih, terdapat lubang ventilasi dan

penyinaran pada rumah ibu baik. Data yang didapat yaitu dari data primer berupa

anamnesa terhadap responden serta data sekunder yakni hasil pendokumentasian

dari buku KIA yang dimiliki responden.

1. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun

Multigravida Beserta Janinya Dari Usia Kehamilan 33 minggu 2 hari Sampai

Persalinan

Selama Ibu “HN” diberikan asuhan, penulis mendampingi ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan. Selama kehamilan trimester III ibu tidak pernah

mengalami tanda bahaya kehamilan. Berikut adalah perkembangan kehamilan

trimester III Ibu “HN” disajikan pada tabel 4.

66
Tabel 4

Catatan Perkembangan Ibu “HN” Usia 30 Tahun Multigravida Beserta Janinya


Selama Masa Kehamilan Trimester III Sampai Persalinan di Rumah Ibu “HN”

Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan Tanda


waktu/tempat tangan/Nama
1 2 3
Rabu, 10 S : Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian
Maret 2021 bawah. Gerakan janin dirasakan aktif Ibu sudah
merencanakan penggunaan alat kontrasepsi
setelah bersalin yaitu suntik KB 3 bulan.
Aktivitas ibu yang sering dilakukan adalah
menyapu, mengurus anak dan memasak. Ibu
sudah melengkapi P4K yaitu persiapan
persalinan ibu sudah disiapkan mulai dari
tempat bersalin di PMB “N”, pendonor dari
adik kandung ibu, biaya persalinan
menggunakan biaya sendiri (Tabungan),
transportasi yang digunakan yaitu kendaraan
pribadi (Sepeda motor).
O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, BB: 66 kg, TD: 100/60 mmHg,
N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36.5ºC. TFU 3
jari dibawah px, McD: 28 cm, DJJ: 145x/menit.
A: Ibu “HN” umur 30 Tahun G3P2A0 UK 38
minggu 4 hari preskep U puki T/H intrauterine.
Masalah : Nyeri perut bagian bawah
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menginformasikan kepada ibu nyeri pada

67
perut bagian bawah karena tekanan bagian
1 2 3
terendah janin sudah memasuki jalan lahir dan
itu termasuk keluhan yang dialami oleh ibu
hamil trimester III, Ibu mengerti mengenai
penjelasan yang diberikan
3. Memberikan KIE manfaat kelas ibu hamil,
manfaat senam hamil dan pengetahuan yang
didapat pada kelas ibu hamil, ibu paham.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
tentang pentingnya memiliki kartu jaminan
kesehatan, ibu dan suami paham.
5. Mengingatkan kembali pada ibu tentang
tanda-tanda persalinan, ibu paham.
6. Memberikan KIE kepada ibu pentingnya
memasang stiker P4K, stiker P4K sudah
dipasang.
7. Memberikan KIE kepada ibu untuk rapid
test sebelum persalinan.
8. Memberikan KIE pada ibu mengenai
persiapan persalinan, Ibu dan suami sudah
menyiapkan keperluan persalinan.
9. Mengingatkan kepada ibu untuk
memeriksakan kehamilannya ke bidan sesuai
jadwal pada buku KIA atau jika terdapat tanda-
tanda persalinan segera ke fasilitas kesehatan,
ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

Jumat, 26 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan, hanya


Maret 2021 saja ingin memeriksakan kehamilannya.
Pukul 15.30 A: Ibu “HN” Umur 30 Tahun G3P2A0 UK 40
WITA di Minggu 2 hari preskep U puki T/H Intrauterine

68
Rumah Ibu O: Keadaan umum baik, kesadaran

1 2 3
“HN” composmentis, BB: 66 kg, TD: 120/70 mmHg,
N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,3ºC, TFU 3
jari dibawah px, McD 30 cm, DJJ: 155x/menit.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan
pola nutrisi dan pola istirahat, ibu paham
3. Mengingatkan kembali ibu mengenai
persiapan persalinan, ibu dan suami sudah
menyiapkannya.
4. Mengingatkan kembali ibu mengenai tanda-
tanda persalinan, ibu paham.
5. Memberikan KIE tentang pain relief untuk
mengurangi nyeri persalinan, ibu paham
dengan penjelasan yang diberikan.
6. Memberitahu ibu dan suami jika sudah ada
tanda-tanda persalinan agar segera ke fasilitas
kesehatan, ibu dan suami bersedia
7. Memberikan dukungan kepada ibu agar siap
menghadapi proses persalinan.
8. Mengingatkan ibu tentang pencegahan
COVID-19 dan mematuhi protokol kesehatan,
ibu paham.
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder
dari dokumentasi Buku KIA dan Rekam Medis PMB “N.

69
Berdasarkan masalah yang ditemukan dari pengkajian data sebelumnya, ibu

belum melengkapi P4K yaitu calon donor darah setelah penulis memberikan KIE

mengenai pentingnya mempersiapkan calon donor darah ibu dan suami

mempersiapkan calon pendonor yaitu adik kandung dari Ibu “HN”, ibu belum

merencanakan penggunaan alat kontrasepsi setelah bersalin setelah penulis

memberikan KIE mengenai alat kontrasepsi ibu dan suami memilih menggunakan

alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan, ibu mengatakan belum pernah mengikuti

senam hamil namun dikarenakan masa pandemi, pelaksanaan kelas hamil dan

senam hamil dibatasi setelah penulis mencari informasi mengenai kelas hamil dan

senam hamil di puskesmas kuta selatan yang melaksanakan kelas hamil dan

senam hamil via daring maka penulis melakukan kunjungan pada Sabtu, 13 Maret

2021 di Rumah Ibu “HN” dan memfasilitasi ibu laptop untuk melakukan kelas

hamil dan senam hamil, mengevaluasi nyeri perut bagian bawah ibu dan ibu

mengatakan ibu sudah tidak merasakan nyeri perut bagian bawah lagi.

70
2. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun

Multigravida Beserta Bayi Baru Lahir Selama Persalinan.

