Anda di halaman 1dari 5

a ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas.

Mari bergabung dengan


sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia!

Daftar isi

Awal

Definisi

Penyebab

Gejala

Chikungunya di Indonesia

Senjata biologis

Referensi


Pranala luar

Chikungunya

 Halaman
 Pembicaraan

 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat

Perkakas











Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam
artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk
diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.
Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan
profesional.
Chikungunya
Ruam karena chikungunya
Informasi umum
 /ˌtʃɪkənˈɡʌnjə/[1] CHIK-ən-GUN-yə
Pelafalan
Spesialisasi Penyakit infeksi
Penyebab Virus Chikungunya menular melalui gigitan nyamuk[2]
Aspek klinis
Gejala dan tanda Demam, nyeri sendi[3]
Komplikasi Nyeri sendi jangka lama[3]
Awal muncul 2 sampai 12 hari setelah terpapar[2]
Durasi Biasanya kurang dari seminggu[3]
Diagnosis Pemeriksaan darah untuk mencari RNA virus atau antibodi[2]
Kondisi serupa Demam dengue, Demam Zika[2]
Tata laksana
Pencegahan Pengendalian nyamuk, menjauhi gigitan[4]
Perawatan Penanganan suportif[2]
Prognosis Risiko kematian ~ 1 dalam 1.000[4]
Prevalensi > 1 juta (2014)[2]
Virus chikungunya
Klasifikasi virus
Grup: Grup IV ((+)ssRNA)
Famili: Togaviridae
Genus: Alphavirus
Spesies: Chikungunya virus

Chikungunya adalah penyakit infeksi sejenis demam yang disebabkan alphavirus yang
disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus.[2][5]

Definisi
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili, berdasarkan gejala pada penderita yang berarti
(posisi tubuh) meliuk atau melengkung, ini mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data
keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut,
pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang
merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus
chikungunya.[2]

Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat celsius, nyeri pada
persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang
disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala,
conjunctival injection dan sedikit fotofobia.[2]

Penyebab

Aedes aegypti merupakan penyebab chikungunya.

Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk
Aedes aegypti.[2] Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue.
Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit
chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit chikungunya disebabkan oleh
sejenis virus yang disebut virus chikungunya. Virus ini masuk keluarga Togaviridae, genus
alphavirus.[3]

Gejala
Gejala utama terkena penyakit chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti
dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menyebutnya sebagai
demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue
dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu.[3]

Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan
berkembang biak di dalam tubuh manusia. virus menyerang semua lapisan usia, baik anak-
anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam
tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil
dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-
5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu.[3]

Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti
rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan
sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.
Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau
sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue,
pada chikungunya tidak terdapat perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.[4]

Chikungunya di Indonesia

Peta yang menunjukan epidemiologi chikungunya (2019)

Penyakit ini pertama kali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda
tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) chikungunya dilaporkan pada tahun
1982, demam chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun
1973,[6] kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983),
Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah chikungunya ditemukan di Port
Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal
2001, kejadian luar biasa demam chikungunya terjadi di Muara Enim dan Aceh. Disusul
Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam chikungunya berjangkit lagi di Bekasi
(Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003
jumlah kasus chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan
penyakit ini.[butuh rujukan]

Senjata biologis
Chikungunya merupakan salah satu dari sekian banyak calon senjata biologis yang diriset
oleh pemerintah Amerika Serikat sebelum mereka menghentikan program tersebut.[7]

Anda mungkin juga menyukai