KEPERAWATAN MATERNITAS II
Tentang
“Hiperemesis gravidarum (HEG)”
OLEH : kelompok 4
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kita
ibuk Ns. Elvia Metti, M.Kep, Sp. Kep. Mat. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah kepperawatan maternitas II yang berjudul Hiperemesis gravidarum
(HEG)
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.4 Hiperemesis Grafidarum
2.1.10 Apakah Yang Dimaksud Dengan Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.11 Bagaimana Klasifikasi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.12 Bagaimana Etiologi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.13 Bagaimana Patofisiologi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.14 Bagaimana Manifestasi Klinis Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.15 Apasaja Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.16 Bagaimana Penatalaksanaan Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.17 Apasaja Komplikasi Hiperemesis Grafidarum ?
2.1.18 Bagaimana WOC Hiperemesis Grafidarum ?
2.5 Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis Grafidarum
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Anak II
1.3.2 Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.1 Untuk Mengetahui Defenisi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.2 Untuk Mengetahui Klasifikasi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.3 Untuk Mengetahui Etiologi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.4 Untuk Mengetahui Patofisiologi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.5 Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.6 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis
Grafidarum
1.3.1.7 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.8 Untuk Mengetahui Komplikasi Hiperemesis Grafidarum
1.3.1.9 Untuk Mengetahui WOC Hiperemesis Grafidarum
1.3.3 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis
Grafidarum
2
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
2.1 TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2.1.1 DEFINISI
2.1.2 KLASIFIKASI
3
c. Tingkat III
1)Keadaan umum lebih parah
2)Muntah berhenti
3)Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4)Nadi kecil dan cepat
5)Suhu meningkat
6)Tensi menurun
7)Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8)Mata cekung dan timbulnya ikterus
2.1.3 ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada
otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :
2.1.4 PATOFISIOLOGI
4
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan
yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida
air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang
sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan 12
lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).
5
menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap
kejadian yang lebih parah.
Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan
muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis
yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah
dalam kehamilan, atau 11 memperburuk gejala yang sudah ada serta
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu
ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah,
mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius,
ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan mual dan
muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual
muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).
6
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka
diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat
perlu dikelola di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam. 14
c. Terapi psikologika
d. Cairan parenteral
7
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena,
bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang
tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
2.1.8 KOMPLIKASI
2.1.9 WOC
8
2.1.9 WOC
Aktivasi &
- Faktor predisposisi (kehamilan Mrangsang SSP stimulasi CT2
HCG & Estrogen
ganda) & hipotalamus
- Faktor psikologis (stress, kurg suport Asam lambung
sosial) Motilitas
naik
- Faktor organik (janin & plasenta) gastrointestinal
Hiperemesis
gravidarum
Konstipasi
Defisiensi Energi turun Cairan ekstrasel Dehidrasi
Intoleransi
Nutrisi kelemahan & plasma
aktivitas
berkurang
Suhu tubuh
Cadangan Oksidasi lemak tak Turgor kulit meningkat
lemak & KH sempurna Hemokonsen
habis asidosis metabolik trasi turun
Gangguan
Pola napas Hipertermia
Glukosa darah Suplai O2 integritas
tdk efektif
& otak tdk adekuat kulit
Asam laktat
meningkat
Kematian
Nyeri akut
9
gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan
ikterus.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami Hiperemesis Gravidarum
sebelumnya, kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
e. Riwayat Menstruasi
Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun, siklus 28-30 hari, lamanya
5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari, dan kemungkinan ada keluhan
waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
f. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu
makan.
Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat badan,
tekanan darah, dan tingkat kesadaran
h. Riwayat Psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa
ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan,
mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan
muntah. Pola pertahanan diri koping yang digunakan ibu bergantung pada
pengalaman nyaterhadap kehamilan serta dukungan dair keluarga dan
perawat.
i. Paritas
Paritas banyak (lebih dari 4) mempunyai risiko tinggi terjadinya
Hiperemesis Gravidarum
j. Pemeriksaan Fisik
10
Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik,
cukup atau kurang untuk mengetahui tingkatan Hiperemesis
Gravidarum.
Tanda-Tanda Vital : Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi
cepat, suhu meningkat tekanan darah rendah
Frekuensi pernapasan meningkat
Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa
(kering ataul embab), dan oliguria
Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah),
takikardia, atau terjadinya hipotensi ortostatik
Keadaan abdomen yang meliputi suara abdomen (biasanya
hipoaktif merupakan keadaan normal dalam kehamilan), adanya
nyeri lepas ataunyeri tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, dan tanda Murphy dan tanda Mc.Burney’s.
Genitourinaria Seperti nyeri kostovertebral dan nyeri suprapubik
Eliminasi Seperti perubahan pada konsistensi feces, konstipasi,
danpenurunan frekuensi berkemih
Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu
membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik
Aktivitas istirahat Istiahat kurang, terjadi kelemahan tekanan darah
sistol menurun, dan denyut nadi meningkat (>100 kali per menit)
Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh
dalam koma
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang bisa muncul adalah
a) Nausea b.d Kehamilan
b) Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan
c) Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
d) Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi
e) Nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologi
f) Gangguan integrasi kulit b.d perubahan hormonal
g) Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
h) Konstifasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal
11
i) Hipertermia b.d dehidrasi
j) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
12
2 Defisit nutrisi b.d SLKI L. 03030 Manajemen nutrisi (I.03119)
ketidak mampuan HAL. 121 Setelah Halaman 200
mencerna makanan dilakukan intervensi Observasi
keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi
diharapkan status 2. Identifikasi alergi dan
nutrisi membaik intoleransi makanan
dengan kriteria hasil 3. Identifikasi makanan yang
1. Nafsu makan disukai
membaik 4. Identifikasi kebutuhan
2. Frekuensi makan kalori dan jenis nutrien
membaik 5. Identifikasi perlunya
3. Indeks masa penggunaan selang
tubuh (ITM) nasogastrik
membaik 6. Monitor asupan makanan
4. Membrane 7. Monitor berat badan
mukosa membaik 8. Monitor hasil pemeriksaan
5. Perasaan cepat laboratorium
kenyang menurun Terapeutik
6. Porsi makan yang 1. Lakukan oral hygiene
dihabiskan sebelum makan, jika perlu
meningkat 2. Fasilitasi menentukan
7. Kekuatan otot pedoman diet (mis. piramida
pengunyah dan makanan)
menelah 3. Sajikan makanan secara
meningkat menarik dan suhu yang
8. Verbalisasi sesuai
keinginan untuk 4. Berikan makanan tinggi
meningkatkan serat untuk mencegah
nutrisi meningkat konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
7. Hentikan pemberian makan
13
melalui selang nasogastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
14
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian
produk darah
16
ANALISIS PENELITIAN DENGAN METODE PICO
Judul artikel Pengaruh Jahe hangat dalam mengurangi mual muntah ibu
hamil dengan hipermesis gravidarum
e-ISSN : 2685-1997
p-ISSN : 2685-9068
Diakses dari:
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/article/view/489
Problem/population Problem: Masalah yang diteliti pada jurnal ini yaitu
pengaruh pemberian air jahe hangat terhadap pengurangan
mual dan muntah pada ibu hamil dengan hipermesis
gravidarum trisemester pertama.
http://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada
kehamilan muda. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013)
ada 3 tingkat. Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak
ditemukan kelainan biokimia. Hiperemesis gravidarum yang merupakan
komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Gejala utama
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi
18
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan
hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Masalah yang diteliti pada jurnal ini yaitu pengaruh pemberian air jahe hangat
terhadap pengurangan mual dan muntah pada ibu hamil dengan hipermesis
gravidarum trisemester pertama
3.2 Saran
Ibu hamil (khususnya untuk kelompok umur berisiko pada ibu hamil dan
primigravida) diharapkan untuk tidak menganggap remeh emesis gravidarum
sehingga bisa menurunkan angka kejadian bayi berat lahir rendah yang merupakan
komplikasi dari emesis gravidarum yang tidak diberi tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana, A. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan,
8(1), 41. https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844
Khayati, N. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu..., Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP,
2013. 11–68.
19
PPNI .(2018).Sandar Intervensi Keperawatan Indonesia ; Definisi dan Tindakan
keperawatan, Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI
20