Ibu datang ke PMB “N” tanggal 27 Maret 2021 pukul 09.30 WITA. Dengan

keluhan sakit perut hilang timbul sejak pukul 06.00 WITA dan gerakan janin

masih aktif. Ibu datang didampingi oleh suami dan penulis. Penerapan asuhan

kebidanan persalinan ibu “HN” dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5

Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun Multigravida Beserta Bayi
Baru Lahir Selama Persalinan di PMB “N”

Hari/ Catatan Perkembangan Tanda


tanggal/ tangan/nama
waktu/tempat
1 2 3
Sabtu, 27 S: Ibu mengeluh mulas-mulas yang semakin
Maret 2020 sering dari pukul 06.00 WITA, gerakan janin
09.30 WITA masih aktif dirasakan. Makan terakhir pukul
di PMB “N” 07.45 WITA (27 Maret 2021) dengan porsi satu
piring nasi, telur dadar serta sayur. Minum
terakhir pukul 08.15 WITA (27 Maret 2021)
jumlah satu gelas air putih. BAB terakhir 06.15
WITA (27 Maret 2021) konsistensi lembek,
BAK terakhir pukul 07.00 (27 Maret 2021)
warna jernih dan tidak ada keluhan saat BAB
dan BAK.
O: Keadaan umum baik, kesadaran

71
09.30 WITA composmentis, TD: 110/70 mmHg, N:
84x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,3ºC.
konjungtiva merah muda, sclera putih,

2
1 3
payudara bersih, putting susu menonjol.
Palpasi abdomen:
TFU 3 jari dibawah px teraba bokong di perut
kiri teraba punggung janin, bagian terendah
teraba bulat keras tidak dapat digoyangkan.
Perlimaan 2/5, DJJ: 150x/menit, His 4 kali
dalam 10 menit selama 35 detik. McD 32 cm.
VT (oleh bidan N) : Vulva dan vagina normal,
portio lunak pembukaan 7 cm, efficement 75%,
denominator UUK depan, moulase 0,
penurunan
Hodge II+, tidak teraba bagian kecil janin dan
tali pusat (ttbk/tp).
A: Ibu “HN” Umur 30 Tahun G3P2A0 UK 40
Minggu 3 hari preskep U puki T/H Intrauterine
+ PK 1 Fase Aktif
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
tetap mematuhi protokol kesehatan selama
pelayanan kebidanan persalinan di PMB “N”,
ibu dan suami paham

72
3. Bidan menginformasikan mengenai tindakan
yang akan dilakukan, ibu dan suami
mengetahui dan menyetujui tindakan dan
bersedia tanda tangan pada lembar informed
consent
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang teknik
mengurangi rasa nyeri (relaksasi) yaitu dengan
1 2 3
5. cara mengatur pernafasan, ibu paham dan
mampu melakukannya.
Membimbing suami untuk melakukan
pijatan pada pinggang ibu untuk membantu
mengurangi rasa nyeri, suami paham dan dapat
melakukan pijat tersebut.
6. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi
dan cairan ibu, ibu sudah makan dan minum.
7. Memfasilitasi kebutuhan mobilisasi dan
istirahat ibu, ibu dapat beristirahat disela-sela
his dan dapat miring kiri atau kanan di atas bed.
8. Memfasilitasi kebutuhan eliminasi ibu, ibu
dapat berkemih sendiri di kamar mandi,
kandung kemih tidak penuh.
Mengingatkan ibu kembali tentang teknik
Meneran yang efektif, ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Menyiapkan peralatan partus, obat, alat
perlindung diri (APD), alat kegawatdaruratan
serta menyiapkan lingkungan, alat dan APD
sudah lengkap.
10. Memantau kesejahteraan ibu dan janin
serta kemajuan persalinan dengan
menggunakan lembar partograf, hasil terlampir

73
pada lembar partograf.

10.30 WITA S : Ibu mengeluh ingin meneran


O : Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, N: 82 x/menit, RR: 20 x/menit,
DJJ: 155x/menit His: His 4 kali dalam 10 menit
selama 45 detik.
1 2 3
VT : vulva dan vagina normal, portio tipis,
pembukaan 10 cm, selaput ketuban utuh,
denominator UUK depan, moulase 0,
penurunan Hodge III+, tidak teraba bagian
kecil janin dan tali pusat.
A: Ibu “HN” umur 30 Tahun G3P2A0 UK 40
minggu 3 hari preskep U puki T/H +
Intrauterine + pk II
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan suami, ibu dan suami mengerti.
2. Memfasilitasi kebutuhan posisi bersalin ibu,
ibu memilih posisi bersalin setengah duduk.
Membimbing ibu meneran saat ada kontraksi,
ibu mulai meneran dan mampu meneran secara
efektif.
3. Memantau DJJ disela-sela kontraksi, DJJ
dalam batas normal.
4. Memberikan informed consent kepada ibu
dan suami mengenai tindakan amniotomi yang
akan dilakukan, ibu dan suami setuju dan
bersedia.
5. Bidan melakukan tindakan amniotomi saat
puncak his menurun, selaput ketuban pecah

74
dan berwarna jernih.
6. Memimpin kembali persalinan, bayi lahir
segera menangis, tangisan kuat gerak aktif,
jenis kelamin perempuan.
7. Mengeringkan bayi di atas perut ibu, bayi
tampak hangat dan nyaman.

1 2 3
11.35 WITA S: Ibu merasa lega karena bayinya telah lahir.
O : keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, kontraksi uterus baik, TFU
setinggi pusat, tidak teraba janin kedua,
kandung kemih tidak penuh, pendarahan tidak
aktif.
Keadaan umum bayi baik, segera menangis
kuat gerak aktif, kulit kemerahan.
A: Ibu “HN” umur 30 Tahun G1P0A0 PsptB +
PK III + neonatus aterm vigorous baby dalam
masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui dan menerima hasil pemeriksaan
2. Melakukan informed consent lisan
penyuntikan oksitosin, ibu bersedia.
11.36 WITA 3. Menyuntikan oksitosin 10 IU pada paha
kanan bagian luar secara IM, tidak terjadi
reaksi alergi serta kontraksi uterus baik.
4. Melakukan pemotongan tali pusat setelah
tidak berdenyut, tidak ada perdarahan aktif.
5. Melakukan IMD pada bayi dengan menjaga
kehangatan bayi, bayi tampak nyaman.

75
6. Melakukan pencegahan tali pusat terkendali
dengan tekanan dorsokranial pada
suprasimfisis, plasenta dan selaput ketuban
lahir.
7. Melakukan masase fundus uteri selama 15
detik, uterus dapat berkontraksi dengan baik.

1 2
3
11.45 WITA 8. Memeriksa kelengkapan plasenta dan
selaput ketuban, plasenta dan selaput ketuban
lahir lengkap.

11.45 WITA S: Ibu mengeluh nyeri pada jalan lahir.


O : keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, N: 86x/menit, RR: 20x/menit,
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih tidak penuh, pendarahan
±50 cc, Laserasi grade I
Keadaan umum bayi baik, tangisan kuat, gerak
aktif, dan kulit kemerahan
A: Ibu “HN” umur 30 tahun P3A0 PsptB + PK
IV + Laserasi grade I + neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui dan menerima hasil pemeriksaan.
2. Melakukan eksplorasi bekuan darah, bekuan
darah dibersihkan.
3. Melakukan informed consent untuk
penjahitan pada luka laserasi tanpa anastesi
4. Melakukan penjahitan, luka tertutup dan

76
tidak terjadi pendarahan aktif.
5. Memeriksa jahitan dan memeriksa
kemungkinan adanya perdarahan, sudah
dilakukan ekspolarasi dan sumber perdarahan
sudah tidak ada.
6. Membersihkan ibu dan memakaikan

1 2

3
pembalut serta kain bersih, ibu merasa lebih
nyaman dan segar.
7. Membimbing ibu dan suami cara menilai
kontraksi uterus dan masase fundus uteri, ibu
dan suami mampu memahami dan
melakukannya.
8. Membersihkan lingkungan di ruangan dan
terkontaminasi alat, lingkungan bersih serta alat
terkontaminasi dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
9. Memantau kondisi ibu meliputi tekanan
darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung
kemih, pengeluaran darah, dan suhu, hasil
pemeriksaan terlampir.

12.30 WITA S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan.


O : keadaan umum bayi baik, tangisan kuat,
gerak aktif, kulit kemerahan, S: 36,5ºC, HR:
143x/menit, RR: 45x/menit, reflex hisap baik,
IMD berhasil, BAB/BAK:+/-, APGAR skor : 8-
9 BB: 3400 gram, PB: 48 cm , LK: 32 cm, LD:
32 cm, JK: Perempuan, tidak ada kelainan.
Bounding skor :12.

77
A: Bayi ibu “HN” PsptB umur 1 jam neonatus
aterm vigorous baby dalam masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada

1 2 3
ibu dan suami, ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan informed consent lisan pada
ibu dan suami bahwa bayi akan diberikan salep
mata dan injeksi vitamin K, ibu dan suami
menyetujui.
12.35 WITA 3. Memberikan bayi injeksi vitamin K 1 mg
secara IM pada 1/3 paha kiri bagian atas
anterolateral, tidak ada reaksi alergi.
12.36 WITA 4. Memberikan salep mata, tidak ada alergi.
5. Melakukan perawatan tali pusat, tali pusat
sudah bersih dan kering terbungkus kasa steril.
6. Menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan pakaian dan memberikan bayi
kepada ibu, bayi terjaga kehangatannya.

13.30 WITA S: Ibu bahagia atas kelahiran bayinnya.


O : keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD: 110/70 mmHg, N:
86x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,8ºC, TFU 3
jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih tidak penuh, pendarahan tidak aktif.
Keadaan umum bayi baik, kesadaran

78
composmentis, kulit kemerahan.
A: Ibu “HN” umur 30 tahun P2A0 PsptB 2 jam
postpartum + neonatus aterm vigorous baby
masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan

1 2 3
kepada ibu dan suami, ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan.
2. Menyuntikan HB0 1 mg pada paha kanan
bayi, HB0 telah diberikan dan tidak ada reaksi
alergi
3. Menjelaskan kepada ibu dan suami
mengenai tanda bahaya masa nifas dan bayi
baru lahir, ibu dan suami paham dengan
penjelasan yang diberikan.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai cara
memeriksa kontraksi dan melakukan masase
fundus uteri, ibu dapat melakukannya.
5. Memberikan ibu terapi obat, yaitu: Asam
Mefenamat 3x500mg, etabion 2x1, Tropicilin
3x500mg, Vitamin A 1x200.000 IU, ibu sudah
mengkonsumsi obat yang diberikan dan tidak
ada reaksi alergi dan muntah.
Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas, ibu
dan bayi sudah dipindahkan ke ruang nifas
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder
dari dokumentasi Buku KIA dan Rekam Medis PMB “N”

79
3. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun

Selama Masa Nifas.

Masa nifas ibu “HN” berlangsung dimulai dari setelah persalinan pada tanggal

27 Maret 2021 dan berakhir pada hari ke-42 yaitu tanggal 08 Mei 2021. Selama

masa nifas ibu diberikan asuhan kebidanan melalui kunjungan ke PMB “N”

dengan didampingi oleh penulis serta melakukan kunjungan lewat WA.

Perkembangan kondisi pada masa nifas ibu “HN” disajikan pada tabel 6.

Tabel 6

Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun Selama Masa Nifas di PMB
“N” dan Rumah Ibu “HN”

Hari/ Catatan Perkembangan Tanda


tanggal/ Tangan/Nama
waktu/tempat
1 2 3
Sabtu, 27 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah
Maret 2021 BAK dan belum BAB. Ibu sudah dapat
Pukul 17.30 melakukan mobilisasi seperti miring kiri/kanan,
WITA di duduk dan berjalan. Ibu mengatakan tidak ada
PMB “N” keluhan terhadap bayinya.
(KF 1) O : keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD: 110/70 mmHg, N:
82x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,2ºC, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
pengeluaran lokhea rubra, kandung kemih tidak
penuh, pendarahan tidak aktif, tidak ada oedema
vagina dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Terdapat pengeluaran ASI di kedua payudara.
Ibu sudah menyusui secara on demand.
A: Ibu “HN” umur 30 tahun P3A0 PsptB 6 jam

80
postpartum
Masalah : ibu mengatakan tidak ada masalah
yang dialami setelah persalinan,hanya saja ibu
lupa mengenai senam kegel.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami, ibu dan suami mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi

1 2 3
suplemen dengan teratur, ibu bersedia
Mengkonsumsi sesuai anjuran yang sudah
diberikan.
3. Melakukan pemantauan tanda-tanda vital
pada ibu, tindakan sudah dilakukan.
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda
bahaya masa nifas, ibu paham mengenai
penjelasan bidan.
5. Mengingatkan ibu untuk selalu
memperhatikan personal hygiene.
6. Membimbing dan mengajarkan ibu
melakukan senam kegel, ibu mengerti dan dapat
melakukan sesuai arahan yang diberikan serta
bersedia melakukannya dirumah.
7. Membimbing ibu mengenai cara menyusui
yang benar, ibu paham penjelasan yang sudah
diberikan.
8. Menyepakati kunjungan ulang kembali pada
tanggal 03 April 2021 di PMB “N” atau jika ada
keluhan, ibu dan suami bersedia melakukan

81
kunjungan kembali.

Selasa, 30
S: ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah
Maret 2021
bisa melakukan senam kegel. Ibu sudah makan
Pukul 10.30
dan minum secara teratur, ibu sudah
WITA di
mengkonsumsi suplemen dengan teratur. Ibu
Rumah Ibu
sudah memeriksa kontraksi dan melakukan
“HN”
masase pada fundus uteri. Ibu mengatakan tidak
(KF 2)
1 2 3
ada keluhan saat menyusui.
O: keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis TD: 110/70 mmHg, N:80x/menit,
RR: 20x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh,
pengeluaran lokhea rubra, dan tidak ada
pendarahan aktif. Ekstremitas tidak ada oedema.
A: Ibu “HN” umur 30 tahun P2A0 3 hari
postpartum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami, ibu dan suami mengetahui hasi
pemeriksaan.
2. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan
senam kegel dirumah, ibu dan suami mengerti
dan bersedia.
3. Memantau tanda-tanda ibu, tindakan sudah
dilakukan.
4. Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan mencukupi kebutuhan

82
cairan serta istirahat yang cukup, ibu paham.
5. Memberikan KIE kepada ibu untuk menyusui
bayinya secara on demand dan menyendawakan
bayinya, ibu paham.
6. Mengingatkan ibu tentang pencegahan
penularan COVID-19 , ibu paham.
7. Membimbing ibu cara perawatan bayi sehari-
hari seperti pijat bayi, memandikan bayi, dan
perawatan tali pusat, ibu paham.

2
3
1
Sabtu, 03 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
April 2021 O : Keadaan umum baik, kesadaran
Pukul 11.30 composmentis TD: 110/70 mmHg, N:80x/menit,
WITA S: 36,5ºC, RR: 20x/menit. TFU pertengahan
di PMB “N” pusat-simfisis, kontraksi uterus baik, dan tidak
(KF 2) ada nyeri tekan; Genetalia: jaritan utuh,
pengeluaran lokhea sanguinolenta, tidak ada
tanda infeksi; Ekstremitas : tidak ada oedema.
A: Ibu “HN” umur 30 tahun P3AO PsptB 7 hari
postpartum.
Masalah: Ibu mengatakan tidak ada masalah
yang dialami ibu saat ini.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
hasilnya.
2. Memberikan KIE kepada ibu untuk menyusui
bayinya secara on demand dan menyendawakan
bayinya, ibu paham .
3. Memberikan KIE ibu untuk mengkonsumsi

83
makanan yang begizi dan mencukupi kebutuhan
cairan serta istirahat yang cukup, ibu paham.
4. Mengingatkan ibu tentang pencegahan
penularan COVID-19, ibu paham.

2
1 3
Sabtu, 24 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu
April 2021 menyusui secara on demand dan tidak ada
Pukul 16.30 masalah.
WITA di O : keadaan umum ibu baik, kesadaran
rumah Ibu composmentis, konjungtiva tidak pucat, TD:
“HN” 110/70 mmHg, N: 78x/menit, RR: 20x/menit, S:
(KF 3) 36,5ºC, TFU tidak teraba, terdapat pengeluaran
lokhea alba, jaritan utuh, tidak ada tanda-tanda
infeksi, tidak ada hemoriod, tidak ada oedema
pada ekstremitas, tanda human (-).
A: Ibu “HN” umur 30 Tahun P3AO PsptB 28
hari postpartum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
hasilnya.
2. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan
personal hygiene, ibu bersedia melakukannya.
3. Mengingatkan ibu untuk mengantar bayinya
ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan

84
imunisasi.

Sabtu, 01 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan


Mei 2021 mengatakan menyusui bayinya lancar dan tidak
Pukul 09.30 ada keluhan. Aktivitas ibu seperti merawat bayi
WITA sehari-hari, memasak, dan ibu sangat
Melalui WA meningmati perannya sebagai ibu.
(KF 4) A: Ibu “HN” umur 30 Tahun P3A0 35 hari
postpartum.

1 2 3
P:
1. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga pola
istirahat disela-sela bayinya tidur agar kondisi
ibu tetap sehat dan lancar menyusui bayinya, ibu
mengerti dan akan melakukanya.
2. Mengingatkan ibu untuk menggunakan alat
kontrasepsi, ibu mengerti dan berencana
menggunakan kb suntik 3 bulan pada 42 hari
setelah melahirkan.

Sabtu, 08
S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan, menyusui
Mei 2021
bayinya secara lancar dan tidak ada masalah.
Pukul 16.30
O : keadaan umum ibu baik, kesadaran
WITA di
composmentis, Konjungtiva merah muda, TD:
Rumah Ibu
120/70 mmHg, R: 21x/menit. Ekstremitas tidak
“HN”
ada oedema.
A: Ibu “HN” umur 30 Tahun P3A0 42 hari
postpartum.
P:
1. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga pola

85
makan yang bernutrisi selama menyusui, ibu
paham dan mau melakukanya
2. Memastikan kembali ibu menganai
penggunaan alat kontrasepsi, ibu sudah
menggunakan KB suntik 3 bulan.

Sumber: Data primer dari hasil pemeriksaan dan data sekunder dari dokumentasi
buku KIA dan Rekam Medis PMB “N”

4. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Bayi Ibu “HN” dari Bayi Baru Lahir

(BBL) Sampai Umur 42 Hari.

Penulis melakukan kunjungan neonatal pertama (KN 1) setelah 6 jam

postpartum, kunjungan neonatal kedua (KN 2) pada hari ke-3 dan ke-7, kunjungan

neonatal ketiga (KN 3) pada hari ke-28 dan kunjungan terakhir dilakukan pada

hari ke-24 postpartum. Adapun asuhan kebidanan masa nifas pada ibu “HN” dapat

disajikan dalam tabel 7.

Tabel 7

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ibu “HN” Sampai Umur 42 hari di PMB “N” dan
Rumah Ibu “HN”

Hari/ Catatan Perkembangan Tanda


tanggal/ tangan/nama
waktu/tempat
1 2 3
Sabtu, 27 S: Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan. Bayi
Maret 2021 sudah BAB 1 kali dengan warna kehitaman
Pukul 17.30 konsistensi lembek, BAK 1 kali warna jernih, dan
WITA di tidak ada masalah saat BAB dan BAK.

86
PMB “N” O: keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif,
(KN 1) warna kulit kemerahan, BB: 3400 gram , PB: 48
cm, LK: 32 cm, LD: 32 cm, HR: 140x/menit,
RR:42x/menit, S: 36,5ºC, tidak ada perdarahan tali
pusat, tidak ada kelainan, minum ASI positif,
muntah (-), berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
diperoleh: Kepala: Bentuk simetris, ubun-ubun
datar, sutura terpisah, tidak ada cepal hematoma
dan caput succedaneum. Wajah: Simetris, tidak
pucat, tidak ada oedema, Mata: Simetris, tidak ada
pengeluaran, konjungtiva merah muda, sklera
1 2 3
putih, reflex glabella positif, rooting positif,
sucking positif, swallowing positif, tidak ada
kelainan di mulut. Telinga: Bentuk simetris, tidak
ada pengeluaran dan tidak ada kelainan.
Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar limpa,
tidak ada pembesaran, kelenjar tiroid, dan tidak
ada bendungan vena jugularis serta tonic neck
reflex positif, Dada: Simetrism putting susu datar,
tidak ada benjolan, tidak ada pengeluaran pada
payudara dan tidak ada kelainan, Perut: tidak ada
kelainan, ada bising usus, dan tidak ada dan tidak
ada pengeluaran atau tanda infeksi pada tali pusat,
Punggung: Simetris dan tidak ada kelainan.
Genetalia dan anus: jenis kelamin bayi
perempuan, labia mayora menutupi labia minora
dan tidak ada kelainan, serta ada lubang anus.
Ekstremitas: Kulit tangan dan kaki kemerahan,
simetris, jari lengkap, reflex babynski positif.
A: Babi Ibu”HN” umur 6 jam neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi.

