Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah


Penyaikit Berbasis Lingkungan (PBL) bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes.
dan bapak Budi Utomo, SKM., M.Kes. serta semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh kemampuan kami dalam hal
materi, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Purwokerto, 17 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Chikungunya .......................................................................... 3
B. Agen Penyebab Chikungunya .................................................................. 3
C. Gejala Chikungunya ................................................................................. 4
D. Masa Inkubasi Penyakit Chikungunya ..................................................... 5
E. Riwayat Perjalana Penyakit ...................................................................... 6
F. Tahap-Tahap Chikungunya ...................................................................... 7
G. Epidemologi dan Faktor Determinan ....................................................... 8
CARA PENGENDALIAN...................................................................................... 9
Cara Pencegahan : ............................................................................................ 9
Langkah Pengobatan: ..................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Chikungunya adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang
ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebakan oleh virus
Chikungunya (CHIKV). Virus CHIKV merupakan virus RNA yang termasuk
ke dalam genus Alphavirus dari keluarga Togaviridae. Virus ini ditularkan
dari manusia ke manusia oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus ( WHO, 2008).
Penyakit Chikungunya mempunyai manifestasi klinik yang menyerupai
dengan infeksi virus dengue. Biasanya penderita penyakit Chikungunya ini,
tubuhnya mengalami demam, sakit persendian dan ruam (kumpulan bintik-
bintik kemerahan). Gejala lain yang timbul dari penyakit tersebut yaitu sakit
kepala, nyeri otot, menggigil kemerahan pada konjunktiva, pembesaran
kelenjar getah bening di bagian leher, mual, dan muntah (Chin, 2006).
Masih ada dari sebagian masyarakat yang belum mengetahui apa itu
penyakit chikungunya , dan sebagian masyarakat lainnya baru mengerti
tentang cikungunya setelah mereka terkena penyakit ini. Pencegahan sejak
dini terhadap chikungunya dapat dilakukan pada masyarakat yang memiliki
pengetahuan yang cukup tentang chikungunya. Pengetahuan tentang kesehatan
sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari terlebih pengetahuan
tentang chikungunya (Suriptiastuti, 2007).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbetuknya
perilaku sesesorang (over behavior), karena prilaku yang di dasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak di dasari oleh
pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).
Manusia mempunyai hubungan timbal balik terhadap lingkungan dalam
hal ini menitik beratkan pada interaksi manusia dengan lingkungannya.
Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan antara penduduk dengan
lingkungan yang memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan salah satunya

1
adalah penyakit yang ditularkan oleh vector. Mewabahnya penyakit yang
disebabkan oleh vector diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang buruk
( Anies, 2006 ).
Kondisi faktor lingkungan fisik merupakan seperti adanya perubahan
iklim, pencahayaan yang kurang, kelembaban yang tinggi, kondisi lingkungan
rumah yang buruk menyebakan perkembangbiakan vector semakin meningkat,
salah satunya adalah penyakit demam chikungunya. Demam chikungunya
banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropics (Anies, 2006).
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan
masyarakat modern yang meliputi semua aspek manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan, yang terikat bermacam-macam ekosistem. Lingkungan
merupakan segala sesuatu yang mengelilingi kondisi luar manusia atau hewan
yang menyebabkan penularan penyakit. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
tersebut antara lain mencakup sumber air, kebersihan jamban, pembuangan
sampah, kondisi rumah, pengelolaan air limbah (Timmreck, 2004).

B. Tujuan
a. Mengetahui apa itu penyakit Chikungunya.
b. Mengetahui cara penularan penyakit Chikungunya kepada manusia.
c. Mengetahui upaya pengendalian penyakit Chikungunya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Chikungunya
Chikungunya merupakan demam virus yang disebabkan alphavirus
yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Namanya
berasal dari sebuah kata dalam bahasa Swahili yang berarti “yang
melengkung ke atas” merujuk kepada tubuh yang membungkuk akibat
gejala-gejala arthritis (Anies, 2006).
Chikungunya adalah penyakit mirip demam dengue yang disebabkan
oleh virus Chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes africanus. Chikungunya dalam bahasa Swahili berarti kejang urat.
Istilah lain penyakit ini adalah dengue, dyenge, abu rokap dan demam tiga
hari. Penyakit ini ditandai dengan demam, mialgia atau artralgia, ruam kulit,
leukopenia dan imfadenopati karena vektornya nyamuk maka Chikungunya
tergolong arthropod-borne disease yaitu penyakit yang disebabkan oleh
artropoda (Widoyono, 2008).
Menurut Soedarto (2009), Chikungunya adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Chikungunya yang menimbulkan gejala mirip
demamdengue tetapi jarang menyebabkan pendarahan. Penderita mengeluh
nyeri hebat pada tulang-tulangnya (break-bone fever) sehingga penyakit ini di
masyarakat dikenal sebagai flu tulang. Chikungunya ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti vektor utama dan Aedes albopictus vektor potensial.
Chikungunya adalah penyakit yang mirip dengan Dengue
hemorrhagic fever. Penyakit ini diidentifikasi dengan timbulnya panas yang
disertai arthritis (radang sendi) yang terjadi pertama pada pergelangan
tangan, lutut, pergelangan kaki dan sendi kecil pada ekstremitas yang
berlangsung selama beberapa hari sampai bulanan (Sarudji,2010).
B. Agen Penyebab Chikungunya
Chikungunya disebabkan oleh virus yang dibawa oleh
nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk tersebut mendapatkan

3
virus chikungunya saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi
sebelumnya. Penularan virus terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk
pembawa virus tadi. Perlu diketahui bahwa virus chikungunya tidak
menyebar secara langsung dari orang ke orang.
Virus chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko
terserang penyakit ini lebih tinggi pada bayi yang baru lahir, lansia 65 tahun
ke atas, dan individu dengan kondisi medis lain, seperti hipertensi, diabetes,
dan penyakit jantung.

C. Gejala Chikungunya
Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun.
Akan tetapi, umumnya penderita chikungunya mengalami gejala, seperti:
1. Demam

Pada fase akut selama 2-3 hari selanjutnya dilanjutkan dengan


penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari kemudian naik lagi. Bisa disertai
menggigil dan muka kemerahan (flushed face). Pada beberapa penderita
mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa terlihat mata kemerahan
(conjunctival injection).

2. Sakit persendian

Nyeri persendian ini sering merupakan keluhan yang pertama


muncul sebelum timbul demam. Nyeri sendi dapat ringan (arthralgia)
sampai berat, terutama di sendi – sendi pergelangan kaki (dapat juga nyeri
sendi tangan) sering dikeluhkan penderita. Nyeri sendi ini merupakan
gejala paling dominan, pada kasus berat terdapat tanda-tanda radang sendi,
yaitu kemerahan, kaku, dan bengkak. Sendi yang sering dikeluhkan adalah
pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku, jari, lutut, dan pinggul.

3. Nyeri otot
Nyeri otot (fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada otot
penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu, dan

4
anggota gerak. Kadang - kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar
sendi pergelangan kaki (achilles) atau sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (rash) pada kulit

Kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk


makulo-papular(viral rash), sentrifugal (mengarah ke bagian anggota
gerak, telapak tangan dan telapak kaki). Bercak kemerahan ini terjadi pada
hari pertama demam, tetapi lebih sering muncul pada hari ke 4 - 5 demam.
Lokasi kemerahan di daerah muka, badan, tangan, dan kaki.

5. Kejang dan penurunan kesadaran


Kejang biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi, jadi
kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang
kejang disertai penurunan kesadaran.
6. Manifestasi perdarahan
Tidak ditemukan perdarahan pada saat awal perjalanan penyakit
walaupun pernah dilaporkan di India terjadi perdarahan gusi pada 5 anak
dari 70 anak yang diobservasi.

Gejala di atas biasanya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit


nyamuk pembawa virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam
seminggu. Tapi pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung
hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian,
gejala chikungunya yang parah dapat
menyebabkan kelumpuhan sementara.

D. Masa Inkubasi Penyakit Chikungunya


Virus Chikungunya atau flu tulang biasanya memiliki masa inkubasi 2-4
hari, sementara gejalanya timbul antara 3 sampai 10 hari setelah gigitan
nyamuk yang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, seseorang yang terinfeksi

5
mungkin tidak mengelami gejala flu tulang seperti yang sudah disebutkan di
atas sama sekali.

Kelumpuhan dapat terjadi pada kasus demam chikungunya yang parah


dan tidak tertangani dengan baik. Meski begitu kelumpuhan ini hanya bersifat
sementara sebagai efek dari perkembangbiakan virus dalam darah yang
menimbulkan perasaan nyeri pada tulang dan seputar persendian. Akibatnya,
Anda jadi sulit menggerakan tubuh, sehingga seperti merasakan kelumpuhan.

Secara rinci, beberapa hal yang harus Anda ketahui terkait gejala flu
tulang adalah:

1. Kebanyakan orang yang terinveksi akan menunjukkan gejala flu tulang


seperti yang sudah disebutkan di atas.
2. Gejala flu tulang biasanya dimulai 2-4 hari setelah digigit nyamuk
pembawa virus.
3. Meski biasanya tidak menyebabkan kematian, gejalanya bisa sangat
parah, bahkan melumpuhkan. Meski begitu, kelumpuhan ini hanya
bersifat sementara.
4. Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam seminggu. Pada beberapa
orang, nyeri sendi bisa terus terasa selama beberapa bulan.
5. Yang paling rentan mengalami flu tulang adalah orang dengan sistem
imun lemah, seperti bayi yang baru lahir, lansia, dan orang-orang
dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau
penyakit jantung.
6. Orang yang pernah terinfeksi akan terlindungi dari infeksi berikutnya.

E. Riwayat Perjalana Penyakit


Nyamuk Aedes aegypti dapat mengandung virus Chikungunya pada saat
menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum
demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian virus yang berada
di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic

6
incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada
saat gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa
tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan
penyakit. . Menjelang akhir fase demam (3 sampai 5 hari) kebanyakan
pasien mengalami ruam makulopapular yang difus dan biasanya pada
lengan, punggung dan bahu dan kadang-kadang di seluruh tubuh. Ruam ini
biasanya berlangsung 48 jam. Pada saat ini sering terjadi limfadenopati
hebat. Demam pada umumnya akan mereda setelah 2 hari, namun keluhan
lain, seperti nyeri sendi, sakit kepala dan insomnia, pada sebagian besar
kasus akan menetap 5-7 hari.1, 5 Penderita bahkan dapat mengeluhkan
nyeri sendi dalam jangka waktu yang lebih lama. Nyeri sendi ini dapat
berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan pada beberapa
kasus hingga beberapa tahun, tergantung dari umur penderita.

F. Tahap-Tahap Chikungunya
1. Tahap Pre-Patogenesis
Host digigit nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus
chikungunya. Tahap pre-patogenesis penyakit chikungunya ini terjadi
pada manusia sehat yang memiliki faktor risiko. Salah satunya
terinfeksi virus chikungunya oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.
2. Tahap Patogenesis
a. Tahap subklinis/pra gejala/ tahap inkubasi
Pada tahap ini nyamuk Aedes aegypti telah menggigit dan virus
chikungunya menginfeksi tubuh. Lalu berinkubasi selama 2-12 hari
dengan rata-rata 3-7 hari (Widodo, 2010). Meskipun virus telah
masuk dan berkembang biak di dalam tubuh tetapi belum
menunjukkan adanya gejala.
b. Tahap klinis/tahap penyakit
Demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi
dan otot, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan,
meski gejalanya mirip dengan demam berdarah dengue, pada

7
chikungunya tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan (shock)
maupun kematian.
c. Tahap laten/periode infeksi/tahap penyakit lanjut
Kaku otot dan sendi sehingga organ tubuh yang terserang virus
tidak bias digerakan; stroke (sementara).
3. Tahap Pasca-Patogenesis
Pada demam Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (Syok)
maupun kematian tetapi penderita akan mengalami kelumpuhan
motorik yang tidak permanen. Manifestasi penyakit berlangsung 3 – 10
hari. Penyakit ini termasuk Self Limiting Disease alias akan sembuh
sendiri. Namun rasa nyeri masih akan terasa dalam beberapa minggu
atau bulan. Penyakit ini akan hilang dengan sendirinya dalam kurun
waktu tiga sampai sepuluh hari.

G. Epidemologi dan Faktor Determinan


Chikungunya tersebar di daerah tropis dan subtropics dengan penduduk
padat
sepertti Afrika, India, dan Asia Tenggara
Faktor Determinan
1. Agent, Virus Chikungunya (CHIKV), suatu arthropoda borne virus
(arbovirus) dari genus althavirusec family togaviridea, yangpada
umumnya disebarluaskan melalui gigtan nyamuk Aedes Aegypti atau
aedes albopictus.
2. Host, Virus Chikungunya (CHIKV), diyakini memiliki siklus
sylvatic dan terdapat pada monyet verver, babon, monyet macaque, lemur
dan tikus.
3. Environment, para Ae spesies, Albopictus berkembangbiak
ditempat yang tergenang air, seperti sekam kapal, buah kakoa, tubing
pohon, kolam, serta genangan air.

8
BAB III
CARA PENGENDALIAN

1. Simpul A (Sumber Penyakit)


• Promosi Kesehatan agar meningkatkan sumber daya manusia.
• Perlindungan khusus seperti membersihkan kamr mandi, selokan, air yang
tergenang disekitar rumah dan jangan menggantung pakaian yang sudah
dipakai.
• Gunakan lation penolak nyamuk atau sejenisnya.
2. Simpul B ( Agent sudah ada di lingkungan-Ambient)
• Mengetahui dan mendeteksi penderita penyakit cikungunya agar waspada
• Mengetahui dan memahami ciri-ciri penyakit chikungunya
• Menerapkan PHBS
3. Simpul C, penduduk yang dalam darahnya terdapat virus Chik karena
telah tertular dari orang lain melalui vektor yaitu nyamuk.
• Pengontrolan darah setiap saat
• Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
• Melakukan pemeriksaan dan pengobatan
4. Simpul D (Penangana setelah sakit – Dampak)
• Selalu menjaga lingkungan sekitar rumag rapid an bersih, agar tidak
terjangkit lagi
• Melakukan PSN

Cara Pencegahan :

➢ Penderita sebaiknya diisolasi dari gigitan nyamuk, sehingga dapat


mencegah penularan ke orang lain.

9
➢ Setiap orang dapat mencegah gigitan nyamuk penular demam
chikungunya dengan kelambu, obat nyamuk bakar dan semprot atau
dengan kasa anti nyamuk.
➢ Pencegahan terbaik adalah membebaskan sarang nyamuk di setiap rumah,
asrama, sekolah, masjid, terminal dan tempat-tempat umum lainnya.
➢ Pembersihan sarang nyamuk di rumah sendiri adalah sangat penting, tetapi
adanya sarang nyamuk di rumah tetangga merupakan ancaman penyebaran
demam chikungunya, karena nyamuk dapat terbang sangat jauh.

Langkah Pengobatan:
Chikungunya merupakan yang sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksinnya,
pengobatan hanya bersifat simtomatis dan suportif.
1. Simtomatis
• Antipiretik : Parasetamol atau asetaminofen (untuk meredakan demam)
• Analgetik : Ibuprofen, naproxen dan obat Anti-inflamasi Non Steroid
(AINS) lainnya (untuk meredakan nyeri persendian/athralgia/arthritis)
2. Suportif
• Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan
• Minum banyak untuk mengganti kehilangan cairan tubuh akibat muntah,
keringat dan lain-lain.

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus
Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau
“group A” antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai
daerah di Indonesia. Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari
daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai
selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus
dari famili Togaviridae.
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh
nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus
menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis
(berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).

B. Saran
Penyakit chikungunya dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat
dan beberapa tindakan pencegahan. Menggunakan obat nyamuk atau picadirin
pada kulit dan pakaian, serta menghindari bepergian ke daerah yang mengalami
wabah merupakan sedikit contoh pencegahan penyakit ini. Selain itu, gejala
penyakit chikungunya juga perlu diperhatikan ,meliputi nyeri sendi, demam, sakit
kepala, pembengkakan sendi, mual dan muntah. Diagnosis chikungunya dengan
melakukan pemeriksaan darah seperti Enzyme-Linked Immunosorbent Assay
(ELISA) juga dianjurkan apabila diperlukan. Penerapan tindakan pencegahan
penyakit chikungunya sangat lah penting, karena Hingga kini belum ada vaksin
atau pengobatan antivirus untuk mencegah chikungunya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Eckholim Erik.p.1981.Lingkungan sebagai Sumber Penyakit.PT Gramedia


file:///D:/My%20Documents/Downloads/Documents/Chapter%20II_2.pdf
https://www.academia.edu/10049199/Makalah_biologi_tentang_penyakit_chikun
gunya
https://www.alodokter.com/chikungunya
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/apa-itu-flu-tulang-chikunguya/
https://prezi.com/luucoqizw9wl/penyakit-berbasis-lingkungan/

12

Anda mungkin juga menyukai