Oleh:
WINDA FRANSISCA
203310716
Dosen Pembimbing:
Ns. Yesi Fadriyanti, M.Kep
A. UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMIK PADA POSISI
BERBARING, DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN
Definisi Ergonomi Tujuan Ergonomi
1. Tehnik
2. Fisik 1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
3. Pengalaman psikis 2. Menurunnya kecelakaan kerja.
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan 3. Biaya pengobatan berkurang.
dengan kekuatan dan gerakan otot dan 4. Stress akibat kerja berkurang.
persendian 5. Produktivitas membaik.
5. Sosiologi 6. Alur kerja bertambah baik.
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature 7. Rasa aman karena bebas dari cedera.
tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot 8. Kepuasan kerja meningkat
7. Desain, dll
sikap berbaring
Posisi klien penting telentang (dorsal RACKBIKE-tergeletak di belakang), rawan
(berbaring pada perut), Sims' (semi-rawan-berbaring di samping (biasanya kiri)-dengan atas
lutut tertekuk), Fowler di (tergeletak di belakang, dengan kepala tinggi), lutut-dada atau
genupectoral (berbaring di lutut, dengan dada beristirahat di tempat tidur), dorsal lithotomy
(tergeletak di belakang, dengan kaki di sanggurdi), dan lateral (berbaring di samping).
Posisi telentang dapat dimodifikasi dengan menekuk lutut dan menempatkan kaki
datar di tempat tidur. Trendelenburg's (posisi kepala-down-berbaring dengan kepala lebih
rendah dari kaki) digunakan untuk mengobati sengatan, dengan mempromosikan aliran darah
ke otak. Posisi terbalik Trendelenburg dapat digunakan untuk meningkatkan tabung pakan
dan sebagai prosedur darurat untuk membantu menghentikan pendarahan di cedera kepala.
Dua lainnya, kurang posisi umum digunakan adalah posisi berdiri diubah (berdiri sementara
membungkuk ke depan), dan posisi yang digunakan untuk pungsi lumbal.
sikap duduk
Posisi Duduk Yang Benar :
• Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang. Paha menempel di dudukan
kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi.
• Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang.
• tekuklah lutut hingga sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
• Jika dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga membantu
menyalurkan beban dari tungkai.
• Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun posisi kaki tetap
sejajar dengan lantai.
• Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, peregangan sesaat, atau
berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan kesegaran tubuh
• Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, jangan lupa istirahatkan lengan dan siku.
• Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang, jangan memutar
punggung.
sikap berdiri
Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang Kategori kondisi yang menggambarkan bahaya
berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek Context to work fungsi dan budaya organisasi
psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau komunikasi yang buruk, rendahnya dukungan
kurang mendapatkan perhatian seperti : untuk pemecahan masalah dan pengembangan
1. Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai pribadi, kurangnya pemahaman terhadap tujuan
dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, organisasi peran dalam organisasi ambiguitas dan
temperamen atau pendidikannya. konflik peran, tanggung jawab terhadap orang lain
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja sebagai pengembangan karir ketidakpastian dan stagnasi
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh. karir, underpromotion atau overpromotion,
3. Hubungan antara individu yang tidak harmoni insentif yang buruk, rendahnya nilai sosial terhadap
dan tidak serasi dalam organisasi kerja. pekerjaan latitude keputusan/pengendalian
4. Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial partisipasi yang rendah pada pembuatan
dan Stress Kerja adalah agar produktivitas kerja keputusan, kurangnya pengendalian terhadap
dapat tetap terjaga pekerjaan
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :
1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
2. faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan,
yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun
hasil akhir
3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik
maupun psikis.
Potensi bahaya Psiko-sosial
Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga
kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja
yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya,
sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh,
serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.