87
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami, ibu dan suami mengetahui dan
menerima hasil pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayinya, ibu mengerti dan bersedia
selalu menjaga kehangatan bayinya.
3. Menganjurkan ibu untuk sering-sering
menyusui bayinya secara on demand sesuai
kebutuhan bayi, ibu bersedia melakukanya.
4. Memberikan KIE tanda bahaya neonatus, ibu

1 2 3
5. paham dan waspada terhadap tanda bahaya
neonatus.
Selasa, 30 S: Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan. Ibu
Maret Pukul mengatakan menyusui bayinya lancar dan tidak
10.30 WITA ada masalah.
di Rumah O: Keadaan umum bayi baik, kesadaran
Ibu “HN” composmentis, HR : 138x/menit, RR: 40x/menit.
(KN 2) Bayi menangis kuat, gerak aktif, kulit wajah
normal, sklera putih, tidak terdapat tanda infeksi
atau perdarahan pada tali pusat. BAK 6-9 kali,
BAB 3 kali sehari. Frekuensi minum ASI ±12
kali.
A: Bayi Ibu “HN” umur 3 hari neonatus aterm
vigerous baby dalam masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami hasil
pemeriksaan, ibu dan suami menerima hasilnya.
2. Memberikan KIE tentang manfaat sinar
matahari pagi dan menganjurkan ibu untuk
menjemur bayi di pagi hari, ibu dan suami

88
mengerti dan akan melakukanya.
3. Memberikan KIE tentang perawatan tali pusat
dengan menjaga agar tetap kering dan bersih serta
membungkusnya dengan kasa steriil tanpa
menambahkan obat, ibu dan suami mengerti dan
akan melakukanya.
4. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan tidak
memberikan makanan tambahan lain, ibu
mengerti dan bersedia melakukanya.
5. Mengingatkan ibu untuk melakukan kontrol
2
1 3
6. kembali di PMB “N” pada tanggal 03 April
2021, ibu mengerti dan bersedia melakukanya.

Sabtu, 03 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan terhadap


April 2021 bayinya, ibu menyusui secara lancar dan tidak ada
Pukul 11.30 kendala, BAB 3 kali sehari dan BAK 8-10 kali
WITA di sehari.
PMB “N” O: keadaan umum bayi baik, kesadaran
(KN 2) composmentis, HR: 135x/menit, RR: 45x/menit,
S: 36,5ºC. Tali pusat bayi sudah lepas.
A: Bayi Ibu “E” umur 7 hari neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami, ibu dan suami mengerti dan
menerima hasilnya.
2. Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui bayi
seara on demand sesuai kebutuhan bayi, ibu

89
mengerti dan bersedia melakukanya.
3. Membimbing ibu melakukan pijat bayi dan
memandikan bayi, ibu kooperatif dan mampu
melakukannya dengan baik.
4. Memberikan KIE tentang pencegahan
penularaan COVID-19 pada neonatus, ibu paham
dan bersedia melakukannya.
Sabtu, 24
April 2021 S: Ibu tidak ada keluhan terhadap kondisi bayinya.
Pukul 16.30 Bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan
WITA di Polio 1 di PMB “N” tanggal 15 April 2021 saat
bayi umur 19 hari.

1 2 3
Rumah Ibu O: keadaan umum bayi baik, kesadaran
“HN” composmentis. HR: 130x/menit, RR: 43x/menit,
(KN 3) S: 36,8ºC. Kulit kemerahan, sklera putih, BAK ±
10 kali sehari dengan warna kuning jernih dan
BAB ± 2x kali sehari dengan -konsistensi lembek
dan berwarna kekuningan. Hasil pemeriksaan fisik
dalam batas normal dan tidak ada kelainan
maupun tanda-tanda infeksi.
A: Bayi Ibu “E” umur 28 hari neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu dan
suami mengerti dan menerima hasilnya.
2. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya
secara on demand dan ASI eksklusif tanpa
makanan tambahan lainnya, ibu mengerti dan
bersedia melakukanya.
3. Memberikan KIE kepada ibu dan suami

90
tentang melakukan stimulasi sejak dini terhadap
bayi, ibu dan suami mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan akan melakukanya.
4. Mengingatkan ibu mengenai manfaat sinar
matahari pagi bagi kesehatan bayi, ibu paham dan
bersedia melakukanya.
5. Mengingatkan ibu untuk melakukan pijat, ibu
sudah mampu melakukanya dengan baik.
6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
neonatus. Ibu paham dan waspada terhadap tanda
bahaya neonatus.
7. Mengingatkan ibu tentang pencegahan
penularaan COVID-19 pada neonatus, ibu paham
1 2 3

dan bersedia melakukannya.


Sabtu, 08 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan terhadap
Mei 2021 kondisi bayinya. Ibu mengatakan ASI lancar dan
Pukul 16.30 bayi kuat menyusui.
di rumah Ibu O: keadaan umum bayi baik, kesadaran
“HN” composmentis, HR: 125x/menit, RR: 45x/menit,
BB: 5000 gram, tangis kuat, gerak aktif, kulit
sawo matang.
A: Bayi Ibu “HN” umur 42 Hari bayi sehat.
P:
1. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayi secara
on demand, ibu mengerti.
2. Mengingatkan kembali orang tua untuk
mengajak bayinya, Imunisasi DPT 1 dan polio 2
saat bayi berumur 2 bulan , orang tua mengerti.
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder
dari dokumentasi Buku KIA dan Rekam Medis PMB “N”

91
B. Pembahasan

1. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun

Multigravida Beserta Janinya Dari Usia Kehamilan 33 minggu 2 hari Sampai

Persalinan

Ibu “HN” mulai diberikan asuhan kehamilan 33 minggu 2 hari. Ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan dari trimester I sampai menjelang persalinan sebanyak 9

kali di Puskesmas Kuta Selatan, PMB “N”, Dokter SPoG dan mendapatkan

pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan,

pengukuran tekanan darah, pengukuran LILA, pengukuran Tinggi Fundus Uteri

(TFU), penentuan presentasi dan DJJ, pemberian tablet tambah darah, skrining

imunisasi TT , tata laksana kasus, dan konseling, pemeriksaan laboratorium.

Berdasarkan Kemenkes RI 2021 tentang pelayanan antenatal pada masa pandemi

COVID-19 menyatakan bahwa standar minimal kunjungan ibu hamil di fasilitas

kesehatan adalah 6 kali kunjungan yaitu 2 kali di trimester I, 1 kali di trimester II,

dan tiga kali di trimester II, minimal dua kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan

pertama di trimester I dan saat kunjungan ke-5 di trimester III. Serta standar

pelayanan minimal yang diperoleh ibu hamil yaitu pelayanan 10T yaitu meliputi

pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran

Lingkar Lengan Atas (LILA), Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU), penentuan

presentase dan Denyut Jantung Janin (DJJ), skrining imunisasi TT, pemberian

tablet tambah darah, pemeriksaan laboratorium, konseling, tata laksana kasus

(Buku Kesehatan Ibu dan Anak (2016a)).

a. Timbang Berat Badan (BB) dan Ukur Tinggi Badan (TB)

92
Tinggi badan diukur pada kunjungan pertama, bila tinggi ibu kurang dari

145 cm, maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara

normal, penimbangan berat badan dilakukan setiap kali ibu periksa hamil. Total

penambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Menurut

Depkes RI (2010). Ibu “HN” memiliki tinggi badan 154 cm dan berat badan

sebelum hamil 55,5 kg. Kenaikan berat badan ibu dimulai dari trimester II dan

terus mengalami peningkatan hingga trimester III. Selama penulis memberikan

asuhan, berat badan ibu mengalami peningkatan yaitu 11,5 kg. Berdasarkan

tinjauan tersebut maka ibu “HN” mengalami peningkatan berat badan yang

normal. Peningkatan berat badan pada ibu menandakan adanya adaptasi ibu

terhadap pertumbuhan janinnya.

b. Ukur Tekanan Darah

Pada masa kehamilan tekanan darah ibu “HN” berkisaran antara 100-120

mmHg untuk tekanan sistolik 70-80 mmHg untuk tekanan diastolik. Selama

kehamilan suhu, nadi dan respirasi Ibu “HN” dalam batas normal.

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran LILA dilakukan hanya pada kunjungan pertama, jika LILA

ibu hamil kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil akan dikatakan Kekurangan Energi

Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Pada

Ibu “HN” hasil pengukuran LILA ibu “HN” yaitu 24 cm sehingga ibu tidak

termasuk dalam kasus KEK, pengukuran LILA ibu sudah dilakukan pada

kunjungan kehamilan ibu pertama.

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri

93
Pengukuran tinggi Rahim atau Tinggu Fundus Uteri (TFU) dilakukan

setiap kali kunjungan dengan tujuan untuk melihat pertumbuhan janin apakah

sesuai dengan usia kehamilan. Pengukuran TFU menggunakan pita ukur dimulai

pada umur kehamilan 24 minggu. Pada Ibu “HN” telah dilakukan sesuai standar

dengan hasil uterus membesar sesuai dengan usia kehamilan.

e. Penentuan Presentase dan Denyut Jantung Janin

Pada trimester III dilakukan penentuan presentase janin dengan tujuan

untuk mengetahui letak janin pada usia kehamilan 36 minggu. Penghitungan

denyut jantung janin dapat dilakukan pada ibu dengan usia kehamilan 12 minggu

atau 3 bulan dengan rentang DJJ normal 120-160 kali per menit. Pemeriksaan Ibu

“HN” dilakukan sejak umur kehamilan 14 minggu 6 hari dengan hasil (+) yang

didapatkan dari dokumentasi buku KIA ibu “HN” DJJ Ibu “HN” selama diberikan

asuhan kehamilan masih dalam batas normal yaitu 120-160x/menit.

f. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap

Pemberian imunisasi TT bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum

pemberian imunisasi ini ditentukan sesuai dengan status imunisasi ibu saat

kunjungan pertama kali dimana akan dilakukan skrining sebelum ibu diberikan

imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT tidak akan dilakukan jika hasil skrining

menunjukan wanita usia subur yang telah mendapatkan imunisasi TT5 yang harus

dibuktikan dengan buku KIA, rekam medis atau kohort. Sehingga didapat status

setelah melakukan skrining didapat status TT ibu “HN” TT5.

g. Pemberian Tablet Penambah Darah

Pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia pada ibu hamil,

ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal

94
90 hari. Ibu “HN” mendapatkan hufabion sejak kehamilan 14 minggu 6 hari dan

sudah mengkonsumsinya sesuai dosis yaitu 1x1 serta tidak mengalami keluhan

apapun.

h. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan golongan darah,

pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan protein dan glukosa dalam urine,

pemeriksaan HIV dilakukan wajib dengan adanya program pencegahan penularan

dari ibu dan anak (PPIA), dan pemeriksaan darah lainnya seperti malaria, sifilis,

HbsAG. Selama hamil Ibu “HN” sudah melakukan tes laboratorium dengan hasil

Hb: 11,1 g/dl, protein urine (-), HbsAG (-), TPHA : NR, HIV : NR.

i. Konseling

Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan

imunisasi pada bayi, serta perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K), tatalaksana pengambilan keputusan yang tepat dan cepat bila terjadi

komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Penjelasan ini diberikan

secara bertahap sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu. Selama asuhan yang

diberikan pada ibu “HN”, ibu sudah dilakukan anamnesa secara menyeluruh

hingga kondisi dan KIE terhadap keluhan atau kebutuhan ibu seperti kurangnya

pemahaman dan rasa ketidaknyamanan ibu selama hamil, serta persiapan biaya

bersalin yang sudah dipersiapkan ibu dan suami, dan juga persiapan kontrasepsi

setelah bersalin. Selama hamil, ibu dan selalu datang ditemani suami sesuai

jadwal kunjungan yang disepakati dan pengambilan keputusan berdasarkan

kesepakatan ibu dengan suami. Kerjasama penanganan yang dilakukan berupa

95
pemeriksaan USG dengan dr.Sp.OG, pemeriksaan laboratorium dengan analis

kesehatan, dan bersalin yang ditanganin bidan, sehingga dapat diketahui bahwa

konseling yang dilakukan pada ibu “HN” sudah sesuai standar.

j. Tatalaksana dan Pengobatan

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan

laboratorium, bila ditemukan kelainan atau masalah pada ibu hamil maka harus

ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenanga kesehatan. Hasil

pemeriksaan laboratorium ibu “HN” tidak ditemukan penyakit, sehingga hanya

perlu melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal yang disepakati

2. Hasil penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun

Selama Proses Persalinan dan Perawatan 1 Jam Pertama Pada Bayi Baru

Lahir.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya

plasenta secara lengkap (JNPK-KR,2017). Ibu “HN” datang ke PMB “N” pada

tanggal 27 Maret 2021 di dampingi oleh suami dan penulis, saat usia kehamilan

40 minggu 3 hari dan tergolong cukup bulan. Proses persalinan ibu ”HN”

berlangsung normal dan tidak terjadi komplikasi, ibu sangat kooperatif

dikarenakan fisik dan psikologis ibu sudah siap untuk menghadapi persalinan.

Asuhan kebidanan selama proses persalinan ibu sebagai berikut:

a. Kala I

Proses persalinan kala I Ibu “HN” berlangsung selama 1 jam yang

dihitung dari pembukaan 7 sampai pembukaan lengkap. Penulis memberikan

asuhan pemenuhan nutrisi bersama dengan pendamping ibu, penulis membimbing

96
suami untuk melakukan pijat pada pinggang ibu untuk membantu mengurangi

rasa nyeri. Pemberian metode pijat efektif terhadap penurunan nyeri persalinan

kala I. Teknik counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan

tekanan yang terus-menerus pada tulang sakrum ibu dengan pangkal atau telapak

tangan (Paseno,M.,2019).

b. Kala II

Persalinan Kala II Ibu “HN” berlangsung selama 5 menit dan tidak ada

kompilasi. Hal ini menunjukan persalinan Ibu “HN” berlangsung secara fisiologis

yaitu tidak lebih dari satu jam untuk ibu multigravida. Pada kala ini, dilakukan

tindakan amniotomi bertujuan untuk merangsang dan mempercepat proses

persalinan, dengan cara memecahkan ketuban. Prosedur ini umumnya dilakukan

bila kantong ketuban belum juga pecah menjelang persalinan.

c. Kala III

Persalinan kala III Ibu “HN” berlangsung selama 10 menit dan tidak ada

komplikasi yang terjadi. Hal ini menunjukan persalinan kala III berlangsung

secara fisiologis yang tidak lebih dari 30 menit dengan asuhan sesuai standar.

Pada kala ini, bidan melakukan manajemen aktif kala III, yang bertujuan untuk

mempercepat kelahiran plasenta, mencegah perdarahan dan kejadian retensio

plasenta (JNPK-KR 2017). Hal ini menunjukkan persalinan kala III berlangsung

secara fisiologis dan asuhan yang diberikan telah sesuai standar.

d. Kala IV

Proses persalinan Kala IV berlangsung secara fisiologis dan tidak terdapat

komplikasi. Pemeriksaan yang dilakukan pada Ibu “HN” setelah plasenta lahir

adalah memeriksa luka jalan lahir, terdapat luka di bagian mukosa vagina dan

97
kulit perineum yaitu laserasi grade I. Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15

menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua yang meliputi pemantauan

tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih

dan perdarahan, dengan h

asil batas normal. Pemeriksaan 2 jam pasca persalinan dilakukan untuk

mengetahui adanya komplikai yang terjadi pada ibu. Hasil pemeriksaan TTV

dalam batas normal, kontraksi uterus baik, pengeluaran darah ±150 cc dan

kandung kemih tidak penuh.

3. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” Umur 30 Tahun

Selama Masa Nifas

Asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada Ibu “HN” sudah mengacu

pada standar, dimana selama masa nifas asuhan yang diberikan minimal sebanyak

empat kali untuk membantu proses penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang

mungkin terjadi pada masa nifas. Pada 6 jam postpartum dilakukan kunjungan

nifas pertama (KF 1), kunjungan nifas kedua (KF 2) dilakukan pada hari ke-3 dan

ke-7, kunjungan nifas ketiga (KF 3 ) dilakukan hari ke-28 postpartum, dan

kunjungan nifas keempat (KF 4) dilakukan hari ke-35 postpartum dan hari ke-42

postpartum. Hal tersebut sesuai dengan pelayanan masa nifas menurut Kemenkes

RI (2020).

Pada masa nifas terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu

laktasi, involusi, dan perubahan lokhea. Ibu “HN” telah melalui proses tersebut

dan berlangsung secara fisiologis. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pada 6 jam

TFU teraba 2 jari dibawah pusat dan hari ke-3 TFU 3 jari dibawah pusat dengan

pengeluaran lokhea rubra, hari ke-7 TFU pertengahan pusat-simpisis dengan

98
pengeluaran lokhea sanguinolenta, pada kunjungan nifas ke-28 hari TFU tidak

teraba dengan pengeluaran lokhea alba.

Ibu “HN” tidak mengalami masalah pada payudara dan produksi ASI

lancar. Ibu memberikan ASI on demand kepada bayinya dan berniat memberikan

ASI eksklusif sampau bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun

dengan tambahan makanan pendamping ASI. Ibu tidak memiliki keluhan dan

tidak mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Ibu telah mendapatkan

vitamin A segera setelah persalinan dan dosis kedua diberikan besok pagi setelah

ibu pulang. Hal tersebut sesuai dengan standar pelayanan nifas Kemenkes RI

(2020).

Keadaan psikologis ibu selama masa nifas berjalan dengan baik. Hari

pertama ibu berada dalam periode talking in dimana ibu masih berfokus kepada

dirinya sendiri akibat ketidaknyamanan merasa kurang tidur dan kelelahan.

Kunjungan hari ketiga ibu berada dalam periode talking hold dimana ibu merasa

khawatir atas ketidak mampuan merawat anak. Kunjungan minggu pertama

hingga minggu keenam ibu berada pada periode letting go ibu mulai mengambil

alih terhadap tugas dan tanggung jawab perawatan bayi dan memahami kebutuhan

bayi. Hal ini sesuai dengan dengan teori menurut Varney (2007).

Pada 6 jam pertama, ibu mengatakan tidak ada keluhan hanya saja ibu lupa

mengenai senam kegel, penulis memberikan KIE mengenai senam kegel , senam

kegel dilakukan untuk mengatasi nyeri pada ibu postpartum dibandingkan

relaksasi nafas dalam karena senam kegel langsung berpengaruh ke otot dan

peredaran darah pada tempat yang terasa nyeri.

99
Ibu “HN” sudah menetapkan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah

melahirkan yaitu kb suntik 3 bulan setelah 42 hari pasca melahirkan dan tempat

pelayanan di PMB “N”. Ibu telah diberikan konseling mengenai manfaat serta

efek samping penggunaan kontrasepsi yang akan digunakan. Kb suntik 3 bulan

merupakan salah satu metode kontrasepsi pasca melahirkan yang bisa digunakan

oleh ibu (Kemenkes RI, 2016a).

4. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ibu “HN” dari Neonatus

sampai Umur 42 Hari

Asuhan yang diberikan pada bayi Ibu “HN” telah mengacu pada kebijakan

program pemerintah dimana kunjungan neonatus (KN) dilakukan tiga kali.

Kondisi ini sudah sesuai dengan pelayanan neonatus menurut Kemenkes RI

(2016a). Bayi Ibu “HN” pada kehamilan cukup bulan, segera menangis, gerak

aktif, kulit kemerahan dan berat badan 3400 gram. Bila dikaitkan dengan teori

menurut Armini, Sriasih, dan Marhaeni (2017), bayi lahir normal.

Asuhan yang didapat selanjutnya meliputi menjaga kehangatan,

mengeringkan, memotong, dan merawat tali pusat, dan melakukan IMD. Hasil

evaluasi IMD pada bayi berhasil dilakukan dan bayi dapat menyusu. Bayi lalu

diberikan asuhan 1 jam pertama dengan pemberian salep mata dan injeksi Vitamin

K 1 mg. Hal tersebut telah sesuai dengan teori dan standar yang ditetapkan

(JNPK-KR, 2017). Asuhan yang diberikan saat bayi berumur 6 jam adalah

melakukan pemeriksaan fisik lengkap dan menjaga kehangatan bayi. Bayi akan

dimandikan besok paginya. Hasil pemeriksaan fisik bayi fisiologis. Bayi telah

100
diberikan imunisasi BCG dan polio 1 saat bayi berumur 19 hari. Pemberian

Imunisasi BCG dan polio merupakan bagian dari imunisasi dasar yang wajib

didapatkan semua bayi, hal ini sesuai dengan pedoman buku KIA (Kemenkes

RI,2016a).

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penerapan asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ibu “HN” dari

kehamilan trimester III yang dimulai pada usia kehamilan 33 minggu 2 hari

sampai dengan masa nifas beserta bayi umur 42 hari berdasarkan hasil dan

pembahasan dalam laporan ini dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu:

1. Asuhan kebidanan kehamilan pada Ibu “HN” dari umur kehamilan 33 minggu

2 hari hingga menjelang persalinan berlangsung fisiologis, asuhan kebidanan

diberikan sesuai standar.

2. Asuhan kebidanan persalinan pada Ibu “HN” dan bayi baru lahir berlangsung

fisiologis, asuhan kebidanan diberikan sesuai standar.

3. Asuhan kebidanan masa nifas pada ibu “HN” sampai 42 hari berlangsung

fisiologis, asuhan kebidanan diberikan sesuai standar.

101
4. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi Ibu “HN” sejak baru lahir sampai

umur 42 hari berlangsung fisiologis, asuhan kebidanan diberikan sesuai standar.

B. Saran

1. Institusi Pendidikan

Saran untuk institusi diharapkan dapat menyediakan referensi yang

lengkap dan terbaru terkait pelayanan kebidanan sehingga dapat menunjang

penulisan laporan selanjutnya.

2. Mahasiswa

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan

mahasiswa dalam memberikan asuhan serta menghadapi kasus yang ditemukan

dilapangan. Menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif dan

berkesinambungan sesuai dengan standar pelayanan dan asuhan kebidanan.

Diharapkan bagi mahasiswa yang akan melakukan asuhan berikutnya dapat

menjadikan Laporan ini sebagai gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan.

3. Ibu dan Keluarga

Pemberian asuhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu

“HN” dan suami serta keluarga dalam mengatasi masalah pada masa kehamilan,

persalinan, nifas, dan bayi baru lahir atau neonatus. Suami dan keluarga

diharapkan tetap membantu memenuhi kebutuhan ibu, memberi dukungan

psikologis serta mengenali sedini mungkin komplikasi atau penyulit yang

mungkin dirasakan oleh ibu dan bayinya.

102
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha.

Anggraini, Y, 2010. Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana.

Armini, N.W., Sriasih, N. G. K dan Marhaeni, G., 2017. Asuhan Kebidanan


Neonatus, Bayi, Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta : ANDI.

Bobak, I.M., Deitra L. Lowdermilk, M. D. J. dan S. E. P., 2005. Buku Ajaran


Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI., 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor: 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali., 2019. Profil Kesehatan Provinsi Bali. Dinas
Kesehatan Provinsi Bali. https://www.diskes.baliprov.go.id/download/profil-
kesehatan-2019/

Dinkes Kabupaten Badung., 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Badung 2019.


Dinas Kesehatan Provinsi Badung.

Edelweishia, M.,2016. Kebutuhan Gizi Ibu.


https://analisadaily.com/berita/arsip/2016/2/22/215859/Kebutuhan -gizi-ibu-
hamil/

Fikawati, S., 2015. Gizi Ibu dan Bayi. PT Rajagrafindo Persada.

103
Heryani., 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

JNPK-KR., 2017. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal : Asuhan Esensial


Bagi Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir serta Penatalaksanaan Komplikasi
Segera Pasca Persalinan dan Nifas. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (n.d.). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).

Kemenkes RI., 2017a. Buku Ajaran Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes
R.I.

Kemenkes RI., 2017b. Buku Ajaran Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI.

Kemenkes RI., 2020. Pedoman Pelayanan Anternatal, Persalinan, Nifas dan BBL.
Jakarta : Kemenkes R.I.

______, 2020. Revisi 2 Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan


Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia

Manuaba, I. A. C., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan (edisi 2). Jakarta : EGC.

Manuaba, I.A.C, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G., 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan (Edisi 2 (ed.)). Penerbit Buku
Kedokteran : EGC.

Marliandiani, Y. dan Ningrum, N., 2015. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Salemba Medika.

Podji Rochjati,2013. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Edisi 2. Airlangga


University ISBN:979-3557-00-1

Paseno, M., dkk., 2019. Massage Counter Pressure dan Massage Effleurage
Efektif Mengurangi Rasa Nyeri Persalinan Kala I. JUIPERDO, vol. 7, hal.
24–32. https://ejurnal.poltekkes-manado.ad.id/index.php/juiperdo/articel/
view/797/672

Prawirohardjo, S.,2016. Ilmu Kebidanan (edisi keem). Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Romauli, S., 2011. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Surabaya : Victory Inti Cipta.

104
Saifuddin, A.B., dkk., 2010. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan (Edisi 4, V).
Jakarta : EGC.

Sembiring, J. B., 2019. Buku Ajaran Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Deepublish.

Sulistyawati, A., 2009. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Deepublish.

Tyastuti, S.,Wahyuningsih, H. P., 2016. Modul Bahan Ajaran Cetak Kebidanan :


Asuhan Kebidanan Kehamilan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf

UU NO 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan.


https://jdih.bssn.go.id/arsip-hukum/undang-undang-republik-indonesia-
nomor-4-tahun-2019-tentang-kebidanan

Varney, H., 2007. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan edisi 4, volume 2. Jakarta :
EGC.

Vivian, D., 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.

105
LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI


SUBJEK PENGAMBILAN KASUS
Denpasar, 05 Februari 2021
Kepada:
Yth. Hidayatun Nikmah
Di lingkungan Jimbaran
Kecamatan Kuta Selatan,
Kabupaten Badung.
Dengan Hormat
Saya Dewa Ayu Ketut Cahyani, selaku mahasiswa program studi DIII
Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar akan membuat laporan kasus dengan
judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu “HN” umur 30 Tahun Multigravida Dari

106
Kehamilan Trimester III Sampai 42 Hari Masa Nifas”. Berdasarkan tujuan
tersebut, saya memohon kesediaan ibu sangat saya harapkan demi kelancaran
proses pembuatan laporan ini. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan
terimakasih.

Penulis

Dewa Ayu Ketut Cahyani


P07124018026

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Hidayatun Nikmah
Umur : 30 Tahun
Nama suami : Syaifur Rohman
Umur : 40 Tahun
Alamat : Perumahan Taman Penta, Jimbaran
No telepon : 082337374xxx
Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti sepenuhnya tentang
pembinaan kesehatan selama kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan bayi
sampai 42 hari dari mahasiswa DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Atas nama Dewa Ayu Ketut Cahyani, saya telah memahami tujuan dari pembinaan
tersebut maka saya setuju dan bersedia menjadi responden yang dibina berkaitan

107
dengan laporan kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu “HN” Umur 30
Tahun Multigravida dari Kehamilan Trimester III Sampai 42 Hari Masa Nifas”.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, 05 Februari 2021


Yang membuat pernyataan
Suami

(Syaifur Rohman) (Hidayatun Nikmah)

108

Anda mungkin juga menyukai