( CHIKUNGUNYA )
OLEH
KELOMPOK 14 :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus yang
disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies nyamuk Aedes Aigepty. Chikungunya berasal
dari kata dalam bahasa Swahili yang berarti melengkung keatas berdasarkan gejala pada
penderita yang bentuk tubuhnya melengkuk dan mengacu pada posisi tubuh yang
melengkung akibat dari nyeri sendi. Nyamuk Aedes Aegypti ini merupakan perantara virus
chikungunya yang dapat menularkan dari satu penderita ke penderita lainnya.
Menurut data World Health Organization (WHO) didapatkan hasil bahwa pada bulan
November 2013 terdapat lima kasus chikungunya yang sudah terbukti dengan adanya ciri-ciri
seperti nyeri sendi dan badan terasa lemah. Kemudian pada tanggal 10 desember 2013
terdapat 20 kasus terinfeksi chikungunya (WHO, 2013). Data di tahun 2007 sampai tahun
2012 di beberapa provinsi di Indonesia terjadi kejadian luar biasa Chikungunya dengan
jumlah 149.526 kasus tanpa kematian, maka perlu untuk waspada terhadap penyakit ini
(Kemenkes, 2013).
Virus ini menyerang secara mendadak di daerah endemis. Masih banyak anggapan di
dalam masyakat bahwa demam chikungunya atau demam tulang ini sebagai penyakit yang
berbahaya sehingga membuat cemas dan menganggap bahwa penyakit ini dapat
mengakibatkan kelumpuhan. Pada saat virus ini berkembang biak didalam darah, penderita
akan merasa nyeri pada bagian tulang dan takut untuk menggerakkannya.
Gejala chikungunya umumnya akan membaik tanpa komplikasi setelah 7-10 hari.
Namun, dapat pula timbul komplikasi berupa uveitis, retinitis, myokarditis, hepatitis, nefritis,
lesi kulit bulosa, perdarahan, dan meningoensefalitis.
Terapi chikungunya hanya bersifat simtomatik dan belum ada terapi spesifik. Pasien
disarankan untuk beristirahat, diberikan terapi cairan, serta konsumsi analgesik untuk
meringankan gejala polyathralgia. Apabila terjadi nyeri sendi yang persisten, dapat diberikan
analgesik dan dilakukan fisioterapi.
BAB II
PEMBAHASAN
EPIDEMIOLOGI CHIKUNGUNYA
A. Agent
Virus chikungunya (CHIKV), suatu arthropoda borne virus (arbovirus) dari genus
Alphaviruses famili Togaviridae, yang pada umumnya disebarluaskan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
B. Host
Virus Chikungunya (CHIKV) diyakini memiliki siklus sylvatic dan terdapat pada
monyet vervet, babon, monyet macaque, lemur dan tikus. Pada manusia, virus ini tidak
memiliki pengaruh khusus terhadap usia atau jenis kelamin tetapi tampak bahwa anak-anak,
orang tua dan keadaan immunocompromise merupakan yang paling mudah terpengaruh.
C. Environment
D. Transmisi
Global
Berbagai kejadian epidemi telah dilaporkan di beberapa negara di Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Strain yang berbeda dari virus chikungunya dengan siklus transmisi yang
bervariasi telah dilaporkan dari lokasi yang berbeda-beda. Varian Afrika dapat menetap
selama bertahun-tahun dengan kejadian wabah yang cukup sering terjadi akibat siklus
sylvatic yang dipertahankan antara kera dan nyamuk. Pada varian asia, epidemik
dipertahankan oleh siklus urban, dengan karakteristik inter-epidemic quiescence yang
panjang selama 10 tahun atau lebih.
Indonesia
Di Indonesia dilaporkan wabah Chikungunya pertama kali pada tahun 1982 di Jambi
dan Yogyakarta tahun 1983. Setelah sekitar 20 tahun menghilang, pada tahun 2001-2002
chikungunya timbul kembali dengan jumlah yang lebih besar. Wabah chikungunya
dilaporkan di Aceh, Sumatera Selatan, Bangka, Jawa Barat (Bogor, Karawang, Bekasi), Jawa
Tengah, Sulawesi Utara (Manado).
Mortalitas
Mortalitas chikungunya dilaporkan 10,6% dan ditemukan lebih banyak pada pasien
berusia lanjut. Faktor risiko yang paling sering ditemukan yang berhubungan dengan
mortalitas tinggi dan infeksi berat adalah kelainan kardiovaskular, gangguan respirasi, dan
gangguan neurologis.
ETIOLOGI CHIKUNGUNYA
PENULARAN CHIKUNGUNYA
Melalui gigitan nyamuk yang mengandung virus chikungunya Secara per inhalasi
terutama pada pekerja laboratorium yang bekerja dengan ceroboh, virusnya bisa terisap lalu
masuk ke dalam peredaran darah, berkembang biak dan tersebar ke seluruh tubuh
menimbulkan viremia.
Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi,
umumnya penderita chikungunya mengalami gejala, seperti:
Gejala di atas biasanya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa
virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam seminggu. Tapi pada sebagian
penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai
menyebabkan kematian, gejala chikungunya yang parah dapat
Menyebabkan kelumpuhan sementara.
PENGOBATAN CHIKUNGUNYA
Dokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol atau
ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien juga akan
disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.
PENCEGAHAN CHIKUNGUNYA
Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA