Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara berkembang seperti Indonesia, angka kematian penyakit menular cukup

tinggi dan prevalensinya meningkat karena banyak dipengaruhi faktor lingkungan dan

perilaku hidup masyarakat. Terlebih lagi dalam kondisi sosial ekonomi yang memburuk,

tentunya kejadian kasus penyakit menular memerlukan penanganan yang lebih serius,

profesional, dan bermutu. Indonesia juga menghadapi beban ganda dalam

pembangunan kesehatan atau yang dikenal dengan double burden. Dewasa ini masih

dihadapkan dengan meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging diseases),

sementara penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat. Di samping itu

telah timbul pula berbagai penyakit baru (new-emerging diseases). Salah satu masalah

yang

menjadi perhatian dan tercantum dalam PERPRES No. 5 tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 - 2014 adalah

pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti upaya penyehatan

lingkungan.

Salah satu penyakit menular yang masih menjadi perhatian dan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia dewasa ini yaitu Demam Chikungunya yang penyebarannya

semakin luas. Di Indonesia, infeksi virus Chikungunya telah ada sejak abad ke-18

seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat

itu infeksi virus ini menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam 5 hari

1
(vijfdaagse koorts) yang kadangkala disebut juga sebagai demam sendi (knokkel

koorts)

.Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan pada tahun

1973 di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di Jakarta. Tahun 1982 di Kuala

Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Yogyakarta. Sejak tahun 1985

seluruh provinsi di Indonesia pernah melaporkan adanya KLB Chikungunya. KLB

Chikungunya mulai banyak dilaporkan sejak tahun 1999 yaitu di Muara Enim, tahun

2000 di Aceh,tahun 2001 di Jawa Barat ( Bogor, Bekasi, Depok ), tahun 2002 di

Palembang, Semarang, Indramayu, Manado, DKI, Banten, tahun 2003 terjadi di

beberapa wilayah pulau Jawa, NTB, Kalimantan Tengah.

 Penyakit Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan  Aedesalbopictus

seperti halnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang

cara penanggulangannya telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Penanggulangan 

secara lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan secara rutin dan

berkesinambungan, sehingga cara penanggulangan penyakit Chikungunya bukan

merupakan sesuatu hal yang sangat khusus, namun dapat dilakukan secara

bersamaan dengan upaya pengendalian penyakit DBD. Berdasarkan hal tersebut,

pemerintah dalam hal ini penulis menyusun makalah ini sebagai penambah

pengetahuan dan wawasan tentang Penyakit Menular Chikungunya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penyakit chikungnya itu?

2. Bagaimana sejarah dan penyebaran penyakit chikungunya?

2
3. Bagaimana kondisi penyakit chikungunya di Indonesia?

4. Apakah penyebab penyakit chikungunya?

5. Bagaimana mekanisme penularan penyakit chikungunya?

6. Apa saja faktor resiko penyakit chikungunya?

7. Apa saja gejala penyakit chikungunya?

8. Bagaimana pengobatan penyakit chikungunya?

9. Bagaimana pencegahan penyakit chikungunya?

10. Bagaimana hasil studi kasus penyakit chikungunya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyakit chikungnya

2. Untuk mengetahui sejarah dan penyebaran penyakit chikungunya

3. Untuk mengetahui penyakit chikungunya di Indonesia

4. Untuk mengetahui penyebab penyakit chikungunya

5. Untuk mengetahui mekanisme penularan penyakit chikungunya

6. Untuk mengetahui faktor resiko penyakit chikungunya

7. Untuk mengetahui gejala penyakit chikungunya

8. Untuk mengetahui pengobatan penyakit chikungunya

9. Untuk mengetahui pencegahan penyakit chikungunya

10. Untuk mengetahui hasil studi kasus penyakit chikungunya

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Chikungunya

Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease atau penyakit lamayang

merebak kembali. Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkanoleh

virus chikungunya yang dikenal dengan nama Alphavirus dari famili Togaviridae dan

ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Penyakit ini termasuk

“Self Limiting Disease” atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini

memiliki asal bahasa dari Swahili yang memiliki arti yaitu

gejala penderita yang memiliki posisi melengkung atau meliuk dan juga penyebab postu

r tubuh yang demikian karena nyeri yang sangat hebat pada bagian sendi. Nyeri

yangdirasakan menurut penelitian dari Kantor Keamanan Laboratorium Kanada

(MSDS) terjadi pada lutut, persendian kaki dan tangan.

2.2 Sejarah dan Pernyebaran Chikungunya

Dari sejarah diduga KLB Chikungunya pernah terjadi pada tahun 1779 di Batavia dan

Kairo; 1823 di Zanzibar; 1824 di India; 1870 di Zanzibar; 1871 di India;1901 di

Hongkong, Burma, dan Madras; 1923 di Calcuta. Pada tahun 1928 di Cuba pertama

kali digunakan istilah “dengue”, ini dapat diartikan bahwa infeksi Chikungunya sangat

mirip dengan Dengue. Dari tahun 1952 sampai kini virus telah tersebar luas di daerah

4
Afrika dan menyebar ke Amerika dan Asia. Virus Chikungunya menjadi endemis di

wilayah AsiaTenggara sejak tahun 1954. Pada akhir tahun 1950 dan 1960 virus

berkembang di Thailand, Kamboja, Vietnam, Manila dan Burma. Tahun 1965 terjadi

KLB di Srilanka.

2.3 Chikungunya Di Indonesia

 Di Indonesia, KLB penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan dan tercatat pada

tahun 1973 terjadi di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di DKI Jakarta,Tahun

1982 di Kuala Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

KLB Chikungunya mulai banyak dilaporkan sejak tahun 1999 yaitu diMuara Enim

(1999), Aceh (2000), Jawa Barat ( Bogor, Bekasi, Depok ) pada tahun2001, yang

menyerang secara bersamaan pada penduduk di satu kesatuan wilayah(RW/Desa ).

Pada tahun 2002 banyak daerah melaporkan terjadinya KLB Chikungunya seperti

Palembang, Semarang, Indramayu, Manado, DKI Jakarta , Banten, JawaTimur dan

lain-lain. Pada tahun 2003 KLB Chikungunya terjadi di beberapa wilayahdi pulau Jawa,

NTB, Kalimantan Tengah. Tahun 2006 dan 2007 terjadi KLB di Provinsi Jawa Barat

dan Sumatera Selatan. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di Indonesia terjadi KLB

Chikungunya pada beberapa provinsi dengan 149.526 kasus tanpa kematian.

Penyebaran penyakit Chikungunya biasanya terjadi pada daerah endemis Demam

Berdarah Dengue. Banyaknya tempat perindukan nyamuk

sering berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit Chikungunya. Saat ini ham

pir seluruh provinsi di Indonesia potensial untuk terjadinya KLB Chikungunya. KLB

sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan.

5
2.4 Penyebab Chikungunya

Penyakit Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang

termasuk keluarga Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes

aegypti dan Aedes albopictus. Cara transmisi bagi chikungunya ini adalahvector-borne

yaitu melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi.

Transmisi melalui darah berkemungkinan bisa terjadi dengan satu kasus pernah

dilaporkan. CHIKV dikatakan tidak bisa ditularkan malalui ASI.

2.5 Mekanisme Penularan

Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk  Aedes

SPP Nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih

lanjut. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat

menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam

sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur

berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat

ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh

manusia,virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period)

sebelum menimbulkan penyakit.

2.6 Faktor Resiko Penyakit Chikungunya

6
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya,

yaitu: manusia, virus dan vektor perantara. Beberapa faktor penyebab timbulnya KLB

demam Chikungunya adalah:

1. Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi

2. Sanitasi lingkungan yang buruk.

3. Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk (sanitasi lingkungan yang

buruk) Ada gelombang epidemi 20 tahunan mungkin terkait perubahan iklim dan cuaca.

Anti bodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan

virus selanjutnya. Oleh karena itu perlu waktu panjang bagi penyakit iniuntuk merebak

kembali.

2.7 Gejala Penyakit Chikungunya

Gejala-gejala penyakit chikungunya dapat dijabarkan sebagai berikut:

a). DemamGejala utama penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam

disertai menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara

tiba-tiba dengan derajat tinggi ( >40ºC). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari

dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya diikuti dengan nyeri pada persendian.

Demam ini membentuk kurva “Sadle back fever” (Bifasik)

b) Sakit PersendianSalah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal,

ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang. Gejalanya mirip dengan virus dengue

dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu.

Misalnya saja mengalami sakit pada persendian, tidak menyebabkan kematian dan

masih banyak lainnya.

7
c) Nyeri

Otot Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu.

Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.

d) Ruam Pada Kulit Biasanya penyakit ini menyerang pada jaringan sel epidermis atau

jaringan terluar dari kulit. Sehingga gejala yang dirasakan antara lain berupa ruam atau

bintik kemerahan pada kulit. Ruam pada kulit ini akan disertai dengan adanya demam

yang dirasakan selama tiga hingga lima hari. Lokasi ruam biasanya terdapat disekitar

muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang juga ditemukan pendarahan pada gusi.

e) Mual dan Muntah Biasanya yang akan dirasakan oleh penderita penyakit

Chikungunya

yang berakibat pada mual dan muntah. Mual dan muntah yang dilakukan tak jarang

akan disertai dengan bercak darah yang ada didalamnya. Namun berbeda

dengan pendarahan yang didapatkan pada penyakit demam berdarah pendarahan berp

a muntah darah yang dirasakan hanya sedikit

f) Sakit KepalaSakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui conjungtival

infection dan sedikit fotophobia.

g) Kejang dan penurunan kesadaran. Kejang biasanya pada anak karena demam yang

terlalu tinggi, jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-

kadang kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal (cerebro

spinal

) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumlah sel.

8
h) Gejala lainKadang dijumpai pembesaran kelenjar getah bening dibagian leher dan

kolaps pemnuluh darah kapiler

9
2.8 Pengobatan Penyakit Chikungunya

Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang

berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya hanya

bersifat simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik,antiinflamasi..

Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena

dikuatiri efek aspirin terhadap platelet. Pemberian

chloroquine phosphate sangat efektif untuk arthritis chikungunya kronis. 

Penularan wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti

berminat mengembangkan agen antivirus baru, RNAi. Ianya bertindak mencegah

infeksi yang ditimbulkan virus dengan mengganggu post transcriptional expression

mRNA.Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi

makanan yang bergizi cukup karbohidrat dan protein serta minum sebanyak munkin

untuk meminum jus buah segar. Pemberian vitamin dan istirahat yang cukup

juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

2.9 Pencegahan Penyakit Chikungunya

a) Untuk menghindari gigitan nyamuk

1. Secara rutin menjaga kebersihan bak mandi, vas bunga yang ada airnya,

kaleng atau pun botol bekas yang menampung air.

2. Bersihkan serangga yang bercorak hitam putih yang biasanya bersarang di

benda- benda menggantung, lukisan dan berbagai benda lainnya.

10
3. Selalu buka pintu dan jendela pada pagi hari hingga semua udara yang segar

masuk ke dalam rumah.

4. Jaga kebersihan halaman dan daerah rumah serta hindari pakaian yang

banyak menggantung.

5. Menggunakan kelambu atau obat nyamuk jika tidur pada siang hari.

Efektifitaskelambu dapat ditingkatkan dengan memakai permetrin (Pyrethroid

insektisida)

6. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah

7. Menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk menutupi

tubuh.

b) Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk

Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan cara Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN). PSN ini bertujuan mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti

dan Aedesalbopictus sehingga penularan Chikungunya dapat dicegah atau dibatasi.

Cara memberantas nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tepat melalui

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah kegiatan memberantas jentik

ditempat berkembang biaknya dengan cara :

a. Kimiawi (Larvasidasi). Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan

menaburkan bubuk larvasida.. Kegiatan ini tepat digunakan apabila

surveilansepidemiologi penyakit penyakit dan vektor menunjukkan adanya

periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana KLB mungkin timbul.

b. Biologi Penerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung

terhadap jentik hanya terbatas pada sasaran berskala kecil. Pengendalian

11
dengan cara ini misalnya dengan memelihara ikan pemakan jentik atau dengan

bakteri.

c. Fisik Pengendalian secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M Plus (Menguras,

Menutup, Mengubur) yaitu Menguras dan menyikat tempat-tempat

penampungan air, seperti bak mandi,drum dan lain-lain seminggu sekali

(M1).  Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air ,tempa

yan dan lain-lain (M2). Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang

dapat menampungair hujan (M3)

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

viruschikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes

Albopictus.

 Mekanisme penularan chikungunya adalah dari nyamuk yang menggigit

penderitakemudian menggigit manusia lain. Gejala-gejala penyakit chikungunya

berupa demam, sakit persendian, nyeri otot,ruam dikulit, sakit kepala, kejang dan

penurunan kesadaran.

 Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan supportif.

 Pencegahan penyakit chikungunya dilakukan dengan menghindari gigitan

nyamukdan mencegah perkembangbiakan nyamuk.

Penutup

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulisakan

lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -

sumber yang lebih banyak dan baik lagi dari sebelumnya

13

Anda mungkin juga menyukai