Modul Kelompok 4
Modul Kelompok 4
DISUSUN OLEH :
ACHMAD AINURROHMAN (102303102089)
ATIYA ISNAINI RODIYAH (192303102196)
EKA PUTRI RAMADHANI (192303102178)
LAILATUL MAULIDIAH (192303102083)
SHAFIRA QUTRATU ‘AINI (192303102195)
ZAHWA MAUDISSA ARSY INSYRA (192303102136)
1. Konsep keperawatan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
Seorang ibu mempunyai peran besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak.
Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada
kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi / anaknya.
Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara lain pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di sarana kesehatan mulai posyandu, poskesdes,
puskesmas sampai ke rumah sakit
2. Konsep keperawatan pada balita dan anak
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak balita (pra sekolah), usia sekolah dan remaja
dilakukan melalui deteksi/pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak
pra sekolah serta pemeriksaan kesehatan anak sekolah dasar/ sederajat dan pelayanan
kesehatan pada remaja (SMP dan SMU).
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita/pra sekolah adalah cakupan anak umur 0-
5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan
dan perawat paling sedikit dua (2) kali per tahun baik didalam gedung maupun diluar gedung
seperti posyandu, taman kanak-kanak, panti asuhan. Sementara untuk pelayanan kesehatan
bagi siwa SD/MI dan siswa`SMP/SMU dan sederajat dilakukan melalui penjaringan
kesehatan bagi murid kelas 1 (satu) SD/MI dan SMP/SMU.
Untuk pelayanan kesehatan anak balita, usia sekolah dan remaja masih jauh dari harapan
sesuai target SPM yang harus dicapai.Dengan demikian masih dibutuhkan upaya ekstra untuk
melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait guna meningkatkan
cakupan.
3. Konsep keperawatan pada usila
Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para lanjut usia tidak
dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas hidup bagi
kelompok umur lanjut usia.
Pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik
di puskesmas, Posyandu Lansia maupun di kelompok usia lanjut.
Cakupan pelayanan kesehatan bagi warga usila masih perlu ditingkatkan, dengan lebih
meningkatkan peran aktif posyandu lansia secara optimal. Selain itu perlu adanya
penambahan posyandu lansia, mengingat belum semua desa mempunyai posyandu lansia.
Padahal dengan adanya posyandu lansia maka pelayanan kesehatan akan lebih mudah
dijangkau oleh para lansia. Dibutuhkan koordinasi dan peran serta masyarakat serta lintas
sektor terkait dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan terhadap para lansia.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan melalui distribusi tablet besi (Fe) pada ibu hamil,
distribusi Vitamin A pada balita dan pemberian kapsul yodium pada WUS.
Insidensi
Berdasarkan data dari WHO, di seluruh dunia pada tahun 2016, terdapat 56,9 juta
kematian dimana 71% diantaranya merupakan penyakit tidak menular (PTM) (WHO,
2018). Angka tersebut hampir meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2008
sejumlah 27,36 juta jiwa (WHO, 2013). Dari jumlah tersebut, kardiovaskular
menyumbang 44% dari total PTM atau sekitar 17,9 juta orang (WHO, 2018).
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh WHO, pada tahun 2012, insidensi penyakit
kardiovaskular dan diabetes masing-masing sebesar 744.500 dan 120.800 (Mendis,
2014). Di Indonesia sendiri, pada tahun 2013 angka insidensi PJK, gagal jantung, dan
stroke masing-masing sejumlah 883.447 orang (0,5%), 229.696 (0,13%), dan 1.236.825
(7%). Sedangkan penderita hipertensi berdasarkan pengukuran dan diabetes mellitus
berdasarkan diagnosis dokter masing-masing sejumlah 25% dan 1,5% (Kristina et al.,
2017).
Berdasarkan data tersebut, terjadi tren kenaikan angka angka kesakitan pada
penyakit kardiovaskular secara umum baik di seluruh dunia maupun di Indonesia. Angka
tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah hingga tahun 2030, dimana kejadian
penyakit kardiovaskular akan meningkat hingga diangka 23,3 juta jiwa (Kristina et al.,
2017).
1. Menjelaskan konsep dan askep kesehatan kelompok rentan cacat (fisik, mental dan sosial)
dan risiko terserang penyakit (Kelompok WTS, Penyalahgunaan NAPZA dan pekerja tertentu)
di komunitas
2. Uraian Materi Kelompok Rentan Dosen: Agustina M S.Kep., Ns., M.Kes A. Populasi
Rentan
Pengertian Kelompok Rentan tidak dirumuskan secara eksplisit dalam peraturan perundang-
undangan, seperti tercantum dalam Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang No.39 Tahun 1999 yang
menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak
memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam
Penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok masyarakat yang
rentan, antara lain, adalah orang lanjut usia, anakanak, fakir miskin, wanita hamil dan
penyandang cacat. Sedangkan menurut Human Rights Reference 3 disebutkan, bahwa yang
tergolong ke dalam Kelompok Rentan adalah: a. Refugees, b, Internally Displaced Persons
(IDPs); c. National Minorities, d. Migrant Workers; e. Indigenous Peoples, f. Children; dan g.
Women.
Keberadaan kelompok rentan yang antara lain mencakup anak, kelompok perempuan rentan,
penyandang cacat, dan kelompok minoritas mempunyai arti penting dalam, masyarakat yang
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai HAM. Untuk memberikan gambaran keempat kelompok
masyarakat tersebut selama ini, maka penelaahan perlu diawali dengan mengetahui keadaan
sebenarnya yang terjadi di dalam masyarakat.
Berbagai bukti empiris menunjukan bahwa masih dijumpai keadaan dari kelompok rentan yang
belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Upaya perlindungan guna mencapai pemenuhan
hak kelompok rentan telah banyak dilakukan Pemerintah bersama masyarakat, namun masih
dihadapkan pada beberapa kendala yang antara lain berupa: kurangnya koordinasi antar instansi
pemerintah, belum terlaksananya sosialisasi dengan Sasaran usaha baik, dan kemiskinan yang
masih dialami masyarakat.