Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

Tentang
“Hiperemesis gravidarum (HEG)”

OLEH : kelompok 4

1. Annisa Sururi (203310684)


2. Anila luqma (203310682)
3. . Ariva Firdiani (203310686)
4. Putri Melati Yonita (203310706)
5. Risma lailatul rahmi (203310710)
6. mulyana Dwi Firza (203310701)
7. Oviro Fajri (203310705)

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Elvia Metti, M.Kep, Sp. Kep. Mat

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kita
ibuk Ns. Elvia Metti, M.Kep, Sp. Kep. Mat. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah kepperawatan maternitas II yang berjudul Hiperemesis gravidarum
(HEG)

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi pembaca. Sekiranya


makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Padang,20 januari 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3


2.1 Hiperemesis Grafidarum................................................................................. 3
2.1.1 Defenisi Hiperemesis Grafidarum ................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi Hiperemesis Grafidarum ............................................... 3
2.1.3 Etiologi Hiperemesis Grafidarum ................................................... 4
2.1.4 Patofisiologi Hiperemesis Grafidarum ............................................ 4
2.1.5 Manifestasi Klinis Hiperemesis Grafidarum ................................... 5
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis Grafidarum ......................... 6
2.1.7 Penatalaksanaan Hiperemesis Grafidarum ...................................... 6
2.1.8 Komplikasi Hiperemesis Grafidarum .............................................. 8
2.1.9 WOC Hiperemesis Grafidarum ....................................................... 8
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis Grafidarum ......................... 9
2.3 Analisis Jurnal Metode Pico............................................................................16

BAB III PENUTUP ..................................................................................................19


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................19
3.2 Saran ...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG, penurunan
tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus mengalami
penurunan Kemampuan bergerak (Kusmiyati,2015). Peningkatan kadar Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi
estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah (Wiknjosastro,2009).
Hiperemesis Gravidarum merupakan suatu keadaan yang ditandai rasa mual dan
muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguan keseimbangan
elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung.
Apabila ibu hamil yang mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan
dengan baik dapat menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung
dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin
memperparah hiperemesis gravidarum (Mirza,2008).
Dikutip dari (Rofi’ah et al., 2019), Hiperemesis gravidarum dapat dipengaruhi
oleh faktor hormonal, faktor psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi danfaktor
alergi (Proverawati and Asfuah, 2009). Masalah psikologis dapat berupa
kehamilan yang tidak diinginkan, beban kerja atau finansial, ambivalensi,
kecemasan, konflik dan ketidak nyamanan fisik. Faktor emosional karena syok
dan adaptasi pada kehamilan kembar atau kehamilan yang terjadi dalam waktu
berdekatan juga dapat memicu terjadinya hiperemesis gravidarum. Kurangnya
pengetahuan, informasi, dan komunikasi antara wanita dan pemberi asuhan nya
dapat mempengaruhi persepsi wanita hamil tentang keparahan gejala
(Tiran,2008).
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan tubuh ibu sangat lemah,
mukapucat dan frekuensi buang air kecil menurun drastic sehingga cairan tubuh
semakin berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi). Keadaan ini
dapat memperlambat peredaran darah sehingga konsumsi oksigen dan makanan ke
jaringan juga ikut berkurang sehingga menimbulkan kerusakan jaringan yang
dapat membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan janin yang dikandungnya
(Hidayati, 2009).
1.2 Rumusan Masalah

1
2.4 Hiperemesis Grafidarum
2.1.10 Apakah Yang Dimaksud Dengan Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.11 Bagaimana Klasifikasi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.12 Bagaimana Etiologi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.13 Bagaimana Patofisiologi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.14 Bagaimana Manifestasi Klinis Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.15 Apasaja Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.16 Bagaimana Penatalaksanaan Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.17 Apasaja Komplikasi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.18 Bagaimana WOC Hiperemesis Grafidarum ?
2.5 Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis Grafidarum

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Anak II
1.3.2 Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.1 Untuk Mengetahui Defenisi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.2 Untuk Mengetahui Klasifikasi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.3 Untuk Mengetahui Etiologi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.4 Untuk Mengetahui Patofisiologi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.5 Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.6 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis
Grafidarum
1.3.1.7 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.8 Untuk Mengetahui Komplikasi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.9 Untuk Mengetahui WOC Hiperemesis Grafidarum
1.3.3 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis
Grafidarum

2
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
2.1 TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2.1.1 DEFINISI

Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi


pada kehamilan muda.Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen,
progesteron, dan dikeluarkannya Human Chorionic Gonadothropin.
Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.

2.1.2 KLASIFIKASI

Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :


a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik
menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing

3
c. Tingkat III
1)Keadaan umum lebih parah
2)Muntah berhenti
3)Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4)Nadi kecil dan cepat
5)Suhu meningkat
6)Tensi menurun
7)Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8)Mata cekung dan timbulnya ikterus
2.1.3 ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada
otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :

a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim


(hidramnion, kehamilan ganda, estrogen
dan HCG tinggi, mola hidatidosa)

b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi


maternal, perubahan metabolik akibat
hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi.

c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak


diinginkan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan

2.1.4 PATOFISIOLOGI

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan


muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

4
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan
yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida
air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang
sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan 12
lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).

2.1.5 MANIFESTASI KLINIS

Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :

Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat


hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa
sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa
pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi. Selain mual dan muntah secara
berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami
gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan
muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka

5
menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap
kejadian yang lebih parah.
Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan
muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis
yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah
dalam kehamilan, atau 11 memperburuk gejala yang sudah ada serta
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu
ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah,
mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius,
ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan mual dan
muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual
muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).

2.1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit


hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia
gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
2.1.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah gejal yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.

6
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka
diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat
perlu dikelola di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam. 14

c. Terapi psikologika

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat


disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.

d. Cairan parenteral

Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan


glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah
kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila

7
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena,
bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang
tidak cair.

e. Menghentikan kehamilan

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan


psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:

1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis,


somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa.

2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan


retina, kemunduran penglihatan.

3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk


ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan
pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan
darah menurun.

2.1.8 KOMPLIKASI

a) Komplikasi ringan: Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari


kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.

b) Komplikasi yang mengancam kehidupan: Rupture oesophageal


berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s,
mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal,
pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan
didalam kandungan, dan kematian janin

2.1.9 WOC

8
2.1.9 WOC
Aktivasi &
- Faktor predisposisi (kehamilan Mrangsang SSP stimulasi CT2
HCG & Estrogen
ganda) & hipotalamus
- Faktor psikologis (stress, kurg suport Asam lambung
sosial) Motilitas
naik
- Faktor organik (janin & plasenta) gastrointestinal
Hiperemesis
gravidarum
Konstipasi
Defisiensi Energi turun Cairan ekstrasel Dehidrasi
Intoleransi
Nutrisi  kelemahan & plasma
aktivitas
berkurang
Suhu tubuh
Cadangan Oksidasi lemak tak Turgor kulit meningkat
lemak & KH sempurna  Hemokonsen
habis asidosis metabolik trasi turun
Gangguan
Pola napas Hipertermia
Glukosa darah Suplai O2 integritas
tdk efektif
& otak tdk adekuat kulit

Pusing, sakit Iskemik


kepala Kehilangan
Ibu
Nyeri akut cairan berlebih
Janin
Metabolik
anaerob Hipovalemia
Kekurangan O2

Asam laktat
meningkat
Kematian
Nyeri akut

Gangguan rasa Perubahan Iritasi pada


nyaman gastrointestinal selaput lendir

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. Pengkajian Keperawatan Hiperemeaia Gravidarum (Secara Teoritis)


a. Identitas Klien
meliputi: nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama,pendidikan
terakhir, pekerjaan dan penghasilan serta alamat. Usia, 20 tahun dan > 35
tahun lebih berisiko terhadap kejadian Hiperemesis Gravidarum.
Pekerjaan, ibu yang bekerja lebih berisiko terhadap kejadian Hiperemesis
Gravidarum. Pendidikan, mempunyai pengaruh dalam berperilaku
kesehatan (misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh
ibu sesuai dengan gejala-gejala pada Hiperemesis Gravidarum, yaitu: mual
dan muntah yang terus-menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus
dan terasa asam di mulut, serta kontipasi dan demam. Selanjutnya dapat
juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan

9
gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan
ikterus.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami Hiperemesis Gravidarum
sebelumnya, kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
e. Riwayat Menstruasi
Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun, siklus 28-30 hari, lamanya
5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari, dan kemungkinan ada keluhan
waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
f. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
 Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu
makan.
 Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat badan,
tekanan darah, dan tingkat kesadaran
h. Riwayat Psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa
ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan,
mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan
muntah. Pola pertahanan diri koping yang digunakan ibu bergantung pada
pengalaman nyaterhadap kehamilan serta dukungan dair keluarga dan
perawat.
i. Paritas
Paritas banyak (lebih dari 4) mempunyai risiko tinggi terjadinya
Hiperemesis Gravidarum
j. Pemeriksaan Fisik

10
 Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik,
cukup atau kurang untuk mengetahui tingkatan Hiperemesis
Gravidarum.
 Tanda-Tanda Vital : Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi
cepat, suhu meningkat tekanan darah rendah
 Frekuensi pernapasan meningkat
 Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa
(kering ataul embab), dan oliguria
 Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah),
takikardia, atau terjadinya hipotensi ortostatik
 Keadaan abdomen yang meliputi suara abdomen (biasanya
hipoaktif merupakan keadaan normal dalam kehamilan), adanya
nyeri lepas ataunyeri tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, dan tanda Murphy dan tanda Mc.Burney’s.
 Genitourinaria Seperti nyeri kostovertebral dan nyeri suprapubik
 Eliminasi Seperti perubahan pada konsistensi feces, konstipasi,
danpenurunan frekuensi berkemih
 Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu
membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik
 Aktivitas istirahat Istiahat kurang, terjadi kelemahan tekanan darah
sistol menurun, dan denyut nadi meningkat (>100 kali per menit)
 Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh
dalam koma
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang bisa muncul adalah
a) Nausea b.d Kehamilan
b) Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan
c) Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
d) Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi
e) Nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologi
f) Gangguan integrasi kulit b.d perubahan hormonal
g) Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
h) Konstifasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal

11
i) Hipertermia b.d dehidrasi
j) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN (SLKI) KEPERAWATAN

1 Nausea b.d SLKI L. 12111 SIKI. I. 03117 Halaman 197


Kehamilan HAL. 144 Setelah Observasi
dilakukan intervensi 1. Identifikasi dampak mual
keperawatan terhadap nafsu makan
diharapkan tingkat 2. Identifikasi penyebab mual
nausea menurun 3. Identifikasi untuk
dengan kriteria hasil mencegah mual
1. Keluhan mual 4. Monitor mual
menurun 5. Monitor asupan nutrisi dan
2. Perasaan ingin kalori
muntah menurun Terapeutik
3. Nafsu makan 1. Kendalikan faktor
meningkat lingkungan penyebab mual
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
Edukasi
1. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika meransang
mual
2. Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
untuk mengatasi mual
Kolaborasi
1. Pemberian antiematik
jika perlu

12
2 Defisit nutrisi b.d SLKI L. 03030 Manajemen nutrisi (I.03119)
ketidak mampuan HAL. 121 Setelah Halaman 200
mencerna makanan dilakukan intervensi Observasi
keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi
diharapkan status 2. Identifikasi alergi dan
nutrisi membaik intoleransi makanan
dengan kriteria hasil 3. Identifikasi makanan yang
1. Nafsu makan disukai
membaik 4. Identifikasi kebutuhan
2. Frekuensi makan kalori dan jenis nutrien
membaik 5. Identifikasi perlunya
3. Indeks masa penggunaan selang
tubuh (ITM) nasogastrik
membaik 6. Monitor asupan makanan
4. Membrane 7. Monitor berat badan
mukosa membaik 8. Monitor hasil pemeriksaan
5. Perasaan cepat laboratorium
kenyang menurun Terapeutik
6. Porsi makan yang 1. Lakukan oral hygiene
dihabiskan sebelum makan, jika perlu
meningkat 2. Fasilitasi menentukan
7. Kekuatan otot pedoman diet (mis. piramida
pengunyah dan makanan)
menelah 3. Sajikan makanan secara
meningkat menarik dan suhu yang
8. Verbalisasi sesuai
keinginan untuk 4. Berikan makanan tinggi
meningkatkan serat untuk mencegah
nutrisi meningkat konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
7. Hentikan pemberian makan
13
melalui selang nasogastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu

3 Hipovolemia b.d SLKI L.03028. Hal. SIKI. I 03116). Halaman 184


kehilangan cairan 107 . Setelah Manajemen Hipovolemia
aktif dilakukan intervensi Observasi
keperawatan 1. Periksa tanda dan gejala
diharapkan status hipovolemia (mis. frekuensi
cairan membaik nadi meningkat, nadi teraba
dengan kriteria hasil lemah, tekanan darah
1. Frekuensi nadi menurun, tekanan nadi
membaik menyempit, turgor kulit
2. Tekanan darah menurun, membran mukosa
membaik kering, volume urine
3. Tekanan nadi menurun, hematocrit
membaik meningkat, haus, lemah)
4. Membrane 2. Monitor intake dan output
mukosa membaik cairan
5. Kadar hb Terapeutik
membaik 1. Hitung kebutuhan cairan
6. Intake cairan 2. Berikan posisi modified
membaik Trendelenburg

14
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian
produk darah

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Implementasi adalah fase ketika perawat menerapkan intervensi
keperawatan. Implementasi adalah langkah keempat dari proses
keperawatan yang telah direncanakan perawat untuk dikerjakan untuk
membantu klien mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau
respon yang disebabkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2014).
Implementasi keperawatan yang direncanakan dengan tujuan klien mampu
perawatan diri dengan penyakit yang pengalaman bahwa klien mencapai
tingkat penyembuhan yang optimal dan Efektif. Hingga kemandirian pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum dapat meningkat dengan melakukan
tindakan keperawatan untuk mengurangi penyebab mual muntah dan dapat
memberikan ibu kenyamanan dan keamanan.
Evaluasi adalah tahapan terakhir akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah
direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada
15
tahap perencanaan (Hidayat, 2001). Setelah melakukan tindakan keperawatan
maka langkah terakhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi sejauh
mana tindakan-tindakan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak.
Hal ini ditunjang oleh adanya kerjasama yang efektif antara tenaga kesehatan
dan keluarga dalam fasilitas dan sarana kesehatan.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan klien teratas.
tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apa tujuannya
Perawatan dilakukan atau tidak. Hal ini terkait dengan Kemampuan ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum dalam kemandiriannya dan Mencegah
munculnya kembali masalah yang telah dialami. Pada ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum dapat mengevaluasi independensinya mengatasi
masalah, mencakup semua aspek bio-psiko-psiko yang baiksosial dan
spiritual.
2.3 Analisis Penelitian Dengan Metode Pico

16
ANALISIS PENELITIAN DENGAN METODE PICO

Judul artikel Pengaruh Jahe hangat dalam mengurangi mual muntah ibu
hamil dengan hipermesis gravidarum

Peneliti Wenny Lazdia dan Nadia Eka Putri

Identitas Jurnal Real in Nursing Journal,Vol 3 No.1 tahun 2020

e-ISSN : 2685-1997

p-ISSN : 2685-9068

Diakses dari:

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/article/view/489
Problem/population Problem: Masalah yang diteliti pada jurnal ini yaitu
pengaruh pemberian air jahe hangat terhadap pengurangan
mual dan muntah pada ibu hamil dengan hipermesis
gravidarum trisemester pertama.

Population:Populasi dalam penelitian yaitu seluruh


penderita hiperemesis gravidarum trimester 1 di wilayah
kerja Puskesmas Muaralabuh Kabupaten Solok Selatan
pada tahun 2018 sebanyak 47 orang dengan usia 22-40
tahun.Sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang yang
dibagi menjadi 16 orang kelompok intervensi dan 16
orang kelompok kontrol.

Intervention Intervensi pada penelitian ini adalah pemberian teh jahe


hangat sebanyak 2 x sehari (pada jam 8 pagi dan jam 8
malam)masing masing sebanyak 125 mg selama 4 hari.

Comparison Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


Hasnita,Hasnaeni dengan judul “EFEKTIFITAS
PEMBERIAN TEH JAHE UNTUK MENGATASI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL
TRISEMESTER I DI PUSKESMAS KOTA
17
MAKASSAR”yang diakses dari :

http://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada
kehamilan muda. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013)
ada 3 tingkat. Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak
ditemukan kelainan biokimia. Hiperemesis gravidarum yang merupakan
komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Gejala utama
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi

18
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan
hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Masalah yang diteliti pada jurnal ini yaitu pengaruh pemberian air jahe hangat
terhadap pengurangan mual dan muntah pada ibu hamil dengan hipermesis
gravidarum trisemester pertama
3.2 Saran
Ibu hamil (khususnya untuk kelompok umur berisiko pada ibu hamil dan
primigravida) diharapkan untuk tidak menganggap remeh emesis gravidarum
sehingga bisa menurunkan angka kejadian bayi berat lahir rendah yang merupakan
komplikasi dari emesis gravidarum yang tidak diberi tindakan

DAFTAR PUSTAKA

Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana, A. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan,
8(1), 41. https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844

Khayati, N. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu..., Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP,
2013. 11–68.

Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus. Jogjakarta:
Medication Jogja.

PPNI .(2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI

19
PPNI .(2018).Sandar Intervensi Keperawatan Indonesia ; Definisi dan Tindakan
keperawatan, Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI

Rahayu kusuma Wardani. (2020).EFEKTIFITAS KONSUMSI AIR TEBU


KOMBINASI DENGAN AIR JAHE TERHADAP HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
SIDOMULYO PEKANBARU : Jurnal Ilmu Kebidanan. 9(1) : 36-41

Tiran, Denise. (2008). Mual muntah kehamilan. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai