HUKUM KESEHATAN
ASPEK HUKUM PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
DEMAM BERDARAH
DISUSUN OLEH :
DIANTI EKA SAPUTRI
4001130026
Kata pengantar
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat.
Daftar isi
Kata pengantar............................................................................................................ i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II GAMBARAN UMUM KASUS DEMAM BERDARAH........................................4
BAB III PERMASALAHAN DEMAM BERDARAH.......................................................6
BAB IV Analisis kasus Demam Berdarah...................................................................8
BAB V PENUTUP....................................................................................................14
Daftar pustaka.......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan
sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan
pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu,
terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization
(WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD
tertinggi di Asia Tenggara.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah
penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring
BAB II
GAMBARAN UMUM KASUS DEMAM BERDARAH
Baru-baru ini World Health Organization menyatakan bahwa demam
berdarah (dengue) merupakan penyakit tropis yang paling cepat menyebar
dan dikatakan sebagai 'ancaman pandemi' baru. Padahal pada tahun 1950an penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk betina ini hanya dapat
ditemukan di segelintir wilayah. Kondisinya kini berbeda karena demam
berdarah telah menyebar hingga ke 125 negara. Hal ini jauh lebih banyak
daripada kasus malaria yang selama ini disebut sebagai penyakit paling
terkenal yang 'dibawa' oleh nyamuk sepanjang sejarah. WHO pun telah
memperkirakan bahwa rata-rata terjadi 50 juta kasus demam berdarah setiap
tahunnya.
Indonesia masih menjadi sarang kasus demam berdarah. Pada tahun
2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34
provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal
dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni
tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah
kasus meninggal sebanyak 871 penderita.
Di musim hujan inilah banyak genangan air yang dapat menjadi
tempat nyaman bagi nyamuk untuk bersarang dan berkembang biak.
Masyarakat kembali diingatkan untuk selalu berhati-hati terhadap serangan
BAB III
PERMASALAHAN DEMAM BERDARAH
Jumlah daerah di Jawa Timur yang ditetapkan pantas menyandang
status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) bertambah
menjadi 23 daerah per 1 Februari 2015. Pemerintah Jawa Timur menetapkan
status KLB apabila kasus yang terjadi di suatu daerah mengalami kenaikan
dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Jumlah kasus per
tanggal 1 Februari 2015, telah mengalami kenaikan dibanding periode yang
sama pada 2014. Pada tahun lalu hanya terjadi 980 kasus. Sedangkan
sepanjang Januari 2015 ada 3.134 kasus atau terjadi peningkatan 219,8
persen.
jumlah kasus dan penyebaran area DBD cenderung meningkat,
meskipun angka kematian (CFR) dapat ditekan. Jika pada tahun 2010 angka
kematian mencapai 0,87 persen, pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,91
persen dan sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 0,90 persen dengan
total kasus tahun 2012 sebanyak 90245 penderita dan jumlah kematian 816
penderita.
Dilihat dari data tersebut kasus demam berdarah masih sangat tinggi
di
Indonesia.
Padahal
pemerintah
beserta
Dinas
kesehatan
telah
memberikan informasi yang cukup jelas lewat berbagai media, seperti media
cetak dan media elektronik. Selain memberikan informasi tentang demam
berdarah, pemerintah dan tenaga kesehatan pun memberikan upaya untuk
mencegah yang mudah untuk dilakukan oleh masyarakat.
Namun pada
kenyataannya kasus demam berdarah ini masih saja meningkat setiap tahun.
Faktor apa sebebarnya yang membuat KLB demam berdarah ini sangat sulit
untuk di turunkan ??.
BAB IV
Analisis kasus Demam Berdarah
a. Teori demam berdarah
Nyamuk Aedes Aegypti adalah nyamuk yang gemar hidup di dalam rumah,
dan ada juga Aedes Albopictus, nyamuk belang hitam-putih juga lebih
menyukai tinggal dikebun sekitar rumah. Dua-duanya bisa menjadi pembawa
virus dengue, atau disebut vector. Di Indonesia, Aedes Aegypti lebih sering
sebagai pembawa virus dengue nya dibandingkan Aedes Albopictus.
Berbeda dengan Aedes Albopictus si nyamuk kebun, nyamuk Aedes
Aegypti lebih menyukai tinggal di ruangan rumah yang sejuk, lembab dan
gelap. Hinggapnya bukan di dinding, melainkan di barang-barang yang
bergelantungan di kamar. Sedangkan nyamuk Aedes Albopictus lebih
menyukai berada di semak kebun sekitar rumah.
Nyamuk demam berdarah bukan tergolong rakus. Ia hanya menggigit
pada jam-jam tertentu saja. Itu pun hanya nyamuk betina yang menggigit.
Darah manusia dibutuhkannya untuk bertelur. Biasanya mereka menyerang
pada pagi hari pukul 06.00-09.00 dan sore hari pukul 15.00-17.00. Di luar
jam tersebut, nyamuk betina hinggap di air jernih tergenang untuk bertelur.
Umur nyamuk Aedes hanya 10 hari, paling lama 2-3 minggu. Bertelur
200-400 butir per indukannya. Dia bertelur bukan di air kotor seperti nyamuk
lain, melainkan di air jernih. Bukan pula sembarangan air jernih, tetapi air
jernih yang tergenang tidak terusik. Biasanya di air dalam wadah (bekas
berisi air hujan di pekarangan, talang air, ceruk pohon, atau wadah
penyimpanan air bersih di dalam rumah, seperti tempayan, gentong, vas
bunga, baki penampungan air di alas kulkas).
Nyamuk yang di dalam tubuhnya sudah bervirus membawanya ke
tubuh orang sehat dengan menggigitnya. Begitu seterusnya terjadi. Virus
dengue berpindah dan berpindah lagi ke banyak tubuh sehat lainnya melalui
gigitan nyamuk bervirus. Hanya nyamuk Aedes bervirus saja yang bisa
menularkan penyakit DBD. Nyamuk Aedes yang di tubuhnya tidak membawa
virus, bukan nyamuk penular DBD.
Jarak terbang nyamuk Aedes bisa mencapai 100 meter. Maka, luas
penyemprotan (fogging) apabila sudah terjangkit kasus DBD, dilakukan
sejauh radius 100 meter dari lokasi pasien DBD.
Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah
nyamuk betina dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau
binatang untuk hidup dan berkembang biak. Apabila di sekitar tempat
bersarang nyamuk tersebut dijumpai seseorang yang sedang sakit demam
berdarah penyakit demam berdarah dengue ringan atau berat. Bila daya
tahan tubuh baik dan virus tidak ganas, maka derajat penyakit tidak berat.
Sebaliknya apabila daya tahan tubuh rendah seperti pada anak-anak,
penyakit infeksi dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat mematikan.
b. Ketentuan perundang-undangan DBD
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi
munculnya kasus-kasus DBD. Namun, pemerintah tidak dapat melaksanakan
sendiri tanpa peran berbagai pihak untuk melaksanakan tugasnya. Sehingga
salah satu cara untuk memperlancar palaksanaannya adalah dengan
mempergunakan hukum & perundang-undangan seperti yang terdapat dalam
pasal 5 UU no.36/2009 disebutkan bahwa Setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan
Dalam pasal 14 disebutkan bahwa bahwa, Pemerintah bertanggung
jawab
merencanakan,
mengatur,
menyelenggarakan,
membina,
dan
10
UU
no.4/1984
tentang
wabah
penyakit
menular.
pemberantasan
penyakit
DBD
UU no.32/2004 sebagai
revisi
UU no.22/1999tantang
11
obat
nyamuk,
menggunakan
kelambu
saat
tidur,
12
masyarakat
mampu
untuk
13
penyuluhan tentang cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD
yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus yang
melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan dengan kondisi setempat.
B. Saran
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan
pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempattempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim
penghujan.
Untuk
itu,
perlu
menjaga
kesehatan
dengan
meningkatkan
14
Daftar pustaka
http://anazurhaini.blogspot.com
http://www.depkes.go.id
http://www.eliminatedengue.com
http://www.enesis.com/health/detail/id/69
http://www.tempo.co/read/news/2013/07/26/173500085/KemenkesIndonesia-Masih-Endemis-Demam-Berdarah
http://www.bin.go.id/awas/detil/331/4/16/02/2015/puncak-musimhujan-waspadai-penyakit-demam-berdarah
http://epiders.blogspot.com/2013/03/perkembangan-penyakit-demamberdarah.html
https://hukumkes.wordpress.com/2008/03/18/aspek-hukumpemberantasan-dbd/
http://health.liputan6.com/