Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan Komunitas

Dengan Masalah Kesehatan


Populasi : Penyakit Tidak Menular /
Kronis (Degeneratif/ Cancer dll)

Oleh :
Yakub Fawzy
203310718

Dosen pengampu:
Tasman, S.Kp., M. Kep., Sp. Kom
Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
Definisi Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. (Nofalia & Nurhadi, 2018)
Tujuan Keperawatan komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan


dengan tujuan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga
dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat. (Nofalia & Nurhadi, 2018)
Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok berisiko
tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil). (Becker et al., 2015)
Model Keperawatan Komunitas
Model self care menurut Orem lebih memfokuskan bagaimana komunitas dapat mandiri
memenuhi kebutuhan self care-nya melalui tindakan keperawatan secara terapeutik. Model health care
system menurut Betty Neuman lebih menekankan pada keseimbangan terhadap stresor yang ada, dan
mempertahankan keharmonisan antara bagian dan subbagian keseluruhan komunitas dalam satu
lingkaran konsentris. Lingkaran tersebut terdiri atas core (inti) dengan tiga garis pertahanan, yaitu
fleksibel, normal, dan resisten, dengan lima variabel yang saling memengaruhi, yaitu fisiologi,
psikologi, sosiobudaya, spiritual, dan perkembangan.
Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif. Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan

penyuluhan, Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga kelompok dan masyarakat, Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota
keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, Upaya
rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok yang menderita

penyakit tertentu seperti TBC, Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita
ke masyarakat yang karena penyakitnya.
Peran Perawat Komunitas
a. Pendidik (Educator)

b. Advokat

c. Manajemen Kasus

d. Kolaborator

e. Panutan (Role Model)

f. Peneliti

g. Pembaharu (Change Agent)


Konsep Dasar Penyakit Tidak Menular/
Kronis (Degeneratif/ Cancer dll)
Pengertian Kelompok Penyakit Tidak
Menular/ Kronis
Non Communicable Disease atau Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang
tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini dapat merupakan akibat dari terganggunya sistem
metabolik maupun kesehatan lingkungan disekitar pengidapnya. Penyakit tidak menular yaitu penyakit
jantung koroner (PJK), gagal jantung, stroke, hipertensi, dan Diabetes Mellitus tipe 2 (DM 2), kanker,
dll. (Kementrian Kesehatan, 2013). Pada tahun 2008, secara umum PTM menyumbang 36 juta jiwa
atau 63% dari total kematian diseluruh dunia, sedangkan di asia tenggara, total kematian akibat PTM
mengalami peningkatan dari 6,7 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 8,5 juta pada tahun 2012 (Mendis,
2014; Kristina et al., 2017). (Nofalia & Agustina, 2019)
Lanjutan
Penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang tidak diketahui penyebabnya sehingga sulit
disembuhkan kecuali hanya dicegah dan diminimalisasi baik rasa maupun dampaknya bagi
tubuh. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara
lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas, kanker, dislipidemia,
osteoporosis, osteoarthritis, prostatitis, dan sebagainya. (Suiraoka, 2012)
Insidensi Kelompok Penyakit Tidak
Menular/ Kronis
Berdasarkan data dari WHO, di seluruh dunia pada tahun 2016, terdapat 56,9 juta kematian
dimana 71% diantaranya merupakan penyakit tidak menular (PTM) (WHO, 2018). Angka tersebut
hampir meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2008 sejumlah 27,36 juta jiwa (WHO,
2013). Dari jumlah tersebut, kardiovaskular menyumbang 44% dari total PTM atau sekitar 17,9 juta
orang (WHO, 2018). Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh WHO, pada tahun 2012, insidensi
penyakit kardiovaskular dan diabetes masing-masing sebesar 744.500 dan 120.800 (Mendis, 2014).
Lanjutan
Di Indonesia sendiri, pada tahun 2013 angka insidensi PJK, gagal jantung, dan stroke masing-
masing sejumlah 883.447 orang (0,5%), 229.696 (0,13%), dan 1.236.825 (7%). Sedangkan penderita
hipertensi berdasarkan pengukuran dan diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter masing-masing
sejumlah 25% dan 1,5% (Kristina et al., 2017). Berdasarkan data tersebut, terjadi tren kenaikan angka
kesakitan pada penyakit kardiovaskular secara umum baik di seluruh dunia maupun di Indonesia.
Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah hingga tahun 2030, dimana kejadian penyakit
kardiovaskular akan meningkat hingga diangka 23,3 juta jiwa (Kristina et al., 2017). (Nofalia &
Agustina, 2019)
Konsep Kelompok Penyakit Tidak
Menular/ Kronis (Hipertensi)
Pengertian Hipertensi
Jika sistem kompleks yang mengatur tekanan darah tidak berjalan dengan semestinya, maka
tekanan dalam arteri akan meningkat. Peningkatan tekanan dalam arteri yang berlanjut dan menetap
disebut tekanan darah tinggi. Dalam istilah kedokteran disebut hipertensi yang artinya tekanan tinggi
dalam arteri (Mayo Clinic, 2002). Tekanan darah dinyatakan tinggi bila tekanan sistolik adalah 140
mmHg atau lebih secara terus menerus, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih secara terus menerus
atau keduanya. Tekanan sistole dan diastole bervariasi untuk tiap individu. Namun secara umum
ditetapkan tekanan darah normal untuk orang dewasa ( 18 tahun) adalah 120/80 mmHg. (Suiraoka,
2012)
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu hipertensi essensial (primer) dan sekunder.
Hipertensi essensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya secara jelas.
Sebagian besar orang yang menderita hipertensi sulit mengetahui secara tepat apa yang menjadi pemicu
peningkatan tekanan darah mereka. Sedangkan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang penyebabnya sudah
diketahui dengan pasti. Menurut WHO hipertensi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
• Normotensi : < 140/90 mmHg dan < 160/90 mmHg
• Hipertensi (border line) : > 140/90 mmHg dan < 160/90 mmHg
• Hipertensi berat : > 160/95 mmHg
Gejala-Gejala Hipertensi
Julukan ”the silent disease” diberikan kepada penyakit hipertensi ini. Hal ini sesuai dengan
kedatangannya yang tiba-tiba dan tanpa menunjukkan adanya gejala tertentu. Seringkali para penderita
hipertensi baru menyadari atau mengetahui setelah penyakit hipertensi yang dideritanya menyebabkan
berbagai penyakit komplikasi. Pada beberapa hipertensi, tekanan darah meningkat dengan cepat
sehingga tekanan diastole menjadi lebih besar dari 140 mmHg (hipertensi malignant). Gejala yang
sering muncul adalah pusing, sakit kepala, serasa akan pingsan, tinnitus (terdengar suara mendengung
dalam telinga) dan penglihatan menjadi kabur. (Suiraoka, 2012)
Komplikasi Hipertensi
Hipertensi harus dikendalikan, sebab semakin lama tekanan yang berlebihan pada dinding arteri
dapat merusak banyak organ vital dalam tubuh. Tempat tempat utama yang paling dipengaruhi hipertensi
adalah :
1. Sistem Kardiovaskuler (Arterosklerosi,Aneurisma,Gagal jantung)

2. Otak

3. Ginjal

4. Mata
Pencegahan Hipertensi
Usaha mencegah timbulnya hipertensi adalah dengan cara menghindari faktor-faktor pemicunya.
Namun sebagaimana telah diuraikan diatas, faktorfaktor pemicu hipertensi ada 2 yaitu faktor-faktor
yang bisa dikontrol (meliputi obesitas, kurang aktifitas/ olahraga, konsumsi garam berlebihan,
merokok dan konsumsi alkohol, stress) serta faktor-faktor yang tidak bisa dikontrol (seperti keturunan,
jenis kelamin dan umur). Pada intinya, cara terbaik untuk menghindari tekanan darah tinggi adalah
dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolah raga, mengontrol tekanan darah, mengatur
diet (rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh) serta mengupayakan perubahan kondisi
(menghindari stress dan mengobati penyakit). (Suiraoka, 2012).
Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
Dengan Masalah Kesehatan Populasi : Penyakit
Tidak Menular/ Kronis (Degeneratif/ Cancer dll)
Pengkajian (Menggunakan Model CAP
1.
/Community As Partnert)
Data Inti komunitas meliputi :
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data Demografi
c. Suku Budaya
d. Nilai dan Keyakinan

2. Data Sub Sistem


a. Data Lingkungan Fisik
b. Ekonomi
c. Keamanan Dan Transportasi
d. Sistem Komnunikasi
e. Penyuluhan
Diagnosis Keperawatan

1) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi

2) Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman (sekunder


akibat defisit kognitif, kecemasan, kurang motivasi, dll)
Luaran Keperawatan (SIKI)
1) Manajemen kesehatan
Setelah dilakukan beberapa kali tindakan keperawatan, maka diharapkan manajemen kesehatan meningkat
dengan kriteria hasil:
a. Melakukan tindakan untuk mengurangi resiko meningkat
b. Menerapkan program perawatan meningkat
c. Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan meningkat
2) Tingkat kepatuhan
Setelah dilakukan beberapa kali tindakan keperawatan, maka diharapkan tingkat kepatuhan meningkat dengan
kriteria hasil:
d. Merbalisasi kemauan memenuhi program perawatan atau pengobatan meningkat
e. Verbalisasi mengikuti anjuran meningkat
f. Perilaku mengikuti program perawatan/ pengobatan membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI)
1. Edukasi Kesehatan
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
c. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
d. Jadwalkan pendidikan esehatan sesuai kesepakatan
e. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
f. Jelaskan factor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan
g. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
h. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
Observasi Lanjutan
a. Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik
b. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
c. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama menjalani program pengobatan, jika
perlu
d. Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses pengobatan
e. Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan
f. Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi
g. Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
h. Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
i. Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan
j. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu
Implementasi Keperawatan
Menurut (Nofalia & Agustina, 2019), implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan komunitas yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu:
a. Berdasarkan respon masyarakat.
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit.
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan.
Evaluasi Keperawatan
Menurut (Nofalia & Nurhadi, 2018), terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
• Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai denga
kriteria yang telah ditetapkan.
• Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara
memperbaiki atau mengatasinya.
• Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan
sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah
terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor- faktor yang lain tidak sesuai
sehingga menjadi penyebab tidak tercpainya tujuan.
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai