Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INFEKSI NIPAH VIRUS

Oleh
Kelompok 6 :

1. Alif Hernanda (221210725)


2. Dinda Lamedhania Debora (221210730)
3. Mustika Gheofani Harianto (221210741)

DOSEN PEMBIMBING:
Bapak Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pendidikan.

Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen kami Bapak Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes selaku Dosen mata kuliah
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Dan makalah ini juga dapat di buat
untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku modul pelajaran
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 17 Maret 2023

Kelompok 6

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Infeksi Nipah Virus dan Gejalanya...............................................................3

B. Cara Penularan Infeksi Nipah Virus ............................................................ 5

C. Cara Pencegahan Infeksi Nipah Virus.......................................................... 6

BAB III PENUTUP................................................................................................8

A. Kesimpulan................................................................................................... 8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wabah Nipah pertama kali dilaporkan di Malaysia pada bulan September
1998. Sejak saat itu sampaidengan bulan April 1999, penyakit Nipah telah
menyebabkan 105 orang meninggal dunia dan 1,1 juta ekor babi dimusnahkan
(YOHARA et al ., 2001) . Pada mulanya, penyakit ini diduga sebagai Japanese
encephalitis (JE), karena adanya gejala ensefalitis pada penderita serta kejadiannya
berhubungan erat dengan kejadian penyakit yang sama pada babi . Namun
berdasarkan epidemiologi penyakit dan konfirmasi uji laboratorium yang dilakukan
di Amerika, dan Australia, ternyata kasus ensefalitis tersebut disebabkan oleh virus
dari genus Morbili, yang secara serologis bereaksi dengan virus Hendra (CHUA et
al., 1999) .

Namun sekuen genom virus ini tidak identik dengan virus Hendra, sehingga
virus ini dinamakan virus Nipah sesuai dengan nama tempat terjadinya kasus ini
pertama kali di Sungai Nipah, negara bagian Negeri Sembilan. WANG et al. (2000)
menunjukkan bahwa secara biomolekuler, virus Nipah dapat dibedakan dengan
virus Hendra, meskipun pada uji penyaringan, reaksi silang diantara virus-virus
yang berasal dari Genus Morbilivirus dapat terjadi (WANG et al ., 2000) .
Mengingat penyakit ini masih barn, sangat berbahaya dan tempat kejadiannya
berada sangat dekat dengan wilayah Indonesia, maka penyakit Nipah perlu
mendapat perhatian yang serius . Diharapkan dengan mempelajari virus penyebab
Nipah ini akan memberikan gambaran dan meningkatkan kewaspadaan serta
tindakan antisipasi akan masuknya Nipah ke wilayah Indonesia.

Virus Nipah merupakan penyakit virus yang disebabkan oleh Virus Nipah, s
emacam virus Morbili dalam keluarga Paramixoviridae. Penyakit ini dapat menginf
eksi kuda, kucing, anjing, kelelawar buah, tikus, kambing dan burung; Namun, babi
juga dipengaruhi oleh virus yang umumnya menunjukkan gejala klinis yang besar k
etika mereka terinfeksi (Wanget al ., 2000). Penyakit Nipah memiliki nama lain dia
ntaranya Porcine Respiratory and Neorological Syndrome (PRNS), Porcine Respira

1
tory and Enchepalitis Syndrome (PRES), dan Barking Pig Syndrome(BPS) (Halpin
dan Mungall, 2007).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Infeksi Nipah Virus dan Gejala dari Infeksi Nipah Virus ?

2. Bagaimana Cara Penularan Infeksi Nipah Virus ?

3. Bagaimana Cara Pencegahan dari Infeksi Nipah Virus ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Apa itu Infeksi Nipah Virus dan Gejalanya.

2. Untuk Mengetahui Cara Penularan Infeksi Nipah Virus.

3. Agar Dapat Memahami Cara Pencegahan dari Infeksi Nipah Virus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Infeksi Nipah Virus dan Gejalanya

1. Infeksi Nipah Virus

Penyakit Nipah sering disebut sebagai Porcine Respiratory and


Neurological Syndrome, Porcine Respiratory and Encephalitis Syndrome
(PRES) atau Barking Pig Syndrome (BPS) (NORDIN dan ONG, 1999).
Sebutan lain adalah one mile cough (karena suara batuk hewan penderita yang
sangat keras) . Penyakit ini disebabkan oleh virus Nipah, yang merupakan
virus ribonuclei acid (RNA), dan termasuk dalam Genus Morbilivirus, famili
Paramyxoviridae. Penyakit ini dapat menginfeksi kuda, kucing, anjing, kelela
war buah, tikus, kambing dan burung; Namun, babi juga dipengaruhi oleh vir
us yang umumnya menunjukkan gejala klinis yang besar ketika mereka terinfe
ksi (Wanget al ., 2000). Virus Nipah mempunyai amplop dan berdiameter
antara 160 nm hingga 300 nm.Virus ini tidak tahan terhadap bahan pelarut
lemak, seperti eter, formalin, (3-propiolakton dan detergen . Selain itu, virus
Nipah tidak tahan terhadap pH asam serta pemanasan pada suhu 56°C selama
lebih dari satu jam . Namun demikian, virus ini sangat stabil pada kondisi suhu
-70°C, dan pada pH 7,0-8,0 (CHUA et al., 1999).

Reservoir alami untuk virus Nipah ialah kelelawar buah dari genus
Pteropus (flying foxes). Kelelawar buah tersebut tersebar di daerah tropis dan
subtropis Asia dan benua Australia. Sebagai reservoir alami, kelelawar ini
tidak menunjukkan gejala namun virus ditemukan pada saliva, urin, semen dan
feses. Pada KLB di Malaysia, babi dan kelelawar telah terbukti memainkan
peranan yang sangat penting. Kelelawar bertindak sebagai reservoir alami,
sedangkan babi bertindak sebagai inang perantara (host intermediate) yang
mampu mengamplifikasi virus, yang siap ditularkan ke manusia.

3
2. Gejala Infeksi Nipah Virus

Gejala-gejala yang dilaporkan secara kelompok ialah :1,3-5

a. Demam yang biasanya terjadi secara mendadak.1,3,4

b. Gejala saluran pernapasan dimana pada sebagian pasien didapatkan adan


ya gejala radang saluran pernapasan seperti batuk yang tidak produktif m
enyerupai keaadaan flu berat dengan manifestasi pneumonitis. Gejala per
napasan yang lain seperti hipoventilasi dan hiperkapnia, dan hal ini dapat
disertai dengan gangguan pernapasan yang berat sehingga memerlukan al
at bantu napas.Pada gambaran foto paru dapat terlihat adanya bintik gran
uler atau infiltrat pada lapang paru. Beberapa pasien bisa mengalami gan
gguan pernapasan seperti pneumonia atipikal atau acuterespiratory distres
s syndrome (ARDS). Di Bangladesh gejala gangguan pernapasan berat se
ring ditemukan, dimana 62% pasien mempunyai batuk, 69% mengalami
kesulitan bernapas dan ditemukan adanya infeksi yang luas pada kedua la
pangan paru serta angka kematian sebesar 73%, 9 sedangkan di Malaysia
didapatkan 14% pasien mengalami batuk tidak produktif, 6% mempunyai
paru abnormal namun umumnya ringan dan bersifat setempat dengan ang
ka kematian sebesar 39%.

c. Gejala susunan saraf umumnya dimulai dengan sakit kepala, rasa mengan
tuk, gangguan orientasi seperti bingung, kaku kuduk serta kejang (25% k
asus). Termasuk gejala neurologik yang pernah dilaporkan ialah ganggua
n fungsi serebelar seperti gangguan berjalan, kehilangan keseimbangan tu
buh, dismetri dari kedua tungkai serta disdiakokinesia. Juga dilaporkan hi
langnya refleks tendon, diikuti adanya reflex patologik Babinski yang pos
itif, paresis dari mono hingga kuadriparesis, ataksia, sindroma Homer, ha
lusinasi visual serta audiologis. Juga dilaporkan adanya gangguan bicara
(disfoni), gangguan penglihatan, mioklonus serta kelumpuhan otot abdus
ens. Gambaran keterlibatan SSP biasanya merupakan gambaran keterlibat
an batang otak. Gejala-gejala neurologik dapat menjadi berat sehingga ter
jadi kondisi koma (60% kasus) dalam waktu 24-48 jam serta pasien dapat
mengalami hipertensi berat, peningkatan curah jantung dan demam tinggi
sehingga umumnya memerlukan ventilasi mekanik. Beberapa pasien men

4
galami relaps ensefalitis atau late onset encephalitis.1,3-5 Di Bangladesh
ditemukan 1/3 kasus mempunyai gangguan neurologik sesudah 7-30 bula
n terinfeksi.11

d. Gejala-gejala lainnya meliputi hilangnya nafsu makan, mual, muntah, nye


ri otot tubuh (mialgia).

B. Cara Penularan Infeksi Nipah Virus

Penularan infeksi Nipah Virus

Penularan Virus Nipah dapat melalui:

a. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar, babi,


atau cairan hewan (seperti darah, urin, air liur, feses)

b. Mengkonsumsi produk makanan (seperti nira sawit atau buah) yang telah

terkontaminasi cairan tubuh hewan yang terinfeksi

c. Kontak dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuhnya (termasuk
droplet, urin, atau darah)

5
Meskipun mekanisme penularan penyakit ini belum banyak diungkap,
tetapi kelelawar diduga merupakan reservoir yang baik bagi penularan virus
Nipah (WANG et al., 2000) . Namun demikian kelelawar tidak dapat menularkan
penyakit ini langsung ke hewan lainnya, melainkan melalui hewan babi . Babi
merupakan inang yang dapat mengamplifikasi virus Nipah dalam jumlah cukup
besar sehingga siap menular ke hewan babi lainnya, ke kuda, anjing, serta
manusia . Penularan penyakit harus melalui rute inhalasi, aerosol atau kontak
langsung dengan darah, cairan tubuh atau cairan ekskresi (urin, saliva),
gelembung air yang dikeluarkan melalui pernafasan baik melalui mulut maupun
hidung babi yang terinfeksi, tetapi hal ini tidak terjadi dengan kelelawar
(DANIELS et al., 1999). Sumber penularan penyakit selain dari ternak babi tidak
pernah dilaporkan .

Cara penularan infeksi Nipah yang harus melalui kontak langsung dengan
sekresi dari hewan yang terinfeksi, selaras dengan sifat-sifat dari kelompok virus
Morbili yaitu virus morbilli dapat tumbuh pada seluruh tubuh inang, tetapi
tempat predileksi yang baik banyak ditemukan pada sel mukosa alat pernafasan,
sehingga merusak sel tersebut. Akibatnya, sel terlepas dan virus terekskresi
dalam gelembung-gelembung udara melalui pernafasan dan dalam air seni
melalui saluran kemih yang dapat menyebarkan virus kelompok Morbili apabila
kontak dengan induk semang yang peka (GRESSER dan KATZ, 1960) .

Berdasarkan sifat virus dari genus Morbili yang umumnya tahan hidup
dalam cairan ekskresi atau gelembung udara, maka penularan secara aerosol
(inhalasi) merupakan cara yang sangat efektif bagi penyebaran infeksi Nipah dari
babi ke babi sehingga morbiditasnya sangat tinggi .

C. Cara Pencegahan Infeksi Nipah Virus

1. Menghindari kontak dengan kelelawar di daerah endemik dan babi yang sakit,

2. Tidak menjadikan buah berkas dimakan kelelawar untuk pakan babi.

3. Melakukan tindak karantina terhadap babi baru, apalagi babi yang berasal dari
luar daerah atau babi import. Babi baru sebaiknya tidak langsung masuk ke
peternakan, tetapi dikandangkan di luar peternakan untuk beberapa waktu atau

6
dikarantina. Pemerintah juga telah mengawasi dengan ketat pemasukan babi
dari luar negeri melalui Balai Karantina kita.

4. Menjaga sanitasi kandang dan lingkungannya supaya tidak menjadi sarang


kelelawar, serta membersihkan kandang secara teratur dengan desinfektan,

5. Menertibkan orang yang keluar-masuk kandang, misalnya di pintu peternakan


diisi tulisan “yang tidak berkepentingan dilarang masuk kandang”. Petugas
kandang menggunakan pakaian dan alas kaki yang bersih dan khusus untuk di
kandang. Pembeli babi tidak perlu masuk ke kandang dan kendaraan
pengangkut babi harus disemprot dengan desinfektan sebelum memasuki
halaman kandang.

6. Memelihara ternak dengan baik, memberikan pakan yang cukup dan


mengupayakan agar keadaan kandang selalu bersih, kering dan hangat.

7. Memperkuat protokol untuk praktik pengendalian infeksi standar untuk


mencegah penyebaran dari orang ke orang,

8. meningkatkan kesadaran tentang tanda, gejala dan risiko Niv pada populasi
berisiko tinggi karena lokasi geografis, riwayat kontak dan bekerja di
lingkungan fasilitas kesehatan.

9. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, konsumsi gizi
seimbang, istirahat cukup, etika batuk/bersin, kelola komorbid.

10. Tidak mengonsumsi aren/nira langsung dari pohonnya karena kelelawar


dapat mengkontaminasi.

11. Menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk
cairan tubuhnya

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulis makalah ini yang dapat diambil yaitu Virus Nipa
h yang merupakan penyakit virus yang disebabkan oleh Virus Nipah yang
merupakan virus ribonuclei acid (RNA), semacam virus Morbili dalam keluarga Pa
ramixoviridae. Penyakit ini dapat menginfeksi kuda, kucing, anjing, kelelawar buah,
tikus, kambing dan burung. Gejala infeksi nipah ini mulai dari demam, batuk, sakit
kepala, rasa mengantuk dan sebagainya.

Penularan penyakit nipah ini bermaca-macam mulai dari Kontak


langsung dengan hewan yang terinfeksi,Mengkonsumsi produk makanan (seperti
nira sawit atau buah) yang telah terkontaminasi cairan tubuh hewan yang terinfeksi
dan Kontak dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuhnya (termasuk
droplet, urin, atau darah).

Cara pencegahannya seperti Menghindari kontak dengan kelelawar di dae


rah endemik dan babi yang sakit, Tidak menjadikan buah berkas dimakan kelelawar
untuk pakan babi, Menjaga sanitasi kandang dan lingkungannya supaya tidak menj
adi sarang kelelawar, serta membersihkan kandang secara teratur dengan desinfekta
n, dan sebagainya.

B. Saran

penyakit nipah tidak bisa dianggap sepele karena dapat menyebabkan


bermacam gejala bahkan sampai kematian, maka dari itu mari kita menjaga
kesehatan lingkungan dan kesehatan diri sendiri agar terhindar dari segala penyakit
apapun

8
DAFTAR PUSTAKA

Sendow, I., & Adjid, R. M. A. (2005). Penyakit nipah dan situasinya di indonesia.
Wartazoa, 15(2), 66–71.
Widarso, Suroso T, Caecilia W, Endang B & Wilfried P, 2000. Kesiagaan kesehatan
dalam antisipasi penyebaran virus Nipah di Indonesia. In Diskusi panel
“Penyakit Japanese Encephalitis (JE) di Indonesia.” Jakarta: Badan Litbang
Pertanian, Puslitbang Peternakan, p. 8.
Soedarma SP, Garna H, Hadinegoro SR, Satara IH. Virus Nipah. In: Soedarma SP,
Garna H, Hadinegoro SR, Satara IH, editors. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis (2nd ed).

Anda mungkin juga menyukai