PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekitar 200-300 tahun lalu virus chikungunya (Chik) merupakan virus pada
hewan primata di tengah hutan atau savanna di Afrika. Satwa primata yang dinilai
sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp), Cercopithecus sp. Siklus di
hutan (sylvatic cycle) di antara satwa primata dilakukan oleh nyamuk Aedes sp (Ae
africanus, Aeluteocephalus, Aeopok, Ae. furciper, Ae taylori, Ae cordelierri).
Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan identifikasi virus baru berhasil
dilakukan ketika terjadi wabah di Tanzania 1952-1953. Baik virus maupun
penyakitnya kemudian diberi nama sesuai bahasa setempat (Swahili), berdasarkan
gejala pada penderita. Maka hadirlah chikungunya yang berarti (posisi tubuh) meliuk
atau melengkung (that which contorts or bends up).
Setelah beberapa lama, perangai virus chikungunya yang semula bersiklus
dari satwa primata-nyamuk-satwa primata, dapat pula bersiklus manusia-nyamukmanusia. Tidak semua virus asal hewan dapat berubah siklusnya seperti itu. Di daerah
permukiman (urban cycle), siklus virus chikungunya dibantu oleh nyamuk Ae
aegypti.
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah tentang penyakit chikungunya ini adalah untuk
menjelaskan bagaimana epidemiologi penyakit chikungunya.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana epidemiologi
penyakit chikungunya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili Afrika yang berarti posisi tubuh
meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur
penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).
Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri otot yang
bersifat epidemik dan endemic yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh
beberapa jenis nyamuk yaitu Ae. Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan
Mansonia sp. Meski pun penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat
menimbulkan rasa nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan
dan dapat berlangsung selama 2 bulan.
2.2. Etiologi
Agent (virus penyebab) adalah virus chikungunya, kelompok Alphavirus atau
group A antrophod borne viruses, famili Togaviridae. Penyakit ini mirip dengan
demam berdarah dengue (DBD) namun DBD disebabkan oleh virusgroup B
antrophod borne viruses. Virus Chikungunya dapat dilihat dalam skema klasifikasi
berikut.
Skema 1. Klasifikasi virus Chikungunya
2.8. Diagnosis
Untuk memastikan diagnosis perlu pemeriksaan laboratorium serum manusia,
yaitu pemeriksaan serologis (IgM/IgG) dengan cara ELISA.
2.9. Epidemiologi Penyakit Chikungunya
2.9.1. Distribusi dan Frekuensi
Penyakit Chikungunya terjangkit di berbagai negara di dunia. Berikut adalah
penyebaran penyakit chikungunya di beberapa negara.
Tabel 1. Distribusi Chikungunya
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tahun
1952
1958
1964
1964
1964
1964
1973
1979
Negara
Tanzania
Thailand
India
Kamboja
Vietnam
Sri Lanka
Filipina
Indonesia
No.
1.
2.
3.
Tahun
1979
1982
1983
Daerah
Bengkulu
Jambi
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan
4.
5.
6.
1985
2001
2002
Sulawesi Selatan
Maluku, Sulawesi, Irian Jaya
Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat
Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa
7.
2009
Barat
Sumatera Utara
Kabupaten / Kota
Paluta
Serdang Bedagai
Deli Serdang
Asahan
Labuhan Batu Utara
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu
Nias Selatan
Langkat
Jumlah Kasus
48
715
80
93
276
151
59
80
70
2.9.4. Determinan
Penyebab terjadinya penyakit Chikungunya sama seperti Demam Berdarah
Dengue (DBD), yaitu virus (alphavirus), vektor (Nyamuk) serta lingkungan yang
tidak bersih.
2.10. Perilaku Nyamuk Aedes Aegypti
dan
protein
serta
minum
sebanyak
mungkin,
memperbanyak
mengkonsumsi buah-buahan segar, minum jus buah segar serta istirahat yang cukup
(Suportif). Setelah lewat lima hari, bisanya demam akan berangsur-angsur reda, rasa
ngilu dan nyeri pada persendian dan otot berkurang dan penderitanya akan sembuh
seperti semula.
2.11.2. Pencegahan dan Pengendalian Vektor
Pengendalian vektor (Nyamuk) dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Penyehatan Lingkungan
Penyehatan lingkungan dapat dilakukan melalui penggunaan kasa atau bahan
penutup untuk ventilasi guna mencegah masuknya Nyamuk ke dalam rumah. Di
samping itu, cara yang mudah dan murah adalah dengan menguras dan menutup
tempat penampungan air serta menimbun barang-barang bekas.
b. Insektifikasi
BAB III
PENUTUP
Chikungunya merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus. Penyakit tersebut ditularkan melalui vektor, yaitu Nyamuk Aedes Aegypti.
Penyakit Chikungunya tidak menimbulkan kematian seperti pada penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) walaupun memiliki gejala yang mirip. Maka, penyakit ini
akan sembuh sendiri setelah beberapa hari. Nmun demikian, diperlukan upaya
simptomatif dan suportif agar pasien cepat pulih dari penyakitnya.
Hal yang perlu dilakukan adalah mengendalikan vektor. Seperti halnya DBD
maka pengendalian Nyamuk yang dilakukan adalah dengan beberpa cara, seperti
Penyehatan Lingkungan, Insektifikasi, Hayati dan Radiasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Analisa, 2009. Sumut KLB Chikungunya. www.analisa.co.id. Diakses tanggal 1
Juli 2009.
Depkes, 2009. Chikungunya tidak Menyebabkan Kelumpuhan dan Kematian.
http//:www.depkes.go.id. Diakses tanggal 2 Juli 2009.
Depkes,
2003.
Kecenderungan
KLB
Chikungunya
di
Indonesia.
Semarang,
2009.
Mengenal
Chikungunya.
11
http//:www.dinkes-