Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS (DM)


MELALUI PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PADA MASYARAKAT DESA PETOAHA

1. Pendahuluan

Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari


bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional yang memeiliki
kompetensi sesuai tuntunan masyarakat pengguna mampu bekerja secara
mandiri dan mampu mengembangkan diri dan beretika. Tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat termaksud industri dan
stakeholder lainnya, maupun kebutuhan untuk memfasilitasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosial dan budaya khususnya dibidang
kesehatan.

Perubahan dan perkembangan tersebut merupakan tantangan untuk


meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan dari institusi
pendidikan tinggi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kendari
khususnya Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari sebagai salah satu unit lembaga pendidikan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan Tri Dharma Pergurun Tinggi yaitu
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan
pendidikan sebagai mana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20 kegiatan
pengabdian masyarakat bagi mahasiswa jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Kendari merupakan hal penting untuk mengeimplementasikan
pengetahuan, teknologi dan sosial budaya khususnya dibidang kesehatan
guna meningkatkan pembangunan kesehatan berkelanjutan pada tingkat lokal
maupun nasional kegiatan pengabdian masyarakat memberi kesempatan
kepada Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari untuk melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan
tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan juga
terwujudnya atmosfir pengabdian yang baik dan budaya pengabdian yang
kokoh, berkelanjutan dan berkualitas serta bentuk pengabdian dari mahasiswa
jurusan analis kesehatan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh Mahasiswa


Jurusan Analis Kesehatan merupakan salah satu Implementasi Tri dharma
Perguruan Tinggi. Wujud kegiatan pengabdian masyarakat yang akan
dilaksanakan oleh mahasiswa pada tahun 2018 adalah Deteksi Dini Diabetes
Mellitus (DM) melalui pemeriksaan glukosa darah pada masyarakat.

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) saat ini merupakan penyakit yang


prevalensinya meningkat di Indoneisa dari tahun ke tahun, bahkan di
perkirakan pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 21.3 juta penduduk
Indonesia yang menderita penyakit DM . Organisasi Kesehatan Dunia (WH0)
tahun 2003 mencatat hampir 200 juta penyandang diabetes Tipe 2 diseluruh
dunia dan akan meningkat menjadi 330 juta jiwa. Penderita Diabetes Mellitus
saat ini terus bertambah, tidak peduli dari ekonomi manapun didesa dan di
kota bahkan anak-anak juga terserang. Dengan asumsi penduduk Indonesia
200 juta dan tingkat kejadian 1,5 % sekarang penderita diabetes mencapai 3
juta jiwa. Adanya komplikasi dan ancaman jumlah penderitanya, maka
diabetes melitus harus diatasi sedini mungkin.

Pada pengabdian masyarakat ini Deteksi Dini Diabetes Melitus di


tunjukan kepada Masyarakat Desa Petoaha untuk mengetahui jumlah rata-rata
kadar glukosa darah yang dapat mengindikasikan masyarakat terdeteksi
penyakit Diabetes Mellitus. Karena dilihat dari kondisi lingkungan Desa
Petoaha yang berada dipesisir dan merupakan salah satu wilayah yang
dikategorikan wilayah kumuh serta pola hidup masyarakat Desa Petoaha yang
kurang sesuai dengan pola hidup sehat. Ini dapat memicu terjadinya berbagai
penyakit termaksud Diabates Mellitus (DM).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kami akan melaksanakan kegiatan


Pengabdian Masyarakat “Deteksi Dini Diabetes Mellitus (DM) melalui
pemeriksaan Glokosa Darah pada Masyarakat di Desa Petoaha yang mana
masyarakat dilingkungan Desa Petoaha berada didaerah kumuh dan dalam
satu rumah dihuni beberapa kepala keluarga. Hal ini tentunya dapat menjadi
pemicu terjadinya berbagai penyakit baik menular maupun penyakit tidak
menular, termaksud penyakit Diabetes Mellitus.

2. Perumusan Masalah
Pemeriksaan gula darah sewaktu pada masyarakat ini bertujuan untuk
skrining DM sebagai upaya deteksi dini terhadap penyakit ini. Adanya upaya
deteksi dini DM dengan melakukan deteksi dini diharapkan dapat
menurunkan resiko komplikasi dan meningkatkan upaya pengendalian
sehingga dapat meningkatakan kualitas hidup dan memperpanjang usia hidup
pendirita.
Bertolak dari hal itu, maka perumusan masalah dari pengabdian
masyarkat ini adalah apakah
1. Apakah pemeriksaan glukosa darah melalui pengabdian masyarakat
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pola hidup sehat untuk
menghindari penyakit DM.
2. Apakah pemeriksaan glukosa darah melalui pengabdian masyarakat
dapat mengurangi resiko terkena Diabets Mellitus.
3. Tinjauan Pustaka
A. Masyarakat
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau
sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-
individu yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
berakar dari bahasa Arab, musyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-
entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang
interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu
dengan lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk
mengacu sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi
menjabarkan tentang definisi masyarakat, "sekelompok manusia bisa
disebut sebagai suatu masyarakat apabila mempunyai pemikiran,
perasaan, serta sistem atau aturan yang sama". Dengan kesamaan itu,
manusia lalu berhubungan saling berinteraksi antara sesama mereka
berdasarkan kepentingan bersama.

Masyarakat sering dikelompokkan berdasarkan cara utamanya


dalam mencari penghasilan atau kebutuhan hidup. Beberapa ahli ilmu
sosial mengelompokkan masyarakat sebagai: masyarakat pastoral
nomadis, masyarakat pemburu, masyarakat bercocoktanam, dan
masyarakat agrikultural intensif disebut juga sebagai masyarakat
peradaban. Sebagian pakar beranggapan masyarakat industri dan post-
industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari kelompok
masyarakat agrikultural tradisional.

Masyarakat bisa juga diorganisasikan atas dasar struktur


politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, suku, terdapat
masyarakat band, chiefdom, dan masyarakat negara.

Kata society berasal dari kata latin, societas, yang mempunyai


makna hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas berinduk
pada kata socius yang memiliki arti teman, sehingga makna society
berkaitan erat dengan kata sosial. Secara tersirat, kata society
memiliki kandungan arti bahwa setiap anggotanya mempunyai
perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama. Baca juga untuk referensi anda tentang definisi sosiologi

B. Definisi Diabetes

Diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiper glikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, yang berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan organ tubuh
terutama pada mata, ginjal, saraf, jantung dan penbuluh darah.
Terdapat beberapa tipe diabetes yang diketahui dan umumnya
disebabkan oleh suatu interaksi yang kompleks antara faktor genetik,
lingkungan dan gaya hidup pada umumnya dikenal dua tipe diabetes
yaitu diabetes tipe 1(tergantung insulin), dan diabetes tipe 2(tidak
tergantung insulin ) . Diabetes tipe 1 biasanya di mulai pada usia
anak-anak sedangkan diabetes tipe 2di mulai pada usuia dewasa. Bila
hal ini dibiarkan tidak terkendalai dapat terjadi komplikasi metabolik
akut maupun komplikasi faskuler jangka panjang,baik
mikroangiopatik maupun makro angiopatikmakro. Jumlah penderita
diabetes di indonesia setiap tahun meningkat. Berbagai penelitian
epidemiologi menunjukan adanya kecenderungan peningkatan angka
insidensidensi dan defalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia.
Wold Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun
mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. Senada dengan WHO, internasional diabetes Federation
(IDF) pada tahun 2009,memprediksi kenaikan jumlah penyandang
DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030.
Meskipun terdapat perbedaan angka prefalensi, proposal keduanya
menunjuka adanya jumlah peningkatan penyandang DM sebanyak 2-3
kali lipat pada tahun 2030(5,6)
Diabetes mellitus (DM) tipe satu adalah kelainan metabolik yang
disebabkan oleh reaksi autoimun, menyebabkan kerusakan pada sel β
pankreas yang di tandai dengan dengan hiperglikemia kronik akibat
kekurangan insulin berat dalam perjalan penyakit DM dapat
menimbulkan bermacam-macam komplikasi yaitu komplikasi jangka
pendek dan jangka panjang. Komplikasi jangka pendek antara lain
hipoglikemi dan ketoasidosis diabetik (KAD) dapat dijumpai pada
diagnosis pertama DM tipe 1 atau pasien lama akibat pemakaian
insulinyang salah resiko terjadinya KAD meningkat antara lain pada
anak dengan kontrol metabolik yang jelek riwayat KAD sebelumnya,
masa remaja, pada anak dengan gangguan makan,keadaan sosio-
ekonomi kurang, dan tidak adanya asuransi kesehatan. Komplikasi
jangka panjang terjadi akibat perubahan mikrovaskular berupa
retinopati, nefropati dan neuropati. retino pati merupakan komplikasi
yang sering di dapatkan, lebih sering di jumpai pada pasien DM tipe 1
yang telah menderita lebih dari 8 tahun. Faktor risiko timbulnya retini
pati antara lain kadar gula yang tidak tidak terkontrol dan lamanya
menderita diabetes. Nefropati diperkirakan dapat terjadi pada 25%-
45% pasien DM tipe 1 dan sekitar 20%-30% akan mengalami
mikroalbuminuria subklinis. Mikroalbuminoria merupakan
manifestasi paling awal timbulnya nofropati diabetik. Neuropati
merupakan komplikasi yang jarang di dapatkan pada anak dan remaja,
tetapi dapat ditemukan kelainan subklinis dengan melakukan evaluasi
klinis dan pemeriksaan saraf primer. Komplikasi makrovaskular lebih
jarang di dapatkan pada anak dan remaja. komplikasi tersebut dapat
terjadi akibat kontrol metabolik yang tidak baik(7).

DM tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari


90%). Kekerapan DM tipe 2 di Indonesia berkisar antara 1,5-2,3%
kurang lebih 15 tahun yang lain, tetapi pada tahun 2001 survei terakhir
di Jakarta (Depok) menunjukkan kenaikan yang sangat nyata yaitu
menjadi 12,8%. Sekitar 2,5 juta jiwa atau 1,3% dari penduduk
Indonesia setiap tahun meninggal dunia karena komplikasi DM. WHO
memastikan peningkatan penderita DM tipe 2 paling banyak akan
terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian
peningkatan jumlah, penderita DM tipe 2 karena kurangnya
pengetahuan tentang pengelolaan DM. Pengetahuan pasien tentang
pengelolaan DM sangat penting untuk mengontrol kadar glukosa
darah. Penderita DM yang mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang diabetes, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya, akan
dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga dapat hidup lebih
lama (8).

Banyak orang awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita


diabetes mellitus, di negara-negara Asia lebih dari 50 persen (bahkan
ada yang mencapai 85 persen) penderita diabetes baru mengetahui diri
mereka mengidap diabetes setelah mengalami komplikasi di berbagai
organ tubuh. Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman,
teknik identifikasi secara konvensional dinilai sudah tidak praktis dan
memiliki berbagai kelemahan. Dalamsuam penelitian, teknik
klasifikasi penyakit diabetes mellitus dapat menggunakan pengekstrasi
ciri PCA berdasar ciri alami manusia. Salah satunya adalah dengan
menggunakan retina mata manusia sebagai objeknya. Dalam
penelitian tersebut digimakan metode ekstrasi ciri secara statistik yang
secara luas telah lama digunakan yaitu PCA (Principal Components
Analysis). PCA atau Principal component analysis sebagai salah satu
metode untuk pengolahan citra masih relatif jarang digunakan sebagai
pengekstraksi ciri pola retina mata. Pemilihan metode ekstraksi ciri
yang tepat dan efisien sangat menentukan keberhasilan dari sistem
klasifikasi secara keseluruhan. Pengujian bertujuan untuk
mengklasifikasikan beberapa citra dari basis data Messidor. Citra
masukkan berformat TIFF dengan ukuran 680x452. Hasil analisis
kemudian diolah dengan ' 5 variasi komponen utama dan .5 variasi
jumlah neuron tersembunyi untuk dikombinasikan yang bertujuan
untuk menghasilkan tingkat keberhasilan yang akurat. Dari hasil
pengujian kombinasi variasi komponen utama dan jumlah neuron
tersembunyi dengan 15 data latih dan 15 data uji memiliki tingkat
keberhasilan terbaik yaitu 78,334%. Kombinasi metode PCA dan
jaringan saraf tiruan perambatan balik ini teruji cocok untuk
mengklasifikasikan penyakit diabetes mellitus (4,9).

C. Gejala dan Penyebab Diabetes Mellitus (DM)

Komplikasi yang dialami penderita DM bervariasi diantaranya


komplikasi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Komplikasi fisik
yang timbul berupa kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, stroke bahkan sampai menyebabkan
gangrene. Komplikasi psikologis yang mulcul diantaranya dapat
berupa kecemasan. Gangguan kecemasan yang muncul bisa
digebabkan oleh long fife diseases ataupun karena komplikasi yang
ditimbulkannya" Kecemasan ini jika tidak diatasi akan semakin
menyulitkan dalam pengelolaan DM. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat kecemasan
terhadap kadar glukosa darah penderita DM yang akan berpengaruh
terhadap kualitas hidupnya. Secara sosial penderita DM akan
mengalami hambatan umumnya berkaitan dengan pembatasan diet
yang ketat dan keterbatasan aktivitas karena komplikasi yang muncul.
Pada bidang ekonomi biaya untuk perawatan penyakit dalam jangka
waktu panjang dan rutin merupakan masalah yang menjadi beban
tersendiri bagi pasien. Beban tersebut ditambah dengan adanya
penurunan produktintas kerja yang berkaitan dengan perawatan
ataupun akibat penyakitnya. Kondisi tersebut berlangsung kronis dan
bahkan sepanjang hidup pasien DM dan hal ini akan menurunkan
kualitas hidup pasien DM. Oleh karena itu, penanganan penyakit ini
memerlukan pendekatan yang komprehensif. Penanganan pasien harus
memperhatikan keseimbangan dan keutuhan aspek fisik, psikologis,
sosial dan ekonomi. Saat ini penanganan penyakit ini menunjukkan
kecenderungan lebih berfokus pada pengaturan pola diet, pengaturan
aktivitas lisik, perubahan perilaku, pengobatan yang dilakukan dengan
obat -obatan, dan kontrol gula darah, sedangkan penanganan masalah
psikologis belum banyak ditangani ( l 1).

Dari penelitian yang lain, diketahui bahwa diabetes melitus


sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik dan perilaku atau gaya
hidup seseorang. Selain itu, faktor lingkungan sosial dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan juga berkontribusi terhadap kesakitan diabetes
melitus dan komplikasinya. Diabetes dapat memengaruhi berbagai
organ sistem dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu yang disebut
komplikasi. Komplikasi dari diabetes dapat diklasifikasikan sebagai
mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskulcr
termasuk kerusakan sistem saraf (neuropati), kerusakan sistem ginjal
(nefropati) dan kerusakan mata (retinopati). Sedangkan, komplikasi
makrovaskular temasuk penyakit jantung, stroke, dan penyakit
pembuluh darah perifer. Penyakit pembuluh darah perifer dapat
menyebabkan cedera yang sulit tidak sembuh, bahkan axnputasl.
Komplikasi yang lain temasuk kerusakan gigi, penurunan resistensi
infeksi seperti influenza dan pneumonia, makrosomia dan komplikasi
saat melahirkan. Komplikasi penyakit ini dikategorikan serius
sehubungan dengan kemunculan penyakit kronis lain yang berbahaya
seperti penyakit jantrmg, hipertensi, stroke, kebutaan akibat retinopati,
glaukoma, katarak, gagal ginjal, impotensi pada pria serta kecacatan
akibat luka yang sulit disembuhkan… Sekitar 83,3% penyandang
diabetes melitus tipe dua yang dirawat di unit rawat inap RSUD Pasar
Rebo mengalami komplikasi, dan pada lansia (> 60 tahun) komplikasi
tersebut sekitar 94,6%. Pada usia lanjut, risiko diabetes melitus akan
meningkat sehingga termasuk kelompok yang rentan terhadap kondisi
ini (9).

D. Pencegahan Dan Pengobatan Terhadap Penyakit Diabetes Mellitus

Pengobatan DM pada prinsipnya adalah menjaga agar kadar


glukosa darah dapat dipertahankan pada kondisi normal (so-120
mg/dl). Berbagai pilihan obat antidiabetes baik modern maupun
tradisional telah dikenal di masyarakat. Di Indonesia, pengobatan DM
secara tradisional adalah dengan memanfaatkan berbagai jenis
tanaman obat yang memiliki kandungan bahan aktif yang dapat
menurunkan kadar gula darah. Berbagai tanaman obat tersebut
misalnya: Brotowali , Sambiloto, Mengkudu, Delima, Mahkota Dewa,
dan Pare. Tanaman obat diabetes merupakan sumber mikroba
potensial penghasil inhibitor alpha glukosidase. Dengan memperoleh
isolat potensial dari tanaman obat tersebut, akan dapat memproduksi
senyawa inhibitor alpha glukosidase untuk obat diabetes secara
mikrobiologis, dengan jumlah yang lebih banyak, dan kualitas yang
lebih baik. Salah satu cara kerja obat antidiabetes adalah menghambat
pencernaan karbohidrat komplek (amilum) menjadi glukosa. sehingga
asupan glukosa dari usus ke dalam darah dapat dikurangi. Senyawa
aktif yang memiliki aktivitas seperti ini misalnya inhibitor alpha
glukosidase. Senyawa inhibitor alpha glukosidase dapat dihasilkan
oleh mikroba. Sebagai contoh adalah acarbose, suatu inhibitor alpha
glukosidase yang dihasilkan oleh Actinoplanes sp., suatu mikroba
yang diisolasi dari daerah di Kenya (10).

Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang perlu


mendapatkan penanganan yang seksama. Prevalensi DM semakin
tahun semakin meningkat, terutama pada kelompok yang berisiko
tinggi untuk mengalami penyakit DM, diantaranya yaitu kelompok
usia dewasa tua (>40 tahun), kegemukan, tekanan darah tinggi,
riwayat keluarga DM, dan dislipidemia. DM adalah penyakit menahun
yang akan diderita seumur hidup, sehingga yang berperan dalam
pengelolaannya tidak hanya dokter, perawat, dan ahli gizi akan tetapi
lebih penting lagi keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya.
Penyuluhan kepada pasien dan keluarganya akan sangat membantu
meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil
pengelolaan DM. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui
penatalaksanaan pasien DM Tipe II dengan pendekatan keluarga ( l 1).

Selain konsumsi obat, perawatan utama penyakit ini adalah diet


sehat dengan komposisi makanan yang seimbang. Namun,
penyusunan diet bagi penderita Diabetes Mellitus sulit dilakukan
karena memerlukan pengetahuan pakar, sedangkan jumlah pakar yang
terbatas, sehingga diperlukan program bantu untuk mempermudah dan
memberikan solusi alternatif bagi penderita untuk memperoleh diet
yang sehat dan seimbang.

Sistem untuk konsultasi menu diet bagi penderita Diabetes


Mellitus berbasis aturan adalah salah satu alternatif dari berbagai
macam sistem yang sudah pernah dipakai untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Tujuan rancang bangun sistem berbasis
aturan ini adalah agar pemakai dapat melakukan konsultasi terhadap
komposisi makanan dan diet seimbang untuk membantu proses
penyembuhan yang diderita pasien. Perancangan sistem ini
menggunakan rule based reasoning yang disimpan dalam basis data
menggunakan mesin inferensi kedepan (forward chaining) dan aturan
RSCM. Basis pengetahuan ini dihasilkan melalui wawancara dan studi
pustaka kepada pakar atau ahli gizi yang telah berpengalaman di
bidangnya. Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui komposisi menu
diet yang sesuai dengan jumlah kebutuhan kalori yang dibutuhkan
pasien dengan tingkat akurasi 100% (12).
E. Pemeriksaan Kadar Gula Darah Kapiler
Tujuan : Mengetahui kadar glukosa darah sewaktu
Alat dan Bahan :
 Seperangkat alat pemeriksaan glukosa darah (accu-chek)
 Kapas steril kering
 Kapas alkohol 70%

Cara Kerja :

1. Mengkoding glukometer
2. Memasang lancet
3. Memasang strip tes pada glukometer
4. Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk menggunakan kapas steril
dengan alkohol 70%
5. Urut jari dan bendung
6. Menusukkan lancet
7. Baca glukosa darah yang muncul
8. Membersihkan alat

4. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan yang akan dicapai dari pengabdian masyarakat ini
adalah.
a. Menginplementasikan fungsi dan peran mahasiswa sebagai wujud
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada
masyarakat di jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari
b. Memeriksa kadar glukosa darah pada masyarakat Desa Petoaha.

5. Manfaat Kegiatan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepekaan bagi mahasiswa Jurusan Analis
Kesehatan Kendari dalam rangka mewujutkan derajat kesehatan yang
obtimal.
b. Menambah wawasan tentang manfaat dan cara skrining/deteksi dini
DM.
c. Diketahuinya kadar glukosa darah oleh masing-masing masyarakat
sehingga dapat menjadi acuan utuk mencegah ataupun penanganan
lebih lanjut mengenai status DM.
d. Sebagai bahan informasi bagi perguruan tinggi sehingga dapat
digunakan sebagai acuan penelitian ataupun pengabdian masyrakat
selanjutnya.
6. Khalayak sasaran
Khalayak sasaran yang ditargetkan dalam pengabmas ini adalah : 100
orang, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki masyarakat desa Petoaha.
7. Metode Pengabdian
Pemeriksaan glukosa darah pada masyarakat Desa Petoaha Kota Kendari
dilakukan melalui metode pemeriksaan menggunakan sampel darah. Bentuk
pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan metode slide menggunakan
darah kapiler.
8. Keterkaitan
Kegiatan Pengabmas yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen
Jurusan Analis kesehatan diharapan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat Desa Petoaha Kota Kendari. Kegiatan Pengabmas ini dilakukan
untuk mengetahui Deteksi Dini Diabetes Melitus (Dm) Melalui Pemeriksaan
Glukosa Darah.
9. Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat akan dilaksanakan setelah
kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan, dimana indikator
pencapaian tujuan dari kegiatan ini dapat dilihat dari lembar Periksa (Check
sheet) yang meliputi:
a) Persiapan
Persiapan kegiatan Pengabdian masyarakat dimulai dari pengajuan
proposal Pengabdian masyarakat oleh Kelompok mahasiswa Jurusan
Analis Kesehatan kepada Unit PPM Poltekkes kendari
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan direncanakan di Desa Petoaha Kota Kendari.
Pelaksanaan kegiatan dikatakan sukses jika dilihat dari keikutsertaan
khalayak sasaran melebihi 75 % dari yang ditargetkan, dan terlaksannya
semua prosedur pengabdian masyarakat secara baik dan menyeluruh oleh
panitia pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat yang didukung oleh
Stakeholder Poltekkes Kemenkes Kendari.
c) Pelaporan

Pelaporan Pengabmas merupakan tahap akhir dari kegiatan


pengabmas ini. Pelaporan mencakup persiapan kegiatan pengabmas,
pelaksanaan kegiatan pengabmas, hasil kegiatan pengabmas, hambatan
dan saran. Adapun tolak ukur untuk melihat keberhasilan kegiatan ini
dapat dilihat pada lembar periksa/check sheet yang memuat semua item
kegiatan. Dimana dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabmas ini dinilai
berhasil jika seluruh masyarakat Desa Petoaha yang berjumlah ± 100
orang dapat mengetahui Diabetes Melitus (Dm) Melalui Pemeriksaan
Glukosa Darah.
Lembar Periksa (Check sheet)

Substansi Kegiatan Keterangan


Persiapan
- Membuat surat izin ditandatangani direktur
Ya/Tidak
- Membuat surat permintaan kesediaan tempat
Ya/Tidak
- Membuat spanduk kegiatan
Ya/Tidak
- Membuat surat undangan untuk peserta sasaran
Ya/Tidak
Pelaksanaan

Tepat/Tidak
- WaktuPelaksanaan :

Pemeriksaan golongan darah : 15 Mei 2018 Sesuai/Tidak

- LokasiPengabmas Sesuai/Menyimpang

- Panitia pelaksana kegiatan Hadir/Tidak


Hadir lebih/Kurang dari 75
- Jumlah pesertasasaran yang ikut pemeriksaan %

- Bahan pemeriksaan Tersedia lengkap/Tidak

- Jalannya proses pemeriksaan Lancar/Ada kendala


Pelaporan
Tersedianya laporan kegiatan pengabmas
Ya/Tidak
10. Jadwal Pelaksanaan

Bulan
No. Uraian
April 2018 Mei 2018

Persiapan

- Perizinan

Pelaksanaan

- Pemeriksaan
Diabetes 15
Melitus
26
Pelaporan
11. Anggaran Biaya

Anggaran Biaya Kegiatan Pemeriksaan Golongan Darah

No. Pengeluaran Rincian Anggaran


1 ATK
Kertas HVS 1 rim x @ Rp.40.000 Rp. 40.000
Pulpen 1 dos x @ Rp.30.000 Rp. 35.000
Tinta printer 2 buah x @ Rp.40.000 Rp. 80.000
Hetter 2 buah x @ Rp.20.000 Rp. 40.000
Gunting 2 buah x @ Rp.20.000 Rp. 40.000
Spanduk 3 meter x @ Rp.30.000 Rp. 90.000
Amplop putih 1 dos x @ Rp. 45.000 Rp. 45.000
Total ATK Rp. 370.000,-
2 Bahan Kontak
Kapas 1 rol x @ Rp.100.000 Rp. 100.000
Akohol 1 liter x @ Rp.100.000 Rp. 100.000
Lancet 4 boks x @Rp.85.000 Rp. 340.000
Hand scoon 1 boks x @Rp.180.000 Rp. 180.000
Masker 1 boks x @ Rp.135.000 Rp. 135.000
Strep glukosa nesco 6 pack x @ Rp.145.000 Rp 870.000
Tissue 1000 lembar 2 pak x @ Rp. 35000 Rp. 70.000
GCU nesco 2 buah x @ Rp. 380.000 Rp. 760.000
Total Bahan Kontak Rp. 2.555.000
3 Konsumsi panitia
Makan siang 5 x @ Rp 25.000 Rp. 125.000
Total Konsumsi Panitia Rp. 125.000,-
4 Konsumsi Peserta
Makan siang 100 x @ Rp.20.000 Rp. 2.000.000,-
Total Konsumsi Peserta Rp. 2.000.000,-
5 Transportasi
Transpor Penjajakan 2 x @ Rp.100.000 Rp. 200.000
Poltekkes – Desa
2 x @ Rp.300.000 Rp. 600.000,-
Petoaha
Total Transportasi Rp.700.000,-
TOTAL Rp. 5.850.000
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan
2. Rumusan Masalah
3. Tinjauan Pustaka
A. Masyarakat
B. Definisi Diabetes
C. Gejala Dan Penyebab Diabetes Mellitus (DM)
D. Pencegahan Dan Pengobatan Terhadap Penyakit Diabetes Mellitus
E. Pemeriksaan Kadar Gula Darah Kapiler
4. Tujuan Kegiatan
5. Manfaat Kegiatan
6. Khalayak Sasaran
7. Metode Pengabdian
8. Keterkaitan
9. Rancangan Evaluasi
10. Jadwal Pelaksanaan
11. Anggaran Biaya
12. Kesimpulan Dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Foster DW. 1996.Diabetes Mellitus in Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit


Dalam13 ed. Jakarta: EGC.

Gus aviani R. 2006.Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. IV ed.Jakarta: Balai Penerbit FKUI

PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2


di Indonesia. Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

Price SA. 2005 Pankreas: Metabolisme glukosa dan diabetes mellitus


Patofisiologi Konsep klinis proses-proses. Jakarta.

Suyono S. 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.
IV ed. Jakarta: Pusat penerbitan Ilmu Penyakit dalam FKUI

Anda mungkin juga menyukai