Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM PENYAKIT MENULAR

Penyakit Chikungunya

OLEH :

Kelompok 7
YULYA LASMITA J1A116302

ARUM RAFIKA J1A116313

RIRIN SABRINA J1A116294

DEKA MAHYUNI J1A116296

ASWAR J1A116331

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmatnya sehingga saya dapat menyusun makalah
yang berjudul Program Penanggulangan Penyakit Chikungunyah Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang pada makalah ini. Harapan
saya semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan manfaat Penulisan
D. Metode Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian penyakit chikungunya

B. Penyebab penyakit chikungunya

C. Cara penularan virus chikungunya

D. Gejala-gejala dari penyakit chikungunya

E. Diagnose penyakit chikungunya

F. Pengobatan Penyakit chikungunya

G. Pencegahan wabah Chikungunya

H. Faktor resiko dari penyakit chikungunya

I. Tatalaksana penyakit chikungunya

J. Landasan hokum penyakit chikungunya

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chikungunya adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus, yaitu virus chikungunya. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti, yang juga merupakan nyamuk penyebar penyakit demam
berdarah.Penyakit ini banyak dijumpai di daerah tropis. Umumnya di daerah
padat penduduk,mobilitas penduduk yang tinggi, curah hujan yang tinggi dan
banyaknya tempat yang memungkinkan berkembangbiaknya nyamuk penular.
Gejala klinis penyakit chikungunya juga mirip dengan demam berdarah,
namun pada penyakit chikungunya tidak terjadi shock dan kematian. Salah satu
gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit
pada tulang-tulang, sehingga ada yang menamainya sebagai demam tulang atau
flu tulang.
Wabah chikungunya pertama kali dilaporkan di Tanzania pada tahun
1952, kemudian menyebar sampai Indonesia pada tahun 1973. Demam
Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, dan kemudian berkembang
ke wilayah-wilayah lain.
Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam
Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang
berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa
penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Sebenarnya penyakit ini tidak
begitu berbahaya dan tidak menimbulkan kematian seperti demam berdarah.
Bahkan penyakit chikungunya ini dapat sembuh sendiri (self limiting disease).
Oleh karena itu, penyakit ini tidak perlu terlalu dicemaskan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan penyakit Chikungunya ?

2. Apa saja penyebab penyakit Chikungunya ?

3. Bagaimana cara penularan virus Chikungunya tersebut ?

4. Apa saja gejala-gejala dari penyakit chikungunya ?

5. Bagaimana diagnose penyakit chikungunya ?

6. Bagaimana pengobatan Penyakit chikungunya ?

7. Bagaimana cara pencegahan wabah Chikungunya ?

8. Apa saja faktor resiko dari penyakit chikungunya ?

9. Bagaimana tatalaksana penyakit chikungunya ?


10. Apa saja landasan hokum penyakit chikungunya?

C. Tujuan Dan Manfaat

1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan penyakit Chikungunya

2. Untuk mengetahui Apa saja penyebab penyakit Chikungunya

3. Untuk mengetahui Bagaimana cara penularan virus Chikungunya tersebut

4. Untuk mengetahui Apa saja gejala-gejala dari penyakit chikungunya

5. Untuk mengetahui Bagaimana diagnose penyakit chikungunya

6. Untuk mengetahui Bagaimana pengobatan Penyakit chikungunya

7. Untuk mengetahui Bagaimana cara pencegahan wabah Chikungunya

8. Untuk mengetahui Apa saja faktor resiko dari penyakit chikungunya

9. Untuk mengetahui Bagaimana tatalaksana penyakit chikungunya

10. Untuk mengetahui apa saja landasan hokum penyakit chikungunya


II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit chikungunya


Nama chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita yang berarti posisi tubuh yang meliuk atau melengkung. Hal ini
mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri hebat pada
persendian (arthralgia).
Menurut lembar data keselamatan (MSDS) kantor keamanan
laboratorium Kanada, nyeri sendi ini terjadi terutama pada sendi lutut,
pergelangan kaki sreta persendian tangan dan kaki.
B. Penyebab Penyakit chikungunya
Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus yang disebut virus
chikungunya (CHIKV). Virus chikungunya ini termasuk keluarga togaviridae,
genus alphavirus. Virus ini ditularkan dari satu penderita ke penderita lain oleh
nyamuk. Jenis nyamuk penyebar penyakit ini adalah nyamuk aedes aegypti yang
juga merupakan nyamuk penyebar demam berdarah.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini akan berkembang biak di dalam
tubuh manusia. Virus ini menyerang semua usia, baik anak anak maupun orang
dewasa. Jika seseorang pernah terinfeksi oleh virus ini, maka tubuhnya akan
membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap penyakit ini di
kemudian hari.oleh karena itu, kecil kemungkinan bagi orang yang pernah
terkena penyakit chikungunya ini untuk terinfeksi lagi.

Gambar nyamuk dan Telur Aedes aegypti dan Aedes albopictus


(Sumber : Medical Entomology, 2002 )
C. Cara Penularan Chikungunya
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan
alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti.
jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali
ditempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan
laut, karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga
tidak memungkinkan bagi nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan
dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam dengan
bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk Aedes
aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan
hidupnya. Sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih
menyukai darah manusia dari pada binatang.

Penularan penyakit Chikungunya terjadi melalui gigitan nyamuk


Aedes aegypti betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam
tubuhnya dari penderita lain. Nyamuk Aedes aegypti sering menggigit
manusia pada waktu pagi dan siang. Penyakit ini sering terjadi di daerah
tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul
akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia. Aedes aegypti
mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk memenuhi
lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif
sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah , nyamuk ini hinggap
(beristirahat) di dalam atau diluar rumah. Tempat hinggap yang disenangi
adalah benda-benda yang tergantung dan biasanya ditempat yang agak gelap
dan lembab. Disini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.
Selanjutnya nyamuk betina akan meletakkan telurnya didinding tempat
perkembangbiakan, sedikit diatas permukaan air. Pada umumnya telur akan
menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air. Jentik
kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Jarak terbang nyamuk berkisar 40 hingga 100 meter, korban gigitan
nyamuk biasanya berada disekitar jarak tersebut dari sarang nyamuk. Selain
itu faktor lingkungan seperti ketersediaan tempat penampung air dan
kepadatan hunian suatu tempat tinggal akan mempercepat penyebaran atau
penularan penyakit chikunguya. Semakin padat hunian suatu tempat maka
semakin mudah pula nyamuk menularkan penyakit ini.

D. Gejala Penyakit chikungunya


Gejala utama penyakit chikungunya adalah tiba tiba tubuh menjadi
demam dan diikuti dengan terasa linu di persendian. Bahkan karena salah satu
gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit
pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa
menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.
Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala,
menggigil, kemerahan pada konjunktiva, pembesaran kelenjar getah bening di
bagian leher, mual, muntah. dan kadangkadang disertai dengan gatal pada ruam.
Terjadi penyembuhan sempurna dan diikuti dengan adanya imunitas didalam
tubuh. Pada penyakit chikungunya ini terjadi demam tinggi yang timbul secara
tiba tiba disertai menggigil dan muka kemerahan. Penderita akan menderita
demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak dengan kulit kemerahan.
Ruam-ruam merah tersebut muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah
disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak
yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta
terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan
sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada
anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali
dijumpai perdarahan maupun syok. Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering
muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang
penderita merasa lumpuh sebelum berobat. Sendi yang sering dikeluhkan
antara lain sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
Nyeri otot dapat terjadi pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala
dan di sekitar bahu. Kadang dpat terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata
kaki. Pada anak anak dapat terjadi kejang dan penurunan kesadaran. Kejang
yang terjadi ini disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi, bukan karena
disebabkan oleh penyakitnya secara langsung. Selain itu kadang dijumpai
pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher. Penyakit ini tidak sampai
menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan
kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa
ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan
sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa
menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Meskipun dalam beberapa kasus
kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai
riwayat sering nyeri tulang dan otot.

E. Diagnosa Penyakit chikungunya


Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara
lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA.
Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaat digunakan untuk kepentingan
epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis
sehari hari.

F. Pengobatan Penyakit chikungunya


Demam Chikungunya termasuk self limiting disease atau penyakit yang
sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit
ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simptomatis atau menghilangkan
gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti
golongan parasetamol. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan
antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang
bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.
Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat
untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup
banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya
tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan
penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan
yang meningkat saat terjadi demam.
G. Pencegahan Penyakit chikungunya
Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk
pembawa virusnya yaitu nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini, senang hidup dan
berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga
kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Selain itu, nyamuk
bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung
seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga
menyenangi tempat yang gelap dan pengap.
Cara yang sering dipakai antara lain:
1. Menguras bak mandi
2. Menutup tempat penampungan air
3. Mengubur sampah terutama yang dapat menampung air
4. Menaburkan larvasida
5. Memelihara ikan pemakan jentik
6. Pengasapan
7. Pemakainan obat anti nyamuk
8. Pemakaian kawat kasa di rumah
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari
golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.
Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di
dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.

H. Faktor Resiko Penyakit chikungunya


Kedekatan tempat perkembangbiakan vektor nyamuk dengan tempat
tinggal manusia merupakan faktor risiko yang signifikan untuk chikungunya
serta penyakit lain yang sama dengan spesies ini. Selama wabah, insektisida
dapat disemprotkan untuk membunuh nyamuk dewasa. Untuk perlindungan
selama wabah chikungunya, pakaian yang digunakan harus yang panjang untuk
menutup kulit sehingga nyamuk tidak langsung mengigit serta
penggunaanrepellents anti nyamuk sesuai ketentuan .Bagi mereka yang tidur
pada siang hari seperti anak-anak, orang sakit atau tua, sebaiknya menggunakan
kelambu yang berinsektisida.
Faktor risiko untuk menderita penyakit chikungunya hampir sama
dengan demam berdarah yaitu keberadaan virus dan nyamukaedes
aegypti sebagai vektor penularnya. Disamping itu daya tahan tubuh pejamu
berperan dalam manifestasi penyakit ini. Keberadaan nyamuk aedes
aegypti sebagai vektor penyakit ini berhubungan erat dengan keadaan sanitasi
Iingkungan. Kebiasaan-kebiasaan manusia yang dapat menyebabkan timbulnya
tempat perindukan dan tempat istirahat nyamuk serta kebiasaan tidak
melindungi diri dari gigitan nyamuk merupakan salah satu faktor risiko untuk
menderita penyakit ini.

I. Tatalaksana Penyakit chikungunya


Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk chikungunya. Cukup
mengonsumsi obat-obat simptomatik (pereda gejala) seperti obat penurun panas
atau penghilang rasa sakit. Yang penting cukup istirahat, minum, dan makanan
bergizi. Virus chikungunya ini termasuk self limiting disease alias akan hilang
dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri akan tetap ada dalam hitungan minggu.
Bagi penderita, sangat dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi,
cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar.
Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun
nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti
semula. Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk menghadapi
penyakit ini. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat
rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga
disarankan untuk menghilangkan gejala demam.
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nama chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita yang berarti posisi tubuh yang meliuk atau melengkung. Hal ini
mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri hebat pada
persendian (arthralgia).

Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus


Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau
group A antropho borne viruses. Virus chikungunya termasuk kelompok virus
RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari
arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae.
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah
endemis.
Gejalanya adalah demam, sakit persendian, nyeri otot, bercak kemerahan
pada kulit, dan sakit kepala. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap
keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik,
karena bersifat self limited disease, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu
tertentu.
B. SARAN
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta
minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Cara
mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk
memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan
penularannya.
DAFTAR PUSTAKA

Safar, Rosdiana. 2003. Parasitologi kedokteran: Entomologi. Padang:Fakultas


Kedokteran Universitas Baiturrahmah.

Yumantini Fatmi Oktikasari, Dkk. 2008. Faktor Sosiodemografi dan


Lingkungan Yang Mempengaruhi Kejadian Luar Biasa Chikungunya
Di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006. Mahasiswa
kesehatan lingkungan, fakultas kesehatan masyarakat, Universitas
Indonesia, Depok 16424, Indonesia.
Kesumawati Hadi Upik. 2010. Penyakit Tular Vektor: Penyakit
Chikungunya. Bagian Parasitologi & Entomologi Kesehatan Fakultas
Kedokteran Hewan IPB

Anda mungkin juga menyukai