Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MEMUTUS RANTAI INFEKSI, PENCEGAHAN

BAHAYA FISIK-RADIASI, KIMIA

Nama : Anila Luqma


Nim: 203310682
Matkul : Keselamatan Pasien

Dosen pengampu:
Ns. Yessi Fadriyanti, M. Kep
A. Upaya Memutus Rantai Infeksi

Dalam memutus rantai infeksi diperlukan strategi dan pengendalian untuk memutuskan rantai infeksi.
Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas penjamu, agen infeksi
(pathogenesis, virulensi dan dosis) serta cara penularan. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang
berhubungan langsung dengan pasien dan dapat menjadi media transmisi infeksi baik bagi perawat maupun
pasien. Perawat berperan penting sebagai pemutus rantai infeksi untuk menurunkan angka kejadian infeksi
yang didapat di rumah sakit (HAIs)
Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:
1. Peningkatan daya tahan pejamu. Daya tahan pejamu dapat meningkat dengan pemberian imunisasi aktif
(contoh vaksinasi Hepatitis B)
2. Inaktivasi agen penyebab infeksi. Inaktivasi agen infeksi dapat dilakukan dengan metode fisik maupun
kimiawi. Contoh metode fisik adalah pemanasan (Pasteurisasi atau Sterilisasi
3. Memutus rantai penularan. Hal ini merupakan cara yang paling mudah untuk mencegah penularan
penyakit infeksi
4. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxis”/PEP) terhadap petugas kesehatan.
2
 Precaution
Precaution dimaksudkan untuk melindungi petugas layanan kesehatan dan pasien lain terhadap
penularan berbagai infeksi dalam darah dan cairan tubuh, termasuk HIV. Kewaspadaan tersebut mewajibkan
petugas/perawat agar melakukan tindakan tertentu seperti memakai sarung tangan jika mereka mungkin akan
terkena cairan tubuh pasien

• Penerapan precaution
1) Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasien atau setelah membuka sarung tangan
2) Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh
3) Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh
4) Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh
5) Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman; yang sekali pakai tidak
boleh dipakai ulang

3
6) Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok
7) Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis
8) Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai dengan prosedur
9) Buang limbah sesuai prosedur

• Medication safety
mempunyai tujuan agar tercapainya keselamatan pasien atau Patient safety .Patient safety adalah
identifikasi, penilaian, analisis, dan manajemen risiko danpatient safety incident , agar pelayanan pasien lebih aman
dan meminimalkan bahaya ataupun infeksi pada pasien.Patient safety incident adalah insiden yang tidak disengaja
atau tidak diharapkan yang bisa mengakibatkan bahaya bagi yang mendapatkan pelayanan kesehatan, seperti
kesalahan volume obat yang diberikan, kesalahan penulisan resep obat.

4
Strategi untuk meningkatkan medication safety dalam pelayanan kesehatan meliputi:
1) Perangkat obat
Peningkatan medication safety biasa dengan mengetahui penggunaan syringes Liquid oral medication
dengan baik, ditakar sesuai standar dengan menggunakan syringes
2) Pelabehan dan penyimpanan
Memisahkan obat-obat dengan label untuk membedakan vaksin dan obat injeksi. Mengatur area
penyimpanan obat, staf mengecek obat-obat expired setiap tiga bulan
3) Informasi obat
Outdated dan keterbatasan informasi merupakan penyebab kesalahan pengobatan
4) Komunikasi
Komunikasi efektif penting dalam medication safety

5
B. Upaya mencegah hazard fisik-radiasi

Menurut Ridley (2008), sasaran pencegahan kecelakaan dan hazard adalah mencegah terjadinya
keecelakaan dan jika kecelakaan terjadi, maka mencegahnya agar tidak terulang. Adapun prosedurnya
adalah :
1) Mengidentifikasi bahaya
2) Menghilangkan bahaya
3) Mengurangi bahaya hingga seminim mungkin jika penghilangan bahaya tidak dapat dilakukan
4) Melakukan penilaian resiko residual
5) Mengendalikan resiko residual

Bahaya fisik ialah bahaya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik,
temperature ekstrem, kelembaban, kebisingan, radiasi, pencahayaan, getaran, dan lain-lain. Radiasi
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hazard fisik.

6
Radiasi berasal dari sinal alfa, sinar beta, sinar gamma atau sinar-X, pekerja yang beresiko
yaitu radiographer dibagian radiologi disuatu rumah sakit, operator pembangkit tenaga nuklir atau
lainnya. Penggunaan radiasi untuk diagnostik, terapi.
Persyaratan keselamatan radiasi meliputi :

1) persyaratan manajemen;
2) persyaratan proteksi radiasi;
3) persyaratan teknik; dan
4) verifikasi keselamatan yang bertujuan untuk mencapai keselamatan pekerja
dan anggota masyarakat

7
C. Upaya mencegah hazard kimia

hazard bahaya yang berpotensi cukup tinggi di rumah sakit, yaitu hazard kimia. Hazard kimia
adalah potensi bahaya kimia merupakan paparan yang terjadi pada pekerja dengan berbagai macam
bahan yang mengandung racun dengan paparan terjadi dalam kondisi kerja normal yang berdampak
pada efek yang merugikan bahkan dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

Hazard kimia adalah kecederaan akibat sentuhan dan terhirup bahan kimia. Contohnya
bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, simen, getah sintetik, pelekat antiseptic dan
lain-lain. Bahan-bahan tersebut berbahaya dan perlu diambil langkah-langkah keselamatan apabila
mengendalikannya.Hazard kimia ini terdapat pada bahan-bahan kimia golongan berbahaya dan
beracun. Pengendalian yang harus dilakukan adalah dengan identifikasi bahan-bahan B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun

8
upaya yang dapat dilakukan agar mengurangi risiko hazard kimia di rumah sakit antara lain :

1. Pengendalian bahan kimia dilakukan oleh Unit K3RS berkoordinasi dengan seluruh
satuan kerja.
2. Pengadaan bahan beracun dan berbahaya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Indonesia
3. Penyimpanan B3 harus terpisah dengan bahan bukan B3, diletakkan diatas palet atau
didalam lemari B3, memiliki daftar B3 yang disimpan
4. Pelabelan dan pengemasan ulang harus dilakukan oleh satruan kerja yang kompeten untuk
memjamin kualitas B3 dan keakuratan serta standar pelabelan.
5. Pemanfaatan B3 oleh satuan kerja harus dipantau kadar paparan ke lingkungan serta
kondisi kesehatan pekerja.
6. Pembuangan limbah B3 cair harus dipastikan melalui saluran air kotor yang akan
masuk ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

9
Thanks!

10

Anda mungkin juga menyukai