Anda di halaman 1dari 113

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S USIA 35 TAHUN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG BERSALIN BLUD RS SEKARWANGI

DI SUSUN OLEH :
BUNGA YULIANTI PERTIWI
P17324214043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2017
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 35 TAHUN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG BERSALIN BLUD RS SEKARWANGI

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kebidanan

DI SUSUN OLEH :
BUNGA YULIANTI PERTIWI
P17324214043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 35 TAHUN


DBNGAN KETI"IBAN PECAH DINI
I}I RUANG BERSALIN BLLID RS SEI({RIVANGI

I)isusun Oleh :
tsunga Yulianti Pertiwi
NIM: P17324214O43

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing

Pembimbing

ht

Ni Nyoman Sasnitiari. M. Keb


Nip. 1968ffi 221988032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Bogor
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
t

d^L^,^M
wetirSJ(p,U"KU
NrP.196504291
LEMBAR PENGESAEAN

ASUHANKEBII}ANATT PAI}A 1\[Y" S USIA 35 TAHT}N


DENGATT KETUBAN PECAE DIntI
I}I RUANG BERSALIN BLUD RS SEI(ARWAFTGI

Disrxrm Oteh:

Burqga YulhatiPertiwi
lillM: Pfi?frt2llryB

Tehh drytrarrkei di &pan Deuan peqqii

Ps& krffial 13 Juti 2017

SUSI,'NAN DEWAN PM.'IGT'JI

'PqujiI Fsrgqiitr knsqiim

{h
_Imlhidrnm.lt[Kcb
Nip.iltmr0riffintmfiz
&
I-
.rure* artix. mxcr _
o\w"
lElfusulm $ mKcb
rrble850firz!0$r2200i Nb.196$61219SS03200r

Mengselul
Kara Plogrorrr Sfidi K€bi&m& Bogor
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDY OF BOGOR
FINAL PROJECT REPORT, JUNE 2017

BungaYulianti Pertiwi
NIM: P17324214043

Midwifery care of Mrs. S 35 years old with early rupture of membrane in


Delivery Room Blud RS Sekarwangi
XI, VI CHAPTER, 61 pages, 7 attachments

ABSTRACT

According to the Indonesian Ministry of Health in 2010, the three main factors of
maternal mortality are bleeding 28%, eclampsia 24% and infection of 11%, according to the
Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2012, . Based on data of 2016 at BLUD
RS Sekarwangi KPD was ranked first of 10 highest obstetric cases in labor room as many as
1,201 cases (25,85%) from 3,834 obstetric cases. During the practice the authors found data
of labor with KPD as many as 32 out of 97 number of deliveries. Of the 32 maternity mothers
with KPD were found 20 mothers with complications in their infants. Complications that
occur are asphyxia, low birth weight (LBW), and baby's rest.
The purpose of writing this Final Report to apply midwifery care with KPD in Maternity
Room Blud RS Sekarwangi. The method used is case study. Form of documentation used is
SOAP, Technique of collecting data obtained through interview, observation, physical and
laboratory examination, documentation study, and literature study.
The results of subjective data assessment found the mother complained of
heartburn since 16.00 wib (24 March 2017) and felt out of water at 18.00 wib, colorless and
distinctive smell. Physical examination, good general condition, results of normal vital signs.
In a high abdominal palpation of the 29cm uterine fundus, the palpable fundus of the
buttocks, vulva and vagina are no complaints, there is clear and characteristic smear of
amniotic fluid, 1 cm opening, negative amniotic membrane. The case diagnosis is Ny. S age
35 years G4P3A0 38 weeks pregnant with premature rupture of membranes, single live fetal
head presentation.
Management performed informed consent, infusion dextrose 5% 20 tpm,
collaboration with physician SpOG for Non Stress Test (NST), induction of 5 IU drip
oxytocin labor in dextrose dextrose 5% 20 tpm, injection of 1x1 gr ceftriaxone IV,
Mafenamat 3x500 / oral acid, maternal condition observation, fetus, labor progress on March
25, 2017. After induction, the mother was given a complete opening at 19.00 wib. At the time
of delivery using 58 steps APN and childbirth care is normal, the baby born spontaneously,
immediately crying, good muscle tone, redness skin. Suggestions recommended for the
practice area are maintaining existing services and upgrading them. For mothers are expected
to maintain more personal hygiene and planning the use of contraceptives KB.
Literature: 33 (2003-2015)
Keywords: Labor, premature rupture of membranes
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Bunga Yulianti Pertiwi

Tempat/tanggal lahir : Bogor, 12 Juli 1996

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

GolonganDarah :A

Nama ayah : Joyo Sumpena

Namaibu : Eti Hartini

Alamat rumah : Tarikolot nomor 69 RT/RW 04/07. Desa Tarikolot,

Kec. Citeureup, Kab. Bogor. 16810

No. Telepon : 083898658538

B. Riwayat Pendidikan

1. SDNegeriTarikolot 01 (2002 – 2008)

2. SMP Negeri 03 Citeureup (2008 – 2011)

3. SMA Negeri 01 Cibinong (2011 – 2014)

4. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor

(2014 – 2017)

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2017

BungaYulianti Pertiwi
NIM : P17324214043

Asuhan Kebidanan pada Ny S Usia 35 Tahun dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang
Bersalin Blud RS Sekarwangi
XI, VI BAB, 61 halaman, 7 lampiran

ABSTRAK

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, tercatat Angka Kematian
Ibu (AKI) adalah 102/100.000 kelahiran hidup.Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2010, tiga
factor utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24% dan infeksi 11%.
Berdasarkan data tahun 2016 di BLUD RS Sekarwangi KPD menduduki peringkat pertama dari 10
kasus obstetri tertinggi di ruang bersalin sebanyak 1.201 kasus (25,85%) dari 3.834 kasus obstetric.
Selama praktik penulis menemukan data persalinan dengan KPD sebanyak 32 dari 97 jumlah
persalinan. Dari 32 ibu bersalin dengan KPD didapatkan 20 ibu dengan komplikasi pada bayinya.
Komplikasi yang terjadi adalah asfiksia, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kematan bayi.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan dengan
KPD di Ruang Bersalin Blud RS Sekarwangi. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Bentuk
pendokumentasian yang digunakan adalah SOAP, Teknik pengumpulan data diperoleh melalui
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan laboratorium, studi dokumentasi, dan studi
kepustakaan.
Hasil pengkajian data subjektif didapat ibu mengeluh merasa mulas sejakpukul 16.00 wib (24
maret 2017) dan merasa keluar air-air pukul 18.00 wib, tidak berwarna dan berbau khas. Dilakukan
pemeriksaan fisik, keadaan umum baik, hasil tanda-tanda vital normal. Pada palpasi abdomen tinggi
fundus uterus 29cm, fundus teraba bokong, vulva dan vagina tidak ada keluhan, terdapat
pengeluaran cairan ketuban jernih dan berbau khas, pembukaan 1 cm, selaput ketuban negatif.
Diagnosa kasus yaitu Ny. S usia 35 tahun G4P3A0 hamil 38 minggu dengan ketuban pecah dini,
janin tunggal hidup presentasi kepala.
Penatalaksanaannya dilakukan informed consent, pasang infuse dextrose 5% 20 tpm,
kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemeriksaan Non Stress Test (NST), dilakukan induksi
persalinan drip oksitosin 5 IU dalam cairan dextrose 5% 20 tpm, menyuntikan ceftriaxone 1x1 gr
secara IV, member terapi asam mafenamat 3x500/oral, observasi keadaan ibu, janin, kemajuan
persalinan pada tanggal 25 maret 2017. Setelah dilakukan induksi didapatkan ibu pembukaan
lengkap pukul 19.00 wib. Pada saat persalinan menggunakan 58 langkah APN dan asuhan masa
nifas normal, bayi lahir spontan, langsung menangis, tonus otot baik, kulit kemerahan. Saran yang
dianjurkan bagi lahan praktik yaitu mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan
meningkatkannya. Bagi ibu diharapkan lebih menjaga kebersihan diri dan merencanakan
penggunaan alat kontrasepsi KB.
Kepustakaan : 33 (2003-2015)
Kata Kunci : Persalinan, Ketuban Pecah Dini

v
SURAT PER}IYATAAN BEBAS PLAGIATISME

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bunga Yulianti Pertiwi


NIM :P17324214043
Program : DIII Kebidanan Bogor

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini benar-

benar hasil karya penulis dan tidak melakukan plagiatisme hasil karya orang lain,

semua berdasarkan referensi yag tertulis di dalam daftar pustaka. Apabila di


kemudian hari ada yang mengklaim karya ini sebagai karyanya, maka kami
sanggup mepertanggungj awabkan dan bersedia menanggung segala akibatnya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk bisa


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Jwi20l7
Penulis,

Bunga Yulianti Pertiwr

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.SUsia35Tahun dengan Ketuban Pecah Dini
di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi”. Shalawat dan salam senantiasa selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga serta seluruh
umat-Nya.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Selama proses pembuatan Laporan Tugas akhir ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan,
sehingga penulis mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan kesulitan selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir, sehingga penulis merasa masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan banyak dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan
kepada :
1. DR. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Bandung.
2. dr. Hj. Wiwik Marwiah Abubakar, MARS selaku Direktur BLUD RS
Sekarwangi.
3. Hj. Ns. Enung Harni Susilawati, SKp, M.KM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
4. Bd. Hesti Darojatun, Am.Kebselaku CI ruang BersalinRasuna Said di
BLUD RS Sekarwangi beserta para staf yang selalu memberikan
bimbingan dan pengetahuan yang bermanfaat.
6. Ma,va Asfliti, M.Keb selaku dosen pembimbing ya.ng telah memberik-an
masukandan saran dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Dr. Fauzia selalcu wali tingkat kelas III C yang selalu memberikan motivasi clan
dukungannya.
8. R-isna Dewi Yanti, M.Keb selalan Pembimbing Akademik yang selalu memtrerikan
masukan dan motivasi.
9. Kepada Ny. S dan keluarga yang dapat bekerjasama dengan sangat baik, dan
menjadikan Asuhan padaNy. S sebagai bahan Laporan Tugas Akhir.
10. Kedua orang fiia tercint4 kakak dan adik tersayang yang selalu memberikan
dukungan terbesar secara moril, materil dan spiritual sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tuga-s Akhir ini.

ll.Keempat sahabat yang penulis cintai, Ulfah Rif<layanti Sari, Ghoziyah, Gayatri
Wigunari, Shanas Desiana Ptrtri yang telah menduh:ng kelancaran penulisan Tugas
Akhir.
12. Serta teman-teman mahasiswi Program Stlrdi Kebidanan Bogor angkatan XVI yang

telah memberikan dukungan dan perhatiannya.

Semoga L.aporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis.

Bogor, Juni20lJ

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUN TEORI ................................................................................... 4
A. Konsep Dasar Persalinan Normal .............................................................. 4
1. Pengertian Persalinan Normal .............................................................. 4
2. Bentuk Persalinan Berdasarkan Teknik ............................................... 5
3. Tahap – Tahap Persalinan .................................................................... 5
B. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini ............................................................ 7
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini ........................................................... 7
2. Mekanisme Ketuban Pecah Dini .......................................................... 8
3. Etiologi Ketuban Pecah Dini................................................................ 8
4. Patifisiologi Ketuban Pecah Dini ........................................................ 12
5. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini ............................................... 12
6. Diagnosa Ketuban Pecah Dini ............................................................ 13
7. Komplikasi Ketuban Pecah Dini ......................................................... 14
8. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini ................................................. 15
C. Induksi Persalinan ..................................................................................... 17
1. Pengertian Induksi Persalinan ............................................................ 17
2. Indikasi Induksi Persalinan ................................................................ 17
3. Kontraindikasi Induksi Persalinan ..................................................... 17
4. Pelaksanaan Induksi Persalinan ......................................................... 17
D. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kasus Ketuban Pecah Dini .... 18
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 23
A. Metode....................................................................................................... 23
B. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 24
BAB IV TINJAUAN KASUS ............................................................................. 26
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 48
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 57
A. Kesimpulan ............................................................................................... 58
B. Saran.......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Lembar Observasi


LAMPIRAN 2 : Partograf
LAMPIRAN 3 : SOAP Bayi Baru Lahir
LAMPIRAN 4 :SAP Tanda Bahaya Nifas
LAMPIRAN 5 : SAP Senam Nifas
LAMPIRAN 6 : SAP ASI Eksklusif
LAMPIRAN 7 : SAP Perawatan Tali Pusat
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 102/100.000 kelahiran hidup,
Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32/1000 kelahiran hidup dan angka
kematian balita adalah 40/1000 kelahiran hidup dan mayoritas kematian bayi
terjadi pada neonatus. Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah
bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%) dan lain-lain 44%.Menurut
kementrian kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kematian ibu
melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24% dan infeksi 11%.1
Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Barat Angka Kematia Ibu (AKI) di
Jawa Barat pada tahun 2014 adalah 78,63 per 100.000 kelahiran hidup dan
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 4,19 per 1000 kelahiran hidup.2
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktu persalinan
atau sebelum inpartu pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi
pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu persalinan.Ketuban pecah
dini merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang
bulan dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal
pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari
34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan
terjadinya prematuritas dan Respiration Dystress Syndrome (RDS).3
Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan.
Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah
dini pada kehamilan prematur. Hampir dua pertiga dari KPD adalah spontan,
risiko umum faktor ibu muda, kehamilan ganda, infeksi saluran genital,
kelahiran prematur sebelumnya. Menurut teori penyebab KPD masih belum
diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan
menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan ketuban pecah dini,
namun faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Hal-hal yang menjadi
2

faktor predisposisi diantaranya adalah infeksi, inkompetensia serviks,


overdistensi uteri akibat polihadramnion atau janin gemeli, trauma, riwayat
ketuban pecah dini sebelumnya.3
Berdasarkan data tahun2016 di BLUD RS SekarwangiKPD menduduki
peringkat pertama dari 10 kasus obstetri tertinggi di ruang bersalin yaitu
sebanyak 1.201 kasus (25,85%) dari 3.834 kasus obstetri.Kasus lainnya yaitu
kasus preklamsi 52 kasus (12,99%), posterm 463 kasus (9,19%), letak
sungsang 314 (6,23%), perdarahan postpartum 257 kasus (5,1%), kala II
memanjang 250 kasus (4,96%), kala I fase aktif memanjang 245 kasus (4,8%),
preterm 193 kasus (3,83%), riwayat sectio caesarea 158 kasus (3,13%), dan
perdarahan kehamilan 148 kasus (2,93%). Selama praktik di Ruang Bersalin
Blud RS Sekarwangi penulis menemukan data persalinan dengan KPD
sebanyak 32 dari 97 jumlah persalinan. Dari 32 ibu yang bersalin dengan
KPD didapatkan 20 ibu dengan komplikasi pada bayinya. Komplikasi yang
terjadi adalah asfiksia, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kematan bayi.
Mengingat tingginya kasus KPD di BLUD RS Sekarwangi yaitu sebagai
peringkat pertama dalam kasus obstetri dan dampak yang ditimbulkan dapat
menyebabkan infeksi maternal ataupun neonatal, asfiksia pada bayi,
persalinan prematur, deformitas janin, meningkatnya induksi persalinan
hingga operasi caesar, morbiditas paru janin dan bahkan menyebabkan
kematian. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan KPD.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Ketuban Pecah Dini (KPD) di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat pada kasus ibu
hamil dengan Ketuban Pecah Dini.
3

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya data subjektif dari Ny. S usia 35 tahun G4P3A0 hamil 38
minggu dengan KPD di Ruang Bersalin BLUD RSSekarwangi.
b. Diketahuinya data objektifdari Ny. S usia 35 tahun G4P3A0 hamil 38
minggu dengan KPD di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi.
c. Ditegakkannya analisa dari Ny. S usia 35 tahun G4P3A0 hamil 38
minggu dengan KPD di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi.
d. Diketahuinya penatalaksanaan dari Ny. S usia 35 tahun G4P3A0 hamil
38 minggu dengan KPD di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi.
e. Diketahuinya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
memberikan asuhan pada Ny. S usia 35 tahun G4P3A0 hamil 38
minggu dengan KPD di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi.

D. Manfaat Penulisan
1. Lahan Praktik
Dapat membantu pihak rumah sakit dengan memberikan asuhan
kepada pasien intrapartum dengan KPD sesuai dengan standar.
2. Profesi Bidan
Hasil asuhan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
sekaligus sebagai bahan perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan.
3. Klien dan Keluarga
Mendapatkan asuhan yang tepat untuk mencegah terjadinya
komplikasi akibat KPD.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan Normal


1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.1
Persalinan dan kehamilan merupakan kejadian fisiologi yang normal
dalam kehidupan.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial
bagi ibu dan keluarga. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun ke jalan lahirdan kelahiran adalah proses dimana
janin dan ketuban didorong keluar dari jalan lahir. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa persalinan (labor) adalah serangkaian peristiwa mulai
dari kenceng–kencengteratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi
(janin, plasenta, ketubandan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan
kekuatan sendiri.4
Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
bekang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.5
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,
kelahiran bayi dan kelahiran plasentadan proses tersebut merupakan proses
alamiah.6
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa persalinan dan kehamilan merupakan hal fisiologis yang normal
dalam kehidupan, proses persalinan dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,
pengeluaran janin terjadi pada kehamilan cukup bulan pada minggu ke 37-
5

42, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi pada
ibu ataupun janin.
2. Bentuk persalinan berdasarkan teknik :
a. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria.
c. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.7
3. Tahap – tahap Persalinan
a. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap
Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I
dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala
pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin
di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala
uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai
dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut
diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.6
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam.
6

b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6


jam dan dibagi dalam 3 subfase.
(1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
(2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum
dan/atau vagina.
d) Perineum terlihat menonjol.
e) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam
yangmenunjukkan :
a) Pembukaan serviks telah lengkap.
b) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
7

Perubahan psikologis kala III


a) Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.
b) Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa
sangat lelah.
c) Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu
dijahit.
d) Menaruh perhatian terhadap plasenta.
4) Kala IV (Kala Pengawasan) Kala IV dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :
a) Tingkat kesadaran.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan
pernapasan.
c) Kontraksi uterus.
d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih
normal jikajumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

B. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini


1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi
proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau
kurang waktu.8Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban
sebelum proses persalinan berlangsung.9Ketuban pecah dini adalah
pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan
ditunggusatu jam belum terjadi inpartu.10
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan manapun jauh sebelum waktunya
melahirkan. Ketuban pecah dini merupakan komplikasi yang berhubungan
dengan kehamilan kurang bulan dan mempunyai kontribusi yang besar
pada angka kematian perinatal dari bayi yang kurang bulan. Pengelolaan
8

KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan


untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan
Respiration Dystress Syndrome (RDS).3
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum adanya
tanda-tanda inpartu, dalam fase laten atau pada pembukaan <4 cm, yang
dapat terjadi pada kehamilan kurang bulan atau cukup bulan.
2. Mekanisme Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh
kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena
pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput
ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matrix,
perubahan stuktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan
selaput ketuban pecah.
Selaput ketuban sangat kuat dalam kehamilan muda. Pada trimester 3
selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban pada
hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan
janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput
ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis.
Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya
faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina.
Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada polihidramnion,
inkompeten serviks, solusio plasenta.11
3. Etiologi
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara
pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat
dengan ketuban pecah dini, namun faktor mana yang lebih berperan sulit
diketahui.3
9

Kejadian Pecah Dini (KPD) dapat disebabkan oleh beberapa faktor14,


meliputi :
a. Usia
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh
terhadap kesiapan ibu selama kehamilan maupun menghadapi
persalinan. Usia untuk reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah
antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas usia tersebut akan
meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan.12Usia seseorang
sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi, karena
organ-organ reproduksinya sudah mulai berkurang kemampuannya dan
keelastisannya dalam menerima kehamilan.
b. Paritas
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak
pertama sampai dengan anak terakhir. Adapun pembagian paritas yaitu
primipara, multipara, dan grande multipara. Primipara adalah seorang
wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin mancapai usia
kehamilan 28 minggu atau lebih. Multipara adalah seorang wanita yang
telah mengalami kehamilan dengan usia 9 kehamilan minimal 28
minggu dan telah melahirkanbuah kehamilanya 2 kali atau lebih.
Sedangkan grande multipara adalah seorang wanita yang telah
mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan telah
melahirkan buah kehamilannya lebih dari 5 kali.8
Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami
KPD pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau
dekat diyakini lebih beresiko akan mengalami KPD pada kehamilan
berikutnya.13
c. Anemia
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Jika persediaan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan
mengurangi persediaan zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan
10

anemia. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil
mengalami hemodelusi atau pengenceran dengan peningkatan volume
30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34
minggu.
Pada ibu hamil yang mengalami anemia biasanya ditemukan ciri-
ciri lemas, pucat, cepat lelah, mata berkunang-kunang. Pemeriksaan
darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada
trimester pertama dan trimester ke tiga. Dampak anemia ibu saat
kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas,
ancaman dekompensasikordis dan ketuban pecah dini. Pada saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan
perdarahan post partum karena atonia uteri.14
Anemia berdasarkan hasil pemeriksaan dapat digolongkan
menjadiHB > 11 gr %tidak anemia, HB 9-10 gr % anemia sedang, HB
< 8 gr % anemia berat.
d. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas
tinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok mengandung
lebih dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi termasuk
karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen, dan lain-lain.
Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan-
gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko
lahir mati yang lebih tinggi.16
e. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian
KPD dapat berpengaruh besar pada ibu jika menghadapi kondisi
kehamilan. Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami
ketuban pecah dini kembali. Patogenesis terjadinya KPD secara singkat
ialah akibat penurunan kandungan kolagen dalam membran sehingga
memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah preterm.
11

Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan atau


menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih
beresiko dari pada wanita yang tidak pernah mengalami KPD
sebelumnya karena komposisi membran yang menjadi rapuh dan
kandungan kolagen yang semakin menurun pada kehamilan
berikutnya.13
f. Serviks yang inkompetensik
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada
otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak
mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
Inkompetensia serviks adalah serviks dengan suatu kelainan
anatomi yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium
uteri atau merupakan suatu kelainan kongenital pada serviks yang
memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan
mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester 11
ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta
keluarnya hasil konsepsi14
g. Tekanan intra uterm yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
Menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya :
1) Trauma; berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
amniosintesis
2) Gemelli Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau
lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang
berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara
berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang
lebih besar dan kantung (selaput ketuban) relatif kecil sedangkan
dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan
selaput ketuban tipis dan mudah pecah.17
12

4. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecahdinidapat berlangsung sebagai
berikut :
a. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
b. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
c. Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan
langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.
d. Infeksi intraamnion bila terjadi langsung pada ruang amnion, atau
dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin,
kemudian ke ruang intraamnion.
e. Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin
menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal)
f. Tindakan introgenik traumatik atau higiene buruk, misalnya
pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi
infeksi.
g. Kuman yang mungkin sering di temukan yaitu Streptococcus,
Staphylococcus (gram positif), E. Coli (gram negatif), Bacteroides,
Peptococcus (anaerob).18
5. Tanda dan Gejala
Ketuban pecah dini sering ditandai dengan gejala-gejala seperti berikut:
a. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
b. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tesebut masih merembes atau menetes, dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah.
c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila duduk atau berdiri, kepala janin yang
sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat”
kebocoran untuk sementara.
13

d. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.19
6. Diagnosa
Menegakkan diagnosa ketuban pecah dini secara tepat sangat penting.
Karena diagnosa yag positif berarti melakukan intervensi seperti
melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio sesaria yang sebetulnya
tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif berarti akan
membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan
mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu
diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat.20
Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan inspekulo.
a. Dari anamnesis didapatkan penderita merasa keluar cairan yang banyak
secara tiba-tiba.
b. Kemudian lakukan satu kali pemeriksaan inspekulo dengan spekulum
steril untuk melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau
menggenang di forniks posterior. Jika tidak ada, gerakkan sedikit
bagian terbawah janin, atau minta ibu untuk mengedan atau batuk.21
c. Lakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus ketuban
pecah dini adalah pemeriksaaan laboratorium dan pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG dimaksudkan untuk melihat
jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus ketuban pecah
dini terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit, namun sering terjadi
kesalahan pada penderita oligohidramnion. Pemeriksaan dalam
sebaiknya tidak dilakukan kecuali akan dilakukan penangan aktif
(melahirkan bayi) karena dapat mengurangi latensi dan meningkatkan
kemungkinan infeksi.22
Pastikan bahwa:
1) Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan memperhatikan:
a) Bau cairan ketuban yang khas.
14

b) Tes lakmus (Tes Nitrazin) : lihat apakah kertas lakmus berubah


dari merah menjadi biru. Jika berubah warna itu menunjukkan
adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5. Harap diingat
bahwa darah, semen dan infeksi dapat menyebabkan hasil
positif palsu.
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban yang
diambil dari servikovaginal pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
3) Tidak ada tanda-tanda inpartu
Setelah menentukan diagnosis ketuban pecah dini, perhatikan tanda-
tanda korioamnionitis. Korioamnioitis adalah infeksi pada korion
dan amnion. Korioamnionitis adalah diagnosis klinis yang
ditegakkan bila ditemukan demam >38◦C dengan 2 atau lebih tanda
berikut ini : leukositosis >15.000 sel/mm3, denyut jantung janin
>160 kali/menit, frekuensi nadi ibu >100 kali/menit, nyeri tekan
fundus saat tidak berkontraksi, cairan amnion berbau.21
7. Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada
usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan
prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin,
meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal.
a. Persalinan Prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan.
Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90%
terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-
34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari
26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
b. Resiko infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada kejadian ketuban pecah
dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi
septikemia, pneumonia, omfalitis. Misalnya terjadi korioamnionitis
15

sebelum janin terinfeksi. Pada Ketuban Pecah Dini prematur, infeksi


lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder
pada Ketuban Pecah Dinimeningkat sebanding dnegan lamanya periode
laten.
c. Hipoksia dan Asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan
tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan
antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin
sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
8. Penatalaksanaan
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia
gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda –
tandapersalinan penanganan ketuban pecah dini, yaitu :
a. Konservatif
1) Rawat di rumah sakit
2) Berikan antibiotika Ampisilin ( 4x500 mg atau eritromisin bila tak
tahan ampisillin dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari).
3) Jika umur kehamilan32 – 34minggu, dirawat sampai air ketuban
tidak keluar lagi.
4) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa negatif : beri dexamethason, observasi tanda-tanda
infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37
minggu.
5) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (salbutamol, dexamethason dan induksi
sesudah 24 jam.
6) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu ada infeksi beri antibiotik dan
dan lakukan induksi.
7) Nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin).
16

8) Pada usia 32 – 34 minggu berikan steroid, untuk memacu


kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu.
b. Aktif
1) Usia kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin,
bila gagal lakukan SC.
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri : bila skor pelvik <5 lakukan pematangan
serviks kemudian induksi jika tidak berhasil akhiri persalinan
dengan SC. Bila skor pelvik >5 induksi persalinan, partus
pervaginam.3
c. Penatalaksanaan Bidan dalam Penanganan KPD
1) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama kehamilan dan persalinan, memimpin
selama selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan atau indikator komplikasi tertentu untuk
merngoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.30
2) Memperbaiki keadaan umum terlebih dulu dan lebih baik untuk
membawa semua pasien dengan KPD ke rumah sakit dan
melahirkan bayi yang berumur >37 minggu dalam 24 jam dari
pecahnya ketuban untuk meminimalkan risiko infeksi intrauterin.
3) Tindakan konservatif dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter
spesialis kandungan dan kebidanan diantaranya dalam pemberian
antibiotik Penisilin atau Ampisilin.22
4) Batasi periksa dalam secara ketat untuk mengurangi kejadian
korioamnionitis, terutama pada pasien yang memilih
penatalaksanaan konservatif. Melibatkan pasien dalam proses
pengambilan keputusan yaitu penatalaksanaan konservatif atau
penatalaksanaan aktif.
5) Induksi Persalinan
17

C. Induksi Persalinan
1. Pengertian Induksi Persalinan
Induksi persalinan ialah suatu tindakan atau langkah yang dilakukan
untuk memulai suatu persalinan, bisa secara mekanik atau kimiawi
(farmakologi). Induksi persalinan yang diawali dengan pematangan
serviks, akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
a percepatan/akselerasi disebut augmentation or acceleration of labor,
biasanya hanya dilakukan dengan memberikan obat golongan uterotonika
tertentu (oksitosin).
2. Indikasi Induksi
Hipertensi dalam kehamilan, postterm, IUGR (Intrauterine Growth
Retardation), hipertensi kronik, kematian janin intrauterin,
inkompatibilitas rhesus, amnionitis/korioamnionitis, solusio plasenta dan
diabetes mellitus.
3. Kontraindikasi Induksi
Kontraindikasi induksi yaitu, malpresentasi janin, bekas sectio saecaria,
plasenta previa, adanya tumor dinding uterus seperti mioma uteri,
insufisiensi utero plasenta tipe maligna atau gawat janin atau kesejahteraan
janin yang di observasi secara ketat (melalui pemeriksaan NST), dan
panggul kecil atau Cepalopelvic Dicproportion (CPD).
4. Pelaksanaan Induksi
a. Titrasi atau drip oksitosin dosis rendah
Titrasi yaitu dengan titrasi oksitosin 5 iu dalam dextrose 5% 500
ml diberikan secara drip sampai maksimal 3 botol (1500 ml). Bila
setelah 3 botol belum ada kontraksi, maka pasien di istirahatkan
selama 24 jam kemudian diulangi lagi. Bila seri induksi ternyata tak
ada kontraksi disebut gagal.
Induksi dengan drip oksitosin 5 IU dalam dextrose 5% 500 ml,
dengan kecepatan tetesan dimulai 8 tetes/ menit dan ditingkatkan
setiap 15 menit dengan 4 tetes/menit, sampai maksimal 40 tetes/menit.
b. Insersi folley catheter intra uterin
18

Insersi folley yaitu dengan memasukan folley kateter nomor 24


atau nomor 26 ke dalam kavum uteri (sebelah bawah) kemudian balon
diisi sebanyak 40 – 50 cc, lalu diberikan selama 2 – 24 jam. Setelah
itu jika skor bishop lebih dari 5 dapat dilanjutkan dengan drip
oksitosin seperti diatas.24

D. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kasus Ketuban Pecah Dini


1. Subjektif
Pada pengkajian data subjektif dilakukan anamnesa riwayat pasien
secara lengkap. Data yang harus diperoleh antara lain :
a. Identitas pasien.
Pada identitas pasien dapat diketahui data mengenai nama, usia,
agama, pendidikan terakhir, alamat, golongan darah ibu dan suami.
b. Keluhan.
Keluhan yang terjadi pada pasien dengan KPD didapatkan penderita
keluar cairan yang banyak serta tiba-tiba dan pada vagina terdapat
pengeluaran cairan ketuban22, aroma air ketuban berbau manis dan
tidak berbau seperti amoniak, cairan ketuban tidak akan berhenti
atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran 19, dan juga
penderita akan merasakan nyeri perut pada setiap pergerakan janin
dan sewaktu kontraksi his. Tanyakan juga pada ibu tentang riwayat
kejadian trauma karena benturan abdomen atau riwayat hubungan
seksual terakhir.17
c. Riwayat kehamilan sekarang.
Dapat diketahui HPHT dan taksiran persalinan sehingga dapat
ditentukan usia kehamilan ibu, didapat juga data mengenai jumlah
paritas ibu, gerakan janin, sudah suntik TT (Tetanus Toksoid) atau
belum, konsumsi tablet Fe dan vitamin.

d. Riwayat kehamilandan persalinan yang lalu.


19

Dapat diketahui bagaimana keadaan kehamilan dan persalinan


sebelumnya, apakah terdapat masalah komplikasi atau tidak, seperti
terdapat riwayat perdarahan atau KPD pada kehamilan dan
persalinan sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Apakah ibu dan keluarga memiliki riwayat penyakit keturunan
seperti jantung, hipertensi, diabetes melitus, penyakit menahun
seperti ginjal, asma, penyakit menular seperti TBC dan HIV/AIDS,
dan riwayat keturunan kembar, penyakit anemia ataupun malaria.
f. Riwayat biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi.
Data yang harus dikaji adalah pola kegiatan ibu sehari-hari, keadaan
psikologis ibu, status pernikahan, dukungan dari suami dan keluarga,
keadaan ekonomi dan kebiasaan hidup sehat.
2. Objektif
Pada pengkajian data objektif didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik dan
data penunjang.
a. Pemeriksaan fisik
1) Abdomen
Lihat apakah terdapat luka bekas operasi, striae gravidarum,
linea alba atau linea nigrae.
Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan volume cairan
amnion dan menentukan usia kehamilan. Lakukan pengukuran
tinggi fundus uterus, tentukan bagian-bagian janin, terutama bagian
terbawah janin, penurunan kepala, sudah masuk PAP atau belum,
adanya kontraksi uterus atau tidak, mendengarkan bunyi detak
jantung janin.
2) Genitalia
Lihat apakah terdapat oedema atau varises pada vulva, tampak
pengeluaran air ketuban atau tidak. Jika ada pengeluaran air
ketuban maka nilai air ketuban berwarna jernih atau kehijauan,
terdapat pengeluaran cairan seperti keputihan atau tidak.
20

Melakukan palpasi vulva/vagina terdapat pembengkakan atau


tidak, terdapat nyeri tekan atau tidak pada kelenjar scene dan
bartholin.
Pemeriksaan dalam : vulva vagina tidak ada kelainan, portio
tebal atau tipis, posisi portio retrofleksi atau antefleksi, dan
tentukan pembukaan (primi <3 cm dan multi <5 cm), tertukan
presentasi janin apakah kepala, bokong, letak sungsang atau letak
lintang.
b. Pemeriksaan penunjang
1) Melakukan pemeriksaan penunjang seperti tes kertas lakmus(tes
Nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5,
darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif
palsu.3
2) PemeriksaanLEA ( Leukosit Esterase), bila hasil leukosit darah
>15.000/mm3 kemungkinan adanya infeksi.3
3) Pemeriksaaan ultrasonografi (USG) dimaksudkan untuk membantu
menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta,
serta melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus
ketuban pecah dini terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. 22
3. Analisa
Setelah mendapatkan data subjektif dan objektif kemudian
menentukan masalah potensial yang memerlukan tindakan, selanjutnya
disimpulkan dengan pernyataan Ny..., usia .... tahun, dengan ketuban
pecah dini.
4. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Bidan dalam Penanganan KPD
1) Melakukan informed consent. Menjelaskan kepada ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan serta keadaan ibu dan janin.
2) Menyiapkan set alat kegawatdaruratan untuk mengantisipasi
terjadinya komplikasi.
21

3) Melakukan pencegahan infeksi.


4) Memperbaiki keadaan umum terlebih dulu dan lebih baik untuk
membawa semua pasien dengan KPD ke rumah sakit dan
melahirkan bayi yang berumur >37 minggu dalam 24 jam dari
pecahnya ketuban untuk meminimalkan risiko infeksi intrauterin.
5) Tindakan konservatif dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter
spesialis kandungan dan kebidanan diantaranya dalam pemberian
antibiotik Penisilin atau Ampisilin.22
6) Batasi periksa dalam secara ketat untuk mengurangi kejadian
korioamnionitis, terutama pada pasien yang memilih
penatalaksanaan konservatif. Melibatkan pasien dalam proses
pengambilan keputusan yaitu penatalaksanaan konservatif atau
penatalaksanaan aktif.
7) Induksi Persalinan

Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia


gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda –
tandapersalinan penanganan ketuban pecah dini, yaitu :
a. Konservatif
1) Rawat di rumah sakit
2) Berikan antibiotika Ampisilin ( 4x500 mg atau eritromisin bila tak
tahan ampisillin dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari).
3) Jika umur kehamilan32 – 34minggu, dirawat sampai air ketuban
tidak keluar lagi.
4) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa negatif : beri dexamethason, observasi tanda-tanda
infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37
minggu.
5) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (salbutamol, dexamethason dan induksi
sesudah 24 jam.
22

6) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu ada infeksi beri antibiotik dan


dan lakukan induksi
7) Nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin)
8) Pada usia 32 – 34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu.

b. Aktif
1) Usia kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila
gagal lakukan SC.
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri : bila skor pelvik <5 lakukan pematangan serviks
kemudian induksi jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC.
Bila skor pelvik >5 induksi persalinan, partus pervaginam.
23

BAB III
METODOLOGI

A. Metode
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah
metode studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya pendekatan
manajemen kebidanan yaitu salah satu proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus dari klien. 25 Studi
kasus adalah metode dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek
tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus.26
Manajemen kebidanan adalah suatu metode yang bersifat mengumpulkan
suatu peristiwa atau gejala yang saat ini dialami pasien tertuju pada proses
pemecahan masalah melalui manajemen kebidanan yang meliputi tahap
pengkajian, interpretasi data, antisipasi masalah, tindakan segera atau kolaborasi,
rencana manajemen, pelaksanaan dan evaluasi. 27
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalm bentuk SOAP.
Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau kejadian berdasarkan
teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya. Pendokumentasian SOAP
terdiri dari :
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh
dari hasil anamnesa (wawancara).
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang
menjadi data fokus untuk mendukung pemberian asuhan.
24

3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data
objektif yang didapat.
4. (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada
klien sesuai dengan analisa.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
sebanyak mungkin yang ditujukan kepada klien, keluarga dan tenaga
kesehatan yang terlibat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini secara
lisan dari seseorang atau sasaran penelitian, atau bercakap-cakap,
berhadapan muka dengan orang tersebut.25 Jadi data tersebut diperoleh
langsung melalui suatu pertemuan atau percakapan.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data objektif klien
yang sebenarnya, yang dilakukan secara sistematis dan teliti sehingga
didapatkan hasil yang akurat.25Pemeriksaan laboratorium merupakan
bagian skrining rutin yang bervariasi berdasarkan usia klien, status
risikonya (misal bila jika terpajan penyakit menular seksual atau
tuberkulosis). Nilai laboratorium yang diperoleh bervariasi dari satu
laboratorium ke laboratorium lain. Oleh karena itu setiap laboratorium
menerbitkan tentang nilai untuk setiap uji dilakukan di dalam laboratorium
tersebut.27
3. Observasi
Observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
25

hubungannya dengan masalah yang diteliti. 25 Observasi yaitu metode


pengumpulan data tentang perilaku manusia, dilakukan tanpa melakukan
interview kepada klien.28Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala tampak yang dilaksanakan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang ditujukan terhadap kondisi, reaksi
dan tingkah laku pasien yang ditangkap oleh panca indra. 27
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data secara tertulis dengan
cara mencari informasi dan memelajari catatan medis pasien dengan
mencatat data yang ada dan sudah didokumentasikan dalam catatan medis
pasien.25 Dilakukan dengan mecari informasi data yang ada dan mencatat
data yang berhubungan dengan gangguan kesehatan reproduksi melalui
status pasien maupun rekam medis.26
5. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai
informasi baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. Pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai informasi, baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang
telah dikemukakan oleh berbagai ahli.29
26

BAB IV
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 25 Maret 2017


Jam Pengkajian : 14.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Nama Pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama ibu Ny. S Nama suami Tn. E
Umur 35 tahun Umur 37 tahun
Suku/bangsa Sunda Suku/bangsa Sunda
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMP Pendidikan SMP
Pekerjaan IRT Pekerjaan Buruh
No. RM 538033
Alamat Kp. Kamandoran Rt 04/10 Karangtengah,
Sekarwangi, Cibadak, Sukabumi
2. Alasan Datang
Iburujukan dari puskesmas Sekarwangi, mengeluh merasa mulassejak
pukul 16.00 wib (24 maret 2017) dan merasa keluar air-airpukul 18.00 wib
(24 maret 2017), air-air tidak berwarna dan berbau khas.Sudah dilakukan
pemeriksaan dalam dipuskesmas pada pukul 13.00 wib dan hasilnya
pembukaan 1 cm, ketuban negatif, sudah dilakukan cek lakmus hasil kertas
lakmus merah menjadi biru.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 28 Juni 2016, Taksiran
Persalinan (TP) tanggal 05 April 2017. Gerakan janin aktif, tidak minum
obat-obatan dan jamu-jamuan, sudah 2 kali suntik TT pada saat usia
kehamilan 7 minggu dan 25 minggu. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya
27

ke bidan setiap bulan dan selalu mengkonsumsi tablet penambah darah yang
diberikan oleh bidan.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang keempat, ibu mempunyai 3 orang anak.
Jenis BB Jenis
No Tahun Tempat Penolong Ket
Kelamin Lahir persalian
2500
1 1999 Perempuan BPM Spontan Bidan Hidup
gram
3000
2 2003 Laki – laki BPM Spontan Bidan Hidup
gram
3000
3 2010 Laki – laki BPM Spontan Bidan Hidup
gram
5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu tidak pernah memiliki riwayat infeksi menular seksual, ibu pernah
keputihan lendir, tidak berbau dan tidak gatal. Ibu dan keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, diabetes,
penyakit menahun seperti ginjal, asma serta penyakit menular seperti TBC,
penyakit kelamin HIV/AIDS. Ibu juga tidak memiliki riwayat keturunan
kembar.
6. Riwayat Biologis
Makan terakhir ½ porsi nasi dengan sayur pada pukul 12.00 wib. Minum
terakhir 1 gelas teh manis pada pukul 13.30 wib. BAB terakhir pukul 06.30
wib serta BAK terakhir pukul 13.00wib. Tadi malam ibu tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena merasa tidak nyaman.
7. Riwayat Psiko Sosial Ekonomi
Ini pernikahan ibu yang pertama, usia pernikahan sudah 17 tahun, ibu tinggal
dengan suami dan ketiga anaknya. Ibu merasa khawatir akan kehamilannya.
Suami dan keluarga mendukungkehamilan ibu.Ibu dan keluarga sudah
menabung untuk biaya persalinan dan mempunyai kartu BPJS.
28

8. Pola Kegiatan Sehari-hari


Ibu dan suami merupakan seoang perokok aktif, ibu merokok 2 batang rokok
setiap hari, ibu dan suami merokok diluar dan kadang didalam rumah. Ibu
tidak bekerja, aktivitas sehari-hari ibu hanya melakukan kegiatan rumah
tangga dan membersihkan rumah dengan dibantu suaminya.Ibu khawatir
dengan kehamilannya, suami dan keluarga mendampingi ibu dan memberikan
dukungan emosional.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
2. Antopometri
a. BB sebelum Hamil : 55 Kg
b. BB Sekarang : 65 Kg
c. Kenaikan BB : 10 Kg
d. Tinggi Badan : 165 cm
e. IMT : 25 (normal 18 – 25)
f. LILA : 26 cm (normal)
3. Tanda – Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 22 x/menit
d. Suhu : 37oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak oedema
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
29

c. Payudara : Bentuk normal, posisi simetris, puting menonjol,


tidak ada benjolan/massa, tidak ada pembesaran pembuluh
limfe, tidak ada nyeri tekan, belum ada pengeluaran
kolostrum dan tidak ada kelainan.
d. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, fundus teraba diantara
pertengahan pusat dan px, teraba bulat tidak melenting
(bokong), bagian kanan teraba keras (punggung) kanan,
bagian terendah teraba keras bulat dan melenting, kepala
sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, divergen,
perlimaan 4/5. TFU 29 cm, his 1x10’15”, DJJ 142
x/menit, teratur.
e. Ekstremitas : Tidak ada oedema, kuku merah muda, tidak ada varises
dan refleks patella positif.
f. Genetalia : Vulva tidak ada keluhan. Terdapat rembesan air ketuban
pada vagina, berwarna jernih, berbau khas, tidak ada nyeri
tekan pada kelenjar bartholin dan kelenjar scene. Portio
tebal lunak, pembukaan 1 cm, posisi serviks searah jalan
sumbu lahir, selaput ketuban negatif, penurunan kepala
hodge I, tidak ada molage. Skor bishop 7.
g. Anus : Tidak ada haemoroid
5. Data Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin (HB) 11,5 gr% 12-14 gr%
Jumlah Leukosit 12000 sel/mm3 4000-11000 sel/mm3
Trombosit 363.000/mm3 150000-400000/mm3
Hematokrit 37% 36-46%
HBSAG Negatif Negatif
B20 Non Reaktif Non Reaktif
GDS 54 mg/dl < 180 gr/dl
Protein Urine Negatif Negatif
Glukosa Urine Negatif Negatif
30

USG :Cairan ketuban sedikit ± 300 cc, letak plasenta difundus,presentasi


kepala, gerak janin aktif, DJJ 142x/menit, teratur, tidak ada
kelainankongenital, TBJ: 2790 gram, usia kehamilan 38 minggu.

C. Analisa
Ny.S usia 35 Tahun G4P3A0 hamil 38 minggu dengan ketuban pecah dini, janin
tunggal hidup presentasi kepala

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan Informed consent dan memberitahukan hasil pemeriksaan yang
dilakukan pada ibu dan keluarga. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa
sudah ada tanda persalinan dengan adanya pembukaan yaitu pembukaan 1 dan
bayi harus segera dilahirkan serta ibu harus dilakukan rawat inap untuk
dipantau keadaan ibu, bayi dan kemajuan persalinannya.
2. Memasang infus Dextrose 5% dengan tetesan 20 tetes/menit pukul 14.15 wib.
3. Melakukan kateterisasi dengan pemasangan Dower Cateter (DC) karena
kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur
dikarenakan ketubannya yang sudah pecah.
4. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi
yang harus segera dilahirkan sehingga akan dilakukan tindakan induksi kepada
ibu. Keluarga setuju.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk memberikan terapi :
a. Melakukan tindakan sesuai advice dokter,rencana pemeriksaanNSTpukul
14.20 wib untuk memantau DJJ dan keadaan janin.Reaktif
b. Melakukan Drip oksitosin 5 IU di cairan Dextrose 5% dengan tetesan 20
tetes/ menit pada pukul 14.30 wib
c. Melakukan skin tes Ceftriaxone pukul 14.35 wib dan menyuntikan
Ceftriaxone 1x1 gr secara (Intra Vena) IV pukul 14.50 wib.
d. Asam mafenamat 3 x 500 mg per oral pukul 14. 53 wib.
6. Memberitahu ibu untuk tidak turun dari tempat tidur dikarenakan kondisi
ketuban yang sudah pecah.
31

7. Menganjurkan ibu makan dan minum. Ibu makan roti dan minum teh manis.
8. Memberikan konseling kemungkinan bayi yang dilahirkan kecil.
9. Melakukan observasi DJJ dan his setiap 1 jam. Hasil terlampir.
10. Melakukan pemantauan his. Jika his bertambah tetesan infus dilakukan secara
maintance, jika his kurang baik lakukan tetesan infus secara progresif dengan
menambahkan tetesan 5 tetes per menit setiap 15 menit.
11. Mengobservasi keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan.

CATATAN PERKEMBANGAN 1
Pukul : 16.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya bertambah menjalar hingga pinggang.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 86 x/menit
c. Respirasi : 21 x/menit
d. Suhu : 36,6oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : Kandung kemih kosong, perlimaan 4/5, His :2x10’30’’,
DJJ 132x/ menit,teratur.
b. Genetalia : Terdapat rembesan air ketubanpada vagina, berwarna
jernih, berbau khas, portio tebal lunak,pembukaan 4 cm,
selaput ketuban negatif, penurunan kepala hodge 1, tidak
ada molage.
32

C. Analisa
Inpartu kala I fase aktif, janin hidup.

D. Penatalaksanaan
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan keluarga.
Memberitahu ibu bahwa ibu sudah pembukaan 4 cm dan akan dipindahkan ke
ruang bersalin, memberitahu pada keluarga untuk mendampingi ibu dan
memberi dukungan pada ibu.
2. Melakukan pemantauan his. His baik 2x10’30’’. Mengatur tetesan infus
secara maintance 20 tetes per menit.
3. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.
4. Melakukan observasi DJJ dan his setiap jam. Hasil terlampir.
5. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara his.
6. Mengobservasi keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan setiap jam.

CATATAN PERKEMBANGAN 2
Jam Pengkajian : 18.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulas – mulasnya bertambah dan nyeri pada bagian bawahnya.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
33

2. Tanda – Tanda Vital


a. Tekanan darah : 120/70mmHg
b. Nadi : 85 x/menit
c. Suhu : 36,6°C
d. Respirasi : 22 x/menit
3. Abdomen : Kandungkemih kosong, Perlimaan 2/5,His 3x10’40’’,
DJJ 139 x/menit,teratur.
4. Genetalia : Vulva tidak ada keluhan. Terdapat rembesan air ketuban
pada vagina, berwarna jernih, berbau khas, portio tebal
lunak,pembukaan 7 cm,ketuban negatif, penurunan kepala
hodge III, UUK kanan depan, tidak ada molage.
5. Ekstremitas : Terpasang infuse dextrose5% + Oksitosin 5 IU kolf II 20
tetes per menit, pada lengan kiri.

C. Analisa
Inpartu kala I fase aktif. Janin hidup.

D. Penalaksanaan
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan keluarga.
Memberitahu ibu bahwa ibu sudah pembukaan 7 cm, memberitahu ibu untuk
tetap tenang dalam menghadapi proses persalinannya.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi.
3. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri dan bedrest ditempat tidur.
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum diantara his. Ibu minumsetengah
gelas teh manis.
5. Meminta keluarga untuk selalu mendampingi dan memberikandukungan pada
ibu. Ibu didampingi oleh suami.
6. Menyiapkan partus set dan resusitasi set.
7. Observasi keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan setiap jam.
34

CATATAN PERKEMBANGAN 3
Jam Pengkajian : 19.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulas – mulas semakin kuat dan sering menjalar hingga
pinggang, merasa keluar lendir darah dan merasa seperti ingin BAB.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/70mmHg
b. Nadi : 85 x/menit
c. Suhu : 36,6°C
d. Respirasi : 23 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : Perlimaan 0/5, His:4x10’50” kandung kemih kosong.
DJJ:140 x/menit, teratur.
b. Genetalia : Tampak pengeluaran lendir darah, terdapat rembesan air
ketuban pada vagina,berwarna keruh, berbau khas, portio
tidak teraba, pembukaan 10 cm,ketuban negatif, jernih,
hodge IV, UUK depan, tidak ada molage.
c. Ekstremitas : Terpasang infuse dextrose5% + Oksitosin 5 IU kolf
II20 tetes per menit pada lengan kiri.

C. Analisa
Inpartu kala II. Janin hidup
35

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang dalam menghadapi proses
persalinan.
3. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dipimpin
persalinan.
4. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar. Ibu mengerti cara
meneran yang baik dan benar.
5. Membantu memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu. Ibu
memilih posisi berbaring terlentang dengan kaki ditekuk.
6. Memimpin ibu untuk meneran
7. Menolong persalinan sesuai dengan teknik APN. Bayi lahir pukul
19.20 wib, spontan,bayi langsung menangis kuat, tonus otot baik, kulit
kemerahan, jenis kelamin perempuan.
8. Melakukan IMD. IMD berhasil setelah 40 menit setelah bayi lahir
9. Memeriksa adanya janin kedua. Tidak ada.

CATATAN PERKEMBANGAN 4
Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 03 Maret 2017
Jam Pengkajian : 19.20 WIB

A. Data Subjektif
Ibu senang bayinya sudah lahir, ibu masih merasa mulas.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
36

3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : TFU sepusat, tidak ada janin kedua,kontraksi baik,
kandung kemih kosong.
b. Genetalia : Ada semburan darah merah kehitaman dan tali pusat
menjulur didepan vulva.
c. Ekstremitas : Terpasang infuse dextrose5% + Oksitosin 5 IU kolf
II20 tetes per menit pada lengan kiri.

C. Analisa
Inpartu kala III

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2. Menyuntikan oksitosin 10 IU di sepertiga luar paha atas ibu secara IM dan
melakukan drip oksitosin 15 IU.
3. Menjepit dan memotong tali pusat.
4. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan mengamati tanda-tanda
pelepasan plasenta seperti adanya semburan darah, tali pusat yang
memanjang, perubahan bentuk dan tinggi uterus. Plasenta lahir lengkap
pukul 19.30 WIB
5. Melakukan massage fundus uteri. Fundus berkontraksi baik
6. Memeriksa kelengkapan plasenta. Kesan lengkap.
7. Memeriksa apakah terdapat luka pada jalan lahir. Tidak terdapat laserasi
jalan lahir.
8. Memeriksa perdarahan. Terdapat perdarahan ± 100 cc
37

CATATAN PERKEMBANGAN 5
Jam Pengkajian : 19.32 WIB

A. Data Subjektif
Ibu lega ari–arinya sudah lahir dan ibu masih merasa lelah setelah proses
persalinannya.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80mmHg
b. Nadi : 83 x/menit
c. Suhu : 36,6°C
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterusbaik, teraba
kerasbulat (globuler), kandung kemih kosong.
b. Genetalia : Tampak pengeluaran darah merah kehitaman±100cc,
tidak terdapat laserasi jalan lahir.
c. Ekstremitas : Terpasang infuse dextrose5% + Oksitosin 5 IU kolfII 20
tetes per menit pada lengan kiri.

C. Analisa
Inpartu kala IV
38

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan keluarga.
Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Membersihkan dan merapikan ibu.
3. Mengajarkan ibu cara mengecek kontraksi uterus.
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK
6. Melakukan pemantauan postpartum, kontraksi uterus, perdarahan, kandung
kemih dan tanda-tanda vital.
7. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas
8. Melakukan sterilisasi alat dan membersihkan diri
9. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf
39

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL


Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 25 Maret 2017
Jam Pengkajian : 21.35WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Nama Pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
Ibu merasa darah yang keluar banyak. Ibu sudahmengonsumsi tablet
penambah darah, asam mafenamat dan amoxicilinsetelah melahirkan. Ibu sudah
mengonsumsi seporsi nasi, lauk, sayur dan minum segelas teh manis pukul 20.00
wib. Ibu belum BAK dan BAB. Ibu sudah menyusui bayinya 2 kali sejak berhasil
IMD.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36,5oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
b. Payudara : Puting susu menonjol, tidak teraba masa ataubenjolan dan
nyeri tekan, pengeluaran kolostrum banyak.
c. Abdomen : Tfu 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,kandung kemih
kosong.
d. Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea rubra ± 40cc.
e. Anus : Tidak terdapat hemoroid.
40

C. Analisa
P4A0 postpartum 2 jam

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Mengajarkan ibu cara mengecek kontraksi uterus.
3. Memberitahu ibu untuk mobilisasi ringan seperti miring kanan dan miring kiri,
duduk, berdiri dan berjalan ke kamar mandi secara perlahan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan beristirahat yang cukup
5. Mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar.
6. Konseling pemenuhan nutrisi, pola istirahat, personal hygiene, cara perawatan
bayi baru lahir.
7. Memberitahu dan menjelaskan tanda-tanda bahaya nifas seperti sakit kepala
yang berlebihan, pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk, nyeri hebat
dibagian perut bawah, demam tinggi, dan lainnya.SAP terlampir.
8. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017
Waktu pengkajian : 01.30 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Nama Pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
Ibu merasa tenaganya sudah pulih, masih sedikit mulas dan darah yang keluar
tidak terasa banyak. Makan terakhir dengan seporsi nasi, lauk dan sayur pukul
20.00 wib, minum terakhir segelas air putih pukul 01.00 wib. Ibu belum BAK dan
BAB. Ibu belum tidur setelah melahirkan 6 jam. Ibu sudah mobilisasi ringan,
duduk. Ibu sudah menyusui bayinya 3x sejak berhasil IMD.
41

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 36.5oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah muda.
b. Payudara : Kedua payudara bersih dan terdapat pengeluaran
ASI.
c. Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik keras,kandung
kemih kosong.
d. Genetalia : Tampak lochea rubra ± 5cc.
e. Ekstremitas : Tidak oedema, tidaka ada varises, terpasang infuse RL
500 ml pada lengan kiri.
f. Anus : Tidak terdapat haemorroid.
4. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin (HB) 11,8 gr% 12-14 gr%
Jumlah Leukosit 10800 sel/mm3 4000-11000 sel/mm3

C. Analisa
P4A0 Postpartum 6 jam.
42

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan saat ini dalam keadaan baik
2. Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan beristirahat yang cukup.
3. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
4. Memberitahu ibu asupan nutrisi yang baik saat masa nifasdengan mengajurkan
ibu makan buah-buahan dan sayuran, serta lauk-pauk seperti ikan dan daging
merah.
5. Memberikan terapi obat Amoxcilin 3x500 mg, Asam Mefenamat 3x500 mg,
SF 1x1.
6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Nama Pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
Ibu merasa kadang perutnya terasa mulas namun sudah terasa lebih
nyaman. Ibu masih mengonsumsi tablet penambah darah, asam mafenamat dan
amoxicilin yang diberikan bidan dan perawat diruangan. Ibu mengatakan tidak
pernah mengalami tanda-tanda bahaya nifas seperti yang pernah dijelaskan. Saat
pagi ibu melakukan senam nifas yang pernah diajarkan. Sehari ibu makan 3x
sehari dengan lauk pauk dan sayuran. Minum ± 8x sehari.BAB 1 kali sehari dan
BAK ± 5 sehari.Saat malam hari ibu sering terbangun karena bayinya rewel, tidur
±6jam. Pada siang hari saat bayinya tertidur ibu ikut tidur ±1jam. Dalam sehari
ibu menyusui bayinya >10 kali.
43

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36.8oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
b. Payudara : Simetris, putting susu menonjol, bersih dan tidaklecet
tidakterdapat nyeri tekan, terdapat pengeluaran ASI
banyak.
c. Abdomen : TFUpertengahan pusat dan simfisis, kontraksi baik,
kandungkemih kosong.
d. Genetalia : Vulva/ vagina tidak ada keluhan, tampak lochearubra
±10cc.
e. Anus : Tidak terdapat hemoroid.
4. Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin (HB) 12,5 gr% 12-14 gr%
Jumlah Leukosit 10000 sel/mm3 4000-11000 sel/mm3

C. Analisa
P4A0 Postpartum 1 hari
44

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa hasil pemeriksaan saat ini dalamkeadaan baik, dan
ibu sudah diperbolehkan pulang.
2. Melepas infus pukul 11.05 wib.
3. Melepas kateter pukul 11.10 wib.
4. Menganjurkan ibu untuk tidur siang yang lebih saat malam haritidak dapat
tidur dengan tenang.
5. Mengingatkan ibu untuk tetap makan makanan bergizi dan beristirahat yang
cukup.
6. Melakukan konseling pemenuhan nutrisi, pola istirahat, kebersihan diri,
perawatan payudara, perawatan bayi baru lahir.
7. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat. SAP terlampir.
8. Mengajarkan ibu senam nifas. SAP terlampir.
9. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 31 Maret 2017
Waktu pengkajian : 13.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. S
Nama pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
Ibu merasa kadang perutnya terasa mulas. Ibu masih mengonsumsi tablet
penambah darah, paracetamol dan amoxicilin yang diberikan bidan. Ibu
mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya nifas seperti yang pernah
dijelaskan. Saat pagi ibu melakukan senam nifas yang pernah diajarkan. Sehari
ibu makan 3x sehari dengan lauk pauk dan sayuran. Minum ± 8x sehari.BAB 1
kali sehari dan BAK ± 5 sehari.Saat malam hari ibu sering terbangun karena
bayinya rewel, tidur ±6jam. Pada siang hari saat bayinya tertidur ibu ikut tidur
±1jam. Ibu melakukan pekerjaan rumahnya seperti menyapu dan mencuci. Dalam
sehari ibu menyusui bayinya >10x.
45

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 81 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 36.5 oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
b. Payudara : Kedua payudara puting susu bersih dan tidak lecet, tidak
terdapat nyeri tekan pengeluaran ASI banyak.

c. Abdomen : Tfu pertengahan pusat symphisis, kontraksi baik, diastasi


rekti 3/2.
d. Genetalia : Vula/vagina tidak ada keluhan, tampak pengeluaran
locheasanguelenta ± 1cc.
e. Anus : Tidak terdapat hemoroid.

C. Analisa
P4A0 postpartum 7 hari keadaan ibu baik.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa hasil pemeriksaan saat ini dalamkeadaan baik.
2. Menganjurkan ibu untuk tidur siang yang lebih saat malam haritidak dapat
tidur dengan tenang.
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga pola makan dan mengkonsumsi makanan
seperti ikan, telur dan sayuran.
4. Melakukan konseling bahaya merokok.
46

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya. SAP


terlampir.
6. Mengajarkan ibu senam nifas.
7. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara.
8. Mengingatkan kembali ibu tanda-tanda bahaya masa nifas.
9. Menganjurkan ibu untuk segera ke bidan atau petugas kesehatan lainnya bila
ada keluhan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Jumat, 07 April 2017
Waktu pengkajian : 16.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. S
Nama pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sering terbangun pada malam hari karena bayinya menangis
ingin menyusu. Tidur ±6 jam. Pada siang hari saat bayinya tertidur ibu ikut tidur
±1jam. Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda bahaya nifas seperti yang pernah
dijelaskan. Saat pagi atau sore ibu sering melakukan senam nifas yang pernah
diajarkan. Ibu makan 3 kali sehari dengan lauk pauk dan sayuran. Minum ±8 kali
sehari.BAB 1 kali sehari dan BAK ±5 kali sehari. Dalam sehari ibu menyusui
bayinya >12 kali. Setelah ini ibu berencana untuk berKB dan menggunakan KB
suntik 3 bulan.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
47

2. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Respirasi : 22x/menit
d. Suhu : 36.5 oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
b. Payudara : Puting susu bersih dan tidak lecet, tidakterdapat benjolan
atau masa dan nyeri tekanpengeluaran ASIbanyak.
c. Abdomen : Tfu tidak teraba, kontraksi baik, diastasi rekti 3/2.

d. Genetalia : Vulva/vagina tidak ada keluhan, tampak lochea


serosa ±1cc.
e. Anus : Tidak terdapat hemoroid.

C. Analisa
P4A0 postpartum 2 minggu keadaan ibu baik.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa hasil pemeriksaan saat ini dalamkeadaan baik
2. Memberi pujian atas apa yang telah ibu lakukan dan memintaibu untuk
mempertahankan dan meningkatannya.
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga pola makan dan mengkonsumsi makanan
seperti ikan, telur dan sayuran.
4. Mengingatkan ibu kembali tanda-tanda bahaya nifas.
5. Memberi informasi tentang alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
6. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke bidan atau petugas kesehatan lainnya
bila ada keluhan.
48

BAB V
PEMBAHASAN

1. Data Subjektif
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 28-06-2016, berdasarkan
rumus Neagle didapatkan perkiraan taksiran persalinan (TP) ibu tanggal 05-
04-17. Perhitungan usia kehamilan berdasarkan HPHT didapatkan bahwa usia
kehamilan ibu 38 minggu 1 hari. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan
antara 38 – 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadinya
persalinan.32 Usia kehamilan ibu termasuk cukup bulan. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir.31
Pada kehamilan keempat ini, ibu mengeluh merasa mulas dan sudah
keluar air-air pukul 18.00 wib. Keluar cairan ketuban merembes melalui
vagina merupakan salah satu tanda gejala ketuban pecah dini.20 Usia
kehamilan ibu yang memasuki 38 minggunamun sudah mengalami keluar air-
air sebelum adanya tanda inpartu merupakan tanda-tanda KPD. Ketuban
pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu.8
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh
kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada
daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput
ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat
keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matrix, perubahan
stuktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan selaput ketuban
pecah.
Selaput ketuban sangat kuat dalam kehamilan muda. Pada trimester 3
selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban pada
hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin.
Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban.
49

Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban


pecah dini pada kehamilandisebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal,
misalnya infeksi yang menjalar dari vagina seingga berkurangnya kekuatan
membrane selaput ketuban.11
Ibu mengeluh mulas sejak pukul 16.00 wib.Mulas yang dirasakan
seperti kram dan nyeri perut.Kekuatan yang mendorong janin dalam
persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi
dari ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his,
sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan
terakhir dari kehamilan dan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi
rahim yang disebut his. His dibedakan menjadi dua yaitu, his
pendahuluanatau his palsu, yang sebetulnya hanya peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks.
His pendahuluan bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut
bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari
pinggang ke perut bagian bawah seperti hispersalinan.Dan ada juga his
persalinan yakni perasaan nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari
penderita, yang ditentukan oleh kondisi jiwanya. kontraksi rahim bersifat
otonom, artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat dipengaruhi
dari luar, misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan.
Kontraksi ini yang menyebabkan terjadinya pembukaan pada serviks.
Ciri-ciri kontraksi ini adalah frekuensinya yang teratur dengan lama kontraksi
yang semakin panjang, semakin besar pembukaan maka semakin lama durasi
kontraksinya hingga lebih dari 40 detik, frekuensinya pun meningkat lebih
dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai juga dengan pengeluaran lendir
bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan ingin meneran.Kontraksi
ini disebabkan oleh kontraksi ion kalsium dan kontraksi hormone yang ada
dalam tubuh.
Berdasarkan anamnesa didapatkan ibu merupakan seorang perokok
aktif, selama masa kehamilannya. Kebiasaan merokok atau lingkungan
50

dengan rokok yang intensitas tinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu
hamil. Rokok mengandung lebih dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi
termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen, dan lain-lain.
Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan-gangguan
seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko lahir mati yang
lebih tinggi.17
Bayi akan mendapatkan nutrisi dan oksigen dari tali pusat dan
plasenta, jika ibu hamil merokok maka oksigen yang ada didalam aliran
darahnya akan digantikan dengan karbon monoksida sehingga janinnya
mendapatkan asupan darah yang tidak normal. Hal ini akan menyebabkan
jantung janin berdetak lebih cepat karena janin harus berusaha untuk
mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Partikel dalam asam rokok
mengandung zat beracun yang akan mengubah kemampuan darah untuk
bekerja secara normal menjadi tidak stabil.
Disertai dengan data penunjang Tes lakmus yang dilakukan di
puskesmas sebelumnya, hasilnya didapat kertas lakmus merah menjadi biru
yang menandakan bahwa cairan atau rembesan yang keluar dari genitalia ibu
merupakan air ketuban. Tes lakmus (Tes Nitrazin) merupakan salah satu data
penunjang yaitu lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru.
Jika berubah warna itu menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air
ketuban 7-7,5. Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat
menyebabkan hasil positif palsu.12
2. Data Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan usia kehamilan ibu memasuki usia 38
minggu dapat dilihat dari Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu 29 cm. Tinggi
fudus adalah jarak antara tepi atas simfisis pubis dan puncak fudus uteri.
Pemeriksaan fudus dilaksanakan saat uterus sedang tidak dalam keadaan
kontraksi, bisa dengan cara manual atau menggunakan pita lila. Pemeriksaan
fudus uterus bertujuan untuk menentukan usia kehamilan, menentukan
tafsiran berat janin apakah ada hambatan pertumbuhan janin atau tidak.
51

Penurunan kepala berdasarkan hasil pemeriksaan didapat 4/5 yakni


sebagian 1/5 bagian terbawah janin memasuki PAP, sehingga kepala akan
sulit digerakan. Pada multigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dan dengan fleksi yang ringan dapat dalam keadaan asinklitismus
yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simfisis dan promontorium.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim,
yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam
waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga
terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi
terdorong ke dalam jalan lahir.
Pada pemeriksaan di bagian genetalia terdapat rembesan air ketuban
pada vagina, berwarna jernih, berbau khas. Aroma air ketuban berbau khas,
dan cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran.19
Pada pemeriksaan dalam didapat portio tebal lunak, pembukaan 1 cm,
selaput ketuban negatif, penurunan kepala hodge I. Pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartu pada pembukaan serviks
< 5 cm pada multigravida termasuk Ketuban Pecah Dini (KPD). 3
Pemberian cairan pada induksi dengan 5 IU oksitosin dalam 500 cc
dekstrose 5 %. Ini berarti 2 tetesan mengandung 1 mIU. Dosis awal 1-2 mIU
(2-4 tetes) permenit Dosis dinaikkan 2mIU (4 tetes) permenit setiap 30 menit.
Dosis maksimal 20-40 mIU permenit. Oksitosin diberikan 20 tetes/menit. 20
tetes/menit=1cc = 60 cc/jam, Lamanya habis= 500 cc/60= 8,3 =8 jam
(bulatkan). Sehingga tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
Pada kasus ini dilakukan juga pemeriksaan lab yakni pemeriksaan
LEA (Leukosit Esterase), dilakukan untuk memastikan jumlah leukosit, hasil
normal leukosit 4000 – 11.000/mm3 dan bila hasil leukosit darah
52

>15.000/mm3 kemungkinan adanya infeksi.3 Hasil pemeriksaan lab pada Ny.S


didapatkan jumlah leukositnya 12.000/mm3 dan pada data objektif dalam
pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan suhu 37oC.
Pemeriksaan USG dilakukan untuk memastikan hasil diagnosa, hasil
yang didapat cairan ketuban sedikit ± 300 cc. Pemeriksaan USG dimaksudkan
untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri dan konfirmasi usia
kehamilan. Pada kasus ketuban pecah dini terlihat jumlah cairan ketuban yang
sedikit.23
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif yang didapatkan bahwa ini merupakan
kehamilan keempat ibu dengan perhitungan usia kehamilan berdasarkan
HPHT, serta data objektif yang didapatkan adanya rembesan air dengan
adanya pembukaan kurang dari 4 maka dapat ditegakkan analisa Ny. S usia
35 Tahun G4P3A0 hamil 38 minggu dengan ketuban pecah dini, janin
tunggal hidup presentasi kepala.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif serta analisa
yang telah dibuat, maka disusun penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan klien.
Penatalaksanaan pertama yang dilakukan adalah melakukan informed
consent dan menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu dan
keluarga, bahwa ibu sudah pembukaan 1 cm sehingga harus dilakukan rawat
inap untuk dipantau keadaan ibu, bayi dan kemajuan persalinannya karena
keadaan ketuban yang sudah mulai pecah sebelum adanya tanda inpartu.25
Melakukan pemasangan infus dengan cairan dextrose 5 % dengan
tetesan 20 tetes per menit. Dilakukan pemasangan infuse dengan cairan
dextrose karena dextrose merupakan cairan dengan fungsi untuk
menyediakan cairan yang membawa gula ke dalam tubuh saat tubuh tidak
mendapatkan cairan yang cukup atau saat cairan tambahan dibutuhkan.
Tujuan dilakukan pemasangan infuse adalah untuk menggantikan cairan
tubuh yang terbuang, mempertahankan keseimbangan elektrolit, kebutuhan
53

glukosa sebagai energi, dan sebagai jalur pemberian obat intravena.Dan pada
kasus ini tujuan dilakukannya pemasangan infus adalah sebagai jalur untuk
pemberian obat secara intravena.
Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOg untuk melakukan
informed consent kepada ibu dankeluarga bahwabayi harus segera dilahirkan
karena keadaan ketuban yang sudah pecah dan usia kehamilan yang sudah
aterm sehingga akan dilakukan tindakan induksi.Tatalaksana khusus KPD
sesuai dengan usia kehamilan sesuai dengan keadaan Ny. S yaitu >34
minggu, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin.Induksi persalinan
adalah “stimulating the uterus to begin labour” atau tindakan menstimulasi
uterus agar terjadi kontraksi dan persalinan dapat dimulai.32
Salah satu indikasi pemberian induksi yaitu jika keadaan serviks
matang.22Sebelum menentukan tindakan induksi persalinan yang paling
penting menentukan kondisi serviks, matang atau tidaknya serviks yang dapat
dinilai dengan Skor Bishop, karena keberhasilan dari induksi tergantung dari
kondisi serviks.
Dari data objektif hasil pemeriksaan dalam didapatkan portio tebal
lunak, pembukaan 1 cm, hodge 1, dan posisi serviks searah dengan sumbu
jalan lahir sehingga didapatkan skor bishop 7. Jika skor bishop lebih dari atau
sama dengan 6 berarti kondisi serviks matang dan jika kurang dari atau sama
dengan 5 berarti seviks belum matang. Pada kasus ini didapatkan skor bishop
7, maka serviks sudah matang dan dapat dilakukan isnduksi persalinan.33
Melakukan tindakan sesuai advice dokter,rencana pemeriksaan Non
Stress Test (NST) setelah ketuban pecah, waspada adanya takikardia janin
untuk mendeteksi salah satu tanda infeksi. 25Hasil NST reaktif, NST pun
merupakan salah satu indikasi dalam pemberian Induksi, karena sebelum
melakukan induksi diperlukan observasi janin secara ketat mengantisipasi
gawat janin melalui pemeriksaan NST.24
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan
kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung
54

dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat
kehamilan maupun persalinan.
Fungsi pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj
dalam hubungannya dengan gerakan/aktivitas janin. Dilakukan untuk menilai
apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima
cukup oksigen.Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janindalam
hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang
bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Sebaliknya, bila janin kurang baikpergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Melakukan observasi DJJ setiap 1 jam. Observasi ini dilakukan untuk
mendeteksi adanya salah satu tanda gejala infeksi kaena denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.20
Sesuai dengan kasus didapat keadaan serviks yang sudah matang
maka dapat dilakukan Drip oksitosin 5 IU di cairan dextrose 5% 500 ml 20
tetes per menit, secara maintance atau tetap, dikarenakan his ibu yang
bertambah dengan baik. Berdasarkan Standar operasional pelaksanaan (SOP)
di ruang bersalin BLUD RS Sekarwangi bahwa untuk penatalaksanaan
induksi diberikan oksitosin dalam dextrose 5% dengan kecepatan awal 20
tetes per menit sampai didapatkan his yang memadai. Induksi dengan drip
oksitosin 5 IU dalam dextrose 5% 500 ml, dengan kecepatan tetesan dimulai
8 tetes per menit dan ditingkatkan setiap 15 menit dengan 4 tetes per menit,
sampai maksimal 40 tetes per menit.23
Induksi persalinan dengan oksitosin bertujuan untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan.Oksitosin merupakan
hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat
pada dinding rahim, sehingga mempermudah dalam membantu proses
kelahiran.
Keuntungan dari pemberian oksitosin melalui infus intravena, dosis
pemberian dapat diketahui dengan jelas.dan jika terjadi penyulit dapat segera
dihentikan setiap waktu. Selama dilakukan induksi dengan oksitosin, pasien
55

tidak boleh ditinggalkan karena beresiko terjadi rupture uteri. Kualitas


kontraksi uterus juga perlu diamati dan juga detak jantung janin agar tidak
terjadi gawat janin.
Tatalaksana selanjutnya pemberian antibiotik sesuai advice dokter
yaitu terapi obat ceftriaxone 2x1 gram secara IV. Seperti protap dirumah sakit
antibiotik yang diberikan yaitu ceftriaxone 2x1 gram secara IV. 12
Ceftriaxone adalah obat antibiotik yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya infeksi pada kasus KPD. Ceftriaxone ini bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan bakteri.pada kasus KPD komplikasi yang timbul
dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia
karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio
sesarea, atau gagalnya persalinan normal.
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada kejadian ketuban pecah
dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia,
pneumonia, omfalitis. Misalnya terjadi korioamnionitis sebelum janin
terinfeksi. Pada Ketuban Pecah Dini prematur, infeksi lebih sering dari pada
aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada Ketuban Pecah
Dinimeningkat sebanding dnegan lamanya periode laten. 18
Memberikan asam mafenamat 3 x 500 mg per oral.Sesuai protap di
ruma sakit untuk mengurangi rasa nyeri pada kasus KPD diberikan asam
mafenamat per oral.12
Asam mefenamat adalah obat pereda nyeri dan peradangan. Obat ini
termasuk non-steroidanti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja
menghambat pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan demam. Obat ini
diindikasikan untuk penderita nyeri ringan sampai sedang dan penyakit
dengan peradangan.
Asam mefenamat berfungsi menghambat enzim yang memroduksi
prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepas tubuh dan
menyebabkan rasa sakit serta inflamasi. Dengan menghalangi produksi
prostaglandin, asam mefenamat akan mengurangi rasa sakit dan inflamasi.
56

Pada catatan perkembangan Ny. S tanggal 25-03-2017 pukul 16.00


wib diberikan dextrose 5% 500 ml dengan oksitosin 5 IU kolf I dalam 20
tetes per menit secara maintance. Pada ny S induksi diberikan II kolf.
Hal ini sesuai dengan SOP ruang bersalin BLUD RS Sekarwangi
bahwa induksi tetesan oksitosin diberikan maksimal 2 labu atau 2 kolf dengan
istirahat diantaranya 2 jam kecuali untuk letak sungsang 1 kolf. Namun
menurut Achadiat, 2004 bahwa titrasi atau tetesan oksitosin 5 IU dalam
dextrose 5 % 500 ml diberikan secara drip maksimal 3 botol (1500 ml). Bila
setelah 3 botol belum ada kontraksi, maka pasien di istirahatkan selama 24
jam kemudian diulangi lagi. Bila seri induksi ternyata tak ada kontraksi
disebut gagal.
Setelah dilakukan induksi dan dilakukan pemantauan keadaan ibu dan
janin serta kemajuan persalinan, didapatkan ibu pembukaan lengkap pada
pukul 19.00 (25 maret 2017) dan dilakukan pertolongan asuhan persalinan
secara normal, bayi lahir spontan pukul 19.20 wib langsung menangis, tonus
otot baol, kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, BB lahir 3300 gram, PB
lahir 52 cm. Dilakukan juga pemantauan ketat pada postpartum 2 jam
pertama dengan hasil normal dan tidak ada kelainan.

Penulis dapat mengetahui faktor penunjang dan penghambat baik dari


pihak rumah sakit maupun dari klien dan keluarga.
a. Faktor penunjang
1) Mudah mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan penulis
baik dari Ny. S maupun dari pihak keluarga.
2) Petugas rumah sakit yaitu dokter dan bidan selalu bersedia
memberikan bimbingan, saran dan dapat bekerja sama dengan
baik.
b. Faktor penghambat
Sudah dilakukan konseling bahaya merokok pada Ny. S namun ibu
tetap merokok dan tidak ada niat untuk berhenti merokok.
57

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada nya S usia35 tahun G2P1A0
dengan ketuban pecah dini berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan
fisik dan data penunjang untuk memperoleh data objektif, menentukan analisa
untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksaan yang
telah diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Data subjektif yang di dapat adalah Ny.Smengeluh merasa mulas sejak
pukul 16.00 wib (24 maret 2017) dan merasa keluar air-air tidak berwarna
dan berbau pukul 18.00 wib (24 maret 2017). Sudah dilakukan
pemeriksaan dalam dipuskesmas dan didapat pembukaan 1 cm, ketuban
negatif, sudah dilakukan cek lakmus hasil kertas lakmus merah menjadi
biru.
2. Data objektif yang didapat saat pemeriksaan terdapat rembesan air ketuban
pada vagina, berwarna jernih, berbau khas, tidak ada nyeri tekan pada
kelenjar bartholin dan kelenjar scene. Portio tebal lunak, pembukaan 1 cm,
selaput ketuban negatif, penurunan kepala hodge I, tidak ada molage.
3. Analisa yang ditegakkan adalah Ny. S usia 35 Tahun G4P3A0 hamil 38
minggu inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini, janin tunggal
hidup presentasi kepala.
4. Melakukan informed consent dan memberitahukan hasil pemeriksaan yang
dilakukan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan ibu harus dilakukan rawat
inap untuk dipantau keadaan ibu, bayi dan kemajuan persalinannya.
Dilakukan pemasangan infus dengan cairan dextrose 5% 20 tetes/menit
sesuai bahwa tatalaksana yang dilakukan yaitu pemberian cairan IV.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan induksi persalinan
dengan drip oksitosin 5 IU dalam cairan dextrose 5% dengan tetesan 20
tetes/menit, dilakukan pemberian antibiotik sesuai advice dokter yaitu
terapi obat ceftriaxone 2x1 gr secara IV dan pemberian Asam mafenamat 3
58

x 500 per oral. Dilakukan juga tindakan pemeriksaan Non Stress Test
(NST). Setelah dilakukan induksi dan dilakukan pemantauan keadaan ibu
dan janin serta kemajuan persalinan, didapatkan ibu pembukaan lengkap
pada pukul 19.00 (25 maret 2017) dan dilakukan pertolongan asuhan
persalinan secara normal, bayi lahir spontan pukul 19.20 wib langsung
menangis, tonus otot baol, kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, BB
lahir 3300 gram, PB lahir 52 cm. Dilakukan juga pemantauan ketat pada
postpartum 2 jam dan 6 jam pertama dengan hasil normal dan tidak ada
kelainan. Dan pada tanggal 26 maret 2017 pukul 11.00 wib ibu sudah
boleh pulang kembali kerumahnya.
5. Penulis dapat mengetahui faktor penunjang dan penghambat baik dari
pihak rumah sakit maupun dari klien dan keluarga.
a. Faktor penunjang
1) Mudah mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan penulis
baik dari Ny. S maupun dari pihak keluarga.
2) Petugas rumah sakit yaitu dokter dan bidan selalu bersedia
memberikan bimbingan, saran dan dapat bekerja sama dengan baik.
b. Faktor penghambat
Sudah dilakukan konseling bahaya merokok pada Ny. S namun ibu
tetap merokok dan tidak ada niat untuk berhenti merokok.

B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan pihak rumah sakit mampu mempertahankan pelayanan
yang sudah baik serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan
khususnya pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Bidan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh dari
berbagai pengalaman untuk asuhan kebidanan yang sesuai
kewenangan.
59

3. Bagi Klien
Diharapkan bagi ibu untuk lebih menjaga kebersihan diri dan
menyarankan ibu serta suami agar menggunakan alat kontrasepsi KB.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo; 2009.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2015. Jakarta: Depkes RI; 2016.
3. Nugroho, T. Buku Ajar: Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: Suha Medica;2010.
4. Widyastuti. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya; 2009.
5. Hidayat, 1sri. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika;
2010.
6. Rohani, Reni Saswita dan Marisah. Asuhan Kebidanan pada Masa
Persalinan. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
7. Rukiyah, ai yeyeh dkk. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans
Info Media; 2009.
8. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2007.
9. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2007.
10. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
11. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2008.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Manajemen Puskesmas.
Jakarta: Depkes RI; 2003.
13. Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004.
14. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Kegawatdaruratan Obstetri & Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. 2009
15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Strategi Departemen
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI; 2005.
16. Sinclair, Constance. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC; 2003.
17. Saifudin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sawono
Prawirohardjo; 2002
18. Anik Maryunani. Program Perencanaan persalinan Dan Pencegahan
Komplikasi. Trans Info Medika. Jakarta; 2013
19. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC;2003.
20. Manuaba, Candradinata. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Dan Obstetri
Ginekologi Social Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC; 2008
21. Kementrian Kesehatan Republkik Indonesia. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
Kemenkes RI; 2013.
22. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
23. Achadiat, Chrisdiono M. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi.Jakarta:
EGC; 2004.
24. Morgan G, Hamilton C. Obstetri dan Ginekologi, Panduan Praktik, Edisi
2. Jakarta: EGC; 2009.
25. Nawawi, Hadiri. Metode Penelitian Bidang sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press; 2007.
26. VarneyH, Kriebs JM, Gegor CL. Buku ajar asuhan kebidanan volume 1.
Jakarta: EGC; 2006.
27. Swarjana, I Ketut. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: CV. Andi Offset; 2015.
28. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya; 2010.
29. Baston, Helen. Midwifery Essentials Praktik Dasar Volume I. Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2012.
30. KEMENKES RI NOMOR 36/MENKES/SK/200 TENTANG STANDAR
PROFESII BIDAN
31. Saifudin, Abdul Bari. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal. Bina
Pustaka : Jakarta;2008
32. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2005.
33. Saifudin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktik Pelayanan Maternal dan
Neonatal. YPBSP : Jakarta; 2003
Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

Vol.
Jam TD N R S DJJ His Ø KET
Urine
14.00 120/80 88 22 37oC 142 1x10’15’’ 1 (-) 200 cc
WIB mmhg x/m x/m x/m cm
15.00 120/80 87 20 36,6 oC 141 2x10’20’' (-) 300 cc
WIB mmhg x/m x/m x/m
16.00 120/80 86 21 36,6 oC 132 2x10’30’' 4 (-) 450 cc
WIB mmhg x/m x/m x/m cm
17.00 120/70 87 22 36,6 oC 138 3x10’35’' (-) 500 cc
WIB mmhg x/m x/m x/m
18.00 120/70 85 22 36,6 oC 139 3x10’40’' 7 (-) 600 cc
WIB mmhg x/m x/m x/m cm
19.00 120/70 85 23 36,6 oC 140 4x10’50’’ 10 (-) 700 cc
WIB mmhg x/m x/m x/m cm
No.Rca*ro.
!]ll*il_r[l ru"*ro,, Ng.s
PARTOGRAF
6P*q
,o*.25thn o. ffi*upo.\-{:
i,rapu.kccn.s i-ff_f,J-l-[ r",oor, -Jg tnaffiZ-*,_-ffgl*t
Krtuoaop@i Suirro.r*: !B'@ urLb uro]."*.o, lz$-r{t !*!,i
(z.tmare*zorr) lTf mffirz)

Oenvul
' t20
Jsnlung J€n,(
( /mnl0
t10

Alr Koiuiryi
Pcnyurupc

Ir
IE

lfjr;
Wrkig
(Jail,

xqu"ksr tB. ?o
.!p ZZro<o
romnil @[
'40
{dollkl

CisAorh UA.
. tngil mri.

Ciai der,
iv
'dtn 16.0

t0o
:6C

A i<c
!10
,rol
i
: :tO!
i ioi(&ise ,o.a i
I csatr
I
i
!
+
I
Jult tc

,- Fdeir
iril. --+- iili"i
_. i/Oiini:

iliri na;.
it4'iilU fyt
z<:ur/t, fuodut ulod?
"" \g/a '
----'----r--
2. traria-oldanl
2.Namqbldanl.'........'...Ullooxlgl808n.....-..r'........a.i. 0Tldek'alabrn......,
3. Tompai p€r8stlnno: 25. ft0sBntalshklongkap (hfact,
o Rumnh lbu ,.h,a.an. &)nC.f
; ili,;:i: j""
0 PJakocmuc
Jrks ridak tonsftap. lndnkan yans dlrorrvkon:
\'kffi;i';;fu
4. '9,fIlT,t^:'^11^^-",,^,,,9t$ll{I?jliifiii,hi'j.pla,,.o^"r
Alrmot
Arr mo t lo mpnt po6
lompnt ollou rr,..1lO:,lllI,{gI(B + Jflr4ill0ll{
Po6olloulr: '. tJ
i: .;::::.:::::::::::'.::.'.'.'H.:.'.:.'.::::::::::::.:::::
.
batatnn:0 ruluk. kola: l/ ll //llltlv
5. batatnn;oruJui,tota:l/ll - f ?a.P9,l6nl^tldaxlahl.>30m6olt:
o. ef"aun rneruJulc............,..--.,.-..........'-<.. .- .g'fla.t -f
iil

-' 'O
ruahl 'O
oukun .D koluargs 0 ttdaktd,
o otaon rirnon o fz.f-rc#eli':*"'-"
9. Ms6etahdalnmkohonillqn/porrB[n.nlnl: Oya.dlmrno.,....... i.,......r..r,...,..,......
O Oavratdonrrat 0 PotlomhAn'9.HOK O lnfokll''O PMTCT ./ gddat
l2l l
. zo"lta tasoraaltrGdnoum' defsjdEal 7 1.
KALA I
--:--j
I c parro0rarn msiamtl garl! wae prdn: Y (f,/ 0 Ponrrhlhn, de ngan / tanpl rnerlral
1 1. Masabh laln, robut(6n: 0 ndakdtshll ,ls!rn---..-.fr..
"""'i""':'1"""""""""""'1""' zg.xonl uiert

ii',iii^ii:....::...::::::::::.i::::::::::,:::f::.-:::.......,.:..:-....':*l- 30.:fl1:ld,-hysk;ru'Hpcrdlrshsni.........,.*..1Q..,,,,
'a 3l.M6aalohdano€naislokEnsancrs6slahleriolut: ."..., .,"..
lt
KALA
Epr.ibr"-.r' """''^4""* "-'" '
1".
O Yy'. indlkzsl -- ffiffi;:.:::::-::-:-:.::::::::::::::::.2.:.:.-.'.:..:......"

*, #t*r,.rpad'.ertpor.linen,"
'-''dG;r" ' o,o-"n' o,ldrkrds
tfir-Atv 0o(V Lt o
'olP
llffill';'fr,.lH;-t.B;.**Iffl*.r-::.::.?t,::*'
.

-a(elr.rorga 0 dukun Pt
:'J' Mtti(an srn
f ""'
I a. Cawat runln:
'OYo.
'O llndakanlnnedllokulgn:
Ya, tlodaksn )tne dllakuttn: BAY! BaRUIiHIR:. - -
./ tt.
a .,,..'..........'.1.......r.€..'..t..
/b .....-...'.'r(.,..,. ! -'
-d11dak
O Pomantduon OJJ loliao 6-10 monlt tolsma kalE lt' ttgell: -'-""""

o Atnfflr r{no.dpuc.UblMrfta.illnd.Ek n:
o rf,ongcttrekrn ' O bcbelkrnlalen napaa
19. in$asl lron)'usu Oinl CrBngrtrotrH[ Omeoghangalkan
4(o 0 b€b!!k&.!rrlsn naPar0 lrln'ialn, r6butkan:.'...'
O. TIdnk, alss ennYc. ---.--. ----- 0 pckalanhotlnrut b., dsn tomPalrGn dl .lrl lbu
-......-...-........19..:............ mtntt.
2c. Lamo khl( llt: u Cacrt bawesn. t eoutlta'.............U"d.
?1 Paodeitnn okitt:otn to U Im?
v{2. waktu: .-.. l......m6nli !osudah'Pt68lln3c
C Tldok. olosan..
F..i#i"n'r"rr pwar '.-.1..... r,.nlt toldlsh osyl iahlr
22. Psmborlan utoao Oi(sltosln (2x)?
O Ya. aln-ron.--'..
#dak O Tldrk, alasm..,,
23. frga6goapan toll pu8al lorkondall? ao. uaiarai iatn. i ro"n-nt.........)fi)-il.
ffia Hsslhlra: ..., --. -.-. -- -*-rl
ti tr-tdalc olapan.-

Osmh !',r k6lusl

tp(*_)
tb lD& )
,pq_ i
)-- 'rolt, 'i
,6tr1-l
Gainbar: 2-5: Ifalaman Belakang Partograf
Lampiran 3

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 25 Maret 2017


Jam Pengkajian : 20.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Bersalin Ponek
Nama Pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
1. Biodata
Identitas Bayi
a. Nama Bayi : Bayi Ny. S
b. Umur : 1 jam
c. Tanggal/jam lahir : 25 Maret 2017/19.10 wib
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. BB/PB : 3300 gram/52 cm
Identitas Ibu dan Suami
Nama ibu Ny. S Nama suami Tn. E
Umur 35 tahun Umur 37 tahun
Suku/bangsa Sunda Suku/bangsa Sunda
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMP Pendidikan SMP
Pekerjaan IRT Pekerjaan Buruh
Alamat Kp. Kamandoran rt 04/10 Sekarwangi, Cibadak,
Sukabumi
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 25 Maret 2017 jam 19.10 wib.
3. Riwayat Kehamilan sekarang
HPHT 28 Juni 2016, Ini adalah anak keempat sebelumnya tidak pernah
keguguran. Pemeriksaan ANC sering dilakukan tiap bulan sekali ke bidan. Ibu
telah disuntik TT 2 kali. Ibu meminum Fe secara teratur dan tidak minum
jamu atau obat-obatan lainnya.
4. Riwayat Penyakit/ Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun, maupun menular.
5. Riwayat Perinatal
Bayi lahir normal, BB: 3300 gram PB: 52 cm.
6. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi : Ibu belum menyusi anaknya
Eliminasi : Bayi sudah mengeluarkan meconium dan BAK

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetris
c. Laju Nafas : 48 x/menit
d. Laju jantung : 145 x/menit
e. Suhu : 36,5 oC
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Lingkar kepala : 34 cm
b. Lingkar dada : 33 cm
c. Lila : 12 cm
d. Lingkar perut : 31 cm
e. BB/PB : 3300 gram/52 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :Ubun-ubun lunak, tidak ada cekungan, tidak ada
molage caput dan cepal, tidak teraba massa.
b. Muka : Simetris, tidak ada edema, tidak pucat.
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih,
tidak ada tanda infeksi.
d. Hidung : Simetris, , terdapat lubang, bersih dan
tidak ada sekret. Tidak ada napas cuping hidug.
e. Mulut : Simetris, merah muda,tidak ada kelainan
labioskizis atau labiopalatoskizis.
f. Telinga : Simetris, daun telinga tidak elastis, terdapat
lubang telinga tidak ada infeksi pada telinga.
g. Leher : Simetris, tidak ada benjolan dan pembesaran.
h. Dada : Simetris, tidak ada massa atau benjolan, warna
areola tidak lebih gelap dari kulit, tidak ada
retraksi dinding dada.
i. Abdomen : Simetris, sedikit membuncit, teraba lembut,
tidak ada penonjolan tali pusat saat menangis,
tali pusat tampak segar tidak ada perdarahan
atau infeksi pada tali pusat.
j. Punggung : Tidak ada cekungan, atau benjolan. Tidak
terdapat bercak mongol.
k. Anus : Berlubang, sudah ditandai dengan keluarnya
mekonium.
l. Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, terdapat
lubang uretra, sudah BAK
m. Ekstremitas : Simetris, kedua tangan dan kaki gerakan aktif,
jumlah tangan dan kaki lengkap.
n. Kulit : Kemerahan, dan terdapat banyak lanugo.
o. Refleks
1) Reflek moro : Positif, bayi sedikit terkejut, lengan
direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi dan
tangan terbuka diikuti dengan gerakan lengan
adduksi dan fleksi.
2) Reflek rooting : Positif, pipi bayi disentuh, ia sedikit
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu
untuk mencari putting susu.
3) Refleks Sucking : Positif , bayi bisa menghisap
setiap benda yang menyentuh bibirnya.
4) Refleks Swallowing : Negatif, bayi belum bisa menelan
dengan baik saat menyusu.
5) Refleks Grasping : Positif, ketika jari bayi disentuh tangan
bayi menggenggam.
6) Refleks Plantar : Bila meletakkan sesuatu pada telapak
kaki bayi, akan terjadi fleksi jari-jari kaki bayi.
7) Refleks Babinski : Kaki Bayi memngembang ketika kaki
bayi disentuh.

C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada keluarga bahwa bayi dalam
keadaan baik dan tidak ada kelainan.
2. Menjelaskan bahwa bayi akan dilakukan rawat gabung dengan ibu.
3. Tetap menjaga kehangatan bayi dengan mengajarkan ibu keluarga cara
untuk menghangatkan bayi secara benar.
4. Menyuntikan Vit. K pada paha luar sebelah kiri bayi secara IM.
5. Melakukan pemberian zalf mata 0,1%
6. Mendorong ibu mulai menyusui bayinya dalam 1 jam pertama.
7. Melakukan konseling cara perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
perawatan tali pusat.
8. Melanjutkan pemantauan bayi untuk mencegah hal-hal yang dapat terjadi
pada bayi.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017
Waktu pengkajian : 01.10 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Bersalin Ponek
Nama Pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
By. Ny S sudah menyusui sebanyak 2x. Sudah BAK 1x dan belum BAB. Sudah
tidur selama 4 jam.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas : 50 x/menit
b. Laju jantung : 140 x/menit
c. Suhu : 36,6 oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak
ada cairan abnormal
b. Hidung : Tidak terdapat secret abnormal
c. Dada : Puting susu menonjol, tidak ada retraksi
dinding dada
d. Abdomen : Perut sedikit membuncit, tidak ada perdarahan
didaerah tali pusat, tidak ada penonjolan tali pusat
saat bayi menangis dan tidak ada tanda-tanda infeksi
e. Ekstremitas : Kuku merah muda tidak pucat, pergerakan atau
tonus otot baik
f. Genitalia : Tidak terdapat pengeluaran cairan abnormal
C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam keadaan bayi baik.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik.
2. Konseling dan mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi.
3. Memberitahu dan menjelaskan cara perawatan bayi baru lahir.
4. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan jika
bayinya tidur dibangunkan setiap 2 jam sekali.
5. Menganjurkan ibu untuk memberi asi eksklusif selama 6 bulan pada bayinya.
6. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan bayinya dan tidak memberi bedak
pada lipatan-lipatan tubuh bayi.
7. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 31 Maret 2017
Waktu pengkajian : 13.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. S
Nama pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
By. Ny S menyusu 12x sehari. BAK ±6x sehari dan BAB ±4x warna coklat
kekuningan, konsistensi lunak. Tali pusat sudah puput pada hari ke 4 saat mandi
pagi. Tidur ±12 jam sehari. Bayi mandi 2 kali sehari, ibu selalu mengganti popok
bayi bila kotor atau basah . Ibu mengatakan bayinya tidak pernah mengalami
tanda – tanda bahaya seperti yang pernah dijelaskan.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas : 52 x/menit
b. Laju jantung : 141 x/menit
c. Suhu : 36,6 oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
cairan abnormal.
b. Hidung : Tidak terdapat secret abnormal.
c. Dada : Puting susu menonjol, tidak ada retraksi dinding
dada.
d. Abdomen : Normal, tidak tampak benjolan abnormal, bekas tali
pusat kering.
e. Ekstremitas : Kuku merah muda tidak pucat, pergerakan atau
tonus otot baik.
f. Genitalia : Tidak terdapat pengeluaran cairan abnormal.

C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 7 hari keadaan baik.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayinya dalam keadaan
baik.
2. Mengingatkan kembali pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya selama 6 bulan dan tidak memberikan makanan lain seperti madu
atau pisang.
3. Mengajarkan cara menyendawakan bayi bila selesai menyusui.
4. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan dan kehangatan bayinya.
5. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya yang sering terjadi
pada bayi baru lahir.
6. Menganjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke bidan atau ke petugas
kesehatan bila ada keluhan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Jumat, 07 April 2017
Waktu pengkajian : 16.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. S
Nama pengkaji : Bunga Yulianti Pertiwi

A. Data Subjektif
By. Ny S menyusu lebih dari 12 kali sehari. Ibu selalu menyendawakan bayinya
bila telah selesai menyusu. BAK ±6x sehari dan BAB ±4 kali berwarna coklat
kekuningan konsistensi lunak. Tidur ±12 jam sehari. Bayi mandi 2 kali sehari, ibu
selalu mengganti popok bayi bila kotor atau basah. Ibu mengatakan bayinya tidak
pernah mengalami tanda – tanda bahaya seperti yang pernah dijelaskan.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas : 50 x/menit
b. Laju jantung : 142 x/menit
c. Suhu : 36,7 oC
7. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
cairan abnormal.
b. Hidung : Tidak terdapat secret abnormal.
c. Dada : Puting susu menonjol, tidak ada retraksi dinding
dada.
d. Abdomen : Normal, tidak tampak benjolan abnormal, bekas tali
pusat kering.
e. Ekstremitas : Kuku merah muda tidak pucat, pergerakan atau
tonus otot baik.
f. Genitalia : Tidak terdapat pengeluaran cairan abnormal.

C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 minggu keadaan baik.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayinya dalam keadaan
baik.
2. Mengingatkan kembali pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya selama 6 bulan dan tidak memberikan makanan lain seperti madu
atau pisang.
3. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan dan kehangatan bayinya.
4. Memberitahu tanda-tanda bahaya yang sering terjadi pada bayi baru lahir.
5. Mengingatkan ibu untuk imunisasi selanjutnya, dan segera membawa bayinya
ke bidan atau petugas kesehatan lainnya bila ada keluhan.
Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


Subpokok Bahasan : Tanda Bahaya pada Ibu Nifas
Hari tanggal : Sabtu, 25 Maret 2017
Sasaran : Ny. S
Tempat : Ruang Bersalin Rasuna Said BLUD RS Sekarwangi
Penyuluh : Bunga Yulianti Pertiwi

I. Tujuan

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan peserta dapat mengetahui tanda bahaya
pada ibu nifas.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep nifas.
2. Mampu mengenali tanda-tanda bahaya ibu nifas.
3. Menegtahui penyebab infeksi pasca persalinan pada ibu nifas.
4. Menjelaskan penanganan tanda bahaya nifas.

II. Materi
Terlampir.

III. Metode
1. Konseling
2. Tanya Jawab
IV. Media
1. Buku KIA
V. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian tanda bahaya ibu nifas ?
2. Sebutkan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas ?
3. Jelaskan dua tanda bahaya nifas !
4. Jelaskan apa yang harus segera dilakukan jika terjadi tanda-tanda bahaya
pada ibu nifas ?

VI. Daftar pustaka


Gunawan, Nardho. 1994. Pedoman Penanganan Pertolongan Persalinan dan
Nifas bagi Petugas Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Bahiyatun.2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS

A. Pengertian

Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk


pulihnya kembali alt-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung
selama 6 minggu. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar
60% kematian ibu terjadi setelah melahirkandan hampir 50% dari kematian
pada masa nifas terjadipada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya
disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Komplikasi masa nifas adalah
keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-
kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Selama ini
perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun
dengan meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi
menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian mordibitas ibu.

B. Penyebab

Beberapa bakteri dapat meneyebabkan infeksi pascapersalinan. Misalnya


bakteri aerob dan anaerob, contohnya streptococcus haemolyyticus aerobicus,
stapylococcus aereus, escherichia coli, clostridium welchii. Kuman-kuman
yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah:
1. Streptococcus haemolyyticus aerobicus
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan
dari penderita lain, alat-alat yangtidak suci hama, tangan penolong, dan
sebagainya.
2. Stapylococcus aereus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit.
3. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas.
4. clostridium welchi
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolongdukun dari luar rumah sakit

Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi angka kematian


ibu (AKI). Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang
meluas ke saluran urinari payudara dan pemebedahan merupakan penyebab
terajdinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu
pembengkakan takikardia dan malaise. Gejala lokalnya berupa uterus
lembek., kemerahan, rasa anyeri pada payudara, atau adanya disuria.

Tanda-tanda bahaya nifas

Tanda-tanda bahaya nifas adalah tanda bahaya yang diperlihatkan oleh ibu
setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan komplikasi dan diwajibkan ibu
untuk segera dibawa oleh keluarga atau orang yang mengetahui kejadian itu
ke petugas kesehatan terdekat seperti ke bidan, perawat, dokter, Puskesmas,
dan Rumah Sakit.

Tanda-tanda bahaya ibu nifas yaitu :

1. Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin


didefinisikan sebagai peradrahan pascapersalinan.Perdarahan banyak dan
terus-menerusbiasanya terjadi dalam minggu kedua sesduah persalinan.
Perubahan darah ibu nifas atau lockhea yaitu :
a. Merah kehitaman ( hari ke 1-3 )
b. Putih kemerahan ( hari ke 3-7 )
c. Kuning kecoklatan ( hari ke 7-14 )
d. Putih ( lebih dari 14 hari )
Bila warna lockhea tidak mengalami perubahan tetap.
2. Demam.
Suhu meningkat lebih dari 38oC dalam 10 hari pertama setelah persalinan.
3. Cairan vagina yang berbau busuk.
4. Kelelahan yang berlebih.
5. Nyeri pada payudara, bengkak payudara dan puting susu yang pecah-
pecah.
6. Nyeri atau panas ketika buang air kecil atau urin tidak keluar dengan
lancar.
7. Sembelit atau hemoroid.
Pencegahannya banyak makan buah-buahan yang banyak mengandung
serat seperti pepaya dan minum air yang banyak. Bila ibu tetap tidak dapat
buang air besar selma 3 hari. Maka segera bawa ibu ke petugas kesehatan
terdekat seperti bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan Rumah Sakit.
8. Sakit kepala terus-menerus.
9. Bengkak pada wajah dan tangan.
10. Nyeri pada abdomen.
11. Produksi ASI kurang karena kesukaran dalam menyusui.
12. Kesedihan.
13. Merasa kurang mampu merawat bayi.
14. Rabun senja.

Penanganan
1. Jagalah kebersihan alat kelamin.
2. Nutrisi ditingkatkan.
3. Segera rujuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pengangan
Lampiran 5

SATUAN CARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Asuhan kebidanan masa nifas


Sub pokok bahasan : Senam nifas
Sasaran : Ny. S
Tempat : Ruang Bersalin Rasuna Said BLUD RS Sekarwangi
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017
Penyuluh : Bunga Yulianti Pertiwi

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat melakukan senam nifas
secara mandiri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran senam nifas, diharapkan ibu nifas
dapat:
a. Ibu mengetahui pengertian tentang senam nifas.
b. Ibu mengetahui tujuan senam nifas
c. Ibu mengetahui macam-macam gerakan senam nifas hari pertama
d. Ibu mampu melakukan gerakan senam nifas

II. Metode
1. Konseling
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab

III. Alat
1. Matras
2. Bantal
IV. Materi
Terlampir

V. Evaluasi
Ibu dapat mempraktekan gerakan senam nifas hari pertama
SENAM NIFAS

A. Pengertian Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan,
guna mengembalikan kondisi kesehatan Ibu dan memperbaiki regangan pada
otot-otot setelah kehamilan.(Suherni,2009)

B. Tujuan Senam Nifas

1. Memperlancar sirkulasi darah.


2. Mencegah pembengkakan pada pergelangan kaki.
3. Membantu kontraksi rahim, sehingga perdarahan rahim cepat berhenti.
4. Mencegah agar dinding otot perut tidak kendur.
5. Memperlancar payudara agar tidak kendur dan memperlancar ASI.
6. mempercepat pengembalian rahim pada bentuk dan posisi semula.

D. Macam-Macam Gerakan Senam Nifas


Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya perawat mengajarkan kepada
ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat dilakukan
dengan latihan pernapasan dan menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara
santai. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekejangan otot selama
melakukan gerakan senam nifas.
1. Latihan Hari I
1. Latihan Pernafasan Iga-iga
a. Sikap : Ibu terlentang dengan satu bantal
b. Gerakan : Mengeluarkan nafas dari mulut sambil mengempiskan
iga kemudian menarik nafas dari hidung sambal mengembungkan
iga.
c. Anjuran : Lakukan 15 kali gerakan pagi dan sore
2. Latihan Gerakan Pergelangan Kaki
a. Sikap : Ibu tidur terlentang dengan satu bantal
b. Gerakan : Duduk dengan kedua kaki lurus ke depan, bersandar di
atas kedua tangan yang diletakkan di samping belakang. Putar
telapak kaki ke depan, kanan, belakang, kiri.
c. Anjuran : Lakukan setiap gerakan sebanyak 5 kali dalam latihan,
satu kali sehari
3. Latihan Kontraksi Otot Perut dan Bokong
a. Sikap :Ibu tidur terlentang dengan satu bantal di kepala, kedua
kaki lurus dan kedua tangan disamping badan.
b. Gerakan :Tundukkan kepala, kerutkan bokong ke dalam sehingga
lepas dari kasur, kemudian lepaskan perlahan-lahan.
c. Anjuran : Lakukan 15 kali gerakan istirahat sebentar.
Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Kesehatan pada Ibu Nifas


Subtopik : ASI Eksklusif
Hari/ tanggal : Jumat, 31Maret 2017
Waktu : 10 menit
Sasaran : Ny. S
Tempat : Rumah Ny. S

A. Tujuan Umum
Setelah memperoleh penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat memahami
pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi dan dirinya sendiri.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif, diharapkan ibu dapat:
1. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif.
2. Menjelaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.
3. Menjelaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi ibu.

C. Materi
Terlampir.

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Lembar Balik
F. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian ASI Eksklusif?
2. Jelaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi Bayi?
3. Jelaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi Ibu?

G. Daftar Pustaka
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Saleha, siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Suherni, dkk . Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Varney, Helen. 2004. Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC
ASI EKSKLUSIF

A. Pengertian ASI Eksklusif


ASI Eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau
pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau
makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau
obat. (WHO.2006)
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan
dan minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat
dan vitamin. (DepKes.2003)

B. Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi


Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi hal-hal berikut :
1. Setelah bayi dilahirkan segera diberikan ASI (dalam waktu ½ - 1 jam),
memberikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama),
2. Tidak memberikan makanan atau minuman (seperti air kelapa, air tajin, air
teh, madu, pisang) kepada bayi sebelum diberikan ASI,
3. ASI diberikan sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan
frekuensinya (pagi, siang dan malam hari) dan memberikan ASI saja sampai
bayi berusia 6 bulan.

C. Manfaat Pemberian ASI Ekslusif Bagi Bayi


1. ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi
a. Komposisi ASI pada satu ibu akan berbeda dengan komposisi ASI pada ibu
yang lain, karena disesuaikan dengan kebutuhan bayinya sendiri
b. Komposisi ASI berbeda-beda dari hari ke hari
c. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
a. Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar
protektif, yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan
b. ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena
mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi dan alergi
3. ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
a. Periode awal kehamilan s/d bayi berusia 12-18 bulan merupakan periode
pertumbuhan otak yang cepat
b. Gizi yang diberikan merupakan faktor terpenting dalam proses
pertumbuahn otak
c. ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optimal
d. Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, yang terdapat
dalam ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu taurin, laktosa dan
asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6)
4. ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak
a. Dengan memberikan ASI Eksklusif maka akan mempererat hubungan
antara ibu dan anak.

D. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu


1. Mencegah Perdarahan
Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontraksi
rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat
proses kembalinya rahim ke posisi semula.
2. Mengurangi Berat Badan
Menyusui juga dapat membantu ibu mengurangi berat badan. Sebagai
informasi ketika menyusui itu berarti sama dengan membakar kalori sebesar
200 hingga 500 kalori perhari. Jumlah kalori yang sama jika ibu berenang
selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.
3. Mengurangi Resiko Terkena Kanker Payudara dan Kanker Rahim
Menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara. Diperkirakan
persentase pencegahannya mencapai 20%. Beberapa laporan juga
menyebutkan bahwa menyusui juga dapat membantu mengurangi resiko
terkena kanker indung telur dan kanker rahim.
4. Ungkapan Kasih Sayang
Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang yang nyata dari ibu kepada
bayinya. Hubungan batin anatar ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat
menyusui bayi menempel pada tubuh ibu. Bayi bisa mendengarkan detak
jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.
5. Praktis dan Ekonomis
Selain komposisinya yang sempurna, asi juga sangat praktis dan ekonomis.
Sekarang harga susu formula cenderung terus meningkat, memberi asi dapat
mengurangi biaya untuk susu formula yang cukup tinggi. Selain itu asi sangat
praktis, ibu tidak perlu repot mencuci dan merebus botol pada masa
pemberian asi ekslusif, sehingga bisa menambah waktu istirahat bagi ibu,
khususnya di malam hari.
6. Sebagai Alat Kontrasepsi
Pemberian asi secara ekslusif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi.
Walaupun ini hanya berlaku selama 4 bulan setelah melahirkan, dan dengan
catatan harus bersifat ekslusif. Hisapan bayi pada payudara ibu merangsang
hormon prolaktin. Hormon prolaktin dapat menghambat terjadinya
pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan.
Lampiran 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Tali Pusat
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017
Waktu : 10 menit
Sasaran : Ny. S
Tempat : Ruang Bersalin Rasuna Said BLUD RS Sekarwangi

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu dan keluarga bayi, diharapkan
dapat melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat.
2. Memperagakan cara merawat tali pusat dengan benar.
3. Menyebutkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan tali
pusat.
4. Mengetahui tanda-tanda infeksi pada tali pusat

C. Materi
1. Pengertian tali pusat
2. Cara merawat tali pusat
3. Tanda-tanda infeksi pada tali pusat

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media atau Alat
1. Memperagakan teknik

F. Evaluasi
1. Bagaimana cara membersihkan tali pusat?
2. Dapatkan ibu dan keluarga membersihkan tali pusat secara mandiri?
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat?
4. Apa saja tanda-tanda tali pusat yang terinfeksi ?
G. Daftar Pustaka
1. Fajar Gumilar Ahmad. 2013. Perawatan Tali Pusat funiculus umbilicus.
Cimahi
2. Sodikin. 2011. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta. EGC
3. Olalababies. 2013. Ciri-Ciri Tali Pusat Yang Terinfeksi. Jakarta
PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian Tali Pusat Bayi


Tali pusat (Funiculus umbilicalis) adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah
yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin.Tetapi
begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.

B. Cara Membersihkan Tali Pusat


1. Cuci tangan bersih
2. Gunakan handscoon
3. Ambil kapas bulat atau kapas yang sudah dicelupkan kedalam air matang,
lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel
pada perut).
4. Lakukan dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya,
agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh
permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban.
7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas.
Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.

C. Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi


Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu : dari bagian tali
pusat yang dipotong ke arah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar
bagian yang dipotong tidak terkena kotoran dari pusar.

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


1. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau menoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
2. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
3. Teknik Perawatan Tali Pusat Bayi. Dalam perawatan maupun pemotongan
tali pusat bayi itu menggunakan teknik steril. Artinya, dalam setiap
pelaksanaan perawatan dan pemotongan tali pusat bayi itu menggunakan
alat- alat yang steril. Dan dalam setiap proses perawatan itu dianjurkan
untuk sealalu memakai hanscoon.
4. Penggunaan Popok pada bayi. Saat tali pusat dipotong, maka harus
diperhatikan penggunaan popok bayi tersebut. Sebaiknya popok
dipakaikan dibawah pusar. Alasannya adalah agar pusarnya tidak lembab,
karena apabila lembab akan beresiko timbulnya infeksi.

E. Tanda-Tanda Tali Pusat Bayi yang Terinfeksi


1. Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya,seperti
kurang bersih dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat
pemotongan tali pusat bayi menggunakan benda yang tidak steril sehingga
kuman mudah tumbuh dan berkembangbiak.
2. Bau Tidak Sedap
Bau tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat
terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernanah dan berlendir.Selain itu juga
ditandai dengan kemerahan di sekitar pusar.
3. Tidak Banyak Menangis
Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya
banyak tidur.Gejala ini ditandai dengan bayi malas minum,demam dan
yang paling parah sampai terjadi kejang.
POLTTEKMK KESEHATAN KEMENKES BAIYDUNG

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA)

Nama : Bunga Yulianti Pertiwi

NIM t?17324214043

Judul : Aruhan Kebidanan pada Ny,S tlsia Jf Tahun dengan

Ketuban Pecah Dini Di Ruaug Bercalin Blud RS Sekarwangi

Materi Tanda Tangan


No
IIari/ Saran/
yang
Tanggal Rekomendasi Mahasiswa Pembimbing
Dibahas

Jumat, Pengajuan
judul Disetujui,
24Maret la4iutkan
1 Laporan
asuhan dan
201 Tugas Ni Nyoman Sasnitiari,
buatBAB IV
Akhir Bturga Yulianti M.Keb
Pertiwi NrP. 19680622198803200L

Jumat,
/t
(4,
,/l

Perbaikan
2. 31 Maret BAB IV
BAB IV
2017
Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi NrP. 196806221988032001

Rabu,
Perbaikan
/t
tn-
3. 05 April BAB IV
24fi
BAB IV NiN Iu*, Sasnitiari,
Burga Yulianti M.Keb
Pertiwi NlP. 196805221988032001

$
BAB I Perbaiki
Rabu, BAB II BAB I dan
4. 03 Mei BAB III BAB II Ni Nyoman Sasnitiari,
2017
Bunga Yulianti M.Keb
BAB IV ACC BAB III Pertiwi NrP. 196806221988032001
BAB I Perbaiki
II /tA
Senin, BAB BAB I dan
ln_
\-
5. 08 Mei BAB II
2017 Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi N tP. 195806221988032001
POLITEKMK KESEIIATAN KEMENKES BAITDT]NG

BIMBINGAN LAPORAI\ TUGAS AKIIIR (LTA)

Materi Tanda Tansan


Harrl $aranl
No yang
Tanggal Rekomendasi Mahasiswa Pembimbing
Dibahas
BAB I Peftaiki
,/1
Senin, BAB II BAB I dan /t
(5
6. 15 Mei BAB IT
24fi Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi N lP. 196806221988032001
Kamis, BAB I Perbaiki
01 Juni BAB II BAB I dan /
/1,
7. 24fi BAB II
t\
\
Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi NtP. 196806221988032001
BAB I ACC

Selasa,
BAB II BAB I /l
/vl
8. 06 Jrmi
BAB IV Perbaiki L\
2017 BAB II dan Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
BAB IV
Pertiwi N lP. 195806221988032001
BAB II Perbaiki

Jumat,
BAB IV BAB II dan /l
lt4
9. 09 Juni
BAB IV L\
20t7 Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi NrP. 196805221988032001
Kamis, BAB II ACC
/1
15 Juni BAB IV BAB II (n,
10. 2An BAB V Perbaiki
BAB IV
T\ t/

Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
dan BAB V
Pertiwi N r P. 196805 221988A?2W1
POLTTEK}ilK KESEHATAN KEMEIiKES BANDUNG

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKI{IR (LTA)

Materi Tanda Tancan


Hari/ Saran/
No yang
Tanggal Rekomendasi Mahasiswa Pembimbing
Ilibahas
Jumat BAB IV ACC
16 Juni BAB V BAB IV
2At7 BAB VI Perbaiki

11 ABSTRAK BAB V,
BAB VI
dan Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti N{-Keb
ABSTRAK
Pertiwi N I P. 195806221988032001
12. Senin, BAB V Pe$aiki
19 Juni BAB VI BAB V,
24fi ABSTRAK BAB VI
dan

ABSTRAK NiNyoman Sasnitiari,


Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi NtP. 196806221988032001
13. Selasa, BAB V ACC LTA
20 Juni BAB YI
2017 ABSTRAK

Ni Nyoman Sasnitiari,
Bunga Yulianti M.Keb
Pertiwi Ntp. 196806221988032001
POLMEKNIK KESf,EATAN XEMENXES BAIII}UNG
SARAIT{ PEIBAIKANLTA
PROGRAM STI.JDI KEBII}ANAN BOGOIT
TAErr'r{ AxADErtrx Zllfu ..lA.Jk,

p^&o^ Ny r AT- [r? 0,


Judul ITA
Nama
'. Bbt*r,
u,,,qa 'y P
Lc-?n'o 3r-.re,

NIM
' lT3 zit-Lv;,(z
ASPEI( TTA sAn uvrolllEr{rAn
Ittdul (Rebuanfildak Rehandengm bil h r"j* Wo4..!, P S &tan ?aU

Ctr,* I Aq!' h.^"- "

T ,,alla)' tpna"
SEtcmetlka Fenullsan Aqh tq h^-r_ VW
\^tro;o-,n '14 &'ri"!r"1.
ltLvJ*,U\a"^ {.'t(P
[A,"*t*"1" ub,xq tt""r^);(, .
DaJo^ yt^e,^1,-e6L: aw.zz.3< l_

lsl da-T"n ct iun W - <lga-r,^ * *nA:,)-; t4t


v^d )1,t ^
lr,X* f\t-av- g; g$o,p -
b,tpru.lrr,u"-"^r^ &t &aW*t^L*-., +L bk"r
lbt taaumu 'tr.?-.r- tto',r,-t ( lo
0

"ttrfula douay
Perhrdan Perbalkan Halaman p-, ;*** ,
V1g".b, ikLr{Xd 4<q1d&, ,^dlrlea-t6y
Icr \o .

Bogor, tS
- 7 "Za *
penguji

( I
Cat.
Diserahkan langsung ke mahasiswa oleh penguji , .'lNa \lat"&r1aw M - b'z (4h )

e- .TLMdd^ A N V\ .16+ L q, )

C h.)
S-Yt\*z
2 N '' N)Y'u^o'
POLTTEKI\IIK KEStrIIATAN KEMEI\TKES BAI{DUNG

BIMBINGAN PEBBAIKAN SETELAH SIDANG LTA

NAMA Bunga Yulianti Pertiwi

NIM Pt7324214A43

ruDLIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 35


TAHLiN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI
RUANG BERSALIN BLUD RS SEKARWANGI

PEMBIMBING NI I.IYOMAN SASNITIARI, M.KEB


PENGUJI l. rNA HANDAYANI M.KEB
2. FUADAH ASHRI N, M.KEB

Mate'ri TsndaT+nBm
Hari Saran Atau
No Yang
Tanggal Rekomeirdasi
Dibahas Mahasiswa Pembimbing

I Sabtu,
15 Juli
2017
Keseluruhan
LTA
Revisi
Pe,nulisan q
NI NYOMAN SASMTIARI. M,KEB
NIP. 1 9680622 1 98803200 I

INAI{ANDAYAM.M,KEB
NIP. I 980 r 0I s20p.2122$)2

Bmga Yulianti
Pertiwi
NIP. 1 98 50927 2448722041
2 Senin, Keseluruhan ACC
LTA
17Juli
20t7

INA}iANDAYANI.M-KEB
NIP. 1 980 I0 1 52002122042

Anda mungkin juga menyukai