Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan
terjadinya berbagai pergeseran prilaku dan menimbulkan fenomena penyakit yang
mengalami pergeseran dan perubahan tidak terkecuali penyakit flu Babi yang merupakan
penyakit yang di timbulkan oleh virus influenza tipe A yakni H1N1 dan merupakan strain
Virus baru.
Virus ini pertama kali menimbulkan kasus yang besar dan di temukan di daerah
Meksiko pada tahun 2009 kemudian menyebar dengan cepat di seluruh dunia termasuk
Inggris dan bahkan dilaporkan pada tahun 2007 virus ini menyerang salah seorang
masyarakat di pulau Luzon Filiphina, Asia sebagai benua terbesar di dunia dan diisi oleh
berbagai negara berkembang tidak terlepas dari keganasan virus ini, benua Asia
merupakan salah satu wilayah yang terserang wabah flu babi pada tahun 2009. Data yang
dikumpulkan Badan Kesehatan Dunia, WHO, juga memperkirakan wabah empat tahun
lalu itu menewaskan 200.000 orang di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia.
Virus ini beresiko menyerang mereka pada risiko komplikasi yang hamil, anak-anak
dan orang tua serta orang-orang dengan kekebalan tertindas atau dengan kondisi
berpenyakit permanen seperti penyakit pernapasan kronis. Melihat dari bahayanya dan
penyebarannya yang cepat dikarenakan virus ini tidak hanya menyebar dari hewan ke
orang (zoonosis) tapi juga dari orang ke orang serta frekuensi kasus kematian yang timbul
dimana setiap 2 dari 10.000 penduduk meninggal akibat penyakit ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan malakah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana epidemiologi flu babi di indonesia ?
1.2.2 Bagaimana tatalaksana suspek penyakit flu babi ?
1.2.3 Bagaimana kebijakan pengendalian flu babi ?
1.2.4 Bagaimana prosedur rujukan dan jejaringan Penyakit Flu Babi ?
1.2.5 Bagaimana pencegahan dan pengendalian infeksi flu babi ?
1.2.6 Bagaiamana kesiap siagaan terjadinya pandemik flu babi?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 untuk mengetahui epidemiologi flu babi di indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui tatalaksana suspek penyakit flu babi
1.3.3 Untuk mengetahui kebijakan pengendalian flu babi
1.3.4 untuk mengetahui prosedur rujukan dan jejaringan Penyakit Flu Babi
1.3.5 untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian infeksi flu babi
1.3.6 untuk mengetahui kesiap siagaan terjadinya pandemik flu babi

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Teori
Manfaat makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para
mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap agar lebih mengetahui dan memahami
bagaimana tentang epidemiologi penyakit flu babi.
1.4.2 Praktis
Manfaat yang kami harapkan dalam penulisan makalah ini, agar dapat di jadikan
sebagai sumber ilmu pengetahuan dan penunjang pendidikkan bagi
mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidemiologi Flu Babi/Swine Flu

Prevalensi keseluruhan dari infeksi virus influenza babi pada manusia tidak diketahui,
namun bukti serologis menunjukkan paparan yang relatif umum terjadi di kalangan orang
yang berhubungan dengan babi (peternak babi). Infeksi flu babi pada manusia juga terjadi
pada mereka yang berkerja di laboratorium, pertanian, peternakan dan bekerja sebagai
pembungkus daging (Lowa State University, 2009).

1. Angka Kesakitan
Selama musim dingin di belahan bumi selatan, tingkat rawat inap yang dilaporkan dari
berbagai negara berkisar 2,0 - 31,8 per 100.000 penduduk (Lowa State University,
2009).
2. Angka Kematian
Angka kematian di belahan bumi selatan relatif rendah, dengan kurang dari 1 kematian
per 100.000 penduduk di sebagian besar negara. Masing-masing negara melaporkan
angka kematian 0 - 36,1 per 1.000.000 penduduk (Lowa State University, 2009).

2.1.1 Kasus Di Dunia

Menurut data terakhir yang dipublikasikan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/ WHO) pada laman resminya, penyakit flu baru itu telah menginfeksi hampir
10.000 orang di seluruh dunia dan mengakibatkan sekitar 0,4% di antaranya meninggal
dunia. (rendra hanggara). Pada pertengahan Maret 2009, Meksiko mengalami wabah
penyakit pernapasan dan laporan meningkatnya pasien dengan penyakit seperti
influenza (ILI) di beberapa daerah, khususnya dalam sebuah komunitas kecil di negara
bagian Veracruz. Pada tanggal 23 April, beberapa kasus penyakit pernafasan akut di
Meksiko dikonfirmasi disebabkan oleh strain baru virus influenza

A (H1N1) (Pandemi (H1N1) 2009 virus).

3
Pada tanggal 17 April, dua kasus penyakit pernapasan demam pada anak-anak juga
dilaporkan di California dekat perbatasan Meksiko yang Pusat Amerika
Serikat 'untuk Pengendalian dan Pencegahan penyakit (CDC) bertekad untuk
menjadi disebabkan oleh virus pandemi (H1N1) 2009. Penyebaran infeksi yang
cepat mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tingkat siaga
pandemi enam tertinggi mungkin. Pada 6 Juli 2009, pandemi (H1N1) 2009 virus telah
menyebar ke enam benua yang mengakibatkan 94.512 kasus dikonfirmasidan 429
kematian. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa pandemi flu babi terjadi
setelah bulan Agustus 2010, lebih dari setahun setelah penyebaran virus baru di seluruh
dunia, memicu panik dan membunuh ribuan orang.

2.1.2 Kasus Di Indonesia

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2009 flu babi telah merambat ke 22 provinsi
dengan jumlah korban positif, hingga 11 Agustus 2009, mencapai 812 orang dan 3
diantaranya meninggal dunia. Sementara di propinsi Lampung, seperti yang telah
diberitakan Lampost pada 4 Agustus, penyebaran virus flu babi ini telah semakin meluas,
sedikitnya ditemukan 16 kasus di tiga kabupaten/kota, yaitu Metro, Lampung Tengah, dan
Lampung Timur. Laporan jumlah kasus terakhir pada bulan Oktober 2009 tercatat ada
440.000 kasus di dunia. Pada awal 2010, virus tersebut menggejala di 214 negara. World
Health Organization (WHO) menyatakan, postpandemi sudah terlewati. Hingga 6 Agustus
2010, ada 18.449 orang di dunia meninggal karena penyakit ini.

Jakarta Departemen Kesehatan (Depkes) menyatakan penyakit influenza A H1N1


atau flu babi saat ini sudah menyerang 400 orang di 15 provinsi di Indonesia. Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Tjandra Yoga
Aditama mengatakan, 15 provinsi tersebut adalah Bali, Banten,Yogyakarta, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi
Utara,Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan
Jambi.Total penderita influenza H1N1 mencapai 400 orang.

