Anda di halaman 1dari 11

FILM PENDEK TENTANG MENDUKUNG ODHA UNTUK SISWA SMA

ANTARTIKA SURABAYA

SHORT FILM ABOUT SUPPORTING PLWHA FOR STUDENT OF


ANTARTIKA HIGH SCHOOL SURABAYA

Ahmad Fahri
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.
Email: fakhriwashere@gmail.com

Abstract: Discrimination to PLWHA (People Living With HIV & AIDS) still happen today. The lack
of information about PLWHA and HIV & AIDS being caused to discrimination. So it need a health
promotion which aim to increase people’s knowledge. Media which used determine success of information
delivery to students in Antartika high school Surabaya, which is close to high frequency of PLWHA place
in Surabaya. This research is implemented using Research and Development (R & D) design which
aiming to develop a short film to promote health. The research use questionnaire which given to 69
students. And an interview aiming to get characteristic of the targets. Beside it also conducted an expert
review to get a feedback for the prototype and short film media that have been developed. Students of
Antartika high school need to get information about PLWHA discrimination, HIV transmission, and
the medium that bring HIV. Short film that has been produced is adapted by students characteristic
that loving Indonesian films with action genre and using bahasa. The film media has duration within 5
minutes and have a message that we must supporting PLWHA, not avoid them, using morale approach
that aim targeting group that watching the film get a morale value.

Keywords: health promotion media, PLWHA, discrimination, film

Abstrak: Diskiminasi terhadap ODHA masih terjadi di tengah masyarakat. Kurangnya informasi
mengenai ODHA dan penyakit HIV & AIDS menjadi salah satu penyebab terjadi nya diskriminasi. Untuk
itu perlu adanya promosi kesehatan dengan tujuan menambah pengetahuan masyarakat. Media yang
digunakan sangat menentukan keberhasilan penyampaian informasi pada siswa SMA Antartika Surabaya,
yang berada dikawasan dengan frekuensi tertinggi ODHA di Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan
dengan rancangan research and development (R & D) yang bertujuan untuk mengembangkan media film
pendek untuk promosi kesehatan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 69 siswa.
Dan wawancara yang bertujuan untuk menggali karakteristik sasaran. Selain itu juga dilakukan expert
review untuk mendapatkan saran atas prototype dan media film pendek yang sudah dikembangkan. Siswa
SMA Antartika membutuhkan penambahan informasi mengenai diskriminasi ODHA, cara penularan HIV,
dan medium HIV. Film pendek yang dibuat disesuaikan dengan karakteristik siswa yang menyukai film
Indonesia dengan genre aksi dan menggunakan bahasa Indonesia. Media film berdurasi 5 menit dengan
pesan ODHA harus kita dukung, bukan malah menjauhinya, menggunakan pendekatan moral dengan
tujuan kelompok sasaran yang menonton film akan mendapatkan pelajaran moral yang berharga.

Kata kunci: media promosi kesehatan, ODHA, diskriminasi, film

PENDAHULUAN HIV 26,052 dan AIDS 14,499 (Ditjen PP


& PL Kemenkes RI, 2016). Sedangkan data
HIV dan AIDS adalah salah satu
dari dinas kesehatan menunjukkan bahwa
penyakit yang mematikan di dunia, termasuk
jumlah terbanyak kasus di Jawa Timur
di Indonesia. Pada tahun 2016, terdapat
adalah kota Surabaya dengan jumlah pada
jumlah kasus baru di Indonesia untuk HIV
tahun 2015 sendiri sebanyak 7.045 orang.
sejumlah 32,711 sedangkan untuk kasus
Menurut umur, jumlah kumulatif kasus HIV
AIDS sejumlah 7,864 terhitung hingga
hingga maret 2016 paling tinggi adalah pada
Maret 2016. Propinsi Jawa Timur berada
golongan umur 20-29 tahun.
di peringkat kedua setelah provinsi DKI
Kurangnya informasi mengenai ODHA
Jakarta dengan jumlah kumulatif kasus
adalah salah satu penyebab terjadi nya

48
Ahmad Fahri, Film Pendek tentang Mendukung… 49

diskriminasi, sehingga muncul pandangan Pada jurnal hubungan antara dukungan


negatif terhadap ODHA. Dalam jurnal sosial yang diterima dengan kebermaknaan
penelitian Pengetahuan HIV dan AIDS hidup ODHA (2012), menunjukkan bahwa
pada Remaja di Indonesia (Analisis Data ada nilai positif pada pemberian dukungan
Riskesdas 2010) menyebutkan bahwa sosial kepada ODHA. Salah satu upaya
Pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja untuk menambah informasi sehingga remaja
kategori baik diketahui sebesar 51,1%, dapat mendukung ODHA adalah dengan
sedangkan remaja dengan pengetahuan melakukan promosi kesehatan.
kurang sebesar 48,9%. Persentase remaja Promosi kesehatan adalah upaya
yang mampu menjawab dengan benar memberdayakan masyarakat untuk
pengetahuan HIV & AIDS hanya sebesar memelihara, meningkatkan dan melindungi
0,3% (Sudikno, dkk. 2011). kesehatan diri serta lingkungannya.
Sedangkan dari laporan pencapaian (Ottawa Charter, 1986). Promosi
ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) dalam kesehatan mendukung pengembangan
MDGs tahun 2015 menyatakan bahwa pribadi dan sosial melalui penyediaan
proporsi jumlah penduduk usia 15–24 informasi, pendidikan untuk kesehatan,
tahun yang memiliki pengetahuan yang dan meningkatkan keterampilan hidup.
komprehensif mengenai HIV & AIDS Dengan demikian, meningkatkan pilihan
sebesar 21,3% (Kemenkes RI). Pelajar yang tersedia kepada orang-orang untuk
dengan tingkat pengetahuan tentang HIV berlatih lebih mengontrol kesehatan mereka
& AIDS yang rendah lebih berisiko untuk sendiri dan lebih dari lingkungan mereka,
menstigma ODHA daripada pelajar dengan dan untuk membuat pilihan kondusif untuk
tingkat pengetahuan tinggi. (Sosodoro, dkk. kesehatan.
2009). Seiring dengan perkembangan jaman,
Keberadaan ODHA (orang dengan media untuk promosi kesehatan guna
HIV & AIDS) sendiri memiliki banyak meningkatkan pengetahuan masyarakat
permasalahan sosial dalam kehidupannya. sangat beraneka-ragam. Dari media visual
Baik dengan dirinya sendiri, keluarga, berupa poster, leaflet, majalah, buku saku,
teman, lingkungan tempat dia berada dan dan lain-lain, media audio berupa radio
masyarakat. Data awal penelitian yang hingga media yang menggabungkan visual
didapatkan dengan wawancara langsung dan audio berupa film dan iklan televisi.
warga Gubeng Airlangga, Kota Surabaya Begitu pula penyebaran media tersebut,
pada akhir Mei 2015, di wilayahnya terjadi seiring dengan perkembangan saat ini
kasus diskriminasi ODHA oleh masyarakat. muncul beberapa sarana baru yang efektif
Kejadiannya adalah seorang yang telah yakni media massa berupa media internet
diidentifikasi mengidap HIV meninggal. yang dapat memuat berbagai macam
Ketika akan disholatkan di sebuah informasi, baik media visual, audio, atau
masjid, pengurus masjid menolak dengan audio-visual. Sehingga perlu adanya
alasan penyakit tersebut. Namun setelah keselarasan antara masyarakat sebagai
terjadi perdebatan yang panjang antara subjek media dengan media dan channel/
masyarakat dan pengurus masjid, akhirnya saluran penyebaran yang digunakan agar
dilangsungkan sholat jenazah. pesan yang disampaikan bisa tercapai.
Untuk menghadapi masalah ini perlu Dari berbagai media baik media audio
dilakukan upaya-upaya berupa mengubah dan media visual ataupun media audio
pandangan negatif di masyarakat terutama visual, telah banyak diketahui bahwa media
pada remaja dengan menambah informasi- yang efektif digunakan untuk menambah
informasi yang benar mengenai penyakit ini. pengetahuan secara massal adalah media
Informasi ini sangat penting sehingga tidak audio visual sesuai dengan konsep kerucut
terjadi kecemasan, kekhawatiran atau bahkan pengalaman Edgar Dale. Media audio visual
ketakutan terhadap penyebaran penyakit ini sendiri merupakan penggabungan konsep
yang tidak benar. Sehingga pada akhirnya antara audio berupa suara dan visual berupa
remaja dapat aktif mendukung ODHA. gambar, sehingga masyarakat bisa tahu
50 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 48–58

melalui gambaran secara riil baik dampak Sugiyono (2012:407) bahwa “Penelitian
atau keadaan bilamana pandangan negatif Research and Development adalah
itu masih ada. metode penelitian yang digunakan untuk
Media audio visual yang sering menghasilkan produk tertentu dan menguji
digunakan adalah film, dengan film bisa keefektifan produk tersebut”.
digambarkan dengan sangat menarik pesan Prosedur penelitian ini mengacu pada
yang akan disampaikan, kemudahan untuk kerangka teori P-Process yaitu dari langkah
dapat mencerna dan diterima oleh banyak 1 berupa analisis, langkah 2 desain strategi,
kalangan masyarakat juga merupakan alasan hingga langka 3 pengembangan media.
yang cocok mengapa media film sangat Populasi untuk penelitian ini adalah siswa
sering digunakan. kelas 10, 11 dan 12 SMA Antartika Surabaya
Film diimajinasikan mempunyai sebanyak 69 orang. Sampel dalam penelitian
daya magis atau power yang sangat hebat ini adalah siswa kelas 10, 11, dan 12.
sehingga bisa menginspirasi banyak Jumlah sampel diambil dengan teknik total
penonton. Melalui film, penonton seperti sampling. Teknik total sampling ini dipakai
diajak untuk berpetualang di dunia lain dikarenakan populasi siswa tersebut terlalu
seperti yang disajikan dalam film. Dengan sedikit. Untuk mengetahui karakteristik
melihat film, para penonton dibuat menangis dasar responden, digunakan instrumen
tersedu-sedu, tertawa terbahak-bahak, pengambilan data berupa kuesioner.
terpacu adrenalinnya, dan banyak aktivitas Dipilih informan 3 orang dari siswa dan
ekspresif lainnya yang walaupun sebenarnya 1 orang guru secara acak yang kemudian
tidak secara riil, penonton seakan-akan dilakukan wawancara mengenai kebijakan
mengalami hal itu secara langsung (Wisang, dan program yang ada di sekolah. Setelah
2010). itu data diolah dan dilakukan analisis untuk
Selain itu dengan perkembangan menentukan desain strategi pesan dan
informasi seperti sekarang ini, penyebaran positioning. Dari desain strategi tersebut
film tidak hanya dapat ditonton lewat selanjutnya dibuat Prototype berupa naskah
televisi, namun dapat disebarkan juga skenario film. Prototype ini kemudian
melalui internet dan dengan mudah dilakukan Expert Review atau meminta
digunakan ketika melakukan penyuluhan ke pendapat ahli dalam bidang media. 2 orang
masyarakat. Sehingga untuk penyebarannya ahli media ditentukan oleh peneliti untuk
sendiri sangat efektif karena dapat melakukan review.
menjangkau kalangan masyarakat secara Kritik dan saran hasil Expert Review
luas. Untuk itulah, peneliti mengembangkan menjadi bahan acuan untuk melakukan
film sebagai media promosi kesehatan yang revisi pada prototype. Setelah itu dimulai
dapat menambah pengetahuan masyarakat proses produksi film. Untuk memproduksi
mengenai ODHA. film dibutuhkan ± 15 orang kru. Durasi film
Tujuan dari penelitian ini adalah yang dibuat adalah 5–10 menit. Film yang
Mempelajari gambaran umum, karakteristik, sudah jadi kemudian diujicobakan pada
pengetahuan siswa SMA Antartika Surabaya beberapa siswa dan ahli media untuk melihat
serta mengembangkan media film pendek sejauh mana kelayakan film.
tentang mendukung ODHA untuk siswa
SMA Antartika Surabaya.
HASIL PENELITIAN
SMA Antartika Surabaya berdiri sejak
METODE
19 April 1979. Sekolah ini berada di Jl.
Metode yang digunakan dalam Banyu Urip Kidul II/37, kelurahan Banyu
penelitian ini adalah metode R & D Urip, kecamatan Sawahan, kota Surabaya.
(Research and Development), karena Secara letak, kecamatan Sawahan berada
sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu di bagian selatan kota Surabaya. SMA
untuk mengembangkan media film promosi Antartika merupakan salah satu sekolah
kesehatan untuk mendukung ODHA. yang berada di bawah yayasan pendidikan
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahyuhana. Selain SMA, juga ada SMP dan
Ahmad Fahri, Film Pendek tentang Mendukung… 51

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tabel 3. Distribusi Karakteristik Media


Siswa SMA Antartika Tahun yang Disukai Responden diSMA
Pelajaran 2016–2017 Antartika Surabaya Tahun
Pelajaran 2016–2017
Karakteristik
Frekuensi %
Responden Karakteristik Frekuensi %
Jenis Kelamin Media
Laki-laki 44 63,8 Film Yang Disuka
Perempuan 25 36,2 Indonesia 34 49,3
Total 69 100 Holywood 27 39,1
Umur Bollywood 7 10,1
16 tahun 20 29 Lainnya 1 1,1
17 tahun 31 44,9 Total 69 100
18 tahun 13 18,8 Genre Film
Drama 9 13
19 tahun 2 2,9
Aksi 30 43,5
20 tahun 3 4,3 Komedi 19 27,5
Total 69 100 Horor 9 13
Agama Lainnya 2 2,9
Islam 64 92,8 Total 69 100
Katolik 2 2,9 Tempat Nonton
Kristen 3 4,3 Bioskop 12 17,4
Total 69 100 Televisi 41 59,4
Internet 15 21,7
Lainnya 1 1,4
Tabel 2. Distribusi Saluran Komunikasi Total 69 100
Siswa SMA Antartika Surabaya
Tahun Pelajaran 2016–2017
berjumlah 21 orang, dan siswa 12 IPS
Saluran sejumlah 19 orang.
Frekuensi %
Komunikasi Selain kegiatan belajar mengajar yang
Bahasa
rutin dilakukan dari hari senin hingga
Kegemaran
Indonesia 42 60,9
jumat, SMA Antartika memiliki kegiatan
Jawa 14 20,3 ekstrakurikuler seperti futsal, band, BTQ
Inggris 9 13 (Baca Tulis Al-Quran), dan silat yang
Lainnya 4 5,8 diadakan setiap hari sabtu atau hari minggu.
Total 69 100 Sedangkan untuk ekstrakurikuler English
Bahasa conversation dan keterampilan akuntansi
Dimengerti termasuk dalam jadwal kegiatan belajar
Indonesia 52 75,4 mengajar.
Jawa 12 17,4 Dari kuesioner penelitian yang
Lainnya 5 7,2
dibagikan kepada 69 siswa, maka didapatkan
Total 69 100
data berupa karakteristik responden siswa
Bahasa di Rumah
Indonesia 25 36,2 SMA Antartika Surabaya, yang meliputi
Jawa 43 62,3 jenis kelamin, umur, dan agama. Dari Tabel
Surabaya 1 1,4 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar
Total 69 100 siswa SMA Antartika berjenis kelamin laki-
laki. Kebanyakan berumur 17 tahun, dan
beragama islam.
SMK, ketiganya berada dalam satu gedung Bahasa sebagai saluran komunikasi
yang sama. merupakan salah satu variabel penting
SMA Antartika memiliki 3 tingkatan dalam pengembangan media. Pada Tabel
kelas yakni kelas 10, 11, dan 12. Jumlah 2 diketahui bahwa bahasa Indonesia adalah
siswa kelas 10 adalah 16 orang, sedangkan paling banyak digemari dan dimengerti
siswa 11 IPA adalah 13 orang, 11 IPS
52 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 48–58

oleh siswa, dan bahasa Jawa adalah paling Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden
banyak digunakan di rumah. Mengenai Penyebab Penyakit HIV
Film sebagai media komunikasi & AIDS
memiliki ciri khas dan segmentasi yang
berbeda tergantung selera dan minat pada Penyebab Frekuensi %
masing-masing individu. Dari Tabel 3 dapat Bukan bakteri
diketahui bahwa karakteristik media yang Mengetahui 29 42
Tidak 40 58
sesuai dengan responden adalah film dengan
Mengetahui
jenis film yang paling digemari adalah film
Total 69 100
Indonesia, sedangkan genre yang paling
Virus
banyak ditonton adalah genre aksi dan Mengetahui 63 91,3
tempat menonton yang disukai adalah Tidak mengetahui 6 8,7
televisi. Total 69 100
Dalam perancangan desain pesan dan
media, maka informasi ini sangat diperlukan
untuk menentukan segmentasi media. Media mendapatkan pelajaran moral, sehingga
yang dibuat nantinya akan mencakup informasi yang diterima akan mudah masuk
karakteristik seperti menggunakan bahasa ke dalam pemahaman kelompok sasaran.
Indonesia sebagai bahasa yang paling Menurut Mursidin (2011), pembelajaran
digemari dan dimengerti oleh siswa, moral bagi peserta didik akan lebih efektif
menggunakan tutur cerita layaknya apabila disajikan dalam bentuk gambar,
film indonesia, dan bergenre aksi sesuai seperti film, sehingga peserta didik bukan
karakteristik media yang disukai oleh saja menangkap maknanya dari pesan verbal
siswa. Pendekatan pesan dilakukan agar mono-pesan, melainkan bisa menangkap
sasaran mau mengikuti apa yang diharapkan pesan yang multi-pesan dari gambar,
dalam pembuatan media, diantaranya keterkaitan antargambar dan peristiwa dalam
adalah: (Pendekatan rasa takut) Bisa alur cerita yang disajikan. Selain itu juga
berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. film yang dibuat akan menggunakan cerita
Terkadang kita harus menakuti orang agar yang tidak rumit, mudah dicerna, dan yang
menyelamatkan hidup mereka sendiri. dekat dengan siswa.
(Pendekatan rasa bersalah) Rasa bersalah Menurut Djoerban (1999) bahwa
dapat memikat emosi, orang akan merasa stigmatisasi terhadap ODHA ini akibat
bersalah apabila melanggar peraturan, kesalahpahaman atau kurang lengkapnya
norma dan kepercayaan. (Pendekatan pengetahuan masyarakat tentang HIV &
rasional) Meyakinkan orang lain agar sesuai AIDS. Ketidaktahuan siswa terhadap
yang diharapkan dengan perkataan logis penyakit HIV & AIDS dapat menjadi faktor
atau sesuai dengan logika. (Pendekatan kunci. Untuk itulah dilakukan pengambilan
emosional) Menggunakan pernyataan atau data mengenai pengetahuan yang hasilnya
bahasa yang mampu menyentuh emosi
sasaran. (Pendekatan humor) Humor dapat Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Responden
menambah kesenangan dan tidak merusak Mengenai Infeksi HIV
pemahaman. Digunakan untuk menarik
perhatian sasaran. (Pendekatan moral) Infeksi Frekuensi %
Diarahkan pada perasaan sasaran tentang Sistem Imun
apa yang benar dan tepat (PJJ_Kemenkes, Mengetahui 63 91,3
2015). Tidak Mengetahui 6 8,7
Dari berbagai pendekatan yang ada, Total 69 100
Bukan Sistem Syaraf
maka pendekatan pesan yang sesuai dalam
Mengetahui 24 34,8
media yang akan dibuat adalah pendekatan Tidak Mengetahui 45 65,2
moral. Diharapkan setelah melihat media Total 69 100
film yang sudah dibuat, siswa akan
Ahmad Fahri, Film Pendek tentang Mendukung… 53

Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Responden penyakit lainnya. Akibat sistem kekebalan


Mengenai Medium Penularan tubuh menurun, ODHA seringkali terkena
HIV komplikasi. Dapat dilihat pada Tabel 6,
Mayoritas siswa SMA Antartika Surabaya
Medium Penularan Frekuensi %
mengetahui informasi tersebut, namun
Tidak dalam air liur
Mengetahui 33 47,8 ketika dihadapkan pada pernyataan
Tidak Mengetahui 36 52,2 HIV menyerang sistem syaraf, beberapa
Total 69 100 masih belum mengetahui, sehingga perlu
Sperma ditambahkan informasi mengenai HIV
Mengetahui 60 8 menyerang sistem kekebalan tubuh.
Tidak Mengetahui 9 13 Menurut Whiteside Penularan HIV
Total 69 100 melalui 4 macam cairan tubuh yaitu darah,
Cairan Vagina air mani (sperma), cairan vagina, dan ASI
Mengetahui 57 82,6 (Air Susu Ibu). Penularan ini terjadi ketika
Tidak Mengetahui 12 17,4
ada perpindahan 4 macam cairan tersebut
Total 69 100
dari penderita ke orang lain. Dalam Tabel
Darah
Mengetahui 56 81,2 6 dapat diketahui distribusi pengetahuan
Tidak Mengetahui 13 18,8 responden mengenai medium penularan
Total 69 100 HIV. Sebagian besar mengetahui informasi
Tidak Dalam Keringat HIV berada dalam sperma, cairan vagina,
Mengetahui darah manusia, dan ASI. Siswa kurang
Tidak Mengetahui 38 55,1 mengetahui bahwa HIV tidak berada dalam
31 44,9 air liur, keringat, air kencing, dan air mata.
Total 69 100 Untuk itu perlu ditambahkan informasi
Tidak Dalam Air tersebut. Karena apabila informasi ini tidak
Kencing diketahui oleh siswa maka dikhawatirkan
Mengetahui 31 44,9
ketika siswa bertemu atau berinteraksi
Tidak Mengetahui 38 55,1
Total 69 100
secara langsung dengan ODHA akan
ASI timbul perasaan takut dan kecemasan yang
Mengetahui 48 69,6 akhirnya dapat memunculkan perilaku untuk
Tidak Mengetahui 21 30,4 menjauhi ODHA.
Total 69 100 Perpindahan HIV dapat dilakukan
Tidak Dalam Air dengan cara melakukan hubungan seks tanpa
Mata menggunakan kondom dengan penderita,
Mengetahui 49 71 donor darah (transfusi darah) penderita,
Tidak Mengetahui 20 29 pemakaian alat suntik yang bergantian, dan
Total 69 100 penderita yang sedang menyusui bayinya.
Dalam tabel 7 dapat diketahui bahwa
dianalisis untuk didapatkan sejauh manakah kebanyakan siswa SMA Antartika Surabaya
sasaran mengetahui penyakit HIV & AIDS. telah mengetahui bahwa HIV menular
Penyakit HIV & AIDS disebabkan melalui hubungan seks, ibu melahirkan,
oleh virus yang dikenal sebagai Human pemakaian jarum narkoba suntik secara
Immunodeficiency Virus. Dari Tabel bergantian, dan transfusi darah. Sedangkan
4, diketahui bahwa mayoritas siswa beberapa siswa masih belum mengetahui
mengetahui bahwa penyebab HIV adalah bahwa HIV tidak menular melalui jabat
virus, sedangkan beberapa siswa masih ada tangan, berpelukan, berciuman, dan
yang menjawab bahwa HIV disebabkan oleh berenang. Siswa harus mengetahui informasi
bakteri, sehingga dibutuhkan penambahan ini, karena apabila berinteraksi dengan
informasi mengenai penyebab penyakit ODHA tidak muncul rasa takut atau cemas
dalam media film yang akan dibuat. akan tertular bila bersentuhan langsung
HIV menyerang sistem kekebalan dengan ODHA yang dapat menimbulkan
tubuh manusia, sehingga penderita atau perilaku menjauhi ODHA dalam interaksi
ODHA rawan sekali terserang berbagai sosial.
54 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 48–58

Konsep pesan dibuat harus jelas, siswa menjadi lebih beragam terhadap hal
spesifik, positif, menarik perhatian, baru mengenai ODHA.
berorientasi pada tindakan dan cocok Pesan ini akan menjadi tagline dan
dengan sasaran. Struktur pesan sebaiknya akan sering dimunculkan dalam media,
menggunakan rumus AIDCAA, yaitu: harapannya akan lebih mudah diingat oleh
Attention (perhatian) siswa. Sedangkan di dalam media yang akan
Interest (minat) dibuat juga akan dimasukkan informasi-
Desire (kebutuhan/keinginan) informasi seperti cara penularan HIV dan
Conviction (rasa percaya) keberadaannya dalam tubuh manusia yang
Action (tindakan) masih kurang diketahui oleh siswa.
Approach (pendekatan) Dalam pengembangan media
dibutuhkan dukungan dari program dan
Pesan yang disampaikan akan efektif, jika
kebijakan yang sudah ada. Kekuatan
memperhatikan hal-hal berikut:
dan kekurangan program dan kebijakan
Command attention, yaitu
mempengaruhi kesesuaian media yang
mengembangkan satu ide atau pesan yang
akan dibuat. Sebelumnya, SMA Antartika
menarik perhatian dan mudah diingat.
Surabaya seringkali mengundang pihak luar
Clarify the message, yaitu membuat
untuk melakukan penyuluhan untuk siswa.
pesan yang mudah, sederhana, dan jelas.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
Create trust, yaitu pesan harus dapat
menambah wawasan siswa di luar materi
dipercaya.
pelajaran yang didapat siswa di sekolah.
Communicate a benefit, yaitu
Materi penyuluhan yang didapatkan siswa
mengomunikasikan keuntungan dalam
beraneka ragam, sedangkan yang berkaitan
melakukan tindakan.
dengan ODHA selama ini adalah penyuluhan
Consistency, yaitu pesan harus
HIV & AIDS dengan tujuan agar para siswa
konsisten yang artinya disampaikan satu
tidak terjerumus pada seks bebas.
pesan utama secara berulang kali.
Media penyuluhan yang digunakan
Cater to the heart and head, yaitu
saat penyuluhan di SMA Antartika paling
pesan harus bisa menyentuh akal dan rasa.
sering menggunakan gambar, dan terkadang
Menyentuh nilai-nilai emosi dan kebutuhan
menggunakan video. Saat penyuluhan HIV
nyata.
& AIDS menggunakan gambar-gambar
Call to action, pesan harus
penderita dengan tujuan agar siswa takut
mendorong sasaran untuk bertindak. (PJJ_
dan tidak melakukan seks bebas. Ketika
Kemenkes,2015)
ditanyakan pada kepala SMA Antartika
Dari kriteria berbagai pesan tersebut,
Surabaya media penyuluhan apakah media
maka dibuatlah pesan yang akan dimasukkan
yang digunakan sudah efektif, kepala
dalam media yaitu
sekolah menjelaskan bahwa, pada waktu
“ODHA harus kita dukung, bukan
itu siswa-siswa antusias karena untuk
malah menjauhinya”.
wawasan buat mereka, sedangkan untuk
Hal ini terkait bahwa diketahui
melihat efektivitas sampai saat ini kepala
sebagian siswa yang masih ragu atau bahkan
SMA belum mendengar atau belum ada
belum mengetahui beberapa informasi
laporan siswa yang terjangkit HIV.
mengenai HIV, sehingga dibuatlah pesan
SMA Antartika menyisipkan materi
umum yang bersifat mengajak siswa agar
yang berhubungan dengan ODHA ke dalam
tidak menjauhi ODHA. Inti dari pesan
mata pelajaran sesuai dengan kurikulum
ini adalah mengajak target sasaran untuk
ketiga belas (K13). Mata pelajaran yang
tidak melakukan diskriminasi terhadap
berkaitan antara lain Biologi dan Sosiologi.
ODHA. Pesan dibuat dengan menggunakan
Ketika ditanyakan pada kepala sekolah
pilihan kata yang tidak rumit agar lebih
SMA Antartika Surabaya sejak kapan materi
mudah dipahami dan diingat oleh sasaran.
diberikan, kepala sekolah menjelaskan
Dengan memasukkannya dalam media film,
bahwa, Mulai saat MOS pertama kali siswa
diharapkan dapat menginspirasi sasaran.
masuk biasanya ada juga materi ODHA,
Selain itu, diharapkan juga pengetahuan
materi ODHA biasanya diintegrasikan
Ahmad Fahri, Film Pendek tentang Mendukung… 55

dengan materi kenakalan remaja dan Miras, ketika ia merasa orang yang dibantunya sama
biasanya disisipkan materi ODHA yang seperti dirinya. Dalam membantu orang lain
relevan dan sesuai. ia menutupi identitasnya dengan memakai
Media film pendek yang akan dibuat alat penyamaran untuk mengatasi rasa
diharapkan dapat menjadi media pendukung traumanya. Suatu ketika ia membantu orang
dalam pelajaran, sehingga pengetahuan siswa lain, secara tak sengaja ia bertemu dengan
mengenai ODHA menjadi lebih beragam kekasihnya yang dulu, dan kekasihnya
dan dapat berperan dalam mendukung mencegah dirinya tidak mendekati orang lain
ODHA di kehidupan masyarakat. untuk membantu. Akhirnya kekasihnya sadar
Setelah menentukan pesan yang setelah orang yang dibantu ODHA memberi
akan disampaikan, maka dikembangkan tahu mengenai HIV & AIDS dan mendukung
sebuah prototype media yang akan dibuat, ODHA”.
yaitu berupa skenario atau naskah yang Setelah mendapatkan saran dari ahli
merupakan cetak biru dalam pembuatan film media dan film, maka skenario direvisi.
pendek. Pesan ODHA harus kita dukung, Revisi dilakukan agar media yang dihasilkan
bukan malah menjauhinya dijadikan sebagai menjadi lebih berhasil dalam menambah
ide dasar sebelum skenario dibuat. Ide pengetahuan sasaran mengenai diskriminasi
dasar lalu dikembangkan menjadi sinopsis ODHA. Faktor-faktor yang kurang cocok
yaitu berupa cerita dari awal hingga akhir, menurut saran ahli media diubah sedemikian
kemudian barulah dikembangkan menjadi rupa. Salah satu saran ahli media adalah
sebuah skenario. skenario awal terlalu bertumpu pada
Dalam pengembangan ide cerita, traumatis ODHA, seharusnya lebih kepada
dimasukkan unsur-unsur dari karakteristik diskriminasinya, selain itu dewasa ini
sasaran yang sudah dianalisis, seperti faktor ODHA sudah lebih terdidik dengan adanya
film kesukaan, genre yang paling digemari, perkumpulan, sehingga sudah jarang ODHA
dan karakteristik lainnya. Film dengan yang kurang informasi atas penyakitnya.
genre aksi merupakan faktor penting dalam Sinopsis film yang telah dilakukan revisi
pengembangan skenario. Film aksi adalah menceritakan bahwa
film dengan adegan yang cenderung lebih “Ketika melakukan study tour atau
banyak gerakan daripada dialog, bisa berupa karyawisata, seorang ODHA yang masih
perkelahian, pengejaran, tembak-menembak. SMA bercerita pada sahabat karibnya
Diharapkan ketika media film pendek bahwa ia menderita HIV, namun saat
selesai, dan diujicobakan, siswa tertarik itu terdengar oleh temannya yang lain.
dan fokus dalam menerima informasi yang Temannya yang mendengar percakapan
ada di dalamnya. Kemudian ditambahkan mereka menyebarkan ke seluruh temannya
informasi-informasi yang dapat menambah yang lain, sehingga pada saat itu pula,
ragam pengetahuan sasaran, seperti ODHA dijauhi oleh teman-temannya. Suatu
penularan HIV dan keberadaan HIV dalam ketika, temannya yang menyebarkan berita
tubuh. tersebut mengalami musibah, dan akhirnya
Dari hasil pengembangan pesan ditolong oleh ODHA. Awalnya ia menolak
dan mencampurkannya dengan berbagai saat ditolong, tetapi setelah dijelaskan oleh
karakteristik yang telah didapat dari sahabat karib ODHA mengenai HIV lebih
responden seperti karakteristik dasar, saluran jelas, sehingga ia akhirnya juga mendukung
komunikasi dan media, maka sinopsis film ODHA”.
pendek yang akan dibuat menceritakan: Dari revisi skenario, disusun desain
“Seorang ODHA yang telah diputuskan produksi film pendek, yaitu meliputi pra
oleh kekasihnya akibat ia menceritakan produksi, produksi, dan paskah produksi.
bahwa dirinya terjangkit HIV & AIDS sejak Setelah dibentuk tim produksi, maka
kecil, hingga akhirnya ia merasa trauma disusun desain produksi sesuai dengan
ketika akan mendekati orang lain. Ketika ia skenario. Dibuat breakdown dari skenario,
melihat orang lain membutuhkan bantuan, yang berisikan lokasi syuting, artistik dan
ia tidak bisa membantu akibat traumanya, properti yang dibutuhkan, pemain atau
Namun ia memutuskan membantu orang lain talent di tiap adegan, serta rancangan shot
56 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 48–58

yang akan diambil. Setelah itu dilakukan


reading skenario oleh pemain, tujuannya
adalah pemain memahami peran yang
akan dimainkan. Tim artistik menyiapkan
properti dan menentukan wardrobe yang
akan digunakan oleh pemain. Sedangkan
tim kamera menyiapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk mengambil gambar, selain
itu tim kamera juga berdiskusi mengenai
rancangan shot dengan sutradara. Manajer
lokasi memilih lokasi yang sesuai dengan Gambar 1. Karakter antagonis dalam film
adegan yang akan diambil, dan berdiskusi menjauhi ODHA
dengan sutradara agar sesuai dengan apa
yang sudah dibayangkan oleh sutradara.
Setelah semua siap, dilakukan proses dengan jumlah kru dan pemain 13 orang.
produksi, dalam hal ini adalah pengambilan Editing menggunakan software Edius 6,
gambar sesuai dengan breakdown dan sedangkan musik dan sound effect di unduh
rancangan produksi. Syuting dimulai pukul dari website free royalty.
08.00 dan diperkirakan selesai pukul 16.00. Setelah film sudah jadi, dilakukan
Beberapa kendala terjadi pada saat syuting, uji coba pada 3 orang siswa dengan hasil
seperti kru datang tidak sesuai dengan yang sebagai berikut:
dijadwalkan, sehingga waktu produksi Siswa A, kelas 11 IPA memberikan
menjadi berkurang. Selain itu juga cuaca pendapat bahwa, kalau ada orang yang
kurang mendukung, sehingga pengambilan menderita HIV, kita seharusnya bisa
gambar menjadi sedikit terburu-buru. mendukung dia, menyemangati dia untuk
Produksi molor hingga selesai pukul 17.00. bisa bertahan hidup, menjalani hidup yang
Hasil pengambilan gambar dari lebih baik lagi, jadi kalau ada penderita
produksi kemudian dipindah ke dalam HIV, kita nggak perlu menjauhi dia kalau
laptop untuk dilakukan proses editing. bisa kita mendukung dia. Sedangkan Siswa
Proses editing berlangsung selama dua B, kelas 11 IPA mengatakan bahwa, kalau
hari, mulai dari penyusunan gambar sesuai untuk musik sudah pas, sudah sesuai dengan
adegan, lalu menyusun audio yang direkam dramanya, kekurangan pada aktingnya saja.
dengan recorder yang berbeda. Setelah Siswa C, kelas 11 IPA mengatakan bahwa,
semua disusun, lalu ditambahkan musik kalau untuk suara sudah terdengar cukup
yang sesuai. Musik ini diunduh dari website jelas.
free royalty, sehingga ke depannya tidak Selain itu, peneliti juga meminta saran
akan ada permasalahan terhadap hak cipta. ahli bagaimana hasil film pendek yang
Proses editing terakhir adalah sudah dibuat. HM, Ahli media mengatakan
penyesuaian warna atau color grading, bahwa, jika ada tulisan mengenai HIV di
seluruh adegan harus memiliki style gambar akhir film, maka ketika penjelasan dari
yang sama walaupun ketika pengambilan karakter dalam film pendek mengenai HIV
suasananya berbeda satu dengan yang harus ditambahkan keterangan atau subtitle.
lainnya. Jika tidak ditambahkan keterangan maka
Film pendek yang sudah dibuat bagian terakhir yang berupa tulisan singkat
menggunakan bahasa yang dimengerti mengenai HIV untuk dihilangkan, selain itu
siswa yaitu bahasa Indonesia. Genre film juga ada ketidakberlanjutan dialog, di awal
yang digunakan adalah aksi sesuai dengan sempat sekali menyebut penderita AIDS,
genre yang paling disukai. Cara bertutur sedangkan kebanyakan dialog menyebut
film pendek disesuaikan dengan kebanyakan HIV. Tone warna pada saat flashback dibuat
film di Indonesia. Durasinya adalah 5 hitam putih saja. Dan pada beberapa adegan
menit lebih 1 detik. Produksi film pendek tidak seberapa penting, sehingga sebaiknya
menggunakan kamera DSLR dan DJI Osmo, dihapus saja.
dan audio direkam dengan Zoom H1N
Ahmad Fahri, Film Pendek tentang Mendukung… 57

DAFTAR PUSTAKA
Akhwan, Muzhoffar. 2014. Pendidikan
Karakter: Konsep dan Implementasinya
dalam Pembelajaran di sekolah/Madrasah.
Yogyakarta: El-Tarbawy.
A l i , S a i f u d d i n A n w a r. B a g a i m a n a
Mempromosikan Kesehatan? Diakses
dihttp://www.suaramerdeka.com/
harian/0309/02/kha2.htm (Diakses
tanggal 23 Desember 2011, 8:00).
Gambar 2. Adegan laga dalam film Anurmalasari, Rossy, dkk. Hubungan antara
Pemahaman tentang HIV & AIDS dengan
Kecemasan Tertular HIV & AIDS pada
KESIMPULAN WPS (wanita Penjaja Seks) Langsung
Siswa SMA Antartika Surabaya di Cilacap diakses dihttp://eprints.undip.
berjumlah 69 orang, dengan jumlah laki-laki ac.id/11101/1/PDF_jurnal.pdf (Diakses
lebih banyak daripada perempuan. Agama tanggal 22 desember 2011, 9:36).
mayoritas siswa adalah Islam. Siswa SMA Butt, Leslie, dkk. Stigma dan HIV & AIDS
Antartika menggunakan saluran komunikasi di wilayah pegunungan Papua diakses
bahasa Indonesia sebagai bahasa yang paling dihttp://www.papuaweb.org/dlib/tema/
digemari dan dimengerti, sedangkan bahasa hiv-aids/butt-morin-etal-2010-stigma-
Jawa sebagai bahasa yang digunakan di HIV-id.pdf (Diakses tanggal 22 Desember
rumah. Kebanyakan siswa menyukai film 2011, 9:36).
Indonesia dengan genre aksi dan seringkali Carlson, Cindy. 2005. Ilmu Kesehatan
menonton film di rumah. Pendekatan pesan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan.
yang digunakan adalah pendekatan moral Indonesia: EGC Medical Publisher.
Siswa SMA Antartika masih ragu Cheah, Philip, dkk. 2002. Membaca Film
terhadap informasi mengenai penyebab Garin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dan infeksi HIV. Beberapa siswa juga Demartoto, Argyo: ODHA, masalah sosial,
yang belum mengetahui bahwa HIV tidak dan pemecahannya diakses dihttp://argyo.
menular melalui air liur, air mata, air staff.uns.ac.id/files/2010/08/artikel-odha.
kencing dan keringat. Selain itu beberapa pdf (Diakses tanggal 22 Desember 2011,
siswa SMA Antartika belum mengetahui 9:36).
bahwa HIV tidak menular dengan cara Green, LW & Kreuter, MW. 1991. Health
berjabat tangan, berpelukan, berciuman, dan Promotion Planning: An Educational
berenang bersama ODHA. Pesan yang akan and Environmental Approach. Second
dimasukkan ke dalam media adalah “Kita Edition. Toronto: Mayfield Publishing
harus mendukung ODHA, bukan malah Company.
menjauhinya”. Nasronudin. Penanggulangan HIV & AIDS
SMA Antartika sering mengadakan di Indonesia Berbasis Biopsikososio-
penyuluhan diantaranya ada yang mengenai Spiritual Excellence diakses dihttp://
HIV. SMA Antartika juga menyelipkan itd.unair.ac.id/files/pdf/Pidato%20
materi HIV di dalam kurikulum diantaranya pengukuhan.pdf (Diakses tanggal 22
pada pelajaran biologi dan sosiologi. desember 2011, 9:36).
Media film pendek yang berhasil dibuat Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
memiliki durasi 5 menit, dengan genre aksi dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
dan menggunakan bahasa Indonesia. Setelah Cipta.
melakukan uji coba, siswa SMA Antartika Ottawa Charter for Health Promotion First
memahami pesan yang dimasukkan ke International Conference on Health
dalam media film. Promotion Ottawa, 21 November 1986
58 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 48–58

- WHO/HPR/HEP/95.1 diakses dihttp:// Stolley, Kathy S. 2009. HIV & AIDS: Health
www.who.int/hpr/NPH/docs/ottawa_ and Medical Issues Today. ABC–CLIO.
charter_hp.pdf (Diakses tanggal 22 Sudikno, dkk. 2011. Pengetahuan HIV
desember 2011, 15:40). dan AIDS pada Remaja di Indonesia
Statistik Kasus HIV & AIDS di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010) dalam
diakses dihttp://spiritia.or.id/Stats/ Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1
StatCurr.pdf (Diakses tanggal 2 Januari No. 3, Agustus 2011.
2017, 11:27). Weber, Jonathan. AIDS & Anda. EGC Indonesia.
Sosodoro, Ossie, dkk. Hubungan Whiteside, Alan. 2008. HIV & AIDS: A Very
Pengetahuan tentang HIV & AIDS Short Introduction. Oxford University
dengan Stigma Orang dengan HIV & Press.
AIDS di Kalangan Pelajar SMA. Berita Wijaya, Wisang R. 2010. Studi Kualitatif
Kedokteran Masyarakat Vol. 25 No. 4, tentang Pemaknaan Karir pada Pekerja
Desember 2009. Yogyakarta. Industri Film. Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai