Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PENYAKIT AVIAN INFLUENZA


(FLU BURUNG)

Dosen Pembimbing:
Ns. Leo Rulino M.Kep

Disusun Oleh:
1. Amelia Alga Finanti (01824002)
2. Ota Nurhariyanti (01824023)

AKADEMIK KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA


2019

i
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Penyayang, Kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal
Bedah dengan Penyakit Avian Influenza atau disebut Flu Burung. Kami menyadari
bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun penulisannya.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu saja kelompok kami mengalami
banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini,
kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada yaitu Ns.Leo Rulino,M.Kep yang
telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.

Jakarta, 19 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................Ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN ...............................................................................1
1. TUJUAN UMUM ...................................................................................1
2. TUJUAN KHUSUS ................................................................................1
C. RUANG LINGKUP .....................................................................................1
D. METODE PENULISAN ..............................................................................2
E. SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MEDIS ..........................................................................3
1. PENGERTIAN .......................................................................................3
2. ANATOMI FISIOLOGI........................................................................4
3. ETIOLOGI .............................................................................................4
4. PATOFISIOLOGI .................................................................................4
5. PATOFLOW DIAGRAM .....................................................................5
6. MANIFESTASI KLINIS .......................................................................6
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG ..........................................................6
8. PENATALAKSANAAN MEDIS ..........................................................7
9. KOMPLIKASI .......................................................................................9
10. DISCHANGE PLANNING ...................................................................9
B. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN ......................................................10
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ...........................................................10
C. INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................................10
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN .................................................10
E. EVALUASI KEPERAWATAN ............................................................10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................................12
B. SARAN ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................13
LAMPIRAN ..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Flu Burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang menyerang burung/ungags dan manusia.
Wabah penyakit flu burung (FB) yang melanda dunia, khususnya kawasan
Asia, memang sangat menjadi perhatian, baik masyarakat luas maupun badan
kesehatan dunia seperti WHO. Tipe yang diwaspadai adalah yang disebabkan
oleh influenza dengan kode genetic H5N1 (H: Haemagglutinin, N:
Neuramidase). (WHO = Avian Influenza, 2004).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan dengan
masalah virus Flu Burung.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh gambaran tentang pengkajian dengan masalah virus flu
burung
b. Memperoleh gambaran dan pengdiagnosaan dengan masalah virus flu
burung
c. Memperoleh gambaran tentang rencana keperawatan dengan masalah
virus flu burung
d. Melakukan tindakan keperawatan dengan masalah virus flu burung
e. Memperoleh gambaran tentang factor penunjang dan factor
penghambar dalam menerapkan asuhan keperawatan dengan masalah
virus flu burung

C. Ruang Lingkup
Makalah ini dirancang dengan sistematis memberikan edukasi kepada
petugas untuk meningkatkan keperduliannya dinegri ini dalam program
pemberantas dan pencegahan dengan masalah virus flu burung. Diharapkan

1
makalah ini dapat diterima sebagai masukan dalam pemberantasan dan
pencegahan virus flu burung.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan dalam menulis makalah ini adalah
melakukan referensi terhadap beberapa buku dan jurnal.

E. Sistem Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematis sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan
Terdiri dari : Latar Belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan Teori
A. Meliputi konsep dasar penyakit yaitu terdiri dari pengertian, anatomi
fisiologi, etiologi, patofisiologi, pathoflow diagram, tanda dan gejala,
pemeriksaan penujang, penatalaksanaan medis, komplikasi, dan
dischange planning.
B. Meliputi pengkajian keperawatan, diagnose, intervensi, implementasi,
dan evaluasi
3. BAB III : Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian Flu Burung
Flu burung merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat
membunuh seluruh ternak unggas diarea usaha perternakan. Flu burung
merupakan penyakit berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat
kearea perternakan lainnya dan diseluruh tanah air. Flu burung berbahaya
karena banyak jenis flu burung dapat menyebabkan manusia sakit dan
meninggal. (buku petunjuk bagi paramedic veteriner, mei 2005).
Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza type A yang ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung
ditularkan oleh virus Avian Influenza jenis H5N1 pada unggas
dikonfrimasikan telah terjadi di replubik Korea, Vietnam, Jepang,
Thailand, Kamboja, China, Taiwan, Laos, Indonesia, dan Pakistan.
Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas
yang terinfeksi. (Balitbang Depkes, 2005)
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang menyerang burung/unggas dan manusia. Salah satu tipe
yang diwaspadai adalah yang disebabkan oleh influenza dengan kode
genetic H5N1. (WHO : Avian Influenza, 2004).
Penderita konfrim H5N1 dapat dibagi menjadi 4 kategori sesuai beratnya
penyakit. (MOPH Thailand, 2005)
 Derajat I : Penderita Pneumonia
 Derajat II : Penderita dengan Pneumonia derajat sedang dan tanpa
gejala nafas
 Derajat III : Penderita dengan Pneumonia berat dan dengan gagal
nafas
 Derajat IV : Pasien dengan Pneumonia berat dan Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau dengan Multiple
Organ Failure (MOF)

3
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Hidung menghirup O2 → lalu disaring oleh Silia → dan menuju ke
Faring, Faring menghantarkan udara menuju → Laring. Laring menuju ke
→ Trakea, Trakea bercabang menjadi 2 yaitu; Paru-Paru Kiri dan Paru-
Paru Kanan → lalu di Paru-paru terdapat Bronkus, Bronkus kanan ada 3
Lobus dan Bronkus kiri ada 2 Lobus → Bronkus memiliki Cabang yaitu
Bronkiolus, ada Bronkiolus Terminalis dan Bronkiolus Respiratoris →
lalu menuju ke Alveoli untuk berdifusi O2 dan CO2.

3. Etiologi
Merupakan virus influenza tipe A, termasuk famili orthomyxoviridae
dengan penyebaran melalui udara (droplet infection) dan dapat berubah-
ubah bentuk. Virus ini terdiri dari Hemaglutinin (H) Neuramidase (N).
kedua huruf digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang
banyak jenisnya .pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H3N3, H5N1,
H9N7, H7N7, sedangkan pada binatang H1H5 dan N1N9. Strain yang
sangat virulen/ganas dan meyebabkan flu burung adalah dari subtipe A
H5N1 dan virus tersebut dapat bertahan di air sampai 4 hari pada suhu
22oC dan lebih dari 30 hari pada 0̊C. virus akan mati pada pemanasan
600C selama 30 menit/560C selama 3 jam dan dengan detergen,
desinfektan misal formalin cairan yang mengandung iodine. (Sudoyo
Aru)

4. Patofisiologi
Virus influenza A suptype H5N1masuk kedalam tubuh manusia karena
adanya kontak dengan unggas atau produk (lender, kotoran, darah dan
lain sebagainya) yang terinfeksi virus flu burung infeksi virus masuk ke
dalam saluran pernafasan, dan terjadilah replikasi virus sangat cepat.
Terjadinya replikasi virus sangat cepat merangsang pembentukan
sitokinin termasuk IL-1, IL-6 TNF Alfa yang kemudian masuk sirkulasi
sistemik yang menimbulkan gejala demam, malaise, myalgia, dan
sebagainya. Seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh
maka virus masuk sirkulasi darah sistemik dan organ tubuh lainnya.
Pembentukan sitokinin akibat replikasi virus tersebut juga akan merusak

4
jaringan paru yang luas dan berat yang bisa menyebabkan pneumonia
interstitial. Proses berlanjut dengan terjadinya eksudasi dan edema
intraalveolar, pembentukan hyaline dan fibroblast sel radang akan
memproduksi banyak sel mediator peradangan, keadaan ini akan
menyebabkan difusi oksigen terganggu, terjadilah hipoksia (kedinginan)
atau anoksia (kekurangan oksigen) yang dapat merusak organ lain,
keadaan ini bisa terjadi dengan cepat yang dapat mengakibatkan kematian
secara mendadak karena proses yang irreveraible. (Tamher, 2009, p. 6)

5. Patoflow Diagram
- 6.
Melalui udara, air, Unggas terinfeksi virus
makanan unggas yang influenza A H5N1 Hambatan mobilitas
terinjeksi. fisik
- Kontak dengan kotoran
Infeksi sel epitel saluran
unggas
nafas Kelemahan
- Kontak dengan unggas
hidup yang sakit atau
terinfeksi flu burung Pembentukan
- Menyentuh produk Proinflammatory malaise
unggas yang terinfeksi Cytocine termasuk
flu burung interleukin-1,
interleukin-6 myalgia

hipertermia
nyeri

demam Kerusakan jaringan


paru

evaporasi
Eksudasi dan edema Gagal difusi oksigen
intra alveolar
Kekurangan volume
cairan hipoksia
Ketidak efektifan
bersihan jalan nafas
Gangguan pertukaran
gas

MATI

5
6. Manifestasi Klinis
1. Masa inkubasi 3 hari dengan rentang 2-4 hari
2. Batuk, pilek, demam >38oC
3. Selfagia, nyeri tenggorokan, myalgia, dan malaise
4. Diaere, konjungtivitis
5. Flu ringan hingga berat, pneumonia, dan banyak yang berakit dengan
ARDS.
6. Kelainan laboratorium, leucopenia, limfopenia, dan trombositopenia.
7. Gangguan ginjal (sebagian besar), berupapeningkatan ureum dan
kreatinin.
8. Gejala pada unggas:
- Jengger berwarna biru
- Borok di kaki
- Kematian mendadak
9. Tanda dan gejala lain pada anak-anak :
- Nafas terengah-engah
- Kulit menjadi kehitaman/keabuan
- Malas minum
- Muntah-muntah
- Tidak bisa bangun dan berinteraksi dengan baik
- Tidak mau disentuh
- Terkadang hilang tetapi demam dan batuk masih ada.

7. Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan Kimia darah
Albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, kreatin, kinase,
analisis gas darah. umumnya di jumpai penurunan albumin,
peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum dan kreatinin,
peningktan kreatin kinase, analisis gas darah dapat normal atau
abnormal. kelainan laboratorium sesuai dengan perjalanan penyakit
dan kompliksi yang di temukan.
2. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin,leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, limfosit total,
umumnya Ditemukan leukopeni, limfositopeni dan trombositopeni.

6
3. Uji RT-PCR untuk H5
4. biasaka dan identifikasi virus influenza Ac subtipe H5N1.
5. Uji serologi
6. Uji penampisan
- rapid test untuk mendektesi influenza A
- ELISA utuk indefikasi H5N1
7. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan lateral harus di lakukan pada setiap
tersangka flu burung. Gambaran infiltrat di paru menunjukkan bahwa
kasus ini adalah pneumonia. Pemeriksaan lain yang di anjurkan
adalah pemeriksaaan CT Scan untuk kasus dengan gejela klink flu
burung tetapi hasil foto toraks normal sebagai langkah diagnostik dini.
8. Pemeriksaan post mortem
Pada pasien yang meninggal sebelum diangnosis flu burung
tertegakkan, di anjurkan untuk mengambil sediaan postmortem
dengan jalan biopsi pada mayat (necropsi), specimen dikirim untuk
pemeriksaan patologi anatomi dan PCR.

8. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan umum
1. Pelayanan di fasilitas kesehatan non rujukan flu burung.
- Pasien suspek flu burung langsung diberikan Oseltamivir
2x75 mg (jika anak,sesuai dengan berat badan) lalu dirujuk
ke RS rujukan flu burung.
- Untuk puskesmas yang terpencil pasien diberi pengobatan
oselvatamivir sesuai skoring dibawah ini,sementara pada
puskesmas yang tidak terpencil pasien langsung di rujuk ke
RS rujukan. Kriteria pemberian oseltamivir dengan system
skoring, dimodifikasi dari hasil pertemuan workshop “case
managemen” dan pengembangan laboratorium regional
alvian influenza,bandung 20-23 april 2006.

7
skor/gejala 1 2
Demam <38°C >38°C
RR N >N
Ronki Tidak Ada Ada
Leucopenia Tidak Ada Ada
Kotak Tidak Ada Ada
Jumlah
Skor:
6-7 = evaluasi ketat ,apabila meningkat (>7) diberikan oseltamivir
>7 = diberi oseltamivir
Batasan frekuensi Nafas:
<2 bl = >68x/menit
2 bl - <12 bl = >50x/menit
>1th - <5 th = > 40x/menit
5th - 12th = > 30x/menit
>13 = > 20x/menit
Pada fasilitas yang tidak ada pemeriksaan leukosit maka pasien dianggap
sebagai leukopeni (skor=2)
- Pasien ditangani sesuai rujukan

2. Pelayanan rumah sakit rujukan


a. Pasien suspek H5N1, probable dan di konfirmasi di rawat diruang
isolasi
b. Petugas triase memakai APD ,kemudian segera mengirim pasien ke
ruang pemeriksaan.
c. Petugas yang masuk ke ruang pemeriksaan tetap menggunakan APD
dan melakukan kewaspadaan standar.
d. Melakukan anamnesis ,pemeriksaan fisik.
e. Pemeriksaan laboratorium sesuai dengan foto toraks.setelah
pemeriksaan awal,pemeriksaan rutin (hematologi dan kimia)di ulang
setiap hari sedangkan HI di ulang pada hari pertama,kedua,dan ketiga
perawatan ,pemeriksaan serologi dilakukan pada hari pertama dan
diulang setiap lima hari.

8
f. Penatalaksaan di ruang inap.
- Perhatikan : keadaan umum,kesadaran ,tanda vital (tekanan
darah,nadi,frekuensi napas,suhu ) bila fasilitas tersedia ,pantau
saturasi oksigen dengan alat pulse oxymetry.
- Terapi suportif: terapi oksigen ,terapi cairan ,dll

9. Komplikasi
Komplikasi dari Flu Burung adalah:
Komplikasi akan terjadi bila pasien terlambat dibawa ke Rumah Sakit
untuk mendapatkan perawatan. Adapun komplikasinya adalah Gagal
Nafas dan Gagal Multi Organ yang ditandai dengan gejala tidak
berfungsinya ginjal dan jantung, sampai dengan sepsis dan bahkan
kematian.

10. Discharge Planning


Pencegahan transmisi dilakukan dengan isolasi yang baik, selalu cuci
tangan, memakai sarung tangan, penggunaan bahan dekontaminan atau
desifektan. Perlu dilakukan pula kewaspadaan berdasarkan transmisi
sesuai cara penularan (kontak, droplet & airbone). Penanganan limbah
juga bagian yang sangat penting untuk pencegahan penularan. Adapun
pencegahannya baik pada hewan ataupun pada manusia.
1. Pada unggas
- Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
- Vaksinasi pada unggas yang sehat
2. Pada Manusia
- Kelompok berisiko tinggi (pekerja perternakan atau pedagang)
- Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja
- Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung
- Menggunakan alat pelindung diri. (contoh; masker dan
pakaian kerja)
- Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja
- Membersihkan kotoran unggas setiap hari
3. Masyarakat Umum

9
- Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan yang
bergizi dan istirahat cukup
- Mencegah unggas dengan cara yang benar, yaitu;
Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit
pada tubuhnya). Memasak daging ayam sampai dengan suhu
±800°C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu
±640°C selama 4,5 menit.
B. Asuhan Keperawatan
N Diagnosa HYD Intervensi Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
1 Ketidakefekti Setelah  Ajurkan  Mengajurk S:
fan bersihan melakukan pasien cara an pasien pasien
jalan nafas tindakan batuk cara batuk mengatak
b.d faktor keperawatan efektif efektif an batuk
lingkungan selama 2x24  Ajarkan  Mengajark sudah
jalan nafas jam.diharapkan pasien an pasien mereda
ditandai saluran nafas tekneik teknik
dengan klien bersih nafas dalam nafas dlam O : pasien
dyspnea saat Dengan KH:  Anjurkan  Mengajark terlihat
di askultasi  Mendemont pasien an pasien tidak
terdengar rasikan untuk untuk batuk lagi
ronci,klien batuk efektif istirahat istirahat
mengeluh dan suara  Ajarkan yang A:
batuk nafas yang teknik cukup Masalah
berdahak . bersih tidak relaksasi  Mengajark teratasi
DS : ada sianopsi an teknik
- klien dan diapneu Kalaborasi relaksasi P:
mengatak (mampu pemberian intervensi
an sesak mengeluark obat kalaborasi dihentikan
nafas an pemberian
sejak sputum,ma obat
kemarin mpu
sore bernafas

10
- Klien dengan
mengeluh mudah )
batuk  Mengajarka
DO: n teknik
- Terdenga nafas dalam
r suara (klien tidak
ronci merasakan
- Pasien tercekik
tampak ,frekuensi
sesak pernapasan
dalam
rentang
normal,tidak
ada suara
abnormal)
Mampu
mengindentifika
si dan mencegah
factor yang
dapat
menghambat
jalan nafas.
2 Hipertemia Setelah  Ajarkan  Mengajarka S : Klien
b.d dilakukan cara n cara mengatak
penyakit d.d tindakan mengatasi mengatasi an sudah
suhu tubuh keperawatan suhu tubuh suhu tubuh tidak
kenaikaan 1x24 jam yang tinggi yang tinggi panas lagi
suhu tubuh diharapkan suhu  Monitor  Memonitor
pasien. tubuh pasien tekanan kan tekanan O : suhu
DS : dalam batas darah,nadi darah batas
- klien normal dan RR tinggi,nadi, pasien
meng Dengan KH : dan RR sudah
ataka  suhu Kalaborasi kembali

11
n tubuh pemberian Berkalaborasi normal
badan dalam cairan pemberian
nya rentang intravena cairan A:
dema normal intravena Masalah
m  Nadi dan teratasi
sejak RR
kemar dalam P:
ian rentang intervensi
sore normal di
DO :  Tidak hentikan
SH: >38oC ada
pusing

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang menyerang burung/unggas dan manusia. Salah satu tipe
yang diwaspadai adalah yang disebabkan oleh influenza dengan kode
genetic H5N1. Dalam perkembangannya virus penyebabnya mengalami
mutasi genetic sehingga juga dapat terinfeksi manusia.
b. Diagnose yang mungkin muncul pada kasus flu burung adalah:
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d faktor lingkungan jalan
nafas ditandai dengan dyspnea saat di askultasi terdengar ronci,klien
mengeluh batuk berdahak.
- Hipertemia b.d penyakit d.d suhu tubuh kenaikaan suhu tubuh pasien.

B. Saran
Dalam pembuatan Asuhan Keperawatan diharapkan proses pengkajian,
pelaksanaan dan pendokumentasian harus dilakukan secara cermat dan
lengkap karena hal tersebut digunakan sebagai indicator dalam menentukan
diagnose dan tindakan keperawatan yang tepat dalam meningkatkan status
kesehatan pasien

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk bagi Paramedik Veteriner, 2005. Pencegahan dan pengendalian flu
burung (Avian Influenza) pada perternakaan unggas skala kecil.
Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI, 2005. Flu burung Jakarta.
MOPH Thailand, 2005 Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA NIC-NOC 2015.
Tamher. (2009). Flu burung: Aspek Klinis dan Epidemiologis. Jakarta: Salemba
Medika

14
LAMPIRAN

persiapan pakan yang diberi obat

Biosecurity kandang unggas

Vaksin virus flu burung

15

Anda mungkin juga menyukai