PENDAHULUAN
Organisasi kesehatan dunia yaitu WHO menilai pada tahun 2014 Indonesia
menduduki peringkat ketiga di dunia setelah India dan Brazil paling banyak
penderita kusta. Pada tahun 2012 ditemukan 17.012 kasus baru, 1.822 atau 10,71%
di antaranya, ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak).
WHO juga mencanangkan Global Strategy for Further Reducing the Disease
Burden Due To Leprosy 2011-2015 yaitu target global yang hendak dicapai tahun
2015 yaitu penurunan 35% angka cacat yang kelihatan (tingkat II) pada tahun 2015.
3.1.Pengendalian Kusta
Strategi pengendalian terpadu perlu kita wujudkan mengingat kompleknya
masalah - masalah penyakit kusta serta kecacatannya yang harus
diperhatikan. prevalence rate dan deformity propotion masih tinggi maka
kesinambungan program P2 Kusta sangat di perlukan, untuk itu perlu peranan
masyarakat yang dapat meningkatkan partisipasinya dalam program P2 kusta ini dan
juga perhatian baik dari pemerintah maupun donatur masih diperlukan.
Dengan mengembangkan ilmu keperawatan dan deteksi dini dengan berolah
raga untuk meningkatkan kualitas hidup eks dan penderita kusta maka berupaya
membentuk Kelompok Perawatan Diri (KPD) dan acuan buku Deteksi Dini Cacat
Kusta (DDCK) guna mewujudkan kemandiriaan cara merawat diri bagi eks dan
penderita kusta.
3.1.1.Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Rajagaluh
tahun 2014
3.1.2.Tujuan khusus
a) Mengetahui cakupan penemuan penderita kusta berdasarkan bulan
b) Mengetahui cakupan penemuan penderita kusta berdasarkan tempat
c) Mengetahui cakupan penemuan penderita kusta berdasarkan jenis kelamin
d) Mengetahui cakupan penemuan penderita kusta berdasarkan umur
3.1.3.Strategi
a) Untuk daerah dengan CDR > 5 per 100.000 penduduk, pelayanan penderita kusta
merupakan bagian pelayanan rutin disetiap unit pelayanan kesehatan.
b) Untuk daerah dengan CDR < 5 per 100.000 penduduk, pelayanan penderita kusta
diberikan di unit pelayanan rujukan, diikuti dengan pendekatan didaerah fokus.
( Sumber : Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Depkes RI, 2006 )
3.2. Hasil Kegiatan
Definisi suatu daerah dinyatakan sebagai daerah endemik rendah kusta
apabila :
a) Program berjalan dengan baik selama 3 tahun berturut turut , penemuan kasus
dilakukan secara aktif dan pasif.
b) Proporsi petugas Puskesmas yang mampu mengidentifikasi suspek kusta
minimal 75%
c) Angka penemuan kasus baru ( NCDR ) < 5 per 100.000 penduduk.