PENDAHULUAN
Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal disutu kawasan tertentu, berada
dibawah suatu pengaturan dan memiliki nilai atau interes serta kebutuhan tertentu pula.
Konsep yang utama adalah konsep geografi (kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2009,
halaman 99).
Kesehatan merupakansebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang. Teori
klasik H.L.Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan secara
berturut-turut yaitu : 1. Gaya hidup, 2. Lingkungan (sosial,ekonomi,budaya,politik), 3.
Pelayanan kesehatan dan, 4. Faktor genetik. Keempat determinan tersebut saling berinteraksi
dan mempengaruhi status kesehatan seseorang, yang nantinya akan berpengaruh pada
kesehatan komunitas. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan, dengantidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit
Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bila diklasifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, salah satu konidisi kesehatan rentan terganggu adalah kelompok dwwasa. Salah
satuupaya yang dilaksanakan adalah menigkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melkukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus dewasa. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
disemua tingkatan pencegahan (levels of prevention).
Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen,
sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen;
dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah penyakit yang disebabkan
gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung koroner merupakan masalah kesehatanutama di negara maju
dan negara berkembang. Di Amerika Serikat, penyakit kardiovaskuler
merupakan penyebab kematian pertama dengan Coronary Heart Desease
(CHD) (43,8%) adalah penyebab utama kematian diikuti dengan stroke
(16,8%), hipertensi (9,4%), gagal jantung (9%), penyakit pada arteri (3,1%),
dan PKV lainnya. Tiga faktor risiko utama untuk PKV yaitu tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok (Benjamin, et al., 2018).
Secara global, di Indonesia tidak jauh berbeda. PKV juga merupakan
penyebab kematian pertama, termasuk di NTB walaupun masih di bawah
angka prevalensi PKV di Indonesia (<1,5%) namun menunjukkan adanya
peningkatan jumlah kasus pada hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
dibandingkan tahun 2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Kanker
HIV bisa menginfeksi semua orang dari segala usia. Akan tetapi, risiko tertular HIV lebih
tinggi pada pria yang tidak disunat, baik pria heteroseksual atau lelaki seks lelaki. Risiko
tertular HIV juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor, di antaranya:
a. Hubungan seks tanpa mengenakan kondom. Risiko penularan akan lebih tinggi
melalui hubungan seks anal, dan hubungan seks dengan berganti pasangan.
b. Menderita infeksi menular seksual. Sebagian besar infeksi menular seksual
menyebabkan luka terbuka di kelamin penderita, sehingga meningkatkan risiko
tertular HIV.
c. Berbagi suntikan. Pengguna NAPZA suntik umumnya berbagi jarum suntik dalam
menggunakan narkoba.
Prostat
Penyebab kanker prostat adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di dalam kelenjar
prostat. Mutasi ini menyebabkan sel tersebut berkembang secara tidak normal dan
membentuk sel kanker. Namun, penyebab mutasi ini sendiri belum diketahui secara pasti.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, yaitu:
a. Usia
Risiko kanker prostat akan semakin tinggi seiring pertambahan usia. Sebagian besar
penderita kanker ini adalah pria berusia di atas 65 tahun.
b. Obesitas
Seseorang yang mengalami obesitas berisiko tinggi menderita kanker prostat yang
lebih agresif.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Jika salah satu anggota keluarga pernah menderita kanker prostat, maka risiko terkena
kanker prostat makin meningkat.
d. Pola makan
Konsumsi makanan tinggi kalsium diduga dapat meningkatkan risiko berkembangnya
kanker prostat.
e. Paparan bahan kimia
Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Kadmium adalah senyawa logam yang terkandung di dalam rokok dan beberapa jenis
makanan, seperti daging merah, ikan, dan gandum.
f. Penyakit menular seksual
Beberapa jenis penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia, dapat
menyebabkan peradangan pada prostat dan memicu terjadinya kanker prostat.
Testiskular
Permalasahan yang ditemui yaitu kanker testis. Pemicu utama kanker testis tidak
diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun yang jelas, kanker testis terjadi ketika sel-sel di
dalam testis tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Meski pemicunya belum diketahui
secara pasti, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
menderita kanker testis, di antaranya:
a. Testis tidak turun (kriptorkismus). Testis dibentuk di abdomen dan biasanya turun
ke dalam skrotum setelah bayi laki-laki dilahirkan atau pada setahun pertama
hidupnya. Pada kasus anomali, testis tidak turun. Istilah medis untuk kondisi ini
adalah undescended testicle atau kriptorkismus.
b. Pernah menderita kanker testis. Pria yang sudah pernah mengalami kanker testis
disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah pengobatan. Mereka
memiliki risiko terkena kanker testis dengan kemungkinan 12 kali lipat lebih besar
dibanding orang normal, pada bagian testis yang lain.
c. Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga, seperti ayah dan
saudara kandung laki-laki yang menderita kanker testis, maka peluang seseorang
mengalami kondisi ini juga akan meningkat.
d. Usia. Kanker testis lebih sering terjadi pada usia antara 15-49 tahun. Kasus
terbanyak terjadi pada pria usia 30-34 tahun. Meski begitu, tidak menutup
kemungkinan kanker ini terjadi di usia-usia yang lain.
e. Tinggi badan. Makin tinggi tubuh seorang pria, peluangnya untuk mengalami
kanker testis juga makin besar. Hubungan antara tinggi badan dengan risiko
terkena kanker dilatarbelakangi oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Anak
berbadan tinggi mungkin lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori saat
masa pertumbuhan. Hal itu berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker testis.
f. Pertumbuhan testis yang abnormal. Kondisi tertentu, seperti sindrom Klinefelter,
bisa menyebabkan testis tidak berkembang secara normal. Hal ini akan
meningkatkan risiko kanker testis.
2. Keluaga terdekat yang dapat dihubugi yaitu nama, umur, jenis keamin, pendidikan,
pekerjaan, alamat, sumber informasi, beserta nomor telepon.
Biasanya klien mengeluh nyeri pada saat miksi, pasien juga sering mengeluh BAK
berulang-ulang, terbangun untuk miksi pada malam hari, perasaan ingin miksi yang sangat
mendesak, kalau mau miksi harus menunggu lama, harus mengedan, kencing terputus-
putus.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama dan harus mengedan
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual
Pasien mengeluh BAK berulang-ulang
Pasien mengeluh sering bangun malam untuk miksi
Meliputi:
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan metabolisme, pola eliminasi,
pola aktivitas dan latihan, pola istirahat dan tidur, pola kognitif dan persepsi, persepsi diri
dan konsep diri, pola peran hubungan, pola seksual reproduksi, pola koping dan toleransi
stress, keyakinan dan kepercayaan.
D. Pemeriksaan fisik
Pada waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien megalami tanda-tanda penurunan
mental seperti neuropati ferifer. Pada waktu palpasi adanya nyeri tekan pada kandung
kemih.
Gejala:
Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine
Tetesan keragu-raguan pada berkemih awal
Ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan
frekuensi berkemih
Nokturia, dysuria, haematuria Duduk untuk berkemih
Infeksi saluran kemih berulang, riwayat batu (statis urinaria)
Konstivasi (protrusi prostat kedalam rectum)
Tanda:
Masa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih), nyeri tekan
kandung kemih
Hernia inguinalis, hemorrhoid (mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal
yang memerlukan pengosongan kandung kemih mengatasi tahanan)
3. Makanan
4. Nyeri / Kenyamanan
Gejala:
Nyeri suprapubik, pinggul atau puggung, tajam, kuat (pada prostates akut)
Nyeri punggung bawah
5. Keamanan
6. Seksualitas
Gejala:
Masalah tentang efek kondisi/penyakit kemampuan seksual
Takut inkontinentia / menetes selama hubungan intim
Penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi
7. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala:
Riwayat keluarga kanker, hipertensi, penyakit ginjal
8. Aktifitas / istirhat
Riwayat pekerjaan
Lamanya istirahat
Aktivitas sehari-hari
Pengaruh penyakit terhadap aktivitas
Pengaruh penyakit terhadap istirahat
9. Hygiene
Penampilan umum
Aktivitas sehari-hari
Kebersihan tubuh
Frekwensi mandi
10. Integritas ego
Pengaruh penyakit terhadap stress
Gaya hidup
Masalah finansial
11.Neurosensori
Apakah ada sakit kepala
Status mental
Ketajaman pengelihatan
12. Pernapasan
Apakah ada sesak napas
Riwayat merokok
Frekwensi pernapasan
Bentuk dada
Auskultasi
13. Interaksi Sosial
Status perkawinan
Hubungan dalam masarakat
Pola interaksi keluarga
Komunikasi verbal / nonverbal
B. Diagnosa Keperawatan
C. Implementasi
Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan
atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunuk atau perintah dari petugas kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasilkeputusan bersama, seperti
dokter dan petuas lain. (Tarwoto, 2015)
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap ahir dalam proses keperawatan untuk dapat menentukan
keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya membandingkan status
keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan.
(Tarwoto, 2015)
2.5 Promosi Prevensi Kesehatan Pada Dewasa Pria
Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun)
Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda
18
Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2
bulan
(Eliopoulos, 2004 ; Miller, 2003). Berikut ini adalah pembahasan kebutuhan ini sesuai dengan
kegiatan pencegahan primer, sekunder, dan tersier
1. Pencegahan Utama
Seperti dibahas sebelumnya dalam teks ini, kegiatan pencegahan primer
melibatkan tindakan-tindakan yang membuat seseorang tetap sehat. Kegiatan pencegahan
primer seperti pendidikan kesehatan, tindak lanjut dari praktik kesehatan pribadi yang
sehat (misalnya flossing, penggunaan sabuk pengaman, olahraga), penapisan rutin yang
direkomendasikan, dan pemeliharaan jadwal imunisasi yang sesuai yang dilakukan oleh
orang dewasa yang lebih tua yang dapat mereka lakukan untuk menjaga kesehatan.
menjaga kesehatan mereka. Diambil dari berbagai sumber, ini menyediakan kegiatan
pencegahan utama yang dapat digunakan petugas kesehatan masyarakat ketika bekerja
dengan para penatua, baik secara individu atau dalam kelompok.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini penyakit dan intervensi segera
(lihat Bab 1). Sebagian besar waktu perawat kesehatan komunitas dihabiskan untuk
mendidik masyarakat tentang tindakan pencegahan dan perilaku kesehatan yang positif.
Ini termasuk mendorong individu untuk mendapatkan skrining rutin untuk penyakit
seperti hipertensi, diabetes, atau kanker, yang, jika diidentifikasi lebih awal, dapat
berhasil diobati (AHRQ, 2002).
Banyak perawat, yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat, berada
dalam posisi untuk membuat program penyaringan berdasarkan keinginan dan demografi
komunitas dan fokus lembaga, membuat mereka dapat diakses oleh populasi yang
dilayani. Orang dewasa yang lebih tua perlu didorong untuk mengikuti jadwal
penyaringan kesehatan yang ditentukan oleh klinik atau penyedia layanan kesehatan
mereka. Jadwal skrining kesehatan yang dijelaskan dalam, Healthwise Handbook (2006),
Organisasi Pemeliharaan Kesehatan terbesar di dunia, yang melayani jutaan klien, dan
disajikan di sini sebagai panduan. Gugus Tugas Pelayanan Preventif Amerika Serikat
(USPSTF) (AHRQ, 2007) mengusulkan pandangan yang lebih komprehensif tentang
19
intervensi dan rekomendasi untuk pemeriksaan kesehatan berkala terhadap orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.
3. Pencegahan tersier
pencegahan tersier melibatkan tindak lanjut dan rehabilitasi setelah penyakit atau
kondisi telah terjadi atau didiagnosis dan perawatan awal telah dimulai. Penyakit kronis
yang umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, seperti gagal jantung, stroke,
diabetes, gangguan kognitif, atau radang sendi, tidak selalu dapat dicegah, tetapi sering
kali dapat ditunda hingga tahun-tahun selanjutnya dari kehidupan melalui perilaku sehat
seumur hidup (AHRQ, 2002) . Namun, ketika mereka terjadi, gejala yang melemahkan
dan efek yang merusak dapat dikontrol melalui saluran kesehatan yang didorong oleh
perawat kesehatan masyarakat dan direkomendasikan oleh praktisi perawatan primer
(Hazard, 2003). Meskipun banyak orang dewasa yang dianggap umumnya sehat, 80%
memiliki setidaknya satu kondisi kronis dan 50% memiliki setidaknya dua (CDC,
2003b). Sebagian kecil menderita penyakit yang mematikan, seperti penyakit obstruktif
kronis (COPD), kecelakaan pembuluh darah otak, kanker, atau diabetes mellitus (DM),
yang terakhir memerlukan perawatan luas dan manajemen medis yang sedang berjalan.
Masalah kesehatan paling umum dari lansia dalam komunitas adalah artritis, penglihatan
berkurang, gangguan pendengaran, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah perifer,
dan hipertensi. Pada tahun 2002, tiga penyebab utama kematian bagi orang dewasa A.S.
di AS adalah penyakit jantung (32% dari semua kematian), kanker (22%), dan stroke
(8%). Ini menyumbang 61% dari semua kematian dalam kelompok usia ini. Tragedi dari
para pembunuh terkemuka ini adalah bahwa mereka seringkali dapat dicegah. Meskipun
risiko untuk ketidaknyamanan dan kecacatan jelas meningkat dengan bertambahnya usia,
kesehatan yang buruk tidak selalu merupakan konsekuensi yang tak terhindarkan dari
pengerjaan. Tiga perilaku — merokok, pola makan yang buruk, dan aktivitas fisik —
adalah akar penyebab hampir 35% penyakit A.Satha di tahun 2000 (Mokdad, Marks,
Stroup, & Gerberding)
2.6 Program Kesehatan Dewasa Pria
1. Layanan komunikasi (telepon, akses darurat ke perawatan kesehatan)
2. Layanan perawatan gigi
20
3. Layanan makanan dan panduan makanan (seperti Roda Makanan, program komoditas, atau
layanan makan kelompok)
4. Layanan pendamping dan perlindungan
5. Latihan dan program kebugaran
6. Bantuan keuangan dan konseling
7. Kunjungan dan sahabat yang bersahabat
8. Pendidikan kesehatan
9. Tes pendengaran dan bantuan alat bantu dengar
10. Layanan kesehatan di rumah (termasuk perawatan terampil dan layanan pembantu
kesehatan di rumah)
11. Bantuan perawatan di rumah (pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah, dan perbaikan)
12. Hukum bantuan dan konseling
13. Layanan perpustakaan (termasuk kaset dan buku cetak besar)
14. Persediaan atau peralatan medis
15. Supervisi pengobatan
16. Layanan podiatri
17. Program rekreasi dan pendidikan (communitycenters, Elderhostel)
18. Perawatan rutin dari praktisi perawatan kesehatan terpilih
19. Aman, terjangkau, dan perumahan yang sesuai kemampuan
20. Potongan harga warga lanjut usia (makanan, obat-obatan, transportasi, b anks, toko ritel,
dan rekreasi)
21. Layanan bantuan sosial yang ditawarkan bersamaan dengan pemeliharaan kesehatan
22. Terapi wicara atau fisik
23. Kementerian spiritual
24. Layanan transportasi
25. Perawatan penglihatan (meresepkan dan menyediakan kacamata mata; diagnosis dan
perawatan glaukoma dan katarak)
26. Peluang kerja dan pelatihan (V ista, RSVP) Diadaptasi dari Satuan Tugas Layanan
Pencegahan AS. (2000-2003). Bimbing ke layanan pencegahan klinis (edisi ke-3).
21
LAMPIRAN
22
membantu serta saling kesehatan)
menyampaikan pendapat 2. Layanan perawatan gigi
masing-masing lalu 3. Layanan makanan dan panduan
mendiskusikan perbedaan makanan (seperti Roda
itu menjadi satu Makanan, program komoditas,
kesimpulan sehingga atau layanan makan kelompok)
menghasilkan diskusi yang 4. Layanan pendamping dan
baik perlindungan
5. Latihan dan program kebugaran
6. Bantuan keuangan dan konseling
7. Kunjungan dan sahabat yang
bersahabat
8. Pendidikan kesehatan
9. Tes pendengaran dan bantuan
alat bantu dengar
10. Dan lain lain
23
(1711313014) kelompok saya, kami bias dan bertambah sempurnanya fungsi
mengungkapkan pendapat alat tubuh, meningkatkan dan
dan mendiskusikannya meluasnya kapasitas seseorang melalui
bersama-sama. Menerima pertumbuhan, kematangan atau
pendapat teman dan saling kedewasaan (maturation), dan
menghargai satu sama lain. pembelajaran (learning).
Saling bekerja sama untuk Perkembangan manusia berjalan
mengahsilkan hasil diskusi secara progresif, sistematis dan
yang baik. berkesinambungan dengan
perkembangan di waktu yang lalu.
5 Miftahurrahmi Dari diskusi kelompok Masih banyak masalah yang dialami
. (1711313040) kami bise bertukar pikiran, oleh para pria dewasa di komunitas,
dan saling melengkapi jika dan ada askep yang menntukan
masih ada yang kurang bagaimana seorang perawat bertindak
dan Menerima pendapat pada masalah tersebut.
teman dan saling
menghargai satu sama lain.
Saling bekerja sama untuk
mengahsilkan hasil diskusi
yang baik.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal di suatu kawasan tertentu, berada
dibawah suatu pengaturan dan memilki nilai serta kebutuhan tertentu pula.
Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bisa diklassifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, salah satu kondisi kesehatan yang rentan terganggu adalah kelompok dewasa. Salah satu
upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dan
meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat yang sehat dan meningkatkan kesadaran
serta pengetahuan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat.
3.2 Saran
Kesehatan merupakan hal yang paling penting, diharapkan dengan adanya asuhan
keperawatan pada agregat dewasa dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan
2. Bagi pembaca
Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan
mengenai asuahan keperawatan komunitas khususnya dewasa diharapkan para pembaca
dapatmenyempurnkan makalah ini lebih baik lagi
25
DAFTAR PUSTAKA
Black J.M & Hawks J>h (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan (Edisi 8; Buku 2) Singapore: Elsevier
Efendi, F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktek dalam keperawatan ,
Jakarta: Salemba Medika
Judit Ann Alender. Community Health Nursing. 2010 Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins.
Bulechek, Gloria m.dkk.2015.Nursing Interventions Cassifiction NIC. Edisi VI Ahli Bahasa:
Intrasi Nurjannah. Elesiver : Jakarta
26