Hingga kini, pasien positif terjangkit virus H1N1 menyebar hingga 15 provinsi
tersebut, terangnya di Jakarta kemarin. Hingga kemarin (27/7), ujar Tjandra, penderita
positif influenza A H1N1 bertambah 38 orang yang terdiri atas 25 laki-laki dan 13
perempuan. Karena itu, total penderita influenza H1N1 saat ini mencapai 400 orang.

4
Dia mengungkapkan,ke-38 kasus baru tersebut terdiri atas 34 warga negara Indonesia
(WNI) dan 4 warga negara asing (WNA).Pasien WNIberasaldari9provinsiyaituBali (2
kasus), Banten (9 Kasus), DKI Jakarta (5 kasus), Jawa Barat (2 kasus), Jawa Timur (6
kasus), Kalimantan Selatan (6 kasus),Kalimantan Timur (2 kasus),Kepulauan Riau (1
kasus),dan Jambi (1 kasus). Tjandra mengatakan, secara kumulatif kasus positif influenza
A H1N1 di Indonesia berjumlah 400 kasus yang terdiri atas 229 laki-laki dan 171
perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman adalah 24 Juni (2 kasus),29 Juni
(6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus),13 Juli
(22 kasus),14 Juli (26 kasus),15 Juli (30 orang),16 Juli (15 kasus),20 Juli (15 kasus),22
Juli (67 kasus), 23 Juli 2009 (83 kasus), 24 Juli 2009 (21 kasus), dan 25 Juli 2009 (19
kasus). Menurut dia, dengan terus meluasnya jumlah kasus flu babi ini,tak henti-hentinya
Depkes mengimbau masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.Di antaranya
mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik bila batuk dan tutup hidung dengan
saputangan atau tisu saat bersin. Jika ada gejala Influenza, minum obat penurun panas,
gunakan masker dan, tidakke kantor/sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di
rumah selama lima hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik, segera ke
dokter,terang Tjandra. Tjandra mengingatkan, influenza H1N1 ini ditularkan melalui
kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang
pernah bersentuhan dengan penderita. Itulah mengapa penyebarannya sangat cepat, kata
Tjandra. Namun, dia menambahkan,walau penularannya mudah, tingkat kematian flu babi
tergolong sangat rendah,yakni hanya 0,4%. Pemerintah, lanjut dia, terus menjalankan
upaya-upaya kesiapsiagaan, yaitu penguatan kantor kesehatan pelabuhan (thermal scanner
dan health alert card wajib diisi), penyiapan rumah sakit rujukan, penyiapan logistik,
penguatan pelacakan kontak, penguatan surveillance (influenza like illness/ILI), penguatan
laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi, serta mengikuti international health
regulations(IHR). Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes Budihardja Singgih
menambahkan, pemerintah juga telah menyiagakan puskesmas yang tersebar di berbagai
wilayah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit influenza A H1N1.
Dia mengaku telah mengirimkan surat edaran kepada kepala dinas kesehatan provinsi,
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan kepala unit pelaksana teknik kesehatan
masyarakat di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan terkait penularan virus
influenza baru A H1N1 ini. Melalui surat itu, kata Budihardja, pemerintah pusat meminta
otoritas kesehatan di daerah untuk meningkatkan pemantauan kasus pneumonia akut dan
penyakit serupa influenza (ILI) serta meningkatkan kemampuan puskesmas dalam

5
mendiagnosis,memberikan terapi tepat dan segera merujuk ke rumah sakit. Puskesmas
diminta meningkatkan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat di desa melalui
penyuluhan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit itu dan
mengajak masyarakat menghindari penyakit dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat,katanya. Sebelumnya, satu orang pasien positif influenza H1N1 meninggal dunia
pada Rabu (22/7).
Kasus ini menjadi kasus pertama pasien influenza H1N1 tewas di Indonesia. Korban
adalah seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diketahui positif influenza A H1N1.
Tjandra mengatakan, penderita yang meninggal itu positif terkena flu babi setelah hasil
pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium. Dia
mengungkapkan,bocah ini sebelumnya telah dirujuk dari salah satu rumah sakit di Jakarta
ke salah satu rumah sakit pemerintah di Jakarta pada 19 Juli 2009.Keluhan yang ada,
terang Tjandra, berupa demam, batuk, sesak napas, dan badan lemah. Dalam perawatan
di rumah sakit, keadaan pasien terus memburuk dan akhirnya meninggal pada 22 Juli 2009
pukul 21.00 WIB, katanya. Menurut Tjandra,anak ini sejak beberapa tahun yang lalu
sudah mengalami gangguan kesehatan dan delayed development. Hal ini memperparah
kondisi pasien, ujarnya. Di seluruh dunia,jumlah orang yang terserang flu A H1N1 juga
terus bertambah dari waktu ke waktu,bahkan termasuk di negaranegara yang sudah sejak
lama terdampak pandemi flu.

2.2 Tatalaksana Kasus Suspek Flu Babi/Swine Flu

Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit influensa. Hanya saja pengobatan
dengan antibiotika seperti dengan penisilin, sulfadimidin atau mungkin antibiotik yang
berspektrum luas dapat menghadang infeksi bakteri dalam mencegah infeksi sekunder.
Pemerintah Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu,
Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi sejauh
ini. Belum jelas keefektifan vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus
baru ini, karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain. Ilmuwan Amerika telah
mengembangkan satu vaksin baru, namun diperlukan waktu untuk menyempurnakannya
dan juga memproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Penyembuhannya; sama halnya dengan penularan pada penyakit Influensa, obat anti
Influensa Oseltamivir nama obatnya Tamiflu, Zanamivir nama obatnya
Relenzadan obat anti Influensa lainnya yang memusatkan penyembuhan untuk penyakit

6
kronis alat pernapasan dan semua gejala penyakit. Tamiflu yang mengandung oseltamivir
adalah suatu cara pengobatan antiviral, yang terbukti dapat menekan kemampuan virus
untuk menyebar dari sel yang terinfeksi ke sel yang sehat. Perlakuan dapat menekan gejala
klinis batuk dan anoreksia. Penyembuhan dilakukan secara simptomatis dan pengobatan
dengan antimikrobial untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Babi harus dipelihara
dalam keadaan sanitasi yang baik, kondisi kandang yang memadai dan eradikasi cacing
askaris dan cacing paru-paru. Desinfektan dapat digunakan untuk melindungi hewan dari
serangan kutu. Pada kasus-kasus penyakit yang dilakukan eradikasi, juga harus
dilaksanakan pengurangan populasi dan restocking
Saat seseorang mulai mengalami gejala-gejala adanya infeksi flu babi hal terbaik
yang dilakukan untuk menyelamatkannya adalah perujukan segera ke RS maupun
puskesmas dan diberikan medikasi profilaksis anti virus, biasanya digunakan oseltamivir.
Jika gejala klinis dan pemeriksaan klinis didapat semakin banyak mengarah ke sana maka
perawatan intensif perlu segera dilakukan. Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan,
analgesik, penekan batuk) perlu diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu
diperhatikan untuk kasus flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan,
ataupun kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien dengan
resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas.
Penggunaan antivirus dalam 48 jam sejak onset gejala sangat penting dalam
hubungannya dengan efektivitas melawan virus influenza. Pada penelitian mengenai flu
musiman, bukti akan manfaat pengobatan lebih baik jika pengobatan dimulai sebelum 48
jam sejak onset penyakit. Walau begitu, beberapa penelitian mengenai pengobatan flu
mengindikasikan banyak manfaat, termasuk mengurangi kematian atau durasi rawat inap,
bahkan pada pasien yang mendapat pengobatan lebih dari 48 jam setelah onset penyakit.
Lama pengobatan yang direkomendasikan adalah selama 5 hari.
Oseltamivir (Taminflu) dan Zanamivir (Relenza) bekerja dengan menghambat
neuraminidase, suatu glikoprotein pada permukaan virus influenza yang merusak reseptor
sel terinfeksi untuk hemagglutinin virus. Dengan menghambat neuraminidase virus,
pelepasan virus dari sel terinfeksi dan penyebaran virus akan berkurang. Oseltamivir dan
Zanamivir merupakan terapi yang efektif untuk influenzavirus A atau B dan diminum
dalam 48 jam sejak onset gejala.

1. Pasien dengan flu babi akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan gejala
klinis ringan, sedang atau berat.

7
2. Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat
simptomatis dan dianjurkan untuk waktu istirahat di rumah.
3. Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat oseltamivir
2 x 75mg.
4. Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.
5. Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
6. Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda vital,
pantau saturasi oksigen.
7. Terapi suportif.

2.3 Kebijakan Pengendalian Flu Babi/Swine Flu Pada Manusia


Flu babi (Inggris:Swine influenza) adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh
virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang
telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe
genus Influenzavirus A. Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia
maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur
pandemik. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-
orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan
dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada
sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian[3] Flu
babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1[4] H1N2,[4] H3N1,[5]
H3N2,[4] and H2N3.[6] Pada 5 Februari 1976, tentara di Fort Dix, Amerika Serikat
menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokannya.
Dokter menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh virus ini sebagaimana yang terjadi
pada tahun 1918. Presiden kala itu, Gerald Ford, diminta untuk mengarahkan rakyatnya
disuntik dengan vaksin, namun rencana itu dibatalkan. Pada 20 Agustus 2007, virus ini
menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina.Menurut Pusat Pengawasan dan
Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini mirip dengan influensa.
Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala,
panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan
muntah-muntah.Diagnosa flu babi ditegakan berdasarkan gejala klinis pasien dan riwayat
kontak dengan mereka meraka yang memiliki gejala seperti diatas. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan lendir atau dahak yang berasal dari tenggorokan pasien.
Pemeriksaan ini gunanya untuk membedakan apakah virus yang menginfeksi penderita

8
tersebut termasuk virus tipe A atau B. Bila ternyata hasilnya adalah virus tipe B maka
dapat dipastikan bahwa pasien tersebut bukan terinfeksi flu babi. Namun bila ternyata
hasilnya adalah virus tipe A maka ada kemungkinan penderita tersebut menderita flu
babi atau terinfeksi virus H1N1. Sampel ini selanjutnya dikirim ke laboratorium yang
lebih lengkap untuk memastikan adanya antigen virus flu babi sehingga diagnosa flu babi
dapat ditegakan dengan pasti. Orang yang menderita flu babi A (H1N1) menurut para
ahli akan tetap menularkan penyakitnya sampai hari ketujuh. Jika sampai hari ketujuh
ternyata penyakitnya belum membaik maka dianggap orang tersebut masih dapat
menularkan penyakitnya sampai gejala flu benar benar hilang. Anak anak khususnya
balita memiliki potensi waktu penularan yang lebih panjang.
Periode penularan penyakit flu babi masih terggantung lagi pada jenis atau strain dari
virus H1N1. Jika pasien di rawat di rumah maka dianjurkan untuk tidak keluar rumah
dahulu sampai penyakit yang diderita benar benar sembuh kecuali yang bersangkutan
segera ke dokter atau ke rumah sakit.Cara Penularan Virus Flu Babi. Hingga saat ini para
peneliti belum mengetahui secara pasti cara penularan virus flu babi tersebut, seberapa
lama waktu atau jarak yang dibutuhkan. Namun secara umum,virus flu menyebar melalui
batuk dan bersin yang tidak ditutupi atau saat seseorang menyentuh mulut atau hidung
dari tangan yang kotor. Mengingat virus flu dapat hidup di permukaan kulit untuk
beberapa jam. Layaknya saat seseorang menyentuh pegangan pintu yang sebelumnya
dipegang oleh orang lain yang bersin ditangannya. Daging babi yang dimasak tidak akan
menularkan flu jenis ini.

Pemerintah Harus Mengambil Tindakan Darurat


Para pemimpin negara harus melakukan sesuatu. Orang-orang dari semua negara
harus melakukan sesuatu. Hanya karena kita masih bisa duduk dengan nyaman di sini
dan berbicara, hanya karena daerah kita belum mengalami kekurangan air atau kenaikan
harga pangan, tidak berarti bahwa hal itu tidak akan segera terjadi pada diri kita. Kita
harus melakukan sesuatu untuk menghindari tragedi yang sudah menimpa miliaran orang
lainnya. Sudah terdapat satu miliar orang yang kelaparan karena perubahan iklim, dan
kekurangan air serta makanan. Mohon bertindaklah sekarang; sangat mudah. Cukup
dengan menjadi vegan. Hanya dengan menjadi vegan benar-benar sudah cukup untuk
saat ini, dan hal itu akan cukup untuk masa depan yang panjang.
1. Menyebarkan informasi mengenai gaya hidup nabati

9
Orang-orang belum benar-benar diberi informasi dengan baik mengenai apa yang
ada di atas piring mereka. Kebanyakan daging kecil yang disajikan di atas piring
mereka tidak menyerupai asalnya. Apa yang disebut sebagai tradisi itu tetap
diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan seluruh masyarakat
hanya mendukung hal itu sebagai suatu cara hidup yang alami. Jadi sekarang
orang-orang telah menjadi lebih sadar akan kekejaman yang kita lakukan terhadap
hewan-hewan. Jadi saya pikir kita, orang-orang, berubah menjadi lebih berbelas
kasih dan menghargai semua kehidupan. Banyak orang yang tidak menyadari emisi
dari industri peternakan yang membahayakan atau bahwa membunuh
mengakibatkan terbunuh dan mereka tidak menyadari bahwa daging adalah sejenis
racun yang membuat ketagihan. Mereka tidak menyadari bahwa daging
menghancurkan planet kita. Pemerintah harus menjelaskan kepada masyarakat
bahwa kita benar-benar dalam keadaan yang genting saat ini dan orang-orang harus
berhenti makan daging. Ini bukanlah pilihan pribadi lagi. Ini adalah masalah hidup
dan mati seluruh planet.
Seandainya bencana sudah dekat, para pemerintah akan langsung
mengungsikan orang-orang. Dan seandainya terjadi perang, orang-orang selalu
diberi informasi tentang cara melindungi diri mereka. Pemerintah bahkan merekrut
anggota tentara baru agar tentara-tentara itu bisa pergi dan melindungi negara atau
maju berperang. Jadi, dalam hal ini, masalah ini bahkan lebih genting daripada
perang. Saya yakin pemerintah akan memiliki solusi untuk itu. Saya yakin rakyat
di manapun di dalam negara itu dapat diberi informasi. Pemerintah memiliki
kekuasaan yang melekat pada diri mereka untuk melakukan ini. Pemerintah-
pemerintah harus membantu. Menyebarkan lebih banyak informasi yang lebih
mendukung gaya hidup vegetarian, hujani saja keseluruhan planet dengan energi
baru yang penuh cinta dan kasih serta kesehatan maka setiap orang akan ikut.
Energi yang mendukung sangatlah penting. Mereka harus mengumumkan di
manapun. Mereka harus memberikan selebaran untuk dibaca masyarakat,
membuatnya sebagai pekerjaan umum untuk dilaksanakan. Mereka harus
memberikan dukungan resmi dengan memberitahu semua orang tentang manfaat
pola makan nabati. Mereka harus membuat situs-situs web untuk menu vegetarian,
semuanya gratis, kelas memasak vegetarian, klub-klub vegetarian. Buatlah secara
resmi, lalu semua orang akan mengikutinya seperti tren yang menyenangkan, suatu
perubahan baru di Bumi. Hal yang terpenting adalah umat manusia dan semua

10
warga di seluruh dunia harus mengetahui manfaat besar dari menjadi vegetarian
untuk menyelamatkan Bumi. Mereka harus mengetahui seberapa berbahaya dan
seberapa genting situasi kita sekarang ini. Ini merupakan hal yang paling penting.
Mereka juga harus mengetahui berapa banyak manfaat yang bisa diberikan
pola makan vegetarian, pola makan tanpa pembunuhan kepada umat manusia,
belum lagi terhadap aspek moral. Pertama-tama, kita berbicara mengenai
bagaimana pola makan vegetarian memberi manfaat kepada kesehatan kita dan
menyelamatkan planet ini, lalu anak-anak kita akan memiliki sebuah rumah untuk
ditinggali di masa mendatang. Kita hanya memiliki satu rumah ini: Bumi. Jika
Bumi ini hancur, yang lain tidak bisa dibangun, tidak seperti sebuah rumah, yang
bisa kita bangun kembali, kita tidak bisa membangun Bumi yang lain jika ia
hancur. Tidak sebegitu mudahnya. Oleh karena itu, yang paling penting untuk
dilakukan pemerintah adalah menyebarkan informasi kepada masyarakat.
2. Melarang daging seperti melarang merokok
Vegetarisme harus menjadi suatu cara hidup. Tidak perlu didiskusikan lagi. Kita
harus melarang daging. Kita melarangnya sekarang dengan menunjukkan kepada
orang-orang cara makan dan memasak vegetarian. Kita semua bertindak. Ini
sungguh demi kelangsungan hidup. Jadikanlah itu sebagai misi dalam hidup Anda
untuk memberi informasi kepada orang-orang tentang bahaya memakan daging dan
menunjukkan kepada mereka solusinya. Mereka melarang rokok dan itu dilarang.
Dan mereka melarang narkoba dan itu dilarang. Sama halnya dengan kebijakan
perubahan iklim. Jika mereka melakukan apa yang mereka ketahui sebagai hal
yang baik, maka hal itu sangat cepat. Dengan segera kita akan pulih atau kita akan
menghentikan pengaruh perubahan iklim.
Karena jika kita tidak memelihara hewan ternak lagi maka Bumi akan menjadi
lebih berkelanjutan: tidak ada lagi gas rumah kaca atau gas metana dari hewan-
hewan, tidak ada lagi pembiakan hewan ternak sepanjang waktu. [Hewan-hewan]
apapun yang telah kita miliki, kita memeliharanya, dan tidak lagi memelihara demi
keuntungan dan daging. Maka Bumi akan pulih. Setelah beberapa saat, sapi-sapi
akan mati secara alami, lalu semua lahan akan ditanami dengan pohon-pohon,
sayuran lagi. Jika kita bandingkan tren ini dengan tembakau, yang merupakan zat
pembunuh lain seperti halnya daging, hanya setelah tahun 1950, ketika hasil
penelitian besar yang pertama menunjukkan bahwa tembakau menyebabkan kanker
paru-paru, pemerintah mulai memberlakukan larangan merokok, secara bertahap

11
hingga hari ini; lebih dari 80 negara memiliki semacam larangan merokok di
tempat umum. Penelitian menunjukkan bahwa larangan merokok sebenarnya
menolong orang-orang untuk berhenti merokok dan orang-orang yang berusaha
berhenti merokok merasa lebih senang karena adanya larangan tersebut, karena
mereka mengetahui bahwa kebiasaan mereka itu berakibat buruk bagi diri mereka.
Sama halnya, larangan terhadap daging, kita semua tahu dari berbagai penelitian,
adalah kebiasaan sangat buruk yang membunuh diri kita dan anak-anak kita, orang-
orang yang kita cintai, serta membunuh planet kita. Jadi, larangan terhadap daging
akan menjadi arus kuat yang membawa tren menuju sebuah dunia vegan. Karena
seorang pemimpin yang baik menghentikan apa yang buruk bagi rakyatnya dan
mempermudah apa yang baik bagi rakyat. Mereka bisa memberikan kemudahan,
contohnya, melalui kampanye publik, menggunakan media, dan melalui sekolah-
sekolah untuk memberikan informasi mengenai manfaat-manfaat dari cara hidup
yang sehat, yang menyelamatkan hidup, yang menyelamatkan Bumi.
Kita Tidak Punya Pilihan Lain. Kita Harus Berubah atau Kita Semua Akan
Tewas. Pertama-tama, kita harus mengetahui bahwa kita tidak punya pilihan lain
kecuali berubah, menghentikan kebiasaan makan daging atau musnahnya planet
ini. Kita harus berubah atau kita semua akan tewas. Tidak ada pilihan lagi.Jika kita
tidak berhenti memelihara ternak dan makan daging, kita tidak akan bisa
menyelamatkan planet ini, termasuk mereka yang ada dalam bisnis daging. Jadi,
saya pikir kita harus memilih hidup kita di atas sebuah karir. Kita harus bertahan
hidup terlebih dahulu. Kita harus memikirkan penduduk planet ini sebagai suatu
keseluruhan, bukan hanya segelintir bisnis. Ini sungguh-sungguh
mendesak.Dengan keadaan kritis ini, orang-orang yang secara ekonomi terkait
dengan industri daging secara sukarela akan berubah jika mereka diberi informasi
secara memadai dan mengetahui betapa pentingnya untuk mengubah gaya hidup
dan karir mereka. Mereka akan memiliki banyak motivasi yang kuat. Sebagai
contoh, pertama-tama adalah menyelamatkan planet ini dari bencana iklim,
menyelamatkan seluruh kehidupan di dunia ini. Jika kita tidak menghentikannya,
kita akan terus berjalan menuju bencana total dan kepunahan massal, memengaruhi
setiap orang, baik jika kita berada di dalam bisnis daging, pengangkutan untuk
daging, dan lain-lain, atau pun tidak, atau pekerjaan yang terkait dengan industri
daging.

12
Hentikan Pembunuhan Hewan dan Perang serta Membangun Kembali
Negara. Masalahnya adalah, para pemimpin perlu tahu apa yang menjadi prioritas.
Apa gunanya mengkhawatirkan tentang perang atau tentang posisi atau tentang hal
lainnya saat planet ini akan hancur? Jadi sekarang ini, semua pemimpin harus
berkonsentrasi untuk menyebarkan informasi dan membuat peraturan baru bagi
orang-orang agar menjalani hidup yang lebih luhur. Bahkan tidak perlu peraturan,
namun peraturan mungkin lebih baik, lebih konkret; jika tidak, orang-orang telah
siap. Hanya saja pemerintah harus menerapkan lebih banyak peraturan dan
mengingatkan orang-orang agar menjadi baik, luhur, mengindahkan hukum kasih,
misalnya tidak membunuh hewan, tidak memakan hewan, dan tidak melakukan apa
pun yang melukai hewan atau manusia lainnya atau bahkan lingkungan.
Itu harus menjadi tindakan yang lebih konkret dan lebih dinamis. Pertama-
tama semua perang harus berhenti. Uang dan barang-barang seharusnya hanya
untuk menopang dan memberi makan semua makhluk harus membagikan semua
barang dari planet ini kepada semuanya. Misalnya, bahkan jika tidak ada perang,
uang yang terkait bisa memberi makan seluruh dunia, secara gratis, selama
beberapa dasawarsa. Dan semua pembunuhan, penyiksaan manusia atau hewan
harus dihentikan. Semua pembabatan hutan, perusakan lingkungan dan penebangan
pepohonan, semua itu harus dihentikan. Dan semua pemimpin hanya akan
membuat peraturan yang bermanfaat, penuh kedamaian, jika memungkinkan,
bersifat spiritual juga, bagi semua, jika memungkinkan, misalnya melindungi
kelompok-kelompok spiritual sejati, kelompok-kelompok yang tidak berbahaya
namun bermanfaat. Berbagi kekayaan di antara semua pihak: Membagikan
makanan dan pakaian yang cukup bagi manusia dan hewan yang membutuhkan.
Mendirikan kawasan yang dilindungi bagi semua, untuk manusia dan hewan
melindungi semua kehidupan. Membangun kembali hutan, membersihkan sungai,
danau, laut, dan melindungi mereka; memberi penghargaan kepada kelompok-
kelompok hijau dan yang merawat hewan. Menghapuskan, menyapu bersih rokok,
alkohol dan narkoba, daging, dan produk-produk hewani. Pengujian laboratorium
yang melibatkan kekejaman terhadap hewan harus dihentikan. Menghapus pabrik-
pabrik peternakan hewan. Mengharuskan para narapidana atau juga para prajurit
untuk pergi membantu rakyat, menanam sayuran atau melakukan tugas-tugas yang
produktif. Mempromosikan dan membantu pertanian sayuran organik. Memberi
subsidi kepada pendidikan, bidang-bidang terkait-kesehatan.

13
Dan bisnis produksi senjata harus dikurangi menjadi nol. Membersihkan
masyarakat kita dari semua produk dan kegiatan yang gelap dan merusak.
Menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi semua pihak, agar tak ada orang
yang ingin melakukan pelanggaran akibat kekurangan kebutuhan dasar dan
pendidikan. Menghapus perbatasan negara dan memberikan status dan
penghargaan yang sama kepada semua kewarganegaraan. Jika [pemerintah] bahkan
harus mempertahankan tentara apapun, maka pemerintah harus melatih mereka
kembali untuk membantu orang-orang dalam bencana dalam kasus yang genting
dan untuk membangun kembali rumah-rumah di manapun diperlukan, dan
membantu orang-orang saat mereka membutuhkan. Semua ini harus dilakukan dan
bahkan lebih daripada itu. Apapun yang membantu orang lain, membantu
penduduk, dan membantu hewan serta lingkungan, semua pemerintah, para
pemimpin harus mengusahakan yang terbaik untuk menerapkan tindakan untuk hal
itu dan mereka sudah harus melakukannya sekarang.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 16/M-DAG/PER/5/2009


TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK
TURUNANNYA
Menimbang:
1. bahwa sehubungan dengan berjangkitnya penyakit flu babi (Swine Influenza) di
beberapa negara berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization - WHO), yang dikhawatirkan menyebar ke berbagai tempat dan
negara lain, maka dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat dan sumber
daya hayati nasional serta mencegah masuk dan meluasnya penyakit flu babi
(Swine Influenza) perlu untuk sementara waktu melarang masuknya hewan babi
dan produk turunannya ke wilayah Indonesia;
2. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan;
Mengingat:
1. Bedrijfsreglementerings Ordonnantie 1934 (Staatsblad Tahun 1983 Nomor 86);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Peternakan Dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824);

14
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3495);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564);
7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
17 tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3656);
9. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat
Veteriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4126);
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 260 Tahun 1967 tentang
Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Menteri Perdagangan Dalam Bidang
Perdagangan Luar Negeri;

15
13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 171/M Tahun
2005;
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik
Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008;
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi Dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008;
16. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
229/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Umum Di Bidang Impor;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-
DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 34/M-DAG/PER/8/2007;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan
Terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan dan/atau Pembatasan;
19. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
20/PERMENTAN/OT.140/4/2009 tentang Pemasukan Dan Pengawasan Peredaran
Karkas, Daging Dan/Atau Jeroan Dari Luar Negeri;
Memperhatikan:
1. Hasil Rapat Koordinasi Terbatas Presiden dengan Menteri terkait tanggal 27 April
2009 mengenai antisipasi terhadap penyebaran virus flu babi (Swine Influenza Virus);
2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1977/Kpts/PD.620/4/2009 tanggal 29 April
2009 tentang Pelarangan Sementara Pemasukan Hewan Babi dan Produknya dari
Negara Tertular Flu Babi (Swine Influenza) ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG LARANGAN
SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA.

16
1. Pasal 1
(1) Hewan babi dan produk turunannya dari Meksiko, Amerika Serikat, Kanada,
Israel, Spanyol, dan Selandia Baru serta negara lain yang ditetapkan tertular flu babi
(Swine Influenza) oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (WOAH/OIE) dan/atau Badan
Kesehatan Dunia (WHO) dilarang untuk diimpor dan dimasukkan ke dalam Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.(2) Hewan babi dan produk turunannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (3) Penetapan negara lain yang tertular
flu babi (Swine Influenza) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
Menteri Perdagangan setelah berkoordinasi dengan Menteri teknis terkait kepada
Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan.
2. Pasal 2
(1) Hewan babi dan produk turunannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2)
yang tiba di pelabuhan Indonesia sebelum tanggal ditetapkan Peraturan Menteri ini,
dapat diimpor sepanjang tanggal kedatangannya dibuktikan dengan dokumen
kepabeanan BC 1.1. serta dilampiri dengan dokumen hasil pemeriksaan Badan
Karantina Pertanian dan/atau izin impor dari instansi teknis terkait lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Hewan babi dan produk
turunannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) yang tiba di pelabuhan
Indonesia pada atau setelah tanggal ditetapkannya Peraturan Menteri ini wajib
diekspor kembali atau dimusnahkan. (3) Ekspor kembali atau pemusnahan atas hewan
babi dan produk turunannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung
jawab dan beban biaya importir yang bersangkutan.
3. Pasal 3
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pasal 4
Peraturan Menteri ini dicabut dalam hal:
1) Badan Kesehatan Hewan Dunia (WOAH/OIE) dan/atau Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan secara resmi kasus penyakit flu babi (Swine Influenza)
berakhir; atau
2) Hasil koordinasi dengan instansi teknis terkait menyatakan larangan impor
sementara hewan babi dan produk turunannya sebagian atau seluruhnya berakhir.

17
5. Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri ini dengan
menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Vaksin Flu Babi Butuh Kebijakan Tegas


Bandung, CyberNews. Dirut PT Bio Farma (Persero), Isya Mansyur menilai
pihaknya membutuhkan kebijakan yang tegas dari pemerintah terkait proses pembuatan
vaksin, baik vaksin flu babi maupun flu burung. Secara teknis, pihaknya, tidak lagi
memiliki kendala dalam pengerjaannya. "Kebutuhannya berapa banyak, dan siapa saja
yang disasar. Ini tergantung kepada policy, karena investasinya tidak sedikit,"
tandasnya usai seminar bertajuk "Perkembangan Vaksin Masa Depan" di Bandung,
Kamis. Menurut Isa, kebijakan yang jelas juga bakal menguntungkan gerak perusahaan,
terlebih posisi Bio Farma sebagai produsen vaksin satu-satunya di Tanah Air. Dia tak
ingin proses pengembangan yang sudah dilakukan dengan memakan banyak biaya
berakhir percuma. Pangkalnya, akibat ketiadaan rencana pemerintah dalam
menggunakan vaksin tersebut.
Harapan lebih jauh, sebenarnya, pemerintah dapat pula menginvestasikan
dananya bagi kepentingan itu. Dalam pelaksanaannya, pemerintah dapat menggandeng
peran universitas yang diperkuat sisi bisnis. Deputi Menteri Riset dan Teknologi
Bidang Pengembangan Sistem Ilmu Pengetahuan Teknologi Nasional (Sipteknas),
Amin Sudibyo mengakui bahwa vaksin lokal dapat dikembangkan oleh tenaga ahli
Indonesia. Itu mencakup pula pada proses pembuatan vaksin flu babi dan flu burung.
Kemampuan mengindentifikasi, sequencing, dan lini produksi sudah bisa dikuasai anak
negeri. "Kendalanya hanya dana," jelasnya.
Isya Masyur menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerima strain flu babi dari
WHO. Dengan demikian, proses produksi vaksinnya sudah dapat dilakukan. Hanya,
proses itu terbentur pada kebutuhan lainnya seperti pasokan telor dalam mekanisme
produksinya. Hal ini, baginya, merupakan sebuah persoalan logistik yang krusial tapi
memberikan peluang bagi sektor lainnya untuk terlibat. Dari satu telor yang sudah
bersifat embryonic itu dapat dihasilkan satu dosis vaksin flu babi. Pasokan yang selama
ini didapatkan Bio Farma maksimal adalah 1000 butir telor per minggu.
Kebijakan Pemerintah Tentang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Flu Babi
Di Indonesia
18
Regulasi tentang wabah, pemerintah sudah mengeluarkan UU No. 4 Tahun
1984 tentang Wabah yang bertujuan sebagaimana yang dicantumkan dalam Pasal 2 UU
no. 4 Tahun 1984 tentang Wabah adalah untuk melindungi penduduk dari malapetaka
yang ditimbulkan wabah sedini mungkin, dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat. Dalam UU ini telah diatur tentang jenis penyakit yang
bisa menimbulkan wabah, kriteria daerah wabah, upaya penanggulangan, hak dan
kewajiban pemerintah dan masyarakat serta sanksi yang diberikan. Tehnis
pelaksanaannya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 1991.

2.4 Prosedur Rujukan Dan Jejaringan Flu Babi/Swine Flu


1. Penatalaksanaan di fasilitas kesehatan non rujukan
1) Pasien suspek flu babi langsung diberi Oseltamivir (Tamiflu) 275 mg (jika anak
sesuai dengan berat badan)
2) Pasien ditangani sesuai dengan kewaspadaan standar
3) Pasien dirujuk ke RS Rujukan AI
3 Penatalaksanaan di RS Rujukan
1) Pasien di rawat di ruang isolasi
2) Petugas triase memakai APD, kemudian mengirim pasien ke ruang pemeriksaan
3) Petugas yang masuk ke ruang pemeriksaan tetap menggunakan APD dan
melakukan kewaspadaan standar
Masalah penularan Influensa,hampir semua orang tidak mempunyai kekebalan
tubuh. Untuk itu, sangat penting untuk dapat sebisanya melakukan pencegahan. Supaya
penularan Flu Babi tidak menyebar, sedikitnya setelah panas badannya turun setelah 2
hari, juga sakit tenggorokan dan lain sebagainya, dari semenjak awalnya terjangkit
penyakit ini samapi dalam 7 hari, tidak boleh melakukan kegiatan di tempat kerimunan
banyak orang.
Diharapkan untuk pasien:
1. Minum obat dari resep Dokter.
2. Waktu jadwal yang telah ditentukan oleh Dokter atau tempat asuransi, selain untuk
memeriksa kesehatan diharapkan untuk tidak berpergian.
3. Dalam pemeriksaan atau dalam sedang penerimaan penyembuhan gunakanlah
etiket batuk untuk selalu mengenakan masker penutup mulut.
4. Sebisanya untuk selalu mencuci tangan.

19
Apabila setelah dilakukan pengobatan pasien tetap mempunyai gejala seperti dibawah
ini, segeralah menghubungi pihak instansi medis.
1. Nafasnya sesak.
2. Bibirnya berwarna ungu.
3. Sakit pada bagian dada.
4. Adanya kekurangan air.
5. Pengonsumsian air kurang terus menerus muntah dan air kencingnya sedikit, anak
balita
6. Terlihat kejang.
7. Terlihat keadaannya bingung dan kegemparan.
8. Bila di panggil tidak menjawab.
Point untuk penyembuhan/perawatan
1. Bersungguh-sungguh dalam mencuci tangan.
2. Pada waktu merawat pasien kenakanlah masker penutup mulut.
3. Pada saat merawat, tissue, masker penutup mulut dan lain-lain yang digunakan
pasien harus dimasukkan kantong plastik dan dibuang.
4. Ruangan untuk pasien harus tersendiri. (Apabila tidak bisa, harus pisah dengan
jarak 1 m dari tempat pasien).
5. Orang yang merawat pasien ditentukan. (Orang yang mempunyai penyakit kronis
hati, penyakit gula,sedang mengandung,dan penyakit semacamnya yang
mempunyai kekebalan tubuh rendah,janganlah sebagai orang yang merawat pasien
tersebut).
6. Jendela kamar pasien di buka, pertukaran udara dalam 1 hari harus dilakukan
beberapa kali. (Pada waktu melakukan pertukaran udara kamar, pintu kamar harus
ditutup).
7. Setelah mencuci tangan gunakanlah handuk kertas, atau handuk khusus pasien
tersebut.
8. Didalam rumah harus melakukan pembersihan.

2.5 Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Flu Babi/Swine Flu


Pencegahan Flu Babi, cara melindungi diri Anda dan keluarga saat ini adalah
melakukan pencegahan yang biasa Anda lakukan. Tutup mulut saat batuk dan bersih
dengan tisu yang kemudian segera dibuang, atau bersin pada bagian siku dibandingkan
menggunakan tangan. Kemudian, cuci tangan dengan teratur. Jika tidak ada sabun dan

20
air, maka cairan pencuci tangan bisa digunakan sebagai alternatif. Tetap berada di rumah
ketika Anda atau anak-anak sakit. Mengingat berbahayanya virus flu babi ini, maka
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan penanganan pencegahan Swine
Influenza atau Flu Babi. Langkah-langkah yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
I. Pemahaman Situasi Wabah Flu Babi
1. Wabah Flu Babi telah merebak di Meksiko, AS, dan beberapa Negara lain, dengan
penularan dan persebaran sangat cepat.
2. Wabah Flu Babi disebabkan oleh virus H1N1 namun telah bermutasi dan menjadi
virus baru sebagai gabungan dari virus Flu Babi Asia, virus Flu Babi Eropa, virus Flu
Burung, dan virus Flu Manusia. Mutasi virus ini merupakan hal yang sangat serius
dan member ancaman yang lebih besar. Meskipun tingkat kematian akibat flu babi
relative rendah (case fatality rate/CFR hanya 6-7 %, sedangkan pada Flu Burung
mencapai 80-90%) namun karena sebarannya yang luas jumlah kematian menjadi
lebih besar. Pada pandemi influenza sebelumnya CFR juga hanya dibawah 5%.
3. Wabah Flu Babi telah menular dari manusia ke manusia dalam skala terbatas sebagai
akibat dari mutasi virus.
4. WHO telah meningkatkan status kesiagaan pandemi influenza dari fase 3 menjadi
fase 4, yaitu telah terjadi penularan dari manusia ke manusia dalam satu wilayah
terbatas.
5. Disisi lain, penyakit ini belum pernah terjadi di Indonesia baik pada ternak maupun
manusia. Untuk kasus yang terjadi saat ini, negara-negara selain Meksiko yang telah
tertular , belum dilaporkan adanya kematian pada manusia akibat penyakit ini.
6. Indonesia telah menyiapkan diri dalam menghadapi Flu Burung dan berbagai
infrastruktur yang telah dibangun dapat digunakan untuk menghadapi ancaman Flu
Babi.
7. Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan tetapi tetap waspada dan selalu mencari
informasi yang benar mengenai wabah ini. Pemerintah akan melaksanakan berbagai
langkah yang diperlukan untuk mencegah penyakit flu babi masuk Indonesia dan
mengantisipasi perkembangan selanjutnya. kesimpulannya adalah Virus strain baru
flu babi (swine flu) memang bisa mematikan. Apalagi virus strain baru bisa menyebar
dengan cepat. Sebabnya, tak seorang pun punya kekebalan alami terhadap virus baru
ini. Dan butuh waktu beberapa bulan untuk mengembangkan vaksinasi virus ini. maka
langkah pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut adalah langkah yang sangat
tepat.

21
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang
terkontaminasi tinja atau kontak langsung dengan babi atau unggas yang terinfeksi flu
babi. Beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:
1. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran
pencernaan babi harus meNggunakan pelindung (masker, kaos tangan, kaca mata
renang, dll).
2. Bahan yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus diletakkan dengan
baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang
disekitarnya.
3. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
4. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
5. Menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.
6. Melakukan dan menjaga kebersihan lingkungan.
7. Melakukan dan menjaga kebersihan diri.
8. Menutup hidung dan mulut dengan tisu jika batuk atau bersin. Kemudian
membuang tisu tersebut ke kotak sampah.
9. Sering-seringlah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, terutama setelah
batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
2) 10.Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza
umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.

2.6 Kesiapsiagaan Terjadinya Pandemik Flu Babi/ Swine Flu


Dalam upaya mewaspadai pandemik penyakit flu babi, pemerintah khususnya Menteri
Kesehatan telah mengeluarkan Kepmenkes No. 311 Tahun 2009 tentang Penetapan Penyakit
Flu Baru H1N1 (Mexican Strain)Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah. Dalam
Kepmenkes ini dijelaskan bahwa untuk mencegah, mengantisipasi dan menanggulangi
penyakit Flu Baru H1N1 (Mexican Strain), diperlukan langkah-langkah kewaspadaan dini,
kesiapsiagaan, surveilans, serta upaya penanggulangan dalam bentuk kegiatan promotif,
preventif, dan kuratif secara terpadu melalui akselerasi kinerja surveilans epidemiologi,
kemampuan laboratorium kesehatan, penatalaksanaan dan perawatan di rumah sakit,
sosialisasi, serta pengendalian faktor risiko. Dalam lampiran keputusan ini hanya
mencantumkan tentang upaya deteksi dini dan upaya kuratif pada penyakit flu babi.

22
Dalam penanggulangan wabah, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No.40 Tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular yang berkaitan dengan
penanggulangan flu babi dimulai dari usaha preventif, promotif , kuratif dan rehabilitatif.
Dalam PP ini di jelaskan tentang kegiatan promotif yang dilakukan melalui penyuluhan
kepada masyarakat tentang upaya penanggulangan wabah. Departemen Kesehatan
menetapkan enam langkah untuk penanggulangan kasus flu babi yaitu:
1. mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber
2. berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan
3. membuat surat edaran kewaspadaan dini
4. melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di
seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
5. berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen
6. berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk
merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
Disamping itu, Departemen Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Peternakan
Departemen Pertanian RI untuk mengantisipasi penyebaran flu babi melalui Tim Koordinasi
yang sudah ada. Tim Koordinasi yang sudah ada seperti Tim Penanggulangan Rabies
Depkes dan Departemen Pertanian yang tugasnya diperluas menjadi Tim Terpadu
Penanggulangan Zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia. Ditjen
P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT
di lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor:
PM.01.01/D/I.4/1221/2009 untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan
meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari
negara-negara yang sedang terjangkit.
2. Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri
riwayat kontak dengan binatang (babi).
3. Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus
dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB Direktorat Jenderal PP dan
PL.
4. Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang
dimungkinkan.
5. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta
menyebarluaskan informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.

23
Berkaitan dengan kebijakan diatas, berdasarkan hasil penyidikan secara epidemiologi,
serta konfirmasi pemeriksaan laboratories oleh Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
(BPPV) Regional II Bukittinggi dan Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor serta
konfirmasi oleh laboratorium rujukan influenza internasional (OIE) Australian Animal
Health Laboratory (AAHL) terhadap sampel usapan hidung (nasal swab) ternak babi (bibit,
dara dan finisher) berasal dari usaha peternakan babi PT. Indotirta Suaka yang berlokasi di
Pulau Bulan Kota Batam - rovinsi Kepulauan Riau ditemukan hasil positif mengandung
virus Pandemic Influenza A/H1N1, Menteri pertanian mengeluarkan Kepmen No.
3885/Kpts/PD.620/11/2009 tentang Pernyataan berjangkitnya wabah penyakit hewan
menular Pandemic influenza a / h1n1 pada babi di Pulau Bulan Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau.
Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden RI tanggal 27 April 2009 dan didahului
Rapat Koordinasi Tingkat Menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat, memutuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Memerintahkan kepada Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan
langkahlangkah cepat dan tepat dalam menangkal wabah flu H1N1.
2. Melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut:
b. Metakukan surveilan aktif untuk mendetaksi sedini mungkin anggota masyarakat
yang terkena panyakit mirip influenza (Influenza Like lliness/ILI), terutama jika
terjadi dalam satu kelompok bersama-sama, melalui :
c. Jaringan surveilan wilayah Departemen Kesehatan (Distric
Surveillance Officer/DSO) dan Surveilan Wilayah
Departemen Pertanian (Participatory Disease Surveillance
and Response/PDSR).
d. Intensifikasi jaringan Desa Siaga.
e. Jaringan Puskesmas, rumah sakit, dan tenaga kesehatan
f. Jaringan mahasiswa, sukarelawan, dan tenaga kesehatan.
1. Memantau perkembangan dunia dan berkomunikasi intensif dengan pemerintah
Meksiko, Amerika Serikat, dan negara lain.
2. Mengintensifkan komunikasi dengan berbagai mitra Internasional antara lain ASEAN
dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
3. Meningkatkan kesiapsiagaan di semua jaringan kesehatan dan Laboratorium yang
memiliki kapasitas untuk melakukan pengujian sebagai bagian dari surveilans aktif
terpadu.

24
4. Melakukan surveilans terpadu ke petemakan-peternakan babi dan Wilayah sekitarnya.
5. Meningkatkan intensitas karantina hawan, baik ekspor impor, maupun antar daerah.
6. Melakukan pelarangan sementara Impor daging babi dan produknya.
7. Memberikan penjelasan publik secara sistematis mengenai flu H1N1, dengan pesan:
tetap tenang, paham gejalanya, dan tanggap terhadap perubahan situasi.
8. Mengaktifikan dan memberdayakan pusat informasi (call center dan SMS Center).
9. Memperhitungkan dan mempersiapkan respon terhadap dampak Ekonomi yang
ditimbulkan oleh wabah flu H1N1.
Berdasarkan beberapa regulasi yang di keluarkan pemerintah, pencegahan wabah flu
babi kurang menekankan pada analisis lingkungan sebagai salah satu cara
pemberantasan sumber penyakit. Dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat (1) menyatakan bahwa setiap usaha
dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki amdal. Dalam kasus ini, wabah flu babi disebabkan karena penularan birus
dari binatang babi kepada manusia. Jelas sekali perusahaan peternakan babi wajib
memiliki analisis dampak lingkungan untuk menghindari terjadinya penyebaran virus
pada manusia. Regulasi tentang pengelolaan amdal pada peternakan babi belum dibuat
regulasinya, sehingga penyebaran penyakit ini masih di mungkinkan terjadi pada
manusia.

25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Flu babi (Swine Influenza) merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat
menular, disebabkan oleh virus influenza tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus.
Virus ini berasal dari Mexico dan telah menjadi pandemic di berbagai negara di dunia.
Virus ini merupakan perpaduan antara virus flu burung dan virus flu manusia. Penyakit
ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.

Flu babi adalah virus yang tergolong ganas. Ia mampu menggandakan diri dengan
cepat dan menginfeksi bagian dalam sel paru-paru yang akan mengakibatkan pneumonia
dan berujung pada kematian. Gejala yang terjadi adalah demam dengan suhu tubuh
hingga 38 derajat Celcius, sakit kepala, batuk, pilek, nyeri sendi, dan radang
tenggorokan, yang kadang disertai pula dengan diare dan muntah-muntah. Virus H1N1
sejatinya hanya mengenai babi, tetapi karena adanya mutasi maka virus ini berubah sifat
sehingga mampu menginfeksi manusia. Parahnya lagi, tidak seperti virus flu burung
(H5N1) yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia, virus flu babi H1N1 dapat
menyebar dari satu orang ke yang lainnya.

Pada awalnya flu babi pertama kali ditemukan di Meksiko pada akhir April 2009,
kemudian mewabah ke Amerika Serikat, hingga menyebar ke 114 negara di 5 benua,
tidak terkecuali Indonesia.

3.2 Saran

Untuk terhindar dari penyakit flu babi maka sebaiknya kita tidak kontak langsung dengan
babi yang terjangkit, dan apabila kita mendapatkan kasus ataupun babi yang mengalami
ciri-ciri terjangkit virus ini maka sebaiknya kita segera mensterilkan babi tersebut.

26
DAFTAR PUSTAKA

Makalah flu babi nurhada biover; blogspot. Co.od/2014/04 makalah berbahaya bagi munusia
diakses pada tanggal 7 september 2016 pukul 10.00 WIB

Ananya mandall.april. pengertian virus flu babi.http///www.news-medical.net/health/what-is-


swine-flu-(Indonesian) diakes pada tanggal 7 september 2016

Farida Kumalasari.11/2011.epidemiologi swine influenza ( flu babi ). http://


epidemiologiunsri.blogspot.com diakes pada tanggal 7 september 2016

27

Anda mungkin juga menyukai