Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAMPAK INTERVENSI REHABILITASI MEDIK TERHADAP KUALITAS

HIDUP PENYANDANG DISABILITAS TINGKAT 2 PENDERITA KUSTA DI


RS.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

(ANALYSIS OF THE IMPACT OF MEDICAL REHABILITATION INTERVENTION ON THE


QUALITY OF LIFE OF PERSONS WITH LEVEL 2 DISABILITIES IN RS TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR)

Oleh:
dr.Amelia Virshany Latif
NIM : C215202002

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK


DAN REHABILITASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Microbacterium leprae,
yang terutama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit dan jaringan tubuh
lainnya, seperti mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata,
otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat. Penyakit ini merupakan penyakit
infeksius dengan waktu inkubasi yang panjang sampai bertahun-tahun.(1,2)
Di seluruh dunia, lebih dari 200.000 kasus kusta baru terdeteksi setiap tahun . Angka ini cukup stabil
dalam 8 tahun terakhir dengan menunjukkan penularan yang sedang berlangsung. Pada tahun 2013, 14
negara melaporkan lebih dari 1000 kasus baru, dimana tiga negara - India, Brazil dan Indonesia -
menyumbang lebih dari 80% dari semua kasus di dunia . Penyebaran kusta dilokalisasi ke sejumlah
negara tertentu . Juga di dalam negara, kusta ditemukan tersebar tidak merata.(1,3)
Penyakit kusta merupakan penyakit yang menimbulkan masalah kompleks, baik dari segi
medis maupun dari segi sosial. Stigmatisasi yang paling sering pada penderita kusta adalah
rasa malu, diikuti oleh masalah untuk menemukan pasangan perkawinan, masalah dalam
pernikahan, dan masalah dalam mencari pekerjaan, hal ini memungkinkan terjadinya
kecemasan, depresi, isolasi, permasalahan dalam hubungan keluarga dan persahabatan.
Untuk merubah persepsi tersebut perlu adanya pemberian informasi yang benar, sehingga
pemahaman masyarakat terhadap penderita kusta yang keliru dapat diperbaiki.(4,5)
Pemberantasan penyakit kusta secara global telah menjadi target sejak lama. Pada tahun 1991,
World Health Assembly ke-44 telah menjadikan target eliminasi sebagai masalah kesehatan
masyarakat, yang didefinisikan sebagai pengurangan prevalensi menjadi kurang dari 1 kasus per
10.000 penduduk pada tahun 2000. Meskipun target ini telah terpenuhi di tingkat global, eliminasi
kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat belum tercapai di beberapa negara endemis, khususnya di
tingkat subnasional. Baru-baru ini, WHO telah menyusun peta perjalanan 17 penyakit tropis terabaikan
termasuk kusta untuk mengurangi dampak globalnya. Sasaran penyakit kusta adalah (1) gangguan
transmisi atau eliminasi global pada tahun 2020, dan (2) penurunan disabilitas tingkat 2 pada kasus
yang baru terdeteksi hingga di bawah 1 per 1 juta penduduk di tingkat global pada tahun 2020.(1,4,6)
Penderita kusta baru banyak ditemukan dalam kondisi yang tinggi menunjukkan
keterlambatan penemuan kasus. Pada periode tahun 2004 -2007, penderita cacat tingkat II
relatif stabil (8,6% _ 8,7%), tetapi pada tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan dari 9,6%
menjadi 10,27%. Hingga tahun 2009, proporsi cacat tingkat II belum mencapai target
program (< 5%) yang mengIndikasikan bahwa penularan masih terjadi di dalam masyarakat
dan kasus ditemukan terlambat. Dengan demikian, ketika ditemukan penderita telah
mengalami cacat tingkat II, Rumah Sakit Kusta Dr. Tadjuddin Chalid Makassar tahun 2010
mencacat terdapat 3.104 kunjungan penderita dan 1.198 diantaranya menjalani rawat inap.
Sekitar 80% penderita telah mengalami cacat tingkat II dan sisanya 20% adalah cacat tingkat
I dan cacat tingkat 0.(7,8,9)
Rumah Sakit tdjuddin Chalid merupakan rumah sakit rujukan khusus kusta untuk
wilayah Indonesia Timur yang memberikan pelayanan rehabilitasi medis meliputi perawatan
luka, bedah rekonstruksi, serta fisioterapi pra dan pasca pembedahan. Selain itu, melakukan
fisioterapi pencegahan cacat, terapi okupasi untuk aktivitas kehidupan sehari-hari, latihan
penggu- naan alat bantu (orthesa), dan pembuatan alat pengganti tubuh (prothesa).
Rehabilitasi medis ditujukan terutama untuk perbaikan fisik agar penderita disabilitas kusta
dapat mandiri melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Pasien juga dilakukan
rehabilitasi nonmedis meliputi upaya rehabilitasi mental, karya, dan sosial. Rehabilitasi
medis ternyata berdampak beragam pada kondisi fisik, psikologi, sosial, dan ekonomi
penderita disabilitas kusta. Untuk melihat dampak tersebut secara mendalam, perlu
penelitian kondisi kehidupan penderita disabilitas kusta setelah rehabilitasi medis di Rumah
Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba
mengalisis kualitas hidup penyandang cacat tingkat 2 penderita kusta yang mendapat
intervensi rehabilitasi medik di RS. Tadjuddin Chalid Makassar.(9,10)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan tingginya angka kejadian kecacatan tingkat 2 penyakit kusta di Indonesia yang
menyebabkan kualitas hidup mereka menjadi buruk, maka muncul pertanyaan bagi
peneliti,yaitu bagaimanakah dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap kualitas hidup
penderita disabilitas tingkat 2 penderita kusta di Rs. Tadjuddin Chalid ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap
kualitas hidup penderita disabilitas tingkat 2 penderita kusta di RS. Tadjuddin Chalid.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap aktivitas
kehidupan sehari-hari (Activity Daily Living) penderita disabilitas tingkat 2 penderita
kusta di RS.TAdjuddin Chalid.
2. Untuk mengetahui dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap kemampuan
komunikasi penderita disabilitas tingkat 2 penderita kusta di RS.Tadjuddin Chalid.
3. Untuk mengetahui dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap psikis
penderita disabilitas tingkat 2 penderita kusta di RS.Tadjuddin Chalid.
4. Untuk mengetahui dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap keadaan
ekonomi-sosial penderita disabilitas tingkat 2 penderita kusta di RS.TAdjuddin Chalid.
5. Untuk mengetahui dampak intervensi rehabilitasi medik terhadap kemandirian
(vokasional) penderita disabilitas tingkat 2 penderita kusta di RS.TAdjuddin Chalid.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat dapat dijadikan data dasar dalam pengembangan
penelitian lain dengan ruang lingkup yang sama atau sebagai bahan kajian pustaka.
1.4.2 Manfaat Aplikatif

-Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan motivasi bagi para tenaga medis
untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada pasien kusta terutama bagi
penyandang disabilitas tingkat 2.
-Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan para penderita kusta dapat lebih
terdedukasi dan termotivasi untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari tanpa harus merasa
kurang percaya diri dan menghilangkan stigmatisasi negative di masyarakat terhadap para
penyandang penderita kusta.
DAFTAR PUSTAKA

1. Irina Raicher. 2018. Neuropathic pain in leprosy: symptom profile characterization and
comparison with neuropathic pain of other etiologies.
2. David J. Blok.2015.Global Elimination of Leprosy by 2020: Are we on Track?
3. Peter Steinmann.2020. A Comprehensive Research Agenda for Zero Leprosy.
4. Aparna Palit2020. Prevention of transmission of leprosy: The current scenario
5. Ashley A. Souza.2020. Diagnostics and the neglected tropical diseases roadmap: setting
the agenda for 2030
6. Dirk Engels.2020. Neglected tropical diseases: an effective global response to local
poverty-related disease priorities
7. David H. 2018. The changing global landscape of health and disease: addressing
challenges and opportunities for sustaining progress towards control and elimination of
neglected tropical diseases (NTDs)
8. Mwelecele Ntuli.2019. Reflections on the decade of the neglected tropical diseases
9. Nadia Utami Putri.2020.Neuropati Kusta.Vol.47 :106-110
10. Mehak Singh. 2019. Mirror therapy for improving motor functions in patients with
leprosy with grade 2 disabilities

Anda mungkin juga menyukai