Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar negeri menunjukkan bahwa
angka kejadian alergi terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir.Tampaknya alergi
merupakan kasus yang cukup mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan
Pelayanan Kesehatan Anak.Menurut survey rumah tangga dari beberapa negara
menunjukkan penyakit alergi adalah adalah satu dari tiga penyebab yang paling sering
kenapa pasien berobat ke dokter keluarga. Penyakit pernapasan dijumpai sekitar 25% dari
semua kunjungan ke dokter umum dan sekitar 80% diantaranya menunjukkan gangguan
berulang yang menjurus pada kelainan alergi. BBC beberapa waktu yang lalu melaporkan
penderita alergi di Eropa ada kecenderungan meningkat pesat.Angka kejadian alergi
meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir.Setiap saat 30% orang berkembang menjadi
alergi. Anak usia sekolah lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai astma, 6
juta orang mempunyai dermatitis (alergi kulit). Penderita Hay Fever lebih dari 9 juta orang
(Judarwanto, 2005).

Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang
tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada
orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen
bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui
saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat
adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dan lain-
lain. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu;
jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang
panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan
tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak
kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh penyusun merumuskan


masalah untuk dikaji. Masalah pokok dalam pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Jelaskan pengertian darialergi ?
2. Jelaskan etiologi dari alergi ?
3. Jelaskan patofisiologi dari alergi ?
4. Jelaskan manifestasi klinik dari alergi ?
5. Sebutkan pemeriksaan diagnostik dari alergi ?
6. Sebutkan komplikasi dari alergi ?
7. Sebutkan penatalaksanaan darialergi ?
8. Sebutkan diagnosis banding dari alergi ?
9. Jelaskan dan sebutkan apa saja Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada klien
yang menderita alergi ?

1.3 Tujuan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan lebih untuk memahami


Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem Hematologi pada alergi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa dapat :


1. Memahami definisi dari alergi.
2. Memahami etiologi dari alergi.
3. Memahami patofisiologi dari alergi.
4. Memahami manifestasi klinik dari alergi.
5. Memahami pemeriksaan diagnostik dari alergi.
6. Memahami komplikasi dari alergi.

2
7. Memahami penatalaksanaan dari alergi.
8. Memahami diagnosis banding dari alergi.
9. Memahami Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada klien yang menderita
alergi.

1.4 Manfaat Masalah


1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari alergi.
2. Mahasiswa dapat memahami etiologi dari alergi.
3. Mahasiswa dapat memahami patofisiologi dari alergi.
4. Mahasiswa dapat memahami manifestasi klinik dari alergi.
5. Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan diagnostik dari alergi.
6. Mahasiswa dapat memahami komplikasi dari alergi.
7. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan dari alergi.
8. Mahasiswa dapat memahami diagnosis banding dari alergi.
9. Mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada klien
yang menderita alergi.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR

Pengertian

Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak pada suatu zat
(alergen) yang memberi reaksi terbentuknya antigen dan antibodi.Namun, sebagian besar
para pakar lebih suka menggunakan istilah alergi dalam kaitannya dengan respon imun
berlebihan yang menimbulkan penyakit atau yang disebut reaksi hipersensitivitas. Hal ini
bergantung pada berbagai keadaan, termasuk pemaparan antigen, predisposisi genetik,
kecenderungan untuk membentuk IgE dan faktor-faktor lain, misalnya adanya infeksi
saluran nafas bagian atas, infeksi virus, penurunan jumlah sel T-supresor dan defisensi IgA.

Secara umum penyakit alergi digolongkan dalam beberapa golongan, yaitu:


1. Alergi atopik : reaksi hipersensitivitas I pada individu yang secara genetik
menunjukkan kepekaan terhadap alergen dengan memproduksi IgE secara berlebihan.
2. Alergi obat reaksi imunologi yang berlebihan atau tidak tepat terhadap obat tertentu.
3. Dermatitiskontak : reaksi hipersensitivitas IV yang disebabkan oleh zat kimia, atau
substansi lain misalnya kosmetik, makanan, dan lain-lain.

Manifestasi klinik alergi paling sering tampak melalui 3 organ sasaran, yaitu saluran
nafas, gastrointestinal dan kulit.

Etiologi

Ada beberapa jenis penyebab alergi yaitu :


1. Defisiensi limfosit T yang mengakibatkan kelebihan IgE.
2. Kelainan pada mekanisme umpan balik mediator.
3. Faktor genetik.

4
4. Faktor lingkungan : debu, tepung sari, tungau, bulu binatang, berbagai jenis makanan
dan zat lain.

Patofisiologi

Gejala alergi timbul apabila reagin atau IgE yang melekat pada permukaan mastosit
atau basophil bereaksi dengan alergen yang sesuai. Interaksi antara alergen dengan IgE
yang menyebabkan ikat-silang antara 2 reseptor-Fc mengakibatkan degranulasi sel dan
penglepasan substansi-substansi tertentu misalnya histamin, vasoactive amine,
prostaglandin, tromboksan, bradikinin. Degranulasi dapat terjadi kalau terbentuk ikat-silang
akibat reaksi antara IgE pada permukaan sel dengan anti-IgE.
Histamin melebarkan dan meningkatkan permeabilitas vaskular serta merangsang
kontraksi otot polos dan kelenjar eksokrin. Di saluran nafas, histamin merangsang kontraksi
otot polos sehingga menyebabkan penyempitan saluran nafas dan menyebabkan membran
saluran nafas membengkak serta merangsang ekskresi lendir pekat secara berlebihan. Hal
ini mengakibatkan saluran nafas tersumbat, sehingga terjadi asma, sedangkan pada kulit,
histamin menimbulkan benjolan (urtikaria) yang berwarna merah (eritema) dan gatal karena
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan pelebaran pembuluh darah. Pada
gastrointestinal, histamine menimbulkan reflek muntah dan diare.

5
ALERGEN(obat,makanan,cuaca,debu)

Reaksi imunitas (IgE)

Sel mast, makrofag, limfosit

Pengeluaran mediator kimia

Histamine,bradikinin,anafilaksin

Respiratorik gastrointestinal dermatitis atopic

Kontraksi Pemeabilitas Sekresi Uritema Urtikaria gatal


Muntah diare
otot polos kapiler mukus

Pelebaraan Permeabilitas
Bronkos Edema Produksi pembuluh pembuluh
spasme mukus darah darah
saluran
nafas

Edema mukosa
bronkial

Asma

WOC

ALERGEN(obat,makanan,cuaca,debu)

Reaksi imunitas (IgE)

Sel mast, makrofag, limfosit

Pengeluaran mediator kimia

6
Histamine,bradikinin,anafilaksin

Respiratorik gastrointestinal dermatitis atopic

Kontraksi Permeabilitas sekresi Muntah,diare eritema urtikaria gatal


otot polos kapiler mukus
Pelebaran Permeabilita

anoreksia pembuluh s pembuluh


bronkospa Edema sal. Produksi
darah darah
sme nafas mukus

gg. pola Deficit


Edema mukosa nutrisi gg. gg. rasa
volume cairan
bronkial integritas nyaman
kulit
asma

gg. pola nafas

Manifestasi Klinik

- Asma.
- Urtikaria.
- Diare dan kram abdomen
- Muntah-muntah.
- Dermatitis atopik.

7
Pemeriksaan Diagnostik

- Pengukuran kadar IgE total dan spesifik dengan menggunakan metode ELISA atau
RIA.
- Tes kulit untuk menetukan IgE spesifik dalam kulit pasien, seperti tes tusuk (prick
test), tes tempel (pacth test) :
 Tes tusuk (Prick Test)
Hasil tes negatif apabila tidak ada bentol atau eritema atau hasil tes sama
dengan kontrol
Hasil tes positif apabila terjadi bentul atau eritema
o Positif 1 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema < 20
mm.
o Positif 2 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema > 20
mm.
o Positif 3 : bila didapatkan bentul dan eritema.
o Positif 4 : bila didapatkan dengan psudopodia.
 Tes tempel (Patch Test)
Tes negatif bila tidak ada reaksi terhadap zat yang ditempati yang
menunjukkan alergi.
Hasil tes positif
o Positif 1 : bila ada eritema.
o Positif 2 : bila ada eritema dan papula.
o Positif 3 : bila ada eritema, papula dan vesikuler.

- Tes provokasi untuk alergi makanan :


 Tes hidung
Hasil tes positif bila dalam beberapa menit timbul bersin-bersin, pilek,
hidung tersumbat, kadang-kadang batuk, pada mukosa hidung tampak
bengkak.

8
 Tes provokasi bronkial
Tes yang sering dipakai adalah tes kegiatan jasmani, tes inhalasi antigen, tes
inhalasi metakolin, tes inhalasi histamin.
- Pengukuran kadar histamin dalam darah atau urin dengan metode ELISA atau
HPLC.
- Analisis immunoglobulin serum dapat menunjukkan peningkatan basophil dan
eosinofil.
- Biopsy usus
- Foto thorax
Untuk melihat komplikasi asma dan sinus paranasal untuk mengetahui komplikasi
rinitis.
- Spirometri
Untuk menentukan obstruksi saluran nafas baik beratnya maupun reversibilitas.

Komplikasi

- Dermatitis kontak alergi dapat menyebabkan infeksi sekunder akibat garukan


berlebihan, pruritus.
- Mengi, edema

Penatalaksanaan

1. Terapi ideal adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eleminasi
2. Terapi simtomatis dilakukan melalui pemberian :
- Antihistamin dan obat-obat yang menghambat degranulasi sel mast dapat
mengurangi gejala-gejala alergi.
- Kortikosteroid yang dihirup bekerja sebagai obat peradangan dan dapat
mengurangi gejala suatu alergi.
3. Untuk gejala yang berat dan lama, bila terapi lain tidak memuaskan dilakukan
imunoterapi melalui :

9
- Terapi desensitisasi berupa penyuntikan berulang allergen dalam jumlah yang
kecil dapat mendorong pasien membentuk antibody IgG terhadap alergen.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Biodata
Kaji biodata pasien mulai dari nama, alamat, usia, pendidikan, agama.
2. Keluhan Utama
Klien pada umumnya mengeluh bersin-bersin, sesak nafas, gatal-gatal, timbul
kemerahan di sekujur tubuhnya, bibir bengkak, tidak ada nafsu makan, mual
muntah, diare, nyeri di bagian perut.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan pada klien, Apa yang menyebabkan gejala. Bagaimana gejala yang
dirasakan.Dimana gejala yang dirasakan.Seberapakah tingkat keparahan yang
dirasakan.Kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala dirasakan. Dan
tanyakan juga tindakan apa saja yang telah dilakukan serta obat apa saja yang telah
dikonsumsi.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah atau sedang menderita suatu penyakit lainnya dan pernah
mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adakah keluarga klien yang sedang atau pernah mengalami penyakit yang sama
dengan penyakit klien. Dan tanyakan apakah ada anggota keluarga klien yang
mempunyai penyakit berat lainnya.
6. Aktivitas sehari-hari di rumah
Kaji pola makan, minum, eliminasi BAB, eliminasi BAK, istirahat tidur dan
kebiasaan klien.
7. Riwayat Psikososial-Spiritual
Psikologis : apakah klien menerima penyakit yang dideritanya atau menarik diri ?

10
Sosial : bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan sekitar sebelum dan
selama sakit dan apakah klien dapat beradaptasi dengan lingkungan baru
(rumah sakit) ?
Spiritual : apakah dan bagaimana klien mengerjakan ibadahnya saat sakit ?

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum
- Tingkat kesadaran GCS
- Tanda-tanda vital
2. Pengkajian per sistem
a. Kepala dan leher
Hidung : Kaji ada tidaknya pernafasan cuping hidung.
Mata : Kaji ada tidaknya konjungtiva berwarna merah
Telinga : Kaji ada tidaknya pembengkakan konka dan membran mukosa
Mulut : Kaji mukosa dan kebersihannya.
Leher : Ada tidaknya pembesaran vena jugularis.
b. Sistem Integumen
Kulit : Kaji warna dan ada tidaknya bintik-bintik dan kemerahan.
Kuku : Kaji bentuk dan kebersihannya.
c. Sistem Pernafasan
Inspeksi : biasanya pada klien alergi terjadi sesak, adanya otot bantu nafas.
Auskultasi : adakah kemungkinan terdapat bunyi napas tambahan, biasanya
terdengar mengi.
d. Sistem Kardiovaskuler
Palpasi : Kaji apakah nadi teraba jelas dan frekwensi nadi teratur.
Auskultasi : Kaji suara s1, s2 apakah ada suara tambahan.
e. Sistem Pencernaan
Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya lesi.
Palpasi : Kaji apakah ada nyeri tekan
Perkusi : Kaji apakah terdengar bunyi thympani

11
Auskultasi : Kaji bunyi peristaltik usus.
f. Sistem Pergerakan Tubuh
Kaji kekuatan otot klien.
g. Sistem Persarafan
Kaji tingkat kesadaran klien dan GCS.
h. Sistem Perkemihan
Kaji apakah ada gangguan eliminasi urin.

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergen


2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi mukus
berlebih
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi dermal,
intradermal sekunder
6. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri di abdomen
7. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya.

Intervensi

1. Dx ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergen

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x15 menit, diharapkan pasien
menunjukkan pola nafas efektif
Kriteria Hasil : frekuensi pernafasan normal (16-20x/menit), pernafasan regular, tidak
ada tanda-tanda sianosis.

Intervensi :
a. Kaji frekuensi, kedalaman penafasan dan ekspansi paru. Catat upaya pernafasan,
termasuk penggunaan otot bantu nafas.
b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, mengi

12
c. Rubah posisi kepala atau posisi head up
d. Berikan oksigen tambahan

2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi mukus


berlebih
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas
pasien tidak terganggu
Kriteria hasil : tidak adanya mukus, jalan nafas efektif
Intervensi :
a. Posisikan pasien semi fowler
b. Ajarkan teknik pernafasan diafragmatik
c. Pemberian nebulizer
d. Kolaborasi pemberian obat mukolitik

3. Dx defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan


kekurangan volume cairan dapat teratasi
Kriteria hasil : pasien tidak mengalami diare, mual muntah, tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, turgor kulit kembali normal.
Intervensi :
a. Pantau TTV seperti peningkatan suhu, takikardia
b. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa
c. Monitor intake dan output cairan
d. Beri obat sesuai indikasi seperti antipiretik, antiemetik
e. Berikan cairan infus sesuai kebutuhan

4. Dx gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


muntah
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi

13
Kriteria hasil : membran mukosa tidak kering, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak
anemis, pasien mampu menghabiskan makanan yang diberikan

Intervensi :

a. Observasi pemenuhan kebutuhan nutrisi


b. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
c. Ajarkan pasien untuk menarik napas dalam, perlahan, dan menelan secara sadar
untuk mengurangi mual dan muntah
d. Berikan antiemetik dan atau analgesik sebelum makan atau sesuai jadwal yang
dianjurkan
e. Catat warna, jumlah, dan frekuensi muntah

5. Dx resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi dermal,


intradermal sekunder

Tujuan : setelah diberikan tindakn keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien
tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parah
Kriteria hasil : tidak terdapat kemerahan, bentol-bentol dan odema. Tidak terdapat
tanda-tanda urtikaria, pruritus dan angioedema. Kerusakan integritas
kulit berkurang

Intervensi :

a. Kaji kulit adanya edema, area sirkulasinya terganggu atau pigmentasi


b. Hindari obat intramaskular
c. Ajarkan pasien menghindari paparan terhadap allergen yang telah diketahui

6. Dx gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri di abdomen

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang


Kriteria hasil : Pasien menyatakan nyeri berkurang, skala nyeri 0

14
Intervensi :
a. Kaji nilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0 sampai 10
b. Informasikan pada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
c. Posiskan pasien dengan posisi yang nyaman

7. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya


Tujuan : setelah di berikan asuhan keperawatan diharapkan pasien tidak merasa
cemas lagi.
Kriteria hasil : pasien tidak betanya-tanya lagi tentang penyakitnya
Intervensi :
a. Orientasi pasien dengan lingkungan
b. Ajak keluarga untuk mengurangi cemas pasien
c. Berikan penjelasan pada keluarga dan pasien mengenai penyakitnya

Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang


telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat
sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana
yang telah ditentukan dapat tercapai.

Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk


memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan alergi
adalah :
a. Klien tidak mengeluh sesak lagi
b. Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagi
c. Pasien mengatakan tidak merasa mual,muntah dan mencret lagi
d. Pasien  mengatakan nyerinya sudah berkurang

15
e. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya
laporan peningkatan toleransi aktifitas.
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Klien  beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-
bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan Sistem Imun Hematologi 2


Topik : Alergi pada Anak
Sasaran : Warga desa Bendul Merisi
Tempat : Balai desa Bendul Merisi, Surabaya
Hari/Tanggal : April 2013
Waktu : 1 X 25 Menit

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu/keluarga tentang alergi pada anak.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyeluhan ibu/keluarga dapat :


a. Menyebutkan pengertian alergi
b. Menyebutkan tanda dan gejala adanya gangguan alergi pada anak.
c. Menjelaskan tentang cara penanganan, bila ditemukan adanya alergi pada anak

3. Sasaran

Warga Bendul Merisi,Surabaya

4. Materi (terlampir)

a. Pengertian alergi

16
b. Tanda dan gejala adanya alergi
c. Cara penanganan alergi.

5. Metode

 Ceramah
 Tanya jawab

6. Media

 Flip chart
 Leaflet

7. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1 3 Menit Pembukaan:
1. Memberi salam pembukaan. 1. Menya
2. Memperkenalkan diri mbut salam dan men
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. dengarkan
4. Menyebutkan materi penyuluhan 2. Mende
yang akan diberikan ngarkan
5. Membagikan leaflet 3. Mende
ngarkan
4. Mende
ngarkan
5. Meneri
ma dan membaca

2 15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Mendengarkan dan

17
alergi pada anak. memperhatikan
2. Menjelaskan tentang tanda dan 2. Mendengarkan dan
gejala alergi pada anak memperhatikan
3. Memberikan kesempatan pada ibu 3. Bertanya dan menjawab
dan keluarga untuk bertanya disetiap pertanyaan yang diajukan
bagian penyuluhan.
3 5 Menit Evaluasi :
1. Menanyakan pada ibu dan keluarga 1. Menjawab & menjelaskan
tentang materi yang diberikan dan pertanyaan
reinforcement kepada ibu dan
keluarga bila dapat menjawab &
menjelaskan kembali pertanyaan atau
materi
4 2 Menit Terminasi :
1. Mengucapkan terima kasih kepada 1. Mendengarkan
ibu dan keluarga atas perhatian yang 2. Membalas salam
diberikan
2. Mengucapkan salam penutup

8. PengorganisasianKelompok

 Penanggung Jawab : M. Affan Abror


 Sekretaris : Ita Nurdiana
 Pembawa Acara : Zelvyta Indria
 Pembicara : Maulidia Alfiarista Sari, Andi Fachrudi

9. Kriteria Evaluasi

 Kriteria struktur :
 Peserta hadir dibalai Desa Bendul Merisi,Surabaya
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di balai Desa Bndul
Merisi,Surabaya

18
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.

 Kriteria Proses :
 Warga antusias terhadap materi penyuluhan.
 Warga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
 Warga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.

 Kriteria Hasil :
 Warga mengetahui tentang pengertian alergi
 Warga mengerti tanda dan gejala alergi
 Warga dapat menjelaskan cara penanganan alergi.

19
ALERGI

Pengertian Alergi
Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuuh terhadap kontak pada suatu zat
(alergen) yang memberi reaksi terbentuknya anti gen dan antibodi. Alergi adalah
merujuk pada reaksi berlebihan oleh sistim imun kita sebagai tanggapan pada
kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu. Berlebihan karena bahan-bahan
asing ini umumnya dipandang oleh tubuh sebagai sessuatu yang tidak
membahayakan dan tidak terjadi tanggapan pada orang-orang yang tidak alergi.
Tubuh dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing itu dan sebagian dari
sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi disebut "allergens". Contoh-contoh
dari allergens termasuk serbuk sari, tungau, jamur-jamur, dan makanan-makanan.
Untuk mengerti bahasa alergi adalah sangat penting untuk mengingat bahwa
allergens adalah bahan-bahan yang asing terhadap tubuh dan dapat menyebabkan
reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

Penyebab Alergi
Salah satu penyebab alergi adalah genetik. Anak-anak dari salah satu orang tua
yang menderita alergi, maka mereka berpotensi menderita alergi oleh 15 – 30%.
Anak-anak dengan kedua orang tua menderita alergi, dan kemudian anak tersebut
kemungkinan 50-75% terpengaruh oleh alergi. Tetapi alergi juga dapat terjadi
bahkan jika kedua orang tua tidak menderita alergi. Gejala alergi pada anak dapat
terjadi saat anak memiliki reaksi hipersensitif terhadap lingkungan, seperti
perubahan suhu udara, udara yang buruk, udara lembab dan suhu udara panas atau
dingin.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan alergi adalah: makanan (seperti susu,


telur, udang, ikan, kacang-kacangan), obat, kelelahan, stres, debu rumah, spora
jamur, serbuk sari, asap kendaraan, asap rokok, udara lembab, udara panas, bau
cat, perubahan cuaca, serangga (seperti semut, nyamuk, tawon, ulat).

20
Gejala Alergi
gejala alergi yang terjadi dalam tubuh dapat dibedakan dari bagian di mana alergi
itu terjadi. Beberapa bagian tubuh sering dipengaruhi oleh alergi yang ada:

 Sistem pernafasan. Gejala alergi pada sistem


pernapasan adalah batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin, sesak napas, mengi
suara, mimisan, sakit telinga, kemerahan telinga, tenggorokan gatal, suara serak.
 Sistem pencernaan. Gejala alergi terhadap sistem
pencernaan: nyeri perut, diare, sulit buang air besar, kembung, dan sering kentut.
 Kulit. Gejala alergi pada kulit bisa kulit gatal, kulit
merah berbintik-bintik, kulit menebal, eksim, kulit menjadi kebiruan / hitam, bibir
menjadi bengkak.
 Mata. Gejala alergi pada mata adalah: mata gatal, mata
merah, mata berair, mata belekan, warna kehitaman di bawah mata, bintitan.

Cara Penanganan Alergi


Untuk cara penanganan alergi adalah sebagai berikut :

 Hindari penyebab dari alergi (misal : makanan (seperti susu, telur, udang, ikan,
kacang-kacangan), obat, kelelahan, stres, debu rumah, spora jamur, serbuk sari, asap
kendaraan, asap rokok, udara lembab, udara panas, bau cat, perubahan cuaca,
serangga (seperti semut, nyamuk, tawon, ulat)
 Kenali tanda-tanda alergi
 Beri anti alergi bila sudah tersedia dan bila belum bawa kebalai pengobatan
terdekat.

21
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak pada suatu zat
(alergen) yang memberi reaksi terbentuknya antigen dan antibodi. Secara umum penyakit
alergi digolongkan dalam beberapa golongan, yaitu: alergi atopik, alergi obat, dan
dermatitis kontak.

Saran

Perawat mempunyai peran, fungsi, tanggung jawab, dan hak pada klien yang
ditanganinya, maka sebaiknya kita sebagai perawat harus mengetahui dan memahami
tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem imunitas seperti
pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang lainnya,agar nantinya kita bisa menjadi
perawat yang professional.

Sangat diharapkan agar terhindar dari alergi dilakukan dengan menghindari


penyebab dari alergi misalnya meghindarialergen seperti debu dan makan-makanan yang
membuat individu alergi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kresno, Siti Boedina. 1996. IMUNOLOGI : Diagnosis dan Prosedur


Laboratorium.Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: EGC.


Subowo. 2010. Imunologi Klinik, Ed. 2. Jakarta : Sagung Seto.

23

Anda mungkin juga menyukai