Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal disutu kawasan tertentu, berada
dibawah suatu pengaturan dan memiliki nilai atau interes serta kebutuhan tertentu pula.
Konsep yang utama adalah konsep geografi (kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2009,
halaman 99).
Kesehatan merupakansebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang. Teori
klasik H.L.Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan secara
berturut-turut yaitu : 1. Gaya hidup, 2. Lingkungan (sosial,ekonomi,budaya,politik), 3.
Pelayanan kesehatan dan, 4. Faktor genetik. Keempat determinan tersebut saling berinteraksi
dan mempengaruhi status kesehatan seseorang, yang nantinya akan berpengaruh pada
kesehatan komunitas. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan, dengantidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit
Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bila diklasifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, salah satu konidisi kesehatan rentan terganggu adalah kelompok dwwasa. Salah
satuupaya yang dilaksanakan adalah menigkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melkukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus dewasa. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
disemua tingkatan pencegahan (levels of prevention).

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tumbuh kembang dewasa pria?
2. Apa saja permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria?
3. Apa saja permasalahan kesehatan reproduksi dewasa pria?
4. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria?
5. Bagaimana promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria?
6. Apa saja program kesehatan padadewasa pria?
I.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembang dewasa pria
2. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria
3. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi pada dewasa pria
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria
5. Untuk mengetahui promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria
6. Untuk mengetahui program kesehatn pada dewasa pria
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Overview Tumbuh Kembang Dewasa (Pria)


Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki definisi yang sama
yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secarakhusus keduanya berbeda.
Pertumbuhan menunjukan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik
yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi
sistemorgan tubuh lainnya dan dapat di ukur (Yuniarti, 2015). Masa dewasa dapat ditinjau
dari 2 sisi, yaitu :
a. Sisi Biologis.
Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan
tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan).
b. Sisi Psikologis.
Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau
kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang lain
jika menghadapi kegagalan, toleransi dan optimistis.
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan
perilakuorang tersebut. Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif
padakesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif.
Akibatnya,individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994)
mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan
menipertahankan taraf kesehatan, yakni:
1) Health behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan
dapatmembangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi
ganggu-an penyakitnya.
2) Illness behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna
memperolehinformasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
3) Sick role behavior
adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan darirasa
sakitnya.Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum.
Akan tetapi,gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit atau
kecacatan selamamasa dewasa tengah atau akhir. Dewasa tengah mungkin juga rentan secara
genetic terhadap penyakit kronis tertentu seperti DM dan hiperkolesterolemia keturunan
(Price dan Wilson, 1992)Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas,
gaya hidup dan riwayatkeluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut:
a) Kematian dan cedera karena kekerasan
b) Penyalahgunaan zat
c) Kehamilan yang tidak diinginkan
d) Penyakit menular seksual
e) Factor lingkungan dan pekerjaan
f) Gaya hidup

2.2 Permasalahan Kesehatan Penyakit Kronik

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami


kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit
ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dijelaskan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Siswanto, prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8 persen di 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta.

Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen,
sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen;
dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
 Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah penyakit yang disebabkan
gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung koroner merupakan masalah kesehatanutama di negara maju
dan negara berkembang. Di Amerika Serikat, penyakit kardiovaskuler
merupakan penyebab kematian pertama dengan Coronary Heart Desease
(CHD) (43,8%) adalah penyebab utama kematian diikuti dengan stroke
(16,8%), hipertensi (9,4%), gagal jantung (9%), penyakit pada arteri (3,1%),
dan PKV lainnya. Tiga faktor risiko utama untuk PKV yaitu tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok (Benjamin, et al., 2018).
Secara global, di Indonesia tidak jauh berbeda. PKV juga merupakan
penyebab kematian pertama, termasuk di NTB walaupun masih di bawah
angka prevalensi PKV di Indonesia (<1,5%) namun menunjukkan adanya
peningkatan jumlah kasus pada hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
dibandingkan tahun 2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

 Kanker

Penyakit kanker menjadi salah satu penyakit kronis yang


peningkatannya cukup tinggi saat ini. Menurut World Health Organization
atau WHO (2014) kanker merupakan suatu istilah umum yang
menggambarkan penyakit pada manusia berupa munculnya sel-sel abnormal
dalam tubuh yang melampaui batas. Sel-sel tersebut dapat menyerang bagian
tubuh lain.
Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang paling mematikan
di dunia. Menurut statistik Amerika Serikat, kanker menyumbang sekitar 23%
dari total jumlah kematian di negara tersebut dan menjadi penyakit kedua
paling mematikan setelah penyakit jantung (Anand, Kunnumakara, Sundaram,
Harikumar, Tharakan, Lai, dan Aggarwal, 2008).
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), jumlah pasien
rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014
orang (28,7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%) dari jumlah penderita
kanker kurang lebih 42.000 (Rahajeng, 2014). Pada tahun 2004-2007 SIRS
juga mencatat urutan jenis kanker dengan penderita terbanyak di Indonesia
adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati, leukemia, dan kanker
paru-paru (Rasjidi, 2009).
 Obesitas

Peningkatan prevalensi dari insiden obesitas di negara maju dan


berkembang sudah terjadi sejak 25 tahun terakhir. Di Indonesia sejak Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) kedua sudah mulai ada data kelebihan
berat badan dan obesitas ini sejak dilaksanakan Riset Kesehatan Dasar pada
2007 sampai dengan Riset Kesehatan Dasar pada 2013.
Dari publikasi di The Lancet Juni 2016 melaporkan bahwa pada tahun 1980
ditemukan 1,225 milyar orang dewasa di dunia sudah menderita kelebihan
berat badan dan obesitas. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,6 milyar
orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dan 400 juta sudah obesitas.
Kemudian pada tahun 2013 menjadi 2,3 milyar orang dengan kelebihan berat
badan dan 700 juta sudah obesitas.
Masalah berat badan berlebih atau obesitas timbul saat kita
mengonsumsi makanan dengan kadar kalori dan lemak melebihi dari jumlah
yang dibutuhkan. Kalori yang tidak berubah menjadi energi dan tidak terpakai
tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Seiring waktu,
penumpukan lemak ini menambah berat badan yang mengarah pada berat
badan berlebih hingga obesitas.
 Diabetes

Diabetes melitus atau yang sering disebut kencing manis merupakan


penyakit kronik yang akan diderita seumur hidup. Hal ini dipengaruhi oleh
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Diabetes melitus
disebabkan oleh faktor genetik, pola hidup tidak sehat, dan pengaruh
lingkungan (Dinkes Prov. Jateng, 2015).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 memperkirakan adanya


peningkatan jumlah penyandang DM di seluruh dunia. WHO menyebutkan
415 juta orang menderita diabetes di dunia pada tahun 2015 dan akan
meningkat menjadi 642 juta orang pada tahun 2040. Indonesia merupakan
salah satu negara berkembang yang mempunyai angka kejadian DM tinggi.
Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014, bahwa
penduduk Indonesia yang terdiagnosa penyakit DM sebanyak 9,1 juta orang.
Jumlah tersebut menyebabkan Indonesia menduduki urutan ketujuh di dunia,
dibandingkan data IDF tahun 2013 Indonesia menduduki urutan ke-5 di dunia
dengan jumlah pendeita DM sebanyak 7,6 juta orang.

2.3 Permasalahan Kesehatan Reproduksi


 HIV

HIV bisa menginfeksi semua orang dari segala usia. Akan tetapi, risiko tertular HIV lebih
tinggi pada pria yang tidak disunat, baik pria heteroseksual atau lelaki seks lelaki. Risiko
tertular HIV juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor, di antaranya:

a. Hubungan seks tanpa mengenakan kondom. Risiko penularan akan lebih tinggi
melalui hubungan seks anal, dan hubungan seks dengan berganti pasangan.
b. Menderita infeksi menular seksual. Sebagian besar infeksi menular seksual
menyebabkan luka terbuka di kelamin penderita, sehingga meningkatkan risiko
tertular HIV.
c. Berbagi suntikan. Pengguna NAPZA suntik umumnya berbagi jarum suntik dalam
menggunakan narkoba.
 Prostat

Penyebab kanker prostat adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di dalam kelenjar
prostat. Mutasi ini menyebabkan sel tersebut berkembang secara tidak normal dan
membentuk sel kanker. Namun, penyebab mutasi ini sendiri belum diketahui secara pasti.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, yaitu:

a. Usia
Risiko kanker prostat akan semakin tinggi seiring pertambahan usia. Sebagian besar
penderita kanker ini adalah pria berusia di atas 65 tahun.
b. Obesitas
Seseorang yang mengalami obesitas berisiko tinggi menderita kanker prostat yang
lebih agresif.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Jika salah satu anggota keluarga pernah menderita kanker prostat, maka risiko terkena
kanker prostat makin meningkat.
d. Pola makan
Konsumsi makanan tinggi kalsium diduga dapat meningkatkan risiko berkembangnya
kanker prostat.
e. Paparan bahan kimia
Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Kadmium adalah senyawa logam yang terkandung di dalam rokok dan beberapa jenis
makanan, seperti daging merah, ikan, dan gandum.
f. Penyakit menular seksual
Beberapa jenis penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia, dapat
menyebabkan peradangan pada prostat dan memicu terjadinya kanker prostat.

 Testiskular

Permalasahan yang ditemui yaitu kanker testis. Pemicu utama kanker testis tidak
diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun yang jelas, kanker testis terjadi ketika sel-sel di
dalam testis tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Meski pemicunya belum diketahui
secara pasti, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
menderita kanker testis, di antaranya:
a. Testis tidak turun (kriptorkismus). Testis dibentuk di abdomen dan biasanya turun
ke dalam skrotum setelah bayi laki-laki dilahirkan atau pada setahun pertama
hidupnya. Pada kasus anomali, testis tidak turun. Istilah medis untuk kondisi ini
adalah undescended testicle atau kriptorkismus.
b. Pernah menderita kanker testis. Pria yang sudah pernah mengalami kanker testis
disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah pengobatan. Mereka
memiliki risiko terkena kanker testis dengan kemungkinan 12 kali lipat lebih besar
dibanding orang normal, pada bagian testis yang lain.
c. Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga, seperti ayah dan
saudara kandung laki-laki yang menderita kanker testis, maka peluang seseorang
mengalami kondisi ini juga akan meningkat.
d. Usia. Kanker testis lebih sering terjadi pada usia antara 15-49 tahun. Kasus
terbanyak terjadi pada pria usia 30-34 tahun. Meski begitu, tidak menutup
kemungkinan kanker ini terjadi di usia-usia yang lain.
e. Tinggi badan. Makin tinggi tubuh seorang pria, peluangnya untuk mengalami
kanker testis juga makin besar. Hubungan antara tinggi badan dengan risiko
terkena kanker dilatarbelakangi oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Anak
berbadan tinggi mungkin lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori saat
masa pertumbuhan. Hal itu berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker testis.
f. Pertumbuhan testis yang abnormal. Kondisi tertentu, seperti sindrom Klinefelter,
bisa menyebabkan testis tidak berkembang secara normal. Hal ini akan
meningkatkan risiko kanker testis.

2.4 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA DEWASA (PRIA)


A. PENGKAJIAN
1. Geografi
- Apakah anda tingal di daerah pegunungan atau pantai ?
- Bagaimana keadaan tanah di daerah ini ?
- Berapa luas daerah ini ?
- Ada berapa batas wilayah di daerah ini dan apa saja nama wilayah di masing-
masing batasnya?
2. Demografi
- Berapakah jumlah KK di daerah ini ?
- Berapakah jumlah penduduk di daerah ini ?
- Bagaimana mobilitas penduduk, apakah penduduk jarang di rumah ketika pagi
dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.?
- Apakah daerah ini termasuk daerah yang padat dengan penduduk?
3. Vital Statistik
- Bagaimana status kelahiran di daerah ini?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di daerah ini khususnya pada pria usia
dewasa?
- Apakah dalam satu bulan ini sudah terdapat banyak warga yang meninggal?
4. Kelompok Etnis
- Suku apa yang dianut di masyarakat?
5. Nilai dan Keyakinan
- Apakah ada masjid / mushola atau tempat ibadah lainnya?
- Apakah masyarakat menganut agama yang sama?
- Keyakinan apa yang di anut dalam masyarakat?

Pengakajian Sub Sistem


1. Lingkungan fisik
- Apakah rumah penduduk tergolong perumahan yang menetap?
- Apakah pencahayaan di rumah penduduk sudah cukup?
- Apakah di daerah ini sirkulasi udara sudah baik ? misalnya terdapat
pepohonan dan terdapat ventilasi yang cukup pada setiap rumah warga?
2. Pelayanan Kesehatan
- Apakah terdapat praktik klinik swasta di daerah ini ?
- Berapa jumlah tenaga kesehatan di daerah ini (perawat, bidan, dokter)?
- Apakah terdapat mushola atau tempat ibadah lainnya di daerah ini ?
- Ada berapa sekolah yang terdapat pada daerah ini ?
- Apakah terdapat panti sosial di daerah ini?
- Apakah terdapat pasar/swalayan/ toko yang menyediakan kebutuhan
masyarakat?
- Apakah ada tempat perkumpulan untuk melakukan musyawarah di daerah
ini ?
- Apakah program posyandu terlaksana di daerah ini? Posyandu apa saja yang
diselenggarakan di daerah ini? Apakah posyandu sudah berjalan aktif? Berapa
kali diselenggarakan?
- Apakah sanitasi warga sudah tergolong baik atau tidak ?
- Dari mana sumber air yang digunakan dalam masyarakat?
- Dimanakah pembuangan air limbah pada masyarakat?
- Apakah mayoritas warga telah memiliki jamban pada setiap rumah ?
- Dimanakah mayoritas warga melakukan MCK?
- Dimankah tempat penumpukan/pembuangan sampah ?
- Dari mana terdapatnya sumber polusi yang mungkin mengancam kesehatan
atau kegiatan sehari-hari?
- Apakah ada vektor penyebab penyakit di masyarakat?
3. Keamanan & Transportasi :
- Apakah ada pemadam kebakaran?
- Apakah ada terdapat siskamling atau hansip?
- Apakah ada transportasi umum atau pribadi yang bisa digunakan di
masyarakat?
- Apakah keadaan jalanan di daerah ini sudah dalam keadaan baik?
- Bagaimana cara pemilihan RT/RW di daerah ini ?
4. Pemerintah dan politik
- Ada berapa RT dan RW di desa ini ?
- Ada berapa kader di desa ini ?
- Apakah ada karang taruna di desa ini? Apakah sudah berjalan dengan baik dan
aktif?
- Apakah terdapat tokoh agama di desa ini ?
5. Pendidikan
- Tingkat pendidikan komunitas ?
- Apa fasilitas pendidikan yang tersedia?
- Jenis bahasa apa yang digunakan dalam pendidikan?
6. Rekreasi
- Apakah masyarakat sering melakukan rekreasi antar warga atau kelompok
tertentu?
- Fasilitas apa yang digunakan jika pergi berekreasi?
7. Ekonomi
- Apakah warga memiliki pekerjaan yang tetap?
- Berapa jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia?
Pengkajian pada klien Benign Prostate Hyperplasia
A. Data Biografi
Meliputi:
1. Identitas pasien yaitu nama,umur, jenis kelamin, agama, suku atau bangsa, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, catatan kedatangan.

2. Keluaga terdekat yang dapat dihubugi yaitu nama, umur, jenis keamin, pendidikan,
pekerjaan, alamat, sumber informasi, beserta nomor telepon.

B. Riwayat kesehatan atau perawatan

1. Keluhan Utama/Alasan Masuk RS:

Biasanya klien mengeluh nyeri pada saat miksi, pasien juga sering mengeluh BAK
berulang-ulang, terbangun untuk miksi pada malam hari, perasaan ingin miksi yang sangat
mendesak, kalau mau miksi harus menunggu lama, harus mengedan, kencing terputus-
putus.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

 Pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama dan harus mengedan
 Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual
 Pasien mengeluh BAK berulang-ulang
 Pasien mengeluh sering bangun malam untuk miksi

3. Riwayat kesehatan dahulu


Apakah pasien pernah menderita BPH sebelumnya dan apakah pasien pernah dirawat di
rumah sakit sebelumnya.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang menderita penyakit yang sama
dengan penyakit pasien sekarang.
C. Pola fungsi kesehatan

Meliputi:
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan metabolisme, pola eliminasi,
pola aktivitas dan latihan, pola istirahat dan tidur, pola kognitif dan persepsi, persepsi diri
dan konsep diri, pola peran hubungan, pola seksual reproduksi, pola koping dan toleransi
stress, keyakinan dan kepercayaan.
D. Pemeriksaan fisik

Pada waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien megalami tanda-tanda penurunan
mental seperti neuropati ferifer. Pada waktu palpasi adanya nyeri tekan pada kandung
kemih.

Data dasar pengkajian pasien


1. Sirkulasi

Tanda ; peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal)


2. Eliminasi

Gejala:
 Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine
 Tetesan keragu-raguan pada berkemih awal
 Ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan
frekuensi berkemih
 Nokturia, dysuria, haematuria Duduk untuk berkemih
 Infeksi saluran kemih berulang, riwayat batu (statis urinaria)
 Konstivasi (protrusi prostat kedalam rectum)
Tanda:
 Masa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih), nyeri tekan
kandung kemih
 Hernia inguinalis, hemorrhoid (mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal
yang memerlukan pengosongan kandung kemih mengatasi tahanan)
3. Makanan

4. Nyeri / Kenyamanan

Gejala:
 Nyeri suprapubik, pinggul atau puggung, tajam, kuat (pada prostates akut)
 Nyeri punggung bawah
5. Keamanan

6. Seksualitas

Gejala:
 Masalah tentang efek kondisi/penyakit kemampuan seksual
 Takut inkontinentia / menetes selama hubungan intim
 Penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi
7. Penyuluhan dan pembelajaran

Gejala:
 Riwayat keluarga kanker, hipertensi, penyakit ginjal

 Penggunaan antihipersensitif atau antidefresan, antibiotik urinaria atau gen


antibiotik, obat yang dijual bebas, batuk flu/ alergi obat mengandung
simpatommetik

8. Aktifitas / istirhat

 Riwayat pekerjaan
 Lamanya istirahat
 Aktivitas sehari-hari
 Pengaruh penyakit terhadap aktivitas
 Pengaruh penyakit terhadap istirahat
9. Hygiene

 Penampilan umum
 Aktivitas sehari-hari
 Kebersihan tubuh
 Frekwensi mandi
10. Integritas ego
 Pengaruh penyakit terhadap stress
 Gaya hidup
 Masalah finansial
11.Neurosensori
 Apakah ada sakit kepala
 Status mental
 Ketajaman pengelihatan
12. Pernapasan
 Apakah ada sesak napas
 Riwayat merokok
 Frekwensi pernapasan
 Bentuk dada
 Auskultasi
13. Interaksi Sosial

 Status perkawinan
 Hubungan dalam masarakat
 Pola interaksi keluarga
 Komunikasi verbal / nonverbal

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik prosedur bedah

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dalam menghadapi prosedur


bedah

No Dx. Keperawatan NOC NIC


1. Nyeri akut Kontrol Nyeri (1605) Pemberian Analgesik (2210)
berhubungan - mengenali kapan nyeri Aktivitas:
dengan agen cedera terjadi dipertahankan - Tentukan lokasi, karakteristik,
fisik prosedur bedah pada 3 ditingkatkan ke 5 kualitas, dan keparahan nyeri
- Menggambarkan faktor sebelum mengobati pasien
penyebab (3 ke 5) - Cek perintah pengobatan meliputi
- Menggunakan tindakan obat, dosis, frekuensi obat analgesik
pengurangan nyeri tanpa yang diresepkan
analgesik (3 ke 5) - Berikan kebutuhan kenyamanan
- Melaporkan nyeri yang dan aktivitas lain yang dapat
terkontrol (3 ke 5) membantu relaksasi untuk
Tingkat Nyeri (2102) memfasilitasi penurunan nyeri
- Nyeri yang dilaporkan -berikan analgesik pada waktu
dipertahankan ke 2 di paruhnya , terutama pada nyeri yang
tingkatkan ke 4 berat
- ekspresi nyeri wajah (3 Pengurangan kecemasan (5820)
ke 5) Aktivitas:
- tidak bisa beristirahat (3 - Gunakan pendekatan yang tenang
ke 5) dan meyakinkan
- Mengerinyit (3 ke 5) - Jelaskan semua prosedur termasuk
- mengeluarkan keringat sensasi yang akan dirasakan yang
(3 ke 5) mungkin akan dialami klien selama
- Frekuensi Nafas (3 ke prosedur dilakukan
5) - Dorong verbalisasi perasaan,
-Tekanan darah (3 ke 5) persepsi, dan ketakutan
- Instruksikan klien menggunakan
teknik relaksasi

2. Gangguan rasa Status kenyamanan Manajemen Nyeri (1400)


nyaman fisik (2010) Aktivitas:
berhubungan - kontrol terhadap gejala -lakukan pengkajian nyeri
dengan gejala (dipertahankan pada 2 komprehensif yang meliputi lokasi,
terkait penyakit ditingkatkan ke 4) karakteristik, durasi, frekuensi,
- relaksasi otot kualitas, intensitas, atau beratnya
(dipertahankan pada 2 nyeri dan faktor pencetus
ditingkatkan ke 4) - Pastikan perawatan analgesik bagi
- relaksasi otot (2 ke 4) pasien dilakukan dengan pemantauan
- perawatan pribadi dan yang ketat
kebersihan ( 3 ke 5) - Gunakan strategi komunikasi
- tingkat energi (3 ke 5) terapeutik untuk mengetahui
Nyeri: efek yang pengalaman nyeri dan sampaikan
mengganggu (2101) penerimaan pasien terhadap nyeri
- ketidaknyamanan - Gali pengetahuan dan kepercayaan
(dipertahankan pada 3 pasien mengenai nyeri
ditingkatkan ke 5_ - Evaluasi pengalaman nyeri dimasa
- gangguan dalam lalu yang meliputi riwayat nyeri
rutinitas (3 ke 5) kronik individu/keluarga atau nyeri
- gangguan pergerakan yang menyebabkan
fisik (3 ke 5) disability/ketidakmampuan/kecacatan
Gangguan eliminasi urin dengan tepat.
(3 ke 5) Pilih dan implementasikan tindakan
- gangguan aktivitas fisik yang beragam (misalnya
(3 ke 5) farmakologi, nonfarmakologi,
interpersonal) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri sesuai dengan
kebutuhan.
3. Ansietas Tingkat Kecemasan Pengurangan Kecemasan (5820)
berhubungan (1211) Aktivitas:
dengan perubahan -Tidak dapat beristirahat -Gunakan pendekatan yang tenang
status kesehatan dipertahankan pada 3 dan menyakinkan
dalam menghadapi ditingkatkan ke 5 -Nyatakan dengan jelas harapan
prosedur bedah - Perasaan gelisah (3 ke terhadap perilaku klien
5) - Berada disisi klien untuk
- Kesulitan meningkatkan rasa aman dan
berkonsentrasi (3 ke 5) mengurangi ketakutan
- Rasa cemas yang -Dorong verbalisasi perasaan,
disampaikan secara lisan persepsi, dan ketakutan
(3 ke 5) -Instruksikan klien menggunakan
- Peningkatan tekanan teknik relaksasi
darah (3 ke 5) Manajemen Nyeri (1400)
-Peningkatan frekuensi Aktivitas:
Nadi ( 3 ke 5) -lakukan pengkajian nyeri
- Peningkatan frekuensi komprehensif yang meliputi lokasi,
pernapasan (3 ke 5) karakteristik, durasi, frekuensi,
- Gangguan tidur ( 3 ke kualitas, intensitas, atau beratnya
5) nyeri dan faktor pencetus
Kontrol kecemasan diri - Pastikan perawatan analgesik bagi
(1402) pasien dilakukan dengan pemantauan
- Memanatu intensitas yang ketat
kecemasan ( 3 ke 5) - Gunakan strategi komunikasi
- Mengurangi penyebab terapeutik untuk mengetahui
kecemasan (3 ke 5) pengalaman nyeri dan sampaikan
Menggunakan teknik penerimaan pasien terhadap nyeri
relaksasi untuk - Gali pengetahuan dan kepercayaan
mengurangi kecemasan ( pasien mengenai nyeri
3 ke 5) - Evaluasi pengalaman nyeri dimasa
- Mempertahankan tidur lalu yang meliputi riwayat nyeri
adekuat ( 3 ke 5) kronik individu/keluarga atau nyeri
yang menyebabkan
disability/ketidakmampuan/kecacatan
dengan tepat.

C. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.


Tindakan keperwatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi.

Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan
atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunuk atau perintah dari petugas kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasilkeputusan bersama, seperti
dokter dan petuas lain. (Tarwoto, 2015)

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap ahir dalam proses keperawatan untuk dapat menentukan
keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya membandingkan status
keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan.
(Tarwoto, 2015)
2.5 Promosi Prevensi Kesehatan Pada Dewasa Pria
Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun)
Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda

Tes dan Skrining Kesehatan Keamanan


 Pemeriksaan rutin (setiap 1- 3 tahun  Tindakan perlindungan terhadap
untuk wanita; setiap 5 tahun untuk sinar matahari
pria)  Tindakan keselamatan di tempat
 Imunisasi seusai rekomendasi, kerja
seperti booster tetanus-difteria  Dukungan keselamatan di air (mis.,
 Pemeriksaan gigi secara teratur tidak boleh menyelam di air yang
(mis., setiap tahun) dangkal)
 Penyaringan penglihatan dan Nutrisi dan Olahraga
pendengaran secara berkala  Pentingnya asupan zat besi yang
 Pemeriksaan payudara profesional kuat dalam diet
setiap 1-3 tahun  Faktor nutrisi dan olahraga yang
 Pemeriksaan Papanicolaou smear dapat menyebabkam penyakit
setiap tahun atau saat mulai aktivitas kardiovaskular (mis., obesitas,
seksual asupan kolesterol dan lemak, kurang
olahraga)

 Pemeriksaan testikular sendiri setiap Interaksi Sosial


bulan  Mendukung hubungan personal yang
 Skrining, untuk penyakit mendorong diskusi mengenai
kardiovaskular (mis., tes kolesterol perasaan, kekhawatiran dan rasa
setiap 5 tahun apabila hasilnya takut
normal; rekanan darah untuk  Menyusun tujuan jangka panjang
mendeteksi hipertensi; nilai dasar dan pendek mengenai pilihan
EKG pada usia 35 tahun untuk pria pekerjaan dan karier

18
 Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2
bulan

(Eliopoulos, 2004 ; Miller, 2003). Berikut ini adalah pembahasan kebutuhan ini sesuai dengan
kegiatan pencegahan primer, sekunder, dan tersier
1. Pencegahan Utama
Seperti dibahas sebelumnya dalam teks ini, kegiatan pencegahan primer
melibatkan tindakan-tindakan yang membuat seseorang tetap sehat. Kegiatan pencegahan
primer seperti pendidikan kesehatan, tindak lanjut dari praktik kesehatan pribadi yang
sehat (misalnya flossing, penggunaan sabuk pengaman, olahraga), penapisan rutin yang
direkomendasikan, dan pemeliharaan jadwal imunisasi yang sesuai yang dilakukan oleh
orang dewasa yang lebih tua yang dapat mereka lakukan untuk menjaga kesehatan.
menjaga kesehatan mereka. Diambil dari berbagai sumber, ini menyediakan kegiatan
pencegahan utama yang dapat digunakan petugas kesehatan masyarakat ketika bekerja
dengan para penatua, baik secara individu atau dalam kelompok.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini penyakit dan intervensi segera
(lihat Bab 1). Sebagian besar waktu perawat kesehatan komunitas dihabiskan untuk
mendidik masyarakat tentang tindakan pencegahan dan perilaku kesehatan yang positif.
Ini termasuk mendorong individu untuk mendapatkan skrining rutin untuk penyakit
seperti hipertensi, diabetes, atau kanker, yang, jika diidentifikasi lebih awal, dapat
berhasil diobati (AHRQ, 2002).
Banyak perawat, yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat, berada
dalam posisi untuk membuat program penyaringan berdasarkan keinginan dan demografi
komunitas dan fokus lembaga, membuat mereka dapat diakses oleh populasi yang
dilayani. Orang dewasa yang lebih tua perlu didorong untuk mengikuti jadwal
penyaringan kesehatan yang ditentukan oleh klinik atau penyedia layanan kesehatan
mereka. Jadwal skrining kesehatan yang dijelaskan dalam, Healthwise Handbook (2006),
Organisasi Pemeliharaan Kesehatan terbesar di dunia, yang melayani jutaan klien, dan
disajikan di sini sebagai panduan. Gugus Tugas Pelayanan Preventif Amerika Serikat
(USPSTF) (AHRQ, 2007) mengusulkan pandangan yang lebih komprehensif tentang

19
intervensi dan rekomendasi untuk pemeriksaan kesehatan berkala terhadap orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.
3. Pencegahan tersier
pencegahan tersier melibatkan tindak lanjut dan rehabilitasi setelah penyakit atau
kondisi telah terjadi atau didiagnosis dan perawatan awal telah dimulai. Penyakit kronis
yang umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, seperti gagal jantung, stroke,
diabetes, gangguan kognitif, atau radang sendi, tidak selalu dapat dicegah, tetapi sering
kali dapat ditunda hingga tahun-tahun selanjutnya dari kehidupan melalui perilaku sehat
seumur hidup (AHRQ, 2002) . Namun, ketika mereka terjadi, gejala yang melemahkan
dan efek yang merusak dapat dikontrol melalui saluran kesehatan yang didorong oleh
perawat kesehatan masyarakat dan direkomendasikan oleh praktisi perawatan primer
(Hazard, 2003). Meskipun banyak orang dewasa yang dianggap umumnya sehat, 80%
memiliki setidaknya satu kondisi kronis dan 50% memiliki setidaknya dua (CDC,
2003b). Sebagian kecil menderita penyakit yang mematikan, seperti penyakit obstruktif
kronis (COPD), kecelakaan pembuluh darah otak, kanker, atau diabetes mellitus (DM),
yang terakhir memerlukan perawatan luas dan manajemen medis yang sedang berjalan.
Masalah kesehatan paling umum dari lansia dalam komunitas adalah artritis, penglihatan
berkurang, gangguan pendengaran, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah perifer,
dan hipertensi. Pada tahun 2002, tiga penyebab utama kematian bagi orang dewasa A.S.
di AS adalah penyakit jantung (32% dari semua kematian), kanker (22%), dan stroke
(8%). Ini menyumbang 61% dari semua kematian dalam kelompok usia ini. Tragedi dari
para pembunuh terkemuka ini adalah bahwa mereka seringkali dapat dicegah. Meskipun
risiko untuk ketidaknyamanan dan kecacatan jelas meningkat dengan bertambahnya usia,
kesehatan yang buruk tidak selalu merupakan konsekuensi yang tak terhindarkan dari
pengerjaan. Tiga perilaku — merokok, pola makan yang buruk, dan aktivitas fisik —
adalah akar penyebab hampir 35% penyakit A.Satha di tahun 2000 (Mokdad, Marks,
Stroup, & Gerberding)
2.6 Program Kesehatan Dewasa Pria
1. Layanan komunikasi (telepon, akses darurat ke perawatan kesehatan)
2. Layanan perawatan gigi

20
3. Layanan makanan dan panduan makanan (seperti Roda Makanan, program komoditas, atau
layanan makan kelompok)
4. Layanan pendamping dan perlindungan
5. Latihan dan program kebugaran
6. Bantuan keuangan dan konseling
7. Kunjungan dan sahabat yang bersahabat
8. Pendidikan kesehatan
9. Tes pendengaran dan bantuan alat bantu dengar
10. Layanan kesehatan di rumah (termasuk perawatan terampil dan layanan pembantu
kesehatan di rumah)
11. Bantuan perawatan di rumah (pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah, dan perbaikan)
12. Hukum bantuan dan konseling
13. Layanan perpustakaan (termasuk kaset dan buku cetak besar)
14. Persediaan atau peralatan medis
15. Supervisi pengobatan
16. Layanan podiatri
17. Program rekreasi dan pendidikan (communitycenters, Elderhostel)
18. Perawatan rutin dari praktisi perawatan kesehatan terpilih
19. Aman, terjangkau, dan perumahan yang sesuai kemampuan
20. Potongan harga warga lanjut usia (makanan, obat-obatan, transportasi, b anks, toko ritel,
dan rekreasi)
21. Layanan bantuan sosial yang ditawarkan bersamaan dengan pemeliharaan kesehatan
22. Terapi wicara atau fisik
23. Kementerian spiritual
24. Layanan transportasi
25. Perawatan penglihatan (meresepkan dan menyediakan kacamata mata; diagnosis dan
perawatan glaukoma dan katarak)
26. Peluang kerja dan pelatihan (V ista, RSVP) Diadaptasi dari Satuan Tugas Layanan
Pencegahan AS. (2000-2003). Bimbing ke layanan pencegahan klinis (edisi ke-3).

21
LAMPIRAN

Format Bukti Diskusi Mahasiswa


N Nama Pengalaman Diskusi Simpulan Bacaan Diskusi
O
Yolanda Pengalaman saya dari Pertumbuhan (growth) dan
1 zulpendri diskusi kami saling perkembangan (development) memilki
. (1711311014) membantu dalam definisi yang sama yaitu sama-sama
menyelesaikan tugas mengalami perubahan, namun secara
kelompok,mendiskusikan khusus keduanya berbeda. Masa
ada yang kurang dari dari dewasa dapat ditinjau dari sisi:
hasil kerja masing-masing 1. Sisi biologis
dan menyelesaikan 2. Sisi psikologis
permasalahan tersebut,
bekerja sama untuk
menghasilkan diskusi yang
diinginkan
2 Intan delia Pengalaman saya selama Program kesehatan pada dewasa
. puspita sari menjalani diskusi selama antara lain :
(1711311026) kami bekerja sama, saling 1. Layanan komunikasi (telepon,
bertukar pikiran saling akses darurat ke perawatan

22
membantu serta saling kesehatan)
menyampaikan pendapat 2. Layanan perawatan gigi
masing-masing lalu 3. Layanan makanan dan panduan
mendiskusikan perbedaan makanan (seperti Roda
itu menjadi satu Makanan, program komoditas,
kesimpulan sehingga atau layanan makan kelompok)
menghasilkan diskusi yang 4. Layanan pendamping dan
baik perlindungan
5. Latihan dan program kebugaran
6. Bantuan keuangan dan konseling
7. Kunjungan dan sahabat yang
bersahabat
8. Pendidikan kesehatan
9. Tes pendengaran dan bantuan
alat bantu dengar
10. Dan lain lain

Della silviana Pengalaman saya selama Permasalahan kesehatan reproduksi


3 (1711311028) diskusi adalah kami bisa pada pria terjadi seperti prostat, HIV
. bertukar pikiran saling dan Kanker testicular dimana masih
membantu kekurangan- banyak menimbulkan kematian
kekurangan kelompok sehingga perlunya peran perawat agar
tentang materi serta bisa dapat bisa melakukan intervensi serta
menyampaikan pendapat pencegahan terharap permasalahan
masing- masing dan tersebut.
mendiskusikan perbedaan
menjadi satu pemikiran
sehingga menghasilkan
hasil diskusi yang baik
4 Putri indah Pengalaman saya selama Perkembangan (development) adalah
. permata menjalani diskusi bersama perubahan secara berangsur-angsur

23
(1711313014) kelompok saya, kami bias dan bertambah sempurnanya fungsi
mengungkapkan pendapat alat tubuh, meningkatkan dan
dan mendiskusikannya meluasnya kapasitas seseorang melalui
bersama-sama. Menerima pertumbuhan, kematangan atau
pendapat teman dan saling kedewasaan (maturation), dan
menghargai satu sama lain. pembelajaran (learning).
Saling bekerja sama untuk Perkembangan manusia berjalan
mengahsilkan hasil diskusi secara progresif, sistematis dan
yang baik. berkesinambungan dengan
perkembangan di waktu yang lalu.
5 Miftahurrahmi Dari diskusi kelompok Masih banyak masalah yang dialami
. (1711313040) kami bise bertukar pikiran, oleh para pria dewasa di komunitas,
dan saling melengkapi jika dan ada askep yang menntukan
masih ada yang kurang bagaimana seorang perawat bertindak
dan Menerima pendapat pada masalah tersebut.
teman dan saling
menghargai satu sama lain.
Saling bekerja sama untuk
mengahsilkan hasil diskusi
yang baik.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal di suatu kawasan tertentu, berada
dibawah suatu pengaturan dan memilki nilai serta kebutuhan tertentu pula.
Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bisa diklassifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, salah satu kondisi kesehatan yang rentan terganggu adalah kelompok dewasa. Salah satu
upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dan
meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat yang sehat dan meningkatkan kesadaran
serta pengetahuan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat.

3.2 Saran

.1. Bagi dewasa

Kesehatan merupakan hal yang paling penting, diharapkan dengan adanya asuhan
keperawatan pada agregat dewasa dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan

2. Bagi pembaca

Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan
mengenai asuahan keperawatan komunitas khususnya dewasa diharapkan para pembaca
dapatmenyempurnkan makalah ini lebih baik lagi

25
DAFTAR PUSTAKA

Black J.M & Hawks J>h (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan (Edisi 8; Buku 2) Singapore: Elsevier

Efendi, F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktek dalam keperawatan ,
Jakarta: Salemba Medika

Judit Ann Alender. Community Health Nursing. 2010 Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins.
Bulechek, Gloria m.dkk.2015.Nursing Interventions Cassifiction NIC. Edisi VI Ahli Bahasa:
Intrasi Nurjannah. Elesiver : Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai