PENJARINGAN KUSTA
Disusun Oleh:
dr. Fitri Prawitasari
Puskesmas Salatiga
Periode November 2015-Maret 2016
Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga
Periode November 2015-Oktober 2016
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
Laporan F.1 Upaya Kesehatan Lingkungan
Topik:
Penjaringan Kusta
Maret 2016
Mengetahui,
Dokter Internship,
Dokter Pendamping
A. Latar Belakang
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian
atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis kecuali susunan
saraf pusat. Pada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat asimtomatik,
namun
sebagian
kecil
memperlihatkan
gejala
dan
mempunyai
Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Di daerah-daerah itu ada lebih
dari 1.000 kasus per tahun kasus terbanyak di Jawa Timur sebanyak 4.653
kasus. Sedang urutan kedua di Jawa Barat (1.749 kasus) dan ketiga Jawa
Tengah (1.740 kasus).
Di Salatiga sendiri juga masih terdapat penduduk yang menderita
kusta. Di wilayah kerja Puskesmas Cebongan terdapat 4 kasus kusta pada
tahun 2015. Case detection rate untuk penyakit kusta ini sebesar 17,75%
untuk tahun 2015.
B. Permasalahan
Minimnya pengetahuan tentang kusta menyebabkan pengidap
terlambat berobat sehingga menimbulkan cacat dan berpotensi menularkan
kuman. Masa inkubasi kusta yang panjang, bisa lebih dari 10 tahun dan
tanpa rasa sakit menyebabkan pengidap kerap tidak menyadari dirinya
terkena kusta, sehingga hal tersebut berdampak pada kasus kusta yang
setiap tahunnya meningkat.
Tujuan
Sasaran
Hari/ tanggal
Waktu
Metode
Ledok
: warga desa Ngaglik RT 02 dan 03/ RW 04
: Rabu, 13 Januari 2016
: 15.00 - selesai
: anamnesis dan pemeriksaan fisik singkat mengenai
Lepra (penyakit kusta, Morbus Hansen) adalah suatu penyakit infeksi kronis
pada manusia yang disebabkan Mycobacterium leprae (M. leprae) yang secara
primer menyerang saraf perifer dan sekunder menyerang kulit dan mukosa
saluran nafas bagias atas mata, otot, tulang dan testis (Amirudin dalam
Harahap,2000).
Menurut Depkes RI (2006) penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular
yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah tersebut bukan
hanya dari segi medis tetapi meluas sampai segi sosial, ekonomi, psikologis
(dalam Hutabarat, 2008).
Etiologi
Menurut Amirudin dalam Harahap (2000), Penyebab penyakit ini adalah
Mikobakterium lepra (Mycobacterium leprae, M. lepra). M. leprae merupakan
basil tahan asam (BTA), bersifat obligat intraselular, menyerang saraf perifer,
kulit, dan organ lain seperti mukosa saluran napas bagian atas, hati, dan sumsum
tulang kecuali susunan saraf pusat. Masa membelah diri M.leprae 12-21 hari dan
masa tunasnya 40 hari 40 tahun (Mansjoer dkk, 2000). Menurut Entjang (2003),
bentuk batang, Gram positif, tahan asam (acid-fast), tidak bergerak, sampai
sekarang belum dapat dibiakkan.
Epidemiologi
Kusta terdapat dimana-mana, terutama di Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah
tropis dan subtropis, serta masyarakat yang sosial ekonominya rendah. Makin
rendah sosial ekonomi makin berat penyakitnya. (Kokasih dalam Djuanda,
2008).
Menurut Amirudin dalam Harahap (2000), Sebenarnya kapan penyakit kusta
ini mulai bertumbuh tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi ada yang
berpendapat penyakit ini berasal dari Asia Tengah kemudian menyebar ke Mesir,
Eropa, Afrika dan Amerika.
7
Sumber penularan adalah kuman kusta utuh (solid) yang berasal dari
pasien kusta tipe MB (Multi basiler) yang belum diobati atau tidak teratur
berobat (Mansjoer dkk, 2000).
Penyakit ini menyerang segala umur namun jarang sekali pada anak dibawah
usia 3 tahun. Hal ini diduga berkaitan dengan masa inkubasi yang cukup lama.
Namun meskipun sebagian besar penduduk di daerah endemik lepra pernah
terinfeksi M. Leprae tidak semua akan terserang penyakit ini karena kekebalan
alamiah terhadap kuman tersebut. Diperkirakan sekitar 15% dari populasi
didaerah endemis kekebalan tubuhnya tidak cukup untuk membunuh kuman
yang masuk dan kemungkinan suatu saat bisa terserang penyakit ini (Edington
dalam Lenna, 2004).
Menurut Entjang (2003), masa inkubasinya antara beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Seseorang bisa saja mendapatkan penularan pada masa kanakkanak, tetapi gejala penyakitnya baru muncul setelah dewasa.
Diagnosis
Untuk menetapkan diagnosa penyakit kusta didasarkan pada penemuan
gejala-gejala utama atau Cardinal signs, yaitu :
a. Lesi kulit yang mati rasa
Kelainan kulit dapat berupa bercak keputih-putihan (hipopigmentsi)
atau kemerahan (eritematous) yang mati rasa.
b. Penebalan saraf yang disertai dengan gangguan fungsi
Penebalan gangguan fungsi saraf yang terjadi merupakan akibat dari
peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer) dan tergantung area yang
dilayani oleh saraf tersebut, dan dapa berupa :
1. Gangguan fungsi sensorik: mati rasa/ kurang rasa
8
lesi
PB
yang meragukan
merupakan kasus MB
yang dini.
dari
granuloma anulare.
Tahap awal
ditandai oleh
adanya gatal (tidak terjadi pada kusta). Lesi menghilang sendiri cepat
atau lambat dan tidak ada respon terhadap pengobatan apapun. Fungsi
sensasi, pengeluaran keringat dan saraf perifer normal.
3. Pellagra : bercak dapat menyerupai kusta tipe PB yang sedang
mengalami reaksi. Lesi khas, simetris, tanpa keluhan dan seringkali
dihubungkan dengan malnutrisi, alkoholisme dan kemiskinan. Fungsi
sensasi pengeluaran keringat dan saraf perifer normal. Lesi tersebut
(serta keadaan umum pasien) memberikan respon cepat dengan
pemberian asam nikotinat (McDougall dan Yuasa, 2005).
Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidak mudah sehingga tidak
perlu ditakuti. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, antara lain sumber
penularan, kuman kusta, daya tahan tubuh, sosial ekonomi dan iklim (Mansjoer
dkk, 2000).
Klasifikasi Lepra
Menurut WHO 1988 dalam Mardika (2004) membagi lepra atas dua tipe
yaitu :
1. Paucibacillary (PB), indeks bakteri < 2+, termasuk indeterminate TT,
BT smear negatif
2. Multibacillary (MB), indeks bakteri 2+, termasuk tipe BT smear
positif, BB, BL dan LL
10
Menurut Mansjoer dkk (2000), Kusta dapat menyerang semua umur, anakanak lebih rentan dari pada orang dewasa. Frekuensi tertinggi pada kelompok
dewasa ialah umur 25-35 tahun, sedangkan pada kelompok anak umur 1012 tahun.
Pengobatan dan Pencegahan
1. Lepra tipe PB
Jenis dan obat untuk orang dewasa
Pengobatan bulanan : Hari pertama (diminum didepan petugas)
a.
b.
a. 1 tablet Lampren 50 mg
b. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
1 blister untuk 1 bulan
Lama Pengobatan : 12 Blister diminum selama 12-18 bulan
3. Dosis MDT Menurut Umur
Pedoman praktis untuk pemberian MDT bagi penderita kusta tipe PB
digunakan bagan sebagai berikut :
Nama
< 5 tahun
Rifampisin
5-9
10-14
>15 tahun
keterangan
300
450
600
Minum di
mg/bln
mg/bln
mg/bln
depan
25 mg/hari
50
100
petugasdi
Minum
mg/hari
mg/hari
depan
50
100
petugasdi
Minum
mg/hari
mg/hari
rumah
25 mg/hari
DDS
Berdasarkan
Berat Badan
< 5 tahun
5-9
10-14
>15
Keterangan
300
450
600
Minum di
mg/bln
mg/bln
mg/bln
depan
25 mg/hari
50
100
petugasdi
Minum
mg/hari
mg/hari
depan
Rifampisin
DDS
petugas
100
150
300
Minum di
mg/bln
mg/bln
mg/bln
depan
petugas
50 mg
Clofazimine
2
kali
seminggu
50
mg
setiap 2
50
Minum di
mg/hari
rumah
hari
Berdasarkan
Berat Badan
: 1-2 mg/ kg BB
c. Clofazimin : 1 mg/ kg BB
bahwa
pengobatan
dapat menghentikan
penularan
maka
lepra
tanpa
membesar-besarkannya
maupun
mengecilkannya.
b. Agar masyarakat dapat mengenal gejala penyakit lepra pada
tingkat awal, sehingga pengobatan dapat segera diberikan supaya
memudahkan penyembuhan dan mencegah terjadinya kecacatan.
c.
pengobatan
dilaksanakan
secara
teratur.
Pentingnya
b.
Tipe
MB
selama
tahun
tanpa
diperlukan
pemeriksaan laboratorium
e. Hilang/Out of Control (OOC)
Pasien PB maupun MB dinyatakan hilang bilamana dalam 1
tahun tidak mengambil obat dan dapat dikeluarkan dari register
pasien.
f. Relaps (kambuh)
Terjadi bila lesi aktif kembalisetelah pernah dinyatakan sembuh
atau RFT (Depkes dalam Mansjoer dkk , 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Wisnu IM, Hadilukito G. Pencegahan cacat kusta. Dalam: Daili ESS, Menaldi SL,
Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 